Rabu, 09 April 2025

Tugas Analisis Peluang Usaha


Saat Ramadan dan Syawal, banyak usaha yang laris manis khususnya menjelang takjil dan lebaran. Misalnya martabak mie, es blewah, souvenir lebaran.........dst

Menurut kalian, usaha apa yang bisa dikembangkan pada bulan Ramadhan atau Lebaran. Jelaskan dengan metode (5W + 1 H) dan Analisis SWOT

Uraian dikirimkan pada kolom komentar dibawah ini disertai Nama, Kelas, No. Absen

31 komentar:

  1. PUTRI NATALIA PRATAMA 12 TKI2/2110 April 2025 pukul 07.29

    Berikut adalah contoh perencanaan usaha es buah menggunakan metode 5W + 1H dan analisis SWOT:


    Metode 5W + 1H Usaha Es Buah
    1. What (Apa)

    Usaha penjualan es buah segar yang terdiri dari campuran buah-buahan, sirup, susu, dan es batu. Produk ini cocok dinikmati di cuaca panas dan bisa ditawarkan dalam berbagai varian rasa dan topping.

    2. Why (Mengapa)
    Cuaca tropis di Indonesia membuat minuman segar selalu diminati.
    Modal awal relatif kecil.
    Proses pembuatan mudah dan cepat.
    Permintaan tinggi, terutama di dekat sekolah, kampus, atau pusat keramaian.

    3. Who (Siapa)
    Target pasar: Pelajar, mahasiswa, pekerja, dan masyarakat umum.
    Pelaku usaha: Pemilik bisa menjalankan sendiri atau mempekerjakan karyawan.
    Pemasok: Pedagang buah lokal, pasar tradisional, atau distributor grosir.

    4. Where (Di mana)
    Lokasi strategis: Dekat sekolah, kampus, perkantoran, pasar, atau pinggir jalan ramai.
    Bisa juga secara online via ojek online/delivery platform.

    5. When (Kapan)
    Buka setiap hari, terutama pada siang hingga sore hari (jam 10.00 – 17.00).
    Musim panas dan bulan puasa biasanya penjualan meningkat.

    6. How (Bagaimana)
    Siapkan peralatan (gerobak, blender, tempat es, wadah buah).
    Beli bahan baku segar setiap hari.
    Promosikan melalui media sosial dan promosi diskon di awal.
    Jaga kualitas rasa dan kebersihan.


    Analisis SWOT Usaha Es Buah

    Strengths (Kekuatan)
    Modal kecil dan bahan baku mudah didapat.
    Proses pembuatan mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus.
    Produk disukai banyak kalangan.
    Fleksibel: bisa dijual di gerobak, kedai, atau online.

    Weaknesses (Kelemahan)
    Produk tidak tahan lama (harus habis dalam sehari).
    Ketergantungan pada cuaca (kurang laku saat hujan).
    Persaingan tinggi.

    Opportunities (Peluang)
    Bisa dikembangkan jadi franchise.
    Inovasi menu (variasi topping, buah, atau es kekinian).
    Peluang kerja sama dengan aplikasi delivery.

    Threats (Ancaman)
    Harga buah bisa fluktuatif tergantung musim.
    Persaingan dengan produk sejenis (es campur, minuman boba, dll).
    Regulasi atau penertiban PKL di tempat umum.

    BalasHapus
  2. Metode 5W + 1H:
    1. What (Apa): Menjual takjil kekinian seperti es boba kurma, es buah segar, puding susu, atau camilan seperti martabak mini, risol, dan pastel.
    2. Who (Siapa): Target pasarnya masyarakat umum, khususnya anak muda, pekerja, atau keluarga yang ingin berbuka puasa dengan menu praktis dan segar.
    3. When (Kapan): Paling ramai saat sore hari menjelang waktu berbuka puasa (jam 16.00 - 18.00) sepanjang bulan Ramadhan.
    4. Where (Dimana): Bisa buka stand di pinggir jalan strategis, area perumahan, dekat masjid, atau sistem pre-order online.
    5. Why (Mengapa): Takjil adalah kebutuhan utama saat berbuka puasa. Produk kekinian lebih menarik dan disukai generasi muda.
    6. How (Bagaimana): Membuat variasi menu takjil yang unik, menggunakan kemasan menarik, harga terjangkau, dan promosi lewat media sosial.
    - Strength (Kekuatan)
    Modal relatif kecil, bahan baku mudah didapat, dan permintaan tinggi setiap hari saat Ramadhan.
    - Weakness (Kelemahan)
    Produk hanya tahan sebentar (harus fresh), persaingan pedagang takjil sangat tinggi.
    - Opportunity (Peluang)
    Kreativitas dalam menu kekinian bisa menarik banyak pelanggan, bisa dikembangkan menjadi usaha kuliner tetap.
    - Threat (Ancaman)
    Cuaca buruk (hujan) bisa mengurangi pembeli, adanya produk serupa dengan harga lebih murah.

    BalasHapus
  3. What (Apa): Usaha yang bisa dikembangkan adalah bisnis makanan tradisional seperti kue lebaran, atau makanan penutup lainnya yang populer selama Ramadhan dan Lebaran.

    Who (Siapa): Target pasar utama adalah keluarga Muslim yang merayakan Ramadhan dan Lebaran, serta orang-orang yang mencari makanan tradisional selama musim ini.

    When (Kapan): Usaha ini dapat dimulai sejak bulan Ramadhan hingga Lebaran, dengan puncak penjualan pada akhir Ramadhan dan awal Lebaran.

    Where (Di mana): Lokasi usaha bisa di pusat-pusat perbelanjaan, pasar tradisional, atau bahkan secara online untuk menjangkau lebih banyak pelanggan.

    Why (Mengapa): Karena permintaan makanan tradisional meningkat selama Ramadhan dan Lebaran, menjadikannya kesempatan yang baik untuk mendapatkan keuntungan.

    How (Bagaimana): Dengan mempersiapkan rencana bisnis yang matang, mencari bahan baku berkualitas, dan mempromosikan produk melalui media sosial dan iklan lokal.

    Analisis SWOT
    Strengths (Kekuatan):
    Permintaan Tinggi: Selama Ramadhan dan Lebaran, permintaan untuk makananal sangat tinggi.
    Keunikan Produk: Makanan tradisional memiliki keunikan dan cita rasa yang sulit ditemukan di tempat lain.

    Weaknesses (Kelemahan):
    Persaingan Ketat: Banyak penjual yang menawarkan produk serupa, sehingga persaingan bisa sangat ketat.
    Keterbatasan Bahan Baku: Ketergantungan pada bahan baku lokal yang mungkin tidak selalu tersedia dalam jumlah yang cukup.

    Opportunities (Peluang):
    Ekspansi Pasar: Memanfaatkan pasar online untuk menjangkau lebih banyak konsumen.
    Kolaborasi dengan Tokoh Publik: Bekerja sama dengan masyarakat atau influencer untuk mempromosikan produk.

    Threats (Ancaman):
    Perubahan Selera Konsumen: Selera konsumen yang berubah bisa mempengaruhi penjualan.
    Regulasi Pemerintah: Perubahan regulasi terkait makanan dan keamanan makanan bisa mempengaruhi operasional usaha.

    Dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada, serta mengatasi kelemahan dan ancaman yang mungkin muncul, usaha makanan tradisional ini dapat berkembang dengan baik selama Ramadhan dan Lebaran.

    BalasHapus
  4. +What (Apa?)
    Usaha pembuatan dan penjualan hampers Lebaran yang berisi makanan ringan, kue kering, sirup, dan souvenir khas seperti mukena, sajadah, atau lilin aromaterapi. Bisa dipesan secara custom sesuai budget dan selera pembeli.

    +Who (Siapa?)
    Target pasar adalah masyarakat umum, terutama pekerja kantoran, pebisnis, dan keluarga yang ingin mengirimkan bingkisan Lebaran untuk kerabat, kolega, atau relasi bisnis.

    +When (Kapan?)
    Usaha ini mulai ramai dari awal Ramadan hingga menjelang H-2 Lebaran.

    +Where (Di mana?)
    Penjualan bisa dilakukan secara online (media sosial, marketplace, website) dan offline (booth di pusat perbelanjaan, bazar Ramadan).

    +Why (Mengapa?)
    Tradisi saling mengirim hampers saat Lebaran menjadi kebiasaan yang terus meningkat setiap tahunnya, apalagi saat pandemi memperkuat budaya kirim-kiriman. Ini peluang pasar besar.

    +How (Bagaimana?)
    Produksi dilakukan dengan sistem pre-order dan stok terbatas agar tetap eksklusif. Kerja sama dengan UMKM lokal untuk isi hampers (seperti kue atau produk handmade). Promosi lewat media sosial, testimoni pelanggan, dan endorsement.
    ---
    Analisis SWOT:

    *Strengths (Kekuatan):
    Permintaan tinggi menjelang Lebaran. Bisa custom sesuai keinginan pelanggan margin keuntungan tinggi bisa dikerjakan dari rumah dan modal fleksibel

    *Weaknesses (Kelemahan):
    Musiman (hanya ramai menjelang Lebaran)
    Butuh tenaga ekstra untuk pengemasan dan pengiriman
    persaingan tinggi


    *Opportunities (Peluang):
    Potensi repeat order tiap tahun
    Kolaborasi dengan bisnis lain (katering, kerajinan tangan)
    Ekspansi ke perusahaan untuk corporate hampers

    *Threats (Ancaman):
    Keterlambatan pengiriman karena overload ekspedisi
    Harga bahan baku naik saat Ramadan
    Persaingan dengan brand besar

    BalasHapus
  5. Usaha: Takjil dan Makanan Berbuka Puasa

    1.What (Apa):
    Usaha menjual berbagai jenis takjil seperti kolak, es buah, gorengan, puding, kurma, serta makanan berbuka puasa seperti nasi kotak, ayam bakar, dan lauk pauk.

    2.Why (Mengapa):
    Karena saat Ramadan, banyak orang membutuhkan makanan cepat saji untuk berbuka. Tidak semua orang sempat memasak, apalagi pekerja. Maka permintaan terhadap takjil dan makanan siap saji meningkat tajam.

    3.Who (Siapa):
    Target pasar adalah masyarakat umum, terutama pekerja, mahasiswa, dan ibu rumah tangga yang ingin praktis dalam menyiapkan buka puasa.

    4.When (Kapan):
    Usaha ini sangat laku setiap hari selama bulan Ramadan, terutama mulai pukul 15.00 hingga waktu berbuka.

    5.Where (Di mana):
    Bisa dilakukan dari rumah, membuka lapak di pinggir jalan, depan rumah, pasar kaget Ramadan, atau secara online melalui media sosial dan aplikasi pengantar makanan.

    +How (Bagaimana):
    Produksi makanan dilakukan sendiri atau bekerja sama dengan orang yang bisa memasak. Penjualan dilakukan langsung atau pre-order via online. Bisa juga menjajakan dagangan di tempat strategis yang ramai lalu lintas orang menjelang berbuka.

    +Strengths (Kekuatan):
    Permintaan tinggi setiap hari selama Ramadan.
    Bahan mudah didapat dan banyak pilihan menu.
    Tidak memerlukan tempat usaha besar.

    +Weaknesses (Kelemahan):
    Produk hanya bertahan dalam waktu singkat.
    Butuh tenaga ekstra saat menjelang berbuka.
    Risiko makanan tidak habis terjual dan basi.

    +Opportunities (Peluang):
    Bisa dikembangkan jadi katering harian atau warung makan setelah Ramadan.
    Bisa menjual secara online dan memperluas jangkauan pasar.
    Kolaborasi dengan ojek online atau influencer lokal.

    +Threats (Ancaman):
    Banyak pesaing dengan produk serupa.
    Perubahan cuaca bisa memengaruhi penjualan takjil dingin.
    Kenaikan harga bahan makanan selama Ramadan.

    BalasHapus
  6. Kue Kering Lebaran (termasuk Nastar)
    - What (Apa): Memproduksi dan menjual berbagai jenis kue kering Lebaran, termasuk nastar, kastengel, putri salju, dan lainnya. Bisa dijual satuan atau dalam kemasan menarik.
    - Who (Siapa): Target pasarnya sangat luas, mulai dari individu yang ingin membeli untuk konsumsi sendiri hingga perusahaan yang ingin memberikan hampers kepada karyawan atau klien.
    - When (Kapan): Usaha ini paling ramai satu hingga dua bulan sebelum Lebaran. Persiapan produksi perlu dilakukan jauh-jauh hari.
    - Where (Di mana): Penjualan bisa dilakukan secara online melalui media sosial atau marketplace, maupun offline melalui toko kue, pasar, atau event bazar.
    - Why (Mengapa): Kue kering merupakan makanan khas Lebaran yang selalu dicari, dan nastar adalah salah satu yang paling populer.
    - How (Bagaimana): Membutuhkan keterampilan dalam membuat kue, bahan baku berkualitas, pengemasan yang menarik, dan strategi pemasaran yang efektif.

    Analisis SWOT Kue Kering Lebaran:

    - Strengths (Kekuatan): Permintaan tinggi, margin keuntungan yang baik, potensi untuk inovasi rasa dan kemasan.
    - Weaknesses (Kelemahan): Persaingan tinggi, membutuhkan keterampilan dan waktu dalam pembuatan, perlu manajemen persediaan yang baik.
    - Opportunities (Peluang): Inovasi rasa dan varian kue, penjualan online, kerjasama dengan perusahaan untuk hampers.
    - Threats (Ancaman): Fluktuasi harga bahan baku, perubahan tren, munculnya kompetitor baru

    BalasHapus
  7. Usaha yang bisa dikembangkan saat Ramadan atau Lebaran beserta penjelasan dengan metode 5W+1H dan Analisis SWOT:

    Usaha: Paket Hampers Lebaran (Parsel Lebaran Kekinian)
    Penjelasan dengan Metode 5W + 1H

    1.What (Apa) : Menjual paket hampers Lebaran yang berisi kue kering, sirup, perlengkapan ibadah, atau produk handmade dengan kemasan menarik.

    2.Who (Siapa) : Target pasar adalah masyarakat umum yang ingin mengirimkan bingkisan Lebaran kepada keluarga, teman, relasi kerja, atau mitra bisnis.

    3.When (Kapan) : Usaha ini dimulai dari awal Ramadan hingga menjelang Lebaran (sekitar H-2 minggu sampai H-1).

    4.Where (Di mana) : Bisa dijalankan dari rumah secara online, memanfaatkan media sosial dan marketplace. Jika memungkinkan, bisa juga dititipkan di toko oleh-oleh atau minimarket lokal.

    5.Why (Mengapa) : Karena saat Lebaran, budaya berbagi dan silaturahmi sangat kuat. Banyak orang ingin memberikan bingkisan sebagai tanda perhatian, tapi tidak punya waktu menyiapkan sendiri.

    6.How (Bagaimana) : Menyusun pilihan paket dengan berbagai harga, menyediakan desain kemasan menarik dan personalisasi, promosi lewat Instagram, TikTok, dan WhatsApp. Kolaborasi dengan UMKM lain untuk isi hampers (misal produsen kue atau kerajinan), Sistem pre-order untuk efisiensi.

    Analisis SWOT :

    1.Strengths (Kekuatan) : Budaya berbagi hampers saat Lebaran sangat kuat. Modal kecil, bisa dijalankan dari rumah. Produk bisa dikreasikan sesuai tren dan selera pasar.

    2.Weaknesses (Kelemahan) : Musiman (tinggi hanya saat Lebaran). Persaingan tinggi, butuh diferensiasi produk.

    3.Opportunities (Peluang) : Bisa berkembang jadi brand hampers khusus hari besar (Natal, Tahun Baru, dll.). Potensi repeat order tiap tahun. Banyak orang mencari produk praktis dan estetik.

    4.Threats (Ancaman) : Kenaikan harga bahan baku (kue, kotak, pengiriman). Gangguan pengiriman (terutama H-5 ke atas). Penurunan daya beli jika ekonomi sedang sulit.

    BalasHapus
  8. Melidatul Aulia 12 TKI 2 / 05

    Usaha yang Bisa Dikembangkan di Bulan Ramadan atau Lebaran: Jualan Es Buah
    Penjelasan dengan Metode 5W + 1H:
    1. What (Apa):
    Usaha berjualan es buah segar sebagai takjil berbuka puasa.
    2. Why (Mengapa):
    Karena es buah sangat digemari masyarakat saat berbuka puasa karena menyegarkan dan sehat. Permintaan meningkat drastis di bulan Ramadan.
    3. Who (Siapa):
    Target pasar adalah semua kalangan, terutama keluarga, pekerja, dan pelajar yang sedang menjalankan ibadah puasa.
    4. Where (Di mana):
    Dijual di pinggir jalan yang ramai, dekat masjid, sekolah, atau bisa juga sistem pre-order via media sosial.
    5. When (Kapan):
    Setiap hari selama bulan Ramadan, terutama menjelang waktu berbuka (pukul 16.00 - 18.30 WIB).
    6. How (Bagaimana):
    Modal awal digunakan untuk membeli bahan-bahan seperti buah segar, sirup, es batu, cup, dan plastik. Es buah dijual dengan harga terjangkau (misalnya Rp5.000 per porsi).

    Analisis SWOT Usaha Jualan Es Buah:
    Strengths (Kekuatan):
    Menyegarkan dan sehat.
    Bahan mudah didapat dan relatif murah.
    Disukai semua kalangan.
    Modal kecil dengan potensi keuntungan tinggi.
    Weaknesses (Kelemahan):
    Produk tidak tahan lama, harus dijual dalam hari yang sama.
    Bergantung pada cuaca (kurang laku saat hujan).
    Opportunities (Peluang):
    Permintaan tinggi selama Ramadan.
    Bisa dikembangkan jadi bisnis tetap dengan variasi minuman dingin lainnya.
    Potensi kerja sama dengan ojek online (GoFood/GrabFood).
    Threats (Ancaman):
    Persaingan tinggi dengan penjual takjil lainnya.
    Kualitas buah bisa cepat menurun jika tidak disimpan dengan baik.

    BalasHapus
  9. SHAKILA BAITITA PUTRI ANDIKA 12 TKI 2/2110 April 2025 pukul 08.07

    1. What (Apa?)
    Usaha jualan hampers Lebaran, isinya bisa makanan kering (kue, snack), minuman, perlengkapan ibadah, atau produk kecantikan & perawatan tubuh.

    2. Why (Kenapa?)
    Di momen Lebaran, banyak orang ingin kasih hadiah ke teman, keluarga, atau relasi kerja sebagai bentuk silaturahmi. Tapi mereka nggak punya waktu buat nyiapin sendiri, jadi mereka cari hampers yang udah ready.

    3. Who (Siapa?)
    Target pasarnya:
    -Individu (buat teman, keluarga)
    -Kantor (buat relasi kerja, klien)
    -Komunitas atau organisasi

    4. Where (Di mana?)
    Bisa jualan dari rumah, pakai media sosial (Instagram, TikTok, Shopee, Tokopedia). Promosi juga bisa lewat WhatsApp atau grup-grup komunitas.

    5. When (Kapan?)
    Mulai dari minggu ke-2 Ramadhan sampai H-2 Lebaran. Bahkan bisa buka pre-order dari awal Ramadhan biar produksi nggak mepet.

    6. How (Bagaimana?)
    -Tentuin konsep hampers (klasik, mewah, Islami, lucu, dll)
    -Bikin beberapa varian harga (budget - premium)
    -Cari supplier barang yang isinya bakal dimasukin
    -Desain packaging menarik
    -Foto produk dan promosi di medsos
    -Terima order & atur pengiriman


    Analisis SWOT

    S - Strength (Kekuatan):
    Kebutuhan tahunan yang terus ada.Bisa bikin produk unik & personal (custom).Modal fleksibel sesuai kapasitas produksi


    W - Weakness (Kelemahan):
    Musiman (puncaknya cuma pas Lebaran).Harus punya sense of design/branding yang oke.Persaingan tinggi, harus kreatif biar beda

    O - Opportunity (Peluang):
    Bisa kerja sama dengan brand kecil lain buat isi hampers.Bisa dikembangkan jadi usaha gift box untuk momen lain (ulang tahun, wisuda, pernikahan).Banyak orang lebih suka beli daripada repot bikin sendiri


    T - Threat (Ancaman):
    Kompetitor yang udah punya nama atau followers banyak.Harga bahan atau isi hampers naik mendadak.Kesalahan pengiriman atau kerusakan barang bikin pelanggan kecewa

    BalasHapus
  10. RIDMA AINUR WAHYUDI XII TKI2/ 2810 April 2025 pukul 08.12

    Analisis Usaha Es Manado
    Metode 5W + 1H =
    - What: Usaha Es Manado menjual minuman segar khas Sulawesi Utara.
    - Why: Potensi pasar luas, keunikan produk, dan kesehatan.
    - Who: Target pasar semua kalangan usia.
    - Where: Lokasi penjualan di gerobak atau booth strategis.
    - When: Waktu operasional fleksibel.
    - How: Proses produksi bersih dan berkualitas.

    Analisis SWOT
    Kekuatan
    - Produk unik dan menyegarkan
    - Bahan baku segar dan alami

    Kelemahan
    - Ketergantungan pada bahan baku
    - Mudah ditiru

    Peluang
    - Pasar minuman segar luas
    - Tren minuman sehat

    Ancaman
    - Persaingan ketat
    - Perubahan selera konsumen

    BalasHapus
  11. NASYWA AMIRAH XII TKI 2/1410 April 2025 pukul 08.28

    Pengembangan usaha makanan kekinian seperti mochi, cake, dimsum saat bulan Ramadhan atau Lebaran menggunakan metode 5W + 1H dan Analisis SWOT:

    Metode 5W + 1H

    1. What (Apa?)
    Usaha yang bisa dikembangkan adalah usaha makanan kekinian, seperti mochi, cake, dimsum, atau camilan kekinian lainnya yang digemari masyarakat terutama saat Ramadhan dan menjelang Lebaran.

    2. Why (Mengapa?)
    Karena saat Ramadhan dan Lebaran, kebutuhan konsumsi meningkat baik untuk berbuka puasa, sahur, maupun sebagai bingkisan (hampers) Lebaran. Makanan kekinian sangat digemari karena unik, praktis, dan bisa menjadi ide oleh-oleh atau hantaran.

    3. When (Kapan?)
    Bulan Ramadhan sekitar jam (15.00-menjelang berbuka puasa) adalah waktu yang sangat potensial karena antusiasme masyarakat terhadap makanan meningkat.

    4. Where (Di mana?)
    Usaha ini bisa dijalankan dari rumah (home-based business), lewat toko online (Instagram, Shopee, TikTok), bazar Ramadhan, atau lewat reseller.

    5. Who (Siapa?)
    Target pasar adalah anak muda, ibu rumah tangga, pekerja kantoran, hingga kalangan umum yang mencari menu berbuka, sahur praktis, atau hampers Lebaran.

    6. How (Bagaimana?)
    - Buat produk makanan menarik (variasi rasa, packaging unik)
    - Pasarkan lewat media sosial, promosi bundling atau hampers
    - Jual sistem pre-order untuk mengatur stok dan produksi
    - Kolaborasi dengan influencer atau food blogger untuk memperluas jangkauan pasar


    Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats)

    1. Strengths (Kekuatan):
    - Produk kekinian dan menarik minat anak muda
    - Modal relatif kecil (bisa produksi dari rumah)
    - Permintaan meningkat selama Ramadhan dan Lebaran
    - Bisa dijual online dan offline


    2. Weaknesses (Kelemahan):
    - Produk makanan cepat basi jika tidak dikelola dengan baik
    - Persaingan tinggi di pasar kuliner
    - Butuh keahlian di bidang produksi makanan dan pemasaran digital

    3. Opportunities (Peluang):
    - Tren hampers dan makanan kekinian meningkat
    - Banyak platform untuk promosi (media sosial, marketplace)
    - Bisa dikembangkan menjadi bisnis jangka panjang (tidak hanya musiman)

    4. Threats (Ancaman):
    - Perubahan selera konsumen yang cepat
    - Risiko kenaikan harga bahan baku menjelang Lebaran
    - Regulasi atau perizinan usaha makanan (terutama jika ingin berkembang besar)

    BalasHapus
  12. Slavia Sergy Bernatha XII TKI 2/3410 April 2025 pukul 08.47

    Analisis 5W+1H untuk usaha gorengan isi ayam:

    1. What (Apa):
    Usaha kuliner yang menjual gorengan isi ayam, yaitu camilan berbahan dasar adonan goreng (seperti risoles, pastel, atau tahu isi) yang diisi dengan daging ayam berbumbu.

    2. Who (Siapa):
    Pelaku usaha: Individu, UMKM, atau kelompok usaha kuliner.
    Target pasar: Pelajar, mahasiswa, pekerja, dan masyarakat umum yang mencari camilan murah dan mengenyangkan.

    3. When (Kapan):
    Dapat dijalankan setiap hari, terutama pada waktu sarapan (pagi), jam istirahat siang, dan sore menjelang malam.

    4. Where (Di mana):
    Lokasi strategis seperti depan sekolah/kampus, perkantoran, pasar, atau bisa juga secara online dengan sistem pre-order dan pengantaran.

    5. Why (Mengapa):
    Karena gorengan adalah makanan yang sangat populer dan digemari masyarakat Indonesia. Inovasi dengan isian ayam memberikan nilai tambah dari segi rasa dan kandungan gizi.

    6. How (Bagaimana):
    Menyiapkan resep dan bahan (adonan kulit, isian ayam).
    Memproduksi dalam jumlah harian untuk menjaga kesegaran.
    Menjual langsung atau melalui sistem pre-order dan kerja sama dengan ojek online.
    Promosi melalui media sosial dan mulut ke mulut.



    Analisis SWOT untuk usaha gorengan isi ayam:

    ---

    S (Strengths / Kekuatan):

    -Harga terjangkau, cocok untuk semua kalangan.
    -Rasa familiar dan digemari banyak orang.
    Isian ayam menambah nilai gizi dibanding gorengan biasa.
    -Mudah diproduksi dengan bahan baku yang mudah didapat.
    -Fleksibel pemasaran, bisa dijual langsung atau lewat online.

    ---

    W (Weaknesses / Kelemahan):

    -Mudah basi jika tidak disimpan dengan baik.
    -Persaingan tinggi dengan banyak penjual gorengan lainnya.
    -Ketergantungan pada cuaca, karena hujan bisa menurunkan penjualan di tempat terbuka.
    -Persepsi "makanan tidak sehat" oleh sebagian konsumen.

    ---

    O (Opportunities / Peluang):

    -Inovasi rasa dan varian isi, seperti ayam pedas, keju, jamur, dll.
    -Kolaborasi dengan ojek online untuk memperluas jangkauan.
    -Kemasan modern dan higienis bisa meningkatkan citra produk.
    -Tren makanan praktis dan kekinian yang terus berkembang.

    ---

    T (Threats / Ancaman):

    -Harga bahan baku naik, terutama ayam dan minyak goreng.
    Isu kesehatan, seperti kolesterol atau minyak jelantah.
    -Munculnya kompetitor baru dengan harga lebih murah atau promo menarik.
    -Perubahan kebijakan, misalnya pelarangan jualan di area tertentu

    BalasHapus
  13. sayla setia febrianti XII TKI 2/31
    1. What (Apa?)
    Menjual es blewah untuk berbuka puasa
    2. Why (Mengapa?)
    Karena selama bulan Ramadhan, minuman dingin sering dicari oleh orang orang. Banyak orang yang
    tidak sempat membuat karena kesibukan, sehingga memilih membeli minuman diluar.
    3. When (Kapan?)
    pada saat bulan Ramadhan, khususnya menjelang waktu berbuka puasa (sekitar pukul 15.00-18.00).
    4. Where (Di mana?)
    Bisa di depan rumah, pinggir jalan strategis, atau secara online melalui media sosial.
    5. Who (Siapa?)
    Pelaku usaha bisa dilakukan oleh individu dan berkelompok. Target pasar adalah masyarakat umum, pekerja kantoran, mahasiswa, dan keluarga yang ingin berbuka tanpa repot.
    6. How (Bagaimana?)
    -Menyiapkan menu yang populer dan terjangkau.
    -Mengatur sistem pre-order lewat WhatsApp atau media sosial.
    -Menjaga kualitas, kebersihan, dan kecepatan layanan.

    Analisis SWOT

    1. Strengths (Kekuatan):
    -Permintaan tinggi selama bulan Ramadhan.
    -Bisa dikerjakan dari rumah.
    2. Weaknesses (Kelemahan):
    -Persaingan tinggi antar penjual takjil.
    -Ketergantungan pada cuaca (jualan outdoor bisa terganggu hujan).
    3. Opportunities (Peluang):
    -Bisa memperluas pasar ke layanan online.
    -Membangun pelanggan tetap untuk usaha kuliner jangka panjang.
    4. Threats (Ancaman):
    -Fluktuasi harga bahan pokok.
    -Ketatnya persaingan harga dan kualitas.
    -Perubahan kebijakan daerah (misalnya larangan berjualan di trotoar).

    BalasHapus
  14. MUHAMMAD ILHAM XII TKI 2 - 0910 April 2025 pukul 08.50

    Produk: Kastengel

    Metode 5W + 1H
    1. What (Apa?)
    Usaha pembuatan dan penjualan kue kastengel, yaitu kue kering berbahan dasar keju yang populer saat momen Lebaran.
    2. Why (Mengapa?)
    Karena kastengel termasuk salah satu kue yang paling diminati sebagai suguhan atau hantaran Lebaran. Permintaan meningkat tajam menjelang hari raya.
    3. Who (Siapa?)
    Target pasar:
    - Ibu rumah tangga
    - Karyawan/pekerja yang tidak sempat membuat sendiri
    - Kalangan menengah ke atas yang mencari produk premium atau hampers
    4. Where (Di mana?)
    - Produksi bisa dilakukan di rumah (home industry)
    - Penjualan bisa melalui online (Instagram, Shopee, WhatsApp, Tokopedia) dan offline (titip di toko oleh-oleh, pasar, atau bazar Ramadhan)
    5. When (Kapan?)
    - Mulai promosi sejak 2–3 minggu sebelum Ramadhan
    - Puncak penjualan sekitar seminggu sebelum Lebaran
    6. How (Bagaimana?)
    - Produksi: dengan resep homemade, rasa keju premium, dan kemasan menarik
    - Promosi: gunakan media sosial, testimoni pelanggan, sistem pre-order
    - Penjualan: buka paket eceran dan hampers, tawarkan diskon untuk pembelian lebih dari 3 toples

    Analisis SWOT Usaha Kastengel saat Ramadhan/Lebaran
    1. Strengths (Kekuatan)
    - Kastengel adalah kue klasik yang selalu dicari saat Lebaran
    - Bisa dibuat dengan modal kecil namun harga jual tinggi
    - Variasi rasa atau topping bisa menambah daya tarik (keju coklat, keju almond)
    2. Weaknesses (Kelemahan)
    - Produk rentan hancur saat pengiriman
    - Persaingan tinggi dengan banyak produsen lain
    - Umur simpan terbatas, harus memperhatikan kualitas bahan dan pengemasan
    3. Opportunities (Peluang)
    - Tren hampers Lebaran sedang naik daun
    - Banyak orang memilih membeli daripada membuat sendiri
    - Bisa dikembangkan menjadi usaha tahunan, tidak hanya saat Lebaran
    4. Threats (Ancaman)
    - Harga bahan baku seperti keju bisa naik menjelang Lebaran
    - Kue lain seperti nastar atau putri salju bisa menjadi pesaing utama
    - Risiko pengiriman (kue rusak, keterlambatan) jika tidak dikelola dengan baik

    BalasHapus
  15. Sabina Ghasani A. W XII TKI 2/29
    Berikut adalah contoh perencanaan usaha takjil saat bulan puasa menggunakan metode 5W + 1H dan dilengkapi dengan analisis SWOT:


    Perencanaan Usaha Takjil (Metode 5W + 1H)

    1. What (Apa?)
    Usaha penjualan takjil berupa makanan dan minuman ringan untuk berbuka puasa, seperti kolak, es buah, gorengan, dan aneka kue basah.

    2. Why (Mengapa?)
    Permintaan akan makanan dan minuman berbuka puasa meningkat drastis saat Ramadan. Usaha takjil memiliki potensi keuntungan besar dengan modal relatif kecil.

    3. Who (Siapa?)
    Pelaku usaha: Individu atau kelompok UMKM.
    Target pasar: Masyarakat umum, terutama pekerja dan mahasiswa yang tidak sempat menyiapkan takjil sendiri.

    4. Where (Di mana?)
    Lokasi strategis dekat masjid, perkantoran, kampus, dan area pemukiman padat penduduk. Bisa juga dijalankan secara online melalui platform seperti WhatsApp, Instagram, atau marketplace.

    5. When (Kapan?)
    Selama bulan Ramadan, khususnya dari pukul 15.00–18.00 (waktu menjelang berbuka puasa).

    6. How (Bagaimana?)

    Menyusun menu harian yang bervariasi.

    Menentukan supplier bahan baku.

    Membuat branding sederhana (banner/spanduk/media sosial).

    Menjual melalui sistem pre-order dan penjualan langsung di tempat.

    Menentukan harga bersaing dan promo menarik (misal: beli 3 gratis 1).


    Analisis SWOT Usaha Takjil

    Strengths (Kekuatan):

    Modal kecil, keuntungan cepat.

    Produk sesuai kebutuhan masyarakat saat Ramadan.

    Fleksibel dan mudah dijalankan dari rumah.


    Weaknesses (Kelemahan):

    Musiman (hanya saat Ramadan).

    Risiko makanan basi atau tidak habis terjual.

    Persaingan tinggi di lokasi strategis.


    Opportunities (Peluang):

    Bisa dikembangkan menjadi usaha katering harian setelah Ramadan.

    Potensi repeat order dari pelanggan tetap.

    Bisa dijual secara online dan dikombinasikan dengan layanan delivery.


    Threats (Ancaman):

    Cuaca ekstrem bisa menurunkan minat beli.

    Kenaikan harga bahan pokok.

    Munculnya pesaing baru dengan harga lebih murah atau promosi lebih menarik.

    BalasHapus
  16. Nayla Nur Azaria 12 TKI 2/1610 April 2025 pukul 08.53

    NAYLA NUR AZARIA 12 TKI 2 / 16

    PRODUK: SALAD JELLY FRUIT BALL

    5W + 1H

    1. What (Apa?)
    Salad Jelly Fruit Ball adalah makanan penutup segar yang terbuat dari potongan buah-buahan segar, bola jelly warna-warni, dan sirup susu atau yoghurt. Disajikan dingin, cocok untuk takjil atau sajian saat Lebaran.

    2. Who (Siapa?)
    Target pasarnya adalah seluruh kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Cocok untuk konsumen yang mencari takjil sehat dan menyegarkan.

    3. When (Kapan?)
    Usaha ini cocok dikembangkan selama bulan Ramadan hingga hari Lebaran, terutama saat sore menjelang buka puasa dan pagi/sore di hari Lebaran.

    4. Where (Di mana?)
    Bisa dijual di depan rumah, di bazar Ramadan, pinggir jalan yang ramai, atau secara online via media sosial dan platform ojek online.

    5. Why (Mengapa?)
    Karena saat Ramadan, orang mencari makanan yang segar dan sehat untuk takjil. Salad Jelly Fruit Ball adalah pilihan praktis, menarik secara visual, dan menyehatkan.

    6. How (Bagaimana?)
    Modal awal digunakan untuk membeli buah segar, bahan jelly, wadah saji, serta alat penyimpanan dingin. Promosi dilakukan melalui media sosial dan dari mulut ke mulut. Penyajian bisa dalam cup plastik dengan harga terjangkau (Rp 10.000–15.000/cup).

    Analisis SWOT

    Strengths (Kekuatan):
    Segar dan sehat, cocok untuk berbuka puasa.
    Tampilan menarik dan menggugah selera.
    Mudah dibuat dan bahan mudah didapat.

    Weaknesses (Kelemahan):
    Daya tahan produk terbatas, harus segera dikonsumsi.
    Butuh tempat penyimpanan dingin untuk menjaga kesegaran.
    Musiman, penjualan tinggi hanya saat Ramadan dan Lebaran.

    Opportunities (Peluang):
    Banyak masyarakat mencari takjil sehat dan praktis.
    Bisa dikembangkan sebagai produk oleh-oleh atau parcel Lebaran.
    Potensi dijual secara online dengan sistem pre-order.

    Threats (Ancaman):
    Banyak pesaing yang menawarkan takjil sejenis.
    Harga buah bisa naik saat Ramadan.
    Cuaca yang tidak menentu bisa mempengaruhi daya tarik minuman dingin.

    BalasHapus
  17. Fatimatul Zahro XII TKI 2/0210 April 2025 pukul 09.07

    Usaha yang Bisa Dikembangkan di Bulan Ramadan/Lebaran:
    Es Pisang Ijo
    Penjelasan 5W + 1H
    1. What (Apa yang dijual?)
    Produk yang dijual adalah Es Pisang Ijo, yaitu makanan khas Makassar yang terbuat dari pisang raja matang yang dibungkus dengan adonan tepung berwarna hijau (adonan dari tepung beras, santan, dan pewarna alami daun pandan), lalu dikukus dan disajikan dengan sirup merah, susu kental manis, dan es serut. Es Pisang Ijo ini sangat cocok untuk takjil karena rasanya manis, segar, dan mengenyangkan.

    2. Why (Mengapa memilih usaha ini?)
    • Es Pisang Ijo termasuk takjil yang populer di bulan Ramadan.
    • Banyak orang mencari menu berbuka puasa yang manis dan menyegarkan.
    • Modal pembuatan relatif kecil, bahan-bahan mudah didapatkan.
    • Bisa dijual dengan harga terjangkau dan tetap untung besar.
    • Bisa dikreasikan dengan topping tambahan seperti keju parut, meses, atau kacang.

    3. Where (Di mana usahanya dilakukan?)
    • Dijual di depan rumah (buka lapak kecil di halaman rumah).
    • Dijual di stand/bazar pasar Ramadan.
    • Dijual online lewat WhatsApp, Instagram, ShopeeFood, atau GoFood dengan sistem pre-order.

    4. When (Kapan usaha dijalankan?)
    • Setiap hari selama bulan Ramadan.
    • Jam operasional mulai dari pukul 14.00 (setelah dzuhur) sampai menjelang waktu berbuka (sekitar jam 18.00).
    • Untuk sistem pre-order, bisa dibuka pesanan dari pagi dan diambil sore hari.

    5. Who (Siapa yang menjalankan usaha?)
    • Usaha ini bisa dijalankan oleh individu (perseorangan).
    • Bisa juga bersama keluarga atau teman untuk membagi tugas (misalnya ada yang buat, ada yang promosi, ada yang antar pesanan).

    6. How (Bagaimana cara menjalankannya?)
    Persiapan:
    Membeli bahan baku: pisang raja, tepung beras, santan, daun pandan, gula, sirup merah, es batu, susu kental manis.
    Produksi:
    Membuat adonan hijau, membungkus pisang, mengukusnya, lalu menyiapkan pelengkap seperti sirup dan es serut.
    Penjualan:
    Membuka lapak sederhana di rumah, menitipkan di warung, dan promosi lewat media sosial.
    Promosi:
    Membuat poster sederhana, upload ke WhatsApp Story, Instagram Story, dan grup WhatsApp RT/RW. Bisa juga menawarkan diskon untuk pembelian banyak.


    Analisis SWOT
    1. Strength (Kekuatan)
    -Menu populer untuk berbuka puasa.
    -Rasa manis dan segar, disukai semua usia
    -Modal kecil, bahan mudah didapat
    -Mudah dibuat dan tidak butuh alat khusus

    2. Weakness (Kelemahan)
    -Mudah basi kalau tidak disimpan di suhu dingin.
    -Harus cepat dijual dalam sehari (tidak tahan lama).
    -Ada banyak penjual takjil lain yang menjadi pesaing.

    3. Opportunity (Peluang)
    -Permintaan tinggi saat Ramadan.
    -Bisa inovasi menu: topping keju, coklat, kacang.
    -Bisa memperluas pasar lewat online delivery.

    4. Threat (Ancaman)
    -Cuaca hujan atau dingin bisa menurunkan minat beli es.
    -Harga bahan pokok seperti pisang dan santan bisa naik menjelang lebaran.
    -Persaingan ketat di pasar Ramadan.

    BalasHapus
  18. RANI AGUSTINA XII TKI 2/2210 April 2025 pukul 09.14

    Usaha yang bisa dikembangkan pada bulan Ramadhan/lebaran : Usaha jualan sayur matang

    Berikut oenjelasan dengan metode 5W+1H

    1. What (Apa?)

    Jualan sayur matang adalah usaha menjual makanan siap santap, seperti aneka lauk dan sayur untuk sahur dan buka puasa. Contohnya: sayur lodeh, ayam goreng, orek tempe, sambal, sop, dan tumisan.

    2. Who (Siapa?)

    Target pasar:
    • Ibu rumah tangga yang tidak sempat masak

    • Anak kos

    • Pekerja kantoran

    • Warga perumahan yang ingin makanan cepat saji untuk sahur/buka

    Pelaku usaha bisa:

    1. Individu

    2. UMKM rumahan

    3. Katering kecil

    3. When (Kapan?)
    Selama bulan Ramadhan, terutama:

    • Menjelang buka puasa (sekitar jam 3–6 sore)

    • Menjelang sahur (bisa jual frozen food atau pre-order sahur)

    4. Where (Di mana?)

    • Jualan dari rumah (dengan sistem pre-order/pick-up)

    • Titip jual di warung/toko

    • Buka lapak di pinggir jalan/tempat ramai

    • Jual via online delivery (WhatsApp, GoFood/GrabFood, Instagram)

    5. Why (Mengapa?)

    1. Banyak orang sibuk atau lelah berpuasa, jadi malas masak

    2. Praktis dan hemat waktu

    3. Bisa jadi pilihan hemat dibanding beli makanan resto

    4. Tingkat kebutuhan makanan meningkat saat Ramadhan

    6. How (Bagaimana?)

    • Siapkan menu harian atau mingguan

    • Bisa sistem pre-order atau ready stock

    • Jaga kualitas rasa & kebersihan

    • Pasarkan lewat media sosial, grup WA kompleks, atau tetangga sekitar

    • Bisa tambah layanan antar (delivery)

    Analisis SWOT untuk usaha jualan sayur matang saat Ramadhan:
    S (Strengths / Kekuatan)

    • Tingginya permintaan makanan siap saji saat Ramadhan, terutama untuk sahur dan berbuka.

    • Praktis dan hemat waktu bagi konsumen yang sibuk atau tidak sempat masak.

    • Menu bisa berubah-ubah setiap hari, membuat pelanggan tidak bosan.

    • Cocok dijual secara offline maupun online (pre-order, delivery).


    W (Weaknesses / Kelemahan)

    • Ketahanan makanan terbatas, cepat basi jika tidak segera dikonsumsi.

    • Persaingan tinggi dengan pedagang lain, khususnya menjelang buka puasa.

    • Butuh tenaga ekstra dan waktu panjang untuk masak banyak menu setiap hari.

    • Perlu menjaga kualitas rasa & konsistensi agar pelanggan tetap loyal.


    O (Opportunities / Peluang)

    • Bisa kerja sama dengan ojol/delivery service untuk jangkauan lebih luas.

    • Menyediakan paket sahur dan buka harian/berlangganan.

    • Bisa jualan frozen food atau menu siap goreng/saji untuk stok sahur.


    T (Threats / Ancaman)

    • Risiko makanan tidak habis terjual (kerugian).

    • Komplain pelanggan jika makanan basi, asin/kurang enak, atau pelayanan lambat.

    • Ketergantungan pada kondisi cuaca (jika jualan di luar ruangan).

    • Kemungkinan ada pesaing dengan harga lebih murah atau promosi lebih menarik.

    BalasHapus
  19. Usaha: Gorengan & Makanan Takjil Tradisional

    Analisis 5W + 1H

    1. What (Apa)?
    Menjual aneka gorengan dan makanan takjil tradisional yang biasa dikonsumsi saat berbuka puasa.


    2. Why (Mengapa)?
    Makanan takjil ini sudah jadi tradisi dan sangat dicari karena praktis, enak, dan murah. Rasanya juga cocok untuk semua kalangan, dari anak-anak sampai orang tua.


    3. Who (Siapa)?
    Target pasar: semua kalangan, terutama warga sekitar, pelajar, pekerja, dan pengguna jalan menjelang berbuka.


    4. When (Kapan)?
    Paling laris dijual antara pukul 15.00 – 18.30 selama bulan Ramadan.


    5. Where (Di mana)?
    Bisa dijual di depan rumah, pinggir jalan strategis, dekat masjid, atau titip di warung dan bazar Ramadan.


    6. How (Bagaimana)?

    -Produksi dari rumah setiap pagi/sore.

    -Jual langsung atau melalui sistem titip jual.

    -Kemasan kertas/kotak ramah lingkungan.

    -Promosi via grup WhatsApp, story IG/WA, dan spanduk kecil.

    -Bisa juga buat sistem paket takjil (misal: 3 gorengan + kolak).

    Analisis SWOT

    Strengths (Kekuatan):

    -Produk sangat familiar & disukai semua kalangan.

    -Modal kecil, margin cukup besar.

    -Bahan mudah didapat dan bisa dibuat sendiri.


    Weaknesses (Kelemahan):

    -Tidak tahan lama (harus dijual cepat).

    -Produk harus fresh agar tetap enak.

    Kurang eksklusif/terkesan "biasa" jika tidak dikemas menarik.


    Opportunities (Peluang):

    -Bisa berkembang jadi katering harian atau warung makan setelah Ramadan.

    -Potensi repeat order dari pelanggan tetap.

    -Dapat dikembangkan jadi brand makanan khas tradisional.


    Threats (Ancaman):

    -Persaingan tinggi, apalagi di daerah ramai.

    -Harga bahan naik menjelang Lebaran.

    -Cuaca atau kondisi jalan bisa menghambat penjualan offline.

    BalasHapus
  20. Naswa Zahro Z.A XII TKI 2/1310 April 2025 pukul 09.35

    *Metode 5W + 1H:*

    1. What (Apa): Produk yang dikembangkan adalah Paket Parcel Lebaran, yang berisi berbagai macam barang, seperti makanan, kue kering, buah-buahan, cokelat, sirup, dan barang-barang lain yang cocok untuk diberikan sebagai hadiah atau oleh-oleh Lebaran.

    BalasHapus
  21. Naswa Zahro Z.A XII TKI 2/1310 April 2025 pukul 09.43

    *Metode 5W + 1H:*
    1. What (Apa): Produk yang dikembangkan adalah Paket Parcel Lebaran, yang berisi berbagai macam barang, seperti makanan, kue kering, buah-buahan, cokelat, sirup, dan barang-barang lain yang cocok untuk diberikan sebagai hadiah atau oleh-oleh Lebaran. Paket ini bisa disesuaikan dengan preferensi konsumen, misalnya paket mewah, paket sederhana, atau paket yang lebih personal.

    2. Why (Mengapa): Memberikan parcel adalah tradisi yang sudah ada di Indonesia, dan menjadi simbol kebersamaan dan saling berbagi saat Lebaran. Banyak orang mencari parcel sebagai hadiah untuk keluarga, teman, dan kolega. Oleh karena itu, usaha ini bisa sangat menguntungkan, mengingat tingginya permintaan selama Lebaran.

    3. Who (Siapa): Target pasar utama adalah individu yang ingin memberikan hadiah Lebaran kepada keluarga, teman, atau kolega, serta perusahaan yang mencari bingkisan untuk karyawan atau klien mereka. Usaha ini juga bisa menarik bagi konsumen yang mencari hadiah praktis dan menarik.

    4. Where (Di mana): Produk ini bisa dijual secara offline melalui toko atau kios di tempat yang ramai pengunjung, seperti pusat perbelanjaan, pasar, atau pasar Ramadhan. Selain itu, penjualan online melalui platform e-commerce atau media sosial juga bisa menjadi saluran utama, mempermudah konsumen untuk memesan dari rumah.

    5. When (Kapan): Produk ini paling banyak diminati menjelang Lebaran, terutama di minggu terakhir Ramadhan, ketika banyak orang mulai mempersiapkan hadiah Lebaran dan mencari parcel untuk diberikan. Namun, bisa juga menyediakan pemesanan lebih awal atau pre-order untuk mengantisipasi lonjakan permintaan.

    6. How (Bagaimana) :
    • Penyediaan Produk : Menyediakan beberapa jenis paket parcel dengan berbagai isi, seperti paket kue kering, paket makanan khas Lebaran (seperti rendang atau ketupat), atau paket dengan barang-barang premium seperti buah-buahan segar, cokelat, dan teh. Pastikan kualitas produk yang dikemas dalam parcel tetap terjaga.
    • Penjualan Online dan Offline : Parcel Lebaran bisa dipasarkan melalui platform e-commerce atau media sosial untuk menjangkau konsumen lebih luas. Penggunaan sistem pre- order juga bisa membantu untuk mempersiapkan stok lebih awal dan memastikan kualitas pengiriman.
    • Pemasaran : Gunakan foto menarik dan deskripsi produk yang jelas di media sosial dan platform jual beli. Penawaran khusus seperti diskon bundle atau pengiriman gratis bisa menarik minat konsumen. Selain itu, bisa juga melakukan promosi melalui influencer atau rekomendasi dari pelanggan sebelumnya.
    • Kemasan : Pastikan kemasan parcel Lebaran menarik dan sesuai dengan tema Lebaran. Kemasan yang rapi dan estetik dapat meningkatkan daya tarik parcel, sehingga menjadi pilihan utama bagi konsumen yang ingin memberikan hadiah yang berkesan.

    *Analisis SWOT :*
    1. Strengths (Kekuatan) :
    • Permintaan yang Stabil : Parcel Lebaran adalah produk yang selalu dibutuhkan saat Lebaran. Tradisi memberikan hadiah dan parcel membuat usaha ini memiliki pasar yang besar.
    • Mudah Dikustomisasi : Parcel Lebaran bisa dikustomisasi sesuai dengan anggaran atau kebutuhan konsumen, mulai dari paket sederhana hingga paket premium dengan berbagai pilihan produk.
    • Mudah Disalurkan : Bisa dipasarkan baik secara offline di tempat-tempat ramai maupun online untuk menjangkau lebih banyak konsumen dari berbagai daerah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. 2. Weaknesses (Kelemahan)
      • Ketergantungan pada Musiman : Permintaan parcel Lebaran sangat bergantung pada bulan Ramadhan dan Lebaran. Setelah Lebaran, permintaan akan menurun drastis.
      • Persaingan yang Ketat : Banyaknya usaha yang menyediakan parcel Lebaran dengan berbagai variasi bisa meningkatkan tingkat persaingan dan menekan harga jual.
      • Pengelolaan Stok: Pengelolaan stok parcel harus dilakukan dengan hati- hati, mengingat barang-barang di dalam parcel bisa memiliki tanggal kedaluwarsa atau rentan rusak.

      3. Opportunities (Peluang) :
      • Penjualan Online : Dengan semakin banyak orang berbelanja online, usaha ini bisa berkembang pesat jika dijual melalui platform e-commerce atau media sosial. Menyediakan pengiriman gratis atau promosi khusus bisa menjadi nilai tambah.
      • Inovasi Produk : Menawarkan paket parcel dengan tema khusus, seperti parcel ramah lingkungan, parcel sehat, atau parcel premium untuk konsumen yang lebih memilih barang-barang berkualitas tinggi.
      • Bekerja Sama dengan Perusahaan : Menyediakan layanan pengadaan parcel Lebaran untuk perusahaan yang ingin memberikan bingkisan kepada karyawan atau klien mereka.
      • Custom Parcel: Memberikan layanan kustomisasi untuk parcel, misalnya dengan menambahkan nama penerima atau memilihkan produk tertentu sesuai dengan preferensi penerima.

      4. Threats (Ancaman):
      • Fluktuasi Harga Bahan Baku: Kenaikan harga bahan baku seperti buah, cokelat, dan barang-barang lainnya bisa mempengaruhi harga jual parcel dan mengurangi margin keuntungan.
      • Persaingan Harga: Persaingan harga yang ketat dengan kompetitor lain yang menawarkan produk serupa bisa mempengaruhi penjualan dan profitabilitas.
      • Kualitas Kemasan: Pengiriman parcel yang tidak rapi atau rusak dapat merusak reputasi usaha, sehingga harus memastikan pengemasan yang baik agar produk tetap aman sampai ke konsumen

      Hapus
  22. Sheryl Nailah K 12 TKI 2/3310 April 2025 pukul 09.50



    Usaha: Martabak Mini

    Analisis 5W + 1H:

    1. What (Apa?)
    Usaha penjualan martabak mini, yaitu jajanan manis yang disukai banyak orang, terutama saat berbuka puasa.


    2. Why (Mengapa?)
    Karena martabak mini mudah dibuat, memiliki rasa yang digemari, dan bisa dijual dengan harga terjangkau. Cocok untuk usaha musiman selama Ramadan.


    3. Where (Di mana?)
    Bisa dijual di depan rumah, di pinggir jalan strategis, di sekitar masjid saat menjelang buka puasa, atau lewat pre-order online.


    4. When (Kapan?)
    Usaha dilakukan selama bulan Ramadan, terutama dari sore hari hingga waktu berbuka puasa.


    5. Who (Siapa?)
    Pelaku usaha bisa dari kalangan pelajar, ibu rumah tangga, atau siapa saja yang ingin menambah penghasilan di bulan Ramadan.


    6. How (Bagaimana?)
    Dengan membuat martabak mini menggunakan bahan-bahan sederhana seperti tepung, telur, gula, dan topping (meses, keju, coklat), lalu dipasarkan lewat media sosial dan dijual langsung.

    Analisis SWOT:

    Strengths (Kekuatan):

    • Modal kecil
    • Bahan mudah didapat
    • Banyak disukai anak-anak hingga orang dewasa
    • Bisa dibuat dalam berbagai varian rasa

    Weaknesses (Kelemahan):

    • Daya tahan produk terbatas (tidak tahan lama)
    • Persaingan tinggi dengan pedagang takjil lain

    Opportunities (Peluang):

    • Permintaan tinggi saat Ramadan
    • Bisa dikembangkan jadi usaha tetap (tidak hanya musiman)
    • Bisa merambah ke penjualan online/pre-order

    Threats (Ancaman):

    • Cuaca buruk bisa memengaruhi penjualan
    • Kenaikan harga bahan pokok
    • Munculnya banyak pesaing dengan harga lebih murah

    BalasHapus
  23. OCTAVIA AYU RAMADHANI 12TKI2/18
    Berikut contoh jawaban tugas "Analisis Peluang Usaha di Bulan Ramadhan atau Lebaran" menggunakan metode 5W+1H dan analisis SWOT:
    ---
    Usaha yang dikembangkan: Es Pisang Ijo
    Metode 5W+1H:
    •1. What (Apa?)
    Usaha berjualan Es Pisang Ijo, takjil yang menyegarkan dan populer saat berbuka puasa.
    •2. Why (Mengapa?)
    Karena Es Pisang Ijo sangat diminati saat bulan Ramadan, rasanya manis dan segar, cocok untuk berbuka.
    •3. Who (Siapa?)
    Usaha ini bisa dijalankan oleh pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga, atau siapa saja yang ingin menambah penghasilan.
    •4. Where (Di mana?)
    Bisa dijual di depan rumah, pinggir jalan, dekat masjid, pasar takjil, atau secara online via media sosial.
    •5. When (Kapan?)
    Selama bulan Ramadan, khususnya sore hari menjelang buka puasa.
    •6. How (Bagaimana?)
    Membuat Es Pisang Ijo dalam jumlah banyak, dikemas menarik, lalu dijual langsung atau diantar ke pembeli.
    ---
    ~Analisis SWOT:

    •Strength (Kekuatan):
    Bahan mudah didapat, cara pembuatan mudah, digemari banyak orang.
    •Weakness (Kelemahan):
    Tidak tahan lama, harus disimpan di tempat dingin agar tetap segar.
    •Opportunity (Peluang):
    Banyak orang mencari menu takjil yang unik dan menyegarkan, bisa dijual online.
    •Threat (Ancaman):
    Banyak pesaing yang menjual takjil serupa, harga bahan pokok bisa naik.

    BalasHapus
  24. Usaha: Es Teler Segar Kekinian

    Metode 5W + 1H

    What (Apa?)
    Usaha menjual Es Teler segar dengan isian lengkap seperti alpukat, kelapa muda, nangka, cincau, dan tambahan sirup manis serta susu kental manis untuk memberikan rasa yang nikmat dan menyegarkan.

    Why (Mengapa?)
    Karena minuman segar seperti Es Teler sangat diminati, terutama saat cuaca panas dan bulan Ramadan untuk berbuka puasa. Kombinasi buah segar dan es yang dingin memberikan kesegaran dan rasa manis yang memuaskan dahaga setelah berpuasa.

    Who (Siapa?)
    Target pasarnya adalah masyarakat umum, terutama anak muda, pekerja, ibu rumah tangga, serta para pemburu takjil menjelang buka puasa.

    When (Kapan?)
    Waktu penjualan yang paling efektif adalah selama bulan Ramadan hingga Syawal, terutama pada sore hari menjelang buka puasa, sekitar pukul 15.00 sampai 18.00. Di luar bulan Ramadan, bisa dijual setiap hari terutama di siang hari ketika cuaca panas.

    Where (Dimana?)
    Usaha ini bisa dilakukan di lokasi strategis seperti dekat masjid, di pinggir jalan yang ramai, di pasar sore Ramadan, atau melalui sistem pre-order dan layanan pesan antar secara online.

    How (Bagaimana?)
    Modal yang diperlukan digunakan untuk membeli bahan baku segar seperti buah-buahan, es batu, susu, dan peralatan sederhana. Promosi bisa dilakukan lewat media sosial, memberikan diskon pembelian dalam jumlah banyak, atau dengan kemasan menarik agar pembeli tertarik. Penting juga untuk menjaga kebersihan bahan dan penyajian supaya pembeli merasa aman dan puas.



    ---

    Analisis SWOT

    Strength (Kekuatan)
    Harga yang terjangkau dan rasa yang segar serta manis membuat Es Teler menjadi pilihan favorit untuk berbuka puasa atau saat cuaca panas. Penyajiannya yang menarik dengan isian yang beragam juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pembeli.

    Weakness (Kelemahan)
    Ketergantungan pada bahan baku segar, sehingga jika pasokan bahan seperti alpukat atau kelapa muda terganggu, bisa mempengaruhi produksi. Selain itu, usaha minuman segar juga menghadapi banyak pesaing di pasar.

    Opportunity (Peluang)
    Permintaan tinggi saat Ramadan dan musim panas, serta tren masyarakat yang gemar mencoba minuman segar kekinian. Dengan inovasi tambahan topping atau kemasan menarik, usaha ini bisa menjangkau lebih banyak konsumen.

    Threat (Ancaman)
    Cuaca yang tidak menentu seperti hujan bisa mengurangi minat pembeli. Selain itu, persaingan dengan minuman segar lainnya seperti es buah atau es campur juga menjadi tantangan yang harus dihadapi.

    BalasHapus
  25. Raya Putraku Ramadhani XII TKI 2/2410 April 2025 pukul 19.05

    Usaha Pisang Coklat
    Analisis dengan Metode 5W + 1H
    1. What (Apa)?
    Usaha pisang coklat merupakan bisnis makanan ringan berbahan dasar pisang yang dibalut kulit lumpia dan diberi isian coklat, kemudian digoreng hingga renyah.
    2. Why (Mengapa)?
    • Pisang coklat adalah camilan populer di Indonesia, terutama di bulan Ramadhan.
    • Bisa dikembangkan dengan berbagai variasi rasa (keju, kacang, stroberi, dll.).
    • Modal usaha relatif kecil dengan keuntungan yang menjanjikan.
    3. Who (Siapa)?
    Target pasar utama adalah keluarga, anak-anak, pekerja kantoran, dan mahasiswa yang mencari camilan berbuka puasa.
    4. Where (Di mana)?
    Dijual langsung di tempat strategis seperti depan rumah, dekat masjid, atau area sekitar jalanan.
    5. When (Kapan)?
    Waktu penjualan terbaik adalah sore hari menjelang berbuka
    6. How (Bagaimana)?
    • Menyiapkan bahan baku berkualitas (pisang matang, coklat leleh, kulit lumpia).
    • Memasarkan produk melalui media sosial dengan foto menarik dan promo spesial Ramadhan.

    Analisis SWOT Usaha Pisang Coklat

    1. Strengths (Kelebihan):
    • Bahan baku mudah didapat dan murah.
    • Proses produksi sederhana dan tidak memerlukan alat mahal.
    • Produk memiliki daya tarik universal, bisa dinikmati semua kalangan.
    • Bisa dikembangkan dengan berbagai varian rasa dan kemasan.
    2. Weaknesses (Kelemahan):
    • Produk siap makan tidak tahan lama, harus segera dikonsumsi.
    • Persaingan cukup tinggi dengan usaha makanan ringan lainnya.
    • Membutuhkan strategi pemasaran agar dikenal luas.
    3. Opportunities (Peluang):
    • Momen Ramadhan dan Lebaran meningkatkan permintaan camilan manis.
    • Bisa dijual dalam bentuk frozen untuk memperluas pasar.
    • Potensi pengembangan ke bisnis waralaba atau kemitraan.
    4. Threats (Ancaman):
    • Fluktuasi harga bahan baku seperti pisang dan coklat.
    • Munculnya pesaing dengan inovasi lebih menarik.
    • Perubahan selera konsumen yang bisa berdampak pada permintaan produk.

    BalasHapus
  26. Nama Usaha: Jualan Dessert Box Kurma Premium

    1. Metode 5W + 1H

    What (Apa): Menjual dessert box berbahan dasar kurma, seperti tiramisu kurma, puding kurma susu, atau brownies kurma.

    Why (Mengapa): Kurma identik dengan bulan Ramadan, namun masih jarang dikreasikan menjadi dessert kekinian. Cocok untuk berbuka puasa, praktis, dan menarik untuk anak muda maupun keluarga.

    Where (Di mana): Bisa dijual secara online (Instagram, WhatsApp, Shopee) dan menitipkan di toko kue atau bazar takjil.

    When (Kapan): Mulai dijalankan H-1 bulan Ramadan sampai H+7 Lebaran.

    Who (Siapa): Target pasarnya adalah ibu rumah tangga, pekerja kantoran, anak muda, dan pelaku diet sehat yang ingin berbuka dengan manis tapi tetap bergizi.

    How (Bagaimana): Modal awal digunakan untuk membeli bahan berkualitas dan kemasan menarik. Promosi dilakukan lewat media sosial, kolaborasi dengan influencer lokal, dan diskon paket hampers Lebaran.

    2. Analisis SWOT

    Strengths (Kekuatan):

    Produk unik dan kekinian.

    Menggunakan bahan sehat (kurma) yang disukai saat Ramadan.

    Tampilan menarik dan cocok dijadikan hampers.


    Weaknesses (Kelemahan):

    Perlu pendingin agar tahan lama.

    Kurangnya kesadaran pasar terhadap dessert berbasis kurma.


    Opportunities (Peluang):

    Minat terhadap produk sehat dan unik terus meningkat.

    Ramadan dan Lebaran adalah momen spesial yang cocok untuk kado dan berbagi.


    Threats (Ancaman):

    Kompetitor dari dessert box lain yang sudah punya pelanggan tetap.

    Harga kurma yang bisa naik saat Ramadhan

    Nama: Muhammad Akmal Attallah
    Kelas: 12 TKI 2
    No. Absen: 08

    BalasHapus
  27. Usaha: Hampers Lebaran Kekinian (isi kue kering, minuman, dan produk lokal estetik)

    Metode 5W + 1H

    1. What (Apa?)
    Usaha pembuatan dan penjualan hampers Lebaran berisi kue kering, minuman tradisional modern (seperti sirup rosella, kopi gula aren), dan produk lokal khas (misalnya lilin aromaterapi atau sabun handmade). Desain kemasannya dibuat estetik, menarik untuk hadiah dan media sosial.


    2. Who (Siapa?)
    Target pasar adalah anak muda, keluarga muda, karyawan kantoran, dan pebisnis yang ingin memberi bingkisan Lebaran kepada rekan kerja, keluarga, atau pelanggan.


    3. When (Kapan?)
    Mulai dari minggu kedua Ramadan hingga H-3 Lebaran, karena saat itulah banyak orang mulai sibuk mencari bingkisan untuk dikirimkan ke kerabat atau relasi.


    4. Where (Di mana?)
    Penjualan bisa dilakukan secara online melalui Instagram, WhatsApp, dan marketplace (Shopee, Tokopedia), dengan sistem pre-order dan pengiriman ke seluruh Indonesia.


    5. Why (Mengapa?)
    Karena budaya saling memberi bingkisan saat Lebaran sangat kuat di Indonesia. Tren hampers juga terus berkembang, terutama yang dikemas estetik dan praktis dikirimkan.


    6. How (Bagaimana?)

    Menyiapkan paket dengan beberapa varian isi dan harga (misal: basic, premium, dan custom). Kerjasama dengan UMKM lokal untuk isi produk. Promosi melalui konten Instagram Reels/TikTok yang estetik. Sistem pre-order untuk efisiensi produksi.


    Analisis SWOT

    Strengths (Kekuatan):

    Produk kekinian dengan tampilan menarik, Bisa dijual secara online tanpa perlu toko fisik, Menjawab kebutuhan masyarakat saat Lebaran


    Weaknesses (Kelemahan):

    Musiman (tinggi hanya saat Ramadan dan Lebaran), Ketergantungan pada kemasan dan logistik (pengiriman harus aman dan tepat waktu)


    Opportunities (Peluang):

    Bisa dikembangkan jadi hampers untuk momen lain (Natal, Imlek, ulang tahun), Potensi kerjasama dengan UMKM lokal dan influencer


    Threats (Ancaman):

    Banyak pesaing di pasar hampers, Risiko keterlambatan pengiriman saat peak season

    BalasHapus
  28. Nabila Juharil Inayah/10 - XI TKI 215 April 2025 pukul 19.49

    Analisis 5W + 1H Usaha Kolak

    1. What (Apa): Usaha menjual Kolak, yaitu hidangan penutup tradisional Indonesia yang manis dan berbasis santan, dengan berbagai varian isian seperti pisang, ubi, labu, dan lain-lain.

    2. Why (Mengapa):
    - Kolak merupakan salah satu hidangan takjil yang sangat populer dan dicari selama bulan Ramadan untuk berbuka puasa.
    - Rasanya yang manis dan gurih dari santan sangat disukai oleh banyak orang.
    - Permintaan yang tinggi selama Ramadan dan Syawal dapat menghasilkan keuntungan yang signifikan.
    - Proses pembuatan kolak relatif mudah dan bahan-bahannya mudah didapatkan.

    3. Who (Siapa): Target pasar utama adalah masyarakat umum, terutama umat Muslim yang menjalankan ibadah puasa, keluarga, individu yang mencari takjil praktis, serta orang-orang yang ingin menikmati hidangan kolak tradisional.

    4. Where (Di Mana): Lokasi penjualan yang strategis sangat penting, seperti:
    - Pinggir jalan atau area ramai menjelang waktu berbuka puasa.
    - Dekat masjid atau tempat ibadah.
    - Pasar Ramadan atau bazar takjil.
    - Perumahan atau area perkantoran.
    - Penjualan secara daring (online) melalui media sosial atau platform pesan antar makanan.

    5. When (Kapan): Waktu penjualan yang paling efektif adalah menjelang waktu berbuka puasa selama bulan Ramadan dan juga selama perayaan Idul Fitri (Syawal) sebagai hidangan pelengkap.

    6. How (Bagaimana):
    - Produksi: Membuat kolak dengan rasa yang nikmat dan berbagai macam isian untuk menarik minat konsumen. Menjaga kualitas bahan baku dan kebersihan proses pembuatan.
    - Pemasaran: Promosi melalui media sosial (Instagram, Facebook, WhatsApp). Membuat spanduk atau banner yang menarik. Menawarkan harga yang kompetitif. Memberikan promo khusus (misalnya, beli tiga gratis satu). Bekerja sama dengan platform pesan antar makanan.
    - Penjualan: Melayani pelanggan dengan ramah dan cepat. Mengemas kolak dengan baik agar mudah dibawa dan menarik. Menerima pembayaran tunai dan non-tunai (jika memungkinkan).

    Analisis SWOT Usaha Kolak

    1. Strengths (Kekuatan):
    - Kolak adalah hidangan takjil yang sangat dikenal dan digemari selama Ramadan.
    - Pasar yang besar dan spesifik, yaitu orang yang berpuasa dan mencari takjil.
    - Permintaan yang meningkat secara signifikan selama bulan Ramadan dan Syawal.
    - Proses pembuatan yang relatif sederhana dan bahan baku mudah didapatkan.
    - Dapat dikembangkan dengan rasa yang khas manis-gurih dan berbagai varian isian untuk menarik lebih banyak konsumen.

    2. Weaknesses (Kelemahan):
    - Penjualan sangat bergantung pada bulan Ramadan dan Syawal. Penjualan di luar musim ini cenderung menurun drastis.
    - Banyak penjual kolak dadakan muncul selama bulan Ramadan.
    - Waktu penjualan efektif hanya beberapa jam menjelang berbuka puasa.
    - Resep kolak relatif sederhana dan mudah ditiru oleh pesaing.
    - Kolak umumnya tidak tahan lama dan harus segera dikonsumsi.

    3. Opportunities (Peluang):
    - Memanfaatkan platform media sosial dan pesan antar makanan untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
    - Mengembangkan varian kolak yang lebih modern atau unik (misalnya, dengan tambahan topping kekinian).
    - Bekerjasama dengan pedagang makanan lain atau komunitas untuk memperluas jangkauan.
    - Menawarkan paket kolak dengan minuman atau makanan lain sebagai menu berbuka puasa yang lengkap.

    4. Threats (Ancaman):
    - Banyaknya penjual musiman yang menawarkan produk serupa.
    - Perubahan tren makanan dan minuman yang dapat mengurangi minat pada kolak tradisional.
    - Fluktuasi harga bahan baku seperti santan, pisang dan ubi-ubian dapat mempengaruhi biaya produksi.
    - Cuaca buruk dapat mempengaruhi minat pembeli untuk keluar rumah membeli takjil.

    Nama: Nabila Juharil Inayah
    Kelas: XI TKI 2
    Absen: 10

    BalasHapus
  29. Shivany Chalingga XI-TKI 2/2715 April 2025 pukul 20.26

    Analisis 5W+1H usaha lumpia

    1.What (Apa) :
    usaha menjual lumpia dengan isian sayur, ayam, atau rebung. Disajikan hangat sebagai camilan gurih untuk takjil Ramadhan atau sebagai hidangan saat Lebaran.

    2.Why (Mengapa) :

    -Camilan praktis & mengenyangkan, disukai oleh semua kalangan

    -Bisa disiapkan dalam jumlah besar dengan bahan bahannya yang mudah didapatkan

    -Bisa dijual matang atau versi frozen (beku)

    3.When (Kapan) : Cocok dijual mulai dari awal Ramadhan sampai menjelang Lebaran. Paling laku dijual sekitar pukul 15.00–18.00 saat orang mencari takjil untuk berbuka puasa. Versi frozen, bisa ditawarkan seminggu menjelang Lebaran.

    4.Where (Di mana) : Bisa dijual Dari rumah (dengan sistem preorder atau pesan antar), Di pinggir jalan atau depan rumah (gerobak / meja kecil), Bazar takjil Ramadhan, dan Online melalui WhatsApp, Instagram, atau marketplace lokal.

    5.Who (Siapa) :
    Pelaku usaha: ibu rumah tangga, remaja, mahasiswa, siapa saja.
    Target pasar: tetangga, pekerja kantoran, pemburu takjil, keluarga muda, remaja dan pengguna sosial media lokal.

    6.How (Bagaimana) :
    Produksi: dibuat dengan berbagai macam isian (sayur, ayam, rebung dll), goreng, lalu lumpia dibungkus, dan disajikan hangat

    Pemasaran: buat foto menarik, testimoni pelanggan, tawarkan paket hemat, dan gunakan jasa antar

    Inovasi: sediakan varian pedas, keju, atau versi frozen untuk disimpan di kulkas.

    Analisis SWOT :
    Strengths (Kekuatan) :
    - Modal kecil & bisa dimulai dari dapur rumah
    - Bisa dijual matang atau frozen
    - Mudah dikreasikan (varian isian) dan bahan bahannya mudah didapatkan

    Weaknesses(Kelemahan) :
    - Tidak tahan lama jika tidak difrozen
    - Butuh stok kulit lumpia segar
    - Rentan overproduksi kalau tidak atur sistem preorder

    Opportunities (Peluang)
    - dapat masuk pasar hampers Lebaran (isi snack goreng)
    - dapat masuk bisnis frozen food lokal
    - Banyak peluang reseller dan dropshipper

    Threats (Ancaman)
    - Harga minyak goreng naik saat Ramadhan
    - Kompetitor di sekitar banyak (persaingan harga)
    - Cuaca hujan bisa mengganggu penjualan outdoor

    BalasHapus
  30. MEISYA APRILIANI WULANDARI 11TKI 2/04

    Usaha yang Bisa Dikembangkan: Usaha Hampers Lebaran Kekinian dan Personal

    1. Metode 5W + 1H

    - What (Apa) ?
    Usaha yang dikembangkan adalah Hampers Lebaran Kekinian, yaitu paket hadiah yang dikemas secara estetik dan menarik, biasanya berisi kue kering, makanan ringan, minuman, perlengkapan ibadah, bahkan produk kecantikan atau kebutuhan rumah tangga. Hampers ini diberikan sebagai bentuk silaturahmi, ucapan terima kasih, atau hadiah kepada keluarga, sahabat, dan kolega.

    - Why (Mengapa) ?
    Karena tradisi berbagi dan memberi hadiah saat Lebaran merupakan budaya yang sangat melekat di masyarakat Indonesia. Di bulan Ramadan, biasanya masyarakat lebih konsumtif karena adanya Tunjangan Hari Raya (THR), sehingga daya beli pun meningkat.

    - Who (Siapa) ?
    Target pasar usaha ini cukup luas, mulai dari:
    1. Karyawan kantoran yang ingin memberikan hampers kepada rekan kerja atau atasan.
    2. Perusahaan yang ingin mengirim hampers ke klien atau mitra bisnis.
    3. Individu yang ingin mengirim hampers ke keluarga atau sahabat.

    - When (Kapan) ?
    Waktu terbaik menjalankan usaha ini adalah:
    1. 2–3 minggu sebelum Ramadan, untuk promosi dan pengenalan produk.
    2. Saat bulan Ramadan, terutama minggu ke-2 hingga minggu terakhir, karena ini adalah puncak minat beli masyarakat menjelang Lebaran.

    - Where (Di mana) ?
    Usaha ini dapat dilakukan dari rumah atau skala rumahan (home industry), dan tidak membutuhkan tempat fisik (offline store). Penjualan dilakukan secara online melalui:
    1. Media sosial (Instagram, TikTok, Facebook).
    2. Marketplace (Shopee, Tokopedia).
    3. Aplikasi pesan antar (GoSend, GrabExpress, J&T, dll).

    - How (Bagaimana) ?
    Langkah-langkah menjalankan usaha ini:
    1. Tentukan konsep hampers (minimalis, mewah, islami, lucu, eco-friendly, dll).
    2. Siapkan beberapa varian isi dan tema untuk memudahkan konsumen memilih.
    3. Beli bahan baku (isi hampers dan perlengkapan kemasan) dari pemasok lokal.
    4. Buat katalog digital dan unggah ke media sosial dengan foto-foto menarik.
    5. Lakukan promosi lewat konten kreatif, endorsement, giveaway, dan diskon khusus.
    6. Gunakan sistem pre-order untuk meminimalisir risiko stok berlebih.
    7. Pastikan pengemasan rapi dan aman untuk pengiriman jarak jauh.

    2. Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats)

    - Strengths (Kekuatan):
    Produk relevan dengan momen Lebaran. Memberi hampers sudah menjadi tradisi, sehingga pasti ada permintaan pasar.
    1. Tampilan menarik dan bisa dipersonalisasi. Orang senang membeli produk yang bisa disesuaikan dengan keinginan dan tampak eksklusif.
    2. Bisa dijalankan dari rumah. Tidak memerlukan tempat usaha besar atau toko fisik.


    - Weaknesses (Kelemahan):
    1. Musiman : Usaha ini hanya ramai saat Ramadan dan Lebaran, setelah itu permintaan akan menurun drastis.
    2. Butuh modal awal : Untuk membeli stok, kemasan, dan promosi awal.
    3. Persaingan tinggi : Karena banyak pelaku usaha lain yang menjual hampers juga, harus punya ciri khas untuk menonjol.

    - Opportunities (Peluang):
    1. Gaya hidup berbagi semakin meningkat. Apalagi di era digital, orang suka mengabadikan dan memamerkan hampers yang mereka terima di media sosial.
    2. Dukungan teknologi, platform online sangat membantu pemasaran dan transaksi.


    - Threats (Ancaman):
    1. Perubahan tren : Konsumen mudah bosan, sehingga harus terus berinovasi dalam kemasan dan isi hampers.
    2. Masalah pengiriman : Saat menjelang lebaran, ekspedisi sering overload,

    BalasHapus