Sabtu, 09 Maret 2024

Membentuk Gen Z yang kreatif menuju Ramadhan Mubarak


Sebuah Kajian Fikih Kontemporer 


Senin, 25 Maret 2024

Senin, 26 Maret 2024

Selasa, 02 April 2024


Materi :

1️⃣ Bagaimana pandangan tentang generasi sekarang dengan generasi sebelumnya ?

Generasi saya yang disebut milineal, keaktifan mengikuti IPNU dimulai saat makesta tahun 2005 setelah lulus sarjana

Teknologi komunikasinya berupa handphone untuk SMS, belum ada jejaring wa grup seperti sekarang. Basis massa remaja berasal dari masjid, musholla dan balai RW sekitar Rungkut kidul kampung

Cara koordinasi selain SMS, telpon pulsa, juga silaturahim ke rumah anggota. Sehingga lebih mengenal orang tua masing-masing

Revolusi industri dimulai dengan penemuan mesin uap oleh James Watt tahun 1769 M yang menyebabkan tenaga manusia digantikan oleh mesin, dilanjutkan awal tahun 1900 telah ditemukan mesin hitung oleh IBM sebagai cikal bakal komputer, yang selanjutnya berkembang pesat yang terpadu dengan alat komunikasi gadget

Belum lagi alat rumah tangga yang memanjakan kehidupan manusia, sehingga berdampak kehidupan sosialnya. Maka gen Z sekarang banyak menikmati kemudahan hasil akselerasi teknologi, yang lazim disebut dengan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, antara lain :

  1. Asisten virtual
  2. GPS Navigation
  3. Filter Instagram
  4. Keyboard virtual
  5. Layanan hiburan seperti film, musik, dan aplikasi streaming lainnya
  6. Layanan konsumen virtual atau chatbot
  7. Search Engine 
  8. Media sosial
  9. Iklan produk
  10. Game online
  11. M-Banking
  12. Translator
  13. Online Shop

Mereka mudah mendapatkan wawasan dari gadgetnya, namun bukan ilmu pengetahuan. Karena setelah mendapatkan soal mudah mendapatkan jawabannya dari google namun cepat lupa pula

Imam Syafi'i pernah berkata "Ikatlah ilmu dengan tulisan." Sedangkan gen Z banyak yang enggan menulis, mereka sukanya menonton video pendek pada YouTube, Tik Tok, dan platform sosmed lainnya

2️⃣  Pandangan Gen Z yang suka pada yang Instan

Aristoteles Filusuf Yunani pernah berkata :

  • Bila kau menanam ide, maka kamu akan menuai pendapat 
  • Bila kau menanam pendapat, maka kamu akan mendapatkan perbuatan
  • Bila kau menanam perbuatan, maka kamu akan menuai kebiasaan
  • Bila kau menanam kebiasaan, maka kamu akan memanen nasib
Bila ide awalnya baik, maka insyaallah hasil panen akhirnya adalah nasib baik

Para ahli psikologi menyebutkan bahwa perbuatan yang dilakukan berulang-ulang selama 40 hari (ada yang menyebutkan 66 hari) maka perbuatan tersebut akan menjadi kebiasaan yang melekat pada dirinya.

Maka puasa di bulan suci Ramadhan selama sebulan penuh dengan diiringi amalan yang baik secara ikhlas akan menjadi pembiasaan yang akan melekat hingga setahun penuh dan seterusnya.

Konsep diri :

Surat Az Zariyat Ayat 56, Tujuan Allah Menciptakan Jin dan Manusia

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Artinya: "Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku,"

Keteladanan :

Umat muslim berkiblat kepada Ka'bah yang secara ilmiah juga merupakan poros bumi ini mempunyai beberapa makna hikmah di sekitar bangunan suci tersebut, antara lain :

  1. Maqom Ibrahim
  2. Hajar Aswad
  3. Hijr Ismail 

3️⃣ Bagaimana Gen Z Menggabungkan Teknologi dan Kreativitas untuk Memeriahkan Ramadhan Mubarak?

Ramadhan sebagai Madrasah Universal 

Peserta didik diikuti oleh semua orang dari yang kecil, remaja, dan orang dewasa serta tua. 

Puasa orang sebelum umatnya Nabi Muhammad adalah untuk menghapus dosa maksiyat, lalu setelah puasa bermaksiat kembali begitu seterusnya

Namun seruan dalam Surah Al-Baqarah 183 menjadikan dasar orang beriman berpuasa agar mencapai derajat orang bertaqwa 

Puasa salah satu rukun Islam yang merupakan jurus ampuh untuk mengendalikan hawa nafsu. Dalam kitabus shiyam atau Dhurotun Nasihin diceritakan :

Allah menciptakan Nabi Adam, lalu menciptakan akal dan nafsu. 

Saat akal ditanya "Siapa saya dan Siapa kamu ?"

Akal menjawab : "Saya hamba yang lemah, dan Engkau adalah Rabb - Tuhan."

Tetapi berbeda dengan nafsu, ketika nafsu ditanya "Siapa saya dan Siapa kamu ?"

Nafsu menjawab : "Saya ya Saya, Kamu ya Kamu."

Pertanyaan ini diulang sebanyak tiga kali, namun jawabannya tetap sama. Sehingga nafsu dihukum dalam neraka.

Setelah itu ditanya kembali, baru nafsu bisa menjawab : "Saya hamba yang lemah, dan Engkau adalah Rabb - Tuhan."

Sehingga nafsu butuh "dihukum" agar bisa dikendalikan. Puasa adalah memerangi hawa nafsu, karena memerangi hawa nafsu adalah jihad yang paling besar 

Sayyidus Syuhur

sayyidus Syuhur, tuannya bulan-bulan yang menyimpan banyak keutamaan. Bulan suci yang memiliki keistimewaan. 

  1. Ampunan Allah disiapkan, pintu surga dibukakan, pintu neraka dikunci, dan setan pun dibelenggu.
  2. Ramadhan adalah bulan penuh rahmat, penuh berkah, dan pahala dilipat gandakan. Begitu pun dengan doa-doa yang diijabah oleh Allah Swt.
  3. Rasulullah mengajarkan kita untuk memperbanyak baca Al Quran dan shalat malam pada bulan puasa.
  4. Bersedekah juga mesti dilakukan. Satu amalan yang disukai oleh Nabi Saw. Rasulullah sudah memberikan contoh tentang kedermawanan, terutama saat bulan Ramadhan datang.


Berkah berlipat - lipat


3️⃣ Bagaimana Gen Z Dapat Berperan Aktif dalam Membentuk Indonesia Emas Melalui Inovasi, Kreativitas, dan Kepemimpinan?"

Pertemuan Rasulullah Saw dengan para Nabi sebelumnya pada saat Isra Mi'raj, menurut para ahli dapat dapat diambil teladannya :

  1. Nabi Adam As adalah manusia dan khalifah pertama yang diciptakan Allah SWT. Ittiba'nya bagi Gen Z yang minat pada karier kepemimpinan
  2. Nabi Yahya As ialah seorang yang berprinsip, integritas tinggi dan penegak keadilan.
  3. Nabi Isa As, beliau mempunyai keahlian dalam medis dan kesehatan. 
  4. Nabi Yusuf As, selain sebagai bendahara Mesir (ekonom) kala itu, beliau juga ahli pertanian dengan menjadikan lembah sungai Nil ditanami gandum sehingga Mesir terhindar dari paceklik dunia saat itu
  5. Nabi Idris As, dikenal dengan kecerdasannya. Beliau adalah nabi pertama yang dapat menulis dan membaca. Teladan dunia pendidikan
  6. Nabi Harun As, dikaruniai kemampuan berbahasa yang luar biasa. (Diplomat, Jurnalis)
  7. Nabi Musa As, beliau mengajarkan Qorun mendulang emas dan menjadi orang yang kaya, namun akhirnya durhaka kepada Allah. Maka bagi yang berprofesi dunia pertambangan dan migas mengambil teladan dari Nabi Musa As
  8. Nabi Ibrahim As. Memiliki sifat yang kasih sayang dan pengayom kepada sesamanya. Mengajarkan kedermawanan, sukarelawan dan filantropi 

Tafsir QS Al Isra ayat pertama


Fenomena :

Apakah Islam yang harus mengikuti trend perkembangan industri digital ini, atau sebaliknya teknologi informasi dibuat untuk menjadikan Islam lebih compatible terhadap perkembangan zaman ?

Ataukah keduanya memiliki hubungan produktif dan konstruktif ? Atau malah sebaliknya menjadikan ajaran Islam tereduksi oleh arus teknologi informasi ?

perlu ada reformulasi baru tentang cara belajar, memahami dan mengekspresikan ajaran Islam di era digital. Islam dan revolusi digital bukan sebuah tesa dan antitesa, justru sebaliknya, keduanya merupakan sintesa yang berjalan secara produktif dan reproduktif untuk melahirkan image Islam yang rahmatan lil alamin. 

Pasalnya, di era modern saat ini, menafikan perkembangan teknologi sama halnya mendaftarkan diri tenggelam dalam gelombang perkembangan zaman yang begitu pesat. 

Konsep "Keberagamaan Digital" mengandaikan satu cara pandang, metode belajar dan manhaj bermuamalah dengan nilai-nilai Islam yang esensial melalui platform digital. ( Beragama di ruang digital : Achmad Muhibin Zuhri )

Denny JA : SEBAGIAN PERAN ULAMA, PENDETA, DAN BIKSU AKAN DIGANTIKAN OLEH ARTIFICIAL INTELLIGENCE

Artificial Intelligence telah memasuki kehidupan umat beragama. Bahkan teknologi pintar ini telah masuk ke gereja Protestan, Kuil Buddha di Jepang, dan masjid Agung di Arab Saudi. 

Denny JA, Ketua Umum Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena, mengatakan hal itu dalam sambutannya pada acara buka puasa bersama Satupena dan Komunitas Puisi Esai, bertajuk Tadarus Puisi Ramadan, di Jakarta, Jumat (15/3).

Denny JA, yang juga penggagas puisi esai ini, mengutip penerbitan The Conversation, September 2023, menceritakan apa yang terjadi Gereja, Kuil, dan Masjid. 

Di gereja Protestan Paul Church pada, summer 2023, sebanyak 300 umat khusyuk mendengar khotbah agama dari pendeta berupa robot artificial intelligence.

Hal yang sama terjadi di Kuil Kodai-ji Buddhist Temple di Jepang. Bahkan sejak tahun 2019 artificial Intelligence sudah masuk kuil ini. Umat di sana kapan saja dapat meminta Biksu KANNON MINDAR, yang bertenaga artificial Intelligence, memberikan nasihat berdasarkan doktrin Buddha. 

Di Masjid Agung di Saudi Arabia, sejak tahun 2023, juga ditaruh robot artificial Intelligence, untuk melayani pertanyaan umat dalam 11 bahasa. Umat bisa meminta informasi siapa yang menjadi imam atau bisa juga meminta siraman rohani melalui pembacaan ayat-ayat Al-Qur'an. Umat juga dapat berinteraksi via video dengan ulama lokal yang ada dalam list. 

Vatican, Juni 2023, menerbitkan aturan etika setebal 140 halaman, tentang the Do’s and The Don’ts, apa yang boleh dan tak boleh, dalam menggunakan AI untuk tujuan pembekalan agama katolik.

"Di agama Protestan, Budha, Islam dan Katolik penggunaan Artificial Intelligence semakin intens,” kata Denny JA. 

Realitas di atas menimbulkan pertanyaan penting, ujar Denny, “Apakah akan datang era, peran ulama, pendeta, dan biksu akan digantikan oleh robot artificial intelligence?”

Denny menguraikan latar belakang dari pertanyaan di atas dan terkait dengan perkembangan dari artificial intelligence.

Pertama, kemampuan AI akan melampaui individu ulama manapun, pendeta manapun, biksu manapun, soal luasnya dan dalamnya informasi agama. Informasi yang dimasukkan ke dalam AI itu mencakup, semua ayat dalam kitab suci, konteks sosial ketika teks itu lahir, perkembangan doktrin dari waktu ke waktu sepanjang sejarah, ceramah agama terbaik yang pernah ada, puisi- puisi religius terbaik yang pernah ditulis, dan kemampuan melayani umat dalam 40 bahasa internasional.

“Hal di atas mustahil dikuasai penuh oleh satu individu ulama manapun. Tapi AI bisa menguasainya, bahkan mengolahnya,” kata Denny.

Kedua, layanan 24 jam tanpa istirahat. Ulama, pendeta, dan biksu harus tidur, dan libur. Sementara AI bisa ditanya kapan saja, termasuk pukul 2.00 malam, ketika umat susah tidur dan kesepian. “Layanan ini mustahil bisa diberikan individu ulama manapun.”

Ketiga, ini yang lebih penting. Ulama, pendeta, dan biksu dapat bias pada mazhab tertentu. Mereka cenderung mengikuti cara pandang satu aliran saja. Sedangkan AI, dapat memberikan pandangan perbandingan, dari berbagai interpretasi. Ia dapat pula mencari sisi universal dan abadi dari satu doktrin agama.

Denny mencontohkan Jalaluddin Rumi seraya bertanya,”Mengapa Rumi begitu terkenal bahkan di Amerika Serikat, melampaui penyair barat sendiri. Padahal Rumi sudah wafat 800 tahun?”

Menurut Denny, hal itu terjadi karena Rumi mampu membawa pesan-pesan universal, melampaui sekat- sekat agama. “AI pun bisa diprogram demikian,” ujarnya menyakinkan.

Keempat, Ini hal yang penting juga. Yaitu, pada waktunya ulama, pendeta, dan biksu akan sakit dan mati seperti manusia lain. Tapi robot AI terus hidup karena ia bisa di-upgrade. Informasi yang dikuasainya bisa selalu ditambah dan di-update.

Empat hal ini, pelan tapi pasti, akan membuat AI lebih superior dari individu ulama, biksu dan pendeta manapun, soal keluasan dan kedalaman informasi agama.

“Tapi saya berpandangan, ulama, pendeta, dan biksu akan terus berperan. Hanya saja peran mereka tak lagi sedominan dulu,” kata konsultan politik yang rajin menulis puisi ini.


Foto dokumentasi :

https://drive.google.com/folderview?id=1DfzslMgDYscosAA2OlL_DKCDE4tHi3Tl







2 komentar:

  1. https://docs.google.com/presentation/d/1jsjsVCqMGsaPNEG23mKGLmKbh1mbXXFE/edit?usp=drive_link&ouid=115164317136479851468&rtpof=true&sd=true

    BalasHapus
  2. https://docs.google.com/presentation/d/1tVvliBVFOIXfE8fjHwWGGLTKt9rzBotN/edit?usp=drive_link&ouid=115164317136479851468&rtpof=true&sd=true

    BalasHapus