Jumat, 31 Mei 2024

Seleksi PKL ke Jepang





Jumlah calon peserta yang mendaftarkan diri :

1. Adek irma suryani kI 1

2. Bunga novarianti kI 1

3. Anggun Ramadani KI 1

4. Dian Ayu Marisa KI 1

5. Amanda putra

6. Hefy pramustika ki2

7. Dandi Dwi Susanto KI 1

8. Fabian Adi Nugroho 11 Ki 2

9. Didik Aril P. ki1

10. Alfredo Dwiky. S Ki 1

11. Muhammad Riszki Akbar 11 KI 2

12. Dinar Wahyu Pembayun 11 KI 2

13. Diva Surya Pratama Putra 11 KI 2

14. Bayu Asmoro Fahrizal Kurniawan KI 1

15. Bilqist Imamatussyava 11 KI 1

16. Agustin niswatul laili 11 ki 1

17. Aulia Putri Sabrina 11 ki 1

18. Ana iy nabati m 11 ki 1

19. Deanti Mariatul Trista

20. Khusna Amelia Putri 11 ki 2

21. Diki febriansyah

22. Mohammad Ibnu Nasaruddin Umar 11 KI 2

23. Muhammad Davit Putra Fernanda 11 ki 2

24. Haifa fauziah 11 ki2

25. Elsa alvina 11 ki2

26. juwita dwi p 11 ki2

27. Septiani Aulia Tasya 11 Ki 3

28. Shafira Az Zahra Firdausi 11 Ki 3

29. Seven Alleks Sander Antonio 11 Ki 3

30. M.kevin putra.A 11ki 2

31. Juniar Tri Achmad danu 11 ki 2

32. M. Andi Al Auzi 11 ki 2

33. Muhammad Eka.s 11 ki 2

34. Muhammad Dovi A 11 ki 2

35. Eka Putri Rahayu 11 Ki 2

36. Julia Safitri 11 Ki 2

37. Rachmad Maulana Widhianto 11 Ki 3

38. Wahyu Hidayat 11 Ki 3

39. Reza Favian Alfarizki 11 Ki 3

40. Muhammad Iffan Dedik Febrianto ki2

41. Yasmin Aulia 11 KI 3


Zoom LPK dan SO 

Rabu, 5 Juni 2024

SMKN 1 Mojoanyar 

SMKN 1 Jetis

SMKN 1 Sooko 

SMKN 1 Kemlagi 

SMKN 1 Mojokerto 

SMK Asy-Syarif Mitra Industri 

SMKS Raden Rahmat 


Hasil materi :

  1. Perusahaan Horenso Indonesia 
  2. Materi bahasa  dikejar hingga level N5
  3. Waktu pelatihan sampai Oktober  (4 bulan)
  4. Setelah pelatihan ada seleksi bagi yang betul-betul ingin ke Jepang 
  5. Setelah seleksi dilanjutkan training 
  6. Biaya pelatihan program 1 tahun 25juta
  7. Biaya pelatihan program 3 tahun 30juta
  8. Pelatihan bahasa, budaya, softskill, seragam, 10juta/orang

Sabtu, 25 Mei 2024

Mengukur Kelembaban


https://youtu.be/Rwzx7QorABY?si=DmA9j3k14ob0O7bL

Mengukur kelembaban dry bulb dan wet bulb dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut thermohygrometer. 

Thermohygrometer ini memiliki dua thermometer, yaitu dry bulb dan wet bulb. Dry bulb terdiri dari sumbu kapas kering, sedangkan wet bulb terdiri dari sumbu kapas basah yang terendam air.

Kelembaban udara ditentukan dengan perbedaan temperatur pada dry bulb dan wet bulb. Jangkauan suhu pada thermohygrometer adalah -40°C hingga 70°C dengan jangkauan kelembaban 20%RH hingga 90%RH.

Dalam penggunaan thermohygrometer, dry bulb dikondisikan dalam keadaan kering, sedangkan wet bulb dikondisikan dalam keadaan basah dengan merendamnya dalam air. 

Prinsip kerja thermohygrometer bergantung pada peristiwa penguapan dingin. Penguapan air dari permukaan wet bulb akan mengikat panas yang menyebabkan suhu pada permukaan menurun. Akibat penurunan suhu ini akan menyebabkan suhu pada wet bulb lebih rendah dari suhu dry bulb.

Perbedaan antara dry bulb temperature dan wet bulb temperature mencerminkan fokus mereka masing-masing pada suhu udara aktual dan dampak pendinginan evaporatif. Keduanya adalah parameter penting dalam memahami kondisi lingkungan udara dan dampaknya pada manusia dan sistem.


Bahan Olahan


Bahan olahan pangan setengah jadi adalah bahan makanan yang telah diolah dengan cara pengawetan, baik secara kimia atau mikrobiologi, menjadi berbagai olahan pangan setengah jadi. Contoh olahan pangan setengah jadi dari hasil perikanan termasuk baso ikan, dendeng cumi, dan terasi udang. Selain dari perikanan, jenis olahan pangan setengah jadi juga berasal dari umbi-umbian, serealia, dan kacang-kacangan.

Bahan pangan setengah jadi umumnya memiliki nilai ekonomi lebih tinggi dibandingkan dengan bahan segar atau mentah, serta memiliki umur simpan yang lebih panjang. Mereka dapat disimpan lama dalam kondisi beku di kulkas dan hanya memerlukan pengolahan lebih lanjut untuk menjadi makanan siap saji.

Untuk mengidentifikasi bahan olahan pangan setengah jadi, beberapa cara yang dapat digunakan adalah melalui aroma, penampilan, dan tekstur. Jika hidangan memiliki aroma yang tengik atau busuk, maka patut waspada. Perubahan warna, muncul lendir, atau jamur pada hidangan juga dapat menandakan bahwa makanan tersebut tidak layak dikonsumsi. Tekstur yang lembek, berair, atau berlendir juga menandakan bahwa hidangan tidak lagi segar.

Bahan pangan setengah jadi dapat dihasilkan dari berbagai sumber, termasuk serealia, kacang-kacangan, dan umbi. Contoh olahan pangan setengah jadi dari serealia termasuk bihun, kerupuk, dan berondong jagung. Dari kacang-kacangan, contoh olahan pangan setengah jadi termasuk tahu, tempe, kecap, dan tepung kedelai. Dari umbi, contoh olahan pangan setengah jadi termasuk tiwul, opak, dan gaplek.

Bahan pangan nabati, seperti bahan pangan setengah jadi, adalah sumber makanan yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Mereka mengandung berbagai gizi yang diperlukan bagi tubuh manusia, seperti vitamin, mineral, serat, karbohidrat, dan kalsium. Bahan pangan nabati dapat dikonsumsi setelah diolah ataupun dikonsumsi secara langsung.

Dalam beberapa kasus, bahan pangan setengah jadi dapat memiliki tekstur yang rapuh, seperti gaplek dan jagung pipilan, yang diolah dengan cara dikeringkan. Bahan pangan nabati yang memiliki tekstur kenyal, lentur, dan elastis juga dapat ditemukan.

Jenis olahan pangan setengah jadi yang banyak dibeli orang termasuk sosis, nugget, dendeng, dan sebagainya. Mereka digunakan untuk persediaan jangka panjang dan dapat disimpan lama dalam kondisi beku di kulkas

Bahan olahan kimia yang digunakan dalam makanan dan produk sehari-hari meliputi berbagai jenis zat kimia yang dibuat oleh industri kimia. Beberapa contoh bahan kimia yang umum digunakan dalam makanan dan produk sehari-hari adalah :

  1. Piridoksin: Sebagai vitamin B6 yang penting untuk kesehatan, piridoksin digunakan dalam berbagai produk makanan seperti makanan olahan, suplemen, dan obat-obatan.
  2. Ascorbyl palmitate : Sebagai bentuk ester dari vitamin C, ascorbyl palmitate digunakan sebagai pengawet dan penghambat oksidasi dalam berbagai produk makanan dan kosmetik.
  3. Karboksimetil Selulosa: Digunakan sebagai pengawet dan penghambat oksidasi dalam produk makanan seperti makanan olahan, minuman, dan kosmetik.
  4. Castoreum: Digunakan sebagai bahan pengawet dan penghambat oksidasi dalam berbagai produk makanan dan kosmetik, seperti makanan olahan, minuman, dan produk perawatan kulit.
  5. Asam: Digunakan dalam berbagai aplikasi industri, termasuk produksi makanan, obat-obatan, dan kosmetik.
  6. Natrium Benzoat: Digunakan sebagai bahan pengawet dalam berbagai produk makanan, minuman, kosmetik, dan produk perawatan dengan tujuan memperpanjang umur penyimpanan.
  7. Kalium Sorbat: Digunakan sebagai bahan pengawet dalam berbagai produk makanan, seperti makanan kaleng, kerang, keju, es krim, dan pastry.
  8. EDTA: Digunakan sebagai bahan pengawet dalam berbagai produk makanan dan kosmetik, serta dalam aplikasi industri lainnya seperti produksi obat-obatan dan kosmetik.
  9. Ester (alkil alkanoat): Digunakan dalam pengharum ruangan, menghasilkan harum bunga melati, jeruk, geraniol, dan mawar.
  10. Amil salisilat: Digunakan dalam pengharum ruangan, menghasilkan harum bunga melati.
  11. Amil sinamaldehida: Digunakan dalam pengharum ruangan, menghasilkan bau jeruk.
  12. Sitronelol: Digunakan dalam pengharum ruangan, menghasilkan wangi geraniol.
  13. Galaksolida: Digunakan dalam pengharum ruangan, menghasilkan harum bunga mawar.

Dalam beberapa kasus, bahan kimia ini digunakan dalam berbagai produk makanan dan kosmetik untuk memperpanjang umur penyimpanan, menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur, serta menghambat oksidasi. Namun, penting untuk memastikan bahwa bahan kimia ini digunakan dalam dosis yang aman dan sesuai dengan batasan pemakaian yang dianjurkan oleh badan pengawas obat dan makanan (BPOM) untuk menghindari efek negatif pada kesehatan.

Bahan kimia yang umum digunakan dalam produk olahan meliputi:

Asam sulfat: Digunakan dalam produksi pupuk cair, defoliant kapas, dan agen antijamur pada buah-buahan.

Amonia: Digunakan dalam produksi pupuk cair, defoliant kapas, dan agen antijamur pada buah-buahan; juga digunakan dalam produksi bahan kimia dan produk lainnya seperti nitric acid, pewarna, obat sulfonamida, kosmetik, vitamin, tekstil sintetis, dan pembersih rumah tangga.

Asam Sorbat (E200): Digunakan dalam produk roti, keju, dan makanan olahan lainnya.

Nitrat dan Nitrit: Digunakan dalam produk daging olahan seperti sosis dan daging asap.

Asam Sitrat (E330): Digunakan sebagai pengawet alami pada minuman ringan, makanan kaleng, dan produk makanan lainnya.

Ester (alkil alkanoat): Digunakan dalam pengharum ruangan, menghasilkan harum bunga melati, jeruk, geraniol, dan mawar.

Amil salisilat: Digunakan dalam pengharum ruangan, menghasilkan harum bunga melati.

Amil sinamaldehida: Digunakan dalam pengharum ruangan, menghasilkan bau jeruk.

Sitronelol: Digunakan dalam pengharum ruangan, menghasilkan wangi geraniol.

Galaksolida: Digunakan dalam pengharum ruangan, menghasilkan harum bunga mawar.

Propilen glikol: Digunakan sebagai pengawet dalam berbagai makanan, terutama dalam produk susu, dan dapat mengentalkan susu, keju, atau produk susu lainnya.

Butana: Digunakan dalam nugget ayam untuk menjaga rasa nugget ayam tetap segar.

Dalam beberapa kasus, bahan kimia ini digunakan dalam berbagai produk makanan dan kosmetik untuk memperpanjang umur penyimpanan, menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur, serta menghambat oksidasi. Namun, penting untuk memastikan bahwa bahan kimia ini digunakan dalam dosis yang aman dan sesuai dengan batasan pemakaian yang dianjurkan oleh badan pengawas obat dan makanan (BPOM) untuk menghindari efek negatif pada kesehatan.


Cara mengidentifikasi bahan kimia dalam makanan meliputi beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah suatu makanan mengandung bahan kimia berbahaya atau tidak. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan:

Pemeriksaan Visual: Perhatikan warna dan penampilan makanan. Bahan kimia berbahaya seperti pewarna sintetis dapat dikenali dengan warna yang tidak alami atau tidak biasa pada makanan. Misalnya, warna merah yang tidak alami pada makanan dapat menunjukkan penggunaan pewarna sintetis.

Pemeriksaan dengan Sinar UV: Sinar UV biru dapat digunakan untuk mendeteksi bahan kimia berbahaya seperti Rhodamin B yang biasanya digunakan sebagai pewarna tekstil. Warna pada makanan yang mengandung Rhodamin B akan terpendar saat disorot dengan sinar UV biru.

Pemeriksaan dengan Bahan Alami: Bahan kimia berbahaya seperti formalin dan boraks dapat diidentifikasi dengan menggunakan bahan alami seperti kunyit dan tusuk gigi. Cara ini relatif sederhana dan dapat dilakukan oleh masyarakat umum.

Pemeriksaan dengan Alat Khusus: Alat khusus seperti alat sorot sinar UV dapat digunakan untuk mendeteksi bahan kimia berbahaya. Namun, alat ini mungkin tidak tersedia untuk masyarakat umum dan memerlukan pengetahuan khusus untuk menggunakan alat tersebut.

Pemeriksaan Label: Periksa label makanan untuk mengetahui apakah makanan tersebut mengandung bahan kimia berbahaya. Label harus memperlihatkan informasi tentang bahan-bahan yang digunakan dalam makanan, termasuk bahan kimia berbahaya.

Dalam beberapa kasus, bahan kimia dalam makanan dapat diidentifikasi dengan cara yang relatif sederhana dan tidak memerlukan alat khusus. Namun, penting untuk memastikan bahwa cara identifikasi yang digunakan aman dan efektif untuk mencegah penggunaan bahan kimia berbahaya dalam makanan.

Kamis, 23 Mei 2024

Modul Proses Industri Kimia

Pada akhir fase F, peserta didik mampu memahami :

  1. konsep dan perkembangan proses industri kimia,
  2. diagram alir proses,
  3. utilitas (unit penyedia air, steam, udara, listrik),
  4. reaktor pada industri edible oils,
  5. industri sabun dan deterjen,
  6. industri gula,
  7. serta industri cat,
  8. pewarna dan coatings.
  9. proses industri fermentasi,
  10. industri farmasi,
  11. industri agrokimia,
  12. industri minyak bumi dan petrokimia,
  13. industri polimer industri kaca,
  14. industri semen,
  15. industri karet,
  16. industri besi dan baja,
  17. industri pengolahan pangan,
  18. industri pulp dan kertas.

Reaktor memainkan peran penting dalam industri minyak goreng, terutama dalam proses produksi biodiesel. Dalam beberapa penelitian, reaktor digunakan untuk mengubah minyak goreng menjadi biodiesel melalui proses esterifikasi dan transesterifikasi. Reaktor dapat berupa reaktor satuan pemisahan dan pemurnian produk, reaktor CSTR (Continuous Stirred Tank Reactor), atau reaktor sistem batch semiotomatis.



Dalam proses produksi biodiesel, reaktor digunakan untuk mengkonversi minyak goreng menjadi biodiesel dengan menggunakan bahan kimia seperti methanol dan katalis. Reaktor dapat beroperasi dalam kondisi vakum untuk pengeringan dan diatur suhu operasi serta kecepatan pencampuran untuk mempengaruhi hasil produksi.
Contoh aplikasi reaktor dalam industri minyak goreng dapat dilihat pada penelitian yang menggunakan reaktor CSTR untuk produksi biodiesel dari limbah minyak goreng. Dalam penelitian ini, reaktor digunakan untuk mengkonversi minyak goreng menjadi biodiesel dengan menggunakan methanol dan katalis, dan hasilnya menunjukkan rendemen 95% dan bilangan asam 0.28 mg-KOH/g di bawah 0.5 mg-KOH/g, yang sesuai dengan standar SNI 7182-2015.Selain itu, reaktor juga digunakan dalam proses fraksinasi kering untuk menghasilkan minyak goreng. Contohnya, pabrik fraksinasi kering Alfa Laval di kilang minyak sawit yang dijalankan oleh IOI Edible Oils menggunakan enam alat kristalisasi dan satu alat penyaring untuk menghasilkan minyak goreng dengan kualitas tinggi

Industri semen memegang peranan besar dalam pembangunan Indonesia, terutama sebagai salah satu komponen utama pembangunan infrastruktur. Barata Indonesia, sebuah perusahaan, mendukung pembangunan dengan produk-produk komponen industri semen seperti Liners, Grate Plate, serta HammerPada tahun 2023, industri semen di Indonesia diprediksi akan tumbuh, walaupun masih dibayangi oleh sentimen kelebihan pasokan produksi. Konsolidasi dari beberapa perusahaan semen dan meningkatnya permintaan semen untuk pembangunan infrastruktur menjadi faktor yang memacu pertumbuhan industri semen. Dua perusahaan semen raksasa domestik, yakni PT Semen Indonesia (Persero) Tbk dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, menunjukkan kinerja positif sejak awal tahun 2023.Namun, industri semen global telah mengalami penurunan penjualan semen secara global, terutama dari produsen semen multinasional seperti Lafarge-Holcim, Heidelberg Cement, dan Cemex. Sementara itu, beberapa produsen semen lokal/regional seperti Semen Indonesia dan Siam Cement justru mengalami peningkatan penjualan semen.Kondisi oversupply semen di Indonesia telah menjadi tantangan yang dihadapi oleh industri semen. Data Asosiasi Semen Indonesia (ASI) pada tahun 2023 menunjukkan bahwa produksi semen mencapai 116,8 juta ton, sementara permintaan domestik hanya 64,9 juta ton dengan tingkat utilisasi industri 55,6%. Kondisi ini menunjukkan adanya kelebihan kapasitas (over supply) di industri semen nasional.Pabrik semen beberapa tahun ini masih menghadapi situasi oversupply pasokan di tengah persoalan lesunya permintaan. Pasokan berlebih ini bisa mencapai 55 juta ton per tahun. Hal ini masih terjadi di awal tahun 2024, dan pemerintah melalui Kementerian Perindustrian sempat memperkirakan permintaan mulai membaik di awal tahun ini

Proses industri semen melibatkan beberapa tahapan yang penting untuk menghasilkan semen yang berkualitas. Berikut adalah ringkasan dari proses tersebut:
  1. Penambangan Bahan Baku: Proses ini dimulai dengan penambangan batu kapur dan batubara yang digunakan sebagai bahan baku semen. Batu kapur digali dari tambang terbuka dan dihancurkan menjadi ukuran -80 mm. Batubara digunakan sebagai bahan bakar untuk memanaskan bahan baku pada proses pembuatan semen
  2. Penggilingan Bahan Baku: Batu kapur yang telah dihancurkan kemudian dipindahkan ke raw mill untuk digiling menjadi serbuk halus. Serbuk halus batu kapur ini kemudian dipanaskan pada suhu yang sangat tinggi yaitu 1450 derajat celcius untuk klinkerisasi.
  3. Klinkerisasi: Serbuk halus batu kapur yang dipanaskan pada suhu tinggi menghasilkan klinker. Klinker ini kemudian dimasukkan ke dalam pengendap elektrostatis untuk disimpan dalam bentuk silo beton. Ini disebut sebagai umpan kiln.
  4. Pembakaran: Umpan kiln dimasukkan ke dalam pemanas awal untuk pemrosesan pirolik. Pemanasan ini memungkinkan reaksi kimia yang penting untuk menghasilkan klinker semen.
  5. Penggilingan Klinker: Klinker yang diperoleh dari rotary kiln digiling halus di ball mill dan tube mill. Sedikit gipsum ditambahkan, sekitar 3 sampai 4 persen, untuk mengontrol waktu pengaturan awal semen. Gipsum bertindak sebagai penghambat dan menunda tindakan pengaturan semen.
  6. Pengemasan: Semen yang telah digiling halus diumpankan ke mesin pengemas. Semen ini kemudian dikemas dalam kantong semen yang berisi 50kg atau 500N atau sekitar 0,035m3 semen.
  7. Pengawasan dan Kontrol: Seluruh proses manufaktur di pabrik modern sekarang dikendalikan melalui sistem kontrol logika terprogram berbasis mikroprosesor untuk menjaga kualitas pembuatan semen yang seragam dan tingkat produksi yang tinggi. Pabrik semen juga memiliki elektro-statik presipitator (ESP) yang dipasang untuk memeriksa emisi debu dan filter kantong dan rumah kantong kaca terletak di berbagai lokasi untuk mencegah emisi debu dan memastikan suasana yang sehat dan bebas bahaya.





Dalam industri semen, beberapa proses produksi masih memungkinkan dikaji lebih dalam melalui penerapan prinsip produksi bersih untuk memperoleh efisiensi penggunaan energi yang secara langsung akan berdampak pada penekanan biaya. Penggunaan bahan baku serta bahan bakar alternatif, merecycle kembali bahan kedalam proses serta mereduksi gas buang dalam memproduksi semen menjadi usaha pelaksaan produksi bersih yang mendatangkan manfaat secara ekologi, ekonomi dan teknis