Minggu, 25 Juni 2023

TEKSTIL

Klasifikasi Bahan-bahan tekstil 

Bahan utama tekstil adalah serat yang diklasifikasikan berdasarkan sumber bahan berasal, terdapat empat sumber utama yaitu: hewan (wol, sutra), tanaman (kapas, rami, jute), mineral (asbes, glass fibre), dan sintetis (nilon, poliester, akrilik).

Pembukaan dan penumpukkan kain (pile up) 

Kain kapas atau rayon mentah (grey) biasanya berbentuk lipatan–lipatan dan gulungan dengan panjang tertentu kurang lebih 50-300 meter. Pile up merupakan proses menumpuk gulungan kain pada kereta kain (palet) dengan cara membuka gulungan kain tersebut sampai memenuhi kapasitas palet. Kapasitas palet sekitar 2000-2500 meter. Panjang kain pada palet tidak boleh melebihi kapasitas yang diperkenankan, panjang kain yang melebihi kapasitas palet menyebabkan tumpukan kain terlalu tinggi sehingga tumpukan mudah roboh, penumpukan harus rapi, sejajar, tegak, dan tidak miring. Pekerjaan membuka dan menumpuk kain meliputi tahapan tahapan pekerjaan pengisian kartu proses, penumpukkan kain, dan pemberian kode. 

Penyambungan kain (sewing) 

Kain di atas palet harus disambungkan satu dengan lainnya menjadi satu kesatuan sehingga pada saat proses tidak akan terputus. Proses penyambungan kain dilakukan dengan mesin obras khusus sambung agar menghasilkan sambungan yang kuat, rata, dan tidak menyisakan ujung kain. Untuk memperkuat sambungan agar tahan terhadap tarikan, maka pada saat menyambung dengan mesin obras bagian tepi kain diberi kain tepis yang berwarna. Kain tepis ini berfungsi untuk memperkuat sambungan, mencegah tepi kain melipat, dan mengetahui batas antar gulungan

Pemeriksaan kain (inspecting) 

Kain grey yang telah disambung perlu dilakukan pemeriksaan (inspecting) untuk mengetahui panjang dan lebar kain atau adanya cacat kain, kotoran dan logam yang menempel sehingga siap untuk diproses lebih lanjut. Proses pemeriksaan dilakukan menggunakan mesin inspecting yang dilengkapi dengan alat penghitung panjang, detektor logam dan meja pemeriksa. Penghitung panjang berfungsi untuk mengetahui panjang tiap gulungan kain dan kebenaran antara panjang yang tertulis pada kain dengan panjang hasil inspecting. Jika terjadi perbedaan panjang, kain tersebut dilepaskan dari sambungan dan diberi keterangan. Detektor logam berfungsi untuk mendeteksi adanya logam pada kain. Alat ini akan berbunyi apabila terdapat logam pada kain. Pemerikasaan juga bertujuan untuk memisahkan kainkain yang panjangnya tidak memenuhi kriteria. 


Prosedur penghilangan kanji dengan cara perendaman

Kanji dapat dihilangkan dengan cara merendam kain dalam air panas pada suhu 35- 40o C selama 24 jam. Selanjutnya dicuci dengan air panas dilanjutkan dengan air dingin. Penghilangan kanji dengan cara perendaman dapat dilakukan untuk jenis kanji yang mudah larut dalam air seperti gom, dekstrin, CMC, PVA dan lain-lain.


Prosedur penghilangan kanji dengan asam encer 

Asam dapat menghidrolisa kanji menjadi glukosa yang larut dalam air, sehingga mudah dihilangkan dalam proses pencucian. Jenis asam yang banyak digunakan dalam proses penghilangan kanji adalah asam sulfat (H2SO4) encer, asam klorida (HCl) encer dan asam asetat (CH3COOH) encer. Kain direndam dalam larutan asam encer pada suhu sekitar 30o C selama 1½-2 jam, selanjutnya dicuci dengan air panas dilanjutkan air dingin.


Prosedur penghilangan kanji dengan enzim 

Enzim dapat digunakan untuk menghilangkan kanji dari kain dengan cara merendamnya selama 6-8 jam. Perendaman dapat dilakukan dengan cara kain digulung, ditutup plastik selanjutnya dimasukan ke dalam suatu ruang kemudian diputar. Kanji akan berubah menjadi gula yang larut dalam air,

Sabtu, 24 Juni 2023

Belajar Teknik Kimia Lanjutan

Teknik Total Plate Count (TPC). 

Prinsip dasar dari penentuan jumlah sel dengan teknik TPC adalah menumbuhkan sel mikroba yang masih hidup ke dalam media agar, agar mikroba tersebut berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat dan dihitung langsung tanpa menggunakan alat bantu mikroskop. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menumbuhkan mikroba pada media cair maupun padat adalah kondisi optimum tumbuhnya.

Selain itu, perhitungan TPC dapat dilakukan jika koloni yang tumbuh berada pada kisaran 30-300 koloni. Penguasaan teknik pengenceran pun menjadi salah satu keterampilan yang harus dikuasai dalam melakukan penentuan jumlah sel dengan teknik TPC, karena untuk menumbuhkan koloni dengan rentang jumlah yang dapat dihitung (kisaran 30-300 koloni/plate) perlu dilakukan pengenceran. 

Bagaimana cara menghitung jumlah mikroba dengan teknik TPC? Pada Tabel 4.3 disajikan data jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada masing-masing media padat dari kultur dengan pengenceran tertentu. Tentukan jumlah mikroba yang terdapat dalam inoculum awal


Berdasarkan data pada Tabel 4.3, maka jumlah koloni yang sesuai untuk perhitungan dengan TPC adalah plate no. 4, karena memiliki rentang jumlah koloni antara 30-300 koloni per plate. Perhitungan jumlah sel dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut :

Jumlah Sel = Jumlah koloni dalam plate x faktor pengenceran

Berdasarkan persamaan di atas, maka jumlah mikroba dalam inokulum awal adalah 32 x 10.000=320.000 mikroba/mL

Berdasarkan komposisi medium dapat di bagi tiga bagian, yaitu:

Medium Sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar.

Medium Semi Sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti, misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak kentang. Untuk bahan ekstrak kentang, kita tidak dapat mengetahui secara detail tentang komposisi senyawa penyusunnya.

Medium Non Sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract.


Berdasarkan fungsinya, medium terbagi menjadi empat bagian, yaitu :

Medium Umum, yaitu medium yang dapat ditumbuhi berbagai jenis mikroorganisme. Contoh : NA (nutrient agar) umum untuk bakteri, PDA (potato dextrose agar) dan toge umum untuk jamur.

Medium Selektif, yaitu medium yang hanya ditunbuhi  jenis mikroba tertentu. Contoh : medium SSA untuk bakteri Salmonella dan Shigella.

Medium Diferensial, yaitu medium yang hanya ditumbuhi berbagai jenis mikroba, salah satu jenis memberikan ciri yang khas sehingga dapat segera diketahui berbeda dari yang lain. Contoh : Blood Agar, EMB agar, dll.

Medium Pengaya, yaitu  medium yang kaya akan nutrient tertentu sehingga dapat menumbuhkan dan memperbanyak sel dengan cepat. Contoh: medium Tetrathionat Broth, dll.

Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. 

Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni. 

Pada pembuatan medium NA ini ditambahkan pepton agar mikroba cepat tumbuh, karena mengandung banyak N2 (Dwidjoseputro, 1994). Agar yang digunakan dalam proses ini untuk mengentalkan medium sama halnya dengan yang digunakan pada medium PDA yang juga berperan sebagai media tumbuh yang ideal bagi mikroba (Schlegel, 1993). Agar dilarutkan dengan komposisi lain dan disterilisasi dengan autoclave pada 121°C selama 15 menit. Kemudian siapkan wadah sesuai yang dibutuhkan.

Dalam percobaan warna NA sebelum dilarutkan dalam aquades adalah coklat, dan setelah dilarutkan dalam aquades berubah menjadi kekuning-kuningan dan terdapat endapan. Jadi untuk menghilangkan endapan tersebut maka dipanaskan dalam penangas air dengan tabung Erlenmeyer disumbat dengan alat penyumbat. Setelah sterilisasi warna medium menjadi agak coklat

Potato Dextrose Agar (PDA)

 Potato Dextrose Agar (PDA)

PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang. Dapat juga digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri. Cara membuat PDA adalah mensuspensikan 39 g media dalam 1 liter air yang telah didestilasi.

Serbuk PDA Berwarna Kuning karena merupakan ekstrak kentang yang pada dasarnya berarna kuning. serbuk dicampur dan dipanaskan serta aduk. Didihkan selama 1 menit untuk melarutkan media secara sempurna. Sterilisasi pada suhu 121°C selama 15 menit. setelah disterilisasi dalam autoklaf medium berwarna kecoklatan dan didapat endapan berwarna putih. Dinginkan hingga suhu 40-45°C dan tuang dalam cawan petri dengan pH akhir 5,6 + 0,2). Setelah didinginkan, medium dapat ditanami bakteri (Schegel, 1993)

Plate Count Agar (PCA)

Plate Count Agar (PCA) 

PCA digunakan sebagai medium untuk mikroba aerobik dengan inokulasi di atas permukaan. PCA dibuat dengan melarutkan semua bahan (casein enzymic hydrolisate, yeast extract, dextrose, agar) hingga membentuk suspensi 22,5 g/L kemudian disterilisasi pada autoclave (15 menit pada suhu 121°C). Media PCA ini baik untuk pertumbuhan total mikroba (semua jenis mikroba) karena di dalamnya mengandung komposisi casein enzymic hydrolisate yang menyediakan asam amino dan substansi nitrogen komplek lainnya serta ekstrak yeast mensuplai vitamin B kompleks

Analisis kimia fase padat

https://www.studocu.com/id/document/institut-teknologi-sepuluh-nopember/teknik-analisis-pencemar-lingkungan/laporan-praktikum-tapl-analisis-zat-padat/45456871









UKURAN SAMPLING


PROSES INDUSTRI
Proses Le Blanc Proses pertama yang memungkinkan produksi natrium karbonat dalam jumlah yang besar dikenal sebagai proses Le Blanc, yang dikembangkan oleh ahli kimia Prancis Nicolas LeBlanc (1742-1806). 

Dalam proses ini, garam NaCl bereaksi dengan asam sulfat untuk menghasilkan natrium sulfat dan asam klorida. 

Natrium sulfat dipanaskan dengan adanya batu kapur dan batubara sebagai sumber karbon, dihasilkan mengandung natrium karbonat, yang kemudian diekstrak. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

NaCl (s) + H2SO4 (l) → NaHSO4 (s) + 2 HCl (g) 
Na2SO4 (s) + 4 C → Na2S (s) + 4 CO (g) 
Na2S (s) + CaCO3 (s) → Na2CO3 (s) + CaS (s)

Asam klorida umumnya dibuat dari larutan garam NaCl yang dielektrolisa menghasilkan larutan NaOH, gas Cl2, dan gas H2. Gas Cl2 dan H2 selanjutnya direaksikan untuk menghasilkan gas HCl. Sintesa gas HCl adalah reaksi eksotermik yang menghasilkan panas tinggi. Gas HCl yang terbentuk selanjutnya dimasukkan ke dalam air murni, dan larut sebagai larutan asam klorida. Penambahan gas nitrogen berfungsi untuk membersihkan gas hidrogen dan klor yang tidak bereaksi dalam reaktor, sebagai antisipasi reaksi yang tidak terkontrol.

LIMBAH PADAT NON B3
limbah padat B3 ialah rotary kiln, multiple hearth, fluidized bed, open pit, single chamber, multiple chamber, aqueous waste injection, dan starved air unit. Dari semua jenis insenerator tersebut, rotary kiln mempunyai kelebihan lebih karena alat tersebut dapat mengolah limbah padat, cair, dan gas secara simultan

PROSES MINYAK BUMI
Proses Destilasi 
Tahap pertama adalah destilasi. Destilasi adalah proses pemisahan fraksi-fraksi yang ada di minyak bumi, dimana pemisahan fraksi tersebut berdasarkan pada perbedaan titik didih. Pada proses ini biasanya dilakukan pada sebuah reaktor yang kedap terhadap udara. Awalnya minyak mentah dialirkan ke dalam tabung tersebut dan kemudian dipanaskan dalam tekanan 1 atmosfer pada suhu 370 derajat Celcius. Selanjutnya hasil dari fraks-fraksi tersebut nantinya dipisahkan, dimana fraksi yang memiliki titik didih terendah menempati bagian atas tabung, sedangkan fraksi yang memiliki titik didih tinggi menempati bagian dasar tabung.

Proses Cracking
Cracking adalah proses pengolahan minyak bumi yang bertujuan untuk menguraikan molekul-molekul besar senyawa hidrokarbon menjadi molekul hidrokarbon yang lebih kecil. Proses crakcing ini sering disebut sebagai proses refinery. 

Proses Reforming/isomerasi 
Setelah melalui proses cracking maka selanjutnya adalah proses reforming. Proses reforming adalah proses merubah struktur molekul fraksi (isomerasi) yang mutunya buruk menjadi molekul fraksi yang mutunya lebih baik. Pada proses reforming ini dilakukan dengan menggunakan katalis atau proses pemanasan

Proses Alkilasi dan Polimerasi 
Proses alkilasi adalah proses penambahan jumlah atom pada suatu fraksi sehingga molekul sebuah fraksi tersebut menjadi lebih panjang dan bercabang. Pada proses alkilasi ini menggunakan bahan tambahan katalis asam yang kuat seperti H2SO4, HCL atau AlCl3 (asam Lewis). Sedangkan proses polimerasi adalah penggabungan antara molekul-molekul kecil menjadi molekul yang lebih besar dalam sebuah fraksi sehingga mutu dari produk akhir menjadi meningkat

Proses Treating 
Treating adalah proses pemurnian fraksi minyak bumi melalui tahap eliminasi bahan-bahan pengotor yang ada dalam proses pengolahan. Bahan-bahan yang dihilangkan dalam proses treating ini adalah bau yang dihilangkan melalui proses copper sweetening and doctor treating, parafin yang dihilangkan melalui proses solvent dewaxing, lumpur dan warna yang dihilangkan melalui proses acid treatment, aspal yang dihilangkan melalui proses deasphalting dan terakhir belerang melalui proses desulfurizing. Inti dari proses ini adalah mengeliminasi bahan-bahan yang menurunkan kualitas hasil proses pengolahan minyak mentah. 

Proses Blending 
Blending adalah proses terakhir yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk siap pakai dengan menambahkan bahan-bahan aditif ke dalam fraksi minyak bumi. 

Belajar Teknik Kimia

Analisis secara potensiometri dapat dibedakan ke dalam 4 metode yaitu: 

  1. potensiometri langsung (direct potentiometry), 
  2. standard addition, 
  3. sample addition dan 
  4. titrasi potensiometri. 
Metode potensiometri langsung berdasarkan adanya perbedaan potensial yang terjadi saat suatu elektroda indikator dicelupkan ke dalam larutan uji dan saat elektroda indikator dicelupkan ke dalam larutan standar. 

Berdasarkan persamaan Nernst dan data hasil pengukuran kedua potensial tersebut maka dapat ditentukan konsentrasi spesi analit dalam larutan uji. 

Metode standard dan sample addition memiliki prinsip dasar yang sama. Untuk standard addition, 

  1. pertama-tama larutan sampel yang akan dianalisis diukur potensial selnya. 
  2. Kemudian, ke dalam larutan sampel dimasukkan sedikit larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya dan diukur potensial selnya. 
  3. Dalam metode ini, volume larutan yang dimasukkan pertama kali harus jauh lebih besar dari volume larutan yang ditambahkan agar kekuatan ion dalam larutan relatif konstan sehingga dapat dibuat hubungan linear antara konsentrasi ion dan potensial sel. 
  4. Sedangkan metode sample addition, larutan standar dimasukkan terlebih dahulu dan larutan yang akan dianalisis dimasukkan kemudian. 
  5. Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. 
Berikut ini diberikan beberapa contoh analisis secara potensiometri 

Metode potensiometri langsung. 
Sebelum Anda melakukan pengukuran ion fluorida perlu dipersiapkan beberapa hal terlebih dahulu. Langkah pertama yang harus Anda siapkan adalah :
  1. Menentukan elektroda. Dalam hal ini, elektroda pembanding yang digunakan adalah Ag/AgCl, sedangkan elektroda indikator yang dipilih elektroda membran padat LaF3. 
  2. Selanjutnya Anda lakukan pengkondisian agar tidak ada gangguan ion-ion tertentu yang juga terdapat dalam sampel. Adanya ion H+ atau OH- dapat diatasi dengan menambahkan larutan buffer pada pH 5-6, sedangkan adanya ion Al3+ yang dapat bereaksi dengan ion F- dapat diatasi dengan menambahkan zat pengompleks (complexing agent) yang dapat bereaksi dengan ion Al3+. 
  3. Proses penyiapan berikutnya adalah membuat larutan standar. Larutan standar ion F- (dari garam NaF) dengan konsentrasi antara 0,1 ppm sampai 10 ppm dibuat menggunakan larutan TISAB (Total Ionic Strength Adjusment Buffer) sebagai pelarut. TISAB adalah sebuah reagen yang ditambahkan pada larutan sampel dan standar yang berfungsi untuk menjaga pH, aktifitas ion, dan kekuatan ion dari larutan standar. Larutan TISAB dapat dibuat dengan cara menambahkan 57 mL asam etanoat glacial, 58 g natrium klorida dan 4 g COTA (cyclo hexyl dinitril acetic acid) ke dalam 500 mL akuades. 
  4. Selanjutnya mengaduk hingga larut, mengatur pH-nya antara 5-5,5 dengan menggunakan larutan NaOH 5 M, dan menambahkan akuades hingga volume 1 L. Setelah persiapan cukup, maka Anda dapat mulai melakukan pengukuran
Pengukuran sesuai tahapan berikut :
  1. memasukkan elektroda kerja dan pembanding dalam larutan dan menghubungkan dengan potensiometer 
  2. mencatat nilai potensial listrik yang terbaca setelah stabil
  3. membuat grafik hubungan antara potensial listrik dengan konsentrasi larutan standar.
  4. menghitung konsentrasi larutan sampel berdasarkan nilai potensial listrik yang terukur
Konduktometri
Titrasi konduktometri dilakukan dengan menggunakan alat konduktometer untuk mempermudah dalam pengukuran konduktansi suatu larutan. Penambahan titran dilakukan secara bertahap menggunakan buret. Setiap penambahan 0,5 mL titran dilakukan pencatatan konduktansi larutan tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam pembuatan grafik titrasi. 

Setelah penambahan titran larutan dihomogenkan menggunakan stirer magnetik. Hal tersebut selain memudahkan dalam menggoyang gelas kimia juga mempercepat terjadinya reaksi pada larutan sehingga semua titran yang ditambahkan benar-benar sudah bereaksi dan konduktansinya yang terukur sudah representatif atau mewakili konduktansi disetiap bagian larutan. 

Selanjutnya elektroda dari konduktometer dicelupkan ke dalam larutan dan terukur konduktansinya. Elektroda tersebut dibersihkan dengan akuades dari sisa larutan pada pengukuran sebelumnya kemudian dikalibrasi dengan larutan KCl hingga menunjukkan konduktansi 1413 µs agar konduktansi yang terukur dari larutan adalah tepat

Cara penggunan Konduktometer - Conductivity Meter adalah dengan mencelupkan conductivity probe ke dalam sampel larutan/air, tidak melebih batas yang ditentukan pada probe. Selanjutnya, probe secara otomatis akan mentrasfer hasil pengukuran ke unit alat untuk diolah dan ditampilkan pada display dengan nilai numerik. Nilai konduktivitas dinyatakan dalam satuan mhos/cm (MΩ/cm)atau Siemens/cm (µS/cm).


Menentukan konsentrasi sampel dengan cara kurva kalibrasi

Konsentrasi sampel dalam suatu larutan dapat ditentukan dengan rumus yang diturunkan dari hukum lambert beer (A= a . b . c atau A = ε . b . c). Namun ada cara lain yang dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu spesi yang ada dalam suatu larutan yakni dengan cara kurva kalibarasi. Cara ini sebenarnya masih tetap bertumpu pada hukum Lambert-Beer yakni absorbansi berbanding lurus dengan konsentrasi.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam penentuan konsentrasi zat dengan kurva kalibarasi:

  1. Maching kuvet : mencari dua buah kuvet yang memiliki absorbansi atau transmitansi sama atau hampir sama. Dua buah kuvet inilah yang akan digunakan untuk analisis, satu untuk blanko, satu untuk sampel. Dalam melakukan analisis Maching kuvet harus dilakukan agar kesalahannya makin kecil.
  2. Membuat larutan standar pada berbagai konsentrasi. Larutan standar yaitu larutan yang konsentrasinya telah diketahui secara pasti. Konsentrasi larutan standar dibuat dari yang lebih kecil sampai lebih besar dari konsentrasi analit yang diperkirakan.
  3. Ambilah salah satu larutan standar, kemudian ukur pada berbagai panjang gelombang. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pada panjang gelombang berapa, absorbansi yang dihasilkan paling besar. Panjang gelombang yang menghasilkan absorbansi paling besar atau paling tinggi disebut panjang gelombang maksimum (lmaks).
  4. Ukurlah absorbansi semua larutan standar yang telah dibuat pada panjang gelombang maksimum.
  5. Catat absorbansi yang dihasilkan dari semua larutan standar, kemudian alurkan pada grafik absorbansi vs konsentrasi sehingga diperoleh suatu kurva yang disebut kurva kalibarasi. Dari hukum Lambart-Beer jika absorbansi yang dihasilkan berkisar antara 0,2-0,8 maka grafik akan berbentuk garis lurus, namun hal ini tidak dapat dipastikan.

Misalkan absorbansi yang dihasilkan dari larutan standar yang telah dibuat adalah

Absorbansi0,20,30,40,50,60,70,80,9
konsentrasi2 ppm4 ppm6 ppm8 ppm10 ppm12 ppm14 ppm16 ppm
  1. Ukurlah absorbansi larutan yang belum diketahui konsentrasinya. Setelah diperoleh absorbansinya, masukan nilai tersebut pada grafik yang diperoleh pada langkah 5. Misalkan absorbansi yang diperoleh 0,6. Maka jika ditarik garis lurus konsentrasi sampel akan sama dengan konsentrasi larutan standar 10 ppm. Maka grafiknya sebagai berikut:

Selain dengan cara diatas konsentrasi sampel dapat dihitung dengan persamaan regresi linear:

persamaan di atas dapat dihitung dengan bantuan kalkulator. Setelah diperoleh persamaan di atas, absorbansi sampel yang diperoleh dimasukan sebagai nila y sehingga diperoleh nilai x. Nilai x yang diperoleh merupakan konsentrasi sampel yang dianalisis.

Contoh soal :








Video Spektrofotometri : https://www.youtube.com/watch?v=g7uLe78v5pE


Analisis Bahan Organik

Air cucian beras merupakan air sisa proses pencucian beras yang pada umumnya jarang dimanfaatkan sehingga hanya dibuang. Air cucian beras mengandung unsur 80% vitamin B1, 70% vitamin B3 , 90% vitamin B6, 50% mangan (Mn), 50% fosfor (P), 60% zat besi (Fe), 100% serat, dan asam lemak essensial. 

Limbah detergen mengandung senyawa kimia seperti fosfat, Diethanolamine, alkil benzena sulfonat, Alkil fenoksi. Senyawa tersebut sangat sulit terurai secara organik oleh mikroorganisme yang ada di dalam air

Bahan aktif yang banyak terkandung pada pelembut pakaian dan deterjen adalah kwaterner ammonium klorida, LAS, sodium dodecyl benzene sulfonate, natrium karbonat, natrium fosfat, alkilbenzena sulfonate. Bahan-bahan tersebut merupakan bahan yang ramah lingkungan dan biodegradable (Wardhana dkk, 2009).

Gravimetri




KROMATOGRAFI

Teknik kromatografi yang lazim dipergunakan saat ini adalah kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis (KLT), kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT), dan kromatografi gas (KG). 

kromatografi diklasifikasikan ke dalam kromatografi gas dan kromatografi cair. 
Kromatografi gas menggunakan fasa gerak gas, sedangkan kromatografi cair menggunakan fasa gerak cairan. 

Fasa diam dalam kromatografi gas dapat berupa padatan atau cairan yang ditempatkan dalam kolom. Oleh karena itu dikenal dengan istilah kromatografi cair-gas dan kromatografi padat-gas. 

Fasa diam kromatografi cair dapat berupa padatan atau cairan yang ditempatkan dalam kolom. Dalam kromatografi cair Anda akan dikenalkan kromatografi cair-cair dan kromatografi padat-cair. 

Kromatografi adsorbsi berdasarkan perbedaan daya adsorpsi fasa diam (adsorben) terhadap komponen-komponen akibat adanya ikatan ionik, ikatan hidrogen, atau gaya Van der Walls. 

Dalam kromatografi partisi terjadi pemisahan komponen akibat partisi komponen diantara fasa gerak dan fasa diam yang berbeda kepolarannya.

Kromatografi partisi cair-cair disebut fasa normal apabila fasa diam lebih polar dari pada fasa gerak, dan disebut fasa terbalik apabila fasa gerak lebih polar dari pada fasa diam. 

Pada kromatografi penukar ion terjadi pertukaran ion pada permukaan fasa diam yang bermuatan, sedangkan pada kromatografi permiasi gel terjadi pemisahan berdasarkan ukuran dan bentuk molekul komponen. 

Kromatografi dapat juga dibedakan berdasarkan konfigurasi sistem, seperti : kolom, kertas, dan lapis tipis. Secara lengkap klasifikasi kromatografi dapat Anda lihat pada Tabel 4.1




Senyawa Organik




Prosedur analisis bilangan penyabunan (SNI 01-3555-1998) 
  1. Sebanyak 2 g minyak dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL. Memipet larutan 0,5 N KOH alkoholis sebanyak 25 mL, dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer dan disambungkan dengan kondensor untuk direfluks menggunakan penangas air. Setelah itu dipanaskan/refluks hingga lemak telah tersaponifikasi (30 menit). Kemudian didinginkan dan dititrasi dengan 0,5 N HCl dengan indikator phenolftalein. 


Contoh : 
Sebanyak 1,2 g minyak dan 1,2 g blanko masing-masing dicampurkan dengan 10 mL KOH alkoholis 0,1 N dipanaskan selama (30 menit) hingga lemak telah tersaponifikasi. Kemudian didinginkan dan dititrasi dengan 0,1 N HCl dengan menggunakan indikator phenolftalein, jika untuk mencapai titik ekuivalen blanko dibutuhkan 8,4 mL HCl, sedangkan untuk sampel dibutuhkan 1,4 mL HCl

tentukan bilangan penyabunan sampel minyak tersebut. 


Kadar Air
Contoh : 
Diketahui berat konstan cawan porselin setelah dipanaskan dalam oven 20,8270 g. Sampel tempe yang telah dihaluskan dan dihomogenkan ditimbang dalam cawan porselin diperoleh beratnya 22,9360 g, kemudian cawan tersebut dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 105o C selama 3 jam. Setelah proses pengeringan, cawan dikeluarkan dari oven dan dimasukkan ke dalam desikator, dan setelah dingin ditimbang dan dikeringkan kembali dalam oven sampai diperoleh berat akhir 21,6390 g. 

Berapakan % kadar air basis basah dan % kadar air basis kering. 

Penyelesaian : 
Berat cawan porselin kosong = 20,8270 gram 
Berat cawan + sampel awal = 22,9360 gram 
Berat cawan + sampel akhir = 21,6390 gram 
Berat bahan basah = 2,1090 gram 
Berat bahan kering = 0,8120 gram



Jumat, 23 Juni 2023

Kenangan bersama XKA3

Melalui ketua kelas XKA3, Alif mengkonfirmasi bahwa kelasnya ingin mengadakan perpisahan dengan saya. Entah apa yang mendasari pemikiran mereka.

Jumat, 22 Juni 2023 pukul 09.15 di ruang 43 mereka telah berkumpul dan acara dimulai dengan sambutan dari saya

https://drive.google.com/drive/folders/1ek4HgX9dPPjAZZ0jwfA00PHVLqyd7Pci

Workshop Evaluasi Kurikulum Merdeka


SMK Negeri 5 Surabaya

23-24 Juni 2023

Sambutan Kepala SMK Negeri 5 Surabaya

  1. Mulai semester depan tahun ajaran baru 2023-2024 tidak diperbolehkan guru menjual buku LKS ke siswa
  2. Untuk sementara waktu, perijinan kegiatan bulutangkis belum dikabulkan
  3. Evaluasi IKM bagi yang telah berjalan dan diberikan pendampingan dari narasumber

Materi Bu. Penny :

Kegilaan adalah melakukan hal yang sama berulang-ulang dan mengharapkan hasil yang berbeda (Albert Einstein)

Berpihak pada peserta didik bukan memanjakan siswa, tapi memenuhi kebutuhan murid

Setiap murid mempunyai bakat dan kemampuan masing-masing, tugasnya adalah memenuhi kebutuhannya

Karakteristik kurikulum merdeka :

Pengembangan softskill dan karakter, melalui projek penguatan profil pelajar Pancasila 

Fokus pada materi yang esensial, capaian pembelajaran membangun kreativitas dan inovasi murid

Aspek : Tahap awal, Tahap berkembang, Tahap siap, tahap mahir 


Evaluasi IKM Mata Pelajaran Dasar Potensi Keahlian Kimia Analisis

Guru pendidik

  • Terkait perencanaan dan pelaksanaan, pembelajaran, P5, dll
  1. Pengetahuan tentang penyusunan perangkat pembelajaran, mulai dari masalah tentang minat belajar peserta didik rendah dan pemilihan solusi pembelajaran model Problem Based Learning dapat diterapkan beserta pemahaman sintak-sintaknya.
  2. Mengetahui kondisi peserta didiknya dalam ranah kognitif dengan memberikan pretes dan postest setelah pembelajaran
  3. Mengetahui minat belajar peserta didik yang hendak dicapai solusinya dengan testimoni lesan peserta didik dan pengisian angket
  4. Untuk mengetahui penilaian ranah afektif dan psikomotorik dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung, terkhusus pada kerja kelompok, presentasi, dan diskusi tanya jawab
  5. Membangun dua dimensi Profil Pelajar Pancasila yakni Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, dan Berkebinekaan Global. Capaian Proses Peserta didik diharapkan belajar untuk membuka diri dan menghargai perbedaan dalam memperingati HUT Proklamasi RI ke-77
  6. Projek ini ingin membangun dimensi bergotong royong dan bernalar kritis. Catatan proses : Peserta didik diharapkan belajar untuk menyalurkan aspirasinya dalam pemilihan ketua OSIS di Sekolah dan menghargaihasil pemilihan
  7. Projek ini ingin membangun dimensi bergotong royong dan kreatif. Catatan proses : Peserta didik diharapkan belajar untuk menjadi kreatif dalam membuat poster dan mading (majalah dinding) kolase danbekerja sama dalam anggota kelompoknya dalam menyelesaikan tugas pekerjaannya tentang keselamatan kesehatankerja dan lingkungan hidup (K3LH)

Murid

  • Umpan balik/refleksi yang dirasakan selama penerapan IKM
  1. Pembelajaran sangat menyenangkan, karena peserta didik mengikutinya dengan antusias
  2. Antusias ini bisa terjadi karena materi, video, dan LKPD dapat tersaji dengan mudah pada web blog guru. Sedangkan semua siswa memiliki gadget beserta paket datanya. Web blog https://onnyfahamsyah.blogspot.com/2022/05/dasar-dasar-kimia-analisa.html?m=1
  3. Di akhir pembelajaran, peserta didik memberikan kesimpulan bahwa pembelajaran tersebut menyenangkan dan dapat diterima dengan mudah, maka membuat kepuasan tersendiri pagi guru pengajar 
  4. Bila ada peserta didik yang tidak masuk, sebetulnya akan menghambat dalam penguasaan materi pembelajaran. Akan tetapi bila rekannya yang masuk mampu mentransformasikan maka tidak menjadi kendala. karena semua materi telah tersaji dalam web blog guru

Lembaga

  • Terkait ketersediaan sarana prasarana, bahan, pengaturan jadwal (Bidang Kurikulum)

  1. Pengkondisian P5 diikutkan dengan momentum, sehingga memiliki ruang yang luas bagi peserta didik untuk berekspresi 
  2. Literasi orang Indonesia masih rendah berdasarkan (PISA). perlu dipupuk dengan lomba narasi, merangkum essay hingga mempunyai tahapan berfikir kritis dan apresiasi bagi literasi yang terbaik
  3. Pelaksanaan GLS Gerakan Literasi Sekolah belum maksimal dan cenderung spontanitas lalu padam. Padahal untuk mengarah ke HOTS siswa harus memperkuat literasinya terlebih dahulu.
  4. Belum ada review yang optimal (tidak sekedar formalitas) agar GLS mempunyai daya lenting menuju pembiasaan berfikir HOTS 

Dampak :

Kepada Instansi lain (dinas)
  1. Pimpinan manajemen yang lebih mengetahui dampak IKM beserta Dinas Pendidikan 
Orang tua
  • Bahwa pada dasarnya guru juga dituntut harus mampu membangun komunikasi yang efektif dengan orang tua siswa yang juga memiliki latar belakang budaya yang berbeda-beda. 
  • Orangtua siswa seharusnya juga lebih bijak menerima laporan anaknya. Komunikasi yang didasari oleh rasa hormat dan saling menghormati antara pendidik dengan peserta didik termasuk orang tua peserta didik. 
Industri 
  • Belum ada umpan balik dari dunia industri, karena prakerin siswa nanti di kelas XIII
  • Perlu dilakukan singkronisasi kurikulum

Strategi dan Tindak Lanjut :

Aspek 
Keseluruhan Aspek masih dari berada dalam tahap berkembang.
  1. Mengembangkan kurikulum operasional satuan pendidikan berdasarkan contoh dokumen kurikulum satuan pendidikan yang disediakan oleh Kemendikbudristek. dengan cara memodifikasi bagian pengorganisasian dan perencanaan pembelajaran sesuai kondisi satuan pendidikan dengan model pembelajaran PBL dan PjBL 
  2. Melakukan penyesuaian terhadap alur tujuan pembelajaran yang disediakan oleh Kemendikbudristek berdasarkan kebutuhan peserta didik. https://onnyfahamsyah.blogspot.com/2022/06/workshop-implementasi-kurikulum-merdeka.html?m=1
  3. Melakukan penyesuaian terhadap contoh perencanaan pembelajaran dan asesmen yang disediakan oleh Kemendikbudristek berdasarkan kebutuhan peserta didik. Menggunakan TPACK dalam penerapannya. Misalnya pengumpulan tugas siswa melalui hastag Instagram 
  4. Guru dapat memilih materi dari buku teks dan modul ajar, serta bahan ajar lainnya supaya sesuai konteks lokal dan kebutuhan peserta didik
  5. Membuat penyesuaian terhadap modul projek P5 yang disediakan oleh Kemendikbudristek sesuai konteks lokal dan kebutuhan peserta didik, misalnya menyelesaikan tugas pekerjaannya tentang keselamatan kesehatan kerja dan lingkungan hidup (K3LH)
Kendala
  1. Peserta didik dalam memahami perhitungan dengan reaksi kimia cenderung berdiam diri dan tidak aktif dalam mengerjakan soal-soal perhitungan. Saat apersepsi banyak yang lupa terhadap materi / praktikum sebelumnya. 
  2. Peserta didik tidak banyak berlatih dengan teman atau mandiri untuk mengulangi pelajaran, memasukan angka pada rumus perhitungan masih salah disertai satuan-satuannya, sekaligus cara perhitungan perkalian dan pembagian pecahan. 
  3. Peserta didik kurang memiliki rasa peduli atau komitmen terhadap tugas yang diberikan. Bila dalam kerja kelompok, terjadi kecenderungan untuk bergantung pada rekan yang bisa diandalkan (berupaya menyontek hasil pekerjaan rekannya)
Strategi
  1. Untuk meningkatkan minat belajar peserta didik dapat diubah orientasi masalahnya dengan video yang merangsang nalar kritis peserta didik
  2. melakukan pengacakan ulang terhadap komposisi kelompok
Rencana Tindak Lanjut 
  1. Dari kelima Aspek yang telah dilaksanakan berada di tahap berkembang, maka tindak lanjut meng-upgrade menuju tahap siap
Waktu yang akan dilaksanakan 
  1. Menyesuaikan kalender pendidikan di SMK Negeri 5 Surabaya