Senin, 23 Desember 2019

Pendidikan Karakter


Definisi Karakter

Karakter berasal dari bahasa latin "charassein", "kharax", dalam bahasa Inggris "character". Yunani "charactere" dari kata "charassein" yang artinya mengukir, membuat tajam, atau membuat dalam. 

Menurut Abdul Majid, dalam bukunya Pendidikan Karakter Perspektif Islam karakter adalah sifat, watak, tabiat, budi pekerti atau akhlak yang dimiliki oleh seseorang yang merupakan ciri khas yang dapat membedakan perilaku, tindakan dan perbuatan antara yang satu dengan yang lain. 

Sedangkan, Prof. Dr. Djaali, dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pendidikan mendefinisikan karakter sebagai kecenderungan tingkah laku yang konsisten secara lahiriah dan batiniah.

Imam Al-Ghazali berpendapat bahwa karakter lebih dekat dengan akhlak, yaitu spontanitas manusia dalam bersikap atau perbuatan yang telah menyatu dalam diri manusia sehingga ketika muncul tanpa perlu dipikirkan atau direncanakan sebelumnya.

Dalam tata bahasa Indonesia "karakter" berarti bawaan, hati, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, tabiat, temperamen atau watak.

Tadkiroatun Musfiroh berpendapat bahwa karakter merupakan sikap (attitudes), perilaku (behaviours), motivasi (motivation) dan keterampilan (skills).

Karakter bukan merupakan bakat atau bawaan lahir seorang anak, melainkan hasil dari tempaan atau didikan orang tua yang dilakukan secara konsisten dan terus-menerus. Sehingga penting bagi orang tua untuk menerapkan pola asuh yang sesuai dengan masing-masing anak, karena setiap anak berbeda.

Setiap anak diciptakan dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Seperti halnya fondasi bangunan, sebuah fondasi yang bagus dibangun sesuai karakteristik tanah tempatnya berpijak. Demikian pula dengan pembentukan karakter pada masing-masing-masing anak.

Unsur utama dari karakter adalah pikiran. Pikiran sangat berperan dalam mengatur dan mengontrol setiap tindakan kita. Baik itu saat kita berbicara, bertindak atau berbuat.

Joseph Murphy dalam artikelnya berjudul Pengembangan Karakter mengatakan bahwa dalam diri manusia terdapat satu pikiran yang memiliki ciri yang berbeda. Berdasarkan ciri tersebut, pikiran dibedakan atas dua macam, yaitu pikiran sadar (objektif) dan pikiran bawah sadar (subjektif).

Pikiran sadar (objektif) berhubungan dengan objek luar yang menggunakan panca indra sebagai medianya. Sifat pikiran sadar ini adalah menggunakan nalar.

Sementara pikiran bawah sadar (subjektif) bersifat irasional. Penuh dengan emosi dan memori, kebalikan dari sifat objektif.

Selanjutnya kita berusaha agar pikiran sadar dan bawah sadar dapat berinteraksi secara benar. Sebab, dilihat dari fungsinya pikiran bawah sadar akan menjalankan perintah yang diisyaratkan padanya melalui kesimpulan dan nalar dari pikiran sadar.

Pustaka :
Hairuddin, Erni K. 2014. Membentuk Karakter Anak dari Rumah. Jakarta. PT Elex Media Komputindo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar