A. Tujuan
- Memahami prinsip kerja sistem RO.
- Mengoperasikan unit RO skala laboratorium.
- Mengetahui pengaruh tekanan terhadap permeat (air hasil RO) dan reject (konsentrat).
- Menganalisis kualitas air hasil RO.
- Unit reverse osmosis skala laboratorium (pompa, membran RO, pipa, pressure gauge).
- Air umpan (misalnya air sumur/air PDAM/air laut sintetis).
- Tangki umpan, tangki permeat, dan tangki reject.
- Manometer/pressure gauge untuk mengukur tekanan.
- Flowmeter (jika tersedia).
- pH meter, TDS meter, atau konduktivitas meter.
- Stopwatch dan gelas ukur.
- Pastikan unit RO dalam kondisi bersih dan membran terpasang dengan benar.
- Isi tangki umpan dengan air yang akan diuji.
- Pastikan semua sambungan pipa tertutup rapat (tidak ada kebocoran).
- Nyalakan pompa umpan dan buka katup aliran menuju membran RO.
- Atur tekanan kerja menggunakan pressure control sesuai spesifikasi membran (umumnya 4–15 bar untuk air tawar, lebih tinggi untuk air laut).
- Amati keluaran sistem: permeat (air hasil) dan reject (air buangan).
- Ukur volume permeat yang dihasilkan dalam waktu tertentu (misalnya setiap 5 menit).
- Catat tekanan operasi pada manometer.
- Ukur kualitas air: pH, TDS, atau konduktivitas pada umpan, permeat, dan reject.
- Catat perbandingan debit permeat dan reject.
- Matikan pompa.
- Tutup semua katup.
- Jika percobaan selesai, lakukan flushing (bilas) membran dengan air bersih untuk mencegah fouling.
- Tekanan operasi (bar).
- Volume permeat per waktu (L/menit).
- Volume reject per waktu (L/menit).
- pH, TDS, atau konduktivitas pada umpan, permeat, dan reject.
- Recovery (%) = (Debit permeat / Debit umpan) × 100%
- Salt rejection (%) = (1 – (TDS permeat / TDS umpan)) × 100%