Rabu, 09 November 2022

Wawancara tugas PPG



Dengan Bapak Kepala Sekolah (Rabu, 09 Nopember 2022 pukul 12.15 - 13.00 wib)

Drs. Heru Mursanyoto, MM

1.) Semangat belajar yang rendah ;

  • Perkembangan dan pertumbuhan siswa yang masih labil (emosi siswa) 
  • Banyak yang tidak bisa memfilter 
  • Kecenderungan lebih ke arah yang kurang bagus
  • Menganggap sekolah bukan yang utama
2.) Pemetaan gaya belajar peserta didik belum maksimal
  • Belum bisa melakukan pemetaan
  • Bila pun ada yang sudah, tidak mencermati keseluruhan karena mendapatkannya dengan cara sampling 
  • Butuh waktu lama karena jumlah siswanya banyak (ribuan)

3.) Relasi guru, orang tua dan peserta didik belum terjalin efektif
  • Keterlibatan tidak dilakukan 100%, untuk memonitor prestasi siswa mengundang orang tua pada pembagian raport
  • Memanggil orang tua karena adanya masalah siswa
  • Belum ada pelibatan kegiatan denga mengundang orang tua karena kesibukan kerja
4.) Penggunaan satu model pembelajaran untuk semua kelas
  • Guru kurang memahami kondisi siswa
  • Siswa dianggap sama, padahal siswa berbeda dalam IQ, kepandaian, kepatuhan, PBM, dan konsentrasi
  • Idealnya harus dilakukan untuk setiap kondisi siswa (pendekatan individual) karena klasikal jadi kewalahan. 
  • Belum adanya up-skilling guru, agar guru mampu menerapkan model pembelajaran yang lain
5.) Pembelajaran dengan HOTS masih sulit
  • Belum adanya analisis, penalaran luar biasa untuk memperoleh kompetensi berdasarkan pemikiran kritis
  • Guru belum memiliki pengalaman untuk memahami HOTS
6.) Pemanfaatan teknologi baik guru dan peserta didik belum optimal 
  • Masih ada siswa dan guru yang gadgednya belum support digitalisasi
  • Sebagian kecil kendala sarana dan prasarana
  • Guru masih menginginkan pembelajaran tatap muka agar bisa melihat respon dan karakteristik siswa dalam menerima materi.



Pakar : DR. Anton Sujarwo, M.Pd
  1. Instruktur HOTS Nasional
  2. Penulis UN matematika
Wawancara Rabu, 09 November 2022 pukul 13.30 - 14.30 wib

1.) Semangat belajar yang rendah ;
  • Faktor internal siswa, dengan perkembangan medsos, gadget, mereka lebih senang bermain daripada belajar
  • Faktor eksternal siswa : lingkungan, pergaulan cenderung cangkruk di warkop sehingga waktu habis untuk kegiatan di luar belajar
2.) Pemetaan gaya belajar peserta didik belum maksimal
  • Pemetaan oleh sebuah instrumen, dari pengembangan instrumen untuk memetakan gaya belajarnya. Namun dalam prakteknya belum bisa diimplementasikan di lapangan
  • Guru jarang memetakan terkait gaya belajar, semua anak diperlukan sama
3.) Relasi guru, orang tua dan peserta didik belum terjalin efektif
  • Karena pandemi, kesempatan berbagi informasi dengan orang tua belum maksimal
  • Tidak semua orang tua "melek" teknologi
  • Ada miskomunikasi sekolah dengan orang tua, contoh : terkait informasi kurikulum, jam masuk, jam pulang, kegiatan sekolah, aturan tata tertib, (pelanggaran - poin) perlu disosialisasikan. Sehingga bila ada siswa bermasalah tidak "ujug-ujug" poin tinggi / akan dikeluarkan
4.) Penggunaan satu model pembelajaran untuk semua kelas
  • Guru tidak mau ribet dengan karakteristik siswa, sehingga diperlukan sama
5.) Pembelajaran dengan HOTS masih sulit
  • Tidak bisa serta merta, sehingga perlu dilatih dalam KD yang akan diajarkan
  • Guru hanya mayoritas menerapkan HOTS pasca pelatihan 
  • Untuk membuatnya butuh keterampilan tersendiri, sehingga sebagian besar masih sulit menerapkan 
  • Sebagian besar guru belum mau menerapkan
  • Belum bisa memecahkan soal-soal HOTS dalam pembiasaan pembelajaran
6.) Pemanfaatan teknologi baik guru dan peserta didik belum optimal 
  • Bagi guru yang sudah usia tua dan mendekati pensiun, tidak mau ribet dengan perubahan yang baru pada ICT
  • Belum maksimal apa yang dimiliki oleh siswa



Guru : Herman Supratiyo, S.Si
Ketua Bidang Keahlian Kimia Industri 
Wawancara Rabu, 09 November 2022 pukul 15.30 - 16.30 wib

1.) Semangat belajar yang rendah ;
  • Tidak sesuai dengan keinginannya, karena pertimbangan jarak yang dekat dan ingin masuk sekolah negeri
2.) Pemetaan gaya belajar peserta didik belum maksimal
  • Tidak ada pemetaan - program identifikasi sejak awal masuk 
3.) Relasi guru, orang tua dan peserta didik belum terjalin efektif
  • Orang tua sibuk kerja
  • Orangtuanya merupakan golongan menengah ke bawah sehingga tuntutan pekerjaan yang diprioritaskan
4.) Penggunaan satu model pembelajaran untuk semua kelas
  • Tuntutan pekerjaan guru yang banyak selain mengajar (administrasi, ekstrakurikuler, PKL)
5.) Pembelajaran dengan HOTS masih sulit
  • Siswa pragmatis, hanya terampil pada bidang vokasi yang diinginkan
  • Intake-nya dari level rendah
6.) Pemanfaatan teknologi baik guru dan peserta didik belum optimal 
  • Jumlah peralatan praktek terbatas, dipakai banyak siswa secara bergantian 



Teman Sejawat : Drs. Eko Budi Purnomo
Ketua MGMP Teknik Kimia Jawa Timur
Wawancara : Selasa, 8 November 2022
Pukul 12.30 - 13.30


1.) Peserta didik masih memiliki semangat belajar yang rendah
  • Karena zonasi sehingga mendapatkan peserta didik yang kualitasnya rendah
  • Efek pandemic sehingga pemahaman pengetahuan yang kurang memadai

2.) Pemetaan gaya belajar peserta didik yang belum maksimal
  • Kegiatan pembelajaran yang masih klasikal sehingga pemetaan gaya belajar siswa belum maksimal

3.) Relasi guru, orang tua dan peserta didik belum terjalin dengan efektif
  • Karena komunikasi antara guru, orang tua dan peserta didik masih searah

4.) Penggunaan satu model pembelajaran untuk semua kelas
  • Pengetahuan tentang model pembelajaran guru sudah cukup namun guru enggan menggunakan berbagai macam modell pembelajaran

5.) Pembelajaran dengan HOTS masih sulit
  • Belum dibiasakannya peserta didik diajak berfikir secara logis

6.) Pemanfaatan teknologi baik guru dan peserta didik belum optimal
  • Pengetahuan tentang teknologi bagi guru sangat kurang terutama bagi guru yang usianya sudah tua sedang bagi peserta didik lebih suka memanfaatkan teknologi untuk bermain game
Wawancara dengan pengawas SMK
Dra. Emie Ismiatie. M. Pd
Kamis, 10 Nopember 2022
Pukul 13.00 - 14.00 wib



1.) Peserta didik masih memiliki semangat belajar yang rendah
  • Belum memiliki wawasan pentingnya tujuan hidup dan kejelasan arah
  • Belum  bisa membagi kegunaan gadget yang semestinya. Berapa jam untuk pembelajaran dan bermain
2.) Pemetaan gaya belajar peserta didik yang belum maksimal
  • Belum dilaksanakan tes diagnostik yang memetakan peminatan. walaupun tidak detail tetapi membantu dalam peminatan dan belajar
  • Guru belum memfasilitasi belajar tanpa batasan kemampuan yang berbeda
  • Guru belum memberikan ruang - mediasi differrensiasi dengan tujuan yang sama. Karena IKM berpihak pada siswa, harus bahagia di dalam kelasnya tanpa harus tertekan
  • Guru belum memanfaatkan "equalizer" dalam mengatur masing-masing muridnya (intermediate - advance)
3.) Relasi guru, orang tua dan peserta didik belum terjalin dengan efektif
  • Belum meningkatkan peran kerjasama walikelas, guru mapel dan BK. Karena walikelas harus hapal nama anak, karakter, keluarga, hobi, sehingga bila ada something wrong cepat teratasi
  • Tidak semua walikelas peduli
  • Belum maksimal pelaksanaan home visit 
4.) Penggunaan satu model pembelajaran untuk semua kelas
  • Belum tampak kreativitas untuk model bervariasi dan differrensiasi
  • Guru belum mau belajar untuk update dan tidak boleh berhenti belajar dan mau menerima perubahan
  • Belum banyak menerapkan teaching factory yang dimaksudkan oleh dirjen vokasi.
5.) Pembelajaran dengan HOTS masih sulit
  • Literasi orang Indonesia masih rendah berdasarkan (PISA). perlu dipupuk dengan lomba narasi, merangkum essay hingga mempunyai tahapan berfikir kritis dan apresiasi bagi literasi yang terbaik
  • Pelaksanaan GLS Gerakan Literasi Sekolah belum maksimal dan cenderung spontanitas lalu padam. Padahal untuk mengarah ke HOTS siswa harus memperkuat literasinya terlebih dahulu.
  • Belum ada review yang optimal (tidak sekedar formalitas) agar GLS mempunyai daya lenting menuju pembiasaan berfikir HOTS 
6.) Pemanfaatan teknologi baik guru dan peserta didik belum optimal
  • Guru belum banyak memanfaatkan aplikasi yang sedang diminati siswa sebagai media pembelajaran. Misalnya tugas merangkum materi dalam aplikasi tiktok
Optimalisasi perbaikan belajar-mengajar itu berlangsung dengan baik, apabila usaha guru untuk memperbaiki cara belajar murid adalah seimbang dengan usaha guru untuk memperbaiki acara pengajarannya sendiri. 

Motivasi peserta didik bisa tumbuh dari dalam diri mereka itu sendiri karena mereka memiliki tujuan yang ingin dicapainya. Sehingga mereka bisa lebih semangat untuk terus belajar dan mereka menjalani dengan rasa senang. Selain itu juga motivasi bisa muncul dari luar diri mereka seperti yang terdiri dari guru, sekolah, keluarga, dan lingkungan.

bahwa pada dasarnya guru juga dituntut harus mampu membangun komunikasi yang efektif dengan orang tua siswa yang juga memiliki latar belakang budaya yang berbeda-beda. 

Orangtua siswa seharusnya juga lebih bijak menerima laporan anaknya. Komunikasi yang didasari oleh rasa hormat dan saling menghormati antara pendidik dengan peserta didik termasuk orang tua peserta didik. 

Di dalam kelas, guru jarang sekali berkeliling melihat pekerjaan siswa dibarisan belakang, guru lebih sering berinteraksi dengan anak-anak dibarisan depan. 

Bagi siswa yang ada dibarisan belakang, baru akan mendapatkan peran apabila ada giliran untuk maju ke depan mengerjakan soal. Padahal beberapa siswa yang ada dibelakang mungkin sekali
mengalami kesulitan belajar matematika yang apabila dibiarkan
dapat melemahkan motivasi belajar siswa.

Berkenaan tentang
hasil belajar siswa, seperti Ujian Nasional hingga TIMSS, PISA dan OECD
berskala internasional masih menunjukkan hasil yang mengecewakan bagi
para guru dan pengajar. Hasil belajar siswa yang dilihat dari beberapa aspek,
seperti literasi membaca, literasi berbicara dan literasi berhitung masih jauh
dari harapan. Kenyataan ini menjadi fokus utama para guru dan pengajar untuk
semakin meningkatkan proses belajar pada siswa.

Permasalahan yang dihadapi oleh siswa
yaitu kurangnya motivasi dari diri siswa dalam
mengikuti proses belajar mengajar beberapa
masalah yang terjadi dalam proses belajar
mengajar yaitu (1) kurangnya interaksi antara
guru dan siswa; (2) penguasaan guru tentang
metode pengajaran masih belum maksimal; (3)
siswa cenderung pasif dan kurangnya motivasi
siswa; (4) metode yang digunakan dalam
mengajar belum bervariasi/ monoton; (5) siswa
cenderung hanya menghafal bukan memahami
materi pelajaran.

Apa makna percakapan tersebut menurut Anda? Ya,
mayoritas guru masih menganggap bahwa pembelajaran
HOTS adalah tentang membahas soal yang rumit, sulit, susah
dinalar, lebih susah dari biasanya. Stigma pembelajaran HOTS
sama dengan soal sulit sudah mengakar bagi sebagian besar
guru. Observasi yang saya lakukan dengan mengambil sampel
beberapa guru SMP yang ada di kota saya, ada sekitar 85%
lebih guru tidak paham apa itu pembelajaran HOTS dan
bagaimana menyusun soal tipe HOTS tersebut.

Buku Pegangan
Pembelajaran Berorientasi
pada Keterampilan
Berpikir Tingkat Tinggi
PROGRAM
PENINGKATAN
KOMPETENSI
PEMBELAJARAN
Berbasis Zonasi

Namun pemanfaatan teknologi terutama dibidang informasi terkadang tidak
membantu siswa menumbuhkan minat belajarnya. Hal ini disebabkan karena tidak
adanya komunikasi yang efektif dalam proses pembelajaran dan kurangnya media yang
memberikan feedback yang menarik bagi siswa mengakibatkan pembelajaran menjadi
membosankan. Seorang siswa yang mengalami kejenuhan dalam proses
pembelajarannya akan berdampak pada ketidakmajuan dalam hasil belajarnya. Oleh
karena itu, diperlukan pendorong untuk menggerakkan minat belajar siswa agar mampu
mengimbangi prestasi belajar siswa lainnya

Dengan demikian, pemilihan dan penggunaan
media pembelajaran memiliki arti penting untuk
mencapai keberhasilan dalam pendidikan, terutama
dalam hal pemilihan penggunaan media berbasis
teknologi informasi dan komunikasi dalam kegiatan
perkuliahan, termasuk di IAIN Parepare. Ini
dikarenakan keberhasilan pendidikan banyak
ditentukan oleh dosen dalam menggunakan model
pembelajaran termasuk dalam pemilihan media
berbasis ICT tersebut yang diduga memiliki pengaruh
signifikan terhadap hasil belajar mahasiswa..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar