Minggu, 30 September 2018

KIR STEMBA





Kelompok ilmiah remaja (disingkat KIR) adalah kelompok remaja yang melakukan serangkaian kegiatan yang menghasilkan  karya ilmiah.

KIR merupakan kegiatan ekstrakurikuler di SMP, SMA, SMK, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, maupun pondok pesantren.

Ekstrakurikuler  ini merupakan organisasi yang sifatnya terbuka bagi para remaja yang ingin mengembangkan kreativitas,  ilmu pengetahuan, dan teknologi pada masa kini maupun masa yang akan datang.

Sejarah
Youth Science Club (disingkat YSC) awalnya dibentuk bagi remaja yang berusia 12-18 tahun oleh UNESCO pada tahun 1963, tetapi pada tahun 1970 batasan usia tersebut diubah menjadi 12-21 tahun.

Di Indonesia, Youth Science Club dikenal dengan nama Kelompok Ilmiah Remaja yang terbentuk atas inisiatif remaja Indonesia itu sendiri.

Pembentukannya diawali pada tahun 1969 saat koran Harian Berita Yudha membentuk Remaja Yudha Club (RYC). Selanjutnya, setelah difasilitasi oleh LIPI dan mengalami perkembangan, maka Remaja Yudha Club (RYC) berubah menjadi Kelompok Ilmiah Remaja.

Istilah ini masih digunakan hingga saat ini, dan masih aktif dilaksanakan di berbagai sekolah di seluruh Indonesia.

Kelompok Ilmiah Remaja pertama dan tertua di Indonesia adalah Kelompok Ilmiah Remaja Jakarta Utara yang bediri sejak 19 Maret 1981. Sekretariat KIRJU berada di Gedung Auditorium lantai 2 Gelanggang Remaja Jakarta Utara.

Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan sikap  ilmiah, kejujuran dalam  gejala alam  yang ditemui dengan kepekaan yang tinggi berdasarkan metode yang sistematis, objektif, rasional, dan berprosedur.

Sehingga kegiatan tersebut dapat memberikan kompetensi pengembangan diri dalam kehidupan.

Manfaat
Kelompok Ilmiah Remaja yang dikembangkan di sekolah mempunyai beberapa manfaat bagi siswa, guru, dan sekolah. Manfaat tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

Manfaat bagi siswa
  1. Membangkitkan rasa keingintahuan terhadap fenomena alam yang berhubungan dengan  ilmu pengetahuan dan  teknologi .
  2. Meningkatkan kemampuan berpikir terhadap fenomena-fenomena alam.
  3. Meningkatkan kreativitas yang menumbuhkan kemampuan berkreasi dan daya kritis.
  4. Menambah wawasan mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi.
  5. Meningkatkan keterampilan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
  6. Meningkatkan minat membaca tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan dan teknologi.
  7. Memperluas wawasan dan kemampuan  komunikasi  melalui pengalaman  diskusi , debat, dan presentasi ilmiah.
  8. Memperkenalkan cara-cara berorganisasi secara formal.
  9. Sebagai wahana untuk menempa kedewasaan sikap dan kepribadian.
  10. Mengenal sifat-sifat ilmiah, jujur, optimis, terbuka, percaya diri, toleransi, kreatif, kritis.
  11. Sebagai ajang uji coba prestasi dan prestise.
  12. Membuka kesempatan untuk mendapat prioritas melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Sejarah KIR di SMK Negeri 5 Surabaya (Stemba)
Pada tahun ajaran 2010-2011 penulis diberi amanat dari manajemen sekolah sebagai pembimbing ekskul KIR, pertama yang dilakukan adalah menghimpun siswa yang berpotensi dalam semangat ilmiah. Kemudian diberi materi sistematika penulisan karya ilmiah sesuai dengan ketentuan yang ada.

Pada Edisi Lomba Kompetensi Siswa dan Olimpiade Sains dan Teknologi Nasional tahun 2011, diberangkatkan Tutik Dwi Hartini sebagai utusan peserta dalam even Karya Ilmiah Siswa yang diadakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ajang lombanya bertempat di SMA Negeri 1 Tugu, Malang.

(Tutik, baju kotak-kotak saat berkunjung ke Stemba, Jumat 28 September 2018)

Dengan judul karyanya "Belimbing wuluh sebagai energi listrik alternatif" menempatkan dirinya bertengger diperingkat lima besar dari 30 peserta se-Jatim. Sebuah awal perjuangan yang lumayan bagus untuk delegasi pemula.

Tahun 2012 dalam even yang sama di Surabaya, Lukman dan Aprita sebagai delegasi dengan judul karya ilmiahnya "Bioetanol dari kulit singkong" berhasil menempatkan pada juara II. ini merupakan prestasi tertinggi yang pernah diukir oleh KIR Stemba.

Tahun 2013 bertempat di Sidoarjo, prestasi tidak dapat diraih oleh delegasi yang diwakili oleh Wisnu Mangkurat dan Rizki Makinun Amin.

Sejak 2014 ajang bergengsi tingkat Jatim tersebut tidak pernah dilombakan lagi karena alasan yang tidak kami ketahui.

Tahun 2015-2016 Pembimbing KIR stemba dipercayakan ke pak Danang.

Tahun 2017 penulis dipercaya lagi mengemban amanah sebagai pembimbing, even yang pernah diikuti diantaranya adalah Olimpiade kimia di Universitas Internasional Semen Indonesia - UISI Gresik dengan capaian peringkat 13 oleh Ryan pada tahap penyisihan, padahal yang berhak lolos adalah 10 besar dari 300 peserta se-Indonesia.

(mengikuti olimpiade kimia-UISI)

Dilanjut dengan lomba karya ilmiah pada ajang SNOW yang dilaksanakan oleh mahasiswa ITS.

Baca Juga : Lomba karya ilmiah (SNOW)

Pada tahun ajaran 2018-2019 dicoba dengan penekanan menghasilkan karya tulis, agar suatu saat nanti memudahkan peserta KIR untuk mendaftar bila ada even yang sesuai.

Sebagai Ekskul yang pengelolaannya sudah mulai baik, dipercaya pula sebagai sumber penelitian mahasiswa Unesa terkait tugas Literasinya.

(Mahasiswi Unesa, Jumat 28 September 2018)

Dokumen Foto :

(Anggota KIR Stemba)

(Regenerasi Pengurus Inti)

(Diskusi Ilmiah)

(Keakraban)

(Inagurasi ke siswa baru)



(Video atraktif saat inagurasi)




Kamis, 27 September 2018

Materi Makesta Ke-IPNU-an



Disampaikan pada Makesta Bersama
PAC IPNU Rungkut Surabaya
Menganti, 29-30 September 2018

Sejarah IPNU
IPNU adalah singkatan dari Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama, yang didirikan pada tanggal 24 Februari 1954 M / 20 Jumadil Akhir 1373 H di Semarang. IPNU adalah salah satu organisasi di bawah naungan Jamiyyah Nahdlatul Ulama, tempat berhimpun, wadah komunikasi, wadah aktualisasi dan wadah yang merupakan bagian integral dan potensi generasi muda Indonesia secara utuh.

Oleh karena itu keberadaan IPNU memiliki posisi strategis sebagai wahana kaderisasi pelajar NU sekaligus alat perjuangan NU dalam menempatkan pemuda sebagai sumberdaya insani yang vital, yang dituntut berkiprah lebih banyak dalam kancah pembangunan bangsa dan negara dewasa ini.

Tujuan IPNU
Terbentuknya putra-putra bangsa yang bertaqwa kepada Allah SWT, berilmu, berakhlak mulia dan berwawasan kebangsaan serta bertanggung jawab atas tegak dan terlaksananya syariat agama Islam menurut faham Ahlussunah Wal Jamaah yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945.

selain hal di atas yang harus diketahui oleh warga IPNU adalah :

Aqidah dan Asas IPNU
IPNU beraqidah Islam yang berhaluan Ahlussunah Waljamaah dengan mengikuti salah satu madzhab empat : Syafi’i, Maliki, Hanafi dan Hanbali.
IPNU berasaskan Pancasila.

Sifat dan Fungsi
Dalam Bab III pasal 5 tentang sifat disebutkan bahwa IPNU bersifat keterpelajaran, kekeluargaan, kemasyarakatan dan keagamaan.

Dalam Bab III pasal 6, tentang fungsi disebutkan bahwa fungsi IPNU sebagai :

  • Wadah berhimpun Putra Nahdlatul Ulama untuk melanjutkan semangat nilai-nilai Nahdliyah.
  • Wadah komunikasi Putra Nahdlatul Ulama untuk menggalang ukhuwah islamiyah.
  • Wadah aktualitas Putra Nahdlatul Ulama dalam pelaksanaan dan pengembangan.
  • Wadah kaderisasi Putra Nahdlatul Ulama untuk mempersiapkan kader-kader bangsa

Lambang IPNU
Dalam bab V pasal 9, tentang lambang IPNU disebutkan :
Lambang organisasi berbentuk bulat, Warna dasar hijau, berlingkar kuning ditepinya dengan diapit dua lingkaran putih.

Di bagian atas tercantum huruf IPNU dengan 3 garis lurus pendek yang satu diantaranya lebih panjang pada bagian kanan dan kirinya semuanya berwarna putih.

Di bawahnya terdapat bintang Sembilan, lima terletak sejajar yang satu di antaranya lebih besar terletak di tengah dan empat bintang lainnya terletak mengapit membentuk sudut segitiga, semua berwarna kuning. Di antara bintang yang mengapit, terdapat dua kitab dan dua bulu angsa bersilang berwarna putih.
                   
Lambang IPNU”

Makna lambang IPNU :

  • Lambang organisasi berbentuk bulat, berarti kontinuitas
  • Warna dasar hijau tua, berarti subur
  • Warna kuning melingkar, berarti hikmah dan cita-cita yang tinggi
  • Warna putih yang mengapit warna kuning, berati suci
  • Sembilan bintang melambangkan keluarga Nahdlatul Ulama, yaitu: a. Lima bintang di atas yang satu besar di tengah melambangkan Nabi Muhammad, dan empat lainnya di kanan dan kirinya melambangkan khulafaur rasyidin (Abu Bakar, Umar bin Khotob, Ustman bin Affan dan Ali bin Abi Tholib) b. Empat bintang berada di bawah melambangkan madzhab empat, yaitu Hanafi, Maliki, Syafi`i dan Hambali
  • Kata IPNU dicantumkam di bagian atas yang menunjukkan nama organisasi
  • Tiga titik di antara kata IPNU mewakili slogan Belajar, Berjuang, Bertaqwa
  • Enam strip pengapit huruf IPNU, berati rukun iman
  • Dua kitab di bawah bintang berati al-Qur`an dan al-hadits
  • Dua bulu angsa bersilang di bawah kitab berarti sintesa antara ilmu umum dan ilmu agama
Sebagai organisasi kader, IPNU-IPPNU memiliki jenjang pengkaderan bagi anggota-anggotanya, yaitu:

PENGKADERAN FORMAL

  1. Makesta (Masa Kesetiaan Anggota), Merupakan rekruitmen awal calon-calon kader yang kemudian dibaiat menjadi kader-kader baru IPNU.
  2. Lakmud (Latihan Kader Muda), Merupakan tahap pengkaderan yang lebih tinggi bagi kader-kader IPNU yang telah atau pernah mengikuti Makesta.
  3. Lakut (Latihan Kader Utama), Merupakan jenjang pengkaderan yang lebih tinggi. Hanya diperuntukkan bagi kader-kader yang telah mengikuti Makesta dan Lakmud.
  4. Latpel (Latihan Pelatih), Merupakan jenjang pengkaderan yang dikhususkan pada upaya mencetak fasilitator dan pelatih yang handal. Pesertanya dutamakan pengurus IPNU aktif yang telah mengikuti jenjang Makesta, Lakmud dan Lakut.
(Makesta)


PENGKADERAN NON FORMAL DAN INFORMAL

Pengkaderan non formal atau informal merupakan bentuk dari penguatan skill kader pasca melalui tahapan pengkaderan formal. Pengkaderan non formal atau informal menekankan pada skill dan pengembangan potensi kader. Bentuk pengkaderannya tersebut seperti contoh di bawah ini :

  • Pelatihan Jurnalistik
  • Pelatihan Advokasi dan HAM
  • Pelatihan Dakwah
  • Pelatihan Pluralisme
  • Pelatihan Seni dan Sastra 
  • Pelatihan Bahasa 
  • Bimbingan Belajar 
  • Pelatihan Kewirausahaan
  • Dan lain sebagainya


Dengan adanya organsasi pelajar NU, diharapkan penguatan basis ideologis akan membuat kerja-kerja IPNU dapat dilakukan baik dalam ranah pengembangan organisasi, pengkaderan, advokasi, maupun tugas-tugas kultural lain. Setelah basis idelogis ini dikuatkan, tugas selanjutnya adalah merancang kerja-kerja peradaban yang lebih luas.

Semua itu dilakukan sebagai ikhtiar IPNU untuk mengokohkan eksistensinya sebagai bagian penting dalam konstelasi gerakan kaum pelajar di Indonesia.

Sebelum IPNU lahir pada tahun 1954 di Semarang, didahului dengan lahirnya beberapa organisasi serupa di kota-kota besar yang merupakan cikal bakal lahirnya IPNU dikemudian hari yang antara lain :

  1. Tsamratul Mustabidin ( 1939 )
  2. Persano (Persatuan Murid NO, 1941 )
  3. IMUNU (Ikatan Murid NU, 1945 )
  4. Subahul Muslimin di Medan (1945 )
  5. Ijtimatul Tholabiyah di Medan ( 1945 )
  6. Ikatan Mubaligh NU di Semarang ( 1950 )
  7. IPINO ( Ikatan Pelajar Islam NO )

Pada Kongres LP Ma’arif NU di Semarang pada tanggal 20 Jumadil Akhir 1373 H ( 24 Februari 1945
dijadikan hari lahirnya IPNU dengan para pendirinya antara lain :

  1. Tholhah Mansyur ( Jogja )
  2. Sofwan Kholil ( Jogja )
  3. Abdul Aziz ( Jombang)
  4. Abdul Hadi ( Kediri )
  5. Ahmad Budairi ( Malang )
  6. Abdul Ghoni ( Semarang ) dll
Sejak muktamar NU di Bandung tahun 1967, IPNU menjadi badan otonom NU dan pada Kongres IPNU X yang diselenggarakan di Jombang 29 Januari – 01 Februari 1988 IPNU berubah dari Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama menjadi Ikatan Putra Nahdlatul Ulama.

Sejalan dengan perkembangan politik (Undang-Undang Keormasan No. 8 tahun 1985) dan relevansi dari tuntutan kehidupan masyarakat yang semula IPNU (pelajar) secara esensial perubahan tersebut menuntut adanya gagasan baru yang sejalan dengan gerak organisasi yang secara otomatis telah merubah orientasi IPNU dari Pelajar ke Putra. Perubahan nama tersebut merupakan langkah yang tepat, apalagi mengingat bahwa NU dalam muktamar ke 27 tahun 1984 memutuskan untuk kembali ke khittoh 1926.

Kongres XIII IPNU Dilaksanakan pada tanggal 23-26 Maret 2000 di Maros Makassar, Sulawesi Selatan, terpilih sebagai Ketua Umum Abdullah Azwar Anas dan kebijakan yang dihasilkan antara lain.:

  1. Mengembalikan IPNU pada visi kepelajaran, sebagaimana tujuan awal pendiriannya.
  2. Menumbuh kembangkan IPNU pada basis perjuangan, yaitu sekolah dan pondok pesantren
  3. Mengembalikan CBP sebagai kelompok kedisplinan, kepanduan serta kepencinta-alaman.

Pemateri pernah mengikuti Kongres XV IPNU di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta selama 4 hari (9-12 Juli 2006).  Agenda didahului oleh seminar-seminar penting tentang kepemudaan, ke-NU-an dan ke-Indonesia-an. Seminar kemudian diikuti dengan sidang-sidang komisi untuk merumuskan sikap bersama.

Pada konggres kali ini IPNU dan IPPNU membincangkan reorientasi pelajar sebagai aset bangsa Indonesia dalam kompetisi global. Fungsi ormas pemuda dan keagamaan menuju Indonesia yang berkeadilan menjadi fokus perhatian. Tema pendidikan terfokus pada pembicaraan tentang soal ujian nasional (UN).

HUBUNGAN IPNU DENGAN NU DAN ORMAS LAIN

  1. Hubungan IPNU dengan NU, Sebagai perangkat dan Badan Otonom NU, secara kelembagaan memiliki kedudukan yang sama / sederajat dengan Badan Otonom lainnya (pasal 13 ayat 4 ART NU).
  2. Hubungannya dengan Badan Otonomi lain, Dalam upaya mengenergikan Perjuangan misi dan visi NU ke depan, maka IPNU perlu mempercepat kerjasama dan menjalin koordinasi yang baik dengan Badan Otonom lain serta memperjelas posisi IPNU di semua tingkatan agar tidak terjadi tumpang tindih kegiatan dan bidang garapannya masing-masing.
  3. Ekstern, IPNU adalah bagian dari generasi muda Indonesia yang memiliki tanggung jawab terhadap kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia dan merupakan bagian tak terpisahkan dari upaya dan cita-cita perjuangan Nahdlatul Ulama serta Cita-cita bangsa Indonesia.
  4. Penutup, Berangkat dari abstraksi ke-IPNU-an, seperti diuraikan di atas ada beberapa catatan yang harus digarisbawahi, bahwa agar NU tetap eksis akan banyak ditentukan oleh kiprah warga IPNU itu sendiri, sejauh mana IPNU dapat mengaktualisasikan diri dalam berbagai bentuk, baik wawasan, ide maupun keterlibatannya dalam ikut memikirkan dan menyelesaikan masalah-masalah kebangsaan, yang semuanya itu hanya akan maupun diwujudkan dengan 3 (tiga) pilar :
  • Kualitas pengurus (kader)
  • Kualitas organisasi
  • Kualitas program-program kerjanya

MARS IPNU

Wahai pelajar Indonesia
Siapkanlah barisanmu
Bertekat bulat bersatu
Di bawah kibaran panji IPNU

Wahai pelajar islam yang setia
Kembangkanlah agamamu
Dalam Negara Indonesia
Tanah air yang ku cinta

Dengan berpedoman kita belajar
Berjuang serta bertakwa
Kita bina watak nusa dan bangsa
Tuk kejayaan masa depan

Bersatu wahai pelajar islam jaya
Tunaikanlah kewajiban yang mulya

Ayo maju pantang mundur
Dengan rahmat Tuhan kita perjuangkan

Ayo maju pantang mundur
Pasti tercapai adil makmur


Jas IPNU

Lambang CBP

PDH CBP

Scraft CBP


Kaos PDL CBP

Materi disadur dari berbagai Sumber online
Lihat  Pula :

Sabtu, 22 September 2018

Notulensi Rapat Walimurid TK. Safinah




Sabtu, 22 September 2018
Mulai Pukul 08.30 sd 09.20

Sambutan & Informasi Ibu Kepala Sekolah

  1. Permohonan maaf kepada walimurid TK A yang seragamnya belum dapat, ada tiga anak.
  2. Ketertiban sudah berjalan bagus
  3. Siswanya diharapkan membawa bekal dari rumah, dan tidak membiasakan beli jajan di sekolah
  4. Membawakan kue disesuaikan dengan anaknya, karena bisa jadi tidak dimakan di sekolah. Dan malah meminta-minta kepada temannya
  5. Diharapkan tidak membawa mainan dari rumah, karena di sekolah sudah disediakan.
  6. Berhitung sambil bermain merupakan cara pembelajaran di TK, diharapkan masa bermainnya tuntas di masa usia dini.
  7. Berhati-hati tentang penggunaan HP, terutama tampilan gambar porno
  8. Nyanyian anak-anak sekarang membuat risih, karena mereka menyanyikan lagu "Goyang dua jari dan Syantik"
  9. Sedangkan anak disuruh nyanyi ulang tahun, malah tidak mau.
  10. Bila rewel jangan dibiasakan menenangkan dengan HP, kecuali HP nya berisi tampilan yang mendidik.
  11. Setiap hari Kamis, keihlasan untuk mengisi kotak infaq. dan digunakan untuk nyambangi anak yang sakit, infaq saat mengajak anak kegiatan di masjid, fotocopy, sabun untuk anak-anak dan hadiah untuk anak yang ulang tahun.
  12. Uang infaq ada yang mengisi dan tidak, mohon jangan diasumsikan perolehannya. 
  13. Bila menabung mohon tidak menggunakan uang kericik, karena pihak bank merasa keberatan menghitungnya.
  14. Kegiatan yang sudah terlaksana : Karnaval, pembagian daging qurban, kelompok B ke Campina
  15. Tanggal 1 September kemarin, lomba mewarnai di transmart
  16. Sekarang tanggal 22 September 2018 ada Lomba tartil di monkasel, diadakan oleh RRI
  17. Untuk pendaftaran setiap ada lomba, Pihak sekolah akan melatih siswa dulu, bila ada siswanya maka akan didaftarkan lomba oleh pihak sekolah
  18. Lomba bukan untuk mencari menang, tapi untuk membuka keberanian dan kebanggaan. Sehingga menjadi kenangan yang terbawa hingga masa dewasa bagi anak.
  19. Lomba mengajak ortu, agar juga tahu
  20. Tanggal 29 September ada tampilan menari dari kelompok B di Jayengrono. untuk sewa baju, rias, konsumsi dan daftar, dan transportasi. Biaya ditanggung antara sekolah dan walimurid. 
  21. Tampilan menari tersebut merupakan Permintaan dari kecamatan Rungkut ada 4 sekolah, termasuk TK Safinah yang ditunjuknya.
  22. Tes IQ tidak bayar, tes sidik jari bayar sendiri.
  23. Pemberian vitamin ada yang dobel, karena ortunya tidak menyampaikan ke pihak sekolah
  24. Pelaksanaan suntikan difteri berjalan lancar.
  25. Ada ortunya yang tidak mau anaknya diimunisasi, dua anak. 
  26. Tujuan imunisasi untuk memberikan kesehatan
  27. Kelompok A belum terbentuk ketua komitenya, sehingga harus ada pemilihannya. Dari forum dipilih Ibunya Ria dan Mbak Sulis
  28. Antara walimurid dan guru tidak terlalu jauh jalinan komunikasinya, agar bila ada permasalahan siswa di sekolah segera dapat diselesaikan secepatnya. 
  29. Bila anak mau makan, biasakan membaca doa dan duduk yang baik.
  30. Bagi buku tabungan yang hilang, maka beli penggantinya. Tapi bila buku SPPnya yang hilang tidak usah beli.
  31. TK A pulangnya tepat 08.30
  32. TK B, bulan depan mulai les; Satu minggu dua kali. dan biaya perbulannya Rp. 40ribu
  33. TK B pulangnya jam 12.00, hari Jumatnya pulang 11.00.
  34. Bu Izza pamit keluar, dengan alasan karena sudah jenuh di sekolah


Jumat, 14 September 2018

Rakor Jurusan Kimia








Sambutan Pak Hamid
  1. Prakerin dilaksanakan di sekolah, yaitu anak yang prakerin gurunya tetap membuat modul pelajaran
  2. Budaya siswa yang kurang senang membaca
  3. Ada pemantauan dari gurunya saat prakerin
  4. Harus ada tatap muka dengan siswa, misalnya 5 hari prakerin, Sabtunya tatap muka di sekolah
  5. Kebesaran hati guru dalam melayani siswa
  6. Ketentuan kenaikan kelas harus dibukukan pada dokumen satu KTSP, terutama tentang sikap
  7. Dokumen tentang sikap, misalnya dalam forum guru menyatakan siswa tersebut sikapnya buruk, maka itu merupakan keputusan bersama guru
  8. Peraturan 1 guru BK bebannya minimal 5 rombel
  9. Jika menemukan siswa bermasalah, maka segera menghubungi walikelas atau BK
  10. Bila ada siswa yang tidak naik, maka harus didukung dengan data yang valid
  11. Dokumen panduan harusnya "digeletakkan" di meja guru agar semua guru bisa membacanya.

Sambutan Pak Mei :
  1. Kimia Industri 3 tahun, maka prakerin dilaksanakan di kelas II
  2. Kunjungan industri untuk memperkenalkan dunia industri, sebelum prakerin
  3. dilaksanakan untuk anak kelas II dan Kelas III
  4. Rabu, 3 Oktober 2018 untuk kelas III
  5. Bulan Nopember untuk kelas II
  6. Semua pelaksananya dari siswa, walikelas hanya memantau
  7. Walikelas mengetahui perkembangan siswa, khususnya pada awal-awal pembelajaran agar siswanya tidak terlanjur nakal, dan ketidakhadiran bisa terpantau
  8. Penataan laboratorium untuk penggunaan alat dan bahan
  9. Job Diskripsi sesuai dapodik, dan saling membantu. Khususnya nanti ditinggal pensiun oleh dua guru, yaitu pak Danang dan bu Alifa.
  10. Mengundang BK untuk mengkoordinasikan siswa yang bermasalah dengan walikelasnya.
  11. Pembelajaran teaching factory tentang air isi ulang, dan menyesuaikan standart pabrik. misalnya sabun dan pembungkusnya harus menyesuaikan pabrik
  12. Yang mengajar PKK selalu koordinasi perkembangannya teaching factory
  13. Untuk kelancaran pembelajaran harus sabar, karena anggaran bahan semakin mengecil, namun akan dikelola dan dipertimbangkan.
Sesi tanya jawab dan saran :
Bu Cicik :
  1. Produk-produk hasil PKK (lukisan dalam kaca) akan disimpan di mana ? karena pengajarnya akan mempromosikan via online.
  2. Usulan walikelas untuk dilibatkan dalam pembimbingan prakerin
Jawab : akan disimpan diruang 42 dan selasar, namun ada seleksi yang ditampilkan/ disimpan
Jawab : nanti diusulkan ke manajemen sekolah, karena sudah menjadi aturan umum bahwa pembimbing prakerin dari guru produktif jurusan

Bu Asih
  1. Bagi siswa yang bermasalah, secepatnya diinfokan khususnya siswa yang tidak ikut praktikum dua kali.
Jawab : memanfaatkan WA grup guru untuk saling memberikan info.

Bu Alifa
  1. Ketidakhadiran guru, tidak hanya memberikan tugas fotocopy materi saja ke siswanya, tapi harus juga dijelaskan materinya terlebih dahulu
  2. Koordinasi pembelajaran antar guru dengan mapel produktif sejenis harusnya lebih intens, agar kemampuannya siswa merata

Bu Harti
  1. Siswa menjualkan kue, membuat belajarnya bisa terganggu di kelas
  2. Kebutuhan peralatan laboratorium tetap disiapkan, walaupun dalam KD pembelajaran tidak muncul
Jawab : penjual-beli dengan semua guru ditawari sehingga malah membuat risih, padahal semangat tefa tidak seperti itu.

Bu Wiwik

  1. Koordinasi antar guru dalam menterjemahkan KD dengan sesama pengajar, sistematis.

Pak Aris
  1. Urusan tentang manajenen ke sekolah, maka koordinasi dengan waka, karena bila ke atas/ kepala sekolah maka sifatnya eksekusi
  2. Usulan bahwa setiap laboratorium akan diberi akses poin internet, sehingga pembelajaran bisa langsung online

Pak Herman
  1. Keterlibatan siswa dalam pelaksanaan oparasional air isi ulang.
  2. Usulan siswa dalam piket membantu laboran dalam mempersiapkan bahan dan alat

Bu Is (laboran)
  1. Peralatan bisa ditata, khususnya pada ruang 41 A, namun setelah itu acak kembali. (tidak ditempatkan pada posisi semula)
  2. Berharap semua guru mempunyai alat sendiri, bersama peralatan cadangan yang insidentil
  3. Bahan kimia tersimpan sesuai dengan laboratorium tempat pembelajaran
  4. Laboran membagikan form isian kebutuhan bahan dan alat, untuk penataan yang lebih baik

Bu Murwaniati
  1. Laboran diikutsertakan dalam proses pembelajaran praktikum, misalnya penimbangan

Bu Peni
  1. Penataan eks ruang OTK sebagai gudang bahan dan buku bacaan.