Kamis, 05 Maret 2020

Jasnu dalam bentang sejarah


Bagi warga Nahdliyin kota Surabaya, terkhusus untuk wilayah Rungkut dan Gunung Anyar mengenali Jamaah Ahlu Sholawat Nariyah atau yang disingkat Jasnu merupakan rutinan membaca sholawat Nariyah setiap hari Senin malam pukul 21.00 bergiliran dari masjid, mushola, rumah warga maupun instansi pemerintahan

Sebelum membahas lebih jauh, alangkah lebih baiknya mengetahui terlebih dahulu tentang Sholawat Nariyah.

Pengerian Sholawat :
Sholawat menurut syar'i sebagaimana para ulama memaknainya, diantaranya para mufasirin mereka menyebutkan sholawat adalah pujian kepada nabi Muhammad.

Makna sholawat kepada Nabi adalah sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Ahzab: 56 adalah sebagai berikut :



(Innallaha wamalaa ikatahu yusholluuna 'alan nabiyi yaa ayyuhaladzinaa amanuu 'alaihi wasallimmuu tasliimaa)

Artinya: "Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya".

Sejarah Sholawat Nariyah
Sholawat nariyah adalah sebuah sholawat yang disusun oleh Syaikh Nariyah. Syaikh yang satu ini hidup pada zaman Nabi Muhammad SAW, sehingga termasuk salah satu sahabat nabi. Beliau lebih menekuni bidang ketauhidan.

Syaikh Nariyah selalu melihat kerja keras Nabi dalam menyampaikan wahyu Allah, mengajarkan tentang Islam, amal saleh dan akhlaqul karimah sehingga Syaikh selalu berdoa kepada Allah memohon keselamatan dan kesejahteraan untuk nabi.

Doa-doa yang menyertakan nabi biasa disebut sholawat dan Syaikh Nariyah adalah salah satu penyusun sholawat nabi yang disebut sholawat nariyah.

Suatu malam Syaikh Nariyah membaca sholawatnya sebanyak 4.444 kali. Setelah membacanya, beliau mendapat karomah dari Allah. Maka dalam suatu majelis beliau mendekati Nabi Muhammad SAW dan minta dimasukan surga pertama kali bersama nabi. Dan Nabi pun mengiyakan.

Ada seseorang sahabat yang cemburu dan lantas minta didoakan yang sama seperti Syaikh Nariyah, namun Nabi mengatakan tidak bisa karena Syaikh Nariyah sudah minta terlebih dahulu.

Mengapa sahabat itu ditolak Nabi Muhammad SAW dan justru Syaikh Nariyah yang bisa? Para sahabat itu tidak mengetahui mengenai amalan yang setiap malam diamalkan oleh Syaikh Nariyah yaitu mendoakan keselamatan dan kesejahteraan nabinya.

Orang yang mendoakan Nabi Muhammad SAW pada hakekatnya adalah mendoakan untuk dirinya sendiri karena Allah sudah menjamin nabi-nabi-Nya, sehingga doa itu akan berbalik kepada orang yang mendoakannya dengan keberkahan yang sangat kuat.

Nabi berperan sebagai wasilah yang bisa melancarkan doa umat yang bersholawat kepadanya. Inilah salah satu rahasia doa atau sholawat yang tidak banyak orang ketahui sehingga banyak yang bertanya kenapa nabi malah didoakan umatnya.

Apabila berdoa kepada Allah jangan lupa terlebih dahulu bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW, karena doa kita akan lebih terkabul daripada tidak berwasilah melalui sholawat.

Inilah riwayat singkat sholawat nariyah, hingga kini banyak orang yang mengamalkan sholawat ini, tak lain karena meniru apa yang telah dilakukan Syaikh Nariyah. Dan ada baiknya sholawat ini dibaca 4.444 kali karena Syaikh Nariyah memperoleh karomah setelah membaca 4.444 kali.

Jadi jumlah amalan itu tak lebih dari itba' (mengikuti) ajaran syaikh. Agar bermanfaat, membacanya harus disertai keyakinan yang kuat, sebab Allah itu berada dalam prasangka hambanya. Inilah pentingnya punya pemikiran yang positif agar doa terkabul.

Meski kita berdoa tapi tidak yakin (pikiran negatif) maka bisa dipastikan doanya
tertolak

Teks Sholawat Nariyah
Bacaan Sholawat Nariyah ini banyak dibaca dalam kegiatan keagamaan dan diamalkan oleh orang Muslim, Bacaan Sholawat Nariyah tertulis dalam teksnya adalah sebagai berikut:


Artinya adalah "Ya Allah, berikanlah sholawat yang sempurna dan salam yang sempurna kepada Baginda kami Muhammad yang dengannya terlepas dari ikatan (kesusahan) dan dibebaskan dari kesulitan. Dan dengannya pula ditunaikan hajat dan diperoleh segala keinginan dan kematian yang baik, dan memberi siraman (kebahagiaan) kepada orang yang sedih dengan wajahnya yang mulia, dan kepada keluarganya, para sahabatnya, dengan seluruh ilmu yang Engkau miliki".

Dalam konteks ini, sesungguhnya pembacaan sholawat nariyah merupakan doa dan media untuk meningkatkan ketaqwaan serta keyakinan kepada Allah SWT. Keyakinan bahwa Allah-lah satu-satunya Dzat (sang maha segalanya) yang mampu melepaskan ikatan (kesusahan), membebaskan dari kesulitan, yang menunaikan hajat, dan memberikan manusia apa yang mereka minta. Karena itu, tidak diperbolehkan bagi seorang muslim berdo'a kepada selain Allah untuk menghilangkan kesedihannya atau menyembuhkan penyakitnya, walaupun yang diminta itu malaikat yang dekat ataukah seorang nabi yang diutus-Nya.

Sholawat Nariyah Sebagai Ijazah Ulama'
Pengertian ijazah di sini adalah suatu amalan yang diberikan oleh alim ulama'. Ijazah ini biasanya dalam bentuk wirid (dzikir), doa, dan bacaan Al-Qur'an.

Amalan yang diberikan oleh ulama' diyakini mempunyai keutamaan dalam konteks spiritualitas.

a. Menurut Kiai Hasyim Asy'ari
Sholawat nariyah menurut Kiai Hasyim Asy'ari adalah "Tumrape wongkang cemepak rizkine den kepingin hasil kebutuhane cukup sarono ngerogoh sak'e utowo kantong kelambine wes cemepak sarono duwit menurut kebutuhane. Moco'o sholawat nariyah. Aturane yoiku sholat hajat rong (2) roka'at ing nisfulail. Bakdal fatihah surate sak karepe ora ditentuaken. Bakda salam moco sholawat nariyah kaping sewu (1000), yen wes rampung nuli nyenyuwun opo hajat'e coro jowo. Yoiku saben-saben duwe kebutuhan pokok. Mugo-mugo Allah maringi duwit ono ing kantong'e bi'iznillah, Oleh'e nindak'ake mengkunu iku nganti petang poloh siji (41) bengi sarono nuli-nuli. (1) jumlahe duwit ora ditentuake, pasra wae marang Allah, Nanging iki keno kanggo kebutuhan fisabilillah. (2) yen duwe niat utowo tujuan supoyo ditinda'ake sing temenan, ojo nganti disulayani."

(Agar orang rizkinya berkecukupan dan ingin berhasil kebutuhannya cukup dengan mengambil uang di saku atau kantong bajunya yang sudah disiapkan uang sesuai kemampuannya. Bacalah sholawat nariyah. caranya adalah sholat hajat 2 rokaat di malam hari. Setelah fatihah suratnya terserah tidak ditentukan. Setelah salam baca sholawat nariyah 1000 kali, kalau sudah selesai sambil meminta apa hajatnya dengan bahasa Jawa. Yaitu setiap punya kebutuhan pokok, semoga Allah memberi uang di kantongnya dengan izin Allah. Hal itu dilakukan sampai 41 malam dengan sungguh-sungguh. 1) Jumlah uangnya tidak ditentukan, pasrahkan saja kepada Allah, karena ini bisa untuk kebutuhan di jalan Allah (fi sabilillah). 2) Ketika punya niat atau tujuan agar dijalankan dengan benar, jangan sampai melanggarnya).

b. Menurut Kiai Ma'sum
Sholawat nariyah menurut Kiai Ma'sum mempunyai keutamaan apabila dibaca sebanyak 4.444 kali. "Kanggo tulak sekabehane omo sawah. Podo ugo omo tikus, walang, wereng, lan liyan-liyane, moco'o sholawat nariyah kaping petang ewu petang atus petang puluh papat (4.444) ono ing watu papat. Keno diwoco sarono berjama'ah. Waktune olehe moco bakda isya'. Yen wes rampung nuli disebulake ono ing watu mau tumrap kabeh sing moco. Banjur watune dipendem ono ing pojok'e sawah. Saben pojok watu siji oleh'e mendem sarono moco sholawat sepisan. Sholawate cukup mengkene: 'Allahumma sholli ala syayyidina Muhammad'. Koyo mengkunu iku kanggo sawahe wong siji, yen kanggo hajat'e wong kang akeh tur oleh'e moco sarono berjama'ah hiyo watune kudu petang ewu petang atus petang puluh papat (4.444) nuli dipendem mubeng ngubengi sawah-sawah dimaksud. Iki ijazahe songko mbah kyai Maksum Pondok Magelang)."

(Untuk menolak hama sawah, misalnya tikus, belalang, hama wereng, dan lain-lainnya, bacalah sholawat nariyah sebanyak 4.444 di empat batu. Bisa dibaca secara berjamaah. Waktunya baca setelah isya. Setelah selesai ditiupkan di batu tadi oleh semua orang yang baca. Setelah itu batunya di pendam di pojoknya sawah. Setiap pojok batu dipendam dengan membaca sholawat sekali. Sholawatnya cukup dengan seperti ini "Allahumma sholli ala syayyidina Muhammad" Seperti itu untuk sawahnya orang satu, tetapi jika hajatnya orang banyak dan membacanya secara berjamaah ya batunya harus 4.444 agar dipendam mengelilingi sawah yang dimaksud." (ini ijazah dari mbah Kiai Maksum Pondok Pesantren Magelang).

c. Menurut Imam Qurtubi
Imam Qurtubi menuturkan apabila sholawat nariyah dibaca sebanyak
4.444 kali ketika mempunyai hajat yang besar, maka Allah mengabulkan hajat
"Puniko sholawat dipun wastani "Sholawat Nariyah". menggahipun tiyang ahli tanah Maghribi", Jalaran tiyang ahli maghribi puniko, menawi anggadahipun keperluan ingkang sanget pentingipun utawi nulakbilahi ingkang sanget agengipun, selajeng damel rombongan maos sholawat nariyah sak lenggaham kedah ngasilaken kaping petang ewu petang atus petang potoh papat (4.444) ambalan, "

(Imam Qurtubi mengatakan "Inilah sholawat yang disebut "Sholawat Nariyah", dia orang dari negeri Maghribi (asing). Pengalaman dari orang asing tersebut, jika mempunyai keperluan yang sangat penting atau sangat besar, selanjutnya membuat rombongan membaca sholawat nariyah sakali duduk yang menghasilkan sebanyak empat ribu empat ratus empat puluh empat (4.444) kali).

d. Menurut Syaikh At-Tazi
Syaikh Muhammad Romli Tamim dan Syaikh Muhammad Abu Nawwir menyebutkan dalam bukunya yang berjudul "Assholatun Nariyah lit Tazi" menuliskan ada empat keutamaan (fadhilah) sholawat nariyah menurut Syaikh At-Tazi apabila dibaca dengan jumlah tertentu, seperti dibawah ini :
  1. Sinten tiyang ingkang maos sholawat nariyah saben ba'da sholat fardhu kaping sedodo (10) ambalan dipun damel wiridan ingkang sarono ajek mboten pedot-pedot, insyaallah gusti Allah ngaluhuraken pangkatipun tiyang kolowau lan merkulihaken dalanipun rizki ingkang gampil. (Barang siapa yang membaca sholawat nariyah disetiap setelah sholat fardhu sebanyak sepuluh (10) kali yang dibuat wiridan secara ajek [kontinyu] tidak putus-putus, insyaallah gusti Allah mengangkat derajat orang tersebut dan meluaskan jalan rizki yang mudah).
  2. Sinten tiyang maos sholawat nariyah ba'da sholat subuh kaping sekawan doso setunggal (41) ambalan sarono ajek, insyaallah tiyang kolo wau saget inggal hasil punopo ingkang dipun seja. (Barang siapa yang membaca sholawat nariyah setelah sholat subuh sebanyak empat puluh satu (41) kali secara kontinyu, insyaallah orang tersebut bisa segera berhasil apa yang diinginkannya).
  3. Sinten tiyang maos sholawat nariyah kaping satus (100) ambalan saben dinten, insyaallah inggal hasil sejanipun ngantos ngunggkuli sejanipun ingkang kawitan kolowau. (Barang siapa yang membaca sholawat nariyah sebanyak seratus (100) kali setiap hari, insyaallah segera berhasil keiinginannya melebihi keinginan yang pertama tadi).
  4. Sinten tiyange ngajekaken maos sholawat nariyah saben dinten kaping tigang atus tigo welas (313) ambalan, insyaallah pinaringan awas peningalanipun manah.(Barang siapa yang membiasakan [kontinyu] membaca sholawat nariyah setiap hari sebanyak tiga ratus tiga belas (313) kali, insyaallah mempunyai kepekaan penglihatan hati).
  5. Sinten tiyang maos sholawat nariyah saben dinten kaping sewu (1000) ambalan, insyaallah tiyang ingkang sumerap buten saget nyifati lan buten saget ningali lan buten saget dugi mikir wonten saklebetipun manah, jalaran sangking karomahipun tiyang ingkang maos sholawat nariyah kolowau. (Barang siapa yang membaca sholawat nariyah setiap hari sebanyak seribu (1000) kali, insyaallah orang yang mengetahui tidak bisa mensifati dan tidak bisa melihat dan tidak bisa mikir (menjangkau pikiran) di dalam hatinya, dikarenakan mendapat karomahnya orang yang membaca sholawat nariyah tadi).
  6. Sinten tiyang ingkang badhe ngasilaken perkawes ingkang penting saget selajeng maos sholawat nariyah kaping sekawan ewu sekawan atus sekawan doso sekawan (4.444) ambalan, lan menawi saget kedah cekap saklenggahan ingkang sarono buten kaselanan omong ingkang supados kangge tawassul dumateng gusti kanjeng Nabi Muhammad SAW, insyaallah gusti Allah ta'ala nulungi punopo ingkang dados sejanipun tiyang kolowau, miturut dawuhipun Imam Qurtubi lan Syaikh Ibnu Hajar Al-'Asqolani, puniko kasebut wonten ing kitab "Asroris Sholah". (Barang siapa yang akan menghasilkan perkara yang sangat penting agar membaca sholawat nariyah sebanyak empat ribu empat ratus empat puluh empat (4.444) kali, dan atau bisa cukup sekali duduk yang tidak diselingi dengan berbicara, agar supaya untuk tawassul kepada gusti kanjeng Nabi Muhammad SAW, insyaallah gusti Allah ta'ala menolong apa yang menjadi keinginan orang tadi, menurut Imam Qurtubi dan Syaikh Ibnu Hajar Al-"Asqolani yang disebut dalam kitab “Asroris Sholah").

Latar belakang terbentuknya Jasnu
Residu setelah terpilihnya KH. Mas Sulaiman sebagai Rais Syuriah dan DR. KH. Muhibbin Zuhri, M.Ag sebagai Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Surabaya masa khidmat 2015-2020 membutuhkan konsolidasi internal secara organisasi, disamping ikhtiar secara spiritual.

Dari saran dan nasehat para masyayikh diantaranya KH. Manan dan Gus Mahu dari Kwagean-Kediri serta KH. Sholeh Qosim Sidoarjo maka amaliyah untuk mendorong spiritual adalah pembacaan sholawat Nariyah yang dilaksanakan secara berjamaah dan tempatnya bergilir.

Sebagai wakil sekretaris PCNU Kota Surabaya, Ustadz Drs. H. Abdul Mujib, HU mendapatkan amanah untuk mengawali pelaksanaannya di kediamannya pada tanggal 24 Oktober 2015.  Dari hanya beberapa orang jamaah yang ikut dan setiap malam pelaksanaannya karena urgensinya spirit doa yang harus dibaca, hingga mulai berkembang lebih banyak pengikutnya.

Setelah konsolidasi PCNU kota Surabaya berjalan dengan baik dan pengurus dapat menjalankan tugas, pokok dan fungsinya. Maka ada wacana bahwa jamaah sholawat nariyah dibubarkan. Namun diluardugaan tanggapannya jamaah ingin tetap melanjutkan aktivitas bersholawat Nariyah dengan apapun keadaan kondisi pasang surutnya

Justru testimoni pertanyaan "pembubaran" tersebut menjadi triger/ penyemangat untuk membuktikan bahwa tradisi berkumpul secara komunal yang menjadi kebiasaan orang Nahdliyin adalah wadah yang harus diakomodir.

Romantisme kebersamaan warga "Garute" Gunung Anyar, Rungkut, dan Tenggilis sebelum pemekaran administratif pemerintahan, seakan bersemi kembali dengan wadah Jamaah Sholawat Nariyah.

Sosok Gus Mujib (koordinator) dan Ustadz Machrus (sekretaris) telah menjelma menjadi idola dan panutan baru dalam lingkungan warga Surabaya timur.

Kini dalam perjalanan Jasnu yang telah memasuki tahun kelima, berbagai teori yang mendukung analisa mengapa bisa tetap istiqomah :

  1. Teori Kontrak Sosial, dengan prinsip saling tolong menolong dan saling membutuhkan diantara sesama, khususnya yang memiliki hajat agar dikabulkan oleh Allah SWT maka mengundang Jasnu adalah bagian usahanya. Sekaligus untuk meningkatkan solidaritas sesama anggota. Ditandai dengan 




Setting sosial

Ragam potensi anggota

Keunikan dan Ciri Khas


Tata cara/ Kaifiyah

Daftar Pustaka

  1. Sofiyah, Siti Lailatus,.2012. Tesis : Konstruksi Sosial Jama'ah Jam'iyah Sholawat Nariyah Dusun Badang. Surabaya : Fisipol Unair

Tidak ada komentar:

Posting Komentar