Jumat, 13 Desember 2019

Mempererat Tali Silaturahim Ke Jogja


Jumat (13/12/2019) dalam upaya mempererat tali silaturahim warga SMK Negeri 5 Surabaya mengadakan gathering ke Jogjakarta



Tepat pukul 14.00 wib dengan mengendarai empat bus rombongan mulai berangkat untuk menyesuaikan agenda yang telah direncanakan.


Denah tempat duduk di dalam bus :






Sholat Ashar dilaksanakan di rest area daerah Saradan, dan disampaikan pula untuk Room Hotel Abadi di Jogja, yaitu 449.




Pukul 16.30 perjalanan dilanjutkan. Saat maghrib tiba di atas perjalanan dengan meniatkan sholat jamak qoshor Maghrib dan Isya secara Ta'khir.

Makan malam pukul 20.45 di Rumah Makan Bu Tini - Umbul Harjo, Jogjakarta.


Pukul 22.30 sampai di Abadi Hotel, yang letaknya sebelah timur dari stasiun Yogyakarta


Setelah bersih-bersih badan, Menikmati malam dengan berjalan-jalan di ruas Malioboro, melihat orang yang hilir mudik dan juga pedagang kaki lima mengemasi dagangannya karena waktu sudah menunjukan pukul 23.30



Menjelang shubuh bergegas ke masjid terdekat, walaupun tidak terdengar bunyi tarkhim tapi mudah mendapati masjid untuk mengikuti sholat berjamaah.


Yang menarik dari aturan di dalam masjid tersebut, ada kalimat yang sederhana tapi dalam maknanya



Makan pagi di lantai 1 dengan dengan aneka menu, dari nasi goreng, gudeg sarkem, bubur hingga desert serta minuman beras kencur dan kunir asem



Sebelum kegiatan pagi, foto di depan papan Abadi Hotel Malioboro.


Perjalanan pagi, Sabtu (14/12/2019) menuju Lava Tour.



BaseCamp Jeep Wisata Merapi
MJAK Adventure



Ayo, berangkat...



Museum Sisa Hartaku : Museum Sisa Hartaku merupakan sebuah rumah pribadi milik penduduk Desa Kinahrejo yang bernama Bapak Riyanto yang rusak terkena terjangan awan panas akibat erupsi Gunung Merapi yang terjadi pada 5 November 2010 pada pukul 12.04.49. 



Waktu terjadinya bencana tersebut bisa dilihat pada sebuah jam yang masih tertempel pada dinding rumah tersebut. 




Didalam Museum Sisa Hartaku ini kita juga bisa melihat benda-benda lain yang ikut rusak dan meleleh seperti sepeda motor, televisi, perabotan rumah tangaa sampai dengan rangka hewan peliharaan sang pemilik rumah. 


Melalui benda-benda tersebut bisa dibayangkan betapa dahsyatnya serangan awan panas pada saat kejadian.





Bunker Merapi : Bunker ini terletak di kawasan Kaliadem. Bunker ini biasa digunakan sebagai tempat berlindung jika erupsi terjadi. Bunker ini sudah ada sejak jaman Belanda.


Pada erupsi yang terjadi pada tahun 2006, bungker ini menjadi saksi meninggalnya 2 relawan yang berlindung di dalam bungker tersebut.

Mereka berdua meninggal di antara pintu masuk dengan ruang toilet yang ada di sebelah kanannya, saat muntahan lava menutupi semua bungker dengan suhu 800 derajad celsius.

Relawan tersebut bertugas memantau status gunung merapi, namun tiba-tiba sang gunung mengalami erupsi.

"Merapi memang tidak pernah ingkar janji"



Bunker ini berada persis 4 km di bawah Gunung Merapi. Jika cuaca sedang cerah, dari tempat ini kecantikan puncak Gunung Merapi bisa terlihat dengan sempurna.

Kali Kuning : Kali Kuning merupakan salah satu sungai yang dilalui oleh aliran lahar dingin dari Gunung Merapi. Di Kali Kuning ini terdapat dam yang berfungsi untuk memecah aliran lahar dingin. Sensasi berbeda akan kembali dirasakan pada saat Jeep melintas diatas aliran air.



Momen-momen indah :








Pukul 14.30 perjalanan dilanjutkan untuk belanja bakpia di depan Lanud Adisucipto.
Sampai lokasi pukul 15.45 dan diberi waktu belanja 1 jam.

Parkir di Bakpia Pathok 25, ternyata beli ke Bakpia Kukus Tugu Jogja di sebelahnya


Pukul 15.45 perjalanan dilanjutkan ke Resto Jogja Airport yang hanya membutuhkan waktu tempuh 15 menit


Menikmati makan seperti di dalam pesawat terbang lengkap dengan interior, pilot dan pramugarinya




Koleksi mobil antik di sekitar resto





Setelah menikmati makan malam, berlanjut di hotel tiba pukul 19.00 diiringi dengan hujan gerimis

Jeda tiga puluh menit setelah mandi dan sholat, ternyata di luar hotel kondisi hujan sudah terang, maka lanjut kembali jalan-jalan malam di Malioboro


Kali ini berkelililng dengan menaiki andong bertarif Rp. 100K.



Melewati Malioboro, Istana Negara, Benteng Vredeburg, Monumen Serangan Umum 1 Maret, Rumah Sakit, Pabrik pembuatan Bakpia Pathok, hingga Stasiun Yogyakarta. Tak lupa bercerita sekilas tentang "sarkem" dari sang kusir yang telah sepuh.

Untuk oleh-oleh pakaian, terbeli kaos, hem batik, serta celana batik. Tak lupa souvenir berbentuk tugu dan juga brevet garuda pancasila magnetik yang bisa ditempel di pintu kulkas.

Jam menunjukan pukul 00.30 bergegas kembali ke hotel. Namun masih menyempatkan berfoto di kedai lokomotif yang memajang tulisan Yogyakarta.



Dan juga berpose di lokomotif kereta api di dalam Stasiun Yogyakarta



Masih menyempatkankan pula foto bersama dengan penjaga hotel yang memakai kostum prajurit keraton


Ahad pagi, 15/12/2019 setelah makan pagi mengagendakan untuk ke pasar Bringharjo dengan menaiki taksi online yang hanya berbayar 13K dari hotel.


Setelah membeli tambahan oleh-oleh. hem batik, dilanjutkan berjalan kaki ke Benteng Vredeburg. Tiket masuk benteng Rp. 3K.


Selain berfoto di dalam benteng, mengeksploitasi tentang cerita benteng merupakan menu sejarah yang tidak boleh dilewatkan.


Benteng ini dibangun sebagai pusat pemerintahan dan pertahanan residen Belanda kala itu, dengan dikelilingi oleh sebuah parit (jagang) yang sebagian bekas-bekasnya telah direkonstruksi dan dapat dilihat hingga sekarang. Benteng berbentuk persegi ini mempunyai bastion (menara pantau) di keempat sudutnya.



Baca pula : Museum Benteng Vredeburg

Agenda setelah makan siang, adalah de mata. Bekas terminal yang disulap menjadi destinasi berfoto ria, memanjakan bagi yang suka berfoto dan selfi












Lihat pula : Video ke Jogja

Dari perjalanan seluruh agenda ke Jogja, menguraikan hikmah :
  1. Mempererat silaturahmi sesama warga stemba, dengan saling bertemu dan berkumpul bersama dalam satu momentum
  2. Mengambil hikmah dari bencana yang telah melanda, bahwa sesungguhnya manusia sangat kecil di hadapan Allah
  3. Dalam Lava Tour, dapat melihat keindahan alam sekaligus sosial kemasyarakatan warga di lereng gunung merapi, dengan karakter alamnya yang terjal dan tidak ada sungai mengisyaratkan begitu kuatnya mereka mampu beradaptasi di lingkungan tersebut
  4. De mata, menginspirasi untuk menjadikan lahan yang tidak bermanfaat menjadi objek produktif dengan membidik milenial yang identik dengan selfi dan update status
  5. Ide kreatif resto Jogja Airport memberikan sensasi tersendiri dalam desain jamuan makanan berkelas executif.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar