Minggu, 30 September 2018

KIR STEMBA





Kelompok ilmiah remaja (disingkat KIR) adalah kelompok remaja yang melakukan serangkaian kegiatan yang menghasilkan  karya ilmiah.

KIR merupakan kegiatan ekstrakurikuler di SMP, SMA, SMK, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, maupun pondok pesantren.

Ekstrakurikuler  ini merupakan organisasi yang sifatnya terbuka bagi para remaja yang ingin mengembangkan kreativitas,  ilmu pengetahuan, dan teknologi pada masa kini maupun masa yang akan datang.

Sejarah
Youth Science Club (disingkat YSC) awalnya dibentuk bagi remaja yang berusia 12-18 tahun oleh UNESCO pada tahun 1963, tetapi pada tahun 1970 batasan usia tersebut diubah menjadi 12-21 tahun.

Di Indonesia, Youth Science Club dikenal dengan nama Kelompok Ilmiah Remaja yang terbentuk atas inisiatif remaja Indonesia itu sendiri.

Pembentukannya diawali pada tahun 1969 saat koran Harian Berita Yudha membentuk Remaja Yudha Club (RYC). Selanjutnya, setelah difasilitasi oleh LIPI dan mengalami perkembangan, maka Remaja Yudha Club (RYC) berubah menjadi Kelompok Ilmiah Remaja.

Istilah ini masih digunakan hingga saat ini, dan masih aktif dilaksanakan di berbagai sekolah di seluruh Indonesia.

Kelompok Ilmiah Remaja pertama dan tertua di Indonesia adalah Kelompok Ilmiah Remaja Jakarta Utara yang bediri sejak 19 Maret 1981. Sekretariat KIRJU berada di Gedung Auditorium lantai 2 Gelanggang Remaja Jakarta Utara.

Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan sikap  ilmiah, kejujuran dalam  gejala alam  yang ditemui dengan kepekaan yang tinggi berdasarkan metode yang sistematis, objektif, rasional, dan berprosedur.

Sehingga kegiatan tersebut dapat memberikan kompetensi pengembangan diri dalam kehidupan.

Manfaat
Kelompok Ilmiah Remaja yang dikembangkan di sekolah mempunyai beberapa manfaat bagi siswa, guru, dan sekolah. Manfaat tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

Manfaat bagi siswa
  1. Membangkitkan rasa keingintahuan terhadap fenomena alam yang berhubungan dengan  ilmu pengetahuan dan  teknologi .
  2. Meningkatkan kemampuan berpikir terhadap fenomena-fenomena alam.
  3. Meningkatkan kreativitas yang menumbuhkan kemampuan berkreasi dan daya kritis.
  4. Menambah wawasan mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi.
  5. Meningkatkan keterampilan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
  6. Meningkatkan minat membaca tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan dan teknologi.
  7. Memperluas wawasan dan kemampuan  komunikasi  melalui pengalaman  diskusi , debat, dan presentasi ilmiah.
  8. Memperkenalkan cara-cara berorganisasi secara formal.
  9. Sebagai wahana untuk menempa kedewasaan sikap dan kepribadian.
  10. Mengenal sifat-sifat ilmiah, jujur, optimis, terbuka, percaya diri, toleransi, kreatif, kritis.
  11. Sebagai ajang uji coba prestasi dan prestise.
  12. Membuka kesempatan untuk mendapat prioritas melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Sejarah KIR di SMK Negeri 5 Surabaya (Stemba)
Pada tahun ajaran 2010-2011 penulis diberi amanat dari manajemen sekolah sebagai pembimbing ekskul KIR, pertama yang dilakukan adalah menghimpun siswa yang berpotensi dalam semangat ilmiah. Kemudian diberi materi sistematika penulisan karya ilmiah sesuai dengan ketentuan yang ada.

Pada Edisi Lomba Kompetensi Siswa dan Olimpiade Sains dan Teknologi Nasional tahun 2011, diberangkatkan Tutik Dwi Hartini sebagai utusan peserta dalam even Karya Ilmiah Siswa yang diadakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ajang lombanya bertempat di SMA Negeri 1 Tugu, Malang.

(Tutik, baju kotak-kotak saat berkunjung ke Stemba, Jumat 28 September 2018)

Dengan judul karyanya "Belimbing wuluh sebagai energi listrik alternatif" menempatkan dirinya bertengger diperingkat lima besar dari 30 peserta se-Jatim. Sebuah awal perjuangan yang lumayan bagus untuk delegasi pemula.

Tahun 2012 dalam even yang sama di Surabaya, Lukman dan Aprita sebagai delegasi dengan judul karya ilmiahnya "Bioetanol dari kulit singkong" berhasil menempatkan pada juara II. ini merupakan prestasi tertinggi yang pernah diukir oleh KIR Stemba.

Tahun 2013 bertempat di Sidoarjo, prestasi tidak dapat diraih oleh delegasi yang diwakili oleh Wisnu Mangkurat dan Rizki Makinun Amin.

Sejak 2014 ajang bergengsi tingkat Jatim tersebut tidak pernah dilombakan lagi karena alasan yang tidak kami ketahui.

Tahun 2015-2016 Pembimbing KIR stemba dipercayakan ke pak Danang.

Tahun 2017 penulis dipercaya lagi mengemban amanah sebagai pembimbing, even yang pernah diikuti diantaranya adalah Olimpiade kimia di Universitas Internasional Semen Indonesia - UISI Gresik dengan capaian peringkat 13 oleh Ryan pada tahap penyisihan, padahal yang berhak lolos adalah 10 besar dari 300 peserta se-Indonesia.

(mengikuti olimpiade kimia-UISI)

Dilanjut dengan lomba karya ilmiah pada ajang SNOW yang dilaksanakan oleh mahasiswa ITS.

Baca Juga : Lomba karya ilmiah (SNOW)

Pada tahun ajaran 2018-2019 dicoba dengan penekanan menghasilkan karya tulis, agar suatu saat nanti memudahkan peserta KIR untuk mendaftar bila ada even yang sesuai.

Sebagai Ekskul yang pengelolaannya sudah mulai baik, dipercaya pula sebagai sumber penelitian mahasiswa Unesa terkait tugas Literasinya.

(Mahasiswi Unesa, Jumat 28 September 2018)

Dokumen Foto :

(Anggota KIR Stemba)

(Regenerasi Pengurus Inti)

(Diskusi Ilmiah)

(Keakraban)

(Inagurasi ke siswa baru)



(Video atraktif saat inagurasi)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar