Kamis, 23 Mei 2024

Modul Proses Industri Kimia

Pada akhir fase F, peserta didik mampu memahami :

  1. konsep dan perkembangan proses industri kimia,
  2. diagram alir proses,
  3. utilitas (unit penyedia air, steam, udara, listrik),
  4. reaktor pada industri edible oils,
  5. industri sabun dan deterjen,
  6. industri gula,
  7. serta industri cat,
  8. pewarna dan coatings.
  9. proses industri fermentasi,
  10. industri farmasi,
  11. industri agrokimia,
  12. industri minyak bumi dan petrokimia,
  13. industri polimer industri kaca,
  14. industri semen,
  15. industri karet,
  16. industri besi dan baja,
  17. industri pengolahan pangan,
  18. industri pulp dan kertas.

Reaktor memainkan peran penting dalam industri minyak goreng, terutama dalam proses produksi biodiesel. Dalam beberapa penelitian, reaktor digunakan untuk mengubah minyak goreng menjadi biodiesel melalui proses esterifikasi dan transesterifikasi. Reaktor dapat berupa reaktor satuan pemisahan dan pemurnian produk, reaktor CSTR (Continuous Stirred Tank Reactor), atau reaktor sistem batch semiotomatis.



Dalam proses produksi biodiesel, reaktor digunakan untuk mengkonversi minyak goreng menjadi biodiesel dengan menggunakan bahan kimia seperti methanol dan katalis. Reaktor dapat beroperasi dalam kondisi vakum untuk pengeringan dan diatur suhu operasi serta kecepatan pencampuran untuk mempengaruhi hasil produksi.
Contoh aplikasi reaktor dalam industri minyak goreng dapat dilihat pada penelitian yang menggunakan reaktor CSTR untuk produksi biodiesel dari limbah minyak goreng. Dalam penelitian ini, reaktor digunakan untuk mengkonversi minyak goreng menjadi biodiesel dengan menggunakan methanol dan katalis, dan hasilnya menunjukkan rendemen 95% dan bilangan asam 0.28 mg-KOH/g di bawah 0.5 mg-KOH/g, yang sesuai dengan standar SNI 7182-2015.Selain itu, reaktor juga digunakan dalam proses fraksinasi kering untuk menghasilkan minyak goreng. Contohnya, pabrik fraksinasi kering Alfa Laval di kilang minyak sawit yang dijalankan oleh IOI Edible Oils menggunakan enam alat kristalisasi dan satu alat penyaring untuk menghasilkan minyak goreng dengan kualitas tinggi

Industri semen memegang peranan besar dalam pembangunan Indonesia, terutama sebagai salah satu komponen utama pembangunan infrastruktur. Barata Indonesia, sebuah perusahaan, mendukung pembangunan dengan produk-produk komponen industri semen seperti Liners, Grate Plate, serta HammerPada tahun 2023, industri semen di Indonesia diprediksi akan tumbuh, walaupun masih dibayangi oleh sentimen kelebihan pasokan produksi. Konsolidasi dari beberapa perusahaan semen dan meningkatnya permintaan semen untuk pembangunan infrastruktur menjadi faktor yang memacu pertumbuhan industri semen. Dua perusahaan semen raksasa domestik, yakni PT Semen Indonesia (Persero) Tbk dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, menunjukkan kinerja positif sejak awal tahun 2023.Namun, industri semen global telah mengalami penurunan penjualan semen secara global, terutama dari produsen semen multinasional seperti Lafarge-Holcim, Heidelberg Cement, dan Cemex. Sementara itu, beberapa produsen semen lokal/regional seperti Semen Indonesia dan Siam Cement justru mengalami peningkatan penjualan semen.Kondisi oversupply semen di Indonesia telah menjadi tantangan yang dihadapi oleh industri semen. Data Asosiasi Semen Indonesia (ASI) pada tahun 2023 menunjukkan bahwa produksi semen mencapai 116,8 juta ton, sementara permintaan domestik hanya 64,9 juta ton dengan tingkat utilisasi industri 55,6%. Kondisi ini menunjukkan adanya kelebihan kapasitas (over supply) di industri semen nasional.Pabrik semen beberapa tahun ini masih menghadapi situasi oversupply pasokan di tengah persoalan lesunya permintaan. Pasokan berlebih ini bisa mencapai 55 juta ton per tahun. Hal ini masih terjadi di awal tahun 2024, dan pemerintah melalui Kementerian Perindustrian sempat memperkirakan permintaan mulai membaik di awal tahun ini

Proses industri semen melibatkan beberapa tahapan yang penting untuk menghasilkan semen yang berkualitas. Berikut adalah ringkasan dari proses tersebut:
  1. Penambangan Bahan Baku: Proses ini dimulai dengan penambangan batu kapur dan batubara yang digunakan sebagai bahan baku semen. Batu kapur digali dari tambang terbuka dan dihancurkan menjadi ukuran -80 mm. Batubara digunakan sebagai bahan bakar untuk memanaskan bahan baku pada proses pembuatan semen
  2. Penggilingan Bahan Baku: Batu kapur yang telah dihancurkan kemudian dipindahkan ke raw mill untuk digiling menjadi serbuk halus. Serbuk halus batu kapur ini kemudian dipanaskan pada suhu yang sangat tinggi yaitu 1450 derajat celcius untuk klinkerisasi.
  3. Klinkerisasi: Serbuk halus batu kapur yang dipanaskan pada suhu tinggi menghasilkan klinker. Klinker ini kemudian dimasukkan ke dalam pengendap elektrostatis untuk disimpan dalam bentuk silo beton. Ini disebut sebagai umpan kiln.
  4. Pembakaran: Umpan kiln dimasukkan ke dalam pemanas awal untuk pemrosesan pirolik. Pemanasan ini memungkinkan reaksi kimia yang penting untuk menghasilkan klinker semen.
  5. Penggilingan Klinker: Klinker yang diperoleh dari rotary kiln digiling halus di ball mill dan tube mill. Sedikit gipsum ditambahkan, sekitar 3 sampai 4 persen, untuk mengontrol waktu pengaturan awal semen. Gipsum bertindak sebagai penghambat dan menunda tindakan pengaturan semen.
  6. Pengemasan: Semen yang telah digiling halus diumpankan ke mesin pengemas. Semen ini kemudian dikemas dalam kantong semen yang berisi 50kg atau 500N atau sekitar 0,035m3 semen.
  7. Pengawasan dan Kontrol: Seluruh proses manufaktur di pabrik modern sekarang dikendalikan melalui sistem kontrol logika terprogram berbasis mikroprosesor untuk menjaga kualitas pembuatan semen yang seragam dan tingkat produksi yang tinggi. Pabrik semen juga memiliki elektro-statik presipitator (ESP) yang dipasang untuk memeriksa emisi debu dan filter kantong dan rumah kantong kaca terletak di berbagai lokasi untuk mencegah emisi debu dan memastikan suasana yang sehat dan bebas bahaya.





Dalam industri semen, beberapa proses produksi masih memungkinkan dikaji lebih dalam melalui penerapan prinsip produksi bersih untuk memperoleh efisiensi penggunaan energi yang secara langsung akan berdampak pada penekanan biaya. Penggunaan bahan baku serta bahan bakar alternatif, merecycle kembali bahan kedalam proses serta mereduksi gas buang dalam memproduksi semen menjadi usaha pelaksaan produksi bersih yang mendatangkan manfaat secara ekologi, ekonomi dan teknis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar