 |
| So Good - Boyolali |
Bertajuk mendampingi peserta didik SMKN 5 Surabaya studi observasi ke Boyolali dan Jogjakarta, Rabu 05 November 2025 pukul 06.00 berangkat tiga bus yang berisi siswa-siswi Kimia Analisis.
"Cobalah melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda, maka akan menemukan keajaiban-keajaiban yang tersembunyi."
Pukul 10.00 sampai di Pabrik susu Real Good - Boyolali, dalam kunjungan ini terbagi menjadi tiga gelombang kunjungan dengan didampingi guru pendamping :
- Kelompok 1 : P. Herman + Pak Teguh + Bu Riche
- Kelompok 2 : Pak Onny + Bu Kurnia + Bu Ferdiana
- Kelompok 3 : Pak Lutfi + Bu Puji + Bu Harti
Penjelasan proses industri oleh pak Hendra pada bagian pengolahan dan proses filling - Pengepakan oleh pak Bambang
Proses produksi susu Real Good, meliputi : penerimaan susu segar, penyaringan, pencampuran dengan bahan tambahan, sterilisasi (UHT), pendinginan, pengemasan, dan penyimpanan, dengan pengujian kualitas yang ketat di setiap tahap untuk menghasilkan produk susu steril berkualitas tinggi.
Beberapa ungkapan bahasa Jepang menjadi slogan yang diadopsi budaya kerja positif, diantaranya ;
Seiso yaitu menjaga kebersihan tempat kerja dalam hal lantai, barang, bangunan dan alat yang ada di lingkungan kerja
Seiton adalah menentukan tata letak yang tertata rapi sehingga kita selalu menemukan barang yang dibutuhkan. Prinsip dari Seiton adalah penyimpanan fungsional dan menghilangkan waktu untuk mencari barang.
Seiri (Ringkas), yaitu membuang/menyortir/ menyingkirkan barang, file yang tidak digunakan
Shitsuke adalah proses pendidikan atau pelatihan yang diberikan kepada anak-anak sejak kecil mengenai norma-norma sosial dan etiket
Seiketsu, yaitu merawat barang-barang agar tidak cepat rusak, dan mempertahankan kebersihan agar tidak cepat kotor kembali
Setelah mendapatkan penjelasan dari produsen susu Real Good dan melihat prosesnya di pabrik, selanjutnya pamit dan berfoto bersama
Bu. Umi dari HRD dan Bp. Bambang dari Supervisor Filling
Agenda berikutnya menikmati makan dengan menu Hokben di atas bus.
Perjalanan menuju New Rivermoon - Klaten untuk tubing susur sungai menggunakan pelampung ban.
Pukul 16.00 perjalanan dilanjutkan menuju hotel di Jogjakarta, menginap kali ini di Sare Hotel
Terdengar sayup-sayup adzan shubuh di sekitar hotel, setelah ditelusuri ternyata masjid dekat SMKN 7 Yogyakarta, berjamaah di masjid Al-Amien
Kunjungan ke PG Madukismo
Saat kunjungan ternyata pabrik masa maintenance, terakhir produksi pada 11 Oktober 2025. Sehingga di lapangan ditemui mesin-mesin dalam perawatan dan perbaikan.
- Tebu ditanam posisi tidur agar tumbuh banyak tunas baru dan berdiri tegak dari antar ruas.
- Tebu ditanam di musim kemarau, karena bila ditanam hujan kandungan gulanya sedikit
- Setiap truk mampu memuat 5-6 ton tebu, setiap harinya mampu menggiling 3500 ton tebu
- Produksi alkohol 25.000 ton/hari dengan bahan baku berasal dari tetes by produk dari PG Madukismo
Menikmati areal pabrik dengan menaiki kereta lorry
Asiknya naik Lorry
Kaos Gareng
Untuk Souvenir kaos, bisa belanja di kaos Gareng.
Resto Numani
Makan siang dengan menu ayam dan gurame bakar serta cah kangkung dengan sambel bawangnya yang sedap
Pantai Parangtritis Tritis
Sesampai di Parangtritis hujan dengan derasnya, sehingga tidak memungkinkan ke pantai. Perjalanan dilangsungkan ke Obelix dengan menaiki shuttle karena medannya menanjak curam
Obelix Sea View
Di Obelix Sea View, pengunjung bisa menikmati pemandangan laut lepas dari ketinggian, termasuk kolam renang tanpa batas (infinity pool), berbagai spot foto estetis, dan amphitheater dengan pertunjukan seni
Selain itu, tersedia juga restoran dengan pilihan makanan beragam, food plaza, DJ performance, live music, hingga wahana memacu adrenalin seperti ayunan ketinggian.
Agenda Jum'at setelah makan pagi jalan-jalan berdua dengan pak Herman menyusuri Malioboro sambil membeli oleh-oleh, untuk ini membeli tiga pasang sandal jepit seharga 50ribu
 |
Malioboro
|
Jogja memberikanku pelajaran tentang arti kehidupan dan kekuatan untuk bertahan.
Setelah check out pukul 09.30 berikutnya menuju pusat oleh-oleh Baim Wong dan Bakpia Pathuk 25 sekalian sholat Jum'at di dekat lokasi, Dilanjutkan ke resto Allabun untuk makan siang sekaligus basecamp Jeep yang akan memandu Lava Tour
 |
| Bersantai di Allabun Resto |
"Dalam setiap perjalanan dengan alam, seseorang menerima jauh lebih banyak dari pada apa yang dia cari." - John Muir
Lava Tour Merapi
Destinasi pertama yang dituju adalah bungker Kaliadem, tempat evakuasi bila terjadi erupsi gunung Merapi, akan tetapi penggunaannya kurang efektif dalam perlindungan diri, semenjak ada dua korban relawan terjebak di sana, maka setelah tahun 2010 bila ada erupsi semua warga harus dievakuasi ke daerah aman.
Berikutnya menuju objek wisata batu alien, kata alien merupakan pergeseran penyebutan dari kata "alihan" yang bermakna perpindahan
Batu tersebut terlempar sejauh dari pusat erupsi gunung Merapi sejauh 7 km dan menimpa kandang sapi warga. Lahan yang sekarang menjadi objek wisata dulunya merupakan perkampungan warga
Bila diamati, batu tersebut mirip wajah seseorang yang guratannya mengilustrasikan telinga, mata, hidung, dan mulut
Pareidolia adalah fenomena psikologis di mana seseorang melihat pola yang akrab, terutama wajah, pada objek acak atau samar. Otak manusia secara otomatis mencoba mengenali bentuk yang familiar, seperti wajah, bahkan ketika tidak ada sama sekali, karena sensitivitasnya terhadap pola wajah sangat tinggi. Contoh umum dari pareidolia termasuk melihat wajah pada awan, bulan, atau benda mati seperti rumah atau alat makan.
Objek wisata berikutnya adalah musium merapi yang dulunya merupakan rumah keluarga Bapak Sriyono. Di museum ini berisi peralatan keluarga yang tersisa dikarenakan terkena erupsi gunung Merapi
Selepas Maghrib balik ke arah Surabaya dan menikmati makan malam di resto H. Andi - Klaten. Menu makan malamnya nikmat dengan Soto Ayam Khas Klaten
Selama perjalanan menggunakan bus Navara yang tahun pembuatannya 2025 dengan kondisi prima, Alhamdulillah sampai kembali di SMK Negeri 5 Surabaya pukul 23.30 dengan selamat dan barokah.
"Setangkup rindu yang dibawa oleh Jogja membuat siapa saja ingin kembali mengunjunginya."