Sabtu, 13 Januari 2024

Ngaji Menejeman Kemasjidan & Ziarah di Kota Blitar

 


Sabtu, Tanggal 13 Januari 2024,

Pukul 05.30 WIB

Dengan Biaya Rp. 150.000,-

Seat 2-2 (50)


Tujuan

  1. Masjid Ar Rahman (Blitar)
  2. Makam Bung Karno
  3. Syech Subakir


1. P Sofyan

2. P Fitrah

3. P Sulthon

4. P. As'ad

5. B. Zulfa

6. P. Idham 

7. P. Yoko 

8. B. Ainun

9. B. Ani

10. B. Agar

11. Suci

12. Dwi Winarti

13. B. Dina

14. P. Budi

15. P Ji

16. P. Ji

17. B. Ji 

18. B. Ji

19. B. Chaidaroh

22. Dwi A.T

23. P. Zainal

24. B. Yuana

25. Pak Rais

26. P Aris

27. P. Aris

28. P Hakim

29. Suci

30. Dwi A.T

31. P Herman

32. Mas Jarwo

33. P Toyib

34. P. Toyib

35. P. Joko 

36. B. Joko/ B. Septy

37. B. Chaidaroh

38. B. Puji kimia

39. P. Onny

40. P. Onny

41. P. Gatot

42. P. Gatot

43. Suci

44. B. Endang TAB

45. SKI

46. SKI

47. B Chaidaroh

48. B. Yuni

49. B Iswandari


Materi studi tiru :

Masjid Ar Rahman Mayangkaragroup

Sabtu, 13 Januari 2024

Ruangan Khadijah Kubro

Manajer of Duty : Mas Utsman

  • Abah Harianto pemilik migas, SPBU dan radio
  • Saat Haji beliau mendapat ketenangan, Keinginan untuk membawa ketenangan serupa masjid Nabawi di Blitar
  • Jajaran perusahaan menyetujui. Setelah dibangun pengunjungnya membludak, perluasan tahun 2020
  • Membuat suasana seperti Nabawi, mulai dari karpet, parfum, hingga kiswah yang terpasang asli dari Mekkah (terpasang di Kakbah 2009 M)
  • Kenyamanan dan keamanan hingga kewangian toilet
  • Karyawan masjid 56 orang, mulai dari koridor hingga laundry dan dapur buat kopi, teh, jahe
  • Jamaah yang pakaian dipunggungnya ada tulisannya, maka akan dipinjami rompi agar khusuk jamaah di belakangnya
  • Mempertimbangkan jamaah datang dari berbagai wilayah yang kemungkinan memunculkan aroma keringat yang beragam, Saat sholat akan dibakarkan bukhur (menyan arab) agar suasana wangi
  • Menghargai kerja keras karyawan/petugas masjid, Setiap enam bulan ada undian enam umroh gratis para karyawan masjid 
  • Program qiyamullail setengah dua dini hari, pemberian materi lewat WA grup karyawan dan disuruh merangkum Materinya
  • Tiga puluh menit sebelum shubuh ada WA berdoa, dan karyawan mengamini
  • Program Pengajian kuliah subuh dan Ahad pagi.
  • Ahad pagi disediakan nasi kotak 1000, sedangkan untuk Jumat berkah 3500 kotak dengan harga @ Rp. 15.000,-
  • Operasional setiap bulan hampir 1 Miliar
  • Masjid sudah diwakafkan, tapi Abah Harianto tetap berusaha menghidupi operasionalnya
  • Program Tahfiz dewasa dan lanjut usia (TPQ)
  • Jamaah aktif dari lingkungan sekitar akan diberi apresiasi, dibuktikan  melalui presensi
  • Bantuan khusus untuk lansia, fakir miskin dan pondok pesantren dari H. Harianto
  • Tidak menerima qurban khawatir agenda sholat terbengkalai
  • Syarat imam harus hafal Al-Qur'an dan proses seleksi





Foto dokumentasi :












Perjalanan selanjutnya ke makam Bung Karno, yang hanya membutuhkan waktu sepuluh menit sudah sampai di parkiran bus. Berikutnya naik becak PP seharga Rp. 25.000,-



Di areal penjualan bukan hanya foto sang proklamator sebagai memorable, tapi merchandise Gus Iqdam yang lagi menghangat, Abil membeli dua potong kaos "Dekengane Pusat" yang kalimatnya penuh hikmah.


"Jangan pernah memperjuangkan mati-matian, sesuatu yang tidak dibawa mati."

"Terwujud atau tidak terwujud pokoke tetap sujud"



Perjalanan berikutnya dengan waktu tempuh 22 menit menuju petilasan syech Subakir, pada kesempatan ini diberikan waktu dari panitia untuk menjelaskan sosok yang akan diziarahi tersebut.



Nama aseli syech Subakir adalah Syaikh Muhammad Al-Baqir dari Persia (wilayah Iran-Iraq)

Kedatangannya merupakan permintaan Ratu Majapahit kala itu, Dyah Maharani Suhita ke Imperium kekaisaran Turki Utsmani (Ottoman). Dikarenakan pasca perang Paregreg kondisi Jawa mengalami kerusakan secara politik, ekonomi dan keamanan. Khususnya moral dan akhlak.

Dengan akhlaq orang-orang Islam diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan di Jawa saat itu. Maka diutuslah 20.000 mubaligh yang tujuan utama adalah menyebarkan ajaran Islam dengan metode Hitam - Putih, Halal - Haram.

Pada fase ini mengalami kegagalan total, karena justeru mendapatkan perlawanan dari penduduk lokal yang bukan saja menghuni daratan Jawa, termasuk juga alam "ghaibnya". Bahkan semua mubaligh itu dibantai dengan mati disula. (dubur hingga mulut ditusuk dengan tombak)

Berdasarkan dari evaluasi, maka berikutnya diutuslah syech Subakir terlebih dahulu untuk menyelesaikan dengan penguasa "ghaib" tanah Jawa. Tongkatnya ditancapkan di Gunung Tidar Magelang Jawa Tengah selama tiga hari - tiga malam yang menyebabkan pulau Jawa terjadi badai dan langit gelap gulita. Hingga terjadilah pertempuran dengan Sabdapalon yang dimenangkan oleh Syekh Subakir. 

Namun ada perjanjian yang diminta dari penguasa ghaib Jawa disaat itu, diantaranya :
  1. Ajaran Islam yang akan masuk tidak boleh menghilangkan adat istiadat dan tradisi Jawa
  2. Selama 500 tahun sejak perjanjian, selanjutnya tradisi Jawa akan dikembalikan lagi 
Berangkat dari itu, tim berikutnya diutuslah sembilan orang ulama yang berasal dari berbagai negeri muslim di wilayah Turki Utsmani dengan kompetensi yang beragam untuk menyebarkan ajaran Islam dengan mempertimbangkan kearifan lokal sekitar nya. Sedangkan syekh Subakir diyakini kembali ke negeri asalnya hingga sampai beliau wafat di sana. Sedangkan yang diziarahi di Blitar merupakan petilasan Pasujudan beliau yang terbuat dari batu.

Diantara ulama yang dikenal sebagai Walisongo pada masa awal ini adalah :
  • Syaikh Jumadil kubro yang makamnya di Trowulan Mojokerto, beliau mempunyai keahlian pemerintahan dan sebagai kunjer/penghulu para Walisongo 
  • Syaikh Maulana Malik Ibrahim atau yang dikenal sebagai Sunan Gresik mempunyai kemampuan tabib pengobatan penyakit medis dan ahli pertanian karena merupakan sarjana pertanian dari negeri Tajikistan
  • Syaikh Maulana Ibrahim Asmarakondi (ayahanda Sunan Ampel), merupakan ahli ilmu agama dari negeri Samarqandi - Uzbekistan 
  • Syaikh Maulana Ischaq (ayahanda Sunan Giri), merupakan ahli ilmu pengobatan dan ilmu agama dari negeri Pasai - Aceh.
Dalam fase ini, penyebaran Islam dengan akulturasi budaya dan memunculkan sinkretisme perpaduan Islam dengan tradisi Jawa. Misalnya :
  • Bangunan atap masjid berbentuk punden berundak seperti atapnya pura - Hindu
  • Bila ada yang meninggal, orang Jawa biasanya bergadang dan bersenang-senang menghibur keluarga si mayit selama sepekan di rumahnya, maka tradisi tersebut diganti dengan tahlil mendoakan si mayit hingga tujuh harinya.
  • Bila dulu mubaligh disula oleh orang Jawa dengan perasaan senang, maka orang Jawa bila punya perasaan syukur dan senang diganti dengan bancaan ayam panggang utuh yang diingkung.
Pelan dan pasti, dakwah Walisongo ini berhasil mengislamkan penduduk Jawa disertai dengan kembalinya stabilitas politik, ekonomi, keamanan, moral dan akhlak. Bersamaan pula kekuasaan Majapahit mulai meredup hingga pentas politik di Jawa digantikan oleh kesultanan Demak yang didirikan oleh para Walisongo.

Disatu sisi, sekitar tahun 1988 pemerintah Republik Indonesia memberikan pengakuan kepada aliran kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Apakah menandai berakhirnya 500 tahun perjanjian antara Syech Subakir dengan penguasa Ghaib tanah Jawa saat itu, Wallahu'alam bi showab

1 komentar:

  1. https://drive.google.com/file/d/1Hq37ZMN7MB7xhJoT-psmhfG9oldanQlR/view?usp=drivesdk

    BalasHapus