Rabu, 16 Juni 2021

Yanbu'a

Rabu, (16/6/2021) pukul 09.00 dilaksanakan sosialisasi metode Baca Tulis Qur'an "Yanbu'a" di masjid Darul Ilmi. 


Bpk. Sofyan Hadi, Sambutan mewakili Takmir dan Koordinator MGMP PAI SMK Negeri 5 Surabaya :

  1. Tahun 2014 kolaborasi dengan YDSF menggandeng UMMI untuk membuka PTQ dan BTQ. Namun program tersebut berhenti karena siswa tidak bisa membagi waktu belajar di sekolah.
  2. Menggandeng JQH Surabaya membuat PTQ dengan empat kali wisuda. Dengan catatan tertinggi hafalan 15 juz
  3. Dua tahun masa pandemi pembelajaran tidak bisa tatap muka termasuk Al-Qur'an
  4. Program Yanbua diharapkan yang pertama kali diujicobakan pertama kali di SMK Negeri 5 Surabaya bila diperbolehkan tatap muka di tahun ajaran baru bulan Juli 2021
Sambutan Bpk. Muslimin :
  1. Cita-cita untuk siswa SMK Negeri 5 Surabaya yang penting bisa baca Qur'an, sholatnya baik, dan akhlaqnya juga baik
  2. Pembelajaran agama Islam itu harus dikembangkan di masjid, termasuk pembangunan sebagai "lab agama Islam" bukan hanya untuk sekolah saja, tapi juga cakupan yang lebih luas lagi di Surabaya
  3. Dari Musholla naik status menjadi masjid dengan diberi Darul Ilmi dengan mengambil contoh "Darul Hikmah" 
Sambutan KH. Ahmad Mujab Muthohhar :
  1. Apresiasi atas perjuangan dalam mengajar PAI dan di masjid Darul Ilmi
  2. Tahun 2013 diamanahi memegang Yanbua Surabaya oleh Kyai Chafidz - Mojokerto dan berhikmat dari Guru yang sanadnya hingga ke KH. Arwani Amin
  3. Sekolah formal yang memakai Yanbua adalah Yayasan Al-Fatah Wiyung.
Mbah Arwani santrinya Mbah Hasyim delapan tahun (hadits dan Qiroaah Sab'ah) sebelum nyantri ke Kyai Munawir Krapyak 12 tahun. 

Yanbua ditulis oleh kyai Ulil Albab putra Kyai Arwani dan putra angkat kyai Arwani

Visi :
Terciptanya generasi Quraniy yang Amaliy

Misi :
  1. Menciptakan generasi Ahli Qur'an dalam bacaan dan pengalaman lewat pendidikan
  2. Membumikan Rasm Utsmany
  3. Memasyarakatkan mudarosah Idaroh dan Musyafahah Al-Qur'an dengan Ahlul Qur'an sampai Khatam


Yanbu'a di pondok Kajen Pati, dimulai dari tajwid, Khatam bil Nadhor, Fasholatan bil tajiwid, lalu boleh ikut Tahfidz

Karena program Tahfidz tanpa diawali dengan tajwid, maka resiko dibenahi bacaannya lebih besar.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar