Kamis, 27 September 2018

Materi Makesta Ke-IPNU-an



Disampaikan pada Makesta Bersama
PAC IPNU Rungkut Surabaya
Menganti, 29-30 September 2018

Sejarah IPNU
IPNU adalah singkatan dari Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama, yang didirikan pada tanggal 24 Februari 1954 M / 20 Jumadil Akhir 1373 H di Semarang. IPNU adalah salah satu organisasi di bawah naungan Jamiyyah Nahdlatul Ulama, tempat berhimpun, wadah komunikasi, wadah aktualisasi dan wadah yang merupakan bagian integral dan potensi generasi muda Indonesia secara utuh.

Oleh karena itu keberadaan IPNU memiliki posisi strategis sebagai wahana kaderisasi pelajar NU sekaligus alat perjuangan NU dalam menempatkan pemuda sebagai sumberdaya insani yang vital, yang dituntut berkiprah lebih banyak dalam kancah pembangunan bangsa dan negara dewasa ini.

Tujuan IPNU
Terbentuknya putra-putra bangsa yang bertaqwa kepada Allah SWT, berilmu, berakhlak mulia dan berwawasan kebangsaan serta bertanggung jawab atas tegak dan terlaksananya syariat agama Islam menurut faham Ahlussunah Wal Jamaah yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945.

selain hal di atas yang harus diketahui oleh warga IPNU adalah :

Aqidah dan Asas IPNU
IPNU beraqidah Islam yang berhaluan Ahlussunah Waljamaah dengan mengikuti salah satu madzhab empat : Syafi’i, Maliki, Hanafi dan Hanbali.
IPNU berasaskan Pancasila.

Sifat dan Fungsi
Dalam Bab III pasal 5 tentang sifat disebutkan bahwa IPNU bersifat keterpelajaran, kekeluargaan, kemasyarakatan dan keagamaan.

Dalam Bab III pasal 6, tentang fungsi disebutkan bahwa fungsi IPNU sebagai :

  • Wadah berhimpun Putra Nahdlatul Ulama untuk melanjutkan semangat nilai-nilai Nahdliyah.
  • Wadah komunikasi Putra Nahdlatul Ulama untuk menggalang ukhuwah islamiyah.
  • Wadah aktualitas Putra Nahdlatul Ulama dalam pelaksanaan dan pengembangan.
  • Wadah kaderisasi Putra Nahdlatul Ulama untuk mempersiapkan kader-kader bangsa

Lambang IPNU
Dalam bab V pasal 9, tentang lambang IPNU disebutkan :
Lambang organisasi berbentuk bulat, Warna dasar hijau, berlingkar kuning ditepinya dengan diapit dua lingkaran putih.

Di bagian atas tercantum huruf IPNU dengan 3 garis lurus pendek yang satu diantaranya lebih panjang pada bagian kanan dan kirinya semuanya berwarna putih.

Di bawahnya terdapat bintang Sembilan, lima terletak sejajar yang satu di antaranya lebih besar terletak di tengah dan empat bintang lainnya terletak mengapit membentuk sudut segitiga, semua berwarna kuning. Di antara bintang yang mengapit, terdapat dua kitab dan dua bulu angsa bersilang berwarna putih.
                   
Lambang IPNU”

Makna lambang IPNU :

  • Lambang organisasi berbentuk bulat, berarti kontinuitas
  • Warna dasar hijau tua, berarti subur
  • Warna kuning melingkar, berarti hikmah dan cita-cita yang tinggi
  • Warna putih yang mengapit warna kuning, berati suci
  • Sembilan bintang melambangkan keluarga Nahdlatul Ulama, yaitu: a. Lima bintang di atas yang satu besar di tengah melambangkan Nabi Muhammad, dan empat lainnya di kanan dan kirinya melambangkan khulafaur rasyidin (Abu Bakar, Umar bin Khotob, Ustman bin Affan dan Ali bin Abi Tholib) b. Empat bintang berada di bawah melambangkan madzhab empat, yaitu Hanafi, Maliki, Syafi`i dan Hambali
  • Kata IPNU dicantumkam di bagian atas yang menunjukkan nama organisasi
  • Tiga titik di antara kata IPNU mewakili slogan Belajar, Berjuang, Bertaqwa
  • Enam strip pengapit huruf IPNU, berati rukun iman
  • Dua kitab di bawah bintang berati al-Qur`an dan al-hadits
  • Dua bulu angsa bersilang di bawah kitab berarti sintesa antara ilmu umum dan ilmu agama
Sebagai organisasi kader, IPNU-IPPNU memiliki jenjang pengkaderan bagi anggota-anggotanya, yaitu:

PENGKADERAN FORMAL

  1. Makesta (Masa Kesetiaan Anggota), Merupakan rekruitmen awal calon-calon kader yang kemudian dibaiat menjadi kader-kader baru IPNU.
  2. Lakmud (Latihan Kader Muda), Merupakan tahap pengkaderan yang lebih tinggi bagi kader-kader IPNU yang telah atau pernah mengikuti Makesta.
  3. Lakut (Latihan Kader Utama), Merupakan jenjang pengkaderan yang lebih tinggi. Hanya diperuntukkan bagi kader-kader yang telah mengikuti Makesta dan Lakmud.
  4. Latpel (Latihan Pelatih), Merupakan jenjang pengkaderan yang dikhususkan pada upaya mencetak fasilitator dan pelatih yang handal. Pesertanya dutamakan pengurus IPNU aktif yang telah mengikuti jenjang Makesta, Lakmud dan Lakut.
(Makesta)


PENGKADERAN NON FORMAL DAN INFORMAL

Pengkaderan non formal atau informal merupakan bentuk dari penguatan skill kader pasca melalui tahapan pengkaderan formal. Pengkaderan non formal atau informal menekankan pada skill dan pengembangan potensi kader. Bentuk pengkaderannya tersebut seperti contoh di bawah ini :

  • Pelatihan Jurnalistik
  • Pelatihan Advokasi dan HAM
  • Pelatihan Dakwah
  • Pelatihan Pluralisme
  • Pelatihan Seni dan Sastra 
  • Pelatihan Bahasa 
  • Bimbingan Belajar 
  • Pelatihan Kewirausahaan
  • Dan lain sebagainya


Dengan adanya organsasi pelajar NU, diharapkan penguatan basis ideologis akan membuat kerja-kerja IPNU dapat dilakukan baik dalam ranah pengembangan organisasi, pengkaderan, advokasi, maupun tugas-tugas kultural lain. Setelah basis idelogis ini dikuatkan, tugas selanjutnya adalah merancang kerja-kerja peradaban yang lebih luas.

Semua itu dilakukan sebagai ikhtiar IPNU untuk mengokohkan eksistensinya sebagai bagian penting dalam konstelasi gerakan kaum pelajar di Indonesia.

Sebelum IPNU lahir pada tahun 1954 di Semarang, didahului dengan lahirnya beberapa organisasi serupa di kota-kota besar yang merupakan cikal bakal lahirnya IPNU dikemudian hari yang antara lain :

  1. Tsamratul Mustabidin ( 1939 )
  2. Persano (Persatuan Murid NO, 1941 )
  3. IMUNU (Ikatan Murid NU, 1945 )
  4. Subahul Muslimin di Medan (1945 )
  5. Ijtimatul Tholabiyah di Medan ( 1945 )
  6. Ikatan Mubaligh NU di Semarang ( 1950 )
  7. IPINO ( Ikatan Pelajar Islam NO )

Pada Kongres LP Ma’arif NU di Semarang pada tanggal 20 Jumadil Akhir 1373 H ( 24 Februari 1945
dijadikan hari lahirnya IPNU dengan para pendirinya antara lain :

  1. Tholhah Mansyur ( Jogja )
  2. Sofwan Kholil ( Jogja )
  3. Abdul Aziz ( Jombang)
  4. Abdul Hadi ( Kediri )
  5. Ahmad Budairi ( Malang )
  6. Abdul Ghoni ( Semarang ) dll
Sejak muktamar NU di Bandung tahun 1967, IPNU menjadi badan otonom NU dan pada Kongres IPNU X yang diselenggarakan di Jombang 29 Januari – 01 Februari 1988 IPNU berubah dari Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama menjadi Ikatan Putra Nahdlatul Ulama.

Sejalan dengan perkembangan politik (Undang-Undang Keormasan No. 8 tahun 1985) dan relevansi dari tuntutan kehidupan masyarakat yang semula IPNU (pelajar) secara esensial perubahan tersebut menuntut adanya gagasan baru yang sejalan dengan gerak organisasi yang secara otomatis telah merubah orientasi IPNU dari Pelajar ke Putra. Perubahan nama tersebut merupakan langkah yang tepat, apalagi mengingat bahwa NU dalam muktamar ke 27 tahun 1984 memutuskan untuk kembali ke khittoh 1926.

Kongres XIII IPNU Dilaksanakan pada tanggal 23-26 Maret 2000 di Maros Makassar, Sulawesi Selatan, terpilih sebagai Ketua Umum Abdullah Azwar Anas dan kebijakan yang dihasilkan antara lain.:

  1. Mengembalikan IPNU pada visi kepelajaran, sebagaimana tujuan awal pendiriannya.
  2. Menumbuh kembangkan IPNU pada basis perjuangan, yaitu sekolah dan pondok pesantren
  3. Mengembalikan CBP sebagai kelompok kedisplinan, kepanduan serta kepencinta-alaman.

Pemateri pernah mengikuti Kongres XV IPNU di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta selama 4 hari (9-12 Juli 2006).  Agenda didahului oleh seminar-seminar penting tentang kepemudaan, ke-NU-an dan ke-Indonesia-an. Seminar kemudian diikuti dengan sidang-sidang komisi untuk merumuskan sikap bersama.

Pada konggres kali ini IPNU dan IPPNU membincangkan reorientasi pelajar sebagai aset bangsa Indonesia dalam kompetisi global. Fungsi ormas pemuda dan keagamaan menuju Indonesia yang berkeadilan menjadi fokus perhatian. Tema pendidikan terfokus pada pembicaraan tentang soal ujian nasional (UN).

HUBUNGAN IPNU DENGAN NU DAN ORMAS LAIN

  1. Hubungan IPNU dengan NU, Sebagai perangkat dan Badan Otonom NU, secara kelembagaan memiliki kedudukan yang sama / sederajat dengan Badan Otonom lainnya (pasal 13 ayat 4 ART NU).
  2. Hubungannya dengan Badan Otonomi lain, Dalam upaya mengenergikan Perjuangan misi dan visi NU ke depan, maka IPNU perlu mempercepat kerjasama dan menjalin koordinasi yang baik dengan Badan Otonom lain serta memperjelas posisi IPNU di semua tingkatan agar tidak terjadi tumpang tindih kegiatan dan bidang garapannya masing-masing.
  3. Ekstern, IPNU adalah bagian dari generasi muda Indonesia yang memiliki tanggung jawab terhadap kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia dan merupakan bagian tak terpisahkan dari upaya dan cita-cita perjuangan Nahdlatul Ulama serta Cita-cita bangsa Indonesia.
  4. Penutup, Berangkat dari abstraksi ke-IPNU-an, seperti diuraikan di atas ada beberapa catatan yang harus digarisbawahi, bahwa agar NU tetap eksis akan banyak ditentukan oleh kiprah warga IPNU itu sendiri, sejauh mana IPNU dapat mengaktualisasikan diri dalam berbagai bentuk, baik wawasan, ide maupun keterlibatannya dalam ikut memikirkan dan menyelesaikan masalah-masalah kebangsaan, yang semuanya itu hanya akan maupun diwujudkan dengan 3 (tiga) pilar :
  • Kualitas pengurus (kader)
  • Kualitas organisasi
  • Kualitas program-program kerjanya

MARS IPNU

Wahai pelajar Indonesia
Siapkanlah barisanmu
Bertekat bulat bersatu
Di bawah kibaran panji IPNU

Wahai pelajar islam yang setia
Kembangkanlah agamamu
Dalam Negara Indonesia
Tanah air yang ku cinta

Dengan berpedoman kita belajar
Berjuang serta bertakwa
Kita bina watak nusa dan bangsa
Tuk kejayaan masa depan

Bersatu wahai pelajar islam jaya
Tunaikanlah kewajiban yang mulya

Ayo maju pantang mundur
Dengan rahmat Tuhan kita perjuangkan

Ayo maju pantang mundur
Pasti tercapai adil makmur


Jas IPNU

Lambang CBP

PDH CBP

Scraft CBP


Kaos PDL CBP

Materi disadur dari berbagai Sumber online
Lihat  Pula :

5 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  2. Nama : lutfiatul
    Alamat : perumahan griya kencana
    Nomer hp : 085748168779
    Jawaban nomer 1:ikatan pelajar Putri nadhalatul ulama, salah satu organisasi di bawah naungan Jamiyyah Nahdlatul Ulama, tempat berhimpun, wadah komunikasi, wadah aktualisasi dan wadah yang merupakan bagian integral dan potensi generasi muda Indonesia secara utuh.
    Jawaban 2: ada, pertemuan seminggu sekali dengan kegiatan sholawatan
    Jawaban 3:dengan adanya ipnu dapat mengetahui lebih luas apa itu nu dan bisa menambahkan pengalaman para pelajar di nu
    Jawaban 4: insya allah siap
    Jawaban 5: diadakan seminar sekali dalam sebulan se kecamatan dll agar keutuhan anggota tidak memudar dan sesekali ada refreshing bersama ipnu/ippnu sekaligus belajar bersama hehe

    BalasHapus
  3. Nama : Anis Zubaidah
    Alamat: Jl .Penjaringan sari timur 15d, Surabaya
    No. Hp : 085704611703

    Jawaban no. 1 : Organisasi keagamaan yg bernaung di bawah NU, untuk tingkatan pelajar. Merupakan wadah tempat berhimpun komunikasi, aktualisasi, bag. Integral dan potensi generasi muda. Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama berdiri pada tgl 25 Maret 1995.

    Jawaban no .2 : Iya ada, IPNU kecamatan Rungkut, saya kurang tau apa saja yg di lakukan oleh pengurus karena saya orang awam dan baru mengenal apa itu IPNU.

    Jawaban no. 3 :masih relevan jika mengikuti perkembangan zaman.

    Jawaban no. 4 : Bersedia, karena saya ingin menambah pengalaman, pengetahuan, dan mengabdi di Nahdlatul Ulama

    Jawaban no. 5 : menambah kesetiaan anggota dengan inovasi" yg menyegarkan di setiap kegiatan/pertemuan.

    BalasHapus