Alat :
- Kaki tiga ( 1 kecil )
- Kawat kassa ( satu )
- Pembakar spirtus ( 1 kecil )
- Kawat kassa ( satu )
- Termometer ( satu )
- Beaker glass 500 ml ( satu )
- Beaker glass 100 ml / 50 ml (enam )
- Spatula besi ( besar dan kecil )
- Pengaduk kecil
- Pipet tetes ( satu )
- Cetakan ( dua buah )
- Cetakan kreasi sendiri ( dua buah )
- Klem dan statif ( opsional )
- Pipet Volume 25 ml ( empat )
- Ball Filler ( empat )
- Neraca digital
- Kaca arloji
- Bak
Bahan :
- VCO 25 ml
- Stearat 8,8 gr
- NaOH 30% sebanyak 15 ml
- Gula 1,1 kg/2 L sebanyak 20 ml
- Gliserin 15 ml
- Alkohol 96% sebanyak 70 ml
- Ekstrak
Prosedur lihat link video :
https://www.youtube.com/watch?v=NEbpPgBb8sE
Reaksi Kimia :
Pengalaman Pada Proses Pembuatan Sabun Transparan
Juara 1 Chemistry LKS Wilker 1 Jatim |
Deddy Kurniawan Putra Siswoyo
(XII KI 1/30)
NIS. 19150/138/037
Apabila proses pengadukan Virgin coconut oil dengan larutan NaOH kurang lama maka permukaan sabun transparan yang dihasilkan akan berminyak. Hal tersebut dikarenakan proses saponifikasi yang terjadi antara Virgin coconut oil dengan larutan NaOH tidak berjalan dengan sempurna.
Proses pengadukan pada Virgin coconut oil dan larutan NaOH dapat dilakukan kurang lebih selama 10-15 menit. Titik akhir berakhirnya proses pengadukan dapat dilihat dari larutan yang sudah mulai mengental dengan warna putih keruh.
Adanya minyak pada produk sabun transparan juga dapat diatasi dengan adanya penambahan jumlah NaOH pada sabun.
Jenis padatan NaOH yang digunakan sangat mempengaruhi pada proses pembuatan sabun.
Sabun transparan yang berminyak juga dapat disebabkan karena penambahan gliserin yang berlebihan. Sehingga banyaknya gliserin yang ditambahkan pada proses pembuatan sabun transparan dapat dikurangi agar sabun tidak berminyak lagi.
Warna Virgin coconut oil yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan sabun sangat mempengaruhi warna opac sabun dan produk sabun transparan yang dihasilkan. Misalnya, Virgin coconut oil yang digunakan berwarna kuning pucat maka warna opac dan produk sabun yang dihasilkan kuning pucat juga.
Penambahan banyaknya Asam Stearat pada pembuatan sabun transparan dapat mempengaruhi cepat lambatnya proses pengerasan. Misalnya :
Penambahan asam stearat yang kurang menyebabkan sabun transparan lama untuk mengeras.
Penambahan asam stearat yang tepat dapat menyebabkan sabun mengeras dalam waktu yang cukup singkat.
Namun, penambahan asam stearat yang berlebihan juga dapat menyebabkan sabun menjadi keruh.
Penambahan alkohol pada pembuatan sabun transparan harus disesuaikan dengan banyaknya ekstrak yang ditambahkan. Apabila ekstrak yang ditambahkan juga terdapat kandungan alkohol, maka sebaiknya banyaknya alkohol yang ditambahkan juga dikurangi.
Proses penambahan alkohol dilakukan secara 2 tahap, yaitu :
Saat awal sebelum dipanaskan.
Pada tahap ini alkohol ditambahkan sekian mili untuk melarutkan gumpalan-gumpalan yang terdapat pada adonan sabun transparan. Titik akhir penambahan alkohol pada tahap ini dapat dilihat dari perubahan wujud pada adonan sabun transparan yang sudah mulai menjadi pasta berwarna putih.
Setelah tahap ini selesai dilakukan, maka adonan sabun transparan dipanaskan pada hotplate sambil diaduk hingga suhu sudah mencapai sekitar 50°C. Sehingga ketika suhu masih dibawah rentang tersebut, lakukan pengadukan saja.
Saat sesudah dipanaskan.
melarutkan gumpalan-gumpalan yang masih tersisa pada adonan sabun transparan yang dibuat. Penambahan alkohol pada tahap ini dilakukan pada saat suhu adonan sabun transparan diatas 50°C agar terjadi proses pencampuran sempurna. Posisi stirer pada tahap ini masih dalam keadaan off.
Ketika gumpalan-gumpalan yang ada sudah mulai hilang maka stirer sudah boleh untuk dinyalakan dengan kecepatan 4-6 rpm.
Kecepatan pada proses pengadukan harus benar-benar diperhatikan.
Pada saat mereaksikan Virgin coconut oil dengan larutan NaOH maka proses pengadukan yang dilakukan adalah agak cepat dalam kondisi konstan (tetap).
Pada saat proses penambahan alkohol proses pengadukan yang dilakukan yaitu pelan-pelan saja. Sebab, apabila terlalu cepat pada proses pengadukan dapat mengakibatkan adonan sabun transparan memiliki busa yang cukup banyak.
Cara pembuatan ekstrak pada sabun transparan apabila bahan yang digunakan berupa padatan (bukan gel atau cairan) maka dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
Siapkan jenis bahan yang digunakan. Biasanya bahan yang digunakan memiliki aroma yang kuat, seperti : pandan, kulit jeruk, sereh, bunga kenanga, dll.
Rajang atau iris tipis bahan yang digunakan.
Jemur bahan dengan sinar matahari (tapi tidak terpapar secara langsung).
Apabila cuaca mendung bahan yang akan diekstrak dimasukkan pada kulkas.
Esoknya ambil dan rendam dengan alkohol hingga seluruh bagian tercelup.
Apabila sudah terjadi perubahan warna pada alkohol maka proses pengekstrakan dapat dikatakan sudah selesai.
Saring ekstrak dari ampas.
Ekstrak sudah dapat dilakukan.
Penambahan ekstrak pada pembuatan sabun transparan dapat dilakukan pada suhu sekitar 60-65°C.
Adonan sabun transparan sebelum dilakukan proses pencetakan harus mencapai suhu 70°C terlebih dahulu agar dapat membantu proses pengerasan yang lebih cepat pada produk yang dihasilkan.
Suhu pada proses pembuatan sabun harus benar-benar dijaga, dalam artian suhu yang digunakan tidak lebih dari suhu akhir sebelum pencetakan.
Suhu dalam proses pembuatan sabun transparan sangat-sangat mempengaruhi hasil akhir. Apabila adonan sabun terlalu panas, maka produk sabun transparan akan cepat memutih setelah dicetak. Kata “memutih” disini yang dimaksud adalah seperti warna sabun padat yang ada dipasaran, padahal yang diinginkan adalah transparan.
Perbandingan banyaknya NaOH dengan aquadest pada pembuatan sabun transparan adalah 1:1. Contoh, 6 gram padatan NaOH dilarutkan pada 6 ml aquadest.
Warna gula pasir yang digunakan dapat mempengaruhi juga pada sabun transparan yang digunakan.
Penambahan volume aquadest pada saat pembuatan larutan gula sekitar ½ - ¾ dari berat gula yang digunakan. Karena pada proses pembuatan sabun transparan harus menekan banyaknya air.
Jenis alkohol yang digunakan adalah 96% dan belum mengalami pengenceran.
Apabila bahan dalam reaksi saponifikasi yang digunakan adalah NaOH, maka jenis sabun yang dihasilkan adalah padat. Akan tetapi jika bahan yang digunakan dalam reaksi saponifikasi adalah KOH, maka jenis sabun yang dihasilkan adalah berupa cairan.
Tanya Jawab Pembuatan VCO Enzimatis dan Sabun Transparan
Apa pengertian reaksi saponifikasi?
Reaksi saponifikasi adalah reaksi pemutusan rantai trigiliserida menggunakan NaOH atau KOH dan menghasilkan sabun sebagai produk utama serta gliserol sebagai hasil samping.
Jenis asam lemah apa yang digunakan pada reaksi saponifikasi ?
Jenis asam karboksilat.
Mengapa yang ditambahkan itu NaOH bukan yang lainnya?
Karena jenis sabun yang dibuat adalah sabun transparan yang memiliki wujud padat, sehingga NaOH yang digunakan. Selain itu NaOH juga merupakan bahan yang dapat membantu proses saponifikasi dengan minyak yang digunakan.
Kenapa sih sabun itu bersifat basa, kok tidak netral atau asam ?
Karena pada reaksi saponifikasi jenis asam lemah dan basa kuat berupa NaOH yang digunakan. Sehingga yang menang adalah basa kuat. Oleh sebab itu maka sabun memiliki sifat basa, bukan netral ataupun asam.
Jika saya menggunakan bahan lain yang memiliki fungsi sama seperti alkohol apa yang terjadi ?
Tetap menjadi sabun, karena bahan yang ditambahkan memiliki fungsi dan kegunaan yang sama seperti alkohol. Namun, produk sabun yang dihasilkan belum tentu transparan. Sebab, kita tidak tahu warna bahan tersebut apa dan bagaimana. Penambahan alkohol pada proses pembuatan sabun transparan selain untuk melarutkan lemak kan juga berfungsi untuk proses transparansi pada sabun yang dihasilkan. Akan tetapi, penambahan alkohol yang berlebih dapat menyebabkan adanya cekungan pada bagian tengah sabun. Hal tersebut dikarenakan alkohol yang ditambahkan menguap. Sehingga pada proses pembuatan sabun hendaknya alkohol selalu dalam keadaan tertutup agar tidak mengurangi dari kadar alkohol itu sendiri.
Jenis garam apa yang ada pada sabun itu ?
Jenis garam basa.
Kenapa ekstrak nanas yang kamu tambahkan itu 10-20% kok nggak 30% atau 40% dan apa yang terjadi?
Karena berdasarkan dari penelitian dan jurnal yang saya baca, nanas merupakan buah yang memiliki kandungan air yang tinggi. Sehingga banyaknya ekstrak nanas yang ditambahkan pada proses pembuatan VCO enzimatis dapat menyebabkan produk memiliki kadar MC yang tinggi juga. Kadar MC yang tinggi dapat menyebabkan minyak mudah tengik dan memiliki kualitas yang kurang baik. Oleh sebab itu, maka penambahan ekstrak 10-20% dianggap sudah tepat, karena pada prosentasi sekian sudah dapat dihasilkan VCO dalam jumlah yang cukup banyak. Sebelumnya saya juga sempat menambahkan ekstrak nanas dalam jumlah yang banyak dengan harapan agar minya yang dihasilkan juga banyak juga, karena berdasarkan teori banyaknya nanas yang ditambahkan kan dapat mempercepat proses pengenziman. Namun, kenyataan dilapangan yang saya dapatkan selisih jumlah volume VCO yang didapat tidak terlalu jauh.
Kenapa kok warna VCO enzimatis bromelin itu rata-rata kuning ?
Warna kuning yang didapat pada VCO melalui proses enzimatis disebabkan karena penambahan ekstrak nanas pada krim santan yang digunakan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa warna nanas dapat mempengaruhi warna VCO yang didapat dengan alasan bahan pengenziman yang digunakan adalah nanas yang memiliki warna kuning.
Ketika kamu menjadi seorang penyuluh, apa sih faktor-faktor yang kamu perhatikan dalam pembuatan VCO enzimatis dan sabun transparan ?
Aspek utama yang sangat-sangat harus saya perhatikan adalah suhu. Hal tersebut dikarenakan :
Apabila suhu yang digunakan pada proses pembuatan sabun trasparan terlalu tinggi maka produk yang dihasilkan ketika memadat akan berwarna putih seperti sabun padat yang dijual di pasaran. Sedangkan indikator transparansi pada pembuatan sabun transparan juga diujikan.
Suhu yang terlalu tinggi pada proses pembuatan VCO secara enzimatis dapat menyebabkan enzim bromelin yang ada mati. Sedangkan jika suhu yang digunakan terlalu rendah maka enzim belum teraktivasi atau tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Sedangkan aspek-aspek lain yang harus saya perhatikan pada pembuatan VCO enzimatis adalah :
- pH
- Jumlah biokatalisa
- Waktu
Waktu termaksimal pada pembuatan VCO enzimatis adalah 24 jam. Karena apabila lebih dari rentang waktu tersebut dapat menyebabkan adanya kandungan minyak yang berlebih karena proses hidrolisis yan terjadi. Dari situ dapat mengakibatkan kadar air pada produk menjadi tinggi serta minyak mudah tengik.
Untuk faktor lain yang harus saya perhatikan pada pembuatan sabun transparan yaitu :
- Kecepatan proses pengadukan.
- Banyaknya atau komposisi bahan yang digunakan.
- Panas.
Ini kenapa kok kamu menulis volume piknometer 9,9995 ml, padahal kamu kan menggunakan piknometer 10 ml? Nah angka itu datangnya darimana ?
Angka tersebut saya dapatkan dari hasil kalibrasi yang sudah dilakukan sebelumnya dan sudah dicatat serta disertakan pada piknometer yang saya gunakan. Dari situ daya dapat mengetahui bahwa dari sekian volume yang sehausnya ada pada piknometer tersebut hanya ada volume sekian setelah dilakukan kalibrasi.
Nah, terus kamu sudah yakin? Keyakinanmu itu dari mana? (lanjutan dari pertanyaan sebelumnya)
Ketika angka tersebut tertera pada piknometer yang dijual oleh pabrik tersebut, maka ketepatan atas perhitungan-perhitungan sudah diujikan terlebih dahulu sebelumnya. Karena apabila angka-angka tersebut didapat asal maka pabrik tersebut melakukan sebuah kesalahan yang cukup fatal. Mengingat barang produksi yang dihasilkan merupakan barang keperluan untuk analisis. Sehingga jika angka tersebut asal, maka semua perhitungan yang dilakukan menggunakan piknometer tersebut juga tidak sesuai.
Kalau misal kamu melakukan kalibrasi dengan apa dan bagaimana langkah kamu melakukannya ?
Ketika melakukan kalibrasi, sempat menggunakan air pada suhu ruang. Kenapa menggunakan air? Karena air masa jenisnya 1 Sedangkan suhu pada air tersebut standart. Karena suhu yang terlalu rendah atau tinggi juga berpengaruh pada sample yang dihasilkan. Sehingga apabila yang dituju adalah masa jenis sample pada suhu tertentu jenis piknometer yang digunakan sudah berbeda lagi dengan alasan ada angka atau syarat suhu yang harus dipenuhi dan dicapai.
Kenapa kamu kok pakai buret ukuran 25 ml, tidak 50 ml saja?
Karena banyaknya volume larutan yang digunakan pada proses analisis tidak banyak. Agar terbaca angka nol koma-nya maka saya menggunakan buret bervolume 25 ml. Hal tersebut dikarenakan pada buret 25 ml angka nol koma terbaca dengan jelas.
Kenapa buret yang digunakan pada larutan NaOH itu yang teflon?
Agar tidak terjadi reaksi antara larutan NaOH yang ada pada buret dengan bahan dasar yang digunakan pada buret yaitu silika. Apabila buret yang digunakan bukan buret teflon maka dapat menyebabkan kran buret yang sulit buka atau diputar sehingga dapat menyebabkan adanya kecelakaan kerja yang termasuk kesalahan cukup fatal bagi seorang analis.
Kenapa waktu kamu kerja atau pada proses analisis statif yang digunakan kamu alasi lagi dengan kertas putih dan belakang buret kamu lapisi juga dengan kertas putih pada saat membaca volume?
Pemberian kertas putih pada statif atau belakang buret pada saat kegiatan analisis yang dilakukan bertujuan agar dapat menentukan titik akhir titrasi dengan tepat yang ditandai dengan adanya perubahan warna pada sample yang terdapat pada erlenmeyer (atau tidak keblablasen waktu titrasi dilakukan).
Sedangkan kertas putih yang digunakan untuk melapisi bagian belakang buret bertujuan agar dapat membaca volume larutan yang digunakan pada saat titrasi dengan tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar