Janduman

Sebuah kosakata yang masih asing bagi warga perkotaan, istilah ini muncul setelah rapat pengurus MWC NU Kecamatan Rungkut periode 2019-2024.

Mungkin brainstorming atau curah gagasan lebih tepat untuk memahamkan pengertian janduman. Karena setelah diikuti teknis aktivitasnya ternyata berupa duduk-duduk informal, santai sambil menikmati kopi dan jajanan yang ada. 

Namun, bila tidak dikontrol dengan tata hati yang membatasi. Aktivitas ini bisa menjadi ajang ngerasani, ngegosip Sehingga berujung pada ghibah.

Pergantian pengurus suatu organisasi merupakan keniscayaan, ada harapan dan keinginan besar yang bisa dimanivestasikan dalam program kerjanya. Sehingga bagi pelaku sejarah sebelumnya menjadi forum apersepsi (menceritakan pengalaman dan pengetahuannya). Sedangkan bagi pengurus yang baru dan masih awam menjadikan wawasan untuk berpijak. Agar mampu menciptakan program kerja yang lebih baik lagi ke depannya.

Indikator kehidupan organisasi, bisa ditunjukan dengan kepedulian pengurusnya untuk memikirkan tanggung jawabnya. Dimulai dari diskusi-diskusi kecil, namun bila rutin dan circle bisa menjadi gardan dalam menggerakan "motor engine" organisasi.

Dalam sains, membangkitkan energi gerak kinetik memang membutuhkan massa benda beserta kecepatannya. Seakan mengkonversi rumusan tersebut, maka ibarat massa benda adalah organisasi, maka kecepatan para pengurus dalam bergerak akan memberikan arti kesimpulan, bahwa "untuk menggerakan organisasi membutuhkan energi"

Sedangkan energi dalam mengikuti Postulasi Hukum Kekekalannya, yaitu tidak bisa diciptakan maupun dimusnahkan. Namun hanya bisa dirubah wujudnya.

Nah pertanyaannya, mampu dan bersediakah pengurus dalam merubah habbit kebiasaan yang selama ini mungkin sudah mapan dan tenang beserta keluarganya, menjadi pribadi yang merupakan irisan sosial bersama masyarakat beserta dinamika dan problematikanya.

Wallahu A'lam bi showwab.