Senin, 30 Januari 2023

Pengenceran



Larutan didefinisikan sebagai campuran yang homogen antara 2 macam zat ataupun lebih. Larutan terdiri dari pelarut dan zat terlarut. Umumnya zat terlarut jumlahnya lebih sedikit dibanding pelarut. Sedangkan pelarut bisa berupa air ataupun cairan organik seperti metanol, etanol, aseton dan lain-lain.

Pengertian Pengenceran

Pengenceran Larutan adalah proses penurunan Konsentrasi larutan dengan penambahan zat pelarut seperti air ke dalam Larutan yang pekat untuk menurunkan Konsentrasi Larutan dari yang semula pekat menjadi lebih encer guna keperluan didalam Laboratorium. Pengenceran pada prinsipnya hanya menambahkan pelarut saja, sehingga jumlah mol zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah mol zat terlarut sesudah pengenceran.

Dengan kata lain jumlah mmol zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah mmol zat terlarut sesudah penegenceran atau jumlah gr zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah gr zat terlarut sesudah pengenceran.

Apabila konsentrasi larutan dinyatakan dalam skala volumetrik, jumlah solute yang terdapat dalam larutan pada volume tertentu akan setara dengan hasil kali volume dan konsentrasi.

Jumlah solute = Volume × Konsentrasi

Rumus Pengenceran

Jika suatu larutan diencerkan, volume akan meningkat dan konsentrasi akan berkurang nilainya, tetapi jumlah keseluruhan solute akan konstan. Jadi, dua buah larutan yang mempunyai konsentasi berbeda tetapi mengandung jumlah solute yang sama dapat dihubungkan dengan:

V1 x K1 = V2 x K2

Dengan demikian:

V1 = (V2 x K2) ÷ K1

K1 = (V2 × K2) ÷ V1

V2 = (V1 × K1) ÷ K2

K2 = (V1 × K1) ÷ V2

Dimana: V1 = volume larutan asal yang akan diencerkan (mL); K1 = konsentrasi larutan asal; V2 = volume larutan yang akan dibuat (mL); K2 = konsentrasi larutan yang akan dibuat.

Contoh Soal-1

Jika kita akan membuat 500 ml HCl 2 M menggunakan HCl 4 M maka berapa volume larutan HCl 4 M yang harus diambil untuk diencerkan?

Penyelesaian:

Diketahui: V2 = 500 mL, K2 = 2 M, K1 = 4 M. V2 = …?

V1 x K1 = V2 x K2  → V1 = (V2 x K2) ÷ K1

V1 x K1 = V2 x K2  → V1 = (2 M x 500 ml) ÷ 4 M

V1 x K1 = V2 x K2  → V1 = 250 mL

Dengan demikian, volume larutan HCl 4 M (V1) yang harus diambil untuk diencerkan volume larutan asal = 250 mL. Selanjutnya 250 mL larutan tersebut diencerkan dengan menambahkan air sebanyak sampai volume menjadi 500 mL pada meniskus labu ukur, sehingga dihasilkan larutan HCl 2 M.

Contoh Soal-2

Jika kita akan membuat 5 liter larutan AB-Mix dengan konsentrasi 1200 ppm menggunakan larutan Stok AB-Mix berkonsentrasi 20% maka berapa volume larutan larutan Stok AB-Mix 20% yang harus diambil untuk diencerkan?

Penyelesaian:

Diketahui: V2 = 5 L = 5000 mL, K2 = 1200 ppm M, K1 = 20% = 20 × 10000 = 200.000 ppm. V2 = …?

V1 x K1 = V2 x K2  → V1 = (V2 x K2) ÷ K1

V1 x K1 = V2 x K2  → V1 = (5000 mL × 1200 ppm) ÷ 200.000 ppm

V1 x K1 = V2 x K2  → V1 = 60 ÷ 2

V1 x K1 = V2 x K2  → V1 = 30 mL

Dengan demikian, volume larutan stok AB-Mix 20% (V1) yang harus diambil untuk diencerkan = 30 mL. Selanjutnya 30 mL larutan tersebut diencerkan dengan menambahkan air sampai volume menjadi 5000 mL, sehingga dihasilkan larutan AB-Mix siap aplikasi dengan konsentrasi 1200 ppm.


Tujuan :

  1. Mengetahui pembuatan larutan dari wujud bahan larutan pekat 
  2. Mengetahui tahapan – tahapan dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi yang beragam

Alat dan Bahan :

  1. enam pewarna buatan
  2. enam botol air mineral satu liter
  3. maat pipet atau pipet gondok
  4. enam labu ukur

Prosedur Percobaan

  1. Dalam satu kelas membawa enam warna pewarna buatan yang berbeda
  2. Dengan enam warna yang berbeda, buatlah larutan masing-masing pewarna dimasukan dalam botol air mineral satu liter
  3. Asumsi konsentrasi warna merah 12 M; warna merah muda 10 M; warna hijau 11 M; warna biru 9 M; warna coklat 8 M dan jingga 7 M.
  4. Lakukan perhitungan pengenceran dari masing-masing larutan enam warna tersebut : untuk kelompok 1 membuat 0,1 M; untuk kelompok 2 membuat 0,2 M, untuk kelompok 3 membuat 0,5 M; untuk kelompok 4 membuat 1 M; untuk kelompok 5 membuat 1,5 M; untuk kelompok 6 membuat 2 M.   
  5. Masukan larutan pekat ke labu ukue (dengan pemipetan) atau wadah dengan ukuran sesuai volume yang akan dibuat
  6. Tambahkan pelarut sampai ½ volume labu ukur
  7. Gojok atau aduk larutan atau aduk hingga homogen atau merata.
  8. Tambahkan air atau pelarut sampai batas volume dibuat pada labu ukur
  9. Gojok atau aduk lagi hingga merata lalu tutup dan simpan atau siap untuk digunakan. (Catatan: untuk labu ukur, ditutup terlebih dahulu lalu digojok hingga merata)

Kamis, 26 Januari 2023

Membuat Larutan NaCl

Tujuan :

  1. Mengetahui perbedaan pembuatan larutan dengan wujud bahan padatan
  2. Mengetahui tahapan – tahapan dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi yang beragam

Teori Dasar  :

Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven.

Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.

Natrium klorida ( sodium chlorida ) atau disebut juga dengan garam dapur dengan rumus kimia NaCl merupakan senyawa kimia berbentuk bubuk kristal padat berwarna putih, tidak berbau dan memiliki rasa asin.

NaCl merupakan larutan elektrolit yang kuat, yaitu larutan yang dapat menghantarkan arus listrik karena ketika berbentuk larutan NaCl kembali menjadi ion-ion yang dapat bergerak bebas. Ion yang bergerak bebas ini yang dapat menghantarkan arus listrik.

Karena merupakan senyawa ion maka NaCl mudah larut dalam air dingin, air panas, gliserol, dan amoniak, tetapi sukar larut dalam alkohol.

NaCl yang lebih dikenal dengan garam dapur biasa digunakan oleh orang atau dalam bidang industri sebagai penambah rasa pada makanan, bumbu masakan, dan pengawet alami.

NaCl juga digunakan untuk memproduksi senyawa-senyawa seperti natrium karbonat, asam klorida, dan baking soda. Digunakan juga dalam industri tekstil, industri kertas, industri karet, dan industri pemurnian minyak.

Tugas ;

  1. Buatlah enam kelompok 
  2. Buatlah Larutan NaCl 0.1 M, 0.2 M, 0.3 M, 0.4 M, 0.5 M, 0.6 M. dari Kristal Murni NaCl sebanyak x cc (sesuai labu ukur yang didapat)
  3. Prosedur dan pembahasan dibuat oleh masing-masing siswa
  4. Catat perhitungannya pada laporan sementara dan resmi kalian

Konsep Mol


Konsep Mol pada perhitungan kimia menyatakan hubungan persamaan antara mol dengan jumlah partikel, massa, molaritas, dan volume. 

Satu mol didefinisikan sebagai jumlah zat yang mengandung partikel zat itu sebanyak atom yang terdapat dalam 12,000 gram atom karbon – 12. 

Dalam satu mol suatu zat terdapat 6,022 x 10^23 partikel. Di mana, nilai 6,022 x 10^23 partikel per mol disebut sebagai tetapan Avogadro, dengan lambang L atau N.

Konsep mol dalam perhitungan kimia cukup penting karena dapat menjadi jembatan yang menghubungkan satu persamaan ke persamaan yang lain. Melalui konsep mol,  dapat mengetahui nilai yang sama antar satuan misalnya jumlah partikel dengan molaritas, molaritas dengan volume, atau bentuk lainnya. 

Sebagai gambaran untuk 1 mol besi memiliki 6,02 × 10^23 atom besi, untuk 2 mol besi memiliki 12,04 × 10^23, begitu seterusnya.

Berikut ini contoh yang menyatakan hubungan jumlah mol dan jumlah partikel untuk beberapa jenis partikel (atom, molekul, dan ion).

  • 1 mol besi (Fe) mengandung 6,02 × 10^23 atom besi di mana partikel unsur besi adalah atom
  • 5 mol CO2 mengandung 5 × 6,02 × 10^23 = 3,01 × 10^24 molekul CO2
  • 0,2 mol hidrogen mengandung 0,2 × 6,02 × 10^23 = 1,204 × 10^23 atom hidrogen
Penggunaan rumus konsep mol yang menyatakan hubungan jumlah mol dan massa dapat dilihat pada contoh soal mencari massa suatu senyawa berikut.

Contoh Soal Hubungan Jumlah Mol dan Massa





Diketahui gas CO2 dengan massa sama dengan 22 gram. Jika diukur pada tekanan 1 atm maka volume gas CO2 tersebut adalah …. (Ar: C = 12, O = 16)

Penyelesaian:
perlu menghitung Mr CO2 yang dapat digunakan untuk menentukan nilai mol CO2. Dari hasi hitung mol mol CO2 selanjutnya dapat digunakan untuk menghitung volume gas CO2.

1) Menghitung Mr CO2:
Mr CO2 = Ar C + 2 × Ar O
= 12 + 2 × 16
= 12 + 32 = 44 gram/mol

2) Menghitung mol CO2:
n = massa CO2/Mr CO2
= 22/44 = 0,5 mol

Menghitung Volume gas CO2 (STP):
V = n × 22,4
= 0,5 × 22,4 = 11,2 liter

Jadi, volume 22 gram gas CO2 pada keadaan STP adalah 11,2 liter.

Cara membuat Larutan H2SO4 1 N, 1000 ml

Larutan H2SO4 di botol umumnya memiliki konsentrasi  95-97%, kita anggap 96%.
Berat jenis = 1,84 g/ml
Berat Molekul = 98,08 g/mol

Langkah Pertama kita mencari Konsentrasi ( Normalitas ) H2SO4 pekat, rumusnya :
N=( ( 10x%xberat jenis)xvalensi)/BM
N=( ( 10x96%x1,84)x2)/98,08
N=36 N

Maka Perhitungan pembuatan larutan asam sulfat ( H2SO4 ) 1 N sebanyak 1000 ml adalah sebagai berikut :
Dengan menggunakan rumus pengenceran N1xV1=N2xV2
N1=36 N
N2=1 N
V1=…?
V2= 1000 ml
N1.V1=N2.V2
36.V1=1.1000
V1=1000.1/36
V1=27,8 ml
Jadi asam sulfat pekat yang dibutuhkan sebanyak 27,8 ml.

Sehingga cara pembuatan asam sulfat ( H2SO4 ) 1 N sebanyak 1000 ml adalah :

  1. Isi labu takar ukuran 1 liter dengan aquadest kira-kira 250 ml, lalu tambahkan 27,8 ml asam sulfat pekat secara perlahan.
  2. Gojog sebentar, kemudian tambahkan aquadest sampai tanda batas pada labu takar.
  3. Setelah dingin pindahkan larutan tersebut ke dalam botol reagen dan beri label.
  4. Pada pengenceran asam pekat labu takar harus diisi aquadest terlebih dahulu untuk menghindari panas yang spontan yang bisa menghasilkan letupan.

SOAL :
  1. Hitung berapakah mol molekul yang terdapat dalam 6 gram glukosa (C6H12O6)
  2. Hitunglah molaritas larutan yang terjadi jika 24 gram MgSO4 dilarutkan ke dalam 400 gram air
  3. Cara Membuat Larutan NaOH 1 N (1 M) sebanyak 1000 ml

Rabu, 25 Januari 2023

Sosialisasi dan Penandatangan Nota Kesepahaman


Golden Tiket PENS 

25 Januari 2023

Gedung Pascasarjana PENS

08.00 - 13.00

Sambutan : Aliridho Barakbah, S.Kom.,Ph.D (Direktur)


PENS Lagi berbenah untuk menuju kelas dunia, walaupun dibatasi ruang kelas

Capaian 2022 tercatat sebagai politeknik terbaik bidang teknik di Asia tenggara

Tiga keyword :

  1. Edukasi dengan mutu yang baik
  2. Memberikan hasil karya inovasi yang bermanfaat kepada masyarakat, tercatat ada sebagai perguruan tinggi inovasi terbaik se-Indonesia
  3. Mengembangkan jejaring, kolaborasi, kerjasama, dan kemanfaatan bersama-sama. Dengan mencoba beberapa model yang dikembangkan dalam Golden Tiket. Berbasis skolastik seberapa jauh dipakai dengan penerimaan mahasiswa di Pens secara kompatible
PENS memiliki : 78 lab, 4 riset center, dan 45 riset grup.

Lab merasa enjoy, enviromental work team antara dosen dan mahasiswa untuk "mengutak-atik" yang ada di sana

Seamolec Sains :

Pendidikan vokasi adalah program link and match menjadi tanggung jawab bersama


Sosialisasi Pens - Wakil Direktur Bidang Kurikulum (Dr. Bambang Sumantri, ST., M.Sc)

Scimago Institution Ranking 2022 Pens sebagai kampus Inovasi

Tahun 2021 ke 2022 mengalami kenaikan, Di Indonesia nomor 1, Asia tenggara nomor 5.

Pendidikan vokasi bisa mensejajarkan diri, Dari SMK sudah berprestasi bisa diberikan Golden Tiket, dengan regulasi penerimaan mahasiswa terpusat. 

Juara Umum kompetensi mahasiswa bidang informatika politeknik nasional KMIPN 2022

Ada 24 prodi, Ada 12 prodi sebagai sarjana terapan D-IV, 11 prodi reguler, 1 prodi jarak jauh, 10 prodi D-III. 

Ada 70 lab, yang jumlahnya lebih besar dari kelas.

D-III memungkinkan lanjut jenjang masuk sarjana terapan, dengan menyelesaikan dua semester. Dengan menyelesaikan proyek akhirnya

Program Golden Tiket dikawal saat masuk di semester awal, agar hasilnya lebih luar biasa lagi Menjadi Technopreneur IT, misalnya di peternakan, pertanian.

Dua prodi pasca sarjana, Informatika-Komputer dan Elektro. Pioner untuk membuka program doktor terapan

Pembinaan Technopreneur : Pens Sky Venture untuk pembinaan startup, Hampir setiap tahun pembinaan 5-10 tenant dalam inkubator bisnisnya. Kesempatan melihat dunia luar secara internasional melalui seamolec ke Jerman dan United Kingdom 

SNBPrestasi bisa 35 persen, SNBTes 40 persen, Mandiri 25 persen.



DR. Gatot - Seamolec

Golden tiket : untuk anak yang tidak pinter dan tidak kaya. Sehingga anak yang talenta darahnya berbisnis dan mempunyai usaha di daerahnya itu yang prioritasnya

  1. Bidang ketahanan pangan, misalnya anak yang jurusan perikanan, Trenggalek disiapkan 1 juta larva, ikan dari Bandung, dan kulinernya dari Jakarta
  2. Pendampingan UMKM
  3. Digitalisasi sekolah. Semuanya digitalisasi sekolah, mulai presensi dan arsip file 
  4. Pariwisata melalui metaverse, Misalnya Borobudur, Bromo

Sekolah smart school - Direktur Jenderal SMK

Tujuan SMK mengantarkan peserta didiknya bekerja dan wirausaha.

Reward bagi yang telah berwirausaha, merasakan jatuh bangun dalam kelas wirausaha.

Sehingga yang sukses sambil belajar melalui golden tiket

Karakter siswa yang tangguh, jujur dan sportif. Mengantarkan anak belajar sambil bekerja, kombinasi ini mengembangkan entrepreneur muda yang akan datang

Kesimpulan :

  1. Kegiatan tersebut merupakan sosialisasi tentang Perkuliahan Jarak Jauh PENS untuk jurusan DIII Informatika dan S-1 terapan jurusan telekomunikasi
  2. Bagi sekolah yang berniat menjadi mitra PJJ dapat melaksanakan penandatangan MoU






Tugas Algoritma

 Tantangan

Kerjakan soal-soal berikut secara individu!

  1. Buatlah suatu algoritma dengan menggunakan simbol instruksi untuk menghitung luas persegi!
  2. Buatlah flowchart dan pseudocode untuk menentukan luas permukaan kubus!
  3. Apakah dengan membuat algoritma dapat membantu kalian ketika menyelesaikan suatu masalah? Jelaskan!
  4. Dari ketiga penyajian algoritma yang sudah dipelajari, menurut kalian manakah yang paling mudah? Jelaskan!
Kerjakan tugas berikut secara berkelompok!
Buatlah simbol instruksi, flowchart, dan pseudocode dari proses berikut!

Seorang petugas kasir buku melakukan perhitungan ketika pelanggan melakukan pembelian buku. Petugas kasir ini dibantu dengan mesin untuk menangani proses pembayaran. 

Mesin menerima masukan berupa total yang harus dibayarkan dan total uang pembayaran pelanggan. Apabila jumlah uang pembayaran lebih besar atau sama dengan total yang harus dibayarkan maka mesin akan menunjukkan kembalian. Namun apabila sebaliknya maka mesin akan menampilkan "pembayaran kurang".

Sabtu, 21 Januari 2023

PTK

 PENDAHULUAN

Menurut Ki Hajar Dewantara, sebuah pendidikan berlangsung dalam tiga lingkungan, yaitu dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan dalam masyarakat, atau lebih dikenal dengan sebutan Tri Pusat Pendidikan. 

Dari ketiga lingkungan pendidikan tersebut, lingkungan sekolah adalah satu-satunya lingkungan belajar yang terbentuk secara formal. Mendidik merupakan tugas utama bagi orangtua kepada anaknya. Akan tetapi tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orangtua dalam keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Sekolah adalah sebuah lembaga formal yang dirancang untuk pengajaran peserta didik atau murid di bawah pengawasan pendidik atau guru.

Sebagai suatu lembaga formal, tentu sekolah mempunyai aturan-aturan dan tujuan yang jelas, salah satunya dalam hal pemberlakuan kurikulum yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan. Kurikulum berisi rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk pendidikan tertentu. Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti pada tiga tahun terakhir di kelas XII Kimia Industri SMK Negeri 5 Surabaya, dapat diketahui bahwa terdapat permasalahan dalam pembelajaran di kelas tersebut, diantaranya hasil belajar peserta didik rendah pada beberapa kompetensi dasar mapel Operasi Teknik Kimia. 

Salah satu kompetensi dasar dengan nilai rendah adalah Neraca Massa dan Energi, dan setelah dilakukan observasi lebih dalam pada kompetensi dengan hasil belajar rendah guru hanya melakukan metode ceramah dengan hanya menerangkan pada peserta didik, dan banyak peserta didik yang masih sulit memahami materi pelajaran. 

Hal ini dapat terlihat saat peserta didik diberikan pertanyaan oleh guru, hanya beberapa peserta didik saja yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Proses pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher-center) masih banyak diterapkan oleh para guru di kelas. Pembelajaran yang demikian lebih mementingkan hasil daripada proses pembelajaran itu sendiri, sehingga pembelajaran terkesan monoton dan menjenuhkan. 

Oleh karena itu proses pembelajaran yang masih berpusat pada guru sudah seharusnya diubah menjadi proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Untuk memulai perubahan tersebut, guru perlu menerapkan suatu model pembelajaran inovatif yang dapat membantu peserta didik untuk memahami materi ajar dan aplikasi serta relevansinya dalam kehidupan sehari-hari.

Alternatif yang bisa digunakan untuk memecahkan masalah pembelajaran kimia adalah dengan menggunakan Scientific Approach (Pendekatan Ilmiah). Pendekatan ini merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam implementasi kurikulum 2013

Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui pendekatan ilmiah, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati, menanya, mencoba/ mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan mengkomunikasikan.

Salah satu model pembelajaran yang memakai pendekatan ilmiah, salah satunya adalah model Project Based Learning (PBL). model project based learning (PjBL) yang terdiri dari 6 fase/tahapan, yaitu : Penentuan pertanyaan mendasar, Mendesaian perencanaan proyek, Menyusun jadwal, Monitor peserta didik dan kemajuan proyek, Melakukan penilaian, Mengevaluasi pengalaman

Adapun rancangan pembelajaran inovatif dalam hal ini dimaknai sebagai aktivitas persiapan pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan unsur-unsur pembelajaran terbaru di abad 21 dan terintegrasi dalam komponen maupun tahapan pembelajaran yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Unsur-unsur pembelajaran terbaru yang dimaksud, antara lain; TPACK (technological, pedagogical, content knowledge) sebagai kerangka dasar integrasi teknologi dalam proses pembelajaran,  HOTS (Higher Order Thinking Skills), Tuntutan Kompetensi Abad 21 atau 4C (Comunication, Collaboration, Critical Thinking, Creativity), kemampuan literasi, dan unsur-unsur lain yang terintegrasi dalam komponen maupun tahapan rencana pembelajarannya.

Model pembelajaran Project Based Learning dengan pendekatan TPACK diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu penelitian tindakan kelas ini disusun dengan judul PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PjBL UNTUK  MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN  OPERASI TEKNIK KIMIA.


METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan selama dua siklus. Setiap siklus terdiri dari beberapa tahap diantaranya perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi tindakan dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah peserta didik Kelas XII Kompetensi Keahlian Kimia Industri 2 SMK Negeri 5 Surabaya Provinsi Jawa Timur yang berjumlah 35 orang

Model pembelajaran yang digunakan adalah Project Based Learning, desain pembelajaran yang dilakukan adalah membuat media pembelajaran dari web blog guru berupa konten video yang dapat membuat peserta didik untuk menganalisa permasalahan yang ada dan tentunya berkaitan dengan materi saat pertemuan itu. Peserta didik secara berkelompok menyelesikan proyek masalah yang ada dan tertulis dalam Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Pada akhir kegiatan inti peserta didik mempresentasikan dan saling memberikan tanggapan hasil dari kelompok lain. Pada kegiatan penutup guru memberikan penguatan dan peserta didik merefleksi kegiatan pembelajaran di setiap akhir pertemuan. Evaluasi dilakukan di akhir pembelajaran untuk mengetahui hasil pembelajaran dalam setiap siklusnya. 

Data yang terkumpul dianalisis dengan cara kuantitatif. Data tentang hasil belajar dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif. Analisis statistik deskriptif, digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar dalam bentuk nilai tertinggi, terendah, dan persentase ketuntasan hasil belajar. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah bila terjadi peningkatan hasil belajar pada mapel Operasi Teknik Kimia dari siklus I ke siklus selanjutnya melalui model pembelajaran Project Based Learning (PBL).

Rabu, 18 Januari 2023

Best Practice

Nama : Onny Fahamsyah

No. UKG : 201500485367

Instansi : SMK Negeri 5 Surabaya 

Tujuan yang ingin dicapai :

Aksi 1 :

Meningkatkan minat belajar peserta didik dalam mata pelajaran Azas Teknik Kimia pada materi Neraca Massa Dengan Reaksi Kimia Sub Materi Reaksi pembatas, berlebih, yield dan konversi

Aksi 2

Meningkatkan keterampilan berfikir HOTS peserta didik dalam mata pelajaran Operasi Teknik Kimia pada materi Ektraksi Padat Cair dengan menggunakan Sokhlet

Tanggal :

aksi 1

  • Pertemuan 1, Jumat 09 Desember 2022
  • Pertemuan 2, Senin 12 Desember 2022

aksi 2 

  • Pertemuan 1, Selasa 3 Januari 2023
  • Pertemuan 2, Kamis 5 Januari 2023


Situasi:

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini

Aksi 1

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah :

  1. Peserta didik dalam memahami perhitungan neraca massa tanpa reaksi dan neraca massa dengan reaksi cenderung berdiam diri dan tidak aktif dalam mengerjakan soal-soal perhitunga. Saat apersepsi banyak yang lupa terhadap materi / praktikum sebelumnya. 
  2. Peserta didik tidak banyak berlatih dengan teman atau mandiri untuk mengulangi pelajaran, memasukan angka pada rumus perhitungan masih salah disertai satuan-satuannya, sekaligus cara perhitungan perkalian dan pembagian pecahan. 
  3. Peserta didik kurang memiliki rasa peduli atau komitemen terhadap tugas yang diberikan. Bila dalam kerja kelompok, terjadi kecenderungan untuk bergantung pada rekan yang bisa diandalkan (berupaya menyontek hasil pekerjaan rekannya)

Aksi 2

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah :

  1. Guru kurang senang terhadap perkembangan materi dengan berbasis HOTS dan cenderung status quo (masih melaksanakan pembelajaran berbasis LOTS dan MOTS)
  2. Guru masih menganggap bahwa pembelajaran HOTS adalah tentang membahas soal yang rumit, sulit, susah dinalar, lebih susah dari biasanya, komunikasi, kerja sama dan kepercayaan diri
  3. Peserta  didik masih pragmatis terhadap materi yang dipelajari. hanya terampil pada bidang vokasi yang diinginkan
  4. Stigma yang menganggap belajar itu harus menyenangkan dan tidak harus   menyulitkan peserta didik


Tantangan :

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat


setelah dilakukan identifikasi masalah dengan refleksi diri, wawancara dengan guru, kepala sekolah, serta pakar. Maka beberapa tantangan yang terjadi, yaitu :

Aksi 1 
  1. Guru tidak banyak mengetahui strategi pembelajaran yang inovatif untuk menarik minat belajar peserta didik
  2. Peserta didik malu bertanya bila mengalami kesulitan belajar
  3. Penggunaan media pembelajaran belum maksimal
  4. Guru kurang mengetahui karakter dan latar belakang peserta didik
  5. Beberapa peserta didik kurang aktif dalam kegiatan diskusi dan mengalami kejenuhan
  6. Motivasi belajar peserta didik bisa muncul dari luar diri mereka, seperti dari guru, sekolah, keluarga, dan lingkungan. 

Aksi 2

  1. Dalam pelajaran praktikum, guru langsung melakukan praktek dan kurang memberikan penjelasan materi dan apersepsi  
  2. Guru tidak menyampaikan Indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, motivasi, dan penilaian
  3. Hampir tidak pernah melakukan pembahasan terkait soal - soal HOTS

Siapa Saja yang terlibat :

  1. Saya sendiri sebagai guru mata pelajaran teknik kimia
  2. Peserta didik Kelas XI Ki1 dan XII KI2 sebagai sampel
  3. Kepala Sekolah (Drs. Heru Mursanyoto, MM) selaku penanggung jawab
  4. Ketua Jurusan Kimia Industri (Herman Supratiyo, S.Si. Gr) selaku pengarah
  5. Guru Observer : Meiyanto, S.Pd, MM; Dinas Surya Trikorawati, S.Pd; Chaidaroh, S.Pd
  6. Siswa atas nama Indra dan Aksalah yang membantu kameramen dan edit video

Aksi :

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini


Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut :

Aksi 1
  1. Berkaitan dengan penggunaan media : Guru harus kreatif dalam memilih media ajar yang baik dan tepat. Guru dapat menggunakan media pembelajaran berupa pengamatan langsung terhadap gambar-gambar video proses industri kimia yang menggunakan reaksi kimia, guru juga dapat menggunakan media berbasis TPACK yang di ambil dari YOUTUBE. Kemudian materi dapat ditayangkan melalui web blog guru sehingga dapat memudahkan peserta didik dan guru untuk memahami dan menyampaikan materi pembelajaran.
  2. Berkaitan dengan penggunaan strategi pembelajaran : Perlunya pemetaan untuk mengetahui kesiapan, minat dan profil belajar murid sehingga murid mampu memaksimalkan kemampuannya dalam belajar. Dengan diawali apersepsi dengan motivasi 
  3. Berkaitan dengan Penggunaan model pembelajaran : Dalam hal ini guru menggunakan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran yang digunakan adalah model problem based learning (PBL) yang terdiri dari 5 fase/tahapan, yaitu : Mengorientasikan peserta didik pada masalah, Mengorganisasikan peserta didik, Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok, Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan terakhir, Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
  4. Berkaitan dengan Penilaian : Guru harus melakukan penilaian secara keseluruhan baik dari ranah kognitif, afektif dan psikomotor yang dituangkan dalam instrumen yang lengkap mulai dari kisi-kisi soal, indikator ketercapaian, dan rubrik penilaian.
  5. Berkaitan dengan suasana kelas : Guru dapat mendesain ruang kelas dengan baik, mulai dari kebersihan, kerapihan, keindahan, serta posisi tempat duduk, sehingga peserta didik dapat merasa nyaman dan termotivasi untuk belajar. Terkhusus saat mereka berdiskusi menyelesaikan LKPD dan Presentasi di depan kelas
  6. Mengetahui minat belajar peserta didik yang hendak dicapai solusinya dengan testimoni lesan peserta didik dan pengisian angket
  7. Untuk mengetahui penilaian ranah afektif dan psikomotorik dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung, terkhusus pada kerja kelompok, presentasi, dan diskusi tanya jawab

Aksi 2
  1. Strategi yang digunakan tentang meningkatkan keterampilan berfikir HOTS pada peserta didik secara berjenjang, dari soal mudah ke soal yang sulit, Memberikan banyak latihan-latihan soal terkait materi yang diajarkan melalui tugas kelompok dan dituangkan dalam LKPD. Dapat juga memberikan soal-soal kognitif melalui aplikasi quizis sehingga murid merasa lebih antusias mengerjakan latihan soal dan tentunya lebih menyenangkan. 
  2. Berkaitan dengan penggunaan media : Guru menggunakan media ajar yang baik dan tepat, berupa pengamatan langsung terhadap gambar alat ekstraksi menggunakan sokhlet juga dapat menggunakan media berbasis TPACK berupa video yang diambil dari YOUTUBE. Kemudian materi dapat ditayangkan melalui web blog guru sehingga dapat memudahkan peserta didik dan guru untuk memahami dan menyampaikan materi pembelajaran.
  3. Berkaitan dengan Penggunaan model pembelajaran : Dalam hal ini guru menggunakan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran yang digunakan adalah model project based learning (PjBL) yang terdiri dari 6 fase/tahapan, yaitu : Penentuan pertanyaan mendasar, Mendesaian perencanaan proyek, Menyusun jadwal, Monitor peserta didik dan kemajuan proyek, Melakukan penilaian, Mengevaluasi pengalaman
  4. Berkaitan dengan Penilaian : Guru harus melakukan penilaian secara keseluruhan baik dari ranah kognitif, afektif dan psikomotor yang dituangkan dalam instrumen yang lengkap mulai dari kisi-kisi soal, indikator ketercapaian, dan rubrik penilaian. Serta rangkaian desain alat, peralatan hasil karya peserta didik, hingga hasil produk ekraksi masing-masing alat
  5. Berkaitan dengan suasana kelas : Guru dapat mendesain ruang kelas dengan baik, mulai dari kebersihan, kerapihan, keindahan, serta posisi tempat duduk, sehingga peserta didik dapat merasa nyaman dan termotivasi untuk belajar. Terkait dengan pengujian dan penilaian proyek alat buatan peserta didik dilakukan pada tempat yang terbuka demi pertimbangan safety karena menggunakan perapian

Refleksi Hasil dan dampak

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut


Dampak dari Pelaksanaan Aksi 1  
  1. Dampak dari penggunaan media berbasis TPACK yang diimplementasikan dalam bentuk gambar dan video pembelajaran yang dapat diakses melalui web blog guru secara umum dapat dikatakan efektif dan sudah dapat membuat peserta didik lebih semangat dan tidak mudah bosan dalam mengikuti proses pembelajaran mata pelajaran Azas Teknik Kimia pada materi Neraca Massa Dengan Reaksi Kimia Sub Materi Reaksi pembatas, berlebih, yield dan konversi melalui gambar dan video pembelajaran yang disajikan di web blog guru, kemudian peserta didik mencatat hal-hal penting dari pengamatannya tersebut. Lalu guru membentuk kelompok untuk berdiskusi dan murid menyelesaikan tugas yang diberikan guru pada lembar kerja (LKPD) kemudian mereka masing-masing kelompok mempresentasikannya ke depan kelas. Diakhir pembelajaran guru dan peserta didik melakukan refleksi dan tanya jawab dan diakhiri dengan mengerjakan soal evaluasi melaui platform quiziz yang harus diselesaikan oleh murid, dari hasil evaluasi tersebut diperoleh hasil peserta didik yang mendapatkan nilai melampaui KKM 80 seluruh 36 peserta didik, Dengan hasil rata-rata kelas nilainya 80 
  2. Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning membuat peserta didik lebih termotivasi untuk belajar dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional yang selama ini sering digunakan (teacher center). Hal ini terlihat dari indikator keaktifan murid yang meningkat dibandingkan dengan sebelum menggunakan model PBL, melalui survei kuisioner minat belajar masing-masing peserta didik 
  3. Dampak menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dan menggunakan media berbasis TPACK bagi guru adalah dapat membantu menyampaikan materi lebih mudah dan kegiatan pembelajarannya tidak monoton-menjenuhkan dalam proses pembelajaran berlangsung. Dengan menggunakan strategi tersebut respon dari lingkungan sekitar yaitu peserta didik, teman sejawat, dosen pembimbing dan guru pamong memberikan respon positif. Diantaranya :
  • Untuk kegiatan pembelajaran secara keseluruhan sudah menyesuaikan antara RPP dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
  • Penyajian materi sudah baik dan suara juga bagus. Walaupun ada sedikit kekurangan pada saat pengambilan video, yaitu Posisi kamera mensyuting bagian belakang peserta didik serta uraian guru saat menulis di papan tulis belum terlihat dengan jelas.
  • Pada saat peserta didik mempresentasikan hasil diskusi dari kerja kelompoknya guru jangan terlalu berperan aktif untuk mengarahkan, beri kesempatan peserta didik menyampaikan sendiri presentasi mereka dengan bahasa mereka sendiri, kemudian guru memberikan penguatan terhadap hasil presentasi tersebut.
  • Respon dari peserta didik mereka menyukai kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan karena kegiatannya seru dan menantang serta tidak membosankan bagi mereka.
Dampak dari Pelaksanaan Aksi 2
  1. Dampak dari penggunaan media berbasis TPACK yang diimplementasikan dalam bentuk gambar dan video pembelajaran yang dapat diakses dari web blog guru secara umum dapat dikatakan efektif dan sudah dapat membuat peserta didik lebih semangat dan tidak mudah bosan dalam mengikuti proses pembelajaran Meningkatkan keterampilan berfikir HOTS peserta didik dalam mata pelajaran Operasi Teknik Kimia pada materi Ektraksi Padat Cair dengan menggunakan Sokhlet melalui gambar dan video pembelajaran yang disajikan di web blog guru, kemudian peserta didik mencatat hal-hal penting dari pengamatannya tersebut. Lalu guru membentuk kelompok untuk berdiskusi dan peserta didik menyelesaikan tugas yang diberikan guru pada lembar kerja (LKPD) kemudian mereka masing-masing kelompok mempresentasikannya kedepan kelas. Diakhir pembelajaran guru dan peserta didik melakukan refleksi dan tanya jawab dan diakhiri dengan mengerjakan soal evaluasi yang harus diselesaikan oleh murid, dari hasil evaluasi tersebut diperoleh hasil peserta didik yang mendapatkan nilai melampaui KKM 80 sebanyak 35 orang peserta didik, dengan nilai rata-rata kelas 85
  2. Penggunaan model pembelajaran Project Based Learning membuat peserta didik lebih termotivasi untuk belajar dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional yang selama ini sering digunakan. Hal ini terlihat dari indikator keaktifan murid yang meningkat dibandingkan dengan sebelum menggunakan model PjBL, Dampak menerapkan model pembelajaran Project Based Learning dan menggunakan media berbasis TPACK bagi guru adalah dapat membantu guru menyampaikan materi lebih mudah dan kegiatan pembelajarannya menyenangkan. Dalam proses pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan strategi tersebut respon dari lingkungan sekitar yaitu peserta didik, teman sejawat, kepala sekolah, dosen pembimbing dan guru pamong memberikan respon positif. Diantaranya :
  • Untuk kegiatan pembelajaran secara keseluruhan sudah sinkron antara RPP dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
  • Penyajian materi sudah baik dan suara juga bagus. namun narasi tentang profil sekolah terlalu panjang durasinya 
  • Respon dari peserta didik mereka menyukai kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan
  • Peserta didik merasa tertantang dalam menyelesaikan Project tugas, walaupun mengalami suatu kegagalan tetapi tetap mencoba alternatif lain hingga berhasil
  • Peserta didik merasa terasah dalam memunculkan kreativitasnya
  • Saat merangkai peralatan, mereka mengetahui bahwa plat kaleng tidak bisa dilas karena bisa melubanginya, hingga mendapatkan solusi menyambung antar partisi dengan solder listrik
  • Rangkaian peralatan bisa didesain dari botol plastik dan selang plastik, dengan botol pemanasnya dari botol kaca siswa minuman energi
  • Pada suatu rangkaian kelompok tertentu, selang produk ekstraksi dari sokhlet ternyata mendapatkan tekanan dari botol pemanas, sehingga terjadi balikan lagi masuk ke sokhlet (kajian teori dari hukum termodinamika, Vapour Liquid Equilibrium - Liquid Liquid Equilibrium)
  • Secara garis besar, desain produk peralatan peserta didik dapat diimplementasikan di masyarakat umum
Rencana Tindak Lanjut :
  1. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas dari Hasil Aksi ke-2, yaknik pembelajaran PjBL pada Meningkatkan keterampilan berfikir HOTS peserta didik dalam mata pelajaran Operasi Teknik Kimia pada materi Ektraksi Padat Cair dengan menggunakan Sokhlet
  2. Menyusun portofolio guru dalam mempersiapkan ujian Kinerja
  3. Mempersiapkan diri dalam menghadapi UP

Contoh :