Selasa, 08 Agustus 2023

Ekstraksi Cair-Cair

TUJUAN

EKSTRAKSI CAIR-CAIR

  1. Mengenal dan memahami prinsip ekstraksi.
  2. Dapat memilih dengan tepat pelarut yang digunakan untuk ekstraksi.
  3. Terampil dan mahir dalam melakukan ekstraksi.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Campuran adalah gabungan dari dua zat atau lebih yang hasil penggabungannya masih mempunyai sifat yang sama dengan zat aslinya.

Campuran terdiri dari campuran homogen dan campuran heterogen. Campuran homogen yang memiliki komposisi yang sama, sedangan campuran heterogen adalah campuran yang komposisinya tidak seragam. 

Proses pemisahan zat penyusun dalam campuran tidak hanya untuk memisahkan zat yang merugikan tetapi juga dilakukan berdasarkan manfaat dari setiap zat penyusunnya. Zat penyusun campuran dapat dipisahkan berdasarkan perbedaan sifat setiap zat.

Contohnya perbedaan titik didih, kelarutan, dan ukuran partikel. Campuran dapat dipisahkan dengan berbagai metode, antara lain pengayakan, penyaringan, sentrifugasi, evaporasi, pemisahan campuran dengan menggunakan magnet, sublimasi, destilasi, ekstraksi, dan kromatografi (Musa'adah, 2011)

Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu komponen dari capuran berdasarkan proses distribusi terhadap dua macam pelarut yang tidak saling bercampur. Ekstraksi pelarut biasanya digunakan untuk memisahkan sejumlah gugus yang dinginkan dan mungkin merupakan gugus pengganggu dalam analisis secara keseluruhan. Terkadang gugus-gugus pengganggu ini diekstraksi secara selektif (Bassett, et al., 1994). 

Metode ekstraksi pelarut dapat digunakan sebagai teknik pemekatan dalam menganalisis logam. Teknik ekstraksi pelarut ini sangat sederhana, cepat, mempunyai ruang lingkup yang luas, dan dapat digunakan untuk memisahkan logam-logam dari kadar rendah sampai kadar tinggi (Syalhputra, 2018).

Ekstraksi cair-cair (ekstraksi pelarut) adalah ekstraksi yang digunakan untuk memisahkan dua jenis campuran yang berbentuk cairan dan tidak saling melarutkan. Campuran tersebut bisa dipisahkan dengan corong pisah, contohnya pada air dan minyak. Ketika kran dibuka air akan keluar.

Ekstraksi cair-cair dapat digunakan untuk memisahkan zat dengan baik dalam tingkat makro ataupun mikro sehingga metode ini populer digunakan. Batasannya adalah zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang berbeda dalam kedua fase pelarut (Bassett, et al., 1994).

Menurut Khopkar (1990), proses ekstraksi cair-cair dapat berlangsung dalam tiga tahapan, antara lain :

  1. Pembentukan kompleks tidak bermuatan.
  2. Distribusi dari kompleks yang diekstraksi.
  3. Interaksinya yang mungkin dalam fase orgaanik.

Menurut Basset, et al (1994), dalam proses ekstrasi diperlukan pelarut yang sesuai untuk melarutkan suatu zat. Berikut adalah syarat pelarut yang sesuai untuk dipertimbangan untuk ekstraksi, antara lain :

  1. Angka banding distribusi yang tinggi untuk zat terlarut dan angka banding distribusi yang rendah untuk zat pengotor yang tidak diinginkan.
  2. Kelarutan yang rendah dalam fase air.
  3. Viskositas yang relatif rendah dan perbedaan kerapatan yang relatif besar dari fase airnya untuk mencegah terjadinya emulsi.
  4. Tingkat toksisitas yang rendah dan tidak mudah terbakar.
  5. Mudah mengambil kembali zat yang tidak larut dalam proses analisis selanjutnya.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1.Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam percobaan ini, antara lain corong pisah 250 mL, buret 50 mL, erlenmeyer 250 mL, corong buchner, corong. aspirator air, statif, dan klem bundar.

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini, antara lain Asam asetat glasial (5mL dalam 110 mL air), Aquades, Asam benzoat 15 gram, Asetanilida 10 gram, Metilen klorida, NaOH 0,3N dan NaOH 10%, HCI 10%, Toluen, Metanol, dan Eter.

3.2.Prosedur Kerja
3.2.1. Ekstraksi Sederhana (Cair-Cair)
  1. Sebanyak 10 mL asam asetat glasial (5 mL dalam 110 mL air) dimasukkan ke dalam corong pisah 100 mL dan diekstraksi dengan 30 mL eter.
  2. Kemudian dikocok 1-2 kali dan dibuka kran corong pisah dengan posisi terbalik. 
  3. Pengocokan diulangi dan kemudian kran dibuka lagi, diulangi 4-5 kali. 
  4. Corong diletakkan pada klem bundar dan dibiarkan cairan memisah. 
  5. Setelah cairan memisah, lapisan pada bagian bawah dikeluarkan ke dalam erlenmeyer (tutup corong dibuka sedikit).
  6. Kemudian dititrasi fase air dengan NaOH 0,3N dengan indikator fenolftalein. Sebelumnya dilakukan titrasi terhadap 5 mL larutan asam asetat glasial (5 mL dalam 110 mL air).
  7. Perhitungan dilakukan terhadap :
a. Konsentrasi larutan asam asetat awal.
b. Konsentrasi asetat dalam lapisan air.
C. % asam asetat dalam fase air dan eter.



Soal dan jawaban ditulis pada buku laporan resmi hasil praktikum ekstraksi cair-cair (Tugas Pengganti Selasa, 12 September 2023)
  1. Mengapa kita perlu melakukan ekstraksi?
  2. Sebutkan 3 jenis ekstraksi?
  3. Apa dasar pemilihan metode ekstraksi?
  4. Apa fungsi dilakukannya ekstraksi sebanyak 3 kali?
  5. Apa faktor yang mempengaruhi ekstraksi?
  6. Kapan ekstraksi harus dihentikan?
  7. Pelarut apa saja yang digunakan untuk ekstraksi?
  8. Bagaimana pengaruh pelarut dalam ekstraksi?
  9. Sebutkan empat ciri pelarut yang baik untuk ekstraksi?
  10. Bagaimana pengaruh suhu terhadap proses ekstraksi?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar