Rabu, 28 September 2022

Metode Titrasi Asam - Basa

Analisa acidi alkalimetri dibagi menjadi dua bagian :

Acidimetri adalah suatu titrasi yang berlangsung antara asam dengan basa, dimana sebagai larutan standarnya adalah asam, yang digunakan untuk menentukan atau menghitung titer yang bersifat basa

Reaksi Pokok : OH-  +  H+ ........H₂O

Alkalimetri adalah suatu titrasi yang berlangsung antara asam dengan basa, dimana sebagai larutan standamya adalah basa, yang digunakan untuk menentukan atau menghitung titer yang bersifat asam.

Reaksi Pokok : H+ + OH-  ........H₂O


Cara penghitungan analisa acidi alkalimetri.

Untuk menentukan kadar suatu zat secara acidi alkalimetri digunakan rumus :

V₁ x N₁ = V₂ x N₂

V₁ = Volume asam

N₁ = Normalitas asam

V₂  = Volume Basa

N₂ = Normalitas Basa


INDIKATOR ASAM DAN BASA.

Indikator asam basa adalah zat yang berubah wamanya pada range (trayek) pH tertentu. 

Dasar reaksi analisa kuantitatif secara acidi alkalimetri adalah reaksi antara asam dan basa atau dikenal dengan reaksi netralisasi. 

Selama titrasi berlangsung, yaitu reaksi antara asam dan basa, selalu terjadi perubahan harga pH dari larutan yang dititrasi. Oleh karena itu sebagai indicator dalam acidi alkalimetri harus dipakai indicator yang dapat menunjukkan perubahan harga pH, yaitu indicator netralisasi.

Pada umumnya zat-zat yang berfungsi sebagai indicator adalah senyawa-senyawa asam atau basa organic yang lemah, yang mempunyai perubahan warna pada suasana asan atau basa. Perubahan ini terjadi pada daerah pH tertentu.

Di bawah ini daftar beberapa indicator yang sering digunakan pada analisa acidi alkalimetri.


INDIKATOR PENETRALAN

Tujuan titrasi, misalnya dari suatu larutan basa dengan larutan standar suatu asam, adalah untuk menetapkan jumlah asam yang secara kimiawi adalah tepat ekuivalen dengan jumlah basa yang ada. 

Keadaan (atau saat) pada mana ini dicapai, adalah titik-ekuivalen, titik-stoikiometri, atau titik-akhir teoretis; hasilnya adalah larutan air dari garam bersangkutan. Jika baik asamnya, maupun basanya, merupakan elektrolit kuat, larutan yang dihasilkan akan netral dan mempunyai Ph 7 

tetapi jika atau asamnya, atau basanya, adalah elektrolit lemah, garam itu akan terhidrolisis sampai derajat tertentu, dan larutan pada titik-ekuivalen itu akan entah sedikit basa, atau sedikit asam. pH tepat dari larutan pada titik ekuivalen, dapat mudah dihitung dari tetapan ionisasi dari asam lemah atau basa lemah itu, dan konsentrasi larutan. 

Untuk setiap titrasi yang sesungguhnya, titik-akhir yang benar akan ditandai oleh suatu nilai tertentu dari konsentrasi ion-hidrogen larutan itu, di mana nilai tersebut bergantung pada sifat asam dan basa, dan konsentrasi larutan.

Ada tersedia sejumlah zat yang disebut indikator penetralan atau indikator asam-basa, yang memiliki warna-warna yang berbeda bergantung pada konsentrasi ion-hidrogen dari larutan. 

Ciri-ciri khas utama dari indikator ini adalah bahwa perubahan dari warna yang dominan 'asam' menjadi warna yang dominan 'basa' tidaklah mendadak dan sekaligus, tetapi berjalan di dalam suatu selang (interval) pH yang (biasanya kira-kira dua satuan pH) yang dinamakan selang perubahan warna indikator. 

Kedudukan selang perubahan-warna pada skala pH berbeda-beda jauh untuk indikator-indikator yang berbeda-beda. Maka, untuk kebanyakan titrasi asam-basa, kita dapat memilih suatu indikator, yang memperlihatkan perubahan warna yang jelas pada pH yang dekat dengan pH pada titik-ekuivalen.

Teori pertama yang berfaedah tentang aksi indikator, telah diusulkan oleh W. Ostwald. Semua indikator yang umum digunakan adalah asam-asam atau basa-basa yang organik yang sangat lemah. 

Ostwald berpendapat bahwa asam indikator yang tak berdisosiasi (HIn) atau basa indikator yang tak berdisosiasi (InOH), mempunyai warna yang berbeda dari warna ionnya. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar