Senin, 27 Mei 2019
Berjualan Anggur Hijau saat Ramadhan
Ramadhan tahun 2019 bertambah berkah dengan aktif berjualan anggur hijau import dari India.
Dengan merk Royal, anggur banyak terjual dengan bentuk paket per packnya Rp. 50ribu; sedangkan untuk harga perboks yang berisi 10 pack dijual dengan banderol Rp. 450ribu
Sebagai bintang iklan untuk diposting dalam status whattapps, Aisyah menampilkan totalitas adegan dalam menyeruput segarnya es campur dengan anggur hijau di dalamnya
Mulai Senin 27 Mei 2019 datang varian baru, Black Purple Grape dengan harga yang sama.
Sebagai bintang iklan untuk diposting dalam status whattapps, Aisyah menampilkan totalitas adegan dalam menyeruput segarnya es campur dengan anggur hijau di dalamnya
Mulai Senin 27 Mei 2019 datang varian baru, Black Purple Grape dengan harga yang sama.
Minggu, 26 Mei 2019
TIMTI dan PMTI Tahun 2002
Nanggroe Aceh Darussalam, provinsi yang berada di ujung paling barat Negara Kesatuan Republik Indonesia dipilih oleh mahasiswa teknik seluruh nusantara untuk mengadakan perhelatan Temu Ilmiah Mahasiswa Teknik Indonesia, sekaligus Munas Perhimpunan Mahasiswa Teknik Indonesia.
Delegasi dari ITATS yakni Amir Burhanuddin selaku presiden mahasiswa sekaligus ketua presidium nasional PMTI, Eko Rinda Prasetyadi sebagai ketua senat, Onny Fahamsyah sebagai peserta lomba karya tulis ilmiah, Mochammad Iqbal dan Bendot yang mewakili lomba teknologi tepat guna.
Kami bertiga : Onny, Iqbal dan Bendot berangkat mendahului dengan menggunakan kereta api dari Surabaya menuju Jakarta. Transit semalam di rumah saudaranya Iqbal di Parung Tangerang. Untuk menunggu keberangkatan kapal esoknya dari Tanjung Priok.
Saat berada di atas kapal KMP Sinabung, kami bertiga berkenalan dengan Bu Fathiyah. Yang beralamat di Banda Aceh, beliau pulang dari menjenguk saudaranya yang sakit di Jakarta.
Sebuah awalan perkenalan yang menggembirakan untuk mengisi waktu selama perjalanan tentang kondisi Aceh, yang sebelumnya selalu bergolak dengan konflik perlawanan bersenjata untuk menuntut kemerdekaan di bumi Serambi Mekkah
Waktu seakan tak terasa disaat kami bertukar cerita tentang kondisi latar belakang masing-masing, kami seperti saudara.
Tidak ada batas sekat suku dan entitas, karena kami merasa bahwa kita adalah sebangsa.
Saat mata memandang jauh cakrawala di atas deck kapal, yang nampak adalah birunya laut. Sebiru hati saat alam fikiran tertumpu pada sejarah selat Malaka.
Di sinilah Ekspedisi Pamalayu, Raja Kertanegara dari Singosari beserta pasukannya.
Pati unus dengan balatentaranya dari Demak menyerbu Portugis, sehingga digelarinya sebagai Pangeran Sabrang Lor
Dan yang pasti, sebuah hit lagu dari poppy mercury selalu terngiang di telinga :
Kau putra bangsawan di Tanah Malaka
Aku hanya wanita biasa
Mana mungkin cinta kita kan bersatu
Bila ayah ibumu tak restu
Di selat Malaka di ujung Sumatera
Dua hati kita satu dalam cinta
Di selat Malaka di ujung Sumatera
Cinta pun terpisah ku merana
Untuk mas Amir dan mas Eko berangkat naik pesawat karena saat itu harus menyelesaikan urusan kemahasiswaan di kampus
(Sampai berita ini ditulis tahun 2019, mas Amir aktif sebagai Asprov PSSI Jawa Timur, sekaligus bakal calon bupati Tuban. Sedangkan mas Eko Rinda sebagai anggota Komisi Penyiaran Jawa Timur)
Kami bertiga : Onny, Iqbal dan Bendot berangkat mendahului dengan menggunakan kereta api dari Surabaya menuju Jakarta. Transit semalam di rumah saudaranya Iqbal di Parung Tangerang. Untuk menunggu keberangkatan kapal esoknya dari Tanjung Priok.
Saat berada di atas kapal KMP Sinabung, kami bertiga berkenalan dengan Bu Fathiyah. Yang beralamat di Banda Aceh, beliau pulang dari menjenguk saudaranya yang sakit di Jakarta.
Sebuah awalan perkenalan yang menggembirakan untuk mengisi waktu selama perjalanan tentang kondisi Aceh, yang sebelumnya selalu bergolak dengan konflik perlawanan bersenjata untuk menuntut kemerdekaan di bumi Serambi Mekkah
Waktu seakan tak terasa disaat kami bertukar cerita tentang kondisi latar belakang masing-masing, kami seperti saudara.
Tidak ada batas sekat suku dan entitas, karena kami merasa bahwa kita adalah sebangsa.
Saat mata memandang jauh cakrawala di atas deck kapal, yang nampak adalah birunya laut. Sebiru hati saat alam fikiran tertumpu pada sejarah selat Malaka.
Di sinilah Ekspedisi Pamalayu, Raja Kertanegara dari Singosari beserta pasukannya.
Pati unus dengan balatentaranya dari Demak menyerbu Portugis, sehingga digelarinya sebagai Pangeran Sabrang Lor
Dan yang pasti, sebuah hit lagu dari poppy mercury selalu terngiang di telinga :
Kau putra bangsawan di Tanah Malaka
Aku hanya wanita biasa
Mana mungkin cinta kita kan bersatu
Bila ayah ibumu tak restu
Di selat Malaka di ujung Sumatera
Dua hati kita satu dalam cinta
Di selat Malaka di ujung Sumatera
Cinta pun terpisah ku merana
Untuk mas Amir dan mas Eko berangkat naik pesawat karena saat itu harus menyelesaikan urusan kemahasiswaan di kampus
(Sampai berita ini ditulis tahun 2019, mas Amir aktif sebagai Asprov PSSI Jawa Timur, sekaligus bakal calon bupati Tuban. Sedangkan mas Eko Rinda sebagai anggota Komisi Penyiaran Jawa Timur)
Kedatangan Rombongan di Lhokseumawe yang akan melakukan kunjungan di PT. Arun (gas alam)
Rumoh Atjeh, merupakan rumah Teuku Umar dengan Cut Nya' Dhien
Presentasi lomba Karya Tulis Ilmiah di Pendopo Gubenuran, Judul : Desalinasi air laut menjadi air tawar menggunakan rumah kaca
Mendapatkan Juara II
Silaturahim ke rumah bu Fathiyah, yang ternyata dekat dengan kampus Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) - Banda Aceh
Bersama Irwansyah- putra bu Fathiyah di depan Masjid Baiturahman, Banda Aceh.
Mengingat kembali di serambi masjid depan, saat Panglima Polim memimpin rakyat Aceh melawan Belanda.
Di sinilah pistol Panglima Polim dinyalakkan sehingga menewaskan Jenderal Kohler, pimpinan Belanda saat itu
Monumen terbunuhnya Jenderal Kohler di areal masjid Baiturrahman, Banda Aceh |
Makam Jenderal Kohler bersama tentara Belanda yang tewas saat Perang Aceh.
Nisan Jenderal Kohler di Kerkhof Peucut, Banda Aceh |
Situs-situs yang pernah dikunjungi, namun karena saat itu kamera masih menggunakan film dan habis rollnya, sehingga mengutip dari internet saat ini
Lonceng Cakra-donya |
Gunongan di Putro Phang |
Titik nol di kota Sabang, ujung barat wilayah Indonesia |
Menikmati kopi Ule Kareng dan Mie Aceh |
Pantai Lhoknga |
Insert Foto :
Teuku Umar Johan Pahlawan
Cut Nya' Dhien
Panglima Polim
Jenderal Kohler
Universitas Syiah y Kuala tempat Arena Munas PMTI |
Munas BKKMTKI tahun 2002
Menemukan catatan perjalanan saat mengikuti Munas BKKMTKI Makassar di sebuah buku harian. Seakan menghidupkan kembali memori 17 tahun silam.
Kini relik kenangan ingin diceritakan kembali agar bisa dibaca oleh generasi berikutnya.
BKKMTKI merupakan Badan Koordinasi Kegiatan Mahasiswa Teknik Kimia Indonesia sebagai wadah berhimpun mahasiswa pra-profesi jurusan teknik kimia.
Kampus ITATS sebagai tempat menimba ilmu merupakan anggota dalam Sekretariat Daerah Wilayah IV yang meliputi Provinsi Jawa Timur. Di dalamnya terdapat kampus ITS, Unipra, UPN Jatim, ITN Malang dan beberapa kampus teknik kimia yang lain.
Setelah koordinasi yang matang, baik di Surabaya maupun Malang, disepakati bahwa visi dari ITATS ingin Munas selanjutnya setelah Makassar; tuan rumahnya adalah ITATS yang didukung oleh anggota daerah wilayah IV.
Untuk posisi memperebutkan Sekjen sebagai pimpinan tertinggi organisasi tingkat nasional, tidak ada hasrat.
Dengan visi yang sudah bulat, maka mulailah berkampanye. Apalagi Surabaya merupakan transit bagi peserta yang dari Sumatera dan Jawa sebelum menyeberang dengan Kapal Laut Ke Makassar. Sehingga masa tunggu menjadi ajang lobi-lobi untuk memenangkan visi dan misinya.
Keberangkatan dari Tanjung Perak menaiki KMP Umsini menuju Pelabuhan Soekarno-Hatta Ujung Pandang. Dengan durasi dua malam perjalanan seakan mengguriskan semangat bahari nenek moyang. Apalagi Makassar dikenal dengan pelaut tradisional yang handal dengan perahu phinisinya.
Sejarah pernah mencatat bahwa pelaut Nusantara dengan phinisinya mampu mencapai Tanjung Harapan, sebuah tanjung di selatan benua Afrika sebagai pintu masuk pelayaran ke benua biru eropa
Setelah koordinasi yang matang, baik di Surabaya maupun Malang, disepakati bahwa visi dari ITATS ingin Munas selanjutnya setelah Makassar; tuan rumahnya adalah ITATS yang didukung oleh anggota daerah wilayah IV.
Untuk posisi memperebutkan Sekjen sebagai pimpinan tertinggi organisasi tingkat nasional, tidak ada hasrat.
Dengan visi yang sudah bulat, maka mulailah berkampanye. Apalagi Surabaya merupakan transit bagi peserta yang dari Sumatera dan Jawa sebelum menyeberang dengan Kapal Laut Ke Makassar. Sehingga masa tunggu menjadi ajang lobi-lobi untuk memenangkan visi dan misinya.
Keberangkatan dari Tanjung Perak menaiki KMP Umsini menuju Pelabuhan Soekarno-Hatta Ujung Pandang. Dengan durasi dua malam perjalanan seakan mengguriskan semangat bahari nenek moyang. Apalagi Makassar dikenal dengan pelaut tradisional yang handal dengan perahu phinisinya.
( di atas KMP Umsini )
Sejarah pernah mencatat bahwa pelaut Nusantara dengan phinisinya mampu mencapai Tanjung Harapan, sebuah tanjung di selatan benua Afrika sebagai pintu masuk pelayaran ke benua biru eropa
Wisma KNPI Sudiang Makassar |
Depan Pabrik Semen Tonasa - Pangkep |
Balla Lompoa-Sangguminasa Gowa |
Karaeng Bantimurung - Maros |
Karaeng Bantimurung - Maros |
Jumat, 24 Mei 2019
Info Yamassa
Mei 2019
Info tentang seragam
(Celana kempol untuk laki-laki)
(Seragam pramuka)
Untuk buku pelajaran Insyallah ada di sediakan di koperasi
Untuk seragam batik monggo bisa diambil di koperasi, ukuran 4, 5 & 6 🙏🙏
Buku tulis pakek buku kotak kecil 2 pak
Beli diluar yang 20 eksemplar
.................................................................................
.................................................................................
Rabu, 22 Mei 2019
Rancangan Hibah Industri
Prosesi seremoni :
Alat dan Bahan yang dibutuhkan :
- Slide materi profil alat hibah
- Bingkai pigora berita acara serah terima
Prosedur :
- Pihak perusahaan yang berjumlah empat, semuanya naik di atas panggung
- Serah terima pigora berita acara.
- MC memberikan narasi satu persatu dari peralatan yang dihibahkan
- Sambutan salah satu fihak perusahaan yang menghibahkan peralatannya
Prosesi Visitasi Jurusan
Alat dan bahan yang dibutuhkan :
- Display alat hibah
- Pita, gunting, talam, taplak
- Baliho tripod tentang alat hibah dan perusahaan yang mengibahkan
- Sepeda listrik 10 buah, untuk visitasi
Prosedur :
- Disediakan 10 sepeda listrik di samping auditorium untuk dikendarai manajemen sekolah dan tamu undangan
- Visitasi rute : listrik, Gambar Bangunan, Otomotif-TAB
- Pameran jurusan, dengan pengelompokan : site jurusan listrik (kimia, listrik, AV); Site jurusan GB (GB, Mesin); site jurusan otomotif (Otomotif, TAB)
Rabu, 15 Mei 2019
Bukber : Fairfield Marriott, Surabaya
Melepas kelelahan setelah seharian kerja (Rabu,15/05/2019) lalu mengantar nyonya bukber dengan rekan kerjanya.
(Keluarga rekan kerja nyonya)
Adzan Maghrib masih diperjalanan menuju Hotel Fairfield Marriott, setiba di lokasi menyempatkan sholat maghrib sebelum menikmati hidangan di Kava Resto lantai 5.
Dengan mengawali seteguk air mineral dingin pembuka takjil puasa, dilanjut dengan menikmati nasi goreng rawon.
Mencicipi bakso dan aneka minuman dingin es teh dan es jeruk menambah kesejukan melepas dahaga karena seharian Surabaya cerah dan panas. Dessertnya kue berlapis kacang kenari, keju dan beberapa butir kurma.
(Lemari kue)
Bolehlah menikmati berbuka puasa di tempat yang menjadi salah satu ciri metropolisnya Surabaya, namun setidaknya dapat mengambil hikmah :
- Surabaya telah berkembang kian maju, ditandai berdirinya site yang menjadi tempat komunal bagi warga kota dengan kelas "sosial" nya tersendiri.
- Mengarah ke kosmopolit, di sudut tertentu nampak ekspatriat dari eropa menikmati suasana ruang terbuka seperti balkon yang di lengkapi kolam renang beratapkan langit. Namun kearifan lokal tetap tersaji dengan menu penyetan sambel ikan asin, rujak cingur dan gorengan ote-ote serta jajan pasar.
- Memandang ke atas, tampak gedung hotel berdampingan yang terhubung sebuah bangunan seperti jembatan, melukiskan kesan sentuhan arsitektur modern yang kokoh tapi unik.
- Dalam kegelapan menjelang malam, nampak jelas awan putih beriringan menuju pusaran yang lebih besar dan saling bersambung, sebuah kontur alam yang menginspirasi bahwa kehidupan itu harus tetap bergerak dan dinamis
- Dengan mengajak keluarga masing-masing, seakan menghidupkan suasana gathering family. Yang anak saling bermain di playground, sedangkan orang tuanya saling bercengkrama.
- Bilapun ada perbedaan penilaian terhadap sudut pandang di tempat seperti ini, sah-sah saja. Namun harus tetap obyektif dalam melihat perwajahan kota Surabaya saat ini. Inilah capaian kerja keras semua sektor yang mengharapkan kota Pahlawan sejajar dengan kota-kota elit di dunia. Dan kitapun seyogyanya bangga menjadi bagian insan di dalamnya.
- Dan bila tempat ini dipilih sebagai destinasi ifthar/berbuka puasa bersama, tetap ibadah sholat maghrib harus diutamakan, pihak manajemenpun telah menyediakan musholla yang representatif dekat dengan resto Kava.
(Di bawah "Petronas")
(Gubug desa)
(depan kolam)
(Nyantai dulu)
(Terbang tinggi)
(Senyumnya mana Ais)
(Mulut masih ada makanan)
Langganan:
Postingan (Atom)