Jumat, 16 Agustus 2019

Undangan Rekan Ujian Terbuka Doktoral



Sidang promosi doktor rekan dosen, atas nama Abas Sato dengan judul :

"Peningkatan Produksi Biogas dari jerami padi dengan perlakuan awal secara hidrothermal."

Pada program S3 di ITS dengan :
Komite pertimbangan Fakultas :
Bp. Juwari, Ph.D

Ketua Sidang : 
Prof. Achmad Rosyadi

Promotor :
Prof. Arif Widjaya
Prof. Ir. Soeprijanto

Presentasi 20 menit :








Peningkatan konsumsi bahan bakar, alternatifnya diantaranya berasal dari jerami

Penggabungan kondisi Alkalin NaOH dengan Hidrotermal. Untuk menghasilkan biogas secara maksimum.

Bagian yang banyak pengaruh adalah hemiselulosa, semakin tinggi suhunya maka semakin rendah hemiselulosa.

Penguji :


Prof. Hidayat (Undip)
  1. Biogas diproduksi dari jerami padi, bagaimana cara mengimplementasinya digantikan dengan bahan baku yang lain ? Misalnya sawit. Jawab : sawit tetap bisa dilakukan, namun sisa buah sawit bila kena NaOH menjadi proses persabunan. Sehingga perlu pembersihan pada buah sawitnya.
  2. Proses produksi adalah kontinyu, adakah teknologi bisa diimplementasi bila pengolahnya petani ? Jawab : justru sangat mudah diterapkan teknologi tepat guna karena pengumpanan cukup sekali saja (semi-kontinyu); biogas dimurnikan dengan penghilangan CO2 agar metana menjadi lebih tinggi. 
  3. Biogas untuk masyarakat kurang mampu untuk pengganti elpiji, apakah biogas ini bisa menggantikan ? Jawab : Teknologi pembekuan dengan dikunci dalam air.

Prof. Tri Wijaya
  1. Peta potensi produksi biogas dari berbagai bahan baku hemiselulose, jelaskan sebagai pembanding ? Jawab : sawit, sisa kayu (produktivitasnya masih rendah), sampah kota-organik (masalahnya butuh pemisahan plastik yang tidak bisa didegradasi). Limbah jagung dari tongkol dan kulit jagung.
  2. Kondisi penelitian, muncul produk samping yaitu furfural yang berpengaruh pada fermentasi, bagaimana cara mengatasinya ? Jawab : furfural terbentuk secara alami, dibutuhkan suhu yang lebih rendah, atau dengan menambahkan NaOH untuk mempercepat bahan-bahan hemiselulosa.
  3. Secara produktifitas meningkat, dari sisi ekonomi produksi membutuhkan panas dan alkali. Bagaimana perhitungannya ? Jawab : proses recycle, sehingga panas yang keluar dapat digunakan untuk pemanasan bahan yang akan masuk. Bisa dilakukan pada skala lebih besar
  4. Produktivitas tinggi, biogasnya dihasilkan 60-70%, Sampai sejauh mana riset lanjutan untuk penelitian ini ? Jawab : Memisahkan bagian padat dan liquidnya, untuk diteliti bagian mana yang lebih besar menghasilkan biogasnya. Memurnikan biogas dari CO2 agar lebih murni, misalnya operasi digesternya pada tekanan tinggi, agar CO2 lebih larut pada slurry yang keluar.

Dr. Ir. Soemarno
  1. Security factor diintegrasikan pada reaktor ? Jawab : fluktuasi tidak bisa dihindarkan. Namun tetap harus dijaga agar tidak terjadi black out pada proses energinya dengan beberapa reaktor.
  2. Proses berpengaruh pada selulosa dan hemiseluosa ? Jawab : selulosa, hemiselulosa, dan lignin tidak larut karena merupakan rantai panjang, harus dipecah untuk melarutkannya.
  3. Isu recovery, biaya pembuatan biogas lebih besar sehingga bagaimana penyiasatannya? Jawab : bahan-bahan lain bisa digunakan asal bahan tersebut bisa didegradasi.

Prof. Soeprijanto
  1. Apakah bahan baku jerami bisa dikembangkan ? di daerah mana ? Jawab : selama ini biogas berasal dari kotoran ternak (sapi). Sehingga bila disosialisasikan maka bisa dikembangkan dari bahan baku jerami. Selain menghasilkan biogas, juga menghasilkan kompos untuk pupuk di sawah kembali.
  2. Produksi biogas, mengandung H2S yang harus dihilangkan. Padahal masyarakat petani awam yang menjalankannya ? Jawab : memurnikan dengan bahan kimia basa (NaOH) selain mengambil CO2 juga H2S nya.
  3. Pengembangan di Indonesia ? Jawab : sangat bisa dikembangkan, apalagi kotoran sapi bisa sebagai pre-treatment.

Prof. Arif Widjaya :
  1. Proses penelitian termofilik secara overall kurang ekonomis, sehingga kurang menarik ? Jawab : belum menjadi kesimpulan bila termofilik kurang menarik, karena masih ada proses yang lain, misal mesofilik. Bila skala besar, bisa jadi termofilik lebih mendominasi
  2. Tidak ada data kinetikanya, apakah reaktor penelitian bisa discale-up yang lebih besar ? Atau begitu saja langsung diperbesar ? Jawab : tidak diperlukan data kinetika karena sudah established
  3. Bagaimana persaingan dengan jenis energi yang lain, bioetanol, esterifikasi, dsb ? Jawab : mudah dibuat, tapi investasinya besar. Konversi biogas hanya menghasilkan 20%, namun ada keuntungan lain berupa kompos. Biogas dari jerami digunakan untuk masalah lingkungan, yaitu hanya mengolah sampah, bukan untuk memproduksi kebutuhan energi.

Berita Acara Yudisium promosi doktor : Promovendous atas nama Abas Sato dinyatakan lulus dengan IPK 3,97 dengan predikat sangat memuaskan, lulusan ke 52 dari Doktoral di ITS

(Sambutan Prof. Arif Widjaya)

Sambutan pembimbing :
  1. Ucapan selamat atas studinya doktor di ITS
  2. Ucapan terimakasih kepada Rektor Unipra dan jajarannya.

Pesan dan kesan :
  1. Pak Abas pendiam, tekun dan nalarnya nyambung.
  2. Memotivasi komunikasi dengan media sosial, tapi sifat konvensionalnya masih ada
  3. Overall apresiasi dengan pak Abas yang telah menyelesaikan dengan baik, beserta jurnal publikasinya.
  4. Suport bapak ibu dan permohonan maaf selama menempuh pendidikan selama empat tahun.
  5. Pesannya membuktikan proses termofilik lebih baik daripada mesofilik











Tidak ada komentar:

Posting Komentar