Kamis, 31 Desember 2020

Pasca Jamaah Nariyah di As-Suyudi

Jamaah Sholawat Nariyah NU kota Surabaya yang lazim disebut Jasnu telah dilaksanakan di Mushollah As-Suyudi pada Senin, 28 Desember 2020. Kegiatan yang dihadiri sekitar 220 jamaah dimulai pukul 21.00 hingga 24.00. 

Awalnya, penunjukan ketua Jasnu ke Mushollah As-Suyudi merupakan badalan dari Benowo yang tidak sanggup untuk merealisasikan sesuai jadwalnya. setelah koordinasi dengan Ketua RT dan Ketua Takmir dan didukung oleh rekan-rekan takmir As-Suyudi akhirnya menerima tawaran tersebut dengan tangan terbuka.

Menghadapi sorotan warga yang mungkin tidak sepaham dengan kegiatan Jasnu, maka kegiatan didesain dengan agenda selamatan kampung dengan menerima chususiyah ahli kubur dan doa hajatan. Diluar dugaan ternyata animo masyarakat sangat tinggi dalam mendukung acara tersebut disertai dengan penyerahan infaq terbaiknya.

Dari analisa sosial terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan :

Kemampuan menata manajemen konflik

  • Di tengah pemerintah yang masih berjuang menghadapi  transmisi penyebaran Covid-19, pergerakan aktivitas kegiatan tidak terlalu diblow-up pada WA grup T.M.A yang notabene berisi warga yang majemuk pemikirannya, apalagi ada simpatisan FPI  yang mengkritisi tentang keberadaan berkerumun massa.
  • Berkerumunnya ini bukannya tidak menaati protokol kesehatan ataupun "show of force", tapi murni untuk mendoakan bersama secara istiqomah. Karena kegiatan ini sudah berjalan sejak tahun 2015 dan hanya libur saat penerapan PSBB kota Surabaya. 
  • Kepuasan menjadi tuan rumah bukan harus ditunjukan dalam sharing foto-foto massive di media sosmed kampung, tapi melihat kekusyukan jamaah berdoa dan melayani kelancaran kegiatan walaupun diiringi hujan menjadikan kepuasan tersendiri di hati masing-masing personil takmir

Kedudukan Mushollah As-Suyudi "berdiri sejajar" dengan Masjid sekitar

  • Dengan keberhasilan As-Suyudi dalam melaksanakan tuan rumah Jasnu, keberadaannya semakin dikenal oleh warga sekitar Rungkut, Gunung Anyar, Tenggilis yang merupakan basis kuat pendukung Jasnu. 
  • Awalnya sekitar Tambak Medokan Ayu dikenal warga Jasnu sebagai daerah yang masih "kosong" dan hanya dihuni pertambakan, kini banyak yang mengetahui sebagai pemukiman warga yang sudah padat disertai dinamika sosialnya yang lebih beragam
  • Pengelolaan Manajemen Ketakmiran yang berbasis IT, sehingga transparansi kegiatan dan publikasi yang bisa diakses oleh siapapun memberikan "perwajahan" tersendiri bagi metode pengelolaan aset wakaf dan lembaga umat. (lihat web blog : http://as-suyudi.blogspot.com/)

Eksistensi NU

  • Menghidupkan amaliyah warga Nahdliyin membutuhkan proses yang bertahap dalam memperjuangkan. Apalagi menghadapi orang yang berseberangan dengan visi jam'iyyah harus dengan pemahaman yang bertahap dan kesabaran.
  • Dari mengenalkan tradisi yang berupa Yasin, Tahlil, Istighotsah, Sholawatan, Ziaroh Wali hingga khususiyah kirim doa kepada Ahli kubur telah mencapai "peak performance". Dibuktikan dengan warga sangat mendukung secara spontanitas sebagai buah penanaman tradisi kebaikan yang ditabur oleh rekan-rekan takmir selama ini.
  • Dengan menjadi tuan rumah Jasnu, membuktikan kampung sanggup menjadi rumah besar bagi pelaksanaan kegiatan eksternal. dan siap untuk menerima agenda kegiatan berikutnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar