Kamis, 12 Desember 2019

SEJARAH DAN RENUNGAN




1) Reformasi politik 98 tetap meninggalkan aneka kisah diskriminasi.  Lima kisah cinta yang terselip dalam lima kasus diskriminasi di Indonesia, direkam dalam buku puisi esai Atas Nama Cinta (In The Name of Love)

https://www.facebook.com/groups/970024043185698/permalink/1204201439767956?sfns=mo

2) Perjalanan batin bersentuhan dengan kitab suci dan para tokoh dunia menghasilkan renungan, dalam buku Jiwa Yang Berzikir (A Passionate Soul)

https://www.facebook.com/groups/970024043185698/permalink/1027495410771894?sfns=mo

3) Hikayat, Ironi dan kearifan aneka peradaban berbuah buku Roti Untuk Hati (Bread For The Heart)

https://www.facebook.com/groups/970024043185698/permalink/1245086179012815?sfns=mo

4) Demonstrasi di seberang Istana dengan payung hitam, mencari keluarga yang hilang, setiap hari kamis, sudah berlangsung lebih dari sepuluh tahun. Kisah cinta itu menguak sepotong sejarah Indonesia: Kutunggu di Setiap Kamisan (Every Thursday Will I Await Your Return)

https://www.facebook.com/groups/163866001106512/permalink/429766687849774?sfns=mo

Lomba Kritik Sastra Pertama Menggunakan VLOG

“Ini lomba kritik sastra pertama di Indonesia yang menggunakan VLOG,” ujar Ketua AGBSI (Asosiasi Guru dan Bahasa Seluruh Indonesia), Jajang Priatna. Anak- anak SMA di zaman sekarang mulai beralih mengekspresikan opini dari teks menuju VLOG, video blogging.

Tanggal 20 November 2019, tim juri yang terdiri dari Agus Sarjono, Jamal D Rahman, Narudin, Tatang Abdulah, Joni Anadinata, dengan persetujuan ketua AGBSI mengumumkan pemenang lomba kritik sastra.

Ini lomba yang terbuka untuk umum, terutama  guru sastra dan bahasa di seluruh Indonesia untuk menuliskan esai. Sementara bagi anak - anak SMA juga di seluruh Indonesia mengekspresikannya melalui VLOG. Adapun yang dikritik adalah salah satu dari empat buku puisi esai karya Denny JA: Atas Nama Cinta, Roti untuk Hati, Jiwa yang Berzikir dan Kutunggu di Setiap Kamisan.

Pemenang lomba dapat dilihat di web AGBSI ataupun di Facebook Kritik Sastra Buku Karya Denny JA. Untuk lomba Vlog, ada pemenang 1,2,3 dan 22 pemenang harapan. Untuk lomba esai, ada pemenang 1,2,3 dan 10 pemenang harapan. Total hadiah berjumlah 112 juta rupiah (seratus dua belas juta rupiah).

Para guru dan siswa umumnya menyambut baik muncul genre sastra puisi esai yang dipelopori Denny JA. Di samping bahasa puisinya mudah, dengan hadirnya catatan kaki, membuat guru atau siswa mudah menyusuri sumber berita. Puisi esai mengawinkan fakta dan fiksi menjadi satu kesatuan.

Lomba kritik sastra juga dianggap menjadi stimulasi bagi guru dan siswa lebih aktif mengapresiasi karya sastra. Lomba kritik sastra seperti itu sudah lama absen di ruang publik kita.

Denny JA menyatakan ia tak menduga jika genre puisi esai berkembang sepesat itu. Di samping, ia menjadi lomba kritik sastra yang diorganisir oleh asosiasi guru sastra dan bahasa, puisi esai juga menjadi ekspresi diplomasi 10 penyair Indonesia dan Malaysia menggambarkan hubungan dua negara. Bahkan kini tengah disiapkan naskah  35 film @50 menit, yang semuanya berdasarkan puisi esai soal local wisdom dari Aceh hingga Papua.

Denny juga berpandangan Vlog, Video Blogging, memang akan menjadi medium utama ekspresi opini anak anak milineal. Zaman audio visual pelan pelan menggantikan zaman yang bertumpu pada teks.****


Link: https://www.gatra.com/detail/news/458441/gaya-hidup/agbsi-umumkan-pemenang-lomba-kritik-sastra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar