Minggu, 03 Februari 2019

Eksplore Gua Pawon - Bandung Barat

Tarikh :
Gunung Masigit, Ahad 03 Februari 2019
08.00-09.30 wib

(Di depan Gua)

(Plakat Peresmian)

(kawasan Gunung Masigit-terdapat Goa Pawon di dalamnya)

Wisata Gua Pawon merupakan wisata keindahan alam, keragaman budaya dan ilmiah

(Ruang Peteng)

Pengembangan ilmu pengetahuan dan aplikasi berbasis ilmu kebumian (geologi, hidrologi, hidrogeologi, speleologi, palaeontologi) biologi, kehutanan, pertanian, ekologi, arkeologi, sosial, budaya, dan hukum.

(pertanian di sekitarnya)

Sekaligus sebagai kawasan sumber daya alam hayati dan nirhayati.



Beberapa bagian gua Pawon :


(Denah Gua Pawon)

  1. Ruang lumbung padi/ sumur Bandung, berada di ketinggian 576 meter dari muka laut; ruangan yang mempunyai mulut ini dapat diakses melalui pintu masuk yang menghadap ke barat laut; pada ketinggian sekitar 10 meter dari jalan di depan gua; mulut guanya mempunyai ketinggian 13 meter dan lebar 4,5 meter.
  2. Ruang Lawa/ Kamar Hiji, berada di utara ruang lumbung padi yang terletak di ketinggian 586 meter dari permukaan laut; atap ruangan cukup luas merupakan tempat hunian koloni kalalawar yang jumlahnya ribuan; dasar ruangan yang lembab dipenuhi oleh guano
  3. Ruang arkeologi/ Gua Kopi, ruangan yang mempunyai pintu masuk yang menghadap utara, dengan lebar 4 meter dan tinggi 7 meter; penggalian di dasar ruangan ditemukan kerangka manusia prasejarah, artefak, kepingan tulang vertebrata, dan sisa-sisa makanan lainnya
  4. Ruang Angin/ Kamar Tujuh, terletak di utara ruang arkeologi sedikit lebih rendah, dan mempunyai pintu masuk menghadap ke utara; angin dapat bertiup lebih leluasa sehingga udara di ruangan tersebut sejuk.
  5. Ruang Peteng/ Gua Poek, terletak pada ketinggian 568 mdpl; di dalamnya terdapat lorong sepanjang 15 meter, pintu masuk ruangan berukuran 2x5 meter dan menghadap utara, Ruangan ini yang digunakan untuk bertapa manusia.

(menuruni Ruang Angin/ Kamar Tujuh)

(Berada di ruang angin)

(Ruang Sumur Bandung)




Guha Pawon memilki panjang 38 m dan lebar 16 m, sedang tinggi atap gua tidak dapat diketahui secara pasti karena saat ditemukan bagian atap gua sudah runtuh.

(di bawah atap gua)

Lantai gua hanya tersisa sebagian kecil di sisi barat karena sudah digali oleh masyarakat setempat untuk pengambilan fosfat dengan kedalaman 4-5 m. Sedangkan lantai bagian tengah tertimbun oleh bongkahan runtuhan atap, sebagian besar sudah ter-erosi, sehingga membentuk lereng yang cukup terjal.

Tebing Pasir Pawon
Warnanya yang putih menujukkan bahwa batuan pembentuknya adalah kapur. Tingginya hampir 700 mdpl. Padahal dahulunya merupakan laut rendah, tempat tumbuhnya terumbu karang dan makhluk-makhluk laut sebelumnya. akhirnya kepulauan kapur itu terangkat ke permukaan laut karena pergerakan lempeng bumi akhirnya nenjadi pegunungan kapur (Karst) Citatah-Rajamandala seperti sekarang.



Stalaktit
Memperlihatkan dua mulut gua yang menunjukkan begitu banyaknya kamar-kamar di dalamnya. Hal ini menyakinkan para peneliti bahwa gua ini dihuni oleh manusia prasejarah untuk tempat tinggal, memasak, bahkan sebagai pemakaman.


Tepat di atas mulut gua tersebut stalaktit bergantung dengan kokoh.

(stalaktit dan stalagmit)

Tiangan atau pilar
Merupakan gambar yang berupa tiangan atau pilar, hal ini terjadi saat stalagmit dan stalaktit menyatu, bisa dibayangkan berapa waktu yang diperlukan untuk menjadi sebuah tiangan, menurut penelitian pertambahan panjang stalaktit hanya 0,2 mm pertahun. tergantung dengan laju pengendapannya


Gua Pawon seperti tungku api. Legendanya tentang Sangkuriang dan Dayang Sumbi untuk memasak

Berdasarkan hasil survey G.H.R Von Koenigswald dan A.C De Yong yang dilakukan dari tahun 1930-1935 diasumsikan letak gua ini berada di tepi danau Bandung purba. Di sini juga ditemukan berbagai peralatan zaman purba yang terbuat dari bahan kalsidon, obsidian, rijang, kwarsit dan andesit. Yang berbentuk gelang batu, anak panah, penyerut, pisau dan batu asah yang berasal dari zaman preneolithik.

(lokasi penemuan fosil dilindungi kawat besi dari vandalisme dan perusakan tangan jahil)

Arkeolog menemukan bukti bahwa pernah dihuni manusia purba, dibuktikan alat-alat jaman dulu, dan ada 7 rangka manusia (replika)

(replika tulang manusia)

Arkeolog dari Bandung mengadakan Penggalian selama sepuluh hari (10-19 Juli 2003) pada lubang 2 x 2 meter pada kedalaman 140 centimeter, berdasarkan dari ciri fisik khususnya tengkorak kepala memastikan bahwa manusia gua Pawon berasal dari Ras Mongoloid

Berdasarkan rentang karbon (carbon dating) menyimpulkan bahwa temuan fosil diperkirakan kehidupan 5600-9500 tahun yang lalu (kala Mezolithikum dan Neolithikum).
Sedangkan usia orang yang meninggal dalam fosil tersebut masih muda.

Di gua ini juga ditemukan berbagai artefak zaman purbakala seperti gerabak, alat perhiasan, spatula dan lain sebagainya.

(fosil dan artefak)

Pada zaman ini manusia sudah hidup mulai menetap di ceruk dan gua-gua di perbukitan

(dibawah kawat besi ditemukan artefak purba)

Penggalian tahun 2017 menemukan fosil yang diperkirakan lebih tua lagi kehidupannya (kala Paleolithikum-zaman batu tua)

Fauna :

Kelelawar Pedan Jawa (Nycteris javanica)

Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)

Flora :

Bambu Hitam/ Awi Hideung (Gigantochloa atroviolaceae)

2 komentar:

  1. Hebat, ulasan yang sangat menarik, terimakasih telah membuka wacana saya.

    BalasHapus
  2. Matur nuwun, semoga menjadi motivasi untuk bisa lebih baik lagi

    BalasHapus