Kunjungan industri merupakan pengenalan siswa kepada dunia industri, bagi siswa kimia analis biasanya dilakukan dijenjang kelas III semester ganjil, karena setahun berikutnya mereka akan melakukan praktek kerja industri selama enam bulan.
Kamis, 31 Oktober 2019 pukul 22.00 wib, dengan travel scorpion, bergerak tiga bus yang memuat siswa kimia analis menuju ke Jogja. Dengan tujuan utama berkunjung ke pabrik gula Madukismo
Perjalanan diawali dengan tampilan video pembacaan Surat Kahfi oleh alunan merdu ustadz Muzammil Hasballah, sungguh sangat religi ternyata siswa di bus 1, mereka sepertinya mengistiqomahi amalan setiap malam Jum'at ini.
Pukul 02.35 sudah sampai di restoran Grafika Jogja, siswa diharapkan setelah itu mandi dan sholat shubuh dengan sudah berganti seragam sekolah. Sedangkan makan pagi akan ready pukul 06.00
Sholat shubuh berjamaah di masjid seberang resto, setelah itu bertiga dengan pak Mei dan pak Lutfi menikmati sruputan kopi pagi di warkop dekat resto.
Setelah mandi dan berganti pakaian, berfoto di depan resto,
Jam 6 pagi, makan pagi disajikan dan siap dinikmati bersama.
Selepas menikmati makan pagi, di parkiran bus anak-anak lagi berebut membeli souvenir
Selanjutnya bergambar dengan bu. Wiwik di depan pendopo Grafika
Pukul 06.45 perjalanan menuju PG. Madukismo dan sampai dilokasi pukul 07.30. Dan langsung diarahkan ke aula pertemuan
Sambutan Bp. Mahmud :
Awalnya di Jogja ada 17 pabrik gula, tapi karena dipakai oleh tentara Belanda sebagai markas, sehingga tepat setelah 10 tahun kemerdekaan dibumihanguskan oleh TNI.
Tahun 1955 didirikan PG. Madukismo dan diresmikan Presiden Soekarno pada tahun 1958. Dan menjadi satu-satunya pabrik gula di Jogja
Madukismo kapasitas bahan baku 3500 ton/hari, dibangun atas prakarsa Sri Sultan Hamengkubuwono IX, dengan konsultan dari Jerman Timur.
Sekarang dikelola oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X, dengan 65 persen milik Keraton Jogja dan 35 persen sahamnya Rajawali Nusantara Indonesia (RNI)
Bergerak dalam industri gula dan alkohol, dengan bahan baku tebu 3500 ton/ hari, hasilnya 5000 karung, 1 karung 50 kg.
Produksi di bulan Mei - September, saat musim panas
Pabrik alkohol dengan kadar 95 persen digunakan untuk kosmetik dan farmasi, sedangkan kadar 94 persen untuk spirtus.
Produksi Alkohol 25.000 liter perhari, dengan cukai alkohol sebesar 1 liternya Rp. 20.000,-, pajak daerah Rp. 3.000,-
Pemasaran mencukupi Jogja dan Jateng bagian selatan, sedangkan kekurangannya masih import.
Setelah penjelasan, dilanjutkan keliling perusahaan menggunakan kereta odong-odong
Sholat shubuh berjamaah di masjid seberang resto, setelah itu bertiga dengan pak Mei dan pak Lutfi menikmati sruputan kopi pagi di warkop dekat resto.
Setelah mandi dan berganti pakaian, berfoto di depan resto,
Jam 6 pagi, makan pagi disajikan dan siap dinikmati bersama.
Selepas menikmati makan pagi, di parkiran bus anak-anak lagi berebut membeli souvenir
Selanjutnya bergambar dengan bu. Wiwik di depan pendopo Grafika
Pukul 06.45 perjalanan menuju PG. Madukismo dan sampai dilokasi pukul 07.30. Dan langsung diarahkan ke aula pertemuan
Sambutan Bp. Mahmud :
Awalnya di Jogja ada 17 pabrik gula, tapi karena dipakai oleh tentara Belanda sebagai markas, sehingga tepat setelah 10 tahun kemerdekaan dibumihanguskan oleh TNI.
Tahun 1955 didirikan PG. Madukismo dan diresmikan Presiden Soekarno pada tahun 1958. Dan menjadi satu-satunya pabrik gula di Jogja
Madukismo kapasitas bahan baku 3500 ton/hari, dibangun atas prakarsa Sri Sultan Hamengkubuwono IX, dengan konsultan dari Jerman Timur.
Sekarang dikelola oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X, dengan 65 persen milik Keraton Jogja dan 35 persen sahamnya Rajawali Nusantara Indonesia (RNI)
Bergerak dalam industri gula dan alkohol, dengan bahan baku tebu 3500 ton/ hari, hasilnya 5000 karung, 1 karung 50 kg.
Produksi di bulan Mei - September, saat musim panas
Pabrik alkohol dengan kadar 95 persen digunakan untuk kosmetik dan farmasi, sedangkan kadar 94 persen untuk spirtus.
Produksi Alkohol 25.000 liter perhari, dengan cukai alkohol sebesar 1 liternya Rp. 20.000,-, pajak daerah Rp. 3.000,-
Pemasaran mencukupi Jogja dan Jateng bagian selatan, sedangkan kekurangannya masih import.
Setelah penjelasan, dilanjutkan keliling perusahaan menggunakan kereta odong-odong
Video naik kereta
Kunjungan selesai pukul 09.00 selanjutnya wisata menuju Pantai Parangtritis
Bersama bu. Choi
Menjaring ikan langon
Sholat Jum'at berjamaah bersama warga di masjid Parangkusumo
Selepas Jum'atan pukul 13.00 berikutnya makan siang di resto Numani, dengan menu ikan bawal bakar, sayur asam, dan sambel terasi membangkitkan selera lapar siang itu.
Di lorong pintu masuk resto, terpampang foto leluhur dari Kesultanan Mataram.
Setelah perut terisi, dilanjutkan ke pusat oleh-oleh Bakpia Pathok 25 oleh-oleh khas Jogja.
Untuk ukuran yang kecil harganya dipatok Rp. 35.000,- sedangkan yang premium Rp. 45.000,- dengan varian : original, green tea, nanas, kacang ijo, keju, coklat, telo ungu, capucino, durian, dan campur.
Perjalanan menuju hotel Gowongan Inn tidak butuh waktu lama, sehingga secepatnya check in untuk meletakan barang-barang yang dibawa.
Tidak seberapa lama, pak Lutfi mengajak menikmati es krim Il Tempo del Gelato di daerah Kaliurang bersama pak Mei juga. Produk ini hanya ada di Jogja dan tidak membuka cabang di daerah lain
Varian cone
Saya memilih varian cone, sedangkan pak Lutfi dan pak Mei memilih bentuk cup. Yang menarik dari gerai ini adalah penataan interior yang artistik dengan ornamen ukir, dipadu dengan butiran lampu dop dan pigora foto ekspresi gaya, sehingga tampak gaul nuansanya.
Perjalanan pergi dan pulang melewati kampus UGM, dari Fisipol, Dentis, Teknik, Magister, Grahasabha, Kehutanan (kampus Presiden Jokowi), hingga hukum. Sekaligus tabarrukan semoga anak-anak kelak ada yang bisa berkuliah hingga ke sini....Aamiin.
Setelah sholat maghrib dan isya' dilanjutkan makan malam dengan menu sup ikan.
Gala dinner semakin meriah dengan acara inagurasi, dengan terlebih dulu sambutan pak Mei mewakili Jurusan, dan mas Satriya selaku travel Scorpion.
Pak Mei
Mas Satria
Tarian Ngremo - XII KA 3
Tampilan XII KA 1
Suasana....pecah
Setelah malam inagurasi dan pemberian souvenir kepada bapak ibu guru, selanjutnya acara bebas.
Banyak yang meluangkan waktu berjalan-jalan di Malioboro, namun dibatasi sampai jam 23.00. Mengingat besok pagi masih banyak agenda.
Ingat akan pesanan isteri, yaitu bakpia tugu kukus rasa coklat. Maka bergegas untuk menelusuri ruas jalan Malioboro sambil bertanya kepada linmas tentang keberadaan toko bakpia tugu tersebut.
Akhirnya yang dicari didapatkan pula, itupun tinggal satu pack varian rasa coklat yang tersisa dengan harga Rp. 38.000,- perpack (isi 10 biji)
Sambil berjalan kembali, bila ketemu siswa diarahkan untuk kembali ke hotel karena mengingat waktu sudah pukul 22.30
Namun ada yang penasaran dengan kopi jos, maka rombongan guru mampir di kedai kopi Lek Man
Ternyata kopi jos membuatnya dengan segelas air kopi dimasuki arang kayu yang masih menyala apinya, sehingga bunyi joos
Setelah seruputan kopi arang dengan sate usus, selanjutnya kembali ke hotel untuk istirahat. Waktu sudah menunjukkan pukul 23.57 wib
Menu makan sabtu pagi, setelah nasi goreng teri dilanjutkan telur dadar (omelet) dan bubur kacang ijo. Air mineral dan sari apel menambah segar pagi itu dengan cuaca sedikit berawan.
Setelah check-out, perjalanan diarahkan ke pusat kaos Mbejo, Mbelinger Jogja "berdiri sejak miring"
Beli oleh-oleh kopi untuk bapak mertua
'Kopi sing pait wae ngageni, opo maneh esemmu sing manis"
Kunjungan ke Candi Prambanan menikmati sejarah yang bernafas ajaran Hindu-Budha.
Dari beberapa situs candi, kebetulan ada guide yang mengarahkan masuk ke dalam candi Syiwa. Pada relief candi menceritakan epik kepahlawanan Ramayana.
Dalam Candi Syiwa terdapat ruang-ruang yang di dalamnya ada patung Syiwa, Agastya (titisan Syiwa), Ganesha (anak Syiwa), dan Durga (Istri Syiwa) Patung inilah yang dipercaya sebagai Loro Jonggrang.
Pohon Kalpataru terpahat pula pada dinding candi Syiwa. Pohon ini dipercaya hanya ada di surga, alam keabadian yang siapapun meminta sesuatu akan terpenuhi.
Pohon Kalpataru ini mengapit singa, dalam mitologi masyarakat bahwa raja duduk di atas Singgasana, agar wibawa seperti Singa
Makan siang di sidokumpul, suatu resto di tepi lereng menuju Gunung Kidul.
Setelah makan. menuju ke Goa Pindul. Walau sudah pukul 16.30 tidak memyurutkan untuk menyusuri sungai oya dengan menggunakan ban.
Pukul 18.00 dalam temaram setelah maghrib, perjalanan pulang kembali ke Surabaya.
Mampir di Ngawi untuk makan malam di Taman sari pukul 11.30
Sampai di SMK Negeri 5 Surabaya pukul 01.30, Alhamdulillah semua berjalan dengan lancar dan semoga menjadi ilmu bermanfaat.
Ledekan :
Yang unik dari kata-kata di belakang bus, walaupun terkesan satire namun cukup menggelitik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar