1.) apakah k3 sangat penting untuk start up dan shutdown?
2.) sebutkan contoh bahaya yang terjadi jika prosedur start up tidak terjadi dengan benar dan bagaimana cara memastikan bahwa lingkungan kerja sudah aman sebelum pelaksanaan start up?
3.) setelah shoutdown apa yang harus dilakukan di lakukan agar peralatan tetap awet dan siap pakai?
4.) mengapa pekerja sering mengabaikan prosedur k3 meskipun tau resikonya?
5.) apa yang terjadi pada mesin jika terjadi kesalahan pada proses start up dan shoutdown?
1. Strat-Up dan Shut down adalah sebuah mesin yang ada di industri. Sebelum melakukan praktik mesin tersebut harus memperhatikan K3, untuk mencegah dari kecelakaan yang ada di lapangan. Sangat penting dan diperhatikan karena dapat mempengaruhi kinerja kita di perusahan. ketika kita sakit kita akan diperpendek kontrak nya dan itu perdampak bagi pegawai lelaki yang sudah menikah dimana ia menafkahi keluarga nya. 2. Kabel yang dijaga dan dirawat jangan sampai basah dan terbuka karena bisa membuat konslet. Ada kejadian dimana ada salah satu alat yang tidak bisa bekerja dengan baik akhirnya mengakibatkan salah satu karyawan kakinya terpotong, hal tersebut diakibat kan alat dan pihak manajemen perusahaan yang lalai akan laporan dari pihak HSE. Cara memastikan lingkungan aman adalah, dengan mempersiapkan diri memakai APD, memeriksa K3 , dan mengecek apakah alat alat mesin nya aman digunakan atau tidak. 3. Disimpan dengan baik, dirawat dengan benar. Agar tidak terjadi kecelakaan yang tidak diinginkan. Pastikan dengan benar dalam menyimpan dan merawat nya jangan ceroboh dalam hal itu. 4. Karena merasa pintar dan bisa, akhirnya mengabaikan K3 dan APD yang selalu berlaku sebelum praktik. Dan bisa terjadi ketika seseorang itu terburu-buru untuk praktikum akhirnya melupakan hal terpenting yaitu K3 dan APD. 5. Mengakibatkan mesin pabrik rusak suhu menjadi naik turun dan overheating. Lalu juga bisa mengakibatkan kerugian besar untuk perusahaan yang bisa mencapai kerugian bermilyaran walaupun mesin nya rusak selama sehari saja.
1. Ya, penting banget. Soalnya di momen start up dan shutdown itu risiko kecelakaan bisa tinggi—karena alat mulai nyala atau malah baru dimatiin, tekanan belum stabil, suhu naik dll. 2. kalau alat langsung dinyalain tanpa ngecek dulu, bisa-bisa tekanan naik mendadak dan meledak. Atau ada bahan kimia yang belum dibersihin, terus nyala api malah bikin kebakaran. Biar aman, pastiin dulu alat dicek satu-satu kabel kabelnya, lampu nya dan sebagainya agar aman. 3. Setelah shutdown, alat harus dibersihin, terus dicek kondisinya. 4. Biasanya karena merasa sudah berpengalaman, jadi sering mengabaikan protokol K3. 5. Kalau salah start up, bisa bikin mesin overheat, rusak, atau malah meledak. Kalau salah shutdown, alat bisa macet. Ujung-ujungnya, mesin rusak dan biaya perbaikan bisa membengkak dan laba perusahaan jadi turun, lalu bisa saja pabrik nya tutup.
1. penting banget. Soalnya pas start-up (ngidupin alat) atau shutdown (matikan alat), itu kondisi sistem biasanya lagi nggak stabil. Bisa ada tekanan tinggi, suhu naik, aliran bahan kimia mulai jalan, dll. 2. Bahaya karena bisa rusak dan menyebabkan kecelakaan seperti teman dari adik pak onny yang kaki nya terputus 3. Setelah shutdown agar peralatan tetap awet dan siap pakai:
Bersihkan peralatan dari sisa bahan atau kotoran.
Lakukan pengecekan visual untuk mendeteksi kerusakan.
Pastikan semua katup/arus listrik ditutup sesuai prosedur.
Simpan peralatan di tempat yang kering dan aman.
Lakukan pelumasan (jika diperlukan) agar tidak berkarat.
4. Merasa sudah berpengalaman sehingga menganggap prosedur tidak perlu.
Terburu-buru mengejar target produksi.
Kurangnya pengawasan dari atasan.
Merasa prosedur terlalu rumit atau memakan waktu.
Tidak adanya sanksi tegas jika melanggar.
5. Kerusakan komponen karena tekanan atau arus listrik tidak stabil.
Overheating atau kebocoran pada sistem.
Risiko kecelakaan kerja (ledakan, kebakaran).
Umur mesin menjadi pendek karena aus lebih cepat.
Mengganggu proses produksi dan menyebabkan downtime panjang.
1. Iya, penting banget, soalnya pas start-up dan shutdown itu risiko kecelakaan tinggi. Harus hati-hati. 2. Bahaya yang bisa terjadi kayak mesin meledak, bocor, atau panas banget. Biar aman, ya dicek dulu semua alatnya, ikutin SOP, dan pastiin area udah siap. 3. Harus didinginkan dulu, dibersihin, dicek kondisinya, terus dicatat di logbook. 4. Karena ngerasa udah biasa, pengen cepet-cepet, atau gak diawasi. Kadang juga males ikut prosedur. 5. Mesin bisa rusak, bocor, overheat, bahkan bisa bahaya buat orang sekitar.
1. K3 atau Keselamatan dan Kesehatan Kerja sangat penting saat start-up (menyalakan mesin) dan shutdown (mematikan mesin). Pada saat-saat ini, semua alat dan sistem sedang berubah dan belum stabil, sehingga risiko kecelakaan lebih tinggi. Jika tidak hati-hati, bisa terjadi kebocoran gas, tumpahan bahan kimia, alat meledak, atau bahkan kebakaran. Oleh karena itu, pekerja harus memakai alat pelindung diri, mengikuti urutan kerja yang benar, serta memastikan semua alat aman sebelum digunakan. Komunikasi antar tim juga harus jelas agar tidak terjadi kesalahan. Dengan menerapkan K3, maka keselamatan pekerja lebih terjaga dan pekerjaan bisa dilakukan dengan aman dan lancar. 2. Kalau alat langsung dinyalain tanpa dicek dulu, bisa bahaya, Tekanan bisa naik tiba-tiba dan meledak. Terus, kalau ada sisa bahan kimia yang belum dibersihin, bisa kena api dan kebakaran. Makanya, sebelum nyalain alat, harus dicek dulu satu-satu kabelnya, lampunya, semua harus aman. 3. Setelah alat dimatiin (shutdown), nggak boleh langsung ditinggal. Alatnya harus dibersihin dan dicek lagi kondisinya. Biar nanti pas dipakai lagi, nggak ada masalah. 4. Kadang ada orang yang udah lama kerja dan ngerasa udah jago, jadi suka ngelanggar aturan K3. Padahal, aturan itu penting buat jaga keselamatan semua orang. 5. Kalau salah pas nyalain alat (start-up), mesin bisa kepanasan, rusak, atau bahkan meledak. Kalau salah matiin (shutdown), alat bisa macet. Akhirnya, mesin rusak, perbaikan mahal, perusahaan rugi, dan bisa aja pabriknya tutup. Jadi, lebih baik ikutin aturan biar aman!
1. Iya, K3 itu penting banget pas proses start up sama shutdown. Soalnya di dua proses itu kondisi alat belum stabil, jadi rawan banget kecelakaan. Misalnya tekanan bisa tiba tiba naik, suhu bisa melonjak, atau ada kebocoran bahan kimia. 2. Cek semua peralatan termasuk kabel pastikan tidak ada yang bocor atau rusak, para pekerja harus memakai apd (alat pelindung diri) untuk mengantisipasi kecelakaan kerja, pastikan area kerja bersih 3. Bersihkan peralatan dari sisa bahan atau kotoran, pastikan semua katup/arus listrik ditutup sesuai prosedur. 4. Merasa sudah berpengalaman sehingga menganggap prosedur tidak perlu 5. Kerusakan komponen karena tekanan atau arus listrik tidak stabil, risiko kecelakaan kerja (ledakan, kebakaran), mengganggu proses produksi dan menyebabkan downtime panjang.
1. K3 penting dalam pekerjaan di industri karena adanya kemungkinan kecelakaan seperti terpotongnya Anggota tubuh saat bekerja. 2. Bahaya yang dapat terjadi saat itu adalah terjadinya kesetrum dan konseling pada listrik. 3. Agar tetap awet alat harus dibersihkan dan dicek kembali setiap selesai digunakan. 4. Karena terkadang pekerja menyepelekan dan menganggap bahwa peringatan itu tidak terlalu berbahaya. 5. Kerusakan pada mesin yang menyebabkan kerugian pada pekerja dan perusahaan/industri
1. K3 cukup penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan pekerja, karena kecelakaan kerja bisa terjadi kapan saja, seperti kaki terpotong saat alat digunakan. 2. Contoh bahaya jika prosedur tidak dilakukan dengan baik adalah terjadi konsleting listrik, maka dari itu harus dipastikan aliran listrik/kabel tidak terjadi kebocoran. 3. Agar alat awet dan tidak rusak, pastikan alat dibersihkan setelah dipakai lalu matikan seluruh aliran listrik yang tersambung dan pastikan alat sudah mati/non-aktif sepenuhnya. 4. Karena sering kali pekerja menganggap sepele K3, apalagi jika ada alat yang sudah tidak layak pakai tapi tetap dioperasikan. 5. Kemungkinan mesin alat akan rusak atau tidak awet.
1. K3 cukup penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan pekerja, karena kecelakaan kerja bisa terjadi kapan saja, seperti kaki terpotong saat alat digunakan. 2. Contoh bahaya jika prosedur tidak dilakukan dengan baik adalah terjadi konsleting listrik, maka dari itu harus dipastikan aliran listrik/kabel tidak terjadi kebocoran. 3. Agar alat awet dan tidak rusak, pastikan alat dibersihkan setelah dipakai lalu matikan seluruh aliran listrik yang tersambung dan pastikan alat sudah mati/non-aktif sepenuhnya 4. Karena sering kali pekerja menganggap sepele K3, apalagi jika ada alat yang sudah tidak layak pakai tapi tetap dioperasikan 5. Kemungkinan mesin alat akan rusak atau tidak awet
1. Penting, karna dapat mencegah kecelakaan kerja, dan penyakit akibat kerja 2. Contoh bahaya nya dapat mengakibatkan gangguan operasional seperti konsleting listrik dan mengakibatkan keterlambatan proses produksi, untuk menghindari hal tersebut maka dilakukan inspeksi rutin terhadap peralatan dan lingkungan kerja untuk memastikan semua dalam kondisi aman. 3. Setelah alat dipakai alat tersebut dapat dibersihkan lalu pastikan alat-alat tersebut sudah dalam keadaan mati 4. Karena para pekerja merasa sudah handal dalam mengoperasikan alat dan pada akhirnya para pekerja menganggap sepele 5. Dapat terjadi kerusakan pada mesin
1. K3 penting karena untuk mencegah terjadinya kecelakaan 2. contoh bahayanya terjadi ledakan/konsleting listrik, untuk mencegahnya perlu memastikan semua peralatannya aman 3. setelah shutdown, pastikan semua alat dibersihkan dan pastikan seluruh aliran listrik dan alat-alat sudah mati. 4. karena terburu-buru/pekerja merasa sudah berpengalaman 5. dapat menyebabkan kerusakan pada mesin
1. K3 sangat penting agar tidak terjadi kecelakaan dan hal-hal buruk yang tidak diinginkan, seperti kaki terpotong, kaki patah, atau lainnya. 2. Pekerja terpleset dan terjadi konslet listrik adalah 2 contoh bahaya jika prosedur K3 tidak dilaksanakan dengan sesuai. Maka dari itu, sebelum memulai pekerjaan, harus betul-betul memperhatikan prosedur yang ada, memeriksa lantai bersih, dan memastikan kabel tidak ada yang mengelupas atau putus. 3. Pastikan alat dibersihkan setelah shut down, matikan semua aliran listrik saat sudah tidak digunakan, dan pastikan alat-alat yang telah digunakan sebelumnya sudah benar-benar off atau mati. 4. Karena ada beberapa pekerja yang menyepelekan dan menganggap dirinya sudah profesional. 5. Kemungkinan akan terjadi kerusakan pada alat atau error, maka dari itu selalu perhatikan dengan baik saat start up suatu alat dan pastikan alat sudah shut down dengan baik setelah digunakan.
1. ya sangat penting, karena dapat mencegah kecelakaan kerja dan dapat meminimalisir resiko saat bekerja
2. Cek semua peralatan termasuk kabel pastikan tidak ada yang bocor atau rusak, para pekerja harus memakai apd (alat pelindung diri) seperti masker, sarung tangan latex, helm proyek untuk mengantisipasi kecelakaan
3. Bersihkan peralatan dari sisa bahan atau kotoran, pastikan semua katup/arus listrik ditutup sesuai prosedur.
4. Merasa sudah berpengalaman sehingga menganggap prosedur tidak perlu
5. Kerusakan komponen karena tekanan atau arus listrik tidak stabil, risiko kecelakaan kerja (ledakan, kebakaran), mengganggu proses produksi dan menyebabkan downtime panjang.
1. Ya, sangat penting. Soalnya di momen itu risiko kecelakaan cukup tinggi. Dengan K3, semua bisa lebih aman dan terkontrol. 2. Bisa terjadi kebocoran, mesin rusak, bahkan ledakan kecil. Supaya aman, periksa alat, pastikan semua siap, pakai APD, dan koordinasi dengan tim. 3. Setelah alat dimatikan, sebaiknya langsung dibersihkan dari kotoran atau sisa bahan, kasih pelumas kalau perlu biar nggak macet atau karatan, cek kondisinya siapa tahu ada yang longgar atau aus, terus simpan di tempat yang aman dan catat status terakhirnya. 4. Biasanya karena udah terbiasa, pengen cepat selesai, atau kurang pengawasan. Padahal, satu kelalaian bisa bikin masalah besar. 5. Mesin bisa rusak, overheat, atau konslet. Bahkan bisa timbul bahaya untuk lingkungan kerja.Makanya penting banget untuk ikuti prosedur dengan benar.
1. Sangat penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada pekerja, contohnya seperti bagian tubuh yang terkena alat hingga bagian tubuhnya terpotong. 2. Contohnya seperti terjadinya konsleting listrik, oleh karena itu pastikan aliran listrik atau kabel tidak mengelupas dan tidak terjadi kebocoran. 3. Agar alat awet dan tidak rusak, pastikan alat sudah dibersihkan setelah dipakai, lalu matikan seluruh aliran listrik yang tersambung dan pastikan sudah mati sepenuhnya. 4. Karena pekerja sering kali menganggap sepele K3, apalagi jika ada alat yang sudah tidak layak pakai tetapi masih tetap dioperasikan. 5. Kemungkinan akan terjadi kerusakan pada alat atau mesin.
1.) Iya, penting banget. Karena saat start up dan shutdown, potensi risiko kayak ledakan, kebocoran, atau kegagalan alat lebih tinggi. Jadi, K3 bantu mencegah kecelakaan.
2.) Contoh bahayanya: tekanan berlebih di pipa bisa meledak, atau mesin bisa nyala tiba-tiba. Cara pastikan aman: cek semua indikator, pastikan alat dalam kondisi siap, dan semua orang paham prosedur sebelum mulai.
3.) Alat harus dibersihkan, dikeringkan, dicek kondisinya, terus disimpan dengan benar. Kalau perlu, dikasih pelumas atau dikalibrasi lagi.
4.) Biasanya karena terburu-buru, merasa udah pengalaman, atau anggap prosedurnya ribet. Kadang juga karena budaya kerja yang kurang peduli soal K3.
5.) Mesin bisa rusak, overheat, aus lebih cepat, atau malah nggak bisa dipakai lagi. Dalam kasus berat, bisa bikin kecelakaan juga.
1. ya, penting karena untuk mencegah kecelakaan saat menghidupkan atau mematikan peralatan.
2. bisa menyebabkan konsleting listrik, kebocoran air, kerusakan alat, paparan bahan kimia, dan cidera kerja. untuk mencegah semua itu kita perlu memastikan kondisi lantai licin/basah, periksa kabel dan instalasi listrik barangkali ada yang terkelupas, longgar atau berdekatan dengan air, pastikan ventilasi cukup karena ruangan tertutup bisa menyebabkan paparan uap bahan kimia, amati peralatan jika ada kerusakan pada alat jangan lanjutkan start up, cek ketersediaan dan kondisi APD karna kalau ada yg rusak atau tidak lengkap pekerjaan tidak bisa dilakukan.
3. bersihkan alat alat dari sisa bahan dan periksa kondisi fisik masing' komponen yang penting, tutup peralatan dari debu, lalu catat kondisi dan jadwal perawatan.
4. terkadang ada yang terlalu percaya diri dan terbiasa melanggar tanpa pernah terkena kejadian buruk, ada yang kurang pengawasan tegas, budaya kerja buruk.
5. dapat menyebabkan kerusakan mesin, menurunnya umur pakai, bahkan kecelakaan kerja, maka dari itu pentingnya mengikuto prosedur operasi standar (SOP).
1. Sangat penting untuk mencegah kecelakaan dan menjaga peralatan tetap aman. 2. Dapat menyebabkan kebocoran, kerusakan, atau kebakaran; lakukan pengecekan peralatan dan prosedur K3. 3. Bersihkan, periksa komponen, lakukan perawatan, dan simpan sesuai standar. 4. Karena terburu-buru, kurang pengawasan, dan minim pelatihan. 5. Menyebabkan kerusakan mesin, penurunan kinerja, dan meningkatkan risiko kecelakaan.
1.Iya, K3 penting untuk start up dan shutdown. Dikarenakan itu rawan kalau tidak hati-hati
2. Cek dulu semua alat, termasuk kabel-kabelnya—pastikan nggak ada yang bocor atau rusak. Pekerja juga wajib pakai APD biar aman dari kecelakaan kerja. Area kerja juga harus tetap bersih dan rapi ya.
3. Bersihkan alat-alat dari sisa bahan atau kotoran yang nempel. Jangan lupa tutup semua katup dan matikan arus listrik sesuai prosedur yang berlaku.
4. Karena ngerasa udah sering ngerjain, kadang ada yang mikir prosedur itu nggak penting lagi.
5. Bisa-bisa komponen rusak gara-gara tekanan atau arus listrik yang nggak stabil. Ini berisiko nyebabin kecelakaan kayak ledakan atau kebakaran, dan bisa bikin proses produksi terhenti lama.
1. Ya, sangat penting. Karena dua proses ini berisiko tinggi, kesalahan bisa sebabkan kecelakaan, kerusakan alat, atau kerugian besar. 2. Ledakan, kebocoran, sengatan listrik, alat bergerak tiba-tiba. Cara memastikan aman: Cek area & alat (checklist), Pastikan sistem proteksi aktif, Briefing keselamatan, Gunakan APD. 3. Bersihkan alat, Keluarkan sisa cairan, Pelumasan ulang, Cek kondisi & catat, Matikan sumber energi, Simpan di tempat kering. 4. Tergesa-gesa, Terlalu percaya diri, Anggap prosedur merepotkan, Kurang pengawasan, Budaya kerja buruk. 5. Start up: alat rusak, lonjakan arus, sistem gagal. Shutdown: tekanan balik, overheat, korosi, sumbatan.
1. K3 sangat penting karena kedua proses ini adalah tahapan paling berisiko. Kesalahan kecil dapat menyebabkan kecelakaan, kerusakan alat, bahkan kebakaran atau ledakan.
2.Jika prosedur start up tidak dilakukan dengan benar, bisa terjadi ledakan, kebocoran bahan kimia, atau korsleting listrik.
3. Setelah shutdown, alat harus dibersihkan, sisa bahan dibuang dengan aman, listrik dan aliran ditutup, serta dilakukan pengecekan kondisi. Semua ini bertujuan menjaga alat tetap awet dan siap digunakan kembali.
4.Banyak pekerja mengabaikan K3 karena terburu-buru, merasa sudah terbiasa, atau menganggap prosedur terlalu rumit.
5. Kesalahan bisa menyebabkan kerusakan mesin, keausan cepat, overheat, atau bahkan kebakaran. Mesin juga bisa bekerja tidak stabil, yang mengganggu proses produksi dan keselamatan kerja.
Iya, K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) itu penting banget buat proses start-up dan shutdown alat, bahkan di lingkungan kerja yang kecil atau start-up sekali pun. 1. Start-up (nyalain alat): Kalau asal nyalain tanpa cek K3, bisa bahaya—mesin rusak, meledak, atau orang bisa cedera. Jadi harus pastiin alat siap, aman, dan orang yang pakai ngerti caranya. 2. Shutdown (matikan alat): Kalau matiin alat sembarangan, bisa nyebabin kebakaran, korsleting, atau alat jadi cepat rusak. K3 bantu biar prosesnya aman dan nggak merugikan. 3. Lindungi orang sekitar: Kadang kita fokus sama alatnya aja, padahal orang di sekitar juga bisa kena dampaknya. K3 bantu pastiin lingkungan kerja aman buat semua, bukan cuma operatornya. 4. Cegah kerugian: Kalau terjadi kecelakaan saat start-up atau shutdown, bisa bikin rugi besar—alat rusak, produksi berhenti, bahkan bisa kena biaya perawatan atau hukum. Jadi lebih baik mencegah daripada nyesel. 5. Bikin kerja lebih tenang dan fokus: Kalau semua prosedur K3 dijalanin, orang jadi lebih percaya diri dan nggak was-was saat nyalain atau matiin alat. Jadi kerja pun lebih lancar dan nggak tegang.
1.ya karena K3 sangat penting untuk semua kegiatan, termasuk startup dan shutdown, karena dapat mencegah kecelakaan kerja, cedera, dan bahkan kematian. 2.Contoh bahaya jika startup tidak benar: - Kecelakaan mekanis - Ledakan atau kebakaran - Kerusakan lingkungan Cara memastikan lingkungan kerja aman: - Pemeriksaan peralatan dan sistem - Pengujian sebelum startup - Pelatihan pekerja - Pengecekan prosedur keamanan 3. Setelah shutdown: - Pemeliharaan rutin - Pembersihan - Pemeriksaan - Dokumentasi 4. Mengapa pekerja mengabaikan K3: - Kurangnya pelatihan dan kesadaran - Tekanan waktu - Kurangnya pengawasan 5. Kesalahan startup/shutdown: - Kerusakan mesin - Kegagalan sistem - Kecelakaan kerja
1.) iya, Keselamatan dan Kesehatan Kerja sangat penting, baik saat proses start-up maupun shutdown, terutama pada instalasi listrik dan peralatan di startup. Keselamatan kerja yang baik pada tahap start-up dan shutdown dapat mencegah kecelakaan, kerusakan peralatan, dan kerugian finansial, serta meningkatkan produktivitas. 2.) kecelakaan kerja, kerusakan peralatan, hingga gangguan operasional. 3.) Setelah mematikan peralatan, pastikan untuk mendinginkannya sebelum disimpan atau digunakan kembali, bersihkan dari debu dan kotoran, dan simpan di tempat yang kering dan aman. 4.) kurangnya kesadaran akan bahaya, menganggap prosedur rumit atau memakan waktu, merasa yakin tidak akan terjadi kecelakaan pada diri sendiri, atau kurangnya pengawasan dan penegakan aturan K3. 5.) Kesalahan pada proses startup dan shutdown mesin, baik itu komputer atau sistem lainnya, dapat menyebabkan berbagai masalah. Kesalahan startup bisa membuat mesin tidak bisa menyala, menyala secara tidak normal, atau bahkan mengalami kerusakan pada komponen.
1. Penting sekali, karena untuk mencegah kecelakaan saat menghidupkan atau mematikan peralatan. 2. Bahaya jika start-up salah dapat menyebabkan korsleting, kebocoran, kerusakan alat, paparan bahan kimia. Cara cek lingkungan sebelum start up yaitu cek lantai, periksa kabel, ventilasi cukup, amati alat, dan APD. 3. Setelah shutdown, bersihkan alat, buang sisa bahan, matikan semua sumber energi, periksa kondisi alat, simpan di tempat aman dan kering. 4. Pekerja sering mengabaikan prosedur K3 karena terburu-buru, menganggap risiko kecil dan tidak akan terjadi pada dirinya. 5. Menyebabkan kerusakan mesin, kecelakaan kerja, kebocoran, dan berhentinya proses produksi.
1. Ya, k3 sangat penting dalam pekerjaan di industri karena untuk mencegah kecelakaan saat menghidupkan atau mematikan peralatan seperti terpotongnya anggota tubuh saat bekerja. 2. Cek semua peralatan terlebih dahulu kalau alat langsung dinyalain tanpa di cek dulu, bisa-bisa tekanan naik mendadak dan meledak, termasuk kabel juga harus dijaga dan dirawat jangan sampai ada yang basah dan terbuka karena bisa membuat kesetrum/konslet. 3. Agar alat tetap awet dan tidak rusak, pastikan alat dibersihkan setelah shut down, matikan semua aliran listrik saat sudah tidak digunakan, dan pastikan alat-alat yang telah digunakan sebelumnya sudah benar-benar off atau mati. 4. Karena ada beberapa para pekerja yang menyepelekan dan menganggap dirinya sudah handal akhirnya menganggap bahwa peringatan itu tidak terlalu penting. 5. Kemungkinan akan terjadi kerusakan pada alat, maka dari itu selalu perhatikan dengan baik saat start up suatu alat dan pastikan alat sudah dalam keadaan shut down dengan baik setelah digunakan.
1. iya, penting sekali karena kalau tidak di perhatikan dapat mengakibatkan kecelakaan kerja atau resiko yang lainnya 2. kabel yang tidak di jaga atau di rawat dengan baik bisa menyebabkan konsleting listrik, cara memastikannya yaitu dengan cara mengecek kabel kabel sati persatu sebelum digunakan agar tidak membahayakan 3. yang harus di lakukan adalah merawatnya dengan baik dan benar jangan sampai lalai atau sampai lupa 4. kadang pekerja sering mengabaikannya karna telalu terburu buru contohnya saat terlambat kerja, pekerja tersebut tidak memakai helm proyek 5. kerusakan pada komponen seperti terlalu panas hingga menyebabkan overheat, tentu kerugiannya sangat besar dan kerugiannya bisa membuat perusahaan tersebut bangkrut karna uang perusahaan banyak keluar untuk perbaikan mesin tersebut
1. Seberapa akurat pengukuran laju aliran fluida jika menggunakan flow meter tipe differensial tekanan seperti orifice plate pada fluida non Newtonian atau fluida yang mengandung padatan 2. Apa fungsi utama dari venturi meter dalam sistem perpipaan 3. Mengapa penting memilih jenis aliran 4. Apa saja faktor yang mempengaruhi pengukuran flow meter 5. Uraikan cara menggunakan nanometer gondok
1. Akurasinya menurun karena viskositas berubah, distribusi aliran tidak merata, dan sifat non-Newtonian atau padatan tidak sesuai asumsi orifice plate.
2. Venturi meter berfungsi mengukur laju aliran dengan beda tekanan yang stabil, hasil presisi, dan kehilangan energi kecil.
3. Memilih jenis aliran penting untuk metode pengukuran, perhitungan, desain pipa, dan menyesuaikan alat dengan karakter fluida.
4. Dipengaruhi viskositas, densitas, suhu, tekanan, kebersihan alat, instalasi pipa, serta pola aliran laminar/turbulen.
5. Sambungkan nanometer gondok ke sumber tekanan, isi cairan manometer, pastikan seimbang, lalu baca selisih tinggi cairan untuk menghitung beda tekanan.
1. tidak terlalu akurat. Soalnya alirannya nggak stabil, viskositasnya berubah-ubah, dan partikel padat bisa ganggu pembacaan tekanan. 2. Buat ngukur laju aliran fluida. Bedanya, venturi meter lebih halus alirannya, jadi tekanan yang hilang sedikit dan hasilnya lebih stabil. 3. Karena beda jenis aliran (laminar, turbulen, dll) butuh pendekatan dan alat ukur yang beda juga. Kalau salah, bisa bikin pengukuran atau desain sistem jadi tidak pas 4. Hasil pengukuran flow meter bisa kurang tepat kalau fluida-nya kental atau kotor, suhu dan tekanannya berubah, alatnya kurang cocok, pemasangannya nggak pas, atau alatnya belum dikalibrasi. 5. Isi dulu dengan cairan, biasanya air berwarna atau raksa. Sambungin ke dua titik tekanan, lalu lihat selisih tinggi cairan di kedua sisi. Dari situ bisa dihitung beda tekanannya.
1. Pengukuran aliran menggunakan flowmeter diferensial tekanan seperti orifice plate tidak akurat untuk fluida non-Newtonian atau fluida yang mengandung padatan karena rumus dasarnya berdasarkan asumsi viskositas konstan dan fluida homogen. Pada fluida non-Newtonian, viskositas berubah tergantung kecepatan alir, sehingga koefisien discharge tidak stabil. Sementara pada fluida yang mengandung padatan, orifice bisa tersumbat atau terganggu, menyebabkan pembacaan tidak representatif terhadap laju alir sebenarnya. 2. Venturimeter digunakan untuk mengukur debit aliran berdasarkan prinsip Bernoulli dan perbedaan tekanan. 3. Karena jenis aliran (laminar atau turbulen) memengaruhi akurasi dan cara kerja alat ukur fluida. 4. Faktor yang memengaruhi akurasi flowmeter elektromagnetik: 1. Konduktivitas fluida terlalu rendah 2. Adanya gelembung udara atau padatan 3. Pemasangan sensor yang salah posisi 4. Gangguan medan listrik atau magnet luar 5. Kabel sambungan longgar atau rusak 5. Sambungkan nanometer gondok ke sumber tekanan lalu isi cairan dan pastikan seimbang lalu baca selisih tinggi cairan
1.Pengukuran aliran menggunakan flowmeter diferensial tekanan seperti orifice plate tidak akurat untuk fluida non-Newtonian atau fluida yang mengandung padatan karena rumus dasarnya berdasarkan asumsi viskositas konstan dan fluida homogen. Pada fluida non-Newtonian, viskositas berubah tergantung kecepatan alir, sehingga koefisien discharge tidak stabil. Sementara pada fluida yang mengandung padatan, orifice bisa tersumbat atau terganggu, menyebabkan pembacaan tidak representatif terhadap laju alir sebenarnya. 2.Mengukur debit aliran fluida Venturimeter digunakan untuk mengukur debit aliran berdasarkan prinsip Bernoulli dan perbedaan tekanan. 3.Karena beda aliran, beda juga cara ngukurnya,Misalnya, aliran air yang tenang beda cara hitungnya sama yang deras atau berputar-putar. Kalau salah milih jenis aliran, alat ukurnya bisa ngaco, dan hasilnya jadi nggak akurat. Jadi, penting banget tahu jenis aliran yang dipakai, supaya pengukuran jadi benar dan aman. 4.Ada beberapa hal yang bisa bikin hasil pengukuran flow meter jadi nggak pas. Misalnya: Jenis fluida (air, udara, minyak, dll.) Suhu dan tekanan dari fluida Kondisi pipa, apakah bersih atau kotor Posisi pemasangan flow meter, apakah sudah tepat atau belum Kalau semuanya nggak diperhatikan, hasil pengukurannya bisa salah. 5.Manometer gondok itu alat buat ngukur tekanan. Cara pemakaian: Pertama, pasang alatnya ke pipa atau tempat yang mau diukur tekanannya. Lalu, lihat permukaan cairan di tabung manometer itu. Perhatikan perbedaan tinggi cairan di sisi kanan dan kiri. Semakin besar beda tingginya, berarti tekanannya makin besar. Jadi, tinggal lihat angkanya di skala yang ada di alat, dan kita bisa tahu berapa tekanannya.
1. Kurang tepat karena orifice/DP cocoknya untuk fluida Newtonian. Fluida non-Newtonian atau ada padatan bisa ganggu aliran dan beda tekanannya. 2. Mengukur aliran dengan mengubah tekanan jadi kecepatan melalui penyempitan. 3. Tipe aliran (laminar/turbulen) sangat pengaruh ke hasil ukur. Salah pilih bisa bikin data keliru. 4. Dipengaruhi oleh jenis fluida, suhu, tekanan, viskositas, kebersihan alat, posisi pemasangan, dan tipe aliran. 5. Hubungkan manometer ke titik ukur, baca selisih tinggi cairan di tabung U—itu beda tekanannya.
1. Kurang akurat, karena flow meter tipe orifice dirancang untuk fluida Newtonian. Fluida non-Newtonian atau yang mengandung padatan bisa ganggu aliran dan beda tekanan, hasilnya jadi meleset. 2. Fungsinya buat ngukur laju aliran. 3. Karena tipe aliran (laminar/transisi/turbulen) pengaruh banget ke cara dan akurasi pengukuran. 4. Faktor-faktornya: jenis fluida, suhu, tekanan, viskositas, kebersihan alat, posisi pasang, dan jenis aliran. 5. Caranya: sambungin nanometer ke titik ukur, lalu baca beda tekanan cairan di tabung U (gondok). Selisih itu nunjukin beda tekanan.
1. pengukuran kurang akurat untuk fluida non-Newtonian atau yang mengandung padatan, karena: orifice plate dirancang berdasarkan asumsi fluida Newtonian (viskositas konstan). fluida non-Newtonian memiliki viskositas yang berubah-ubah tergantung laju geser, sehingga menyebabkan ketidakakuratan perhitungan aliran. padatan dapat menyumbat orifice atau mengganggu pola aliran, sehingga menghasilkan differensial tekanan yang tidak representatif. akibatnya, kalibrasi dan kurva standar tidak berlaku secara akurat, kecuali dilakukan penyesuaian atau kalibrasi ulang khusus untuk jenis fluida tersebut. 2. mengukur laju aliran fluida (flow rate) dalam sistem perpipaan dengan prinsip differensial tekanan. venturi meter menggunakan penyempitan bertahap (konvergen), bagian sempit (throat), dan pelebaran (divergen) untuk menciptakan perbedaan tekanan yang bisa dikonversi menjadi laju aliran. 3. jenis aliran memengaruhi rumus perhitungan debit, viskositas, dan koefisien aliran (flow coefficient). aliran laminer (Re < 2000): debit fluida sebanding dengan beda tekanan (linear), viskositas sangat berpengaruh. aliran turbulen (Re > 4000): debit fluida mengikuti hubungan non-linear dengan tekanan, tetapi lebih stabil untuk alat pengukur aliran. 4. Jenis fluida (Newtonian, non-Newtonian, bersih/kotor, korosif), suhu dan tekanan fluida, jenis aliran (laminer atau turbulen), kondisi instalasi (arah aliran, panjang pipa lurus sebelum/ sesudah flow meter), kebersihan alat (adanya kerak atau endapan), kalibrasi dan perawatan alat, viskositas dan densitas fluida, gangguan mekanik seperti getaran atau gelembung udara, presisi dari sensor/pengukur tekanan (untuk flow meter tipe differensial tekanan)
1. Alat akan lebih akurat jika digunakan sesuai jenis fluida nya, jika alat tersebut ada partikel padatan maka menggunakan alat yg ada partikel padatannya dan sebaliknya. Gunakan alat sesuai dengan jenis dan fungsinya. 2. Fungsi utamanya untuk mengukur kecepatan rata-rata aliran dan laju nya. 3. Sangat penting untuk menghindari kerusakan pada tangki dan alat lainnya. Karena ketika kita tidak sesuai menggunakan aliran nya akan menimbulkan kerusakan yang parah pada tangki dan alat lainnya. Seperti arahan start-up dari perusahan yang meminta untuk 1/4 maka alirannya akan datar yaitu aliran laminar 4. D (diameter), V (kecepatan), p (roh), μ (viskositas) Nre (number reynold) 5. Aliran gas yang masuk ke alat nanometer gondok akan menunjukkan jarum ke kanan yang menandakan masuk dan bertekanan tinggi, aliran itu akan terhubung dengan pipa yang mengalir kan alir ke aliran lain.
1. Kurang akurat, karena flow meter tipe orifice dirancang untuk fluida Newtonian (fluida yang mudah mengalir). Sementara, pada fluida non-newtonian terdapat padatan yang dapat menganggu aliran & perbedaan tekanan. 2. Berfungsi mengukur laju aliran dengan mengubah energi tekanan menjadi kecepatan aliran. 3. Karena setiap tipe aliran sangat berpengaruh ke akurasi dan cara pengukuran. Jika tidak diperhatikan dengan benar, akan terjadi kesalahan data, dsb. 4. Jenis fluida, suhu, tekanan, viskositas, kesterilan alat, posisi pasang, dan jenis aliran merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi pengukuran flow meter. 5. Sambungkan nanometer ke titik ukur, baca beda tinggi cairan di tabung U/gondok. Selisih tsb yang menunjukkan beda tekanan.
Tugas Kelompok 2 1. Flowmeter tipe orifice cocoknya buat fluida yang viskositasnya stabil (Newtonian). Kalau dipakai buat fluida kental atau ada padatan, hasilnya bisa bed / salah karena bisa nyumbat atau viskositasnya berubah-ubah. Buat kondisi seperti itu sebaiknya menggunakan ultrasonic atau Coriolis flowmeter yang lebih akurat, walau lebih mahal. 2.Venturimeter itu dipakai buat ngukur seberapa banyak fluida yang ngalir, caranya dengan manfaatin prinsip Bernoulli dan beda tekanan di pipa yang menyempit. 3.Jenis aliran itu penting banget buat dipahami soalnya ngaruh ke akurasi dan cocok nggaknya alat yang dipakai. Kalau salah pilih alat, hasilnya bisa salah atau malah bikin alat cepat rusak. Jadi, tahu jenis aliran itu wajib biar alat yang dipakai pas dan datanya bisa dipercaya. 4.Akurasi flowmeter elektromagnetik bisa terganggu kalau fluida kurang konduktif , ada gelembung udara atau padatan, sensor dipasang nggak sesuai ada gangguan listrik/magnet dari luar, atau kabel sambungan longgar. Supaya hasil pengukuran tetap akurat, pastikan fluida cukup konduktif, instalasi rapi dan sesuai panduan, hindari gelembung masuk, cek kabel secara rutin, dan lakukan kalibrasi berkala. 5.Isi tabungnya dengan cairan. Sambung salah satu ujungnya ke alat atau pipa yang mau diukur tekanannya, satu ujung lagi bisa dibiarkan terbuka atau disambung ke tekanan lain. Nanti tinggal lihat beda tinggi cairan di dua sisi tabung. Selisih tinggi itu nunjukin besar tekanannya. Makin tinggi bedanya, makin besar tekanannya.
1. Laju aliran akan akurat jika menggunakan alat yang tepat sesuai dengan yang dibutuhkan seperti fluida dengan atau tanpa padatan. 2. Untuk mengukur debit aliran/laju aliran 3. karena jika salah memilih alat pengukuran dapat tidak akurat dan menghindari resiko terjadinya tsunami balik hingga rusaknya tangki,pipa tangki dan sebagainya. 4. Visikositas, diameter pipa , densitas, kecepatan aliran 5. Seperti penggunaan LPG yakni ketika tekanan pada LPG berubah menjadi api pada tungku kompor juga bergeraknya jarum pada regulator.
1. kurang akurat, akan lebih akurat jika alat yang digunakan sesuai dengan yang dibutuhkan (newtonian/non newtonian) 2. untuk mengukur/mengetahui laju aliran nya 3. karena untuk memastikan proses berjalan dengan aman dan menghindari terjadinya risiko kerusakan 4. diameter pipa, kecepatan aliran, viskositas, densitas 5. siapkan alat, isi dengan cairan, sambungkan ke sistem perpipaan, liat selisih tinggi cairan & hitung tekanan nya
1. Orifice flowmeter kurang akurat untuk fluida non-Newtonian atau kotor karena viskositas berubah dan mudah tersumbat. Sebaiknya gunakan ultrasonic atau Coriolis flowmeter yang lebih andal. 2. Fungsi utama venturimeter pada sistem perpipaan adalah untuk mengukur debit aliran fluida dengan memanfaatkan prinsip Bernoulli dan selisih tekanan. 3. Jenis aliran memengaruhi akurasi alat ukur fluida. Aliran laminar cocok memakai alat sensitif seperti rotameter, sedangkan aliran turbulen butuh alat tahan tekanan seperti venturi atau orifice. Salah pilih alat bisa membuat hasil tak akurat atau alat cepat rusak. 4. Akurasi flowmeter elektromagnetik dipengaruhi oleh konduktivitas fluida, gelembung udara, posisi sensor, gangguan medan luar, dan kabel yang rusak. Solusinya yaitu pastikan konduktivitas cukup, pemasangan benar, aliran stabil, kabel rapi, dan kalibrasi rutin agar hasil akurat. 5. Sambungkan nanometer ke sumber tekanan, isi cairan, tunggu hingga stabil, lalu ukur perbedaan tinggi permukaan cairan.
1. Untuk mengukur keakuratan laju aliran, harus disesuaikan dengan jenis. Seperti, fluida yang mengandung padatan berarti harus memakai yang juga terdapat partikek padatan didalamnya. 2. Venturi meter digunakan untuk mengukur kecepatan rata-rata aliran dalam sistem kepipaan. 3. Sangat penting memilih jenis aliran, karena jika aliran tidak sesuai maka kemungkinan terjadi kerusakan. Seperti, terjadi tsunami balik/pukulan pada tangki, kebocoran pipa akibat aliran yang tidak sesuai. 4. Diameter pipa, kecepatan aliran, densitas, dan viskositas. 5. Manometer U/gondok diisi dengan cairan, lalu disambungkan ke aliran perpipaan. Jika satu sisi diberi tekanan, cairan akan naik dan di sisi lain cairan akan turun. Jadi semakin besar tekanan, maka semakin tinggi cairan.
1. Tidak terlalu akurat karena adanya perubahan viskositas dan partikel padatnya dapat mengendap dan bisa menyebabkan penyumbatan 2. Untuk mengetahui laju aliran fluida dalam pipa 3. Sangat Penting, agar sistem perpipaan bekerja dengan efisien, aman, dan sesuai perhitungan, jenis aliran ada 3 yaitu laminar, transisi, dan turbulen 4. Diameter pipa, kecepatan aliran, viskositas, densitas 5. Dengan menghubungkan salah satu ujungnya ke tekanan yang ingin diukur dan membiarkan ujung lainnya terpapar tekanan atmosfer
1. Flowmeter orifice kurang akurat untuk fluida non-Newtonian atau tercampur kotoran karena perubahan viskositas dan potensi sumbatan. Flowmeter Coriolis atau ultrasonic lebih cocok dan akurat dalam kondisi ini. 2. Venturimeter berfungsi untuk mengukur laju aliran dalam pipa dengan memanfaatkan perbedaan tekanan sesuai prinsip Bernoulli. 3. Jenis aliran sangat menentukan ketepatan pengukuran fluida. Aliran laminar cocok untuk alat seperti rotameter, sedangkan aliran turbulen memerlukan alat yang mampu menahan tekanan tinggi seperti orifice atau venturi. Jika salah memilih, hasil bisa tidak akurat atau alat cepat rusak. 4. Presisi flowmeter elektromagnetik bergantung pada beberapa faktor, seperti nilai konduktivitas fluida, adanya gelembung, posisi instalasi sensor, gangguan medan eksternal, dan kualitas kabel. Untuk menjaga keakuratan, pastikan pemasangan tepat, kabel dalam kondisi baik, aliran stabil, dan lakukan kalibrasi secara rutin. 5. Untuk menggunakan nanometer, sambungkan ke tekanan sumber, isi dengan cairan, tunggu hingga seimbang, lalu baca perbedaan tinggi cairan di kedua sisi tabung.
1. Iya, K3 itu penting banget pas proses start up sama shutdown. Soalnya di dua proses itu kondisi alat belum stabil, jadi rawan banget kecelakaan. Misalnya tekanan bisa tiba tiba naik, suhu bisa melonjak, atau ada kebocoran bahan kimia. 2. Contoh bahaya jika prosedur tidak dilakukan dengan baik adalah terjadi konsleting listrik, maka dari itu harus dipastikan aliran listrik/kabel tidak terjadi kebocoran. 3. Setelah alat dimatikan, sebaiknya langsung dibersihkan dari kotoran atau sisa bahan, kasih pelumas kalau perlu biar nggak macet atau karatan, cek kondisinya siapa tahu ada yang longgar atau aus, terus simpan di tempat yang aman dan catat status terakhirnya. 4. Setelah alat dimatikan, sebaiknya langsung dibersihkan dari kotoran atau sisa bahan, kasih pelumas kalau perlu biar nggak macet atau karatan, cek kondisinya siapa tahu ada yang longgar atau aus, terus simpan di tempat yang aman dan catat status terakhirnya. 5. Mesin bisa rusak, bocor, overheat, bahkan bisa bahaya buat orang sekitar.
1. sangat penting, karena dapat mengurangi angka kecelakaan, dan menghindari hal yang tidak tidak seperti kaki terpotong saat alat digunakan 2. Bahaya yang dapat terjadi saat itu adalah terjadinya kesetrum dan konseling pada listrik. 3. Bersihkan, periksa komponen, lakukan perawatan, dan simpan sesuai standar. 4. Karena para pekerja merasa sudah handal dalam mengoperasikan alat dan pada akhirnya para pekerja menganggap sepele 5. Mesin bisa rusak, bocor, overheat, bahkan bisa bahaya buat orang sekitar.
1. yaa, K3 sangat penting dalam proses start up dan shutdown. Karena saat menyalakan atau mematikan mesin, ada risiko tinggi seperti korsleting, atau kecelakaan pada pekerja. 2. bahaya yang terjadi yaitu mesin dapat mengalami korsleting jika ada kabel yang basah atau terkelupas dan pekerja bisa terpeleset jika lantai licin atau basah ataupun hingga terjadi kecelakaan seperti teman dari adik pak onny yang beliau ceritakan 3. bersihkan alat dari kotoran atau sisa bahan, kemudia simpan alat dengan benar 4. karena pekerja sering kali merasa dirinya bisa dan terbiasa tanpa memikirkan resiko yang terjadj jika ada kelalaian 5. mesin dapat menjadi overheat dan bisa membuat mesin mudah rusak, bahkan dapat membuat kecelakaan di area kerja tersebut
1. Akurasi flow meter tipe diferensial tekanan (seperti orifice plate) bisa kurang bagus buat fluida non-Newtonian atau yang banyak padatannya. Soalnya, alat ini dirancang buat fluida Newtonian, jadi viskositas yang berubah-ubah atau ada partikel padat bisa bikin hasilnya meleset.
2. Fungsi utama venturi meter itu buat ngukur laju aliran fluida dalam pipa, dengan cara ngubah tekanan lewat penyempitan aliran, terus dihitung selisih tekanannya.
3. Milih jenis aliran itu penting karena beda jenis aliran (laminer, turbulen, transisi) ngaruh ke cara hitung dan alat ukur yang cocok. Kalau salah, hasil pengukurannya bisa salah juga.
4. Faktor yang ngaruh ke pengukuran flow meter: Jenis fluida (kental, gas, ada padatan) Suhu dan tekanan Kondisi pipa (bersih/kotor, lurus/nggak) Jenis flow meter yang dipakai Cara pasang alatnya
5. Cara pakai manometer gondok: Sambungin dua ujung pipa manometer ke titik yang mau diukur tekanannya (biasanya beda titik di pipa) Baca beda tinggi cairan di tabung U-nya Selisih tinggi itu nunjukkin beda tekanannya.
1. Orifice plate kurang akurat karena viskositas tak stabil dan aliran terganggu. 2. Mengukur laju aliran fluida dalam sistem perpipaan dengan memanfaatkan perubahan tekanan. 3. Karena jenis aliran menentukan akurasi, efisiensi, dan desain sistem perpipaan. 4. Jenis fluida, viskositas, suhu, tekanan, jenis aliran, dan kebersihan sensor. 5. Pasang alat, isi cairan, ukur selisih tinggi, hitung tekanan.
1.Kurang akurat, soalnya alirannya nggak stabil dan viskositasnya berubah-ubah. Bisa bikin pembacaan ngawur 2.Buat ngukur kecepatan dan debit aliran fluida dalam pipa. Simple-nya: tau seberapa banyak yang ngalir 3.Soalnya beda aliran (laminar/turbulen), cara hitung dan alatnya juga beda. Kalau salah, datanya bisa salah 4.Jenis fluida,Suhu dan tekanan,Getaran pipa, Posisi pasang alat, dan Jenis alatnya sendiri 5.Pasang di dua titik tekanan → liat beda tinggi cairan di tabung U → makin beda, makin besar tekanannya.
1. jika pakai flow meter tipe tekanan beda, seperti orifice plate, hasilnya kurang akurat untuk fluida non-Newtonian atau yang ada padatannya. karna, fluida jenis itu alirannya tidak stabil dan viskositasnya bisa berubah-ubah, jadi alatnya bisa salah baca.
2. Venturi meter dipakai untuk ngukur seberapa cepat fluida ngalir dalam pipa. Kelebihannya, tekanan yang hilang sedikit, jadi cocok untuk sistem yang butuh aliran lancar dan stabil.
3. Milih jenis aliran itu penting karena tiap alat ukur punya cara kerja yang beda. Kalau salah pilih, hasil pengukurannya bisa kacau dan bisa bikin sistem tidak jalan maksimal.
4. Banyak hal yang bisa ngaruh ke akurasi flow meter, kayak jenis fluida, tekanan, suhu, ada nggaknya kotoran, bentuk alirannya, sampai cara pasang alatnya. Jadi semua itu harus dicek biar hasilnya tepat.
5. Manometer gondok itu alat untuk ngukur beda tekanan. Cara pakainya gampang: isi cairan, hubungkan ke dua titik yang mau diukur, terus lihat selisih tinggi cairannya. Makin besar bedanya, makin besar tekanannya.
1. Start-up dan shutdown penting diperhatikan karena kondisi alat belum stabil, berisiko tinggi terjadi lonjakan tekanan, suhu, atau kebocoran bahan kimia. 2. Konsleting listrik bisa terjadi jika prosedur tidak benar dan kabel bocor, maka pengecekan kelistrikan wajib dilakukan. 3. Setelah alat dimatikan, bersihkan dari sisa bahan, beri pelumas jika perlu, cek kondisi, simpan dengan aman, dan catat statusnya. 4. Perawatan alat harus dilakukan segera setelah dimatikan untuk mencegah karat, macet, atau kerusakan lainnya. 5. Kerusakan mesin bisa menyebabkan kebocoran, overheat, dan membahayakan lingkungan sekitar.
1. Kalau pakai orifice plate untuk fluida non-Newtonian (yang kekentalannya dapat berubah-ubah, tergantung kecepatan alirnya) atau yang mengandung padatan, hasil pengukurannya dapat kurang akurat. karena, orifice plate didesain untuk fluida yang sifatnya stabil, seperti air biasa.jikalau ada padatan atau viskositasnya nggak tetap, aliran bisa jadi tidak merata dan bentuk alirannya juga berubah, jadi tekanan diferensial yang dibaca bisa menipu hasilnya. 2. fungsi utama dari vunturi meter dalam sistem perpipaan yaitu di gunakan untuk mengukur laju aliran fluida dalam pipa 3. karena jenis aliran juga bisa mempengaruhi hasil pengukurannya 4. jenis fluida, jenis aliran, kondisi alat dapat mempengaruhi pengukuran flow meter 5. siapkan alatnya (manometer berbentuk U) dan isi dengan cairan (biasanya air, atau raksa), kemudian pasang salah satu sisi ke saluran tekanan yang mau diukur. Sisi lainnya bisa dibiarkan terbuka (untuk membandingkan dengan tekanan udara) atau disambungkan ke titik tekanan lain. Setelah tekanan masuk, cairan di tabung U akan naik di satu sisi dan turun di sisi lain. Ukur selisih tinggi cairan (delta H) di dua sisi tabung. Yang trakhir hitung tekanan menggunakan rumus
1. Penggunaan flow meter tipe differensial tekanan, seperti orifice plate, pada fluida non-Newtonian atau fluida yang mengandung padatan dapat menghasilkan akurasi yang bervariasi. 2. untuk mengukur laju aliran fluida (seperti air atau minyak) dengan memanfaatkan prinsip efek Venturi. 3. memahami, mengorganisir, dan memberikan arah pada suatu karya, gerakan, atau strategi. 4. adalah karakteristik fluida, pemasangan flow meter, dan faktor lingkungan. 5. digunakan untuk mengukur perbedaan tekanan antara dua titik.
1. Akurasi flow meter differensial tekanan (orifice plate) pada fluida non-Newtonian atau fluida yang mengandung padatan kurang akurat karena viskositas berubah-ubah dan risiko penyumbatan. 2. Fungsi utama venturi meter itu untuk mengukur laju aliran fluida dalam pipa dengan mengubah energi tekanan menjadi kecepatan aliran. 3. Karena setiap tipe aliran sangat berpengaruh ke akurasi, dan cara pengukuran. Karena beda aliran, beda juga cara ngukurnya, Misalnya aliran air yang tenang beda cara hitungnya sama yang deras atau berputar-putar. Kalau salah milih jenis aliran, hasilnya jadi ngga akurat. Jadi, penting untuk tahu jenis aliran yang dipakai, supaya pengukuran jadi benar dan aman. 4. faktor yang mempengaruhi pengukuran flow meter: 1. Jenis fluida (kental, gas padatan) 2. Suhu dan tekanan 3. Kondisi pipa (bersih/kotor, lurus/tidak) 4. Cara pasang alatnya 5. jenis aliran 5. Cara memakai/menggunakan manometer gondok: sambungin nanometer ke titik ukur, lalu baca beda tekanan cairan di tabung U (gondok), selisih itu menunjukkan beda tekanan.
1.Pengukuran laju aliran fluida dengan orifice plate pada fluida non-Newtonian atau fluida yang mengandung padatan dapat memiliki akurasi yang rendah karena Fluida non-Newtonian memiliki viskositas yang tidak konstan, sehingga dapat mempengaruhi pengukuran dan Padatan dalam fluida dapat menyebabkan penyumbatan atau kerusakan pada orifice plate.
2.fungsi utama dari Venturi adalah meter digunakan untuk mengukur laju aliran fluida dengan memanfaatkan perbedaan tekanan antara bagian inlet dan throat venturi.
3. Karena untuk memastikan akurasi pengukuran dan desain sistem perpipaan yang efektif.
4.Sifat fluida (viskositas, densitas, suhu)Kondisi aliran (laminar atau turbulen) Desain flow meter Kalibrasi flow meter dan Kualitas instalasi
5.Yang pertama pastikan alat dalam kondisi baik dan terkalibrasi. Kemudian, hubungkan manometer ke sistem yang akan diukur tekanannya, pastikan sambungan aman dan tidak bocor. Baca skala atau tampilan digital dengan cermat dan pastikan pembacaan dilakukan dalam kondisi stabil.
1.) apakah k3 sangat penting untuk start up dan shutdown?
BalasHapus2.) sebutkan contoh bahaya yang terjadi jika prosedur start up tidak terjadi dengan benar dan bagaimana cara memastikan bahwa lingkungan kerja sudah aman sebelum pelaksanaan start up?
3.) setelah shoutdown apa yang harus dilakukan di lakukan agar peralatan tetap awet dan siap pakai?
4.) mengapa pekerja sering mengabaikan prosedur k3 meskipun tau resikonya?
5.) apa yang terjadi pada mesin jika terjadi kesalahan pada proses start up dan shoutdown?
1. Strat-Up dan Shut down adalah sebuah mesin yang ada di industri. Sebelum melakukan praktik mesin tersebut harus memperhatikan K3, untuk mencegah dari kecelakaan yang ada di lapangan. Sangat penting dan diperhatikan karena dapat mempengaruhi kinerja kita di perusahan. ketika kita sakit kita akan diperpendek kontrak nya dan itu perdampak bagi pegawai lelaki yang sudah menikah dimana ia menafkahi keluarga nya.
Hapus2. Kabel yang dijaga dan dirawat jangan sampai basah dan terbuka karena bisa membuat konslet. Ada kejadian dimana ada salah satu alat yang tidak bisa bekerja dengan baik akhirnya mengakibatkan salah satu karyawan kakinya terpotong, hal tersebut diakibat kan alat dan pihak manajemen perusahaan yang lalai akan laporan dari pihak HSE. Cara memastikan lingkungan aman adalah, dengan mempersiapkan diri memakai APD, memeriksa K3 , dan mengecek apakah alat alat mesin nya aman digunakan atau tidak.
3. Disimpan dengan baik, dirawat dengan benar. Agar tidak terjadi kecelakaan yang tidak diinginkan. Pastikan dengan benar dalam menyimpan dan merawat nya jangan ceroboh dalam hal itu.
4. Karena merasa pintar dan bisa, akhirnya mengabaikan K3 dan APD yang selalu berlaku sebelum praktik. Dan bisa terjadi ketika seseorang itu terburu-buru untuk praktikum akhirnya melupakan hal terpenting yaitu K3 dan APD.
5. Mengakibatkan mesin pabrik rusak suhu menjadi naik turun dan overheating. Lalu juga bisa mengakibatkan kerugian besar untuk perusahaan yang bisa mencapai kerugian bermilyaran walaupun mesin nya rusak selama sehari saja.
1. Ya, penting banget. Soalnya di momen start up dan shutdown itu risiko kecelakaan bisa tinggi—karena alat mulai nyala atau malah baru dimatiin, tekanan belum stabil, suhu naik dll.
Hapus2. kalau alat langsung dinyalain tanpa ngecek dulu, bisa-bisa tekanan naik mendadak dan meledak. Atau ada bahan kimia yang belum dibersihin, terus nyala api malah bikin kebakaran. Biar aman, pastiin dulu alat dicek satu-satu kabel kabelnya, lampu nya dan sebagainya agar aman.
3. Setelah shutdown, alat harus dibersihin, terus dicek kondisinya.
4. Biasanya karena merasa sudah berpengalaman, jadi sering mengabaikan protokol K3.
5. Kalau salah start up, bisa bikin mesin overheat, rusak, atau malah meledak. Kalau salah shutdown, alat bisa macet. Ujung-ujungnya, mesin rusak dan biaya perbaikan bisa membengkak dan laba perusahaan jadi turun, lalu bisa saja pabrik nya tutup.
1. penting banget. Soalnya pas start-up (ngidupin alat) atau shutdown (matikan alat), itu kondisi sistem biasanya lagi nggak stabil. Bisa ada tekanan tinggi, suhu naik, aliran bahan kimia mulai jalan, dll.
Hapus2. Bahaya karena bisa rusak dan menyebabkan kecelakaan seperti teman dari adik pak onny yang kaki nya terputus
3. Setelah shutdown agar peralatan tetap awet dan siap pakai:
Bersihkan peralatan dari sisa bahan atau kotoran.
Lakukan pengecekan visual untuk mendeteksi kerusakan.
Pastikan semua katup/arus listrik ditutup sesuai prosedur.
Simpan peralatan di tempat yang kering dan aman.
Lakukan pelumasan (jika diperlukan) agar tidak berkarat.
4. Merasa sudah berpengalaman sehingga menganggap prosedur tidak perlu.
Terburu-buru mengejar target produksi.
Kurangnya pengawasan dari atasan.
Merasa prosedur terlalu rumit atau memakan waktu.
Tidak adanya sanksi tegas jika melanggar.
5. Kerusakan komponen karena tekanan atau arus listrik tidak stabil.
Overheating atau kebocoran pada sistem.
Risiko kecelakaan kerja (ledakan, kebakaran).
Umur mesin menjadi pendek karena aus lebih cepat.
Mengganggu proses produksi dan menyebabkan downtime panjang.
1. Iya, penting banget, soalnya pas start-up dan shutdown itu risiko kecelakaan tinggi. Harus hati-hati.
Hapus2. Bahaya yang bisa terjadi kayak mesin meledak, bocor, atau panas banget.
Biar aman, ya dicek dulu semua alatnya, ikutin SOP, dan pastiin area udah siap.
3. Harus didinginkan dulu, dibersihin, dicek kondisinya, terus dicatat di logbook.
4. Karena ngerasa udah biasa, pengen cepet-cepet, atau gak diawasi. Kadang juga males ikut prosedur.
5. Mesin bisa rusak, bocor, overheat, bahkan bisa bahaya buat orang sekitar.
1. K3 atau Keselamatan dan Kesehatan Kerja sangat penting saat start-up (menyalakan mesin) dan shutdown (mematikan mesin). Pada saat-saat ini, semua alat dan sistem sedang berubah dan belum stabil, sehingga risiko kecelakaan lebih tinggi. Jika tidak hati-hati, bisa terjadi kebocoran gas, tumpahan bahan kimia, alat meledak, atau bahkan kebakaran. Oleh karena itu, pekerja harus memakai alat pelindung diri, mengikuti urutan kerja yang benar, serta memastikan semua alat aman sebelum digunakan. Komunikasi antar tim juga harus jelas agar tidak terjadi kesalahan. Dengan menerapkan K3, maka keselamatan pekerja lebih terjaga dan pekerjaan bisa dilakukan dengan aman dan lancar.
Hapus2. Kalau alat langsung dinyalain tanpa dicek dulu, bisa bahaya, Tekanan bisa naik tiba-tiba dan meledak. Terus, kalau ada sisa bahan kimia yang belum dibersihin, bisa kena api dan kebakaran. Makanya, sebelum nyalain alat, harus dicek dulu satu-satu kabelnya, lampunya, semua harus aman.
3. Setelah alat dimatiin (shutdown), nggak boleh langsung ditinggal. Alatnya harus dibersihin dan dicek lagi kondisinya. Biar nanti pas dipakai lagi, nggak ada masalah.
4. Kadang ada orang yang udah lama kerja dan ngerasa udah jago, jadi suka ngelanggar aturan K3. Padahal, aturan itu penting buat jaga keselamatan semua orang.
5. Kalau salah pas nyalain alat (start-up), mesin bisa kepanasan, rusak, atau bahkan meledak. Kalau salah matiin (shutdown), alat bisa macet. Akhirnya, mesin rusak, perbaikan mahal, perusahaan rugi, dan bisa aja pabriknya tutup. Jadi, lebih baik ikutin aturan biar aman!
1. Iya, K3 itu penting banget pas proses start up sama shutdown. Soalnya di dua proses itu kondisi alat belum stabil, jadi rawan banget kecelakaan. Misalnya tekanan bisa tiba tiba naik, suhu bisa melonjak, atau ada kebocoran bahan kimia.
Hapus2. Cek semua peralatan termasuk kabel pastikan tidak ada yang bocor atau rusak, para pekerja harus memakai apd (alat pelindung diri) untuk mengantisipasi kecelakaan kerja, pastikan area kerja bersih
3. Bersihkan peralatan dari sisa bahan atau kotoran, pastikan semua katup/arus listrik ditutup sesuai prosedur.
4. Merasa sudah berpengalaman sehingga menganggap prosedur tidak perlu
5. Kerusakan komponen karena tekanan atau arus listrik tidak stabil, risiko kecelakaan kerja (ledakan, kebakaran), mengganggu proses produksi dan menyebabkan downtime panjang.
1. K3 penting dalam pekerjaan di industri karena adanya kemungkinan kecelakaan seperti terpotongnya Anggota tubuh saat bekerja.
Hapus2. Bahaya yang dapat terjadi saat itu adalah terjadinya kesetrum dan konseling pada listrik.
3. Agar tetap awet alat harus dibersihkan dan dicek kembali setiap selesai digunakan.
4. Karena terkadang pekerja menyepelekan dan menganggap bahwa peringatan itu tidak terlalu berbahaya.
5. Kerusakan pada mesin yang menyebabkan kerugian pada pekerja dan perusahaan/industri
1. K3 cukup penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan pekerja, karena kecelakaan kerja bisa terjadi kapan saja, seperti kaki terpotong saat alat digunakan.
Hapus2. Contoh bahaya jika prosedur tidak dilakukan dengan baik adalah terjadi konsleting listrik, maka dari itu harus dipastikan aliran listrik/kabel tidak terjadi kebocoran.
3. Agar alat awet dan tidak rusak, pastikan alat dibersihkan setelah dipakai lalu matikan seluruh aliran listrik yang tersambung dan pastikan alat sudah mati/non-aktif sepenuhnya.
4. Karena sering kali pekerja menganggap sepele K3, apalagi jika ada alat yang sudah tidak layak pakai tapi tetap dioperasikan.
5. Kemungkinan mesin alat akan rusak atau tidak awet.
1. K3 cukup penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan pekerja, karena kecelakaan kerja bisa terjadi kapan saja, seperti kaki terpotong saat alat digunakan.
Hapus2. Contoh bahaya jika prosedur tidak dilakukan dengan baik adalah terjadi konsleting listrik, maka dari itu harus dipastikan aliran listrik/kabel tidak terjadi kebocoran.
3. Agar alat awet dan tidak rusak, pastikan alat dibersihkan setelah dipakai lalu matikan seluruh aliran listrik yang tersambung dan pastikan alat sudah mati/non-aktif sepenuhnya
4. Karena sering kali pekerja menganggap sepele K3, apalagi jika ada alat yang sudah tidak layak pakai tapi tetap dioperasikan
5. Kemungkinan mesin alat akan rusak atau tidak awet
1. Penting, karna dapat mencegah kecelakaan kerja, dan penyakit akibat kerja
Hapus2. Contoh bahaya nya dapat mengakibatkan gangguan operasional seperti konsleting listrik dan mengakibatkan keterlambatan proses produksi, untuk menghindari hal tersebut maka dilakukan inspeksi rutin terhadap peralatan dan lingkungan kerja untuk memastikan semua dalam kondisi aman.
3. Setelah alat dipakai alat tersebut dapat dibersihkan lalu pastikan alat-alat tersebut sudah dalam keadaan mati
4. Karena para pekerja merasa sudah handal dalam mengoperasikan alat dan pada akhirnya para pekerja menganggap sepele
5. Dapat terjadi kerusakan pada mesin
1. K3 penting karena untuk mencegah terjadinya kecelakaan
Hapus2. contoh bahayanya terjadi ledakan/konsleting listrik, untuk mencegahnya perlu memastikan semua peralatannya aman
3. setelah shutdown, pastikan semua alat dibersihkan dan pastikan seluruh aliran listrik dan alat-alat sudah mati.
4. karena terburu-buru/pekerja merasa sudah berpengalaman
5. dapat menyebabkan kerusakan pada mesin
1. K3 sangat penting agar tidak terjadi kecelakaan dan hal-hal buruk yang tidak diinginkan, seperti kaki terpotong, kaki patah, atau lainnya.
Hapus2. Pekerja terpleset dan terjadi konslet listrik adalah 2 contoh bahaya jika prosedur K3 tidak dilaksanakan dengan sesuai. Maka dari itu, sebelum memulai pekerjaan, harus betul-betul memperhatikan prosedur yang ada, memeriksa lantai bersih, dan memastikan kabel tidak ada yang mengelupas atau putus.
3. Pastikan alat dibersihkan setelah shut down, matikan semua aliran listrik saat sudah tidak digunakan, dan pastikan alat-alat yang telah digunakan sebelumnya sudah benar-benar off atau mati.
4. Karena ada beberapa pekerja yang menyepelekan dan menganggap dirinya sudah profesional.
5. Kemungkinan akan terjadi kerusakan pada alat atau error, maka dari itu selalu perhatikan dengan baik saat start up suatu alat dan pastikan alat sudah shut down dengan baik setelah digunakan.
1. ya sangat penting, karena dapat mencegah kecelakaan kerja dan dapat meminimalisir resiko saat bekerja
Hapus2. Cek semua peralatan termasuk kabel pastikan tidak ada yang bocor atau rusak, para pekerja harus memakai apd (alat pelindung diri) seperti masker, sarung tangan latex, helm proyek untuk mengantisipasi kecelakaan
3. Bersihkan peralatan dari sisa bahan atau kotoran, pastikan semua katup/arus listrik ditutup sesuai prosedur.
4. Merasa sudah berpengalaman sehingga menganggap prosedur tidak perlu
5. Kerusakan komponen karena tekanan atau arus listrik tidak stabil, risiko kecelakaan kerja (ledakan, kebakaran), mengganggu proses produksi dan menyebabkan downtime panjang.
1. Ya, sangat penting. Soalnya di momen itu risiko kecelakaan cukup tinggi. Dengan K3, semua bisa lebih aman dan terkontrol.
Hapus2. Bisa terjadi kebocoran, mesin rusak, bahkan ledakan kecil.
Supaya aman, periksa alat, pastikan semua siap, pakai APD, dan koordinasi dengan tim.
3. Setelah alat dimatikan, sebaiknya langsung dibersihkan dari kotoran atau sisa bahan, kasih pelumas kalau perlu biar nggak macet atau karatan, cek kondisinya siapa tahu ada yang longgar atau aus, terus simpan di tempat yang aman dan catat status terakhirnya.
4. Biasanya karena udah terbiasa, pengen cepat selesai, atau kurang pengawasan. Padahal, satu kelalaian bisa bikin masalah besar.
5. Mesin bisa rusak, overheat, atau konslet. Bahkan bisa timbul bahaya untuk lingkungan kerja.Makanya penting banget untuk ikuti prosedur dengan benar.
1. Sangat penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada pekerja, contohnya seperti bagian tubuh yang terkena alat hingga bagian tubuhnya terpotong.
Hapus2. Contohnya seperti terjadinya konsleting listrik, oleh karena itu pastikan aliran listrik atau kabel tidak mengelupas dan tidak terjadi kebocoran.
3. Agar alat awet dan tidak rusak, pastikan alat sudah dibersihkan setelah dipakai, lalu matikan seluruh aliran listrik yang tersambung dan pastikan sudah mati sepenuhnya.
4. Karena pekerja sering kali menganggap sepele K3, apalagi jika ada alat yang sudah tidak layak pakai tetapi masih tetap dioperasikan.
5. Kemungkinan akan terjadi kerusakan pada alat atau mesin.
1.) Iya, penting banget. Karena saat start up dan shutdown, potensi risiko kayak ledakan, kebocoran, atau kegagalan alat lebih tinggi. Jadi, K3 bantu mencegah kecelakaan.
Hapus2.) Contoh bahayanya: tekanan berlebih di pipa bisa meledak, atau mesin bisa nyala tiba-tiba.
Cara pastikan aman: cek semua indikator, pastikan alat dalam kondisi siap, dan semua orang paham prosedur sebelum mulai.
3.) Alat harus dibersihkan, dikeringkan, dicek kondisinya, terus disimpan dengan benar. Kalau perlu, dikasih pelumas atau dikalibrasi lagi.
4.) Biasanya karena terburu-buru, merasa udah pengalaman, atau anggap prosedurnya ribet. Kadang juga karena budaya kerja yang kurang peduli soal K3.
5.) Mesin bisa rusak, overheat, aus lebih cepat, atau malah nggak bisa dipakai lagi. Dalam kasus berat, bisa bikin kecelakaan juga.
1.Iya, sangat penting sekali biar nggak celaka pas nyalain alat – Kalau asal nyalain, bisa aja alatnya meledak atau bikin orang kena setrum.
Hapus2.Pas matiin juga harus hati-hati – Sembarangan matiin alat bisa bikin rusak atau malah nyebabin kebakaran.
3.Orang sekitar ikut aman – Nggak cuma yang ngoperasiin, tapi orang lain di dekat situ juga jadi lebih aman.
4.Alat jadi awet – Kalau cara nyalain dan matiin bener, alatnya nggak gampang rusak.
5.Kerja jadi lebih tenang – Nggak deg-degan tiap nyalain atau matiin alat, karena udah ngikutin cara aman.
1. ya, penting karena untuk mencegah kecelakaan saat menghidupkan atau mematikan peralatan.
Hapus2. bisa menyebabkan konsleting listrik, kebocoran air, kerusakan alat, paparan bahan kimia, dan cidera kerja. untuk mencegah semua itu kita perlu memastikan kondisi lantai licin/basah, periksa kabel dan instalasi listrik barangkali ada yang terkelupas, longgar atau berdekatan dengan air, pastikan ventilasi cukup karena ruangan tertutup bisa menyebabkan paparan uap bahan kimia, amati peralatan jika ada kerusakan pada alat jangan lanjutkan start up, cek ketersediaan dan kondisi APD karna kalau ada yg rusak atau tidak lengkap pekerjaan tidak bisa dilakukan.
3. bersihkan alat alat dari sisa bahan dan periksa kondisi fisik masing' komponen yang penting, tutup peralatan dari debu, lalu catat kondisi dan jadwal perawatan.
4. terkadang ada yang terlalu percaya diri dan terbiasa melanggar tanpa pernah terkena kejadian buruk, ada yang kurang pengawasan tegas, budaya kerja buruk.
5. dapat menyebabkan kerusakan mesin, menurunnya umur pakai, bahkan kecelakaan kerja, maka dari itu pentingnya mengikuto prosedur operasi standar (SOP).
1. Sangat penting untuk mencegah kecelakaan dan menjaga peralatan tetap aman.
Hapus2. Dapat menyebabkan kebocoran, kerusakan, atau kebakaran; lakukan pengecekan peralatan dan prosedur K3.
3. Bersihkan, periksa komponen, lakukan perawatan, dan simpan sesuai standar.
4. Karena terburu-buru, kurang pengawasan, dan minim pelatihan.
5. Menyebabkan kerusakan mesin, penurunan kinerja, dan meningkatkan risiko kecelakaan.
1.Iya, K3 penting untuk start up dan shutdown. Dikarenakan itu rawan kalau tidak hati-hati
BalasHapus2. Cek dulu semua alat, termasuk kabel-kabelnya—pastikan nggak ada yang bocor atau rusak. Pekerja juga wajib pakai APD biar aman dari kecelakaan kerja. Area kerja juga harus tetap bersih dan rapi ya.
3. Bersihkan alat-alat dari sisa bahan atau kotoran yang nempel. Jangan lupa tutup semua katup dan matikan arus listrik sesuai prosedur yang berlaku.
4. Karena ngerasa udah sering ngerjain, kadang ada yang mikir prosedur itu nggak penting lagi.
5. Bisa-bisa komponen rusak gara-gara tekanan atau arus listrik yang nggak stabil. Ini berisiko nyebabin kecelakaan kayak ledakan atau kebakaran, dan bisa bikin proses produksi terhenti lama.
1. Ya, sangat penting. Karena dua proses ini berisiko tinggi, kesalahan bisa sebabkan kecelakaan, kerusakan alat, atau kerugian besar.
Hapus2. Ledakan, kebocoran, sengatan listrik, alat bergerak tiba-tiba. Cara memastikan aman: Cek area & alat (checklist), Pastikan sistem proteksi aktif, Briefing keselamatan, Gunakan APD.
3. Bersihkan alat, Keluarkan sisa cairan, Pelumasan ulang, Cek kondisi & catat, Matikan sumber energi, Simpan di tempat kering.
4. Tergesa-gesa, Terlalu percaya diri, Anggap prosedur merepotkan, Kurang pengawasan, Budaya kerja buruk.
5. Start up: alat rusak, lonjakan arus, sistem gagal. Shutdown: tekanan balik, overheat, korosi, sumbatan.
1. K3 sangat penting karena kedua proses ini adalah tahapan paling berisiko. Kesalahan kecil dapat menyebabkan kecelakaan, kerusakan alat, bahkan kebakaran atau ledakan.
Hapus2.Jika prosedur start up tidak dilakukan dengan benar, bisa terjadi ledakan, kebocoran bahan kimia, atau korsleting listrik.
3. Setelah shutdown, alat harus dibersihkan, sisa bahan dibuang dengan aman, listrik dan aliran ditutup, serta dilakukan pengecekan kondisi. Semua ini bertujuan menjaga alat tetap awet dan siap digunakan kembali.
4.Banyak pekerja mengabaikan K3 karena terburu-buru, merasa sudah terbiasa, atau menganggap prosedur terlalu rumit.
5. Kesalahan bisa menyebabkan kerusakan mesin, keausan cepat, overheat, atau bahkan kebakaran. Mesin juga bisa bekerja tidak stabil, yang mengganggu proses produksi dan keselamatan kerja.
Iya, K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) itu penting banget buat proses start-up dan shutdown alat, bahkan di lingkungan kerja yang kecil atau start-up sekali pun.
BalasHapus1. Start-up (nyalain alat): Kalau asal nyalain tanpa cek K3, bisa bahaya—mesin rusak, meledak, atau orang bisa cedera. Jadi harus pastiin alat siap, aman, dan orang yang pakai ngerti caranya.
2. Shutdown (matikan alat): Kalau matiin alat sembarangan, bisa nyebabin kebakaran, korsleting, atau alat jadi cepat rusak. K3 bantu biar prosesnya aman dan nggak merugikan.
3. Lindungi orang sekitar: Kadang kita fokus sama alatnya aja, padahal orang di sekitar juga bisa kena dampaknya. K3 bantu pastiin lingkungan kerja aman buat semua, bukan cuma operatornya.
4. Cegah kerugian: Kalau terjadi kecelakaan saat start-up atau shutdown, bisa bikin rugi besar—alat rusak, produksi berhenti, bahkan bisa kena biaya perawatan atau hukum. Jadi lebih baik mencegah daripada nyesel.
5. Bikin kerja lebih tenang dan fokus: Kalau semua prosedur K3 dijalanin, orang jadi lebih percaya diri dan nggak was-was saat nyalain atau matiin alat. Jadi kerja pun lebih lancar dan nggak tegang.
1.ya karena K3 sangat penting untuk semua kegiatan, termasuk startup dan shutdown, karena dapat mencegah kecelakaan kerja, cedera, dan bahkan kematian.
Hapus2.Contoh bahaya jika startup tidak benar:
- Kecelakaan mekanis
- Ledakan atau kebakaran
- Kerusakan lingkungan
Cara memastikan lingkungan kerja aman:
- Pemeriksaan peralatan dan sistem
- Pengujian sebelum startup
- Pelatihan pekerja
- Pengecekan prosedur keamanan
3. Setelah shutdown:
- Pemeliharaan rutin
- Pembersihan
- Pemeriksaan
- Dokumentasi
4. Mengapa pekerja mengabaikan K3:
- Kurangnya pelatihan dan kesadaran
- Tekanan waktu
- Kurangnya pengawasan
5. Kesalahan startup/shutdown:
- Kerusakan mesin
- Kegagalan sistem
- Kecelakaan kerja
1.) iya, Keselamatan dan Kesehatan Kerja sangat penting, baik saat proses start-up maupun shutdown, terutama pada instalasi listrik dan peralatan di startup. Keselamatan kerja yang baik pada tahap start-up dan shutdown dapat mencegah kecelakaan, kerusakan peralatan, dan kerugian finansial, serta meningkatkan produktivitas.
BalasHapus2.) kecelakaan kerja, kerusakan peralatan, hingga gangguan operasional.
3.) Setelah mematikan peralatan, pastikan untuk mendinginkannya sebelum disimpan atau digunakan kembali, bersihkan dari debu dan kotoran, dan simpan di tempat yang kering dan aman.
4.) kurangnya kesadaran akan bahaya, menganggap prosedur rumit atau memakan waktu, merasa yakin tidak akan terjadi kecelakaan pada diri sendiri, atau kurangnya pengawasan dan penegakan aturan K3.
5.) Kesalahan pada proses startup dan shutdown mesin, baik itu komputer atau sistem lainnya, dapat menyebabkan berbagai masalah. Kesalahan startup bisa membuat mesin tidak bisa menyala, menyala secara tidak normal, atau bahkan mengalami kerusakan pada komponen.
1. Penting sekali, karena untuk mencegah kecelakaan saat menghidupkan atau mematikan peralatan.
BalasHapus2. Bahaya jika start-up salah dapat menyebabkan korsleting, kebocoran, kerusakan alat, paparan bahan kimia.
Cara cek lingkungan sebelum start up yaitu cek lantai, periksa kabel, ventilasi cukup, amati alat, dan APD.
3. Setelah shutdown, bersihkan alat, buang sisa bahan, matikan semua sumber energi, periksa kondisi alat, simpan di tempat aman dan kering.
4. Pekerja sering mengabaikan prosedur K3 karena terburu-buru, menganggap risiko kecil dan tidak akan terjadi pada dirinya.
5. Menyebabkan kerusakan mesin, kecelakaan kerja, kebocoran, dan berhentinya proses produksi.
1. Ya, k3 sangat penting dalam pekerjaan di industri karena untuk mencegah kecelakaan saat menghidupkan atau mematikan peralatan seperti terpotongnya anggota tubuh saat bekerja.
BalasHapus2. Cek semua peralatan terlebih dahulu kalau alat langsung dinyalain tanpa di cek dulu, bisa-bisa tekanan naik mendadak dan meledak, termasuk kabel juga harus dijaga dan dirawat jangan sampai ada yang basah dan terbuka karena bisa membuat kesetrum/konslet.
3. Agar alat tetap awet dan tidak rusak, pastikan alat dibersihkan setelah shut down, matikan semua aliran listrik saat sudah tidak digunakan, dan pastikan alat-alat yang telah digunakan sebelumnya sudah benar-benar off atau mati.
4. Karena ada beberapa para pekerja yang menyepelekan dan menganggap dirinya sudah handal akhirnya menganggap bahwa peringatan itu tidak terlalu penting.
5. Kemungkinan akan terjadi kerusakan pada alat, maka dari itu selalu perhatikan dengan baik saat start up suatu alat dan pastikan alat sudah dalam keadaan shut down dengan baik setelah digunakan.
1. iya, penting sekali karena kalau tidak di perhatikan dapat mengakibatkan kecelakaan kerja atau resiko yang lainnya
BalasHapus2. kabel yang tidak di jaga atau di rawat dengan baik bisa menyebabkan konsleting listrik, cara memastikannya yaitu dengan cara mengecek kabel kabel sati persatu sebelum digunakan agar tidak membahayakan
3. yang harus di lakukan adalah merawatnya dengan baik dan benar jangan sampai lalai atau sampai lupa
4. kadang pekerja sering mengabaikannya karna telalu terburu buru contohnya saat terlambat kerja, pekerja tersebut tidak memakai helm proyek
5. kerusakan pada komponen seperti terlalu panas hingga menyebabkan overheat, tentu kerugiannya sangat besar dan kerugiannya bisa membuat perusahaan tersebut bangkrut karna uang perusahaan banyak keluar untuk perbaikan mesin tersebut
1. Seberapa akurat pengukuran laju aliran fluida jika menggunakan flow meter tipe differensial tekanan seperti orifice plate pada fluida non Newtonian atau fluida yang mengandung padatan
BalasHapus2. Apa fungsi utama dari venturi meter dalam sistem perpipaan
3. Mengapa penting memilih jenis aliran
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi pengukuran flow meter
5. Uraikan cara menggunakan nanometer gondok
1. Akurasinya menurun karena viskositas berubah, distribusi aliran tidak merata, dan sifat non-Newtonian atau padatan tidak sesuai asumsi orifice plate.
Hapus2. Venturi meter berfungsi mengukur laju aliran dengan beda tekanan yang stabil, hasil presisi, dan kehilangan energi kecil.
3. Memilih jenis aliran penting untuk metode pengukuran, perhitungan, desain pipa, dan menyesuaikan alat dengan karakter fluida.
4. Dipengaruhi viskositas, densitas, suhu, tekanan, kebersihan alat, instalasi pipa, serta pola aliran laminar/turbulen.
5. Sambungkan nanometer gondok ke sumber tekanan, isi cairan manometer, pastikan seimbang, lalu baca selisih tinggi cairan untuk menghitung beda tekanan.
1. tidak terlalu akurat. Soalnya alirannya nggak stabil, viskositasnya berubah-ubah, dan partikel padat bisa ganggu pembacaan tekanan.
Hapus2. Buat ngukur laju aliran fluida. Bedanya, venturi meter lebih halus alirannya, jadi tekanan yang hilang sedikit dan hasilnya lebih stabil.
3. Karena beda jenis aliran (laminar, turbulen, dll) butuh pendekatan dan alat ukur yang beda juga. Kalau salah, bisa bikin pengukuran atau desain sistem jadi tidak pas
4. Hasil pengukuran flow meter bisa kurang tepat kalau fluida-nya kental atau kotor, suhu dan tekanannya berubah, alatnya kurang cocok, pemasangannya nggak pas, atau alatnya belum dikalibrasi.
5. Isi dulu dengan cairan, biasanya air berwarna atau raksa. Sambungin ke dua titik tekanan, lalu lihat selisih tinggi cairan di kedua sisi. Dari situ bisa dihitung beda tekanannya.
1. Pengukuran aliran menggunakan flowmeter diferensial tekanan seperti orifice plate tidak akurat untuk fluida non-Newtonian atau fluida yang mengandung padatan karena rumus dasarnya berdasarkan asumsi viskositas konstan dan fluida homogen. Pada fluida non-Newtonian, viskositas berubah tergantung kecepatan alir, sehingga koefisien discharge tidak stabil. Sementara pada fluida yang mengandung padatan, orifice bisa tersumbat atau terganggu, menyebabkan pembacaan tidak representatif terhadap laju alir sebenarnya.
Hapus2. Venturimeter digunakan untuk mengukur debit aliran berdasarkan prinsip Bernoulli dan perbedaan tekanan.
3. Karena jenis aliran (laminar atau turbulen) memengaruhi akurasi dan cara kerja alat ukur fluida.
4. Faktor yang memengaruhi akurasi flowmeter elektromagnetik:
1. Konduktivitas fluida terlalu rendah
2. Adanya gelembung udara atau padatan
3. Pemasangan sensor yang salah posisi
4. Gangguan medan listrik atau magnet luar
5. Kabel sambungan longgar atau rusak
5. Sambungkan nanometer gondok ke sumber tekanan lalu isi cairan dan pastikan seimbang lalu baca selisih tinggi cairan
1.Pengukuran aliran menggunakan flowmeter diferensial tekanan seperti orifice plate tidak akurat untuk fluida non-Newtonian atau fluida yang mengandung padatan karena rumus dasarnya berdasarkan asumsi viskositas konstan dan fluida homogen. Pada fluida non-Newtonian, viskositas berubah tergantung kecepatan alir, sehingga koefisien discharge tidak stabil. Sementara pada fluida yang mengandung padatan, orifice bisa tersumbat atau terganggu, menyebabkan pembacaan tidak representatif terhadap laju alir sebenarnya.
Hapus2.Mengukur debit aliran fluida Venturimeter digunakan untuk mengukur debit aliran berdasarkan prinsip Bernoulli dan perbedaan tekanan.
3.Karena beda aliran, beda juga cara ngukurnya,Misalnya, aliran air yang tenang beda cara hitungnya sama yang deras atau berputar-putar. Kalau salah milih jenis aliran, alat ukurnya bisa ngaco, dan hasilnya jadi nggak akurat. Jadi, penting banget tahu jenis aliran yang dipakai, supaya pengukuran jadi benar dan aman.
4.Ada beberapa hal yang bisa bikin hasil pengukuran flow meter jadi nggak pas. Misalnya:
Jenis fluida (air, udara, minyak, dll.)
Suhu dan tekanan dari fluida
Kondisi pipa, apakah bersih atau kotor
Posisi pemasangan flow meter, apakah sudah tepat atau belum
Kalau semuanya nggak diperhatikan, hasil pengukurannya bisa salah.
5.Manometer gondok itu alat buat ngukur tekanan. Cara pemakaian:
Pertama, pasang alatnya ke pipa atau tempat yang mau diukur tekanannya.
Lalu, lihat permukaan cairan di tabung manometer itu.
Perhatikan perbedaan tinggi cairan di sisi kanan dan kiri.
Semakin besar beda tingginya, berarti tekanannya makin besar.
Jadi, tinggal lihat angkanya di skala yang ada di alat, dan kita bisa tahu berapa tekanannya.
1. Kurang tepat karena orifice/DP cocoknya untuk fluida Newtonian. Fluida non-Newtonian atau ada padatan bisa ganggu aliran dan beda tekanannya.
Hapus2. Mengukur aliran dengan mengubah tekanan jadi kecepatan melalui penyempitan.
3. Tipe aliran (laminar/turbulen) sangat pengaruh ke hasil ukur. Salah pilih bisa bikin data keliru.
4. Dipengaruhi oleh jenis fluida, suhu, tekanan, viskositas, kebersihan alat, posisi pemasangan, dan tipe aliran.
5. Hubungkan manometer ke titik ukur, baca selisih tinggi cairan di tabung U—itu beda tekanannya.
1. Kurang akurat, karena flow meter tipe orifice dirancang untuk fluida Newtonian. Fluida non-Newtonian atau yang mengandung padatan bisa ganggu aliran dan beda tekanan, hasilnya jadi meleset.
Hapus2. Fungsinya buat ngukur laju aliran.
3. Karena tipe aliran (laminar/transisi/turbulen) pengaruh banget ke cara dan akurasi pengukuran.
4. Faktor-faktornya: jenis fluida, suhu, tekanan, viskositas, kebersihan alat, posisi pasang, dan jenis aliran.
5. Caranya: sambungin nanometer ke titik ukur, lalu baca beda tekanan cairan di tabung U (gondok). Selisih itu nunjukin beda tekanan.
1. Flow meter orifice kurang akurat untuk fluida non-Newtonian atau yang mengandung padatan karena viskositasnya berubah dan bisa nyumbat orifice.
Hapus2. Venturi meter berfungsi untuk ngukur laju aliran dengan melihat beda tekanan antara bagian lebar dan sempit pipa.
3. Penting pilih jenis aliran karena memengaruhi cara ngukur, jenis flow meter yang dipakai, dan akurasi hasilnya.
4. Faktor yang memengaruhi pengukuran flow meter: jenis fluida, suhu, tekanan, jenis aliran, cara pasang alat, dan kalibrasi.
5. Cara pakai nanometer gondok: sambung ke pipa, lihat selisih tinggi cairan di kedua sisi.
1. pengukuran kurang akurat untuk fluida non-Newtonian atau yang mengandung padatan, karena:
Hapusorifice plate dirancang berdasarkan asumsi fluida Newtonian (viskositas konstan). fluida non-Newtonian memiliki viskositas yang berubah-ubah tergantung laju geser, sehingga menyebabkan ketidakakuratan perhitungan aliran. padatan dapat menyumbat orifice atau mengganggu pola aliran, sehingga menghasilkan differensial tekanan yang tidak representatif. akibatnya, kalibrasi dan kurva standar tidak berlaku secara akurat, kecuali dilakukan penyesuaian atau kalibrasi ulang khusus untuk jenis fluida tersebut.
2. mengukur laju aliran fluida (flow rate) dalam sistem perpipaan dengan prinsip differensial tekanan. venturi meter menggunakan penyempitan bertahap (konvergen), bagian sempit (throat), dan pelebaran (divergen) untuk menciptakan perbedaan tekanan yang bisa dikonversi menjadi laju aliran.
3. jenis aliran memengaruhi rumus perhitungan debit, viskositas, dan koefisien aliran (flow coefficient).
aliran laminer (Re < 2000): debit fluida sebanding dengan beda tekanan (linear), viskositas sangat berpengaruh.
aliran turbulen (Re > 4000): debit fluida mengikuti hubungan non-linear dengan tekanan, tetapi lebih stabil untuk alat pengukur aliran.
4. Jenis fluida (Newtonian, non-Newtonian, bersih/kotor, korosif), suhu dan tekanan fluida, jenis aliran (laminer atau turbulen), kondisi instalasi (arah aliran, panjang pipa lurus sebelum/ sesudah flow meter), kebersihan alat (adanya kerak atau endapan), kalibrasi dan perawatan alat, viskositas dan densitas fluida, gangguan mekanik seperti getaran atau gelembung udara, presisi dari sensor/pengukur tekanan (untuk flow meter tipe differensial tekanan)
1. Alat akan lebih akurat jika digunakan sesuai jenis fluida nya, jika alat tersebut ada partikel padatan maka menggunakan alat yg ada partikel padatannya dan sebaliknya. Gunakan alat sesuai dengan jenis dan fungsinya.
Hapus2. Fungsi utamanya untuk mengukur kecepatan rata-rata aliran dan laju nya.
3. Sangat penting untuk menghindari kerusakan pada tangki dan alat lainnya. Karena ketika kita tidak sesuai menggunakan aliran nya akan menimbulkan kerusakan yang parah pada tangki dan alat lainnya. Seperti arahan start-up dari perusahan yang meminta untuk 1/4 maka alirannya akan datar yaitu aliran laminar
4. D (diameter), V (kecepatan), p (roh), μ (viskositas) Nre (number reynold)
5. Aliran gas yang masuk ke alat nanometer gondok akan menunjukkan jarum ke kanan yang menandakan masuk dan bertekanan tinggi, aliran itu akan terhubung dengan pipa yang mengalir kan alir ke aliran lain.
1. Kurang akurat, karena flow meter tipe orifice dirancang untuk fluida Newtonian (fluida yang mudah mengalir). Sementara, pada fluida non-newtonian terdapat padatan yang dapat menganggu aliran & perbedaan tekanan.
Hapus2. Berfungsi mengukur laju aliran dengan mengubah energi tekanan menjadi kecepatan aliran.
3. Karena setiap tipe aliran sangat berpengaruh ke akurasi dan cara pengukuran. Jika tidak diperhatikan dengan benar, akan terjadi kesalahan data, dsb.
4. Jenis fluida, suhu, tekanan, viskositas, kesterilan alat, posisi pasang, dan jenis aliran merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi pengukuran flow meter.
5. Sambungkan nanometer ke titik ukur, baca beda tinggi cairan di tabung U/gondok. Selisih tsb yang menunjukkan beda tekanan.
Tugas Kelompok 2
Hapus1. Flowmeter tipe orifice cocoknya buat fluida yang viskositasnya stabil (Newtonian). Kalau dipakai buat fluida kental atau ada padatan, hasilnya bisa bed / salah karena bisa nyumbat atau viskositasnya berubah-ubah. Buat kondisi seperti itu sebaiknya menggunakan ultrasonic atau Coriolis flowmeter yang lebih akurat, walau lebih mahal.
2.Venturimeter itu dipakai buat ngukur seberapa banyak fluida yang ngalir, caranya dengan manfaatin prinsip Bernoulli dan beda tekanan di pipa yang menyempit.
3.Jenis aliran itu penting banget buat dipahami soalnya ngaruh ke akurasi dan cocok nggaknya alat yang dipakai.
Kalau salah pilih alat, hasilnya bisa salah atau malah bikin alat cepat rusak. Jadi, tahu jenis aliran itu wajib biar alat yang dipakai pas dan datanya bisa dipercaya.
4.Akurasi flowmeter elektromagnetik bisa terganggu kalau fluida kurang konduktif , ada gelembung udara atau padatan, sensor dipasang nggak sesuai ada gangguan listrik/magnet dari luar, atau kabel sambungan longgar. Supaya hasil pengukuran tetap akurat, pastikan fluida cukup konduktif, instalasi rapi dan sesuai panduan, hindari gelembung masuk, cek kabel secara rutin, dan lakukan kalibrasi berkala.
5.Isi tabungnya dengan cairan. Sambung salah satu ujungnya ke alat atau pipa yang mau diukur tekanannya, satu ujung lagi bisa dibiarkan terbuka atau disambung ke tekanan lain. Nanti tinggal lihat beda tinggi cairan di dua sisi tabung. Selisih tinggi itu nunjukin besar tekanannya. Makin tinggi bedanya, makin besar tekanannya.
1. Laju aliran akan akurat jika menggunakan alat yang tepat sesuai dengan yang dibutuhkan seperti fluida dengan atau tanpa padatan.
Hapus2. Untuk mengukur debit aliran/laju aliran
3. karena jika salah memilih alat pengukuran dapat tidak akurat dan menghindari resiko terjadinya tsunami balik hingga rusaknya tangki,pipa tangki dan sebagainya.
4. Visikositas, diameter pipa , densitas, kecepatan aliran
5. Seperti penggunaan LPG yakni ketika tekanan pada LPG berubah menjadi api pada tungku kompor juga bergeraknya jarum pada regulator.
1. kurang akurat, akan lebih akurat jika alat yang digunakan sesuai dengan yang dibutuhkan (newtonian/non newtonian)
Hapus2. untuk mengukur/mengetahui laju aliran nya
3. karena untuk memastikan proses berjalan dengan aman dan menghindari terjadinya risiko kerusakan
4. diameter pipa, kecepatan aliran, viskositas, densitas
5. siapkan alat, isi dengan cairan, sambungkan ke sistem perpipaan, liat selisih tinggi cairan & hitung tekanan nya
1. Orifice flowmeter kurang akurat untuk fluida non-Newtonian atau kotor karena viskositas berubah dan mudah tersumbat. Sebaiknya gunakan ultrasonic atau Coriolis flowmeter yang lebih andal.
Hapus2. Fungsi utama venturimeter pada sistem perpipaan adalah untuk mengukur debit aliran fluida dengan memanfaatkan prinsip Bernoulli dan selisih tekanan.
3. Jenis aliran memengaruhi akurasi alat ukur fluida. Aliran laminar cocok memakai alat sensitif seperti rotameter, sedangkan aliran turbulen butuh alat tahan tekanan seperti venturi atau orifice. Salah pilih alat bisa membuat hasil tak akurat atau alat cepat rusak.
4. Akurasi flowmeter elektromagnetik dipengaruhi oleh konduktivitas fluida, gelembung udara, posisi sensor, gangguan medan luar, dan kabel yang rusak. Solusinya yaitu pastikan konduktivitas cukup, pemasangan benar, aliran stabil, kabel rapi, dan kalibrasi rutin agar hasil akurat.
5. Sambungkan nanometer ke sumber tekanan, isi cairan, tunggu hingga stabil, lalu ukur perbedaan tinggi permukaan cairan.
1. Untuk mengukur keakuratan laju aliran, harus disesuaikan dengan jenis. Seperti, fluida yang mengandung padatan berarti harus memakai yang juga terdapat partikek padatan didalamnya.
Hapus2. Venturi meter digunakan untuk mengukur kecepatan rata-rata aliran dalam sistem kepipaan.
3. Sangat penting memilih jenis aliran, karena jika aliran tidak sesuai maka kemungkinan terjadi kerusakan. Seperti, terjadi tsunami balik/pukulan pada tangki, kebocoran pipa akibat aliran yang tidak sesuai.
4. Diameter pipa, kecepatan aliran, densitas, dan viskositas.
5. Manometer U/gondok diisi dengan cairan, lalu disambungkan ke aliran perpipaan. Jika satu sisi diberi tekanan, cairan akan naik dan di sisi lain cairan akan turun. Jadi semakin besar tekanan, maka semakin tinggi cairan.
1. Tidak terlalu akurat karena adanya perubahan viskositas dan partikel padatnya dapat mengendap dan bisa menyebabkan penyumbatan
Hapus2. Untuk mengetahui laju aliran fluida dalam pipa
3. Sangat Penting, agar sistem perpipaan bekerja dengan efisien, aman, dan sesuai perhitungan, jenis aliran ada 3 yaitu laminar, transisi, dan turbulen
4. Diameter pipa, kecepatan aliran, viskositas, densitas
5. Dengan menghubungkan salah satu ujungnya ke tekanan yang ingin diukur dan membiarkan ujung lainnya terpapar tekanan atmosfer
1. Flowmeter orifice kurang akurat untuk fluida non-Newtonian atau tercampur kotoran karena perubahan viskositas dan potensi sumbatan. Flowmeter Coriolis atau ultrasonic lebih cocok dan akurat dalam kondisi ini.
Hapus2. Venturimeter berfungsi untuk mengukur laju aliran dalam pipa dengan memanfaatkan perbedaan tekanan sesuai prinsip Bernoulli.
3. Jenis aliran sangat menentukan ketepatan pengukuran fluida. Aliran laminar cocok untuk alat seperti rotameter, sedangkan aliran turbulen memerlukan alat yang mampu menahan tekanan tinggi seperti orifice atau venturi. Jika salah memilih, hasil bisa tidak akurat atau alat cepat rusak.
4. Presisi flowmeter elektromagnetik bergantung pada beberapa faktor, seperti nilai konduktivitas fluida, adanya gelembung, posisi instalasi sensor, gangguan medan eksternal, dan kualitas kabel. Untuk menjaga keakuratan, pastikan pemasangan tepat, kabel dalam kondisi baik, aliran stabil, dan lakukan kalibrasi secara rutin.
5. Untuk menggunakan nanometer, sambungkan ke tekanan sumber, isi dengan cairan, tunggu hingga seimbang, lalu baca perbedaan tinggi cairan di kedua sisi tabung.
1. Iya, K3 itu penting banget pas proses start up sama shutdown. Soalnya di dua proses itu kondisi alat belum stabil, jadi rawan banget kecelakaan. Misalnya tekanan bisa tiba tiba naik, suhu bisa melonjak, atau ada kebocoran bahan kimia.
BalasHapus2. Contoh bahaya jika prosedur tidak dilakukan dengan baik adalah terjadi konsleting listrik, maka dari itu harus dipastikan aliran listrik/kabel tidak terjadi kebocoran.
3. Setelah alat dimatikan, sebaiknya langsung dibersihkan dari kotoran atau sisa bahan, kasih pelumas kalau perlu biar nggak macet atau karatan, cek kondisinya siapa tahu ada yang longgar atau aus, terus simpan di tempat yang aman dan catat status terakhirnya.
4. Setelah alat dimatikan, sebaiknya langsung dibersihkan dari kotoran atau sisa bahan, kasih pelumas kalau perlu biar nggak macet atau karatan, cek kondisinya siapa tahu ada yang longgar atau aus, terus simpan di tempat yang aman dan catat status terakhirnya.
5. Mesin bisa rusak, bocor, overheat, bahkan bisa bahaya buat orang sekitar.
1. sangat penting, karena dapat mengurangi angka kecelakaan, dan menghindari hal yang tidak tidak seperti kaki terpotong saat alat digunakan
BalasHapus2. Bahaya yang dapat terjadi saat itu adalah terjadinya kesetrum dan konseling pada listrik.
3. Bersihkan, periksa komponen, lakukan perawatan, dan simpan sesuai standar.
4. Karena para pekerja merasa sudah handal dalam mengoperasikan alat dan pada akhirnya para pekerja menganggap sepele
5. Mesin bisa rusak, bocor, overheat, bahkan bisa bahaya buat orang sekitar.
1. yaa, K3 sangat penting dalam proses start up dan shutdown. Karena saat menyalakan atau mematikan mesin, ada risiko tinggi seperti korsleting, atau kecelakaan pada pekerja.
BalasHapus2. bahaya yang terjadi yaitu mesin dapat mengalami korsleting jika ada kabel yang basah atau terkelupas dan pekerja bisa terpeleset jika lantai licin atau basah ataupun hingga terjadi kecelakaan seperti teman dari adik pak onny yang beliau ceritakan
3. bersihkan alat dari kotoran atau sisa bahan, kemudia simpan alat dengan benar
4. karena pekerja sering kali merasa dirinya bisa dan terbiasa tanpa memikirkan resiko yang terjadj jika ada kelalaian
5. mesin dapat menjadi overheat dan bisa membuat mesin mudah rusak, bahkan dapat membuat kecelakaan di area kerja tersebut
1. Akurasi flow meter tipe diferensial tekanan (seperti orifice plate) bisa kurang bagus buat fluida non-Newtonian atau yang banyak padatannya. Soalnya, alat ini dirancang buat fluida Newtonian, jadi viskositas yang berubah-ubah atau ada partikel padat bisa bikin hasilnya meleset.
BalasHapus2. Fungsi utama venturi meter itu buat ngukur laju aliran fluida dalam pipa, dengan cara ngubah tekanan lewat penyempitan aliran, terus dihitung selisih tekanannya.
3. Milih jenis aliran itu penting karena beda jenis aliran (laminer, turbulen, transisi) ngaruh ke cara hitung dan alat ukur yang cocok. Kalau salah, hasil pengukurannya bisa salah juga.
4. Faktor yang ngaruh ke pengukuran flow meter:
Jenis fluida (kental, gas, ada padatan) Suhu dan tekanan Kondisi pipa (bersih/kotor, lurus/nggak) Jenis flow meter yang dipakai Cara pasang alatnya
5. Cara pakai manometer gondok:
Sambungin dua ujung pipa manometer ke titik yang mau diukur tekanannya (biasanya beda titik di pipa) Baca beda tinggi cairan di tabung U-nya Selisih tinggi itu nunjukkin beda tekanannya.
1. Orifice plate kurang akurat karena viskositas tak stabil dan aliran terganggu.
BalasHapus2. Mengukur laju aliran fluida dalam sistem perpipaan dengan memanfaatkan perubahan tekanan.
3. Karena jenis aliran menentukan akurasi, efisiensi, dan desain sistem perpipaan.
4. Jenis fluida, viskositas, suhu, tekanan, jenis aliran, dan kebersihan sensor.
5. Pasang alat, isi cairan, ukur selisih tinggi, hitung tekanan.
1.Kurang akurat, soalnya alirannya nggak stabil dan viskositasnya berubah-ubah. Bisa bikin pembacaan ngawur
BalasHapus2.Buat ngukur kecepatan dan debit aliran fluida dalam pipa. Simple-nya: tau seberapa banyak yang ngalir
3.Soalnya beda aliran (laminar/turbulen), cara hitung dan alatnya juga beda. Kalau salah, datanya bisa salah
4.Jenis fluida,Suhu dan tekanan,Getaran pipa, Posisi pasang alat, dan Jenis alatnya sendiri
5.Pasang di dua titik tekanan → liat beda tinggi cairan di tabung U → makin beda, makin besar tekanannya.
1. jika pakai flow meter tipe tekanan beda, seperti orifice plate, hasilnya kurang akurat untuk fluida non-Newtonian atau yang ada padatannya. karna, fluida jenis itu alirannya tidak stabil dan viskositasnya bisa berubah-ubah, jadi alatnya bisa salah baca.
BalasHapus2. Venturi meter dipakai untuk ngukur seberapa cepat fluida ngalir dalam pipa. Kelebihannya, tekanan yang hilang sedikit, jadi cocok untuk sistem yang butuh aliran lancar dan stabil.
3. Milih jenis aliran itu penting karena tiap alat ukur punya cara kerja yang beda. Kalau salah pilih, hasil pengukurannya bisa kacau dan bisa bikin sistem tidak jalan maksimal.
4. Banyak hal yang bisa ngaruh ke akurasi flow meter, kayak jenis fluida, tekanan, suhu, ada nggaknya kotoran, bentuk alirannya, sampai cara pasang alatnya. Jadi semua itu harus dicek biar hasilnya tepat.
5. Manometer gondok itu alat untuk ngukur beda tekanan. Cara pakainya gampang: isi cairan, hubungkan ke dua titik yang mau diukur, terus lihat selisih tinggi cairannya. Makin besar bedanya, makin besar tekanannya.
1. Start-up dan shutdown penting diperhatikan karena kondisi alat belum stabil, berisiko tinggi terjadi lonjakan tekanan, suhu, atau kebocoran bahan kimia.
BalasHapus2. Konsleting listrik bisa terjadi jika prosedur tidak benar dan kabel bocor, maka pengecekan kelistrikan wajib dilakukan.
3. Setelah alat dimatikan, bersihkan dari sisa bahan, beri pelumas jika perlu, cek kondisi, simpan dengan aman, dan catat statusnya.
4. Perawatan alat harus dilakukan segera setelah dimatikan untuk mencegah karat, macet, atau kerusakan lainnya.
5. Kerusakan mesin bisa menyebabkan kebocoran, overheat, dan membahayakan lingkungan sekitar.
1.Kurang akurat, soalnya alirannya nggak stabil dan padatan bisa ganggu tekanan.
BalasHapus2.Ngukur seberapa cepat dan banyak fluida ngalir di pipa.
3.Karena beda aliran = beda cara ngitung dan beda alat. Salah pilih bisa bikin data kacau.
4.-Jenis fluida
-Suhu & tekanan
-Getaran pipa
-Cara pasang alat
-Kebersihan alat
5.Pasang di dua titik → liat beda tinggi cairan → itu nunjukin beda tekanan
1. Kalau pakai orifice plate untuk fluida non-Newtonian (yang kekentalannya dapat berubah-ubah, tergantung kecepatan alirnya) atau yang mengandung padatan, hasil pengukurannya dapat kurang akurat. karena, orifice plate didesain untuk fluida yang sifatnya stabil, seperti air biasa.jikalau ada padatan atau viskositasnya nggak tetap, aliran bisa jadi tidak merata dan bentuk alirannya juga berubah, jadi tekanan diferensial yang dibaca bisa menipu hasilnya.
BalasHapus2. fungsi utama dari vunturi meter dalam sistem perpipaan yaitu di gunakan untuk mengukur laju aliran fluida dalam pipa
3. karena jenis aliran juga bisa mempengaruhi hasil pengukurannya
4. jenis fluida, jenis aliran, kondisi alat dapat mempengaruhi pengukuran flow meter
5. siapkan alatnya (manometer berbentuk U) dan isi dengan cairan (biasanya air, atau raksa), kemudian pasang salah satu sisi ke saluran tekanan yang mau diukur. Sisi lainnya bisa dibiarkan terbuka (untuk membandingkan dengan tekanan udara) atau disambungkan ke titik tekanan lain. Setelah tekanan masuk, cairan di tabung U akan naik di satu sisi dan turun di sisi lain. Ukur selisih tinggi cairan (delta H) di dua sisi tabung. Yang trakhir hitung tekanan menggunakan rumus
1. Penggunaan flow meter tipe differensial tekanan, seperti orifice plate, pada fluida non-Newtonian atau fluida yang mengandung padatan dapat menghasilkan akurasi yang bervariasi.
BalasHapus2. untuk mengukur laju aliran fluida (seperti air atau minyak) dengan memanfaatkan prinsip efek Venturi.
3. memahami, mengorganisir, dan memberikan arah pada suatu karya, gerakan, atau strategi.
4. adalah karakteristik fluida, pemasangan flow meter, dan faktor lingkungan.
5. digunakan untuk mengukur perbedaan tekanan antara dua titik.
1. Akurasi flow meter differensial tekanan (orifice plate) pada fluida non-Newtonian atau fluida yang mengandung padatan kurang akurat karena viskositas berubah-ubah dan risiko penyumbatan.
BalasHapus2. Fungsi utama venturi meter itu untuk mengukur laju aliran fluida dalam pipa dengan mengubah energi tekanan menjadi kecepatan aliran.
3. Karena setiap tipe aliran sangat berpengaruh ke akurasi, dan cara pengukuran. Karena beda aliran, beda juga cara ngukurnya, Misalnya aliran air yang tenang beda cara hitungnya sama yang deras atau berputar-putar. Kalau salah milih jenis aliran, hasilnya jadi ngga akurat. Jadi, penting untuk tahu jenis aliran yang dipakai, supaya pengukuran jadi benar dan aman.
4. faktor yang mempengaruhi pengukuran flow meter:
1. Jenis fluida (kental, gas padatan)
2. Suhu dan tekanan
3. Kondisi pipa (bersih/kotor, lurus/tidak)
4. Cara pasang alatnya
5. jenis aliran
5. Cara memakai/menggunakan manometer gondok:
sambungin nanometer ke titik ukur, lalu baca beda tekanan cairan di tabung U (gondok), selisih itu menunjukkan beda tekanan.
1.Pengukuran laju aliran fluida dengan orifice plate pada fluida non-Newtonian atau fluida yang mengandung padatan dapat memiliki akurasi yang rendah karena Fluida non-Newtonian memiliki viskositas yang tidak konstan, sehingga dapat mempengaruhi pengukuran dan Padatan dalam fluida dapat menyebabkan penyumbatan atau kerusakan pada orifice plate.
Hapus2.fungsi utama dari Venturi adalah meter digunakan untuk mengukur laju aliran fluida dengan memanfaatkan perbedaan tekanan antara bagian inlet dan throat venturi.
3. Karena untuk memastikan akurasi pengukuran dan desain sistem perpipaan yang efektif.
4.Sifat fluida (viskositas, densitas, suhu)Kondisi aliran
(laminar atau turbulen) Desain flow meter Kalibrasi flow meter dan Kualitas instalasi
5.Yang pertama pastikan alat dalam kondisi baik dan terkalibrasi. Kemudian, hubungkan manometer ke sistem yang akan diukur tekanannya, pastikan sambungan aman dan tidak bocor. Baca skala atau tampilan digital dengan cermat dan pastikan pembacaan dilakukan dalam kondisi stabil.