Rabu, 30 Juli 2025

Resume kelas PIK XII KI 2

 


Dari presentasi setiap kelompok, maka tuliskan kembali jawaban dari pertanyaan pada kolom komentar di bawah ini

273 komentar:

  1. Pertanyaan seputar materi Edible Oil Industry (kelompok 1)

    1. Berapa suhu pada tangki deodorized untuk menghilangkan FFA (free fatty acid/asam lemak bebas)
    2. Kenapa minyak harus dipucatkan
    3. Kenapa pada saat praktikum ekstraksi kacang tanah harus menggunakan kacang tanah yang kering
    4. Utility apa yang diperlukan dalam skala industri
    5. Apa hasil samping dari proses bleaching (pemucatan) dan deodorizing (penghilangan bau) beserta fungsinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Keysha Prista XII KI-2/0230 Juli 2025 pukul 11.37

      1. Pada proses deodorizing, suhu dalam tangki biasanya dijaga sangat tinggi untuk menguapkan FFA dan senyawa bau:

      Suhu: berkisar antara 180°C – 270°C

      Umumnya digunakan 240°C – 260°C dalam industri minyak goreng

      Proses dilakukan di bawah vakum agar FFA bisa diuapkan tanpa merusak minyak
      2. Minyak harus dipucatkan (bleaching) untuk alasan berikut:

      Menghilangkan warna dari pigmen alami seperti karotenoid dan klorofil

      Menghilangkan pengotor seperti sisa sabun, logam berat, oksida, dan sisa gum

      Meningkatkan kualitas sensorik, menjadikan minyak lebih menarik dan jernih

      Menstabilkan minyak agar tidak cepat tengik saat penyimpanan


      Bleaching dilakukan menggunakan bahan penyerap seperti bleaching earth atau activated carbon.
      3. Penggunaan kacang tanah yang kering sangat penting karena:

      Meningkatkan efisiensi ekstraksi minyak, karena air bisa menghambat pelarut organik (misalnya heksana)

      Mencegah emulsi, air dapat membentuk emulsi dengan minyak dan pelarut sehingga sulit dipisahkan

      Mencegah pembusukan atau fermentasi

      Meningkatkan konsentrasi minyak per berat bahan
      4. Beberapa utility penting dalam industri minyak dan lemak antara lain:

      Utility Fungsi
      Uap (steam) Pemanasan dalam proses degumming, bleaching, dan deodorizing
      Air (water) Pendinginan, pencucian, pelarut, dan utilitas umum
      Vakum (vacuum system) Untuk deodorizing agar FFA bisa menguap pada suhu lebih rendah
      Udara bertekanan (compressed air) Menggerakkan alat pneumatik
      Listrik (electricity) Menjalankan motor, pompa, sensor, dan kontrol sistem
      Pendingin (cooling water/chiller) Untuk menurunkan suhu minyak sebelum pengemasan
      5. Proses Hasil Samping Fungsi / Pemanfaatan

      Bleaching Spent bleaching earth (tanah pemucat bekas) Bisa digunakan untuk bahan bakar padat, pupuk, atau adsorben bila diolah ulang
      Deodorizing Distillate deodorizer (destilat deodorizer) Mengandung FFA, tocopherol (vitamin E), sterol → bisa dimanfaatkan dalam industri kosmetik, farmasi, atau sebagai bahan baku biodiesel

      Hapus
    2. Naufal Azka Rabbani XII TKI 230 Juli 2025 pukul 11.39

      1. Suhu pada prosesnya berkisar 260°C - 275°C. proses ini dilakukan secara bertahap dengan pemanasan bertingkat dalam 4 tray yang berbeda. Suhu tersebut dipilih karena dapat menghilangkan kadar FFA dalam CPO tanpa menghilangkan kandungan alaminya.
      2. Minyak dilakukan pemucatan pada proses bleaching dengan bahan tambahan bleaching earth. Tujuan proses bleaching yakni untuk menghilangkan warna yang tidak diinginkan dari minyak sawit mentah Dan menghilangkan kontaminan yang terkandung dalam CPO.
      3. Pada proses ekstraksi minyak kacang tanah digunakan biji kacang tanah kering yang telah dihilangkan kandungan airnya. pengeringan ini bertujuan untuk menghindari kontak pelarut dengan air yang dikhawatirkan mengganggu proses ekstraksi dengan sokhlet. biji kacang tanah yang kering akan diekstrak dengan pelarut hexana menggunakan metode sokletasi, yakni metode pengekstrakan berulang.
      4. utilitas yang dibutuhkan dalam industri minyak sawit antara lain Steam, Air Proses, Service Udara, Power Generator, cooling tower. utilitas yang digunakan sangat berdampak Dan berkesinambungan satu dengan lainnya. misal air Proses yang digunakan sebagai umpan boiler dalam menghasilkan steam. steam yang tersedia digunakan sebagai pemanas ataupun pembangkit listrik. listrik yang dihasilkan digunakan sebagai tenaga penunjang kebutuhan proses produksi.
      5. hasil samping dari proses deodorizing yakni PFAD yang dapat digunakan sebagai pupuk alami ataupun bahan tambahan pada industri sabun dan lilin. untuk proses bleaching sendiri menghasilkan hasil samping yakni Spent Bleaching Earth atau SBE yang dapat digunakan sebagai pupuk alami Dan campuran beton

      Hapus
    3. Rossi Mitha Amelia (22) TKI 230 Juli 2025 pukul 11.39

      1. Suhu di atur secara bertahap 160°C -275°C

      2. Agar warna minyak menjadi kuning sempurna dan layak untuk di konsumsi dan apabila tidak di pucatkan warnanya akan menjadi gelap sehingga akan sedikit aneh jika kita menggoreng makanan dengan minyak bewarna hitam, selain itu di pucatkan agar menarik konsumen menarik

      3. Moisture content untuk menghilangkan kadar air, karena jika menggunakan kacang yang basah atau kadar air tinggi akan mempengaruhi prosesnya dan membuat proses jadi lebih lama

      4. Boiler, heat exchanger, cooling tower


      5. Untuk menghilangkan warna gelap dan untuk menarik konsumen dan juga untuk menghilangkan bau cpo ( crude plam oil)

      Hapus
    4. Gusti Pinayungan XII TKI 2 | 1730 Juli 2025 pukul 11.53

      1. FFA dapat menguap pada suhu 260-275°C sehingga tidak menyebabkan bau tengik pada minyak.
      2. Jika tidak dibleaching (dipucatkan) maka pengotor2 masih terikut ke dalam minyak, selain itu pemucatan warna dapat memikat konsumen karena bila warna tetap seperti CPO (kuning kemerahan), konsumen akan berpikir bahwa minyak tersebut bekas.
      3. Karena berhubungan dengan moisture content, sebetulnya bisa saja dalam keadaan basah namun prosesnya akan lebih lama.
      4. Utilitas yang diperlukan antara lain penyediaan uap (steam) sebagai pemanas maupun peralatan dari boiler, air proses untuk boiler (air ini harus bebas mineral, karena mineral akan menimbulkan kerak pada boiler sehingga menurunkan kinerja) maupun reaksi kimia dalam proses, udara bertekanan untuk instrumenasi pneumatik, cooling tower untuk mendinginkan air proses, dan power generator untuk kebutuhan listrik pabrik.
      5. Hasil berupa Spent Bleaching Earth yang merupakan golongan limbah B3 dapat diangkut oleh pihak ketiga, sedangkan minyak rework diolah kembali.

      Hapus
    5. M Iqbal Baihaqi S XII TKI 2/0730 Juli 2025 pukul 11.56

      1.suhunya yaitu 260⁰C-270⁰C
      2.pemucatan adalah langkah penting dalam proses pemurnian minyak untuk mendapatkan minyak jadi yang memenuhi standar kualitas, penampilan, dan stabilitas yang tinggi.
      3.kacang tanah harus kering saat diekstraksi minyak karena air akan menghambat proses, mengurangi jumlah minyak yang didapat, menyebabkan emulsi (campuran sulit pisah), dan menurunkan kualitas minyak.
      Kacang yang kering memastikan pelarut bisa menarik minyak dengan maksimal dan hasilnya lebih murni.
      4.utilitas yang diperlukan dalam skala industri meliputi:
      * Uap
      * Listrik
      * Air
      * Udara Bertekanan
      * Bahan Bakar
      * Sistem Pengolahan Limbah
      Semua utilitas ini adalah fondasi agar pabrik bisa beroperasi dengan efisien dan aman.
      5.hasil samping dari proses bleaching (pemucatan) adalah Spent Bleaching Earth (SBE), yaitu tanah bekas pakai yang mengandung sisa minyak dan kotoran. SBE bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar, bahan bangunan, atau adsorben lain.
      Sedangkan hasil samping dari proses deodorizing (penghilangan bau) adalah Deodorizer Distillate (DD), yaitu sulingan kaya akan asam lemak bebas dan senyawa berharga seperti Vitamin E serta Fitosterol. DD ini bernilai tinggi untuk industri farmasi, kosmetik, dan bahan bakar.

      Hapus
    6. R. Dimas Nugroho Indra Putra /1630 Juli 2025 pukul 12.05


      1. Proses pemanasan dilakukan secara bertahap dengan suhu sekitar 260°C – 275°C secara bertahap. Suhu ini dipilih karena bisa mengurangi kadar asam lemak bebas (FFA) dalam minyak sawit mentah (CPO) tanpa merusak zat alami yang baik di dalamnya.

      2. Minyak sawit diputihkan Tujuannya adalah supaya warna minyak yang keruh atau gelap bisa hilang, dan juga untuk membersihkan minyak dari kotoran atau zat-zat yang tidak diinginkan.

      3. Untuk mengambil minyak dari kacang tanah, digunakan biji kacang yang sudah dikeringkan dulu supaya tidak ada air. Ini penting agar tidak mengganggu proses ekstraksi dengan pelarut hexana. Proses pengambilannya dilakukan pakai metode soxhlet, yaitu teknik mengekstrak minyak secara berulang-ulang dengan pelarut.

      4. Dalam industri minyak sawit, dibutuhkan beberapa fasilitas penunjang atau utilitas, seperti: uap panas (steam), air proses, udara tekan, listrik, dan menara pendingin (cooling tower). Semuanya saling berhubungan—contohnya, air digunakan untuk menghasilkan uap, uap dipakai sebagai pemanas atau pembangkit listrik, lalu listrik digunakan untuk menjalankan proses produksi.

      5. Proses deodorizing menghasilkan sisa bernama PFAD, yang bisa dimanfaatkan untuk pupuk atau bahan tambahan sabun dan lilin. Sedangkan proses bleaching menghasilkan sisa SBE (Spent Bleaching Earth), yang juga bisa digunakan untuk pupuk atau dicampur ke bahan bangunan seperti beton

      Hapus
    7. Risma Tsaltsa Nabilla XII TKI 2/1930 Juli 2025 pukul 12.06

      1. 250°C
      2. Bertujuan untuk menghilangkan warna yang tidak diinginkan, menghilangkan kotoran dan kontaminan, serta meningkatkan kestabilan penyimpanan.
      3. Pengeringan dilakukan mengurangi kadar air pada kacang, yang penting agar proses ekstraksi menjadi lebih efisien serta menghasilkan minyak dengan kualitas yang baik.
      4. Cooling tower, Steam, Air Proses, Service Udara, Power Generator
      5. Hasil samping bleaching:
      Spent Bleaching Earth (SBE): tanah pemucat bekas yang masih mengandung 1–30% minyak.
      Fungsi: minyaknya bisa diekstrak kembali, dijadikan bahan bakar padat (setelah dikeringkan), atau bahan baku pupuk kompos.

      Hasil samping deodorizing:
      Deodorizer Distillate (DD): hasil kondensasi uap FFA dan senyawa volatil.
      Fungsi: FFA bisa disuling untuk sabun/biodiesel, sedangkan tokoferol & sterol dapat diekstrak untuk vitamin E, farmasi, dan kosmetik.

      Hapus
    8. Tria 'Abidah A XII TKI-2 / 3030 Juli 2025 pukul 12.07

      1. 250°C
      2. Untuk menghilangkan warna yang tidak diinginkan, menghilangkan kotoran dan kontaminan, Meningkatkan kestabilan penyimpanan
      3. Pengeringan mengurangi kadar air dalam kacang, yang penting untuk efisiensi proses ekstraksi dan kualitas minyak yang dihasilkan
      4. Steam, Air proses, Service udara, Power generator, Cooling tower
      5. Hasil samping bleaching : Spent bleaching earth (SBE): tanah pemucat yang digunakan.
      Fungsi:
      • Mengandung minyak sisa (1-30%) bisa diekstrak kembali.
      • Digunakan sebagai bahan bakar padat setelah dikeringkan.
      • Bahan baku pupuk kompos (jika dimodifikasi secara biologis).

      Hasil samping deodorizing : Deodorizer Distillate (DD): Uap yang terkondensasi dari FFA dan senyawa volatil lain.
      Mengandung:
      • Free Fatty Acids (FFA)
      • Sterol (fitosterol)
      • Tokoferol (Vitamin E)
      • Trigliserida terlarut
      Fungsi:
      FFA dapat disuling ulang untuk dijadikan:
      • Bahan sabun
      • Biodiesel
      • Tokoferol dan sterol dapat diekstrak untuk:
      • Suplemen vitamin E
      • Bahan farmasi / kosmetik

      Hapus
    9. M Yuda Dzikri Firlana XII TKI-230 Juli 2025 pukul 12.08

      1. Suhu dalam tangki deodorized biasanya sangat tinggi, namun prosesnya dilakukan secara bertahap mulai dari suhu 260°c hingga suhu 275°c.
      2. Untuk menghilangkan warna yang tidak diinginkan, menghindari adanya kontaminan.
      3. Agar tidak terjadi kontaminasi dari air yang menyebabkan hasil mousture contentnya tinggi. Kadar air yang rendah akan lebih menghasilkan kualitas yang lebih baik dan efisien.
      4. Penyediaan (Steam) yang digunakan sebagai pemanas maupun untuk boiler, (Cooling water)untuk mendinginkn air proses, (Air proses), digunakan dalam proses,air ini tidak boleh mengandung mineral karena bisa menurunkan kinerja dari proses, (power generator)Sebagai kebutuhan listrik industri karena jika menggunakan listrik dari kota/kabupaten para warga tidak akan kebagian listrik negara
      5. Uap yang terkondenasasi dari ffa dan senyawa volatil lain yang mengandung Free Fatty Acid, sterol, tokoferol,trigeliserida terlarut,senyawa B dan flavor yang dihilangkan FFA dapat disuling ulang untuk dijadikan
      -bahan sabun
      -biodiesel
      -tokeferol dan sterol dapat diekstrak menjadi :
      -suplemen vitamin e
      -Bahan farmasi / kosmetik

      Hapus
    10. Mochammad Daffa Ar Rosyid XII TKI-2/0630 Juli 2025 pukul 12.19

      Jawaban dari pertanyaan di atas :

      1. Suhu pada tangki deodorized untuk menghilangkan FFA (free fatty acid / asam lemak bebas) dalam proses pemurnian minyak biasanya berkisar antara: 180°C – 270°C, tergantung jenis minyak dan tujuan proses deodorisasi.

      2. Pemucatan minyak dalam industri edible oil bertujuan untuk menghilangkan pigmen warna seperti karotenoid dan klorofil, serta zat-zat pengotor seperti sisa sabun, logam berat, dan senyawa oksidasi. Proses ini penting agar minyak menjadi lebih jernih, stabil, dan tahan lama. Pemucatan juga membantu mengurangi senyawa-senyawa yang bisa mengganggu atau menurunkan kualitas akhir minyak.

      3. Karena air dapat mengganggu proses ekstraksi minyak. Jika kacang masih basah atau mengandung kadar air tinggi, pelarut (seperti heksana) akan sulit menembus jaringan sel kacang dan melarutkan minyak secara efisien.

      4. Utility yang diperlukan dalam skala industri edible oil:
      – Uap (Steam): untuk pemanasan pada berbagai tahap, seperti degumming, deacidifikasi (netralisasi), bleaching, dan deodorisasi.
      – Air (Water): untuk pencucian, netralisasi, pendinginan (cooling tower), serta sebagai media dalam boiler untuk menghasilkan uap.
      – Listrik (Electricity): untuk menggerakkan motor pompa, agitator, conveyor, sistem kontrol otomatis (PLC/SCADA), serta penerangan dan peralatan lab.
      – Vakum (Vacuum System): untuk menurunkan titik didih senyawa volatil agar mudah dihilangkan tanpa merusak minyak karena suhu tinggi.
      – Pendingin (Cooling System): untuk menurunkan suhu produk setelah proses pemanasan, terutama setelah deodorisasi, dan untuk mengatur suhu tangki penyimpanan minyak akhir.
      – Bahan Bakar (Fuel): untuk mengoperasikan boiler atau burner.

      5. ~ Hasil samping dari proses bleaching meliputi :
      Tanah Bleaching yang digunakan untuk menyerap kotoran dan pigmen, serta pigmen yang dihilangkan, yang dapat dimanfaatkan dalam industri lain. ~ Hasil samping dari proses deodorizing mencakup :
      Uap air dan senyawa volatil yang menyebabkan bau, serta sebagian asam lemak bebas (FFA) yang dapat digunakan dalam pembuatan sabun.

      Hapus
    11. Achmad Rofi Subhan XII TKI-2/0130 Juli 2025 pukul 12.53

      Resume materi presentasi Edible Oil (Kelompok 1)

      1. Berapa suhu pada tangki deodorized untuk menghilangkan FFA (free fatty acid/asam lemak bebas)
      Jawaban : Suhu yang digunakan dalam tangki proses deodorizing yaitu berkisar antara 260-275°C dengan tujuan menghilangkan komponen yang tidak diinginkan seperti bau, rasa, dan zat zat volatil lainnya dari minyak sehingga minyak lebih bersih.

      2. Kenapa minyak harus dipucatkan
      Jawaban : Dalam hal ini proses pemucatan CPO (Crude Palm Oil) menggunakan bahan pembantu yaitu Bleaching Earth (BE) dengan tujuan menghilangkan zat-zat warna dan zat organik yang menyebabkan minyak kelapa sawit mentah atau CPO berwarna coklat kemerahan.

      3. Kenapa pada saat praktikum ekstraksi kacang tanah harus menggunakan kacang tanah yang kering
      Jawaban : Menggunakan kacang tanah kering dengan tujuan menghilangkan kadar air/moisture content pada kacang tanah dan juga efisiensi waktu kacang tanah ketika nanti diekstraksi agar tidak memakan waktu terlalu lama.
      4. Utility apa yang diperlukan dalam skala industri
      Jawaban : Dalam hal industri minyak utility yang digunakan untuk menunjang proses produksi ada :
      1.) Cooling Tower = Adalah alat penukar kalor yang berfungsi membuang panas dari air proses yang telah digunakan dalam proses industri ke udara bebas melalui proses evaporasi.
      2.) Chiller = Adalah alat yang digunakan untuk menurunkan suhu air dengan proses menghilangkan panas dari sistem dan mentransfer di tempat lain.
      3.) Boiler = Adalah alat penghasil uap panas bertekanan tinggi atau steam guna menunjang proses produksi.

      5. Apa hasil samping dari proses bleaching (pemucatan) dan deodorizing (penghilangan bau) beserta fungsinya
      Jawab :
      • Hasil samping proses bleaching adalah Spent Bleaching Earth (SBE) yang termasuk kategori limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). karena termasuk limbah B3 maka tidak ada fungsinya dan nantinya akan dibuang di tempat pembuangan limbah khusus limbah B3
      • Hasil samping proses deodorizing ada Palm Fatty Acid Distillate (PFAD). PFAD sendiri adalah minyak samping dari hasil penyulingan minyak kelapa sawit mentah (CPO). Fungsi PFAD sendiri dapat digunakan sebagai :
      1.) Pakan ternak
      2.) Industri Olekimia, digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun, deterjen.
      3.) Industri Kosmetik dan Farmasi, digunakan dalam pembuatan produk seperti vitamin E dan stearat magnesium.

      Hapus
    12. Syifa keysyayara XII TKI - 230 Juli 2025 pukul 13.14

      1. Suhu pada Deodorisasi (T.deodorized)
      Suhu pada T.dedorized yaitu sekitar 260-275°C untuk proses deodorisasi menggunakan rentang suhu berkala yang terdiri dari 4 tray dari suhu 260-275°C umumnya digunakan dalam deodorisasi minyak nabati, terutama untuk minyak kelapa sawit yang akan diolah menjadi minyak goreng dan juga untuk meghilangkan kadar FFA dalam CPO.

      2. Kenapa Minyak Harus Dipucatkan (Bleaching)
      Karena untuk menghilangkan Pigmen Warna Minyak mentah, (misalnya Crude Palm Oil/CPO) memiliki warna yang pekat (misalnya merah-jingga pada CPO) karena mengandung pigmen alami seperti karotenoid dan klorofil. Pemucatan menggunakan bleaching earth (tanah pemucat/adsorben) berfungsi menyerap pigmen-pigmen ini, menghasilkan minyak dengan warna yang lebih cerah dan jernih (kuning pucat). Warna cerah ini lebih disukai konsumen untuk minyak goreng atau bahan baku produk pangan lainnya.

      3. Kenapa Kacang Tanah Harus Kering
      Kacang tanah harus memiliki kadar air (moisture content) yang rendah sebelum proses pengolahan (ekstraksi minyak). Kacang tanah yang terlalu basah akan lebih sulit diproses baik dengan metode pengepresan maupun ekstraksi pelarut sehingga menyebabkan ketidak efisienan.


      4. Utility yang Diperlukan dalam Industri Pengolahan Minyak
      "Utility" dalam industri ini mengacu pada fasilitas penunjang yang tidak menjadi bagian langsung dari produk akhir.
      Steam (uap panas),Boiler,air proses,cooling tower, power generator.

      5. Hasil Samping Proses Bleaching dan Deodorizing dan Fungsinya
      Proses bleaching (pemucatan) dan deodorizing (penghilangan bau)
      Hasil Samping Proses Bleaching adalah Spent Bleaching Earth (SBE) / Limbah SBE adalah limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) karena masih mengandung sisa minyak dan berpotensi terbakar spontan. Jika tidak dimanfaatkan, harus dibuang ke tempat pembuangan limbah B3 yang sesuai.
      Hasil Samping Proses Deodorizing adalah Palm Fatty Acid Distillate (PFAD)
      dimana hasil utama dari proses deodorisasi minyak sawit.

      Hapus
    13. Muhammad Zain Ba'Dhiya'Ulhaq Hasrian XII TKI-2/0930 Juli 2025 pukul 13.34

      1. Suhu dalam tangki deodorized memang cukup tinggi, dan prosesnya dilakukan secara bertahap mulai dari 260°C hingga 275°C. Suhu tersebut mampu mengurangi kadar FFA dalam CPO tanpa merusak kandungan alami minyak, sehingga kualitasnya tetap terjaga.
      2. Minyak perlu dipucatkan untuk menghilangkan warna yang tidak diinginkan, mengurangi kemungkinan kontaminasi, serta membuat minyak lebih stabil saat disimpan, agar tidak mudah tengik atau rusak.
      3. Kacang tanah yang digunakan harus dalam kondisi kering agar tidak tercampur air, karena air bisa menyebabkan kadar moisture (kelembapan) menjadi tinggi. Kadar air yang rendah akan menghasilkan minyak dengan kualitas lebih baik dan proses ekstraksi yang lebih efisien.
      4. Di industri minyak sawit, utilitas penting seperti steam, air proses, udara servis, generator listrik, dan cooling tower saling mendukung. Misalnya, air proses digunakan di boiler untuk menghasilkan steam, lalu steam dipakai untuk pemanas atau pembangkit listrik. Listriknya sendiri dipakai untuk mendukung proses produksi. Semua saling terhubung dan penting agar produksi berjalan lancar.
      5. Proses deodorizing menghasilkan PFAD, yang bisa dimanfaatkan sebagai pupuk alami, bahan sabun, dan lilin. Sedangkan dari proses bleaching dihasilkan Spent Bleaching Earth (SBE), yang bisa digunakan sebagai pupuk organik atau campuran beton.

      Hapus
    14. SITI AISYAH XII TKI 2 / 2730 Juli 2025 pukul 13.42

      1. Pada tahap deodorizing, suhu tinggi yang digunakan—berkisar antara 260°C hingga 275°C—memegang peran penting dalam menurunkan kadar FFA pada CPO. Proses ini dilakukan secara terkendali agar kandungan gizi alami minyak tetap terjaga tanpa mengalami kerusakan.


      2. Pemucatan minyak bertujuan untuk menghilangkan warna yang tidak diinginkan dan mengurangi kandungan zat pengotor. Dengan begitu, minyak akan lebih tahan terhadap oksidasi dan tidak mudah rusak selama masa penyimpanan.


      3. Sebelum proses ekstraksi minyak dari kacang tanah dilakukan, bahan baku harus benar-benar kering. Jika terdapat air, kadar kelembapan akan meningkat dan bisa menurunkan efisiensi ekstraksi serta mempengaruhi mutu minyak yang dihasilkan.


      4. Dalam industri pengolahan minyak nabati, sistem utilitas seperti uap, air proses, listrik, dan udara tekan saling berkaitan. Contohnya, uap dihasilkan dari air proses yang dipanaskan di boiler dan digunakan untuk memanaskan unit produksi maupun menggerakkan turbin listrik yang menopang jalannya operasional.


      5. Sisa hasil proses deodorizing berupa PFAD memiliki nilai guna tinggi sebagai bahan baku pembuatan sabun, pupuk, hingga lilin. Sementara residu dari pemucatan seperti SBE dapat dimanfaatkan kembali sebagai kompos atau material tambahan dalam konstruksi.

      Hapus
  2. Shivany Chalingga/2630 Juli 2025 pukul 11.43

    1. Suhu pada T. deodorized untuk hilangkan FFA yaitu Sekitar 260–275°C supaya asam lemak bebas (FFA) bisa menguap dan terpisah dari minyak serta dapat menghilangkan bau tidak sedap dari minyak.
    2. minyak dipucatkan supaya warna minyak menjadi lebih cerah dan bersih, serta menghilangkan kotoran, logam, dan zat warna alami yang bisa menggangu kualitas minyak.
    3. Karena kalau kacang tanah basah kualitas minyak menjadi jelek dan hasil minyaknya sedikit bisa cepat busuk, tengik atau berjamur.
    4. Air (pendingin atau proses), uap (steam) untuk pemanasan, listrik buat alat-alat, udara tekan (compressed air) untuk sistem otomatis.
    5. Spenton bleaching earth : bekas tanah pemucat, bisa jadi bahan bakar padat dan Fatty acid (FFA) : bisa dipakai buat sabun.

    BalasHapus
  3. Zalfa Aulia Salsabila XII TKI 2/33

    1. Suhu pada tangki deodorized untuk menghilangkan FFA (asam lemak bebas)

    bervariasi tergantung jenis minyak dan tingkat FFA yang ingin dihilangkan. Secara umum, suhu berkisar antara 200-260°C.

     

    2. Minyak harus dipucatkan (bleaching)

    untuk menghilangkan pigmen, kotoran, dan senyawa lain yang dapat mempengaruhi warna, aroma, dan stabilitas minyak. Pemucatan menghasilkan minyak yang lebih jernih, tahan lama, dan lebih menarik secara estetika.

     

    3. Pada praktikum ekstraksi kacang tanah, penggunaan kacang tanah kering

    penting karena: a) kacang tanah kering lebih mudah dihancurkan dan diekstraksi; b) kadar air yang rendah mengurangi risiko pertumbuhan mikroorganisme dan hidrolisis lemak selama proses ekstraksi; c) meningkatkan efisiensi ekstraksi minyak.

     

    4. Utilitas yang diperlukan dalam skala industri

    untuk proses ekstraksi dan pemurnian minyak meliputi: uap panas (untuk pemanasan dan deodorisasi), listrik (untuk pengoperasian mesin dan peralatan), air (untuk pendinginan dan pembersihan), dan nitrogen (untuk mencegah oksidasi). Selain itu, dibutuhkan juga sistem pengolahan limbah untuk menangani limbah cair dan padat yang dihasilkan selama proses.

     

    5. Hasil samping dari proses bleaching (pemucatan) adalah lumpur pemucat (bleaching earth) yang mengandung pigmen, kotoran, dan senyawa lain yang telah dihilangkan dari minyak. Fungsi lumpur pemucat adalah sebagai media untuk menyerap zat-zat tersebut. Hasil samping dari proses deodorisasi adalah asam lemak bebas (FFA) yang telah dihilangkan dari minyak. FFA dapat digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan sabun atau produk lainnya.

    BalasHapus
  4. Tina Rahmasari/2930 Juli 2025 pukul 11.51

    1.Pada proses deodorizing, suhu dalam tangki biasanya dijaga sangat tinggi untuk menguapkan FFA dan senyawa bau:
    Suhu: berkisar antara 180°C – 270°C
    Umumnya digunakan 240°C – 260°C dalam industri minyak goreng
    Proses dilakukan di bawah vakum agar FFA bisa diuapkan tanpa merusak minyak

    2.Pemucatan (bleaching) minyak bertujuan untuk menghilangkan pigmen warna, bau, dan zat-zat lain yang tidak diinginkan dari minyak, sehingga menghasilkan minyak yang lebih jernih, stabil, dan sesuai untuk berbagai aplikasi, terutama dalam industri makanan.

    3.Kacang tanah kering memiliki kandungan air yang lebih rendah dibandingkan kacang tanah segar. Hal ini penting karena:
    Mencegah pertumbuhan jamur atau bakteri selama proses ekstraksi.
    Memudahkan proses ekstraksi karena pelarut (seperti heksana) dapat lebih efektif melarutkan minyak dari kacang tanah kering.
    Meningkatkan efisiensi ekstraksi karena tidak ada air yang ikut terekstraksi dan bercampur dengan minyak.

    4.Dalam skala industri, berbagai utility diperlukan untuk menunjang proses produksi, antara lain:
    Sumber energi: Listrik, gas, uap, atau bahan bakar lainnya untuk mengoperasikan mesin dan peralatan.
    Air bersih: Untuk berbagai keperluan seperti pendinginan, pembersihan, dan proses produksi.
    Sistem pendingin: Untuk menjaga suhu proses produksi dan produk.
    Sistem perpipaan: Untuk mengalirkan bahan baku, produk, dan limbah.
    Sistem pengolahan limbah: Untuk mengolah limbah cair dan padat yang dihasilkan selama proses produksi.

    5. Bleaching: Hasil sampingnya adalah tanah pemucat (bleaching clay) yang sudah jenuh dengan pigmen dan zat-zat lain yang dihilangkan dari minyak. Tanah ini dapat dibuang atau diolah lebih lanjut untuk diambil kembali sisa minyak yang terperangkap. Deodorizing: Hasil sampingnya adalah fraksi volatil (bau) yang terkondensasi dan terpisah dari minyak. Fraksi ini dapat diolah lebih lanjut untuk diambil kembali senyawa aromatik yang berguna atau dibuang dengan aman setelah diproses.

    BalasHapus
  5. Rony Dwi Putra Hamka Abdilla XII TKI-2/2130 Juli 2025 pukul 11.51

    1. Secara bertahap dalam 4 tray, sekitar 260-275°C untuk menghilangkan bau pada CPO
    2. Menghilangkan warna gelap yang mengandung bakteri kuman kotoran, dan juga untuk menarik konsumen bila warna minyak bagus
    3. Menghilangkan air. Kadar air yang tinggi menyebabkan proses nya lebih lama.
    4. Boiler, lime softening water, cooling tower, power generator
    5. hasil samping dari proses deodorizing yakni PFAD yang dapat digunakan sebagai pupuk alami ataupun bahan tambahan pada industri sabun dan lilin. untuk proses bleaching sendiri menghasilkan hasil samping yakni Spent Bleaching Earth atau SBE yang dapat digunakan sebagai pupuk alami Dan campuran beton.

    BalasHapus
  6. RAGIL SENJA K/XII.TKI 2/1830 Juli 2025 pukul 11.52

    1. suhu pada tangki deodorized ntuk menghilangkan ffa adalah sekitar 260-275°C
    2. Proses ini dilakukan untuk menghilangkan warna gelap minyak, mengurangi atau menghilangkan bau tidak sedap dari CPO (Crude Palm Oil), dan meningkatkan kualitas visual dan aroma produk agar lebih menarik dan layak dikonsumsi oleh konsumen
    3. supaya prosesnya tidak lama,kadar air perlu dikurangi karena bisa mempengaruhi kecepatan proses
    4. boiler,heat exchanger,steam,cooling tower
    5. hasil samping dari proses be biasanya diperjualbelikan oleh orang pabrik sebagai bahan pupuk sedangkan hasil samping dari deodrizing biasanya digunakan untuk lilin dan sabun

    BalasHapus
  7. yulia fitri XII TKI-2 (32)30 Juli 2025 pukul 11.54

    1. Berapa suhu pada tangki deodorized untuk menghilangkan FFA (Free Fatty Acid / Asam Lemak Bebas)?
    Suhu pada tangki deodorized biasanya berada di kisaran:
    * 180–260°C, tergantung jenis minyak dan kondisi proses.
    * Suhu ideal umumnya sekitar 220–240°C.
    Proses ini menggunakan Vacuum (hampa udara) untuk mencegah oksidasi dan membantu menguapkan senyawa volatil seperti FFA dan bau tidak sedap.

    2. Kenapa minyak harus dipucatkan (Bleaching)?
    Tujuan pemucatan minyak:
    * Menghilangkan pigmen seperti klorofil dan karotenoid yang memberi warna hijau, kuning, atau merah pada minyak.
    * Menghilangkan pengotor seperti sabun, logam berat, sisa fosfatida, dan oksidasi awal.
    * Meningkatkan kestabilan minyak terhadap oksidasi.
    * Menyiapkan minyak untuk proses deodorizing.

    3. Kenapa pada saat praktikum ekstraksi kacang tanah harus menggunakan kacang tanah yang kering?
    Kacang tanah harus dikeringkan karena:
    * Kandungan air rendah meningkatkan efisiensi ekstraksi minyak.
    * Air menghambat pelarut (biasanya heksana) dalam menembus jaringan sel biji.
    * Mengurangi emulsi antara air dan minyak yang menyulitkan pemisahan.
    * Menghindari pertumbuhan mikroorganisme dan mencegah kerusakan minyak akibat hidrolisis.

    4. Utility apa yang diperlukan dalam skala industri (ekstraksi & pengolahan minyak)?
    Beberapa utility penting di industri pengolahan minyak:
    * Steam (uap panas) : untuk pemanasan, sterilisasi, dan deodorizing.
    * Vacuum system : untuk proses deodorizing dan pemurnian.
    * Cooling water : untuk pendinginan produk akhir atau alat.
    * Compressed air : untuk pneumatik (alat bantu mekanik).
    * Listrik : untuk menggerakkan mesin, pompa, motor.
    * Pelarut organik (contoh: heksana): untuk ekstraksi minyak.

    5. Apa hasil samping dari proses bleaching dan deodorizing beserta fungsinya?
    a. Hasil samping bleaching:
    * Spent bleaching earth (tanah pemucat bekas)
    Fungsi: Menyerap pigmen dan pengotor.
    Pemanfaatan: Bahan bakar padat, bahan baku semen, atau diregenerasi.
    b. Hasil samping deodorizing:
    Distillate deodorizer (DD): Kondensat dari uap minyak (mengandung FFA, tokoferol, sterol, dan aldehida).
    •> Fungsi:
    FFA : bisa digunakan untuk membuat sabun.
    Tokoferol (Vitamin E): bisa diekstrak untuk suplemen.
    Sterol: bisa dimanfaatkan dalam industri farmasi.

    BalasHapus
  8. 1. Suhu pada tahap deodorized untuk menghilangkan FFA di minyak yaitu 260°C - 275°C
    2. Minyak perlu dipucatkan untuk menghilangkan zat-zat yang tidak diinginkan dan meningkatkan kualitasnya. Proses pemurnian ini menghilangkan kotoran, air, asam lemak bebas, pigmen, dan zat lain yang dapat mempengaruhi warna, bau, rasa, dan stabilitas minyak. Setelah dipucatkan, minyak akan mengalami perubahan warna, menjadi lebih jernih atau kuning muda, sehingga para konsumen juga lebih tertarik pada minyak dan siap pakai.
    3. Kacang tanah harus dikeringkan dalam pembuatan edible oil untuk mengurangi kadar airnya. Selain itu, kacang tanah yang kering lebih mudah diekstraksi minyaknya. Serta dapat mempercepat proses ekstraksi pada kacang tanah tersebut.
    4. Utility edible oil :
    - Cooling tower
    - Steam
    - Air proses
    - Serve udara
    - Power generation
    5. Hasil samping proses bleaching yaitu Spent Bleaching Earth, berfungsi sebagai sumber energi/bahan bakar alternatif, recovery minyak, dan dapat digunakan sebagai bahan baku kompos. Sedangkan hasil samping proses deodorazing ialah Deodorizer Fatty Acid Distillate (DFAD), dapat berfungsi sebagai bahan baku biodiesel.

    BalasHapus
  9. Nadine Nashazka C XII TKI-2/1230 Juli 2025 pukul 11.58

    1. Suhu yg diperlukan dalam proses menghilangkan ffa pada tangki deodorized yaitu 260-275 °C dengan suhu yg bertahap.
    2. Untuk menghilangkan warna yg tidak diinginkan, menghilangkan bau, menghilangkan kotoran dan pengotor, dan persiapan untuk proses deodorizing
    3. Pengeringan mengurangi kadar air dalam kacang yg penting untuk efisiensi proses ekstraksi dan kualitas minyak yg dihasilkan, dengan tujuan agar tidak mengganggu saat proses sokhletasi.
    4. Utilitas yg digunakan antara lain ada steam, air proses, serve udara, power generator, dan cooling tower.
    5. Hasil samping dari proses bleaching yaitu Spent Bleaching Earth (Tanah Bleaching Bekas) yg dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif (jika mengandung cukup minyak). Hasil samping dari proses deodorizing yaitu PFAD yg dapat digunakan sebagai pupuk alami.

    BalasHapus
  10. Moch Ilham Kurniawan XII TKI-2/0530 Juli 2025 pukul 12.03

    Nama: Moch Ilham Kurniawan
    Kelas: XII TKI-2
    ABSEN: 05

    1. Kalau berdasarkan jawaban oleh kelompok 1 bahwasanya untuk proses deodarisasi dilakukan dengan suhu yang bertahap yang di mana mulai dari 260 hingga akhir 275 derajat Celcius. Fungsi untuk dilakukan deodarisasi adalah untuk menghilangkan FFA dan dapat memecah bau serta warna berupa beta karoten (warna kuning alami pada CPO) sehingga minyak yang akan didistribusikan kepada konsumen sudah memiliki warna kuning yang lebih murni dan dapat memberikan warna yang sesuai dengan psikologi makanan kepada konsumen.
    2. Agar pigmen warna pada CPO yang berupa warna awal merah kecoklatan akan terpucatkan serta menjadi pro oksidan sehingga minyak tidak gampang tengik.
    3. Karena untuk mengefisiensikan produksi karena kacang tidak mengandung air atau moisture content tidak besar sehingga dalam proses produksi untuk tahap memanaskan akan lebih cepat atau tidak perlu untuk menghilangkan kadar air terlebih dahulu, serta kacang tanah pada proses ekstraksi melalui sokletasi yang di mana menggunakan solven berupa n heksan sebagai pelarut akan lebih murni untuk dilakukan ekstraksi secara berulang, serta ketika dilakukan destilasi tidak ada kontaminan yang berdasarkan titik didihnya lebih tinggi adalah air.
    4. Berdasarkan jawaban dari kelompok 1 bahwasanya utilitas yang akan dipakai dalam produksinya ada 3 yakni suling Tower, boiler, ciller. Akan tetapi sesuai dengan yang dijabarkan oleh pak Onny bahwasanya utilitas yang umum ada berupa colling tower, steam, air proses, servle udara, broiler, power generator. Untuk pembuatan steam diusahakan agar air yang digunakan merupakan air demin atau air yang memiliki tingkat kesadahan yang rendah sehingga boiler ketika rusak sedikit tidak langsung meledak.
    5. Kalau berdasarkan magangnya Rofi hasil dari spent bleaching earth tidak digunakan lagi setelah perlakuan proses akan langsung disimpan pada TPS khusus karena bleaching earth merupakan salah satu jenis limbah B3

    BalasHapus
  11. Nabila Juharil Inayah / 10 - XII TKI 230 Juli 2025 pukul 12.03

    1. Untuk menghilangkan kadar FFA yang terkandung dalam minyak (DBPO) dengan cara dipanaskan menggunakan suhu yang tinggi secara bertahap antara 260°C hingga 275°C
    2. Pemucatan minyak dilakukan agar menghilangkan warna pada CPO yang mengandung Beta-Karotene dengan penambahan Bleaching Earth sebagai adsorben. Sehingga hasil minyak memiliki warna yang bagus dan menarik.
    3. Kacang tanah harus di keringkan terlebih dahulu karena pada saat proses pembuatan tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menghilangkan kadar air (Moisture content) yang ada pada kacang tanah.
    4. Utility pada pabrik minyak:
    • Steam / uap panas yang dihasilkan dari boiler dengan bahan bakar seperti: batu bara, solar, ataupun gas alam.
    • Cooling tower adalah air pendingin pada proses produksi.
    • WWT adalah salah satu unit pengolahan limbah pabrik, baik yang berasal dari limbah produksi hingga limbah kamar mandi.
    • Air proses adalah air yang digunakan selama proses produksi tersebut berlangsung.
    • Genset digunakan untuk distribusi listrik pada proses produksi sebagai antisipasi jika listrik PLN terdapat gangguan.
    5. Hasil samping pada proses Bleaching yaitu Spent Bleaching Earth (SBE) yang merupakan limbah B3 dan kemudian di olah oleh pihak ketiga. Sedangkan pada proses Deodorizing menghilangkan hasil samping berupa PFAD (Palm Fatty Acid Distilate) yang dapat diolah menjadi bahan pembuatan sabun, lilin, bahan baku untuk biodiesel dan pakan ternak.

    BalasHapus
  12. Saskia Tabina Khanza XII TKI 2/ 2530 Juli 2025 pukul 12.03

    Nama: Saskia Tabina Khanza
    Kelas: XII TKI 2 (25)

    1. 260°c - 275°c untuk menghilangkan FFA dan menghilangkan bau tidak sedap pada minyak
    2. untuk menghilangkan warna gelap/ membuat warna minyak menjadi jernih serta menghilangkan kotoran yang mengganggu kualitas minyak
    3. Moisture content untuk menghilangkan kadar air karena kadar air yang tinggi membuat prosesnya akan menjadi lebih lama
    4. Proses bleaching: untuk menghilangkan bau tidak sedap dari minyak proses deodorizing: untuk menghilangkan warna gelap pada minyak/ menjadikan minyak menjadi jernih serta menghilangkan kotoran
    5. Boiler, Steam, Cooling tower, heat exchanger

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Saskia Tabina Khanza
      Kelas: XII TKI 2 (25)

      1. 260°c - 275°c untuk menghilangkan FFA dan menghilangkan bau tidak sedap pada minyak
      2. untuk menghilangkan warna gelap/ membuat warna minyak menjadi jernih serta menghilangkan kotoran yang mengganggu kualitas minyak
      3. Moisture content untuk menghilangkan kadar air karena kadar air yang tinggi membuat prosesnya akan menjadi lebih lama
      4. Boiler, Steam, Cooling tower, heat exchanger, serve udara
      5. Proses bleaching: untuk menghilangkan bau tidak sedap dari minyak proses deodorizing: untuk menghilangkan warna gelap pada minyak/ menjadikan minyak menjadi jernih serta menghilangkan kotoran

      Hapus
  13. Sabrina Aura Sabila XII TKI 2/ 2330 Juli 2025 pukul 12.06

    Nama : Sabrina Aura Sabila
    Kelas/Absen : XII TKI 2/23

    1. 260°c - 275°c
    2. agar warna minyak menjadi kuning sempurna dan layak untuk di konsumsi dan juga menarik konsumen
    3. agar tidak terpengaruhi kadar air, karena kadar air yang tinggi membuat prosesnya akan menjadi lebih lama
    4. boiler, heat exchanger, cooling tower
    5. untuk menghilangkan warna gelap warna gelap dan untuk menarik konsumen dan juga untuk menghilangkan bau cpo

    BalasHapus
  14. Sahnaz Alifia Ramadhani 12 TKI-2 / 2430 Juli 2025 pukul 12.08

    1. Berapa suhu pada tangki deodorized untuk menghilangkan FFA (free fatty acid/asam lemak bebas)
    * 260-275° C
    2. Kenapa minyak harus dipucatkan
    - Minyak dipucatkan menggunakan bleaching earth untuk menghilangkan warna gelap akibat pigmen dan memperbaiki penampilan serta meningkatkan daya tarik konsumen.
    3. Kenapa pada saat praktikum ekstraksi kacang tanah harus menggunakan kacang tanah yang kering
    - Karena kadar air tinggi bisa menyebabkan emulsi, menyulitkan pemisahan minyak dan pelarut sehingga membuat proses lebih lama.
    4. Utility apa yang diperlukan dalam skala industri
    - Boiler, Heat exchanger, Cooking Water
    5. Apa hasil samping dari proses bleaching (pemucatan) dan deodorizing (penghilangan bau) beserta fungsinya
    - Hasil samping dari spent bleaching earth (SBE) : tanah bleaching bekas digunakan sebagai bahan bakar alternatif
    - Hasil samping dari proses deodorizing (PFAD) dapat di gunakan sebagai bahan bakar biodiesel

    BalasHapus
  15. Kirana Fitri Sazyuli XII TKI-2 / 0330 Juli 2025 pukul 12.08

    1. Suhu pada Tanki Deodorized untuk menghilangkan FFA adalah suhu 260°-275° karena suhu tersebut sempurna menghilangkan asam lemak bebas. Di bawah suhu tersebut, asam lemak bebas kurang menguap juga jika di atas suhu tersebut, menyebabkan degradasi pada minyak.

    2. karena CPO (Crude Palm Oil) memiliki warna merah kecoklatan yang dimana warnanya sesuai untuk digunakan dalam masak memasak sehari hari.
    example : jika menggoreng ayam, tapi menggunakan minyak yang warnanya bukan kuning (seperti hijau), maka ayam goreng tersebut akan berwarna yang tidak disukai oleh masyarakat.
    Juga dalam CPO warnanya masih terdapat kontaminasi berlebih sehingga harus di bleach (pucatkan).

    3. ⁠Karena kacang tanah yang digunakan apabila kurang kering (alias masih terdapat moisture content/kadar air yang tinggi) maka akan mempengaruhi lama prosesnya saat praktikum.

    4. Utility yang diperlukan pada industri minyak kelapa sawit terdapat beberapa yakni :
    • Steam -> steam yang dihasilkan merupakan uap dari air boiler yang dipanaskan oleh bahan bakar (biasanya batu bara)
    • ⁠Air Proses -> air proses yang digunakan pada industri (contoh industri saya magang adalah WWT) merupakan air yang di proses dalam industri yang dimulai dari waduk dan di proses, sehingga menghasilkan air untuk pemanasan boiler dan cooling tower.
    • ⁠cooling tower -> merupakan air pendingin pada proses fraksinasi yang didapat juga dari WWT

    5. Hasil samping dari proses bleaching adalah spent earth & PFAD.
    • Spent earth sebetulnya tidak terdapat fungsi karena merupakan limbah B3 dan dibawa oleh pihak ketiga
    • ⁠PFAD (Palm Fatty Acid Distillate) juga hasil samping dari proses bleaching, hasil samping ini berguna untuk beberapa industri seperti pakan ternak, lilin dll.

    BalasHapus
  16. Nadia Vanesa Apriliana / 11 / 12 - TKI 230 Juli 2025 pukul 12.37

    1. Suhu pada tangki deodorized untuk menghilangkan FFA (Free Fatty Acid/Asam Lemak Bebas) bervariasi tergantung pada jenis minyak dan kualitas yang diinginkan, tetapi umumnya berada dalam kisaran 260-275 °C.
    2. a. Menghilangkan Warna yang Tidak Diinginkan
    b. Mengurangi Asam Lemak Bebas (FFA)
    c. Menghilangkan Senyawa Pengotor Lainnya
    d. Senyawa yang Menyebabkan Bau dan Rasa Tidak Enak
    3. kacang tanah harus kering sempurna agar minyak bisa terekstrak secara efisien dan murni.
    Jika kacang tanah masih mengandung air akan menghambat ekstraksi minyak, mengotori hasil ektsraksi, membuat data tidak akurat
    4. a. Uap: untuk pemanasan dan penggerak.
    b. Listrik: untuk mengoperasikan semua peralatan.
    c. Air: untuk proses, pendingin, dan kebutuhan lainnya.
    d. Udara Bertekanan: untuk otomatisasi dan alat bantu.
    e. Bahan Bakar: sumber energi untuk boiler dan genset.
    f. Pengolahan Limbah: untuk memastikan operasi ramah lingkungan.
    Tanpa utilitas ini, pabrik industri tidak bisa beroperasi sama sekali. Mereka adalah nyawa dari setiap fasilitas produksi.
    5. dari proses pemurnian minyak (bleaching dan deodorizing), ada dua hasil samping utama:
    a. Spent Bleaching Earth (SBE): Ini adalah tanah liat bekas yang sudah menyerap pengotor dari minyak. Fungsinya bisa jadi bahan bakar alternatif (karena masih mengandung minyak), bahan baku untuk ekstraksi kembali senyawa berharga, atau tambahan pada bahan konstruksi.
    b. Palm Fatty Acid Distillate (PFAD): Ini adalah campuran asam lemak bebas yang diuapkan saat proses penghilangan bau. PFAD sangat berharga sebagai bahan baku utama untuk industri sabun, oleokimia (untuk menghasilkan gliserin atau asam lemak murni), biodiesel, atau bahkan pakan ternak.
    kedua hasil samping ini bukan sekadar limbah, melainkan sumber daya bernilai tinggi yang dapat dimanfaatkan kembali untuk mengurangi limbah dan menciptakan produk lain.

    BalasHapus
  17. Meisya Apriliani Wulandari / 04 / 12 - TKI 230 Juli 2025 pukul 12.45

    1. Suhu pada tangki deodorized untuk menghilangkan FFA (Free Fatty Acid/Asam Lemak Bebas) bervariasi tergantung pada jenis minyak dan kualitas yang diinginkan, tetapi umumnya berada dalam kisaran 260-275 °C.
    2. a. Menghilangkan Warna yang Tidak Diinginkan
    b. Mengurangi Asam Lemak Bebas (FFA)
    c. Menghilangkan Senyawa Pengotor Lainnya
    d. Senyawa yang Menyebabkan Bau dan Rasa Tidak Enak
    3. agar tidak terpengaruhi kadar air, karena kadar air yang tinggi membuat prosesnya akan menjadi lebih lama.
    4. Beberapa utility penting di industri pengolahan minyak:
    * Steam (uap panas) : untuk pemanasan, sterilisasi, dan deodorizing.
    * Vacuum system : untuk proses deodorizing dan pemurnian.
    * Cooling water : untuk pendinginan produk akhir atau alat.
    * Compressed air : untuk pneumatik (alat bantu mekanik).
    * Listrik : untuk menggerakkan mesin, pompa, motor.
    * Pelarut organik (contoh: heksana): untuk ekstraksi minyak
    5. dari proses pemurnian minyak (bleaching dan deodorizing), ada dua hasil samping utama:
    a. Spent Bleaching Earth (SBE): Ini adalah tanah liat bekas yang sudah menyerap pengotor dari minyak. Fungsinya bisa jadi bahan bakar alternatif (karena masih mengandung minyak), bahan baku untuk ekstraksi kembali senyawa berharga, atau tambahan pada bahan konstruksi.
    b. Palm Fatty Acid Distillate (PFAD): Ini adalah campuran asam lemak bebas yang diuapkan saat proses penghilangan bau. PFAD sangat berharga sebagai bahan baku utama untuk industri sabun, oleokimia (untuk menghasilkan gliserin atau asam lemak murni), biodiesel, atau bahkan pakan ternak.
    kedua hasil samping ini bukan sekadar limbah, melainkan sumber daya bernilai tinggi yang dapat dimanfaatkan kembali untuk mengurangi limbah dan menciptakan produk lain.

    BalasHapus
  18. NUR RAHMA AZIZA SAFITRI XII TKI-2 1530 Juli 2025 pukul 13.40

    1. 260°c - 275°c
    2. agar warna minyak menjadi kuning sempurna dan layak untuk di konsumsi dan juga menarik konsumen
    3. agar tidak terpengaruhi kadar air, karena kadar air yang tinggi membuat prosesnya akan menjadi lebih lama
    4. boiler, heat exchanger, cooling tower
    5. untuk menghilangkan warna gelap warna gelap dan untuk menarik konsumen dan juga untuk menghilangkan bau cpo

    BalasHapus
  19. SITI AISYAH XII TKI 2 / 2730 Juli 2025 pukul 13.45

    1. Pada tahap deodorizing, suhu tinggi yang digunakan—berkisar antara 260°C hingga 275°C—memegang peran penting dalam menurunkan kadar FFA pada CPO. Proses ini dilakukan secara terkendali agar kandungan gizi alami minyak tetap terjaga tanpa mengalami kerusakan.


    2. Pemucatan minyak bertujuan untuk menghilangkan warna yang tidak diinginkan dan mengurangi kandungan zat pengotor. Dengan begitu, minyak akan lebih tahan terhadap oksidasi dan tidak mudah rusak selama masa penyimpanan.


    3. Sebelum proses ekstraksi minyak dari kacang tanah dilakukan, bahan baku harus benar-benar kering. Jika terdapat air, kadar kelembapan akan meningkat dan bisa menurunkan efisiensi ekstraksi serta mempengaruhi mutu minyak yang dihasilkan.


    4. Dalam industri pengolahan minyak nabati, sistem utilitas seperti uap, air proses, listrik, dan udara tekan saling berkaitan. Contohnya, uap dihasilkan dari air proses yang dipanaskan di boiler dan digunakan untuk memanaskan unit produksi maupun menggerakkan turbin listrik yang menopang jalannya operasional.


    5. Sisa hasil proses deodorizing berupa PFAD memiliki nilai guna tinggi sebagai bahan baku pembuatan sabun, pupuk, hingga lilin. Sementara residu dari pemucatan seperti SBE dapat dimanfaatkan kembali sebagai kompos atau material tambahan dalam konstruksi.

    BalasHapus
  20. ROIHANATA LAIYINUN FARIL HAMRA XII TKI 2/2030 Juli 2025 pukul 13.46

    1. 260°C - 275°C
    2. karena, untuk menghilangkan warna yang tidak diinginkan dari minyak sawit mentah & mengurangi asam lemak bebas (FFA)
    3. agar tidak membutuhkan waktu yang lama dalam proses nya
    4. Heat exchanger, Cooking Water, Boiler
    5. • Spent Bleaching Earth (SBE)
    SBE, hasil dari proses bleaching, bisa jadi sumber energi alternatif atau bahan bakar, untuk memulihkan minyak, dan sebagai bahan baku kompos.
    • Deodorizer Fatty Acid Distillate (DFAD)
    DFAD, hasil samping dari proses deodorizing, berfungsi sebagai bahan baku utama untuk biodiesel.

    BalasHapus
  21. VALENCYO BINTANG SYALVERO/XII TKI 2/3130 Juli 2025 pukul 13.51

    1. Berapa suhu pada tangki deodorized untuk menghilangkan FFA (free fatty acid/asam lemak bebas)

    Jawab: Suhu yang dibutuhkan pada tangki deodorized untuk menghilangkan FFA yaitu 260-275⁰C.

    2. Kenapa minyak harus dipucatkan

    Jawab:

    Pada proses ini dilakukan penambahan
    karbon aktif dan tanah pemucat atau bleaching earth yang berfungsi untuk
    menjernihkan dan membersihkan minyak karena dapat mengendapkan atau
    mengadsorpsi semua komponen polar pada crude palm oil, yaitu moisture,
    impurities, logam berat, ß-karoten, fosfor, dan bisa menghilangkan antioksidan,
    keton, aldehid, gum, dan klorofil

    Semakin banyak jumlah bleaching
    earth yang ditambahkan, semakin banyak pengotor yang diadsorpsi sehingga minyak
    goreng akan semakin bagus kualitasnya.

    Minyak harus dipucatkan karena untuk:

    a. Untuk menghilangkan warna yang tidak diinginkan
    b. Untuk menghilangkan kotoran dan kontaminan
    c. Meningkatkan kestabilan penyimpanan

    3. Kenapa pada saat praktikum ekstraksi kacang tanah harus menggunakan kacang tanah yang kering

    Jawab: Untuk efisiensi proses ekstraksi dan kualitas minyak yang dihasilkan. Karena jika kacang tanah memiliki kandungan air yang cukup banyak maka akan lebih lama pada proses ekstraksi

    4. Utility apa yang diperlukan dalam skala industri

    Jawab:

    Utility yang diperlukan ada 3:

    a. Cooling tower
    b. Chiller
    c. Boiler


    5. Apa hasil samping dari proses bleaching (pemucatan) dan deodorizing (penghilangan bau) beserta fungsinya

    Jawab:

    a. Hasil samping proses bleaching adalah Spent Bleaching Earth (SBE) yang termasuk limbah (B3). Maka dari itu SBE sendiri tidak ada fungsinya dan akan dibuang ditempat khusus limbah B3.

    b. Hasil samping proses deodorizing ada Palm Fatty Acid Distillate (PFAD). PFAD merupakan minyak samping dari hasil penyulingan minyak kelapa sawit mentah (CPO). Fungsinya sendiri dapat digunakan dalam pembuatan kosmetik dan bisa juga sebagai pakan ternak

    BalasHapus
  22. Pertanyaan seputar materi industri sabun dan deterjen
    (Kelompok 2)

    1. Apa perbedaan sabun dan deterjen dari segi komposisi?
    2. Apa pengawet di deterjen bubuk tidak diperlukan?
    3. Apa sabun bisa dibuat untuk memutihkan kulit
    4. Jelaskan reaksi kimia proses produksinya secara sistem matika!
    5. Apakah sampo proses produksinya sama dengan sabun?

    BalasHapus
    Balasan
    1. M Yud'a Dzikri Firlana XII TKI-2/0830 Juli 2025 pukul 14.39

      1.sabun deterjen bisa menggunakan pengawet sabun biasa tidak menggunakan pengawet
      2.deterjen padat/bubuk tidak menggunakan bahan padat, tetapi jika dibuat dengan cair menggunakan pengawet
      3.Hanya bisa digunakan untuk menyerahkan kulit tetapi jika ingin memutihkan kulit menggunakan sabun harus menambahkan bahan kimia tertentu
      4.Jika sabun, hanya bereaksi antara lemak dan NaOH (reaksi saponifikasi),Jika Deterjen menggunakan surfaktan khsusnya texapon
      5.Tidak sama karena sabun menggunakan reaksi saponifikasi sedangkan sampo tidak menggunakan reaksi saponifikasi

      Hapus
    2. Rony Dwi Putra Hamka Abdilla XII TKI-2/2130 Juli 2025 pukul 14.41

      1.Sabun umumnya terbuat dari bahan alami seperti lemak atau minyak nabati yang direaksikan dengan basa (alkali), sedangkan deterjen terbuat dari bahan sintetis yang dibuat melalui proses kimia.
      2.Kalau deterjen bubuk tidak menggunakan pengawet
      3.Hanya bisa digunakan untuk mencerahkan kulit, kalau ingin memutihkan harus menggunakan bahan kimia tambahan
      4.Reaksi kimia utama dalam pembuatan sabun disebut saponifikasi, yaitu reaksi antara lemak atau minyak dengan basa kuat seperti natrium hidroksida (NaOH) atau kalium hidroksida (KOH). Reaksi ini menghasilkan sabun (garam asam lemak) dan gliserol. Untuk deterjen, prosesnya melibatkan reaksi kimia pada hidrokarbon dari minyak bumi, kemudian dinetralkan dengan alkali untuk menghasilkan deterjen.
      5.Tidak sama, sabun memiliki bahan baku lemak dan NaOH yang membentuk reaksi saponifikasi, kalau shampo hanya pencampuran bahan-bahan aktif tanpa ada reaksi kimia

      Hapus
    3. M Iqbal Baihaqi S XII TKI 2/0730 Juli 2025 pukul 14.44

      1.Sabun dibuat dari lemak atau minyak nabati/hewan yang direaksikan dengan alkali, sedangkan deterjen adalah senyawa sintetis yang seringkali berbasis petrokimia
      2.Tidak semua deterjen bubuk memerlukan pengawet. Deterjen bubuk, yang pada dasarnya adalah produk kering, tidak rentan terhadap pertumbuhan mikroorganisme seperti deterjen cair yang mengandung air.
      3.Fungsi sabun adalah untuk mengangkat daki kalau untuk membuat kulit putih harus ada perawatan yg lebih lanjut
      4.Dari lemak nabati lalu di tambahkan NaOH lalu melewati proses saponifikasi
      5.Berbeda karena sabun melewati proses saponifikasi sedangkan sampo tidak

      Hapus
    4. Gusti Pinayungan XII TKI 2 | 1730 Juli 2025 pukul 14.44

      1. Deterjen dapat menggunakan pengawet, jika sabun tergantung merk sabun tersebut.
      2. Tak semua deterjen bubuk menggunakan pengawet, hanya yang cair untuk menghindari pembusukan.
      3. Hanya dibisa digunakan untuk mencerahkan kulit, jika ingin memutihkan harus ada bahan kimia tambahan.
      4. Reaksi antara lemak dan NaOH atau KOH pada sabun, sedangkan pada sampp dan deterjen menggunakan surfaktan ALS dan Texapon.
      5. Proses produksi sampo tidak sama dengan sabun, sabun memerlukan proses saponifikasi, namun jika sampo hanya percampuran bahan-bahan

      Hapus
    5. Rossi Mitha Amelia (22) TKI 230 Juli 2025 pukul 14.53

      1. Sabun di gunakan untuk kulit dengan bahan menggunakan lemak + NaOH yang menjadi proses saponifikasi

      Detergen di gunakan untuk kain dengan menggunakan bahan teraxpon + compospen yang menghasilkan proses surfaktan

      2. Tidak, hanya detergen cair karena lebih rentan terhadap kontaminasi, dan mudah berubah texture apabila terkontaminasi dengan air dan udara

      3. Bisa tergantung seberapa banyak bahan aktif yang dicampurkan dan juga persentasenya salah satu bahan aktif yg memutihkan kulit adalah niacenamide, vitamin c dan juga glutatione.

      4. Secara singkat reaksi kimia sabun terbentuk karena lemak + NaOH yang membentuk proses saponifikasi

      5. Sampho proses produksinya sama dengan detergen hanyan memerlukan proses pencampuran bahan dan juga bahan aktif dan tidak memerlukan proses saponifikasi seperti sabun yang terbentuk karena percampuran lemak dan NaOH

      Hapus
    6. Nama: Moch Ilham Kurniawan XII TKI-2/0530 Juli 2025 pukul 14.56

      1. Perbedaan sabun& deterjen dari segi komposisi
      Jawab:
      Berdasarkan jawaban dari kelompok 2 dan penambahan dari pak Onny. perbedaan secara signifikan mengenai komposisi pada proses pembuatan sabun dan juga deterjen terletak pada penambahan pereaksi jikalau untuk sabun yang diperuntukkan pada umumnya untuk kulit dengan reaksi yang terjadi yakni antara lemak dan juga pereaksi basa kuat berupa natrium hidroksida ataupun kalium hidroksida, berbeda dengan deterjen bahan yang ditambahkan yakni seperti surfaktan sebagai bahan aktif yang seperti halnya contohnya adalah texapon.

      2. Apa pengawet di deterjen bubuk tidak pakai atau diperlukan
      Jawab:
      Jika ditinjau dari teori bahwasanya bahan berupa solid tidak mudah rusak ketimbang bahan cair Hal ini mempertegaskan bahwasanya bahan cair lebih mudah teroksidasi dikarenakan adanya proses hidrolisis dan juga adanya kontaminan yang terjadi berupa bakteri-bakteri sehingga dapat menyebabkan terjadinya oksidasi ataupun terjadinya pembusukan atau rusaknya bahan. Maka dari itu untuk pertanyaan apakah pengawet di deterjen bubuk diperlukan jawabannya adalah tidak. Karena sesungguhnya yang perlu untuk diberikan pengawet adalah bahan sabun yang terbuat atau memiliki bentuk yang cair.

      3. Apa sabun bisa dibuat memutihkan kulit
      Jawab: sabun bisa memutihkan badan ketika sabun tersebut ditambahkan oleh bahan aktif bahan aktif lain yang memiliki situs atau sifat khusus untuk dapat memutihka seperti halnya yang saya ketahui untuk mencerahkan kulit yaitu dengan menambahkan komponen seperti vitamin c, niacinamide, Glutathione yang ada pada komposisi sabun saya. Dengan hal ini sesuai dengan pernyataan bahwasanya ketika terdapat gaya gosok pada suatu bahan atau material maka hal tersebut akan memberikan tegangan sehingga dapat membersihkan suatu kotoran pada material tersebut dengan diberikan bahan aktif yang memberikan zat aditif.

      4. Bisa dijelaskan reaksi kimia secara sistematika
      Jawab: pada dasarnya dalam pembuatan sabun reaksi yang terjadi adalah antara lemak dan juga NaOH sehingga terjadinya saponifikasi

      5. Apakah shampoo proses produksinya sama dengan sabun
      Jawab:
      Berbeda, sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh pak Onny, bahwasanya sesuai dengan komposisi bahan yang ditambahkan sabun terdapat penambahan pereaksi berupa NaOH jika laut shampo hanya lemak dan juga diberikan bahan aktif yang dapat meninjau dari kualitas.

      Hapus
    7. Muhammad Zain Ba'Dhiya'Ulhaq Hasrian XII TKI-2/0930 Juli 2025 pukul 14.57

      1. Sabun dan deterjen memiliki perbedaan dalam komposisi penyusunnya. Perbedaan utamanya terletak pada bahan aktif yang digunakan di masing-masing produk.
      2. Pengawet umumnya tidak diperlukan pada deterjen bubuk karena bentuknya yang padat tidak mudah ditumbuhi bakteri. Namun, jika deterjen berbentuk cair, penggunaan pengawet tetap dibutuhkan untuk menjaga kestabilan dan daya simpannya.
      3. Sabun tidak dapat atau kurang efektif digunakan untuk memutihkan kulit secara signifikan, namun tergantung kandungan yang ada di dalamnya.
      4. Pada dasarnya dalam pembuatan sabun reaksi yang terjadi adalah antara lemak dan juga NaOH sehingga terjadinya proses saponifikasi.
      5. Proses produksi sampo dan sabun memang memiliki kemiripan karena sama-sama melibatkan pencampuran bahan aktif pembersih, namun tidak sepenuhnya sama. Sabun biasanya dibuat melalui proses saponifikasi antara lemak atau minyak dengan alkali, sedangkan sampo menggunakan surfaktan sintetis yang lebih lembut dan dilengkapi bahan tambahan seperti kondisioner, pewangi, dan pengatur pH agar cocok untuk rambut dan kulit kepala.

      Hapus
    8. R. Dimas Nugroho Indra Putra |XII KI 2 / 1630 Juli 2025 pukul 14.58

      1. perbedaan signifikan yang terjadi terletak pada sabun dan dertejen ada di bahannya, dimana sabun bereaksi antara lemak dan NaOH jika deterjen berbahan baku surfaktan
      2. ya benar deterjen bubuk tidak memerlukan prngawet karena perlakuannya berbeda dengan deterjen cair yang memerlukan prngawet, untuk signifikannya karena deterjen bubuk tidak mengandung air sama sekali (kelembapan)
      3. bisa tapi tergantung bahan aktif apa yang di gunakan
      4. pada dasarnya dalam pembuatan sabun reaksi yang terjadi adalah saponifikasi (percampuran antara lemak dan NaOH)
      5. berbeda jika sabun dibuat melalui reaksi saponifikasi jika shampo di buat melalui bahan aktif tanpa reaksi kimia utama

      Hapus
    9. Tria 'Abidah A XII TKI-2 / 3030 Juli 2025 pukul 14.58

      1. • Sabun untuk kulit dengan menggunakan bahan lemak + NaOH yang menjadi proses saponifikasi
      • Detergen untuk kain dengan menggunakan bahan teraxpon + compospen yang menghasilkan proses surfaktan
      2. Tidak, karena detergen cair lebih rentan terhadap kontaminasi
      3. Tergantung seberapa banyak bahan aktif yang dibutuhkan untuk memutihkan
      4. Secara singkat reaksi kimia sabun terbentuk karena lemak + NaOH yang membentuk proses saponifikasi
      5. Sampo proses produksinya sama dengan detergen hanya memerlukan proses pencampuran bahan dan tidak memerlukan proses saponifikasi seperti sabun

      Hapus
    10. VALENCYO BINTANG SYALVERO/XII TKI 2/3130 Juli 2025 pukul 14.59

      1. Perbedaan sabun& deterjen dari segi komposisi
      Jawab:

      Sabun dibuat dari reaksi antara lemak/minyak alami dengan basa (NaOH atau KOH) melalui proses saponifikasi.
      Deterjen dibuat dari bahan sintetis, terutama surfaktan buatan seperti Texapon, bukan dari lemak.

      2. Apa pengawet di deterjen bubuk tidak pakai atau diperlukan
      Jawab:

      Tidak diperlukan karena deterjen berbentuk padatan (serbuk). Tapi diperlukan jika deterjen dengan bentuk sediaan cair

      3. Apa sabun bisa dibuat memutihkan kulit
      Jawab:

      Tidak bisa atau kurang efektif, namun setahu saya sabun dapat memutihkan atau mencerahkan jika mengandung Niacinamide, AHA (Alpha Hydroxy Acids), Vitamin C.

      4. Bisa dijelaskan reaksi kimia secara sistematika
      Jawab:

      Dalam pembuatan sabun reaksi yang terjadi adalah antara lemak dan juga NaOH sehingga terjadinya saponifikasi.

      5. Apakah shampoo proses produksinya sama dengan sabun
      Jawab:

      Tidak sama, shampoo prosesnya hampir sama dengan deterjen hanya mencampurkan bahan aktifnya seperti ALS ( Ammonium Laurate Sulfat), Texapon.
      Jika sabun sendiri ada proses saponifikasi
      Seperti, antara lemak dengan NaOH. Jika proses saponifikasi gagal/tidak sempurna maka sabun tersebut memiliki kualitas yang jelek atau bahkan tidak jadi.

      Hapus
    11. Syifa keysyayara putri K./ XII TKI-2/2830 Juli 2025 pukul 15.00

      1. sabun terbuat dari bahan alami seperti minyak atau lemak hewani/nabati yang bereaksi dengan alkali(basa kuat) seperti NaOH proses ini disebut saponifikasi. Sedangkan detergen terbuat dari bahan aktif seperti surfaktan,texapone yang saling bereaksi.

      2. Secara umum Pengawet pada detergen bubuk tidak terlalu banyak digunakan daripada detergen cair. Hal tersebut karena aktivitas air dalam deterjen bubuk jauh lebih rendah sehingga pertumbuhan mikroorganisme sangat lambat.Pengawet yang digunakan biasanya adalah natrium benzoat.

      3. Fungsi sabun sendiri adalah membantu mengangkat kotoran pada kulit, untuk memutihkan sabun dapat di tambah kan bahan aktif seperti Niacinamide,Glutathione tetapi biasanya dalam rentan waktu yang lama sehingga dapat di bantu dengan lotion supaya lebih efektif.

      4. Proses reaksi kimia pada sabun terjadii ketika:
      asam lemak bereaksi dengan NaOH sehingga terjadi saponofikasi
      sedangkan pada shampo dan deterjen terjadi ketika :
      bahan aktif yang bereaksi satu sama lain seperti surfaktan dan texapon.

      5. Proses produksinya berbeda karena sabun diprodukai melalui proses saponifikasi.
      Sedangkan shampo diproduksi memggunakan bahan aktif surfaktan seperti SLS

      Hapus
    12. Risma Tsaltsa Nabilla XII TKI 2/1930 Juli 2025 pukul 15.03

      1. Sabun digunakan untuk membersihkan kulit dengan bahan dasar lemak yang direaksikan dengan NaOH melalui proses saponifikasi. Sedangkan deterjen digunakan untuk mencuci kain dengan memanfaatkan bahan aktif seperti terakson dan kompospen yang menghasilkan proses pembentukan surfaktan.
      2. Tidak semua deterjen bubuk mengandung pengawet, hanya deterjen cair yang memerlukannya untuk mencegah pembusukan.
      3. Hanya dapat digunakan untuk mencerahkan kulit, sedangkan untuk memutihkan diperlukan tambahan bahan kimia.
      4. Secara singkat reaksi kimia sabun terbentuk karena lemak + NaOH yang membentuk proses saponifikasi
      5. Sampo proses produksinya sama dengan detergen hanyan memerlukan proses pencampuran bahan dan tidak memerlukan proses saponifikasi seperti sabun

      Hapus
    13. Keysha Prista XII TKI-2/0230 Juli 2025 pukul 15.03

      1. • Sabun berasal dari reaksi alami antara lemak dan basa.

      • Deterjen merupakan produk sintetis dari berbagai bahan kimia industri.

      Dari segi komposisi, deterjen lebih kompleks dan lebih tahan terhadap kondisi air yang bervariasi.
      2. Secara umum, deterjen bubuk tidak perlu pengawet karena sifat kering dan kimianya sudah cukup stabil. Tapi pada formula khusus, terutama yang mengandung enzim, pengawet bisa saja ditambahkan untuk menjaga kualitas produk selama penyimpanan.
      3. Ya, sabun bisa dibuat untuk memutihkan atau mencerahkan kulit, asalkan menggunakan bahan yang aman dan sesuai aturan. Seperti: glutathione, kojic acid, niacinamite, vit C
      4. • Reaksi kimia sabun adalah reaksi saponifikasi → lemak/minyak bereaksi dengan basa kuat menghasilkan sabun + gliserol
      • Sabun adalah garam dari asam lemak

      • Reaksi ini bisa berlangsung panas atau dingin, tergantung metode pembuatan sabunnya
      5. Tidak sama.
      Meskipun sama-sama produk pembersih, proses pembuatan sampo dan sabun berbeda secara prinsip kimia dan cara produksinya.
      • Sabun dibuat melalui reaksi kimia (saponifikasi) antara minyak/lemak dan basa.

      • Sampo dibuat melalui proses pencampuran bahan-bahan kimia, tanpa reaksi saponifikasi.

      Keduanya punya fungsi pembersih, tapi formulasi, pH, dan cara pembuatannya berbeda.

      Hapus
    14. Achmad Rofi Subhan XII TKI-2/0130 Juli 2025 pukul 15.07

      Pertanyaan seputar materi industri sabun dan deterjen
      (Kelompok 2)

      1. Apa perbedaan sabun dan deterjen dari segi komposisi?
      Jawaban : Perbedaan yang mendasar antara sabun dan deterjen adalah dari bahan baku utama serta bahan pembantu dalam pembuatan sabun dan deterjen tersebut.

      2. Apa pengawet di deterjen bubuk tidak diperlukan?
      Jawaban : Deterjen bubuk tidak memerlukan bahan pengawet, bahan pengawet digunakan umumnya pada yang bersifat cair seperti deterjen cair. Adapun bahan pengawet yang digunakan pada deterjen cair dan shampo adalah surfaktan.

      3. Apa sabun bisa dibuat untuk memutihkan kulit
      Jawaban : Bisa, apabila ditambahkan lebih zat aktif yang mempunyai fungsi dapat mencerahkan kulit seperti kojic acid.

      4. Jelaskan reaksi kimia proses produksinya secara sistematika!
      Jawaban : Reaksi saponifikasi, atau reaksi penyabunan, adalah proses pembuatan sabun. Reaksi ini melibatkan pemecahan trigliserida (lemak atau minyak) dengan basa kuat (seperti NaOH atau KOH) menghasilkan sabun.
      • Reaksi yang terjadi :
      Lemak/minyak + Basa kuat (NaOH/KOH) = Reaksi Saponifikasi

      5. Apakah sampo proses produksinya sama dengan sabun?
      Jawaban : Tidak, karena shampo memerlukan treatment/perlakuan yang berbeda dengan proses pembuatan sabun. Shampo sendiri tidak terdapat reaksi kimia seperti hal nya proses membuat sabun, karena proses pembuatan shampo hanya tinggal mencampurkan bahan-bahan pembuat shampo.

      Hapus
    15. Nabila Juharil Inayah/10 - XII TKI 230 Juli 2025 pukul 15.07

      1. Yang membedakan komposisi pembuatan sabun dan deterjen adalah dari bahan yang di gunakan karena untuk pembuatan sabun menggunakan NaOH sedangkan untuk pembuatan deterjen menggunakan Surfaktan.
      2. Tergantung jenis deterjen nya, apabila deterjen nya berupa liquid maka diperlukan pengawet di bahannya (misalnya, Natrium Benzoat). Dan sebaliknya apabila deterjen berupa padatan tidak diperlukan pengawet.
      3. Banyak jenis macam sabun, apabila sabun cuci piring ataupun deterjen sudah di pastikan tidak dapat digunakan untuk memutihkan kulit, sedangkan jika sabun mandi tergantung juga dengan formulasi bahan yang digunakan apakah terdapat kandungan vitamin C, whitening, brightening, niacinamide, dll yang dapat memulihkan kulit.
      4. Reaksi dari pembuatan sabun yang terpenting adalah karena adanya reaksi alkali (lemak + NaOH -> Saponifikasi)
      5. Tidak, karena apabila dilihat dari bahan yang digunakan untuk sabun menggunakan NaOH, sedangkan sampo menggunakan Surfaktan maka untuk proses produksinya tentu berbeda. Karena juga sabun melalui reaksi kimia (saponifikasi), sedangkan sampo dicampur dengan bahan aktif tanpa reaksi kimia.

      Hapus
    16. Naufal Azka Rabbani30 Juli 2025 pukul 15.18

      1. Sabun dibuat dari bahan alami seperti lemak hewani atau minyak nabati yang direaksikan dengan zat basa (alkali) melalui proses yang dikenal sebagai saponifikasi. Sementara itu, deterjen merupakan bahan sintetis yang berasal dari produk turunan minyak bumi dan bahan kimia lainnya. Komponen utama deterjen adalah surfaktan.


      2. Pengawet diperlukan dalam produk deterjen untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri dan jamur serta menjaga kestabilan campuran bahan selama penyimpanan. Baik deterjen cair maupun bubuk memerlukan pengawet, namun dalam jumlah berbeda. Deterjen cair lebih rentan terhadap kontaminasi karena kandungan airnya lebih tinggi, sehingga membutuhkan pengawet lebih banyak. Sedangkan deterjen bubuk, meskipun lebih kering dan memiliki risiko kontaminasi lebih rendah, tetap memerlukan pengawet untuk menjaga kualitas produk selama masa simpan, terutama jika terpapar kelembapan.


      3. Sabun memang dapat membantu mencerahkan kulit, namun perlu ditambahkan bahan aktif tertentu seperti kojic acid, arbutin, vitamin C, atau ekstrak licorice yang diketahui memiliki efek pencerah. Tanpa bahan-bahan tersebut, sabun biasa tidak memiliki kemampuan memutihkan secara signifikan.


      4. Reaksi kimia pembuatan sabun melibatkan reaksi antara lemak atau minyak dengan basa kuat disebut saponifikasi, menghasilkan gliserol dan garam dari asam lemak (sabun).
      Rumus reaksi:
      Lemak/minyak + Alkali → Gliserol + Sabun

      5. Proses pembuatan sampo tidak sepenuhnya sama dengan sabun. Meskipun keduanya digunakan sebagai pembersih, sampo dirancang khusus dengan formulasi dari surfaktan sintetis agar lembut di rambut dan kulit kepala. Sebaliknya, sabun umumnya dibuat dari campuran minyak nabati dan NaOH, dan lebih ditujukan untuk membersihkan kulit atau permukaan tubuh lainnya.

      Hapus
  23. Zalfa Aulia Salsabila XII TKI 2/33

    1. Perbedaan Sabun dan Deterjen dari Segi Komposisi

    Sabun dibuat dari reaksi saponifikasi antara asam lemak (biasanya dari minyak nabati atau lemak hewan) dan basa (seperti natrium hidroksida atau kalium hidroksida). Hasilnya adalah garam asam lemak. Deterjen, di sisi lain, dibuat secara sintetis dari bahan-bahan petrokimia dan biasanya mengandung surfaktan (surface active agents) seperti alkilbenzena sulfonat. Deterjen juga sering mengandung builder (pembantu pencuci), enzim, dan pewangi.

     

    2. Pengawet di Deterjen Bubuk

    Pengawet diperlukan dalam deterjen bubuk untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Kelembapan dan nutrisi dalam deterjen bubuk menciptakan lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan mikroba, yang dapat merusak produk dan menyebabkan bau tidak sedap.

     

    3. Sabun Pemutih Kulit

    Beberapa sabun memang dipasarkan dengan klaim memutihkan kulit. Namun, efek pemutihan ini biasanya bersifat sementara dan disebabkan oleh bahan-bahan pemutih kimia yang ditambahkan, bukan oleh sifat dasar sabun itu sendiri. Penggunaan sabun pemutih kulit jangka panjang dapat merusak kulit.

     

    4. Reaksi Kimia Produksi Sabun (Saponifikasi)

    Reaksi saponifikasi adalah reaksi hidrolisis basa dari lemak atau minyak. Secara sederhana, dapat ditulis sebagai berikut:

    Lemak/Minyak + 3NaOH \rightarrow Gliserol + 3Sabun

    Reaksi ini melibatkan pemecahan ikatan ester dalam lemak atau minyak oleh basa kuat (NaOH), menghasilkan gliserol dan garam asam lemak (sabun). Persamaan kimia yang lebih detail akan bergantung pada jenis lemak atau minyak yang digunakan. Proses produksi deterjen jauh lebih kompleks dan melibatkan banyak reaksi kimia yang berbeda, tergantung pada jenis deterjen yang dihasilkan.

     

    5. Proses Produksi Sampo dan Sabun

    Proses produksi sampo dan sabun berbeda. Meskipun keduanya menggunakan surfaktan untuk membersihkan, sampo dirancang khusus untuk rambut dan kulit kepala, dan biasanya mengandung bahan-bahan tambahan seperti kondisioner, pelembab, dan anti-ketombe. Sabun, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dibuat melalui reaksi saponifikasi. Sampo dibuat melalui proses pencampuran dan formulasi berbagai bahan kimia, tanpa melalui reaksi saponifikasi.

    BalasHapus
  24. Shivany Chalingga/2630 Juli 2025 pukul 14.46

    1. Sabun dibuat dari minyak + basa (alami), sedangkan detergen dari bahan kimia minyak bumi + zat aktif buatan.
    2. Detergen Bubuk tidak perlu menggunakan pengawet, karena bentuk bubuk tidak mudah ditumbuhi mikroba kecuali pada deterjen cair.
    3. Bisa, jika ditambah bahan pencerah seperti kojic acid atau ekstrak bengkoang.
    4. Reaksi Kimia Sabun (Saponifikasi)
    Minyak + NaOH → Sabun + Gliserin.
    5. Proses Sabun dan Sampo Berbeda. Sabun lewat reaksi kimia (saponifikasi), sampo dicampur bahan aktif tanpa reaksi kimia sama seperti detergen.

    BalasHapus
  25. SITI AISYAH XII TKI 2 / 2730 Juli 2025 pukul 14.52

    1. Sabun biasanya dibuat dari bahan-bahan alami seperti minyak hewani atau nabati yang bereaksi dengan zat basa kuat, sedangkan deterjen berasal dari bahan kimia sintetis hasil rekayasa industri.

    2. Deterjen bubuk umumnya tidak membutuhkan tambahan bahan pengawet.

    3. Produk ini hanya berfungsi mencerahkan warna kulit secara alami, namun untuk efek memutihkan diperlukan zat kimia khusus yang bekerja lebih intensif.

    4. Reaksi penting dalam pembuatan sabun disebut saponifikasi, yakni ketika minyak atau lemak direaksikan dengan alkali kuat seperti NaOH atau KOH, yang kemudian menghasilkan sabun dan gliserin. Sedangkan pada deterjen, reaksi dimulai dari senyawa turunan minyak bumi yang diolah dan dinetralkan dengan basa sehingga membentuk zat pembersih sintetis.

    5. Keduanya tidak serupa, sabun terbentuk lewat reaksi antara lemak dan basa (saponifikasi), sedangkan sampo merupakan hasil pencampuran berbagai bahan aktif tanpa melibatkan reaksi kimia seperti pada sabun.

    BalasHapus
  26. yulia fitri XII TKI-2 3230 Juli 2025 pukul 14.52

    1. Perbedaan Sabun dan Deterjen dari Segi Komposisi:
    deterjen merupakan produk sintetis dari berbagai bahan kimia industri. dari segi komposisi, teteh aja ngetik kompleks dan lebih tahan terhadap kondisi air yang bervariasi.
    2. Pengawet di Deterjen Bubuk:
    Pengawet diperlukan dalam deterjen bubuk untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur, yang dapat merusak produk dan menyebabkan bau tidak sedap. Meskipun deterjen itu sendiri bersifat antimikroba sampai batas tertentu, pengawet tambahan memastikan stabilitas dan kualitas produk selama penyimpanan.
    3. Sabun Pemutih Kulit:
    Beberapa sabun memang mengandung bahan pemutih, seperti hidrokuinon atau asam kojic, yang dapat membantu mencerahkan kulit. Namun, perlu diingat bahwa penggunaan bahan-bahan ini harus hati-hati dan sesuai petunjuk, karena dapat menyebabkan iritasi atau efek samping lainnya jika digunakan secara berlebihan.
    4. Reaksi Kimia Produksi Sabun (Saponifikasi):
    Reaksi kimia pembuatan sabun disebut saponifikasi. Secara sederhana, reaksi ini dapat digambarkan sebagai berikut:
    Lemak/Minyak + 3NaOH \rightarrow Gliserol + 3Sabun
    Lebih spesifik, reaksi saponifikasi melibatkan hidrolisis ester (lemak/minyak) dalam suasana basa. Asam lemak dalam lemak/minyak bereaksi dengan basa (misalnya, NaOH) untuk membentuk garam asam lemak (sabun) dan gliserol.
    5. Proses Produksi Sampo dan Sabun:
    Proses produksi sampo dan sabun berbeda. Meskipun keduanya melibatkan proses pembersihan, sampo dirancang untuk membersihkan rambut dan kulit kepala, sementara sabun dirancang untuk membersihkan tubuh. Sampo mengandung surfaktan yang dirancang untuk membersihkan rambut dan kulit kepala tanpa menyebabkan iritasi, serta bahan-bahan tambahan seperti kondisioner dan pengawet. Proses pembuatannya lebih kompleks dan melibatkan lebih banyak tahapan daripada pembuatan sabun.

    BalasHapus
  27. Meisya Apriliani Wulandari 04/12 TKI 230 Juli 2025 pukul 14.55

    1.Sabun deterjen bisa menggunakan pengawet sabun biasa tidak menggunakan pengawet
    2.Deterjen padat/bubuk tidak menggunakan bahan padat, tetapi jika dibuat dengan cair menggunakan pengawet
    3.Bisa, jika ditambah bahan pencerah seperti kojic acid atau ekstrak bengkoang.
    4.Dari lemak nabati lalu di tambahkan NaOH lalu melewati proses saponifikasi
    5.Proses produksi sampo dan sabun berbeda. Meskipun keduanya melibatkan proses pembersihan, sampo dirancang untuk membersihkan rambut dan kulit kepala, sementara sabun dirancang untuk membersihkan tubuh. Sampo mengandung surfaktan yang dirancang untuk membersihkan rambut dan kulit kepala tanpa menyebabkan iritasi, serta bahan-bahan tambahan seperti kondisioner dan pengawet. Proses pembuatannya lebih kompleks dan melibatkan lebih banyak tahapan daripada pembuatan sabun.

    BalasHapus
  28. Nur Rahma Aziza Safitri XII TKI-2/1530 Juli 2025 pukul 14.56

    1. • Sabun di gunakan untuk kulit dengan bahan menggunakan lemak + NaOH yang menjadi proses saponifikasi
    • Detergen di gunakan untuk kain dengan menggunakan bahan teraxpon + compospen yang menghasilkan proses surfaktan
    2. Tidak, hanya detergen cair karena lebih rentan terhadap kontaminasi, dan mudah berubah texture apabila terkontaminasi dengan air dan udara
    3. Bisa tergantung seberapa banyak bahan aktif yang dicampurkan dan juga persentasenya salah satu bahan aktif yg memutihkan kulit adalah niacenamide, vitamin c dan juga glutatione.
    4. Secara singkat reaksi kimia sabun terbentuk karena lemak + NaOH yang membentuk proses saponifikasi
    5. Sampo proses produksinya sama dengan detergen hanyan memerlukan proses pencampuran bahan dan tidak memerlukan proses saponifikasi seperti sabun

    BalasHapus
  29. ROIHANATA LAIYINUN FARIL HAMRA XII TKI 2 / 2030 Juli 2025 pukul 14.56

    1. • Sabun: Garam asam lemak (dari lemak alami).
    • Deterjen: Surfaktan sintetik (buatan kimia).
    2. Tidak terlalu perlu, karena kadar air rendah menghambat mikroba.
    3. Hanya bisa mencerahkan, jika ditambahkan bahan pencerah kulit baru bisa memutihkan.
    4. Minyak + NaOH → Sabun + Gliserin.
    5. Tidak sama. Sampo modern umumnya pakai surfaktan sintetik, bukan saponifikasi seperti sabun.

    BalasHapus
  30. Nadine Nashazka C XII TKI-2/1230 Juli 2025 pukul 14.56

    1. Perbedaan sabun dan deterjen dari segi komposisi terletak pada perbedaan bahan baku utama, untuk sabun padat menggunakan NaOH dan untuk sabun cair menggunakan KOH. untuk deterjen menggunakan bahan baku surfaktan
    2. Ya benar, detergen bubuk tidak memerlukan pengawet karena perlakuannya berbeda dengan detergen cair yg memerlukan pengawet. contoh pengawet yg bisa digunakan yakni natrium benzoat.
    3. Tidak bisa, karena fungsi sabun sendiri adalah untuk mengangkat kotoran dengan tegangan permukaan. Jika untuk memutihkan kulit, maka bisa ditambahkan bahan lain seperti kojic acid, arbutin, niacinamide, vitamin C, dll.
    4. Reaksi kimia yg terjadi yaitu lemak + NaOH = saponifikasi. Kalau detergen texapon + camperlan = surfaktan
    5. Beda, karena sabun dibuat lewat reaksi kimia (saponifikasi), lemak + NaOH (basa kuat) yg menghasilkan garam asam lemak (sabun) dan gliserol. Sedangkan sampo dibuat lewat pencampuran bahan aktif tanpa reaksi kimia utama (tidak ada saponifikasi)

    BalasHapus
  31. Nasya Naura Aqeela (XII TKI-2/13)30 Juli 2025 pukul 14.57

    1. Perbedaan nya yaitu sabun terbuat dari bahan alami seperti lemak atau minyak nabati yang direaksikan dengan alkali (basa). Proses ini dikenal sebagai saponifikasi. Sedangkan deterjen adalah bahan sintetis yang dibuat dari produk minyak bumi dan bahan kimia lainnya. Komponen utamanya adalah surfaktan.
    2. Pengawet diperlukan dalam deterjen untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur, serta menjaga stabilitas produk. Tetapi pada detergen bubuk tidak diperlukan karena untuk proses pembusukan sangat minim. Meskipun deterjen bubuk lebih tahan lama dibandingkan deterjen cair, tetapi detergen cair diperlukan pengawet untuk menjaga kualitas dan keamanannya selama penyimpanan.
    3. Bisa. Sabun bisa digunakan memutihkan kulit tetapi harus ditambahkan bahan aktif lainnya selain lemak dan NaOH, seperti kojic acid, arbutin, vitamin C, atau ekstrak licorice yang dikenal dapat mencerahkan kulit.
    4. Reaksi kimia :
    Bahan: Lemak/minyak + Alkali (NaOH atau KOH)
    Reaksi: Lemak/minyak + Alkali → Gliserol + Garam asam lemak (sabun)
    5. Tidak, proses produksi sampo tidak sepenuhnya sama dengan sabun, meskipun keduanya berfungsi sebagai pembersih. Sampo umumnya diformulasikan dari campuran surfaktan sintetis sebagai bahan pembersih utamanya. Sedangkan sabun dirancang terutama untuk membersihkan kotoran dan minyak dari kulit dan permukaan dari bahan minyak nabati dengan campuran NaOH.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Keysha Prista XII TKI-2/0230 Juli 2025 pukul 15.00

      1. • Sabun berasal dari reaksi alami antara lemak dan basa.

      • Deterjen merupakan produk sintetis dari berbagai bahan kimia industri.

      Dari segi komposisi, deterjen lebih kompleks dan lebih tahan terhadap kondisi air yang bervariasi.
      2. Secara umum, deterjen bubuk tidak perlu pengawet karena sifat kering dan kimianya sudah cukup stabil. Tapi pada formula khusus, terutama yang mengandung enzim, pengawet bisa saja ditambahkan untuk menjaga kualitas produk selama penyimpanan.
      3. Ya, sabun bisa dibuat untuk memutihkan atau mencerahkan kulit, asalkan menggunakan bahan yang aman dan sesuai aturan. Seperti: glutathione, kojic acid, niacinamite, vit C
      4. • Reaksi kimia sabun adalah reaksi saponifikasi → lemak/minyak bereaksi dengan basa kuat menghasilkan sabun + gliserol
      • Sabun adalah garam dari asam lemak

      • Reaksi ini bisa berlangsung panas atau dingin, tergantung metode pembuatan sabunnya
      5. Tidak sama.
      Meskipun sama-sama produk pembersih, proses pembuatan sampo dan sabun berbeda secara prinsip kimia dan cara produksinya.
      • Sabun dibuat melalui reaksi kimia (saponifikasi) antara minyak/lemak dan basa.

      • Sampo dibuat melalui proses pencampuran bahan-bahan kimia, tanpa reaksi saponifikasi.

      Keduanya punya fungsi pembersih, tapi formulasi, pH, dan cara pembuatannya berbeda.

      Hapus
  32. Kirana Fitri Sazyuli XII TKI-2 / 0330 Juli 2025 pukul 15.01

    1. Dari segi komposisi, sabun dan deterjen memiliki komposisi yang berbeda. Sabun memiliki komposisi berupa lemak dan NaOH (basa) namun deterjen menggunakan komposisi Surfaktan (untuk membersihkan kain dari kotoran, terutama minyak/lemak)

    2. Dalam deterjen bubuk, pengawet tidak perlu digunakan karena kandungan air yang minimal dan formulanya yang kering, sehingga tidak ada pertumbuhan bakteri dan jamur. Namun jika pertanyaannya adalah deterjen cair, maka ia butuh pengawet untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme, pengawet berupa bahan kimia yakni Natrium Benzoat.

    3. Tidak. Sabun secara umum digunakan manusia untuk mengangkat kotoran/daki di permukaan kulit, jadi tidak bisa untuk memutihkan. Tetapi lain lagi jika sabun tersebut ditambahkan bahan kimia yang berfungsi untuk memutihkan kulit.

    4. Reaksi kimia pada pembuatan sabun terjadi antara lemak dan NaOH sehingga terjadi Reaksi Saponifikasi

    5. Proses Produksi atara Sampo dengan sabun berbeda, terletak pada komposisinya. Sabun menggunakan bahan lemak dan NaOH, sedangkan Sampo menggunakan bahan Surfaktan (untuk membersihkan rambut)

    BalasHapus
  33. Nadia Vanesa Apriliana / 11 / 12 TKI - 230 Juli 2025 pukul 15.02

    1. a. Sabun : Terbuat dari bahan alami (minyak/lemak) yang direaksikan dengan alkali (NaOH/KOH). Surfaktan utamanya adalah garam asam lemak.
    b. Deterjen : Terbuat dari bahan kimia sintetis (turunan minyak bumi). Surfaktan utamanya adalah sulfonat atau sulfat, ditambah berbagai bahan aditif (builder, filler, pemutih, pewangi) untuk meningkatkan daya cuci, stabilitas, dan fungsi lainnya, terutama di air sadah.
    2. a. Kandungan airnya sangat rendah : Mikroorganisme (bakteri, jamur) membutuhkan air untuk tumbuh. Deterjen bubuk yang kering mencegah pertumbuhan ini.
    b. pH tinggi: Kebanyakan deterjen bubuk memiliki pH basa tinggi yang juga tidak disukai mikroorganisme.
    3. Sabun secara langsung tidak bisa memutihkan kulit. Tetapi produk yang mengatakan dapat memutihkan kulit biasanya mengandung bahan aktif pencerah, seperti kojic acid, arbutin, niacinamide, atau vitamin
    4. Secara singkat reaksi kimia sabun terbentuk karena lemak + NaOH yang membentuk proses saponifikasi
    5. Tidak, proses produksi sampo dan sabun tidak sama, meskipun keduanya berfungsi sebagai agen pembersih dan mengandung surfaktan.

    BalasHapus
  34. Saskia Tabina Khanza XII TKI 230 Juli 2025 pukul 15.04

    Saskia Tabina Khanza
    XII TKI 2/ 25
    1. perbedaan terletak pada sabun dan dertejen (bahan) sabun bereaksi antara lemak dan NaOH, Deterjen menggunakan bahan texopon
    dan compospen sehingga menghasilkan proses surfaktan
    2. deterjen bubuk tidak memerlukan pengawet karena perlakuannya berbeda dengan deterjen cair, karena deterjen cair lebih rentan terhadap kontaminasi
    3. bisa, dengan tambahan bahan yang aman untuk kulit seperti niacinamide, vitamin c, kojic acid
    4. Reaksi kimia pada pembuatan sabun terjadi antara lemak dan NaOH sehingga terjadi Reaksi Saponifikasi
    5. Sampo tidak memerlukan proses saponifikasi seperti sabun, sampo hanya menggunakan bahan surfaktan

    BalasHapus
  35. RAGIL SENJA KOMAIROH XII.TKI 2/1830 Juli 2025 pukul 15.05

    1. Sabun digunakan untuk membersihkan kulit, dibuat dari lemak dan NaOH melalui proses yang disebut saponifikasi.
    Detergen digunakan untuk mencuci kain/pakaian, dibuat dari bahan kimia sintetis seperti teraxpon dan compospen, yang berfungsi sebagai surfaktan (zat aktif pembersih).

    2. Perlu terutama detergen cair, karena detergen cair lebih mudah terkontaminasi, karena dapat berubah tekstur jika terkena air atau udara, sedangkan sabun batang lebih tahan.

    3. Sabun bisa mencerahkan kulit jika mengandung bahan aktif tertentu seperti niacinamide, vitamin C, dan glutathione, tergantung jumlah dan persentasenya.

    4. Sabun terbentuk dari reaksi antara lemak dan NaOH, disebut reaksi saponifikasi, yang menghasilkan sabun dan gliserol.

    5. Sampo dibuat hanya dengan mencampur bahan-bahan, tanpa proses saponifikasi seperti sabun.

    BalasHapus
  36. Sahnaz Alifia Ramadhani 12 TKI-2 / 2430 Juli 2025 pukul 15.05

    1. Sabun terbuat dari minyak + basa (alami) sedangkan deterjen menggunakan bahan kimia sintetis dengan penambahan zat adiktif
    2. Umumnya tidak membutuhkan deterjen, hanya deterjen cair yang menggunakan pengawet untuk menghindari pembusukan
    3. Sabun hanya bisa membersihkan kulit jika ingin memutihkan maka di beri penambahan bahan seperti kojic acid alpha arbutin dll
    4. Reaksi pada sabun antara lemak dan NaOH atau KOH, sedangkan pada deterjen dan shampoo menggunakan surfaktan ALS dan Texapon.
    5. Proses sabun melalui proses saponifikasi, sedangkan Shampoo dicampur bahan aktif tanpa reaksi kimia sama seperti detergen

    BalasHapus
  37. Mochammad Daffa Ar Rosyid XII TKI-2/0630 Juli 2025 pukul 15.13

    jawaban dari pertanyaan di atas :

    1. Nah, dari segi komposisi sabun dibuat dari lemak atau minyak nabati dan hewani yang mengalami proses saponifikasi, yaitu reaksi antara lemak dan alkali, seperti natrium hidroksida atau kalium hidroksida. Sedangkan deterjen, biasanya dibuat dari bahan sintetis, seperti surfaktan yang berasal dari petroleum.

    2. Dari penjelasan kelompok 2, pengawet di deterjen bubuk tidak diperlukan karena deterjen sering mengandung bahan aktif yang memiliki sifat antibakteri, sehingga dapat mencegah pertumbuhan mikroorganisme.

    3. Sabun dapat membantu mencerahkan kulit, tetapi hasil yang signifikan biasanya memerlukan penggunaan yang konsisten dan kombinasi dengan produk perawatan kulit lainnya. Sabun secara umum hanya bisa membersihkan dan menghilangkan daki dalam kulit.

    4. Pembuatan sabun melibatkan reaksi kimia yang disebut saponifikasi. Reaksi ini terjadi antara lemak dan minyak basa kuat yang disebut NaOH. Sementara itu, deterjen umumnya dibuat dari bahan kimia yang berasal dari petroleum, dan salah satu reaksi utama yang terlibat adalah reaksi antara alkil sulfat atau alkil benzena sulfonat dengan basa.

    5. Sabun proses produksinya tidak sama dengan shampo, dikarenakan sabun dibuat dengan proses yang namanya saponifikasi, sedangkan shampo tidak perlu melakukan proses saponifikasi.

    BalasHapus
  38. Tina Rahmasari/2930 Juli 2025 pukul 15.43

    1. •Sabun berasal dari reaksi alami antara
    lemak dan basa
    • Deterjen merupakan produk sintetis dari
    berbagai bahan kimia industri.
    Dari segi komposisi, deterjen lebih kompleks dan lebih tahan terhadap kondisi air yang bervariasi.
    2. Secara umum, deterjen bubuk tidak perlu pengawet karena sifat kering dan kimianya sudah cukup stabil. Tapi pada formula khusus, terutama yang mengandung enzim, pengawet bisa saja ditambahkan untuk menjaga kualitas produk selama penyimpanan.
    3. Ya, sabun bisa dibuat untuk memutihkan atau mencerahkan kulit, asalkan menggunakan bahan yang aman dan sesuai aturan. Seperti: glutathione, kojic acid, niacinamite, vit C
    4. • Reaksi kimia sabun adalah reaksi saponifikasi → lemak/minyak bereaksi dengan basa kuat menghasilkan sabun + gliserol
    • Sabun adalah garam dari asam lemak

    • Reaksi ini bisa berlangsung panas atau dingin, tergantung metode pembuatan sabunnya
    5. Tidak sama.
    Meskipun sama-sama produk pembersih, proses pembuatan sampo dan sabun berbeda secara prinsip kimia dan cara produksinya.
    • Sabun dibuat melalui reaksi kimia (saponifikasi) antara minyak/lemak dan basa.

    • Sampo dibuat melalui proses pencampuran bahan-bahan kimia, tanpa reaksi saponifikasi.

    Keduanya punya fungsi pembersih, tapi formulasi, pH, dan cara pembuatannya berbeda.

    BalasHapus
  39. Nama : Sabrina Aura Sabila
    Kelas/Absen : XII TKI 2/23

    1. perbedaan signifikan yang terjadi yaitu terletak pada sabun dan dertejen (bahan) sabun bereaksi antara lemak dan NaOH
    2. benar, deterjen bubuk tidak memerlukan pengawet karena perlakuannya berbeda dengan deterjen cair yang memerlukan pengawet,
    3. Ya, sabun bisa dibuat untuk memutihkan atau mencerahkan kulit, asalkan menggunakan bahan yang aman dan sesuai aturan. Seperti: glutathione, kojic acid, niacinamite, vit C
    4. Secara singkat reaksi kimia sabun terbentuk karena lemak + NaOH yang membentuk proses saponifikasi
    5. Sampo proses produksinya sama dengan detergen hanyan memerlukan proses pencampuran bahan dan tidak memerlukan proses saponifikasi seperti sabun

    BalasHapus
  40. KELOMPOK 3
    1. Apa fungsi menigkatnya PH pada penambahan Kapur tohor
    2. Syarat mutu kadar air pada gula pasir?
    3. Hasil samping proses produksi gula, dan manfaatnya
    4. Kriteria khusus dari batang tebu sebagai bahan baku produksi
    5. Apakah berpengaruh kondisi emplacemen pada hasil produksi
    6. Bagaimana mekanisme penukar ion dalam menghilangkan mineral dan zat- zat gula yang mengandung ion

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sahnaz Alifia Ramadhani 12 TKI-2/246 Agustus 2025 pukul 11.29

      1. cao-h2O => caoh2 untuk membantu menetralkan nira yang sifatnya asam agar pH menjadi netral dan membantu proses pengendapan
      2. syarat mutunya 0,1 % alasan gula dijadikan kristal adalah agar lebih awet dan lebih mudah dalam penyimpanan
      3.
      1) ampas/bagasse untuk bahan bakar dalam stasiun ketel/ boiler
      2) blotong untuk campuran pakan ternak
      3) molase/tetes untuk bahan baku micinblotong yang nantinya akan menjadi pupuk alami
      4. kriteria nya kandungan Sukrosa harus tinggi sekitar 12-16% brix, tingkat kematangan tebu optimal, umur nya sekitar 10-12 bulan, rendah serat dan kotoran (jika tinggi serat menyulitkan penjernihan dan menurunkan efisiensi)
      5.
      - positif menjaga kualitas sukrosa, menghindari kontaminasi mikroba, mempermudah menejemen dan transportasi (mempermudah saat proses penggilingan)
      - negatif terlalu panas/ langsung terpapar matahar, terlalu lembab (memicu pembusukan dan penumbuhan jamur )
      6. Mekanisme nya dilewatkan karena otomatis menjadi CaCO3, dll

      Hapus
    2. Rossi Mitha Amelia 22 (12 TKI 2)6 Agustus 2025 pukul 11.36

      1. CaO+ H2O = Ca(OH)2 Untuk membantu menetral nira yang asam agar nira menjadi netral dan juga kapur kohor membantu proses pengendapan.
      2. Syarat mutu kadar airnya adalah 0,1 yang berfungsi lebih awet tahan lama dan juga memudahkan penyimpanan
      3. - ampas/bagases yang berfungsi sebagai bahan bakar dari proses steam pada boiler katel
      - blotong yang berfungsi sebagai pemanfaatan pupuk alami, pakan ternak, dan juga penutupan lahan.pembangunan
      - molase/ tetes di manfaatkan sebagai bahan baku pembuatan micin
      4. Kandungan sukrosa yang tinggi 12-16 brix, dan juga kematangan dan umur yang optimal sekitar 10-12 bulan. Karena tebu yang terlalu tua akan mempengaruhi kadar sukrosa, dan pada industri biasanya akan di cek terlebih dahulu menggunakan alat reflaktometer untuk mengetahui seberapa besar kandungan gula, dan jika kadar gula kurang sesuai atau jauh dari standar mutu maka industri akan mengembalikan, dan jika kadar tidak jauh berbeda atau selisih batas wajar maka akan tetap di gunakan dan di beli murah untuk menghindari kerugian
      5. Positif
      Menjaga kualitas sukrosa, menghindari kontaminasi mikroba, mempermudah manajemen dan transportasi (mempermudah pada proses pengilingan)
      Negatif
      Terlalu panas atau langsung terdapat matahari , terlalu lembab akan memicu pertumbuhan jamur dan prmbusukan
      6. Mekanisme nya dilewatkan karena otomatis menjadi CaCo3 dan lain lain

      Hapus
    3. M Iqbal Baihaqi S XII TKI 2/076 Agustus 2025 pukul 11.41

      1.kapur tohor bersifat basa dan bereaksi dengan ion hidrogen (H+) yang menyebabkan keasaman, sehingga menaikkan pH menjadi lebih netral atau bas
      2.syarat mutu kadar air pada proses pengkristalan adalah 0,1% di karenakan jika melebihi 0,1% akan mempengaruhi kualitas dan daya simpan pada gula tersebut
      3.ampas tebu (bagasse), tetes tebu (molasses), dan blotong
      ampas tebu bisa digunakan sebagai bahan bakar dan pupuk organik,tetes tebu dapat digunakan untuk makanan peternakan,pembuatan alkohol dan fermentasi lainnya,blotong umumnya di gunakan sebagai pupuk organik
      4.kadar sukrosa tinggi, kematangan optimal, bebas dari hama dan penyakit, serta kualitas fisik yang baik. Batang tebu yang ideal memiliki kandungan sukrosa (gula) yang tinggi, mencapai kematangan optimal saat dipanen, tidak terserang hama dan penyakit yang dapat menurunkan kualitas, serta memiliki batang yang lurus dan tidak cacat fisik
      5.Kondisi emplasemen yang baik akan mendukung kelancaran proses produksi, mengurangi potensi hambatan, dan pada akhirnya meningkatkan hasil gula yang diperoleh
      6.melibatkan resin penukar ion, yang memiliki gugus fungsional yang dapat menukar ion dengan ion dalam larutan

      Hapus
    4. 1. Apa fungsi meningkatnya pH pada penambahan kapur tohor?

      Kapur tohor (CaO) ditambahkan dalam proses klarifikasi jus tebu untuk:

      Meningkatkan pH jus tebu menjadi kondisi basa.

      Mengendapkan kotoran seperti protein, zat warna, asam organik, dan fosfat.

      Membantu pembentukan flok (gumpalan) yang mudah dipisahkan dalam proses penyaringan.

      Mencegah fermentasi dengan menghambat aktivitas mikroorganisme.


      > Jadi, peningkatan pH bertujuan untuk pemurnian awal jus tebu dan stabilisasi.

      2. Syarat mutu kadar air pada gula pasir

      Mengacu pada SNI 3140.3:2010 (Standar Nasional Indonesia):

      Kadar air maksimal gula pasir: 0,1% (untuk gula kristal putih kelas 1).


      > Kadar air yang rendah penting untuk mencegah penggumpalan dan pertumbuhan mikroorganisme.

      3. Hasil samping proses produksi gula dan manfaatnya

      Beberapa hasil samping dari industri gula dan manfaatnya:

      Hasil Samping Manfaat

      Bagasse (ampas tebu) Bahan bakar boiler, bahan baku kertas, papan partikel
      Molase (tetes tebu) Bahan baku industri alkohol, pakan ternak, pupuk
      Limbah lumpur kapur (press mud) Bahan pupuk organik, amandemen tanah


      > Hasil samping tersebut mendukung prinsip industri berkelanjutan.

      4. Kriteria khusus dari batang tebu sebagai bahan baku produksi

      Tebu yang baik untuk bahan baku industri gula memiliki kriteria:

      Tinggi kandungan sukrosa (>14% brix).

      Tingkat kematangan optimal (tidak terlalu muda atau tua).

      Batang keras, padat, dan berair.

      Rasio daun terhadap batang rendah.

      Minim serat dan kotoran (tanah, pasir).


      > Tebu yang memenuhi kriteria tersebut akan menghasilkan rendemen gula tinggi.

      5. Apakah berpengaruh kondisi emplacement pada hasil produksi?

      Ya, sangat berpengaruh.
      Emplacement (lokasi dan kondisi penanaman) memengaruhi:

      Pertumbuhan tebu: tanah subur, drainase baik, dan pH optimal (5,5–7,5).

      Kadar gula tebu: bergantung pada sinar matahari, suhu, dan curah hujan.

      Kualitas bahan baku: lokasi jauh dari pabrik akan menurunkan kualitas tebu karena fermentasi dimulai setelah tebu ditebang.


      > Jadi, letak, tanah, iklim, dan jarak ke pabrik memengaruhi efisiensi produksi.

      Hapus
    5. 1. Kapur tohor CaO menjadi Ca(OH)2 dapat menetralkan asam dalam kandungan batang tebu.
      2. Harus 0,1% agar memperpanjang masa pakai sehingga tidak mudah busuk sesuai dengan tujuan awal kristalisasi gula.
      3. Hasil samping berupa ampas atau bagasse sebagai bahan bakar boiler/loko, blotong dapat digunakan sebagai pupuk alami atau pengurukan tanah, dan tetes tebu dari kristalisasi dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan MSG.
      4. kandungan sukrosa yang tinggi umur batang tebu (tidak mentah dan tidak terlalu matang, umur sesuai nya kira² 10-12 bulan siap panen) rendah serat dan kotoran.
      5. Mencegah respirasi dan pembusukan batang, kontaminasi mikroba, mempermudah manajemen dan transportasi residenstime ditekan, Jika terlalu panas kandungan sukrosa menurun, jika terlalu lembab memicu pembusukan jamur.
      6. Menukar ion Mg dan Ca dengan menambahkan CO3 sehingga membentuk endapan dan terpisah

      Hapus
    6. Nabila Juharil Inayah / 10 - TKI 26 Agustus 2025 pukul 11.53

      1. CaOH termasuk basa, di tambahkan untuk menetralkan air yang bersifat asam. Hal ini juga membantu menurunkan kadar logam dalam air.
      2. 0.1% sebagai kadar air yang ideal dalam masakan gula saat akan masuk ke proses kristalisasi, yang tujuannya adalah mendapatkan kristal gula dengan kemurnian tinggi.
      3. Hasil samping
      - Tetes/Molase tebu merupakan hasil proses pemisahan larutan dengan kristal gula, tetes ini kemudian ditampung dalam tangki tetes yang kemudian dikirim ke pabrik spritus dan alkohol untuk bahan baku pembuatan alkohol, spritus dan arak di mana sisanya dijual untuk bahan pembuatan MSG, kecap dan bahan pencampur makanan ternak
      - Blotong adalah limbah pabrik gulo yang bersifat padat dan hangat. Masyarakat memanfaatkan blotong sebagai bahan timbunan atau pemanfaatan blotong untuk urug tanah dan pupuk tanaman. Dapat juga digunakan sebagai bahan bakar setelah dikeringkan terlebih dahulu.
      - Ampas/Bagase tebu adalah bahan sisa berserat dari batang tebu yang telah mengalami ekstraksi niranya pada industri pengolahan gula. Biasanya digunakan kembali sebagai bahan bakar ketel atau digunakan sebagai bahan baku pembuatan kertas.
      4. Kriteria khusus batang tebu:
      - Kandungan Sukrosa Tinggi minimal 12–16% brix (total padatan terlarut) dan rendemen gula >10%.
      - Pemilihan batang tebu antara 10–12 bulan (untuk tebu dataran rendah), atau lebih lama di dataran tinggi. Tebu yang belum matang memiliki rendemen rendah, sementara tebu yang terlalu tua bisa mengalami penurunan kualitas.
      - Rendah Serat dan Kotoran, batang tebu yang terlalu berserat menyulitkan penggilingan dan menurunkan efisiensi ekstraksi.
      5. Kondisi Emplasemen:
      - Emplasemen yang sejuk, teduh, dan terlindungi akan mencegah respirasi dan pembusukan batang. Menjaga rendemen gula tetap tinggi.
      - Menghindari Kontaminasi Mikroba. Emplasemen yang bersih mengurangi risiko masuknya jamur, bakteri, atau kotoran yang mengganggu proses ekstraksi dan pemurnian.
      - Terlalu panas atau terkena matahari langsung menyebabkan respirasi meningkat sehingga kandungan sukrosa menurun
      - Terlalu lembap dan becek dapam memicu pembusukan, dan pertumbuhan jamur.
      6. Bahan dilewatkan dengan menambahkan SO4/CO3 untuk menghilangkan ion ion yg tidak diinginkan (seperti Mg dan Ca) pada sukrosa.

      Hapus
    7. Gusti Pinayungan XII TKI 2 | 176 Agustus 2025 pukul 11.55

      1. Kapur tohor CaO menjadi Ca(OH)2 dapat menetralkan asam dalam kandungan batang tebu.
      2. Harus 0,1% agar memperpanjang masa pakai sehingga tidak mudah busuk sesuai dengan tujuan awal kristalisasi gula.
      3. Hasil samping berupa ampas atau bagasse sebagai bahan bakar boiler/loko, blotong dapat digunakan sebagai pupuk alami atau pengurukan tanah, dan tetes tebu dari kristalisasi dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan MSG.
      4. kandungan sukrosa yang tinggi umur batang tebu (tidak mentah dan tidak terlalu matang, umur sesuai nya kira² 10-12 bulan siap panen) rendah serat dan kotoran.
      5. Mencegah respirasi dan pembusukan batang, kontaminasi mikroba, mempermudah manajemen dan transportasi residenstime ditekan, Jika terlalu panas kandungan sukrosa menurun, jika terlalu lembab memicu pembusukan jamur.
      6. Menukar ion Mg dan Ca dengan dengan CO3 sehingga membentuk endapan dan terpisah.

      Hapus
    8. Rony Dwi Putra Hamka Abdilla XII TKI-2/216 Agustus 2025 pukul 11.55

      1. Pada dasarnya kapur tohor bersifat basa yang digunakan untuk menetralkan keasaman (pH) nira.
      2. 0,1 %, karena akan lebih membuat gula tersebut lebih awet dan
      3. Yang pertama ampas atau bagase yang berfungsi untuk bahan baku dalam boiler atau ketel, yang kedua ada blotong yang digunakan untuk bahan campuran pakan dll, yang ketiga ada molase (tetes) yang berguna untuk pabrik micin atau alkohol
      4. kriteria nya kandungan Sukrosa harus tinggi sekitar 12-16% brix, tingkat kematangan tebu optimal, umur nya sekitar 10-12 bulan, rendah serat dan kotoran, dan lain"
      5. Ya, emplacemen (area penempatan tebu) berpengaruh pada hasil produksi gula.Emplacemen yang baik juga mempengaruhi kualitas tebu yang dipasok. Tebu yang ditanam di lahan yang subur dan dirawat dengan baik akan menghasilkan kadar gula yang lebih tinggi, sehingga meningkatkan rendemen gula.
      6. Dilewatkan begitu saja dengan menambahkan SO4 dan CO3 yang akan terjadi reaksi dengan sendirinya sehingga membuat ion ion yang tidak diinginkan itu seperti Mg dan Ca diambil atau terikat oleh larutan yang sudah ditambahkan tersebut

      Hapus
    9. Tria 'Abidah Ahdaa XII TKI-2 / 306 Agustus 2025 pukul 11.57

      1. Membantu pengendapan dan pengumpalan yang mengandung logam berat dan ion berat (cao + h2o) → (ca(oh)2 atau menetralkan
      2. 0,1 % karena agar tahan lama atau tidak mudah busuk
      3. • Ampas/ bagase (bahan bakar untuk stasiun boiler)
      • Blotong (campuran makan ternak, penimbun tanah)
      • Molase/tetes (pupuk alami)
      4. Kandungan sukrosa nya harus tinggi sekitar 12-16%, semakin tinggi kandungan tebu baik kualitasnya, tebu tersebut karena akan menghasilkan rendemen gula yang lebih tinggi.
      5. • Positif : Menjaga kualitas sukrosa, menghindari kontaminasi mikroba, mempermudah manajemen dan transportasi (mempermudah pada proses pengilingan)
      • Negatif : Terlalu panas, terlalu lembab akan memicu pertumbuhan jamur dan prmbusukan
      6. Mekanisme nya dilewatkan karena otomatis menjadi CaCo3 dll

      Hapus
    10. M Yuda Dzikri Firlana XII TKI-2/086 Agustus 2025 pukul 12.01

      1.Kapur tohor berfungsi menetralkan kandungan dari batang tebu yang bersifat asam
      2.0,1%, Karena jika kadar air lebih dari 0,1% gula akan cepat mengalami pembusukan, dan agar awet
      3.Ampas bermanfaat sebagai steam, blotong bisa bermanfaat sebagai sebagai penimbun jalan, Molase bermanfaat sebagai bahan msg/micin
      4.10-12 bulan (tidak mentah dan tidak terlalu matang) dan tinggi sukrosa
      5.Berpengaruh, karena mencegah pembusukan batang, dan tumbuhnya mikroba serta emplasemen yang rindang mencegah penghilangan sukrosa.
      6.Bahan seperti S04 dan CO3 akan mengikat ion seperti Ca dan Mg sehingga menghasilkan endapan yang akan dibuang.

      Hapus
    11. VALENCYO BINTANG SYALVERO XII TKI 2/316 Agustus 2025 pukul 12.02

      1. Fungsi meningkatnya pH pada penambahan kapur Tohor
      Jawab:

      Kapur tohor (CaO) yang bereaksi dengan air (H2O) akan bersifat basa kuat, sehingga dapat menetralkan keasaman, sehingga meningkatkan pH menjadi lebih netral atau bahkan sedikit basa

      2. Syarat mutu kadar air pada proses pengkristalan
      Jawab:

      Syarat kadar air dalam proses pengkristalan gula yaitu 0,1%.
      Jika kadar air tinggi gula bisa berjamur, lembab, mudah menggumpal, kadar air 0,1% menjamin gula tidak mudah rusak selama penyimpanan.

      Dan gula dikristalkan untuk memurnikan gula, gula bisa disimpan lama (awet), tidak mudah rusak atau menggumpal dan gula mudah dikemas juga mudah digunakan.

      3. Hasil samping pada proses produksi dan manfaat
      Jawab:

      Dalam proses produksi gula dari tebu ada hasil sampingnya seperti:
      a. Ampas/bagasse
      Ini sisa serat dari tebu setelah diperas. Ini bisa dijadikan bahas kertas, briket dll.
      b. Blotong
      Lumpur sisa dari proses pemurnian nira tebu. Bisa dijadikan pupuk kompos atau pengkondisian tanah
      c. Tetes
      Cairan kental yang tersisa setelah proses kristalisasi gula, bisa dibuat jadi pupuk cair, tambahan pakan ternak.

      4. Kriteria khusus batang tebu sebagai bahan baku produksi
      Jawab:

      a. Tingkat kematangan
      Tebu telah mencapai umur panen, biasanya antara 10–12 bulan. Jika dipanen terlalu muda, kandungan gulanya belum maksimal. Jika terlalu tua, nira bisa mulai terdegradasi dan kandungan serat meningkat.
      b. Kadar sukrosa
      Semakin tinggi kadar sukrosanya, semakin tinggi juga rendemen (hasil gula) yang diperoleh.
      c. Rendah kandungan serat non gula

      5. Apakah berpengaruh kondisi emplasemen pada hasil produksi
      Jawab:

      Kondisi emplasemen yang rindang dapat memengaruhi hasil produksi tanaman, terutama karena berkurangnya intensitas cahaya matahari yang masuk ke area tanam.
      Namun jika terlalu lembab dapat memperlambat perkembangan tanaman.
      Menurut penjelasan dari Pak Onny
      Pabrik gula di Indonesia yang rindang dikarenakan pabrik gula yang ada saat ini di Indonesia merupakan peninggalan dari Belanda masih ada sehingga Indonesia masih memanfaatkan peninggalan tersebut dan itu alasan kenapa Indonesia tidak membuat pabrik gula yang baru.

      6. Bagaimana mekanisme penukar ion dalam menghilangkan mineral dan zat zat non gula gula yang mengandung ion
      jawab:

      tebu yang dibawa menggunakan truk tidak melalui proses pencucian atau perendaman, melainkan langsung masuk ke tahap pemotongan (cutting). Hal ini menyebabkan tebu masih mengandung ion mineral seperti kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Kandungan Ca dan Mg ini dapat memengaruhi kualitas akhir gula yang dihasilkan.

      Untuk mengatasinya, ion-ion tersebut akan direaksikan dengan resin, seperti resin sulfat atau karbonat, agar membentuk endapan dan dapat dipisahkan. Selanjutnya, untuk meningkatkan kemurnian, dilakukan proses filtrasi. Salah satu metode filtrasi yang umum digunakan di pabrik gula adalah vacuum drum filter, di mana partikel-partikel tersaring melalui proses pemotongan menggunakan knife scaling.

      Hapus
    12. Syifa keysyayara putri k/XII TKI 2/286 Agustus 2025 pukul 12.07

      1.Membantu proses pengendapan dan penggumpalan Peningkatan pH, dapat membantu dalam proses pengendapan dan penggumpalan (flokulasi). Pada pH yang lebih tinggi, banyak ion logam berat akan membentuk endapan padat dalam bentuk hidroksida logam. Endapan ini kemudian dapat dipisahkan dari air dengan mudah melalui penyaringan atau pengendapan.
      2.syarat mutu kadar air yaitu 0,1% mengapa harus 0,1% ?karena untuk mencegah penggumpalan dan mencegah pertumbuhan mikroorganisme serta lebih mengawetkan
      3.Hasil samping proses produksi ada beberapa yaitu:
      •ampase/bagase berfungsi sebagai bahan bakar pada proses steam dan bagasse digunakan sebagai bahan bakar untuk membangkitkan uap pada boiler di pabrik gula.
      •blotong adalah hasil samping produksi setelah proses filter dan hasil filter tersebut adalah blotong. blotong digunakan sebagai pupuk organik.

      4.Tebu harus memiliki kandungan sukrosa yang tinggi minimal 12-16% brix dan rensemen gula >10%
      Tebu harus dipanen saat kandungan gula maksimal sekitar umur 10-12 bulan
      Tebu harus rendah serat dan kotoran batang tebu terlalu berserat menyilitkan penggilinggan. Rasio kulit daging rendah dan kadar kotoran harus <5%

      5.Dampak positif:
      •menjaga kualitas sukrosa (emplacment yang sejuk akan mencegah respirasi dan pembusukan batang)
      •menjaga rendemem gula tetap tinggi
      •mencegah fermentasi dan kerusakan(batang tebu dibiarkan lama dalam kondisi terbuka akan mengalami fermentasi alami dan menghasilkan asam organik sehingga kandungan nira rusak)
      •menghindari kontaminasi mikroba dan mengurangi risiko masuknya jamur, bakteri,atau kotaean yang menggaggu proses produksi.

      Dampak negatif:
      •emplacement terlalu panas menyebababkan kandungan sukrosa menurun
      •suasana yang lembab atau becek menyebabkan terjadinya pembusukan

      6.melewatkan bahan dengan menambahkan SO4/CO3 untuk menghilangkan ion ion yang tidak diinginkan pada sukrosa.

      Hapus
    13. Muhammad Zain Ba'Dhiya'Ulhaq Hasrian XII TKI-2/096 Agustus 2025 pukul 12.08

      1. Fungsi Meningkatnya pH Pada Penambahan Kapur Tohor

      Kapur tohor (CaO) memiliki sifat basa yang mampu menetralisir kondisi asam. Dengan penambahannya, pH larutan akan meningkat, sehingga kondisi menjadi lebih netral atau sedikit basa.


      2. Syarat Mutu Kadar Air Pada Proses Pengkristalan

      Kadar air yang disyaratkan dalam proses pengkristalan gula adalah sebesar 0,1%. Jika kadar air melebihi batas tersebut, gula menjadi lembap, mudah menggumpal, dan rentan ditumbuhi jamur.
      Dengan kadar air 0,1%, gula akan lebih stabil selama penyimpanan, tidak cepat rusak, dan kualitasnya tetap terjaga.
      Proses pengkristalan sendiri bertujuan untuk memurnikan gula, agar lebih tahan lama, tidak mudah berubah kualitas, serta lebih mudah dikemas dan digunakan.


      3. Hasil Samping pada Proses Produksi dan Manfaatnya

      Dalam proses produksi gula dari tebu, dihasilkan beberapa hasil samping yang sebenarnya masih memiliki nilai guna. Hasil samping ini bisa dimanfaatkan kembali dalam berbagai sektor, sehingga mengurangi limbah dan menambah nilai ekonomi. Beberapa di antaranya yaitu:

      *Bagasse (ampas tebu):*
      Serat tebu yang tersisa setelah diperas. Biasanya digunakan sebagai bahan bakar boiler untuk menghasilkan uap dan listrik di pabrik. Selain itu, bagasse juga bisa dijadikan bahan baku kertas, papan partikel, atau bahan bakar briket.

      *Blotong:*
      Merupakan endapan padat dari hasil pemurnian nira tebu, biasanya berbentuk lumpur berwarna coklat. Blotong sangat kaya akan bahan organik dan mineral, sehingga banyak dimanfaatkan sebagai pupuk kompos, pengkondisi tanah, atau bahan baku pupuk organik padat.

      *Molases (tetes tebu):*
      Cairan kental berwarna coklat kehitaman yang tersisa setelah proses kristalisasi gula. Dimanfaatkan sebagai bahan baku industri fermentasi (seperti alkohol, etanol, asam asetat), bahan tambahan pakan ternak, dan pupuk organik cair.

      Dengan pemanfaatan hasil samping ini, industri gula dapat berjalan lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan, sekaligus membuka peluang usaha lain dari limbah yang dulunya dianggap tak berguna.


      4. Kriteria Khusus Batang Tebu sebagai Bahan Baku Produksi

      *Kadar Sukrosa Tinggi:*
      Batang tebu yang baik memiliki kandungan sukrosa yang tinggi, karena sukrosa inilah yang akan diolah menjadi gula. Semakin tinggi kadar sukrosanya, semakin tinggi pula rendemen (hasil gula) yang diperoleh. Idealnya, tebu siap panen memiliki kadar sukrosa di atas 14%.

      *Tingkat Kematangan Optimal:*
      Tebu yang ideal untuk dipanen dan diproses adalah yang telah mencapai umur panen, biasanya antara 10–12 bulan tergantung varietas dan kondisi lahan. Jika dipanen terlalu muda, kandungan gulanya belum maksimal. Jika terlalu tua, nira bisa mulai terdegradasi dan kandungan serat meningkat.

      *Rendah Kandungan Serat Non-Gula:*
      Batang tebu mengandung serat, namun tebu dengan kadar serat non-gula (lignin dan selulosa) yang tinggi justru menyulitkan proses ekstraksi dan pemurnian. Oleh karena itu, dibutuhkan tebu dengan serat rendah agar hasil nira jernih dan proses penyaringan berjalan lancar.


      .

      Hapus
    14. Muhammad Zain Ba'Dhiya'Ulhaq Hasrian XII TKI-2/096 Agustus 2025 pukul 12.08

      5. Apakah Berpengaruh Kondisi Emplasemen terhadap Hasil Produksi?

      Kondisi emplasemen yang rindang dapat memengaruhi hasil produksi tanaman karena intensitas cahaya matahari yang masuk ke area tanam menjadi terbatas. Kekurangan cahaya dapat menurunkan laju fotosintesis, sehingga pertumbuhan dan produktivitas tanaman berkurang. Selain itu, area yang terlalu teduh cenderung lembap dan dingin, yang dapat memicu serangan penyakit dan memperlambat perkembangan tanaman. Di pabrik gula, kondisi rindang sering kali berasal dari peninggalan lingkungan era kolonial Belanda. Hal ini menjadi salah satu kendala dalam pembangunan pabrik gula baru di Indonesia, berbeda dengan di India, di mana setiap keluarga biasanya memiliki lahan dan pabrik pengolahan tebu sendiri.


      6. Bagaimana Mekanisme Penukar Ion Dalam Menghilangkan Mineral dan Zat-Zat Non-Gula yang Mengandung Ion?

      Tebu yang masuk ke pabrik tidak melalui proses pencucian, melainkan langsung diproses melalui tahap pemotongan. Hal ini menyebabkan tebu masih membawa mineral seperti kalsium (Ca) dan magnesium (Mg), yang dapat mengganggu kualitas gula. Untuk mengendapkan ion-ion tersebut, digunakan bahan kimia seperti resin sulfat atau karbonat. Setelah itu, dilakukan proses pemurnian menggunakan vacuum drum filter, di mana partikel-partikel pengotor akan tersaring melalui sistem penyaringan seperti knife scaling agar diperoleh larutan yang lebih murni

      Hapus
  41. Zalfa Aulia Salsabila XII TKI 2 /33

    1. Fungsi Meningkatnya pH pada Penambahan Kapur Tohor

    Meningkatnya pH pada penambahan kapur tohor (kalsium hidroksida, Ca(OH)₂ ) disebabkan oleh reaksi kapur tohor dengan air membentuk ion hidroksida (OH⁻), yang meningkatkan konsentrasi ion OH⁻ dalam larutan, sehingga pH naik. Ini penting dalam proses produksi gula karena membantu menetralkan asam-asam organik dalam tebu dan meningkatkan efisiensi proses selanjutnya.

     

    2. Syarat Mutu Kadar Air pada Gula Pasir

    Syarat mutu kadar air pada gula pasir bervariasi tergantung standar yang digunakan, namun umumnya berkisar antara 0,03% - 0,05%. Kadar air yang terlalu tinggi dapat menyebabkan gula menggumpal dan mudah rusak, sedangkan kadar air yang terlalu rendah dapat menyebabkan gula menjadi rapuh dan mudah hancur.

     

    3. Hasil Samping Proses Produksi Gula dan Manfaatnya

    Beberapa hasil samping proses produksi gula antara lain:

    - Tetes (molasses): Digunakan sebagai bahan baku pembuatan alkohol, pakan ternak, dan bahan baku industri fermentasi.
    - Ampas tebu (bagasse): Digunakan sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik di pabrik gula, atau sebagai bahan baku pembuatan kertas dan papan partikel.
    - Filter cake: Kandungan organiknya dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik.

     

    4. Kriteria Khusus Batang Tebu sebagai Bahan Baku Produksi

    Kriteria khusus batang tebu sebagai bahan baku produksi meliputi:

    - Kadar sukrosa tinggi: Semakin tinggi kadar sukrosa, semakin banyak gula yang dapat dihasilkan.
    - Kadar serat rendah: Serat yang tinggi dapat mengganggu proses ekstraksi gula.
    - Kadar kotoran rendah: Kotoran seperti tanah dan pasir dapat menurunkan kualitas gula yang dihasilkan.
    - Umur panen yang tepat: Memanen tebu pada saat yang tepat akan menghasilkan kadar sukrosa yang optimal.
    - Varietas tebu yang sesuai: Varietas tebu yang tahan penyakit dan menghasilkan kadar sukrosa tinggi sangat penting.

     

    5. Pengaruh Kondisi Emplacement pada Hasil Produksi

    Kondisi emplacement (lokasi penanaman) berpengaruh signifikan terhadap hasil produksi tebu. Faktor-faktor seperti jenis tanah, iklim, curah hujan, dan ketinggian tempat akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tebu, sehingga berdampak pada kadar sukrosa dan jumlah hasil panen.

     

    6. Mekanisme Penukar Ion dalam Menghilangkan Mineral dan Zat-Zat Gula yang Mengandung Ion

    Mekanisme penukar ion melibatkan penggunaan resin penukar ion yang memiliki gugus fungsi yang dapat bertukar ion dengan ion-ion dalam larutan gula. Resin ini dapat menghilangkan mineral seperti kalsium, magnesium, dan natrium, serta zat-zat gula yang mengandung ion, sehingga meningkatkan kemurnian gula. Proses ini didasarkan pada prinsip kesetimbangan ion antara resin dan larutan gula. Ion-ion yang tidak diinginkan akan terikat pada resin, sementara ion-ion yang diinginkan akan tetap berada dalam larutan.

    BalasHapus
  42. RAGIL SENJA K./12 TKI 2/186 Agustus 2025 pukul 11.41

    1. Berfungsi untuk membantu proses pengendapan dan penggumpalan, terutama pada bahan yang mengandung logam berat.

    2. Digunakan dengan konsentrasi sebesar 0,1%. gula dijadikan untuk kristal atau diolah lebih lanjut karena untuk menyimpan dalam jangka panjang sekitar 1-2 tahun, karena jika tidak diolah atau masih menjadi ( tebu ) maka masa penyimpanan tidak akan bisa lama

    3. - Blotong untuk dimanfaatkan sebagai pupuk alami,atau untuk mendinginkan jalan
    - bagasse sebagai bahan bakar stasiun ketel

    4. Kandungan sukrosa dalam tebu sebaiknya tinggi, yaitu sekitar 10–16% brix, agar hasil gula lebih maksimal.

    5. Dampak Positif Penyimpanan Tebu:

    - Menjaga kualitas sukrosa
    - Mencegah kontaminasi mikroorganisme
    - Memudahkan pengelolaan dan pengangkutan

    Dampak Negatif:

    - Terlalu panas atau terkena sinar matahari langsung dapat merusak kualitas
    - Suasana yang lembap atau becek dapat menyebabkan pembusukan

    6. mekanismenya dilewatkan karena otomatis menjadi CacO3

    BalasHapus
  43. Nadine Nashazka Claudia XII TKI-2/126 Agustus 2025 pukul 11.42

    1. membantu pengendapan dan penggumpalan bahan, lalu disaring. bisa disebut membantu dalam proses penyaringan
    2. gula pasir = 0,1 persen. kadar air harus rendah untuk menghindari penggumpalan gula, mencegah pertumbuhan mikroba, dan menjaga umur simpan. kalau kadar air terlalu tinggi bisa jadi cepat lembab, gampang menggumpal, basi bahkan berjamur.
    3. setelah dicacah dan diperas dengan menambahkan air, sisa tebu yg tersisa disebut ampas/bagasse. bagasse sendiri biasanya digunakan untuk bahan bakar steam. produk samping dari hasil produk filter press disebut blotong yg bisa dimanfaatkan untuk pupuk alami.
    4. kandungan sukrosa harus tinggi (12-16 brix). tingkat kematangan optimal (10-12 bulan) karena umur memengaruhi dari kualitas tebu.
    5. untuk pengaruhnya ada 2 yaitu positif dan negatif. untuk pengaruh positif = mencegah pembusukan batang, mengurangi resiko masuknya jamur, mempermudah transportasi sehingga waktu nya bisa ditekan seminimal mungkin. negatif = terlalu lembab atau becek (memancing pertumbuhan jamur dan memicu pembusukan), kandungan sukrosa menurun.
    6. melewatkan bahan dengan menambahkan SO4/CO3 untuk menghilangkan ion ion yg tidak diinginkan pada sukrosa. mengambil dengan mengikat ion-ion yg tidak diinginkan seperti mg dan ca

    BalasHapus
  44. R Dimas Nugroho I.P XII TKI-2/166 Agustus 2025 pukul 11.43

    1. berfungsi untuk membantu proses pengendapan dan penggumpalan, terutama yang mengandung logam berat. Tujuannya agar kotoran atau bahan berbahaya bisa dipisahkan, jadi hasil akhirnya lebih bersih dan aman.

    2. 0,1%

    3. Blotong limbah padat dari pengolahan tebu. Tapi walaupun limbah, blotong punya manfaat besar karena bisa dijadikan pupuk alami. Kandungan organiknya tinggi, jadi bagus buat menyuburkan tanah dan mendukung pertumbuhan tanaman.

    4. Tebu yang memiliki kadar sukrosa antara 10–16% brix. Semakin tinggi kadar sukrosanya, makin baik juga kualitasnya untuk diolah jadi gula.

    5. Dampak Positif dari Penyimpanan yang Baik

    - Kualitas sukrosa tetap terjaga

    - Menghindari pertumbuhan mikroba atau jamur

    - membantu dalam proses pengelolaan, pengangkutan, dan distribusi tebu

    Dampak Negatif jika Disimpan Sembarangan

    - jika terkena panas atau sinar matahari langsung, tebu bisa cepat rusak

    - jika terlalu lembab atau becek, bisa timbul jamur dan pembusukan, yang akan membuat penurunan pada kualitas tebu

    6. meleeatkan bahan dengan menambahkan SO4 atau CO3 untuj menghilangkan ion ion yang tidak di inginkan pada sukrosa

    BalasHapus
  45. shivany Chalingga/266 Agustus 2025 pukul 11.43

    1. kapur Tohor meningkatkan pH larutan nira tebu yang bersifat asam sehingga membantu menetralkan pH dan mencegah fermentasi pada nira tebu.
    2. batas air gula pasir 0,1% agar gula tidak menggumpal, mencegah pertumbuhan mikroorganisme, dan lebih awet
    3. bagasse/ampas : bahan bakar steam, kompos, bahan baku kertas. blotong: pupuk organik, kompos. tetes tebu : bahan baku alkohol, bioetanol.
    4. kadar sukrosa tinggi >12%, serta umur panen yg tepat (10-12 bulan)
    5. ya sangat berpengaruh, Kondisi buruk (terlalu lama/menumpuk): Tebu bisa membusuk, kadar gula menurun. dampak positif : menjaga sukrosa mencegah pembusukan batang, serta mempermudah management dan transportasi.
    6. melewatkan bahan dengan menambahkan SO4/CO3 untuk menghilangkan ion ion yg tidak diinginkan pada sukrosa. Mengambil dengan mengikat ion ion yg tidak diinginkan seperti mg dan ca

    BalasHapus
  46. 1. Meningkatnya pH pada penambahan kapur tohor (CaO) adalah untuk menetralkan air yang bersifat asam, misalnya air asam tambang. Penambahan kapur tohor akan meningkatkan pH air hingga mencapai kondisi netral atau sedikit basa. Hal ini juga membantu menurunkan kadar logam dalam air.
    2. 0.1%, sebagai kadar air yang ideal dalam masakan gula saat akan masuk ke proses kristalisasi, yang tujuannya adalah mendapatkan kristal gula dengan kemurnian tinggi.
    3. Hasil samping pada proses produksi dan manfaat :
    - Ampas/bagasse: Sisa tebu setelah digiling dan diperas niranya. Manfaat utamanya adalah sebagai bahan bakar boiler untuk menghasilkan uap dan listrik di pabrik gula, dan juga dapat digunakan sebagai steam.
    - Blotong : Endapan hasil penyaringan nira kotor yang telah diklarifikasi. Manfaatnya adalah sebagai pupuk organik karena mengandung unsur hara.
    - Molase/tetes: Sirup kental berwarna coklat gelap yang merupakan sisa akhir dari proses kristalisasi. Molase masih mengandung gula (sukrosa) yang tidak bisa dikristalkan lagi. Manfaatnya adalah sebagai bahan baku pembuatan alkohol, MSG, kecap, dan pakan ternak.
    4. Kriteria batang tebu sebagai sebagai bahan baku produksi yaitu kandungan sukrosa harus tinggi (12-16 brix), kadar serat harus berada dalam kisaran yang optimal, dan umur pada batang tebu kisaran 10-12 bulan.
    5. Berpengaruh, karena kondisi pabrik yang baik akan sangat berpengaruh pada efisiensi proses, kualitas produk akhir (gula), keamanan kerja dan biaya operasional.
    6. Mengikat ion-ion yang terikat seperti Mg dan Ca. Pada proses penukaran ion (ion exchange) digunakan untuk memurnikan nira lebih lanjut, khususnya untuk menghilangkan ion-ion anorganik dan organik yang masih tersisa setelah proses klarifikasi. Nira dilewatkan melalui kolom-kolom berisi resin penukar ion.

    BalasHapus
  47. keysha prista XII TKI-2/026 Agustus 2025 pukul 11.46

    1. Apa fungsi meningkatnya pH pada penambahan kapur tohor?

    Kapur tohor (CaO) ditambahkan dalam proses klarifikasi jus tebu untuk:

    Meningkatkan pH jus tebu menjadi kondisi basa.

    Mengendapkan kotoran seperti protein, zat warna, asam organik, dan fosfat.

    Membantu pembentukan flok (gumpalan) yang mudah dipisahkan dalam proses penyaringan.

    Mencegah fermentasi dengan menghambat aktivitas mikroorganisme.


    > Jadi, peningkatan pH bertujuan untuk pemurnian awal jus tebu dan stabilisasi.

    2. Syarat mutu kadar air pada gula pasir

    Mengacu pada SNI 3140.3:2010 (Standar Nasional Indonesia):

    Kadar air maksimal gula pasir: 0,1% (untuk gula kristal putih kelas 1).


    > Kadar air yang rendah penting untuk mencegah penggumpalan dan pertumbuhan mikroorganisme.

    3. Hasil samping proses produksi gula dan manfaatnya

    Beberapa hasil samping dari industri gula dan manfaatnya:

    Hasil Samping Manfaat

    Bagasse (ampas tebu) Bahan bakar boiler, bahan baku kertas, papan partikel
    Molase (tetes tebu) Bahan baku industri alkohol, pakan ternak, pupuk
    Limbah lumpur kapur (press mud) Bahan pupuk organik, amandemen tanah


    > Hasil samping tersebut mendukung prinsip industri berkelanjutan.

    4. Kriteria khusus dari batang tebu sebagai bahan baku produksi

    Tebu yang baik untuk bahan baku industri gula memiliki kriteria:

    Tinggi kandungan sukrosa (>14% brix).

    Tingkat kematangan optimal (tidak terlalu muda atau tua).

    Batang keras, padat, dan berair.

    Rasio daun terhadap batang rendah.

    Minim serat dan kotoran (tanah, pasir).


    > Tebu yang memenuhi kriteria tersebut akan menghasilkan rendemen gula tinggi.

    5. Apakah berpengaruh kondisi emplacement pada hasil produksi?

    Ya, sangat berpengaruh.
    Emplacement (lokasi dan kondisi penanaman) memengaruhi:

    Pertumbuhan tebu: tanah subur, drainase baik, dan pH optimal (5,5–7,5).

    Kadar gula tebu: bergantung pada sinar matahari, suhu, dan curah hujan.

    Kualitas bahan baku: lokasi jauh dari pabrik akan menurunkan kualitas tebu karena fermentasi dimulai setelah tebu ditebang.


    > Jadi, letak, tanah, iklim, dan jarak ke pabrik memengaruhi efisiensi produksi.

    BalasHapus
  48. Siti Aisyah XII TKI 2 / 276 Agustus 2025 pukul 11.47

    1. Reaksi antara CaO dan air membentuk Ca(OH)₂, yang berperan dalam menetralkan sifat asam pada nira sehingga pH menjadi lebih netral serta membantu proses pengendapan kotoran.

    2. Standar kadar abu (CaO) dalam proses ini maksimal sekitar 0,1%, dan pengkristalan gula dilakukan agar umur simpannya lebih lama serta lebih praktis untuk distribusi dan penyimpanan.

    3. - Ampas tebu (bagasse) dimanfaatkan sebagai bahan bakar di bagian boiler (ketel uap).
    - Blotong kerap dicampurkan dalam pakan ternak.
    - Molase (tetes) digunakan sebagai bahan baku produk seperti micin atau fermentasi lain.
    - Blotong juga bisa diolah menjadi pupuk organik alami.

    4. Tebu yang baik untuk produksi memiliki kandungan sukrosa tinggi antara 12–16% brix, usia panen ideal sekitar 10–12 bulan, dan harus minim serat serta kotoran, sebab jika kandungan serat terlalu tinggi, akan menyulitkan proses klarifikasi dan menurunkan efisiensi ekstraksi.

    5. Ya, kondisi emplasemen (lokasi penumpukan tebu) sangat mempengaruhi hasil produksi.

    Positif: Penataan emplasemen yang baik menjaga kualitas tebu sebelum digiling, mencegah fermentasi, dan memudahkan logistik.

    Negatif: Jika terlalu lembab atau terkena sinar matahari langsung, tebu mudah mengalami pembusukan dan pertumbuhan jamur, sehingga kadar sukrosa menurun dan produksi menjadi tidak optimal.

    6. Mekanisme reaksi lanjutan seperti pembentukan CaCO₃ terjadi secara otomatis saat tahap tertentu dalam proses pemurnian nira tebu.

    BalasHapus
  49. Nadia Vanesa Apriliana / 116 Agustus 2025 pukul 11.50

    1. berfungsi untuk membantu pengendapan dan pengumpalan yang mengandung logam berat dan ion berat (cao + h2o) → (ca(oh)2
    2. 0,1% ( agar tahan lama dan juga memudahkan penyimpanan )
    3. Blotong ( pupuk alami ) manfaatnya sebagai pupuk organik dan dapat mendukung dalam usaha pertanian
    4. kandungan sukrosa nya harus tinggi sekitar 12-16%, semakin tinggi kandungan
    tebu baik kualitas, tebu tersebut akan menghasilkan rendemen gula yang lebih tinggi.
    5. positif : menjaga kualitas sukrosa, menghindari kontaminasi mikroba, mempermudah menajemen transportasi ( mempermudah saat proses penggilingan )
    negatif : terlalu panas, terlalu lembab akan ( menyebabkan pertumbuhan jamur dan pembusukan )
    6. Mekanisme nya dilewatkan dan terjadi pereaksian yaitu CaCo3 dan lain lain

    BalasHapus
  50. Risma Tsaltsa Nabilla6 Agustus 2025 pukul 11.54

    1. Berfungsi untuk membantu pengendapan dan pengumpalan yang mengandung logam berat dan ion berat (cao + h2o) → (ca(oh)2
    2. 0,1% Kadar air dalam gula harus dijaga tetap rendah untuk mencegah terjadinya penggumpalan, menghambat pertumbuhan mikroorganisme, serta memperpanjang masa simpan. Jika kadar air terlalu tinggi, gula bisa menjadi cepat lembap, mudah menggumpal, cepat basi, bahkan berisiko ditumbuhi jamur.
    3. Setelah tebu dicacah dan diperas dengan tambahan air, sisa yang tertinggal disebut ampas atau bagasse. Bagasse ini umumnya dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk menghasilkan uap (steam). Sementara itu, produk samping dari proses filter press dikenal sebagai blotong, yang dapat digunakan sebagai pupuk organik.
    4. Kandungan sukrosa nya harus tinggi sekitar 12-16%, semakin tinggi kandungan tebu baik kualitas, tebu tersebut karena akan menghasilkan rendemen gula yang lebih tinggi.
    5. Positif: Menjaga kualitas sukrosa, menghindari kontaminasi mikroba, mempermudah manajemen dan transportasi (mempermudah pada proses pengilingan)
    Negatif: Terlalu panas atau langsung terdapat matahari , terlalu lembab akan memicu pertumbuhan jamur dan prmbusukan
    negatif : Kondisi yang terlalu lembap atau basah dapat memicu pertumbuhan jamur dan mempercepat proses pembusukan, yang pada akhirnya menyebabkan penurunan kadar sukrosa.
    6. Proses ini dilakukan dengan menambahkan senyawa SO₄ atau CO₃ untuk menghilangkan ion-ion yang tidak diinginkan dalam sukrosa, yaitu dengan cara mengikat ion seperti magnesium (Mg) dan kalsium (Ca) agar dapat dipisahkan.

    BalasHapus
  51. Meisya Apriliani Wulandari XII-TKI 2 /046 Agustus 2025 pukul 11.55

    1. berfungsi untuk membantu pengendapan dan pengumpalan yang mengandung logam berat dan ion berat (cao + h2o) → (ca(oh)2
    2. Standar kadar abu (CaO) dalam proses ini maksimal sekitar 0,1%, dan pengkristalan gula dilakukan agar umur simpannya lebih lama serta lebih praktis untuk distribusi dan penyimpanan.
    3. Blotong, ( pupuk alami )
    4. kandungan sukrosa nya harus tinggi sekitar 12-16%, semakin tinggi kandungan
    tebu baik kualitas, tebu tersebut karena akan menghasilkan rendemen gula yang lebih tinggi.
    5. positif : menjaga kualitas sukrosa, menghindari kontaminasi mikroba, mempermudah menajemen
    negataif : terlalu pns, terlalu

    BalasHapus
    Balasan
    1. 6. Proses ini dilakukan dengan menambahkan senyawa SO₄ atau CO₃ untuk menghilangkan ion-ion yang tidak diinginkan dalam sukrosa, yaitu dengan cara mengikat ion seperti magnesium (Mg) dan kalsium (Ca) agar dapat dipisahkan.

      Hapus
    2. Moch Ilham Kurniawan XII TKI-2/056 Agustus 2025 pukul 11.58

      1. Berdasarkan jawaban dari pak Onny bahwasanya penambahan Kapur tohor (CaO) akan bereaksi dengan air (H2O) akan memiliki sifat basa kuat, sehingga dapat menetralkan keasaman dari gula yang diproduksi. sehingga kesimpulan atas guna meningkatkan pH adalah agar menjadi lebih netral atau bahkan sedikit basa

      2. Syarat kadar air dalam proses terutama pengkristalan gula yaitu 0,1%. Jikalau kadar air tinggi gula bisa berjamur, lembab, dan mudah menggumpal. Sehingga kadar air 0,1% menjamin gula pada sukrosa tidak mudah rusak selama penyimpanan. Dan fungsi gula dikristalkan untuk memurnikan gula, gula bisa disimpan lama (awet), tidak mudah rusak atau menggumpal dan gula mudah dikemas juga mudah digunakan.

      3. Dalam proses pembuatan gula dari tebu, sebenarnya tidak hanya dihasilkan gula, tapi juga beberapa hasil samping yang masih memiliki nilai guna tinggi. Jika dimanfaatkan dengan baik, hasil samping ini bisa mengurangi limbah sekaligus menambah nilai ekonomi. Contohnya adalah bagasse atau ampas tebu, yaitu sisa serat dari batang tebu setelah diperas. Ampas ini biasanya digunakan sebagai bahan bakar untuk menghasilkan uap dan listrik di pabrik, namun juga bisa diolah menjadi kertas, papan partikel, atau briket. Kemudian ada blotong, yaitu endapan lumpur dari proses pemurnian nira yang kaya akan bahan organik dan mineral. Blotong ini sangat cocok dijadikan pupuk kompos atau bahan pengkondisi tanah. Lalu ada molases atau tetes tebu, cairan kental yang tersisa setelah kristalisasi gula. Molases ini sering dimanfaatkan sebagai bahan baku industri fermentasi (seperti produksi alkohol dan etanol), tambahan pakan ternak, hingga pupuk cair. Dengan mengolah dan memanfaatkan hasil samping ini, industri gula bisa menjadi lebih ramah lingkungan, efisien, dan membuka peluang usaha lain dari limbah yang sebelumnya dianggap tidak berguna.

      4. Batang tebu yang baik untuk produksi gula memiliki beberapa karakteristik penting yang sangat memengaruhi hasil akhirnya. Pertama, tebu harus memiliki kadar sukrosa yang tinggi, karena sukrosa inilah yang akan dikristalkan menjadi gula. Semakin tinggi kandungan sukrosanya, maka semakin besar rendemen atau hasil gula yang bisa diperoleh idealnya di atas 14%. Kedua, tingkat kematangan tebu juga sangat menentukan. Tebu yang sudah cukup umur, biasanya antara 10 hingga 12 bulan tergantung varietas dan kondisi lahan, akan memiliki kandungan gula maksimal. Jika dipanen terlalu muda, gulanya belum terbentuk sempurna, sementara jika terlalu tua, kualitas nira bisa menurun karena gula mulai terdegradasi dan serat meningkat. Terakhir, tebu yang baik sebaiknya memiliki kadar serat non-gula yang rendah, seperti lignin dan selulosa. Kandungan serat yang terlalu tinggi bisa menyulitkan proses ekstraksi, membuat nira lebih keruh, dan menghambat proses penyaringan. Maka dari itu, pemilihan tebu dengan karakteristik optimal sangat penting untuk mendapatkan hasil produksi gula yang maksimal dan efisien.

      5. Berdasarkan jawaban oleh kelompok 3 bahwasanya kondisi emplasemen yang rindang dapat memengaruhi hasil produksi tanaman, terutama karena berkurangnya intensitas cahaya matahari yang masuk ke area tanam. Sehingga jika terlalu banyak naungan, pertumbuhan dan produktivitas tanaman bisa menurun. Selain itu, area yang terlalu teduh juga cenderung lebih lembap dan dingin, yang dapat memicu serangan penyakit serta memperlambat perkembangan tanaman. Dan hari ini lebih diperjelas oleh jawaban pak Onny bahwasanya kondisi yang rindang pada pabrik gula sering terjadi karena kondisi lingkungan atas peninggalan Belanda sangat masih ada sehingga menjadikan alasan kenapa pabrik gula susah dibuat oleh Indonesia secara baru, seperti halnya yang ada di India bahwasanya setiap keluarga memiliki perkebunan sendiri masing-masing dan juga atas perkebunan tersebut juga memiliki pabrik kecil untuk dilakukan produksi.

      Hapus
    3. Moch Ilham Kurniawan XII TKI-2/056 Agustus 2025 pukul 11.59

      6. Berdasarkan lapangan bahwasanya tebu dari truk tidak akan dicuci atau di ikan akan tetapi langsung pada masuk ke cutting sehingga memungkinkan dalam setiap tebu memungkinkan memiliki kandungan ion mineral seperti Ca, Mg. Can dan juga Mg sangat menggangu atas kualitas gula, makan akan direaksikan dengan resin seperti sulfat maupun carbonate sehingga dapat langsung terendapkan partikelnya . dan agar lebih murni maka dilakukan filtrasi dengan yang paling umum di pabrik gula yaitu vacuum drum filter yang dimana artikel akan tersaringkan melalui knive scaling

      Hapus
  52. Ach.Rofi Subhan XII TKI-2/016 Agustus 2025 pukul 11.55

    1. Apa fungsi meningkatnya PH pada penambahan Kapur tohor
    Jawaban : Kapur tohor berfungsi menetralkan kandungan pada batang tebu

    2. Syarat mutu kadar air pada gula pasir?
    Jawaban : 0,1% karena apabila kadar air lebih dari 0,1% atau standard yang telah ditetapkan gula akan cepat mengalami pembusukan

    3. Hasil samping proses produksi gula, dan manfaatnya
    Jawaban : Hasil samping berupa blotong yang bisa digunakan sebagai pupuk alami dan penambah tanah untuk pondasi membangun bangunan, Ampas/bagase sebagai bahan bakar untuk proses pembakaran boiler ketel, dan Molase atau tetes tebu digunakan untuk pembuatan MSG

    4. Kriteria khusus dari batang tebu sebagai bahan baku produksi
    Jawaban : kandungan sukrosa yang harus tinggi, umur batang tebu (tidak mentah dan tidak terlalu matang, umur sesuai nya kira² 10-12 bulan siap panen), rendah serat dan kotoran

    5. Apakah berpengaruh kondisi emplacemen pada hasil produksi
    Jawaban : Mencegah pembusukan batang, kontaminasi mikroba, mempermudah manajemen dan transportasi. Jika terlalu panas kandungan sukrosa menurun, jika terlalu lembab akan memicu pembusukan pada jamur.

    6. Bagaimana mekanisme penukar ion dalam menghilangkan mineral dan zat- zat gula yang mengandung ion
    Jawaban : Mekanismenya menghilangkan ion-ion yang tidak diinginkan dalam proses seperti (Mg dan Ca) pada sukrosa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Naufal Azka Rabbani XII TKI 26 Agustus 2025 pukul 20.57

      1. Kapur tohor (CaO) yang berubah menjadi Ca(OH)₂ memiliki kemampuan untuk menetralkan keasaman yang ada dalam batang tebu.
      2. Dosis penggunaan sekitar 0,1% bertujuan untuk memperpanjang daya simpan batang tebu, sehingga tidak cepat membusuk dan tetap sesuai untuk proses kristalisasi gula.
      3. Limbah hasil proses seperti ampas tebu (bagasse) bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk boiler atau lokomotif, sedangkan blotong bisa dijadikan pupuk organik atau bahan penguruk tanah. Selain itu, tetes tebu dari proses kristalisasi dapat digunakan sebagai bahan baku dalam produksi MSG.
      4. Kandungan sukrosa yang tinggi terdapat pada batang tebu yang telah cukup umur (tidak terlalu muda atau terlalu tua), idealnya dipanen pada usia sekitar 10–12 bulan. Pada usia ini, batang tebu mengandung sedikit serat dan kotoran.
      5. Untuk mencegah terjadinya respirasi dan pembusukan batang, serta mencegah kontaminasi mikroba, diperlukan manajemen dan pengangkutan yang baik agar waktu tinggal (residence time) dapat dikontrol. Jika suhu terlalu tinggi, kadar sukrosa bisa turun, dan jika terlalu lembab, jamur dapat berkembang yang menyebabkan pembusukan.
      6. Ion magnesium (Mg) dan kalsium (Ca) dapat ditukar dengan menambahkan ion karbonat (CO₃²⁻) sehingga membentuk endapan yang bisa dipisahkan dari larutan.

      Hapus
  53. Saskia Tabina Khanza XII TKI 2/ 25

    1. Berfungsi untuk membantu proses pengendapan dan penggumpalan terutama pada bahan yang mengandung logam beratjika tidak ditambah kapur saat dibuang akan mencemari lingkungan saat buang disungai
    2. ⁠Digunakan dengan konsentrasi sebesar 0,1% krna gula dijadikan untuk kristal atau diolah lebih lanjut karena untuk menyimpan dalam jangka panjang sekitar 1-2 tahun, jika tidak diolah atau masih menjadi (tebu) maka masa penyimpanan tidak akan bisa lama
    3. ⁠blotong untuk dimanfaatkan sebagai pupuk alami atau mendinginkan jalan
    4. Tebu memiliki kadar sukrosa antara 10-16% brix. Semakin tinggi kadar sukrosanya, makin baik juga kualitasnya untuk diolah menjadi gula
    5. Pengaruh positif:
    - menjaga kualitas sukrosa
    - ⁠memudahkan pengelolaan dan pengangkutan
    - ⁠mencegah kontaminasi mikroorganisme

    Pengaruh negatif:
    - terlalu panas/ terkena sinar matahari langsung dapat merusak kualitas
    - ⁠suasana yang lembab atau becek dapat menyebabkan pembusukan
    6. Mekanismenya menghilangkan ion-ion yang tidak diinginkan dalam proses seperti (Mg dan Ca) pada sukrosa

    BalasHapus
  54. Sabrina Aura Sabila XII TKI-2 2/236 Agustus 2025 pukul 11.59

    1. Berfungsi untuk membantu proses pengendapan dan penggumpalan (bahan yang mengandung logam berat)
    2. Digunakan dengan konsentrasi sebesar 0,1% krna gula dijadikan untuk kristal atau diolah lebih lanjut karena untuk menyimpan dalam jangka panjang sekitar 1-2 tahun, jika tidak diolah atau masih menjadi (tebu) maka masa penyimpanan tidak akan bisa lama
    3. Blotong untuk dimanfaatkan sebagai pupuk alami atau untuk mendinginkan jalan
    4. Kandungan sukrosa dalam tebu sebaiknya tinggi, sekitar 10–16% brix, agar hasil gula lebih maksimal.
    5. Dampak Positif Penyimpanan Tebu:
    - Menjaga kualitas sukrosa
    - Mencegah kontaminasi mikroorganisme
    - Memudahkan pengelolaan dan pengangkutan

    Dampak Negatif:
    - Terlalu panas atau terkena sinar matahari langsung dapat merusak kualitas
    - Suasana yang lembap atau becek dapat menyebabkan pembusukan
    6. mekanismenya dilewatkan karena otomatis menjadi CacO3

    BalasHapus
  55. Tina Rahmasari XII TKI-2/296 Agustus 2025 pukul 12.06

    1. Apa fungsi menigkatnya PH pada penambahan Kapur tohor?
    untuk membantu menetralkan nira yang sifatnya asam agar pH menjadi netral dan membantu proses Mengendapkan kotoran(seperti protein, zat organik, dan logam berat) agar bisa dipisahkan lebih mudah.

    2. Syarat mutu kadar air pada gula pasir?
    Maksimum 0,1% (untuk kualitas premium/kristal putih).gula dijadikan kristal adalah agar lebih awet dan lebih mudah dalam penyimpanan

    3. Hasil samping proses produksi gula, dan manfaatnya?
    • ampas/bagasse untuk bahan bakar dalam
    stasiun ketel/ boiler
    •blotong untuk campuran pakan ternak
    •molase/tetes untuk bahan baku micinblotong
    yang nantinya akan menjadi pupuk alami

    4. Kriteria khusus dari batang tebu sebagai bahan baku produksi?
    kriteria nya kandungan Sukrosa harus tinggi sekitar 12-16% brix, tingkat kematangan tebu optimal, rendah serat dan kotoran.

    5. Apakah berpengaruh kondisi emplacemen pada hasil produksi?
    Jarak kebun ke pabrik→ mempengaruhi kesegaran tebu (nira cepat rusak bila terlambat diproses)
    Topografi dan aksesibilitas→ mempengaruhi efisiensi transportasi tebu
    Ketersediaan air dan listrik→ penting untuk proses ekstraksi dan pemurnian
    Sistem drainase dan irigasi→ memengaruhi hasil panen dan kualitas tebu
    Suhu dan kelembapan lingkungan→ berpengaruh pada proses fermentasi atau penguapan

    6. Bagaimana mekanisme penukar ion dalam menghilangkan mineral dan zat- zat gula yang mengandung ion?
    Penukar ion (ion exchange)bekerja dengan prinsip pertukaran ion-ion yang tidak diinginkan dalam larutan nira dengan ion yang diikat oleh resin penukar ion.
    • Resin kationik akan menukar ion
    positi(seperti Ca²⁺, Mg²⁺, Fe³⁺) dengan H⁺.
    Resin anionik akan menukar ion negatif
    (seperti SO₄²⁻, Cl⁻) dengan OH⁻.
    *Contoh reaksi:*
    Ca²⁺ (dalam nira) + 2 H⁺ (dari resin) → Ca²⁺ tertukar, resin mengikat Ca²⁺

    BalasHapus
  56. Kirana Fitri Sazyuli XII TKI-2 / 036 Agustus 2025 pukul 12.25

    1. CaOH termasuk basa, di tambahkan untuk menetralkan air yang bersifat asam. Hal ini juga membantu menurunkan kadar logam dalam air.
    2. 0.1%, sebagai kadar air yang ideal dalam masakan gula saat akan masuk ke proses kristalisasi, yang tujuannya adalah mendapatkan kristal gula dengan kemurnian tinggi.
    3. Hasil samping pada proses produksi dan manfaat :
    - Blotong : Endapan hasil penyaringan nira kotor yang telah diklarifikasi. Manfaatnya adalah sebagai pupuk organik karena mengandung unsur hara.
    - Ampas/bagasse: Sisa tebu setelah digiling dan diperas niranya. Manfaat utamanya adalah sebagai bahan bakar boiler untuk menghasilkan uap dan listrik di pabrik gula, dan juga dapat digunakan sebagai steam.
    - Molase/tetes: Sirup kental berwarna coklat gelap yang merupakan sisa akhir dari proses kristalisasi. Molase masih mengandung gula (sukrosa) yang tidak bisa dikristalkan lagi. Manfaatnya adalah sebagai bahan baku pembuatan alkohol, MSG, kecap, dan pakan ternak.
    4. Kriteria khusus batang tebu yakni
    - tebu dipanen pada saat kandungan gulanya maksimal sekitar umur 10-12 bulaTebu yang belum matang memiliki rendemen rendah, sementara tebu yang terlalu tua bisa mengalami penurunan kualitas.
    - Kandungan Sukrosa Tinggi Minimal 12-16% brix (total padatan terlarut) dan rendemen gula >10%. Semakin tinggi kandungan sukrosa, semakin besar hasil gula per ton tebu, meningkatkan efisiensi produksi.
    - Kondisi Fisik Batang tidak busuk, baik, atau rusak
    5. Yang diakibatkan dari emplacemen pada proses produksi memberikan 2 dampak yakni positif dan negatif :
    - Dampak Positif : Menjaga Kualitas Emplasemen yang sejuk, teduh, dan terlindungi akan mencegah respirasi dan pembusukan batang. Mempermudah Manajemen dan Transportasi, Penataan tebu yang rapi di emplasemen mempercepat proses pengangkutan ke penggilingan, sehingga waktu tinggal (residence time) bisa ditekan seminimal mungkin.
    - Dampak Negatif : Terlalu panas atau terkena matahari langsung - Respirasi meningkat → kandungan sukrosa menurun. Terlalu lembab dan becek - Memicu pembusukan, tumbuh jamur
    6. Bahan dengan menambahkan SO4/CO3 untuk menghilangkan ion ion yg tidak diinginkan (seperti Mg dan Ca) pada sukrosa.

    BalasHapus
  57. ROIHANATA LAIYINUN FARIL HAMRA XII TKI 2/206 Agustus 2025 pukul 12.52

    1. Membantu menurunkan kadar logam dalam air.
    2. 0,1% sebagai kadar air yang ideal dalam masakan gula saat akan masuk ke proses kristalisasi, yang tujuannya adalah mendapatkan kristal gula dengan kemurnian tinggi.
    3. Salah satu nya blotong, manfaat nya sebagai pupuk organik karena mengandung unsur hara.
    4. Kandungan sukrosa harus tinggi & tingkat kematangan yang optimal.
    5. Positif : Mempermudah menejemen transportasi, negatif : terlalu lembab / becek
    6. SO4/CO3 untuk menghilangkan ion ion yg tidak diinginkan (seperti Mg dan Ca) pada sukrosa.

    BalasHapus
  58. Mochammad Daffa Ar Rosyid XII TKI-2/066 Agustus 2025 pukul 13.10

    1. Fungsi meningkatnya pH akibat penambahan kapur tohor dalam pembuatan gula adalah untuk menetralkan zat asam dan mengendapkan kotoran (seperti fosfat, protein, dan zat organik lain) dalam nira tebu. sehingga dalam reaksi kimianya yaitu dari CaO+H2O menjadi Ca(OH)2

    2. Syarat mutu kadar air dalam proses pengkristalan pada gula pasir adalah maksimal 0,1 %.

    3. Hasil samping pada proses produksi pembuatan gula dan manfaatnya :

    • Tetes Tebu, yang digunakan sebagai campuran makanan hewan ternak atau pembuatan alkohol, dan lain-lain.
    • Blotong, digunakan sebagai pupuk setelah dikomposkan
    atau dapat juga digunakan sebagai bahan bakar.
    • Ampas Tebu, biasanya digunakan kembali sebagai bahan bakar atau digunakan sebagai bahan baku pembuatan kertas.

    4. Batang tebu harus memiliki kandungan sukrosa yang tinggi, sekitar 12%-14% brix, karena sukrosa adalah komponen utama yang akan diambil untuk dijadikan gula.

    5. Emplasemen dalam hasil produksi gula bisa memberi dampak positif maupun negatif, semisal emplasemen yang dingin ataupun nyaman, maka akan mencegah respirasi dan pembusukan pada batang. Sebaliknya, jika emplasemennya terlalu panas atau terkena matahari langsung menyebabkan respirasi meningkat sehingga kandungan sukrosa menurun.

    6. mekanisme tersebut dilewatkan dengan menambahkan SO4/CO3 untuk menghilangkan ion-ion yang tidak diinginkan pada sukrosa.

    BalasHapus
  59. yulia fitri XII TKI-2 (32)6 Agustus 2025 pukul 13.23

    1. Apa fungsi meningkatnya pH pada penambahan kapur tohor (CaO)?
    Penambahan kapur tohor pada proses produksi gula, terutama pada proses klarifikasi nira tebu, berfungsi untuk meningkatkan pH nira. Fungsi peningkatan pH ini adalah:
    * Mengendapkan kotoran: Ion logam, protein, dan zat organik dalam nira akan menggumpal dan mengendap saat pH meningkat.
    * Mengurangi warna: Senyawa pewarna (misalnya fenolat) akan teroksidasi atau terendapkan saat pH naik.
    * Mencegah fermentasi awal: Mikroorganisme sulit tumbuh pada pH tinggi.
    * Mendukung reaksi flokulasi: Membantu pembentukan flok (gumpalan partikel) agar kotoran mudah dipisahkan.
    2. Syarat mutu kadar air pada gula pasir?
    Menurut SNI 3140.3:2010 (Standar Nasional Indonesia), kadar air maksimum untuk gula kristal putih (gula pasir) adalah:

    * Maksimal 0,1% - 0,3% tergantung kelas mutu (IA, IIA, IIIA).
    Gula mutu IA (terbaik): kadar air
    maks. 0,1%
    Mutu IIA dan IIIA: batas bisa sedikit lebih tinggi, tetapi tetap di bawah 0,3%

    Kadar air rendah penting untuk:

    * Mencegah pertumbuhan mikroba
    * Meningkatkan umur simpan
    * Menghindari penggumpalan

    3. Hasil samping proses produksi gula dan manfaatnya
    • hasil samping:
    •> Bagasse (ampas tebu) Bahan bakar boiler, bahan baku pulp/kertas, pakan ternak
    •> Molase (tetes tebu) Bahan baku bioetanol, pakan ternak, bahan industri fermentasi (misal: alkohol, MSG)
    •> Filter cake (lumpur dari klarifikasi) Pupuk organik karena kaya kalsium dan fosfat
    •> Abu boiler Pupuk dan bahan campuran konstruksi

    4. Kriteria khusus batang tebu sebagai bahan baku produksi
    Batang tebu yang baik untuk produksi gula memiliki kriteria:
    * Kadar sukrosa tinggi (brix > 18%, pol > 14%)
    * Matang fisiologis (umur panen optimal ±12 bulan tergantung varietas)
    * Tinggi dan lurus (memudahkan pemrosesan dan pengangkutan)
    * Rendah serat (untuk efisiensi ekstraksi nira)
    * Rendah kadar air non-sukrosa (untuk kualitas gula)
    * Kadar kotoran minimal(tanah, daun, dll.)
    5. Apakah berpengaruh kondisi emplacement (lokasi pabrik/gudang) pada hasil produksi?

    Ya, kondisi emplacement sangat berpengaruh, terutama dalam:
    * Efisiensi transportasi: Dekat kebun tebu → waktu tebu ke pabrik cepat → nira tidak fermentasi → rendemen tinggi.
    * Kondisi lingkungan: Tanah yang stabil dan tidak rawan banjir memperlancar operasi pabrik.
    Akses infrastruktur: Dekat jalan raya/kereta → efisiensi logistik dan distribusi.
    * Suhu dan kelembapan: Mempengaruhi penyimpanan dan kualitas gula akhir.
    6. Bagaimana mekanisme penukar ion dalam menghilangkan mineral dan zat-zat gula yang mengandung ion?

    Mekanisme penukar ion melibatkan resin yang dapat menukar ion dalam larutan dengan ion pada permukaan resin. Dalam konteks produksi gula, digunakan untuk:

    * Menghilangkan ion logam (Ca²⁺, Mg²⁺, Fe³⁺) yang bisa mempengaruhi warna dan stabilitas gula.
    * Menghilangkan anion (Cl⁻, SO₄²⁻) jika diperlukan.
    :
    Cara kerjanya

    1.Nira dialirkan ke kolom resin penukar ion (kation atau anion).
    2. Resin akan menukar ion di dalam nira dengan ion di resin.

    Misal: Resin H⁺ + Ca²⁺ → Resin-Ca + 2H⁺
    3. Ion yang tidak diinginkan akan terikat di resin , sementara larutan yang keluar sudah bebas dari ion tersebut.
    4. Resin akan diregenerasi
    5. dengan larutan asam (untuk kation) atau basa (untuk anion) setelah jenuh.

    BalasHapus
  60. KELOMPOK 4

    1. kenapa bahan pigmen bisa berpengaruh pada sinar UV
    2. jenis solven apa yang di gunakan pada cat
    3. apa saja parameter kualitas yang diuji dalam hasil akhir proses coating
    4. bagaimana formulasi cat dikembangkan untuk memenuhi standar tertentu misalnya tahan cuaca, luntur atau kadar tidak berbahaya
    5. coba sebutkan jenis jenis resin berdasarkan tipe lapisan
    6. apakah flowchart coating dan pewarna sama

    BalasHapus
    Balasan
    1. M Iqbal Baihaqi S XII TKI 2/076 Agustus 2025 pukul 14.34

      1.Bahan pigmen dalam cat sangat berpengaruh terhadap respons cat terhadap sinar UV karena pigmen adalah komponen yang memberikan warna pada cat dan memiliki sifat yang berbeda-beda dalam menyerap atau memantulkan cahaya, termasuk sinar UV

      2.solven dapat di bagi jadi dua yaitu basis air dan basis pelarut organik,basis air biasanya di gunakan untuk tembok lalu kalau basis pelarut organik biasa nya di gunakan untuk kayu besi yg menggunakan bahan tambahan thinner yang berfungsi untuk melarutkan dan mengencerkan cat sehingga lebih mudah untuk di aplikasikan

      3.Dalam proses pendinginan pada, beberapa parameter kualitas yang diuji meliputi suhu, viskositas, dan stabilitas cat. Selain itu, pengujian juga mencakup ketahanan cat terhadap perubahan suhu dan kondisi lingkungan, serta uji visual untuk memastikan tidak ada cacat pada hasil akhir

      4.Formulasi cat dikembangkan melalui proses rekayasa kimia yang cermat untuk memenuhi standar tertentu. Ini melibatkan pemilihan dan penyesuaian bahan-bahan utama cat, yaitu pigmen, pengikat (resin), pelarut, dan aditif, agar sesuai dengan tujuan akhir cat tersebut

      5.resin dapat dibagi menjadi beberapa jenis, termasuk resin epoxy, vinyl ester, polyester, dan akrilik.

      6.sebenarnya beda tapi kita menggunakan flowchart yang cat saja

      Hapus
    2. Tria 'Abidah Ahdaa XII TKI-2 / 306 Agustus 2025 pukul 14.43

      1. Karena pigmen bisa menyerap atau memantulkan sinar UV, melindungi permukaan dan mencegah pemudaran warna.
      2. Ada basis water (digunakan untuk semacam tembok/dindjng), dan basis peralut organik (digunakan untuk semacam kayu, besi, dsb) jadi thiner yang digunakan berbeda
      3. Parameter kualitas coating:
      Ketebalan, daya rekat, kilap, daya tutup, tahan gores, tahan cuaca, tahan kimia, waktu kering.
      4. Pilih resin, pigmen, aditif, dan solven yang sesuai; uji performa berdasarkan standar (SNI, ASTM, dll).
      5. • Lapisan dasar (Primer): Resin yang digunakan biasanya memiliki daya lekat sangat baik ke substrat.
      • Lapisan tengah (Intermediate Coat): Lapisan ini berfungsi untuk membangun ketebalan dan memberikan perlindungan tambahan.
      • Lapisan akhir (Top Coat): Ini adalah lapisan terluar yang paling terlihat dan harus tahan terhadap kondisi lingkungan.
      6. Tidak, coating digunakan untuk pelapisan permukaan, sedangkan pewarna untuk memberikan pigmentt. Proses dan tujuannya pun berbeda.

      Hapus
    3. Keysha prista XII TKI-2/026 Agustus 2025 pukul 14.45

      1.Kenapa bahan pigmen bisa berpengaruh pada sinar UV?

      Pigmen berpengaruh terhadap sinar UV (ultraviolet) karena:

      - Beberapa pigmen dapat menyerap sinar UV, sehingga melindungi substrat (permukaan yang dicat) dari degradasi akibat radiasi.

      - Pigmen anorganik seperti titanium dioksida (TiO₂) sangat efektif menyerap dan memantulkan sinar UV.

      - Pigmen organik cenderung kurang stabil terhadap UV dan bisa mengalami degradasi warna (fading) akibat paparan sinar matahari.

      Oleh karena itu, pemilihan pigmen sangat penting dalam formulasi cat eksterior agar tahan terhadap sinar matahari dan tidak cepat pudar.

      2.Jenis solven (pelarut) apa yang digunakan pada cat?

      Jenis solvent tergantung jenis cat-nya (berbasis air atau minyak), contohnya:

      Jenis Solven :
      1. Air ~ Air ~ cat bernasis air (water based paint)
      2. Solven hidrokarbon ~ mineral spirit, nafta ~ cat minyak (solvent-based paint)
      3. Solven polar ~ Alkohol, etil asetat, glikoleter ~ cat khusus(misalnya otomotive)
      4. Solven aromatic ~ Toluena, xilena ~ cat industri

      3.Apa saja parameter kualitas yang diuji dalam hasil akhir proses coating?

      Beberapa parameter kualitas yang diuji:

      1. Daya lekat (adhesion)
      2. Ketahanan gores (scratch resistance)
      3. Ketahanan terhadap cuaca (weathering resistance)
      4. Ketahanan kimia (chemical resistance)
      5. Ketebalan lapisan (film thickness)
      6. Gloss (kilap permukaan)
      7. Warna dan kestabilannya (color fastness)
      8. Waktu kering (drying time)
      9. Elastisitas dan fleksibilitas
      10. Ketahanan terhadap sinar UV

      4.Bagaimana formulasi cat dikembangkan untuk memenuhi standar tertentu?

      Formulasi dikembangkan dengan kombinasi komponen berikut:

      - Resin (binder): Menentukan daya lekat dan daya tahan.

      - Pigmen: Menentukan warna dan ketahanan terhadap sinar UV.

      - Solvent: Menentukan viskositas dan kecepatan kering.

      - Additive: Seperti anti jamur, anti UV, leveling agent.

      - Filler: Menambah volume dan meningkatkan sifat fisik.


      Contoh:

      1. Cat tahan cuaca: Menggunakan resin akrilik, pigmen tahan UV, dan aditif antijamur.

      2. Cat ramah lingkungan: Menghindari VOC (Volatile Organic Compound) tinggi, menggunakan air sebagai pelarut.


      Pengembangan dilakukan dengan uji laboratorium mengikuti standar seperti:

      -SNI (Standar Nasional Indonesia)
      -ASTM (American Standard Testing Materials)
      -ISO

      5.Sebutkan jenis-jenis resin berdasarkan tipe lapisan (coating):

      Jenis resin dibedakan berdasarkan kebutuhan

      Jenis Resin Aplikasi :

      - Akrilik Cat eksterior/interior, tahan cuaca
      - Alkyd Cat kayu dan besi, finishing
      Epoxy Coating lantai, industri, anti korosi
      - Poliuretan (PU) Otomotif, finishing kayu, tahan gores
      - Vinyl Cat jalan, perekat, tahan air
      - Silicone resin Tahan panas tinggi (heat resistance)
      - Polyester resin Cat industri, bahan fiberglass

      6.Apakah flowchart coating dan pewarna (colorant) sama?

      Tidak sepenuhnya sama, karena keduanya punya tujuan dan proses berbeda:
      -Aspek Coating (Pelapisan)
      -Pewarnaan (Colorant)

      Tujuan Memberi perlindungan & estetika Memberi warna pada substrat
      Komponen utama Resin, pigmen, aditif, solvent Dye atau pigmen, solven, bahan pendukung
      Proses Pengeringan, curing, coating layer Penyerapan warna ke substrat (tekstil, plastik)
      Flowchart Meliputi preparasi substrat, pelapisan, pengeringan Biasanya fokus pada pencampuran dan aplikasi warna

      Namun, pewarnaan bisa menjadi bagian dari proses coating juga (terutama dalam cat berwarna).

      Hapus
    4. Rony Dwi Putra Hamka Abdilla XII TKI-2/216 Agustus 2025 pukul 14.45

      1. Karena pigmen cat dapat menyerap dan memantulkan radiasi sinar ultravioley
      2. Solvent terbagi menjadi dua yaitu pertama basis air digunakan untuk tembok dan kedua basis pelarut organik (thinner) digunakan untuk kayu dan besi
      3. Parameter kualitas yang diuji dalam hasil akhir proses coating meliputi kekasaran permukaan, kelembapan, ketebalan lapisan cat, dan kerekatan lapisan.Selain itu, analisis kualitas lingkungan juga memperhatikan dampak dari proses coating terhadap lingkungan sekitarnya, misalnya terkait limbah cair yang dihasilkan dan potensi pencemaran udara.
      4. Formulasi cat yang memenuhi standar melibatkan penyesuaian proporsi komponen utama seperti pigmen, pelarut, dan aditif. Pengembangan formulasi ini bertujuan untuk mencapai karakteristik cat yang diinginkan, seperti warna, daya tutup, daya tahan, dan kemudahan aplikasi, sambil memenuhi standar kualitas yang berlaku.
      5. Beberapa jenis resin yang umum digunakan adalah Epoxy, Acrylic, Polyurethane, Vinyl Ester, Polyester, dan Alkyd.
      6. Berbeda. Coating ditujukan untuk melapisi permukaan luar, sedangkan pewarnaan bekerja dengan menyerap ke dalam substrat. Tujuan dan alurnya pun tidak sama.

      Hapus
    5. Muhammad Yud'a Dzikri Firlana XII TKI-2/086 Agustus 2025 pukul 14.46

      1.Pigmen adalah pewarna yang ada pada warna.
      2.Jika menggunakan tembok menggunakan solvent basis air, jika basis pelarut organik menggunakan thiner
      3.Ketebalan, uji kualitas lingkungan
      4.Pilih resin, pigmen, aditif, dan solvent, yang sesuai ;uji performa berdasarkan standar (SNI, ASTM, dll)
      5.Adapun jenis resin berdasarkan tipe lapisan
      top coat:Acrylic, polyurethane
      primer:epoxy, alkyd
      intermediate:polyamide
      Pelindung logam :Zinc- rich epoxy
      6.Tidak, karena proses dan tujuan nya berbeda

      Hapus
    6. Gusti Pinayungan XII TKI 2 | 176 Agustus 2025 pukul 14.50

      1. Pigmen adalah warna dalam pewarna. Pigmen yang rentan akan mudah kusam dan pudar apabila terkena sinar UV karena memecah molekul. Selain itu juga dapat menyebabkan keretakan dan akhirnya cat terkelupas. Sedangkan pigmen yang bagus dapat menyerap atau memantulkan sinar UV sehingga melindungi permukaan media dan mencegah pemudaran warna.

      2. Basic Water untuk tembok, Thinner A, B, dan seterusnya untuk kayu dan besi.

      3. Ketebalan, daya rekat, kilap, daya tutup, tahan gores, dan tahan cuaca, tahan bahan kimia, waktu pengeringan, serta uji kualitas lingkungan. Pada perkotaan industri, kualifikasi cat harus tahan asam tinggi.

      4. Formulasi cat dapat dikembangkan dengan meneliti pemilihan resin, pigmen, bahan aditif, dan pelarut yang sesuai. Setelah itu dilakukan uji kualitas berdasarkan standar yang berlaku.

      5. Jenis resin berdasarkan tipe lapisan:
      - Primer : Epoxy, Alkyd
      - Intermediate : Polyamide
      - Top Coat : Acrylic, Polyurethane
      - Pelindung Logam : Zinch-rich Epoxy

      6. Pewarna adalah bahan yang digunakan untuk mewarnai. Dalam konteks saat ini pewarna yang disebut merupakan cat. Sedangkan coating adalah teknik pengecatan pada suatu media.

      Hapus
    7. Nabila Juharil Inayah/10 - 12 TKI 26 Agustus 2025 pukul 14.59

      1. Pigmen dapat memengaruhi sinar UV karena kemampuannya untuk menyerap, memantulkan, atau menyebarkan radiasi UV. Pigmen yang digunakan dalam cat berfungsi sebagai pelindung, mencegah sinar UV merusak lapisan cat itu sendiri dan substrat (permukaan) di bawahnya. Sinar UV dapat merusak pigmen lain (misalnya pigmen fotosintesis pada tumbuhan), menyebabkan pemudaran warna dan degradasi material. Dalam konteks cat, pigmen anorganik seperti titanium dioksida (TiO2) sangat efektif dalam memblokir sinar UV.
      2. Solven (pelarut) adalah komponen penting dalam formulasi cat yang berfungsi untuk melarutkan atau mendispersikan resin, pigmen, dan aditif. Tujuannya adalah untuk mengatur viskositas (kekentalan) cat agar mudah diaplikasikan. Setelah cat diaplikasikan, solven akan menguap dan meninggalkan lapisan film yang kering. Ada 2 macam yaitu berbasis water/air dan pelarut organik. Adapun untuk contohnya adalah:
      - Berbasis water (tembok/xylene)
      - Berbasis pelarut organik/thiner (kayu, besi).
      3. Kualitas coating (pelapisan) diukur melalui beberapa parameter penting untuk memastikan cat berfungsi sebagaimana mestinya. Beberapa parameter tersebut meliputi:
      - Ketebalan: Diukur dalam mikron (\mu m).
      - Kerekatan: Kemampuan cat menempel kuat pada permukaan.
      - Kekerasan: Ketahanan terhadap goresan.
      - Ketahanan korosi: Kemampuan melindungi dari karat.
      - Tampilan visual: Kehalusan, kilap, dan warna cat.
      4. Pengembangan formulasi cat meliputi pencampuran bahan (resin, binder, solvent, dan bahan aditif), penghalusan pigmen, penyesuaian kekentalan, dan pengujian kualitas. Tahapan ini memastikan cat memiliki performa yang optimal.
      5. Resin (binder) adalah bahan pengikat dalam cat yang membentuk lapisan film setelah solven menguap. Jenis resin dan tipe lapisannya:
      - Akrilik: Tahan cuaca dan UV (untuk cat berbahan dasar air).
      - Alkyd: Keras dan kilap tinggi (untuk cat berbahan dasar minyak).
      - Epoxy: Tahan bahan kimia dan abrasi (untuk cat lantai).
      - Poliuretan: Elastis, tahan abrasi, dan UV.
      6. Secara umum, flowchart proses coating (pelapisan) dan pewarna (pewarnaan) itu sama tetapi juga memiliki beberapa perbedaan. coating bertujuan menciptakan lapisan pelindung fungsional. Pewarna bertujuan memberikan warna pada material itu sendiri. Meski keduanya melibatkan proses pencampuran dan pengaplikasian, tujuannya berbeda. Coating membentuk lapisan film, sedangkan pewarna menembus material.

      Hapus
    8. Moch Ilham Kurniawan XII TKI-2/056 Agustus 2025 pukul 15.10

      1. Berdasarkan pemaparan jawaban oleh kelompok 4 bahwasanya pigmen dalam industri cat berpengaruh terhadap sinar ultraviolet (UV) karena struktur kimianya menentukan kemampuan pigmen dalam menyerap, memantulkan, atau menahan radiasi UV. Pigmen anorganik seperti titanium dioksida atau oksida besi cenderung lebih stabil dan tahan terhadap degradasi UV, sehingga mampu melindungi lapisan cat dari pemudaran warna dan kerusakan struktur. Sebaliknya, pigmen organik yang kurang stabil lebih mudah terurai di bawah paparan sinar matahari, menyebabkan warna cepat pudar. Oleh karena itu, pemilihan jenis pigmen sangat penting untuk meningkatkan ketahanan cat terhadap sinar UV dan memperpanjang usia pakainya.

      2. Basis solvent yang digunakan pada cat umumnya terdiri dari dua jenis utama, yaitu solvent-based (berbasis pelarut organik) dan water-based (berbasis air). Solvent-based menggunakan pelarut organik seperti xylene, toluene, atau white spirit, yang memberikan daya sebar dan daya tahan tinggi, namun menghasilkan emisi VOC (volatile organic compounds) yang tinggi. Sementara itu, water-based menggunakan air sebagai pelarut utama, lebih ramah lingkungan, cepat kering, dan rendah bau, meskipun umumnya kurang tahan terhadap cuaca ekstrem dibanding cat berbasis solvent. Selain itu, ada juga varian seperti high-solid solvent yang mengandung sedikit pelarut untuk mengurangi VOC, serta powder coating yang bahkan tidak menggunakan solvent sama sekali, melainkan partikel kering yang dilelehkan menjadi lapisan pelindung.

      3. Dalam proses pelapisan (coating), terdapat sejumlah parameter kualitas yang perlu diuji untuk memastikan kinerja dan daya tahan lapisan. Salah satunya adalah ketebalan lapisan, karena jika terlalu tipis, perlindungannya tidak efektif, sedangkan jika terlalu tebal, bisa menyebabkan retak atau terkelupas. Selain itu, dilakukan juga pengujian terhadap kondisi lingkungan, terutama untuk penggunaan di wilayah perkotaan yang memiliki tingkat polusi tinggi. Di lingkungan seperti ini, lapisan harus tahan terhadap hujan asam yang terbentuk dari gas polutan seperti SOx, NOx, dan COx. Oleh karena itu, penting juga untuk melakukan uji ketahanan terhadap korosi, bahan kimia, dan cuaca ekstrem, agar lapisan tetap awet dan dapat melindungi permukaan secara optimal.


      4. Pembuatan formulasi cat dilakukan dengan menyesuaikan kebutuhan penggunaan dan standar yang berlaku. Sebagai contoh, untuk memastikan ketahanan terhadap cuaca, cat diformulasikan menggunakan resin khusus yang mampu menahan paparan sinar UV dan perubahan suhu. Sementara untuk mencegah warna cepat pudar, digunakan pigmen yang stabil secara kimia dan tahan terhadap cahaya maupun air. Di sisi lain, agar aman bagi kesehatan dan lingkungan, formulasi cat disesuaikan dengan menghilangkan kandungan logam berat seperti timbal dan merkuri, serta menggunakan pelarut rendah VOC (Volatile Organic Compounds). Semua bahan dan campuran ini akan melalui proses pengujian hingga memenuhi standar industri dan regulasi keselamatan yang ditetapkan.

      5. Jenis-jenis resin dan fungsinya:
      a. Resin Epoxy: Digunakan karena memiliki daya lekat yang sangat baik serta mampu memberikan perlindungan terhadap korosi.
      b. Resin Polyester: Umumnya digunakan untuk kebutuhan aplikasi standar karena harganya yang lebih ekonomis.
      c. Resin Vinyl Ester: Merupakan gabungan antara epoxy dan polyester, sehingga memiliki ketahanan tinggi terhadap bahan kimia.
      d. Resin Unsaturated Polyester: Sering diaplikasikan pada produk berbahan fiberglass.
      e. Resin Akrilik: Tahan terhadap sinar ultraviolet, sehingga cocok digunakan untuk cat luar ruangan (eksterior).

      6. Perbedaan antara flowchart coating dan pewarnaan:
      Flowchart untuk proses coating berbeda dengan proses pewarnaan, karena keduanya memiliki tujuan dan sifat yang tidak sama. Coating berfungsi sebagai lapisan pelindung pada permukaan material, sedangkan pewarnaan lebih difokuskan untuk memberikan warna atau efek visual melalui pigmen. Oleh karena itu, tahapan dan metode dalam diagram alir (flowchart) masing-masing proses juga akan berbeda.

      Hapus
    9. Muhammad Zain Ba'Dhiya'Ulhaq Hasrian XII TKI-2/096 Agustus 2025 pukul 15.13

      1. Pigmen memiliki peran penting dalam menentukan ketahanan cat terhadap sinar ultraviolet (UV). Struktur kimianya memengaruhi kemampuan pigmen dalam menyerap atau memantulkan radiasi UV. Pigmen anorganik seperti titanium dioksida dan oksida besi dikenal lebih stabil dan tidak mudah terurai, sehingga mampu menjaga warna cat tetap awet dan mencegah kerusakan lapisan. Sebaliknya, pigmen organik cenderung kurang stabil dan lebih cepat mengalami degradasi saat terkena sinar matahari, yang menyebabkan warna cat memudar dalam waktu singkat. Karena itu, pemilihan jenis pigmen sangat menentukan ketahanan cat terhadap cuaca dan lamanya masa pakai.


      2. Cat umumnya menggunakan dua jenis dasar pelarut, yaitu berbasis air (water-based) dan berbasis pelarut organik (solvent-based). Cat solvent-based memakai senyawa seperti xylene atau toluene yang menghasilkan lapisan kuat dan tahan lama, namun menghasilkan emisi VOC yang tinggi dan berbahaya bagi lingkungan. Sementara itu, cat water-based menggunakan air sebagai media pelarut, lebih ramah lingkungan, cepat kering, dan memiliki bau yang lebih ringan, walaupun umumnya kurang tahan di kondisi ekstrem. Terdapat juga jenis cat lain seperti high-solid yang mengurangi kadar pelarut untuk menekan VOC, serta powder coating yang tidak memakai pelarut sama sekali, melainkan partikel kering yang dilelehkan menjadi lapisan pelindung.


      3. Dalam proses coating, beberapa parameter kualitas yang diuji meliputi ketebalan lapisan, karena lapisan yang terlalu tipis tidak akan efektif melindungi, sementara yang terlalu tebal bisa retak atau mengelupas. Selain itu dilakukan uji kualitas lingkungan, terutama jika cat digunakan di area perkotaan. Cat di kota harus mampu bertahan terhadap tingkat keasaman yang tinggi akibat hujan asam, yang disebabkan oleh polusi seperti SOx, NOx, dan COx di udara. Maka dari itu, uji ketahanan terhadap korosi, cuaca ekstrem, dan bahan kimia juga menjadi penting agar lapisan tetap awet dan berfungsi optimal.


      4. Formulasi cat disusun dengan menyesuaikan tujuan pemakaian dan standar yang ingin dicapai. Misalnya, agar tahan cuaca, cat diberi resin khusus yang kuat terhadap sinar UV dan perubahan suhu. Untuk ketahanan luntur, digunakan pigmen yang stabil secara kimiawi dan tidak mudah terurai oleh cahaya atau air. Sementara agar cat tidak berbahaya, formulanya dibuat bebas logam berat seperti timbal dan merkuri, serta menggunakan pelarut rendah VOC yang lebih ramah lingkungan. Semua komposisi ini biasanya diuji dan disesuaikan hingga sesuai standar industri maupun regulasi keselamatan.


      5. Jenis resin berdasarkan tipe lapisan antara lain resin epoksi untuk perlindungan korosi dan daya lekat kuat, poliester untuk aplikasi umum yang ekonomis, vinil ester yang tahan bahan kimia, unsaturated polyester untuk fiberglass, serta resin akrilik yang tahan UV dan cocok untuk cat eksterior.


      6. Perbedaan antara flowchart proses coating dan pewarnaan terletak pada fungsi utama dari masing-masing proses. Coating berfokus sebagai pelapis untuk memberikan perlindungan pada permukaan, sedangkan pewarnaan bertujuan memberikan warna melalui penambahan pigmen. Karena fungsi dan tujuan keduanya berbeda, maka alur atau tahapan proses (flowchart) dari coating dan pewarnaan juga tidaklah sama.

      Hapus
    10. VALENCYO BINTANG SYALVERO XII TKI 2/316 Agustus 2025 pukul 15.14

      1. Kenapa bahan pigmen bisa berpengaruh pada sinar UV?
      Jawab:
      Pigmen merupakan bahan pewarna utama dalam cat. Setiap jenis pigmen memiliki struktur kimia yang berbeda, sehingga cara pigmen tersebut bereaksi terhadap sinar ultraviolet (UV) juga berbeda. Pigmen anorganik, seperti titanium dioksida dan oksida besi, cenderung lebih stabil dan mampu menahan sinar UV dengan baik. Hal ini membuat warna cat tidak mudah pudar dan melindungi permukaan dari kerusakan akibat sinar matahari. Sebaliknya, pigmen organik umumnya kurang tahan terhadap sinar UV, sehingga warna cat yang menggunakannya lebih cepat luntur saat terkena sinar matahari terus-menerus.

      2. Solven apa yang digunakan pada cat
      Jawab:
      Solvent atau pelarut yang digunakan pada cat umumnya dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu:

      a. Cat berbasis pelarut organik (solvent-based)
      Menggunakan bahan kimia seperti xylene, toluene, atau white spirit sebagai pelarut. Cat jenis ini memiliki daya sebar dan ketahanan yang baik, terutama untuk permukaan seperti kayu dan besi. Namun, cat ini menghasilkan bau menyengat dan mengandung senyawa VOC (volatile organic compounds) yang bisa mencemari udara.
      b. Cat berbasis air (water-based)
      Menggunakan air sebagai pelarut utama. Cat ini lebih ramah lingkungan, cepat kering, dan bau lebih ringan, sehingga cocok digunakan di dalam ruangan. Namun, ketahanannya terhadap cuaca ekstrem umumnya masih lebih rendah dibanding cat solvent-based.

      Selain dua jenis utama tersebut, ada juga jenis lain seperti:

      High-solid solven: Mengandung lebih sedikit pelarut, sehingga lebih hemat VOC.
      Powder coating: Tidak menggunakan pelarut sama sekali, tetapi memakai partikel kering yang dilelehkan untuk membentuk lapisan pelindung.

      3. Apa saja parameter kualitas yang diuji dalam hasil akhir pada proses coating?
      Jawab:

      Dalam proses coating, terdapat beberapa parameter kualitas yang harus diuji untuk memastikan hasil akhirnya sesuai standar. Salah satu yang paling penting adalah ketebalan lapisan. Jika terlalu tipis, coating tidak mampu melindungi permukaan dengan baik. Sebaliknya, jika terlalu tebal, lapisan bisa retak atau mudah mengelupas.
      Selain itu, dilakukan juga pengujian terhadap kondisi lingkungan, terutama jika cat digunakan di area perkotaaan yang memiliki polusi tinggi. Polusi udara seperti SOx, NOx, dan COx bisa menyebabkan hujan asam, yang dapat merusak lapisan cat. Maka dari itu, coating perlu diuji ketahanannya terhadap:

      a.Korosi
      b. Cuaca ekstrem
      c. Paparan bahan kimia

      4. Bagaimana formulasi cat dikembangkan untuk memenuhi standar tertentu misalnya tahan cuaca, ketahanan luntur/ kadar tidak berbahaya
      Jawab:

      5. Coba sebutkan jenis-jenis resin berdasarkan tipe lapisan
      Jawab:
      Formulasi cat disesuaikan dengan tujuan penggunaan dan standar yang harus dipenuhi. Misalnya:

      Untuk tahan cuaca, digunakan resin khusus yang mampu menahan sinar UV dan perubahan suhu. Agar tidak mudah luntur, cat diformulasikan menggunakan pigmen yang stabil secara kimia, sehingga tidak cepat pudar meskipun terkena cahaya atau air. Supaya tidak berbahaya, cat dibuat bebas logam berat seperti timbal dan merkuri, serta memakai pelarut rendah VOC yang lebih ramah lingkungan.

      Semua bahan dalam formulasi ini akan dilakukan pengujian dan disesuaikan sampai hasil akhirnya memenuhi standar industri dan regulasi keselamatan yang berlaku.

      a. resin epoxy: untuk pelindung korosi dan daya lekat kuat
      b. resin polyester: untuk aplikasi umum dengan biaya rendah.
      c. Resin Vinyl Ester: kombinasi epoxy & polyester, tahan bahan kimia.
      d. Resin Unsaturated Polyester: biasa digunakan dalam fiberglass.
      e. Resin Akrilik: tahan UV, cocok untuk cat eksterior.

      6. Flowchart coating dan pewarna apakah sama dengan cat
      Jawab:
      Untuk perbedaan flowchart coating dan juga pewarna berbeda dikarenakan dua jenis yang berbeda untuk coating yaitu jenis untuk pelapis kalau pewarna itu untuk memberikan warna atau memberikan pigmen sehingga flowchart dari coating dan juga warna itu berbeda

      Hapus
    11. 1. Karena bahan pigmen pada sinar UV dapat menyerap atau memantulkan UV, sehingga melindungi cat dari kerusakan, mencegah warna cepat pudar, dan memperpanjang umur cat.

      2. Jenis solvent yang digunakan pada cat antara lain:
      – Solvent berbasis minyak, yang menggunakan minyak atau sulingan minyak bumi sebagai bahan utama.
      – Solvent berbasis air, jenis solvent ini menggunakan air sebagai bahan utamanya. Dengan meningkatnya kesadaran lingkungan, solvent berbasis air menjadi alternatif yang populer.
      – Ethanol, selain digunakan untuk membersihkan permukaan, etanol juga efektif dalam menghapus minyak dan lemak dari material konstruksi.
      – Toluena, kemampuannya yang melarutkan bahan berbasis minyak dan resin alami. Solvent ini sangat cocok untuk aplikasi cat, pelapis, dan bahan berbasis aspal.
      – Xilena, solvent yang biasa digunakan untuk mencampur dan mengencerkan cat, khususnya cat berbasis minyak.

      3. Parameter yang diuji kualitas pada proses coating meliputi:

      Ketebalan coating; yang memastikan lapisan memiliki ketebalan standar untuk perlindungan maksimal.
      Kekerasan/Hardness; yang menguji ketahanan coating terhadap goresan atau tekanan.
      Ketahanan korosi; yang menilai seberapa baik coating melindungi dari karat atau oksidasi.
      Ketahanan cuaca/UV; yang menguji seberapa tahan coating terhadap paparan sinar matahari dan kondisi lingkungan.

      4. ~ Tahan cuaca => menggunakan resin berkualitas tinggi dan pigmen tahan UV agar cat tidak mudah retak, mengelupas, atau pudar saat terkena matahari dan hujan.

      Tahan luntur => memakai pigmen dengan stabilitas warna tinggi serta binder kuat agar warna tidak mudah hilang saat terkena air atau sinar matahari.

      ~ Tidak berbahaya => menggunakan bahan bebas logam berat, VOC rendah, dan bahan ramah lingkungan sesuai regulasi kesehatan dan keselamatan.

      5. Jenis-jenis resin berdasarkan tipe lapisan yaitu; resin epoksi, poliester, dan vinil ester.

      6. Flowchart coating dan pewarna tidak sama, meskipun ada beberapa langkah yang mirip. Oleh karena itu, beberapa lapisan pelindung dan bahan resin terlibat, sedangkan pewarnaan lebih fokus pada perubahan warna permukaan.

      Hapus
  61. Siti Aisyah XII TKI 2 / 276 Agustus 2025 pukul 14.24

    1. Mengapa pigmen memengaruhi sinar UV?
    Karena pigmen memiliki kemampuan menyerap atau memantulkan sinar UV, sehingga dapat melindungi permukaan dari kerusakan serta memperlambat proses pemudaran warna.

    2. Solven apa yang biasa digunakan dalam cat?
    Beberapa jenis pelarut yang umum dipakai antara lain white spirit, xylene, air, etanol, glikol eter, dan MEK, tergantung apakah catnya berbasis air (water-based) atau pelarut (solvent-based).

    3. Apa saja parameter mutu pada lapisan coating?
    Meliputi ketebalan film, kekuatan daya rekat, tingkat kilap, kemampuan menutup permukaan (daya tutup), ketahanan terhadap goresan, cuaca, bahan kimia, serta waktu pengeringan.

    4. Bagaimana cara merancang formulasi cat?
    Dengan menentukan jenis resin, pigmen, aditif, dan solven yang cocok, lalu melakukan pengujian performa sesuai standar seperti SNI atau ASTM.

    5. Jenis resin berdasarkan fungsi lapisan coating:
    Top coat: Biasanya menggunakan resin berbasis akrilik atau polyurethane.
    Primer: Umumnya memakai epoxy atau alkyd.
    Intermediate coat: Sering menggunakan resin polyamide.
    Lapisan pelindung logam: Menggunakan epoxy yang mengandung zinc (zinc-rich epoxy).

    6. Apakah proses flowchart coating sama dengan pewarnaan?
    Berbeda. Coating ditujukan untuk melapisi permukaan luar, sedangkan pewarnaan bekerja dengan menyerap ke dalam substrat. Tujuan dan alurnya pun tidak sama.

    BalasHapus
  62. Meisya Apriliani Wulandari XII-TKI 2/046 Agustus 2025 pukul 14.26

    1. Karena pigmen bisa menyerap atau memantulkan sinar UV, melindungi permukaan dan mencegah pemudaran warna.
    2. White spirit, xylene, air, etanol, glikol eter, MEK (tergantung jenis cat: solvent-based atau water-based).
    Jenis cat dibedakan menjadi dua berdasarkan pelarutnya, yaitu solvent-based dan water-based. Cat solvent-based menggunakan pelarut organik seperti xylene, toluene, atau white spirit. Jenis ini umumnya lebih tahan terhadap cuaca dan memiliki daya rekat kuat, sehingga sering digunakan untuk aplikasi luar ruangan. Namun, cat ini menghasilkan emisi VOC (volatile organic compounds) yang tinggi dan berbau tajam, sehingga kurang ramah lingkungan. Sementara itu, cat water-based menggunakan air sebagai pelarut utama, ditambah pelarut ringan seperti glikol eter. Cat ini lebih aman digunakan di dalam ruangan karena cepat kering, rendah bau, dan lebih ramah lingkungan. Pemilihan jenis cat biasanya disesuaikan dengan kebutuhan aplikasi dan standar keselamatan lingkungan.
    3. Ketebalan, daya rekat, kilap, daya tutup, tahan gores, tahan cuaca, tahan kimia, waktu kering.
    4. Pilih resin, pigmen, aditif, dan solven yang sesuai; uji performa berdasarkan standar (SNI, ASTM, dll).
    5. Top coat: Acrylic, Polyurethane
    Primer: Epoxy, Alkyd
    Intermediate: Polyamide
    Pelindung logam: Zinc-rich epoxy
    6. Tidak. Coating untuk pelapisan permukaan, pewarna untuk meresap ke substrat. Proses dan tujuannya berbeda.

    BalasHapus
  63. Zalfa Aulia Salsabila / 33

    1. kenapa bahan pigmen bisa berpengaruh pada sinar UV

    Pigmen dapat memengaruhi sinar UV karena pigmen tertentu memiliki kemampuan untuk menyerap, memantulkan, atau menghamburkan radiasi UV. Pigmen yang menyerap UV dapat melindungi lapisan di bawahnya dari kerusakan akibat UV, sementara pigmen yang memantulkan atau menghamburkan UV dapat mengurangi intensitas radiasi UV yang mencapai permukaan.

     

    2. jenis solven apa yang di gunakan pada cat

    Jenis pelarut (solven) yang digunakan dalam cat bervariasi tergantung pada jenis cat dan aplikasinya. Beberapa contoh umum meliputi:

    - Cat Berbasis Minyak: mineral spirit, terpentin
    - Cat Berbasis Air: air, etilen glikol
    - Cat Lacquer: aseton, toluena
    - Cat Poliuretan: MEK (metil etil keton), asetat

     

    3. apa saja parameter kualitas yang diuji dalam hasil akhir proses coating

    Parameter kualitas yang diuji dalam hasil akhir proses pelapisan (coating) meliputi:

    - Ketebalan lapisan
    - Kilap (gloss)
    - Warna
    - Kekerasan
    - Adhesi (daya rekat)
    - Ketahanan terhadap cuaca, bahan kimia, dan korosi
    - Fleksibilitas
    - Porositas

     

    4. bagaimana formulasi cat dikembangkan untuk memenuhi standar tertentu misalnya tahan cuaca, luntur atau kadar tidak berbahaya

    Formulasi cat dikembangkan melalui proses penelitian dan pengembangan yang melibatkan pemilihan bahan baku yang tepat, pengujian, dan modifikasi formula. Untuk memenuhi standar tertentu, seperti ketahanan terhadap cuaca, kelunturan, atau kadar bahan berbahaya, formulasi cat dapat dimodifikasi dengan:

    - Menambahkan aditif UV absorber atau antioksidan untuk meningkatkan ketahanan terhadap cuaca.
    - Menggunakan pigmen yang tahan terhadap kelunturan.
    - Memilih pelarut dan bahan tambahan yang memiliki kadar VOC (Volatile Organic Compounds) rendah atau tidak berbahaya.

     

    5. coba sebutkan jenis jenis resin berdasarkan tipe lapisan

    Jenis-jenis resin berdasarkan tipe lapisan meliputi:

    - Lapisan Dasar (Primer): Resin epoksi, resin alkid
    - Lapisan Tengah (Mid Coat): Resin poliuretan, resin akrilik
    - Lapisan Atas (Top Coat): Resin akrilik, resin fluoropolimer

     

    6. apakah flowchart coating dan pewarna sama

    Flowchart untuk proses pelapisan (coating) dan pewarnaan tidak selalu sama, tetapi memiliki beberapa kesamaan. Keduanya melibatkan persiapan permukaan, aplikasi bahan, dan proses pengeringan atau curing. Perbedaan utama terletak pada tujuan dan jenis bahan yang digunakan. Pelapisan lebih fokus pada memberikan perlindungan atau fungsi khusus pada permukaan, sementara pewarnaan lebih fokus pada memberikan warna estetis.

    BalasHapus
  64. ROIHANATA LAIYINUN FARIL HAMRA XII TKI 2/206 Agustus 2025 pukul 14.34

    1. Karena pigmen bisa menyerap sinar uv.
    2. White spirit, xylene, air, etanol, glikol eter, dan MEK, tergantung apakah catnya berbasis air (water-based) atau pelarut (solvent-based).
    3. Ketebalan, daya rekat, kilap, daya tutup, tahan gores, tahan cuaca, tahan kimia, waktu kering.
    4. Dengan menentukan jenis resin, pigmen, aditif, dan solven yang cocok, lalu melakukan pengujian performa sesuai standar seperti SNI atau ASTM.
    5. Top coat: Acrylic, Polyurethane
    Primer: Epoxy, Alkyd
    Intermediate: Polyamide
    Pelindung logam: Zinc-rich epoxy
    6. Berbeda. Coating ditujukan untuk melapisi permukaan luar, sedangkan pewarnaan bekerja dengan menyerap ke dalam substrat. Tujuan dan alurnya pun tidak sama.

    BalasHapus
  65. Sabrina Aura Sabila XII TKI 2/236 Agustus 2025 pukul 14.35

    KELOMPOK 4
    1. Karena pigmen bisa menyerap atau memantulkan sinar UV, melindungi permukaan dan mencegah pemudaran warna.
    2. White spirit, xylene, air, etanol, glikol eter, MEK (tergantung jenis cat: solvent-based atau water-based)
    3. Ketebalan, daya rekat, kilap, daya tutup, tahan gores, tahan cuaca, tahan kimia, waktu kering.
    4. Pilih resin, pigmen, aditif, dan solven yang sesuai; uji performa berdasarkan standar SNI
    5. -Top coat: Acrylic, Polyurethane
    -Primer: Epoxy, Alkyd
    -Intermediate: Polyamide
    -Pelindung logam: Zinc-rich epoxy
    6. Tidak, Coating untuk pelapisan permukaan, pewarna untuk meresap ke substrat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Keysha prista XII TKI-2/026 Agustus 2025 pukul 14.46

      1.Kenapa bahan pigmen bisa berpengaruh pada sinar UV?

      Pigmen berpengaruh terhadap sinar UV (ultraviolet) karena:

      - Beberapa pigmen dapat menyerap sinar UV, sehingga melindungi substrat (permukaan yang dicat) dari degradasi akibat radiasi.

      - Pigmen anorganik seperti titanium dioksida (TiO₂) sangat efektif menyerap dan memantulkan sinar UV.

      - Pigmen organik cenderung kurang stabil terhadap UV dan bisa mengalami degradasi warna (fading) akibat paparan sinar matahari.

      Oleh karena itu, pemilihan pigmen sangat penting dalam formulasi cat eksterior agar tahan terhadap sinar matahari dan tidak cepat pudar.

      2.Jenis solven (pelarut) apa yang digunakan pada cat?

      Jenis solvent tergantung jenis cat-nya (berbasis air atau minyak), contohnya:

      Jenis Solven :
      1. Air ~ Air ~ cat bernasis air (water based paint)
      2. Solven hidrokarbon ~ mineral spirit, nafta ~ cat minyak (solvent-based paint)
      3. Solven polar ~ Alkohol, etil asetat, glikoleter ~ cat khusus(misalnya otomotive)
      4. Solven aromatic ~ Toluena, xilena ~ cat industri

      3.Apa saja parameter kualitas yang diuji dalam hasil akhir proses coating?

      Beberapa parameter kualitas yang diuji:

      1. Daya lekat (adhesion)
      2. Ketahanan gores (scratch resistance)
      3. Ketahanan terhadap cuaca (weathering resistance)
      4. Ketahanan kimia (chemical resistance)
      5. Ketebalan lapisan (film thickness)
      6. Gloss (kilap permukaan)
      7. Warna dan kestabilannya (color fastness)
      8. Waktu kering (drying time)
      9. Elastisitas dan fleksibilitas
      10. Ketahanan terhadap sinar UV

      4.Bagaimana formulasi cat dikembangkan untuk memenuhi standar tertentu?

      Formulasi dikembangkan dengan kombinasi komponen berikut:

      - Resin (binder): Menentukan daya lekat dan daya tahan.

      - Pigmen: Menentukan warna dan ketahanan terhadap sinar UV.

      - Solvent: Menentukan viskositas dan kecepatan kering.

      - Additive: Seperti anti jamur, anti UV, leveling agent.

      - Filler: Menambah volume dan meningkatkan sifat fisik.


      Contoh:

      1. Cat tahan cuaca: Menggunakan resin akrilik, pigmen tahan UV, dan aditif antijamur.

      2. Cat ramah lingkungan: Menghindari VOC (Volatile Organic Compound) tinggi, menggunakan air sebagai pelarut.


      Pengembangan dilakukan dengan uji laboratorium mengikuti standar seperti:

      -SNI (Standar Nasional Indonesia)
      -ASTM (American Standard Testing Materials)
      -ISO

      5.Sebutkan jenis-jenis resin berdasarkan tipe lapisan (coating):

      Jenis resin dibedakan berdasarkan kebutuhan

      Jenis Resin Aplikasi :

      - Akrilik Cat eksterior/interior, tahan cuaca
      - Alkyd Cat kayu dan besi, finishing
      Epoxy Coating lantai, industri, anti korosi
      - Poliuretan (PU) Otomotif, finishing kayu, tahan gores
      - Vinyl Cat jalan, perekat, tahan air
      - Silicone resin Tahan panas tinggi (heat resistance)
      - Polyester resin Cat industri, bahan fiberglass

      6.Apakah flowchart coating dan pewarna (colorant) sama?

      Tidak sepenuhnya sama, karena keduanya punya tujuan dan proses berbeda:
      -Aspek Coating (Pelapisan)
      -Pewarnaan (Colorant)

      Tujuan Memberi perlindungan & estetika Memberi warna pada substrat
      Komponen utama Resin, pigmen, aditif, solvent Dye atau pigmen, solven, bahan pendukung
      Proses Pengeringan, curing, coating layer Penyerapan warna ke substrat (tekstil, plastik)
      Flowchart Meliputi preparasi substrat, pelapisan, pengeringan Biasanya fokus pada pencampuran dan aplikasi warna

      Namun, pewarnaan bisa menjadi bagian dari proses coating juga (terutama dalam cat berwarna).

      Hapus
    2. Muhammad Zain Ba'Dhiya'Ulhaq Hasrian XII TKI-2/096 Agustus 2025 pukul 15.06

      1. Pigmen dalam industri cat memiliki peran penting terhadap paparan sinar ultraviolet (UV), sebab struktur kimianya menentukan seberapa efektif pigmen tersebut dalam menyerap, memantulkan, atau menghalangi radiasi UV. Pigmen anorganik seperti titanium dioksida dan oksida besi umumnya lebih stabil dan tahan terhadap degradasi akibat UV, sehingga mampu menjaga warna cat tetap awet dan melindungi lapisan dari kerusakan. Sebaliknya, pigmen organik yang kurang stabil cenderung mudah terurai saat terpapar sinar matahari, yang menyebabkan warna cepat memudar. Oleh karena itu, pemilihan pigmen yang tepat sangat krusial untuk meningkatkan daya tahan cat terhadap UV dan memperpanjang usia pakainya.


      2. Pelarut dalam cat biasanya dibedakan menjadi dua jenis utama, yaitu berbasis pelarut organik (solvent-based) dan berbasis air (water-based). Solvent-based menggunakan pelarut seperti xylene, toluene, atau white spirit, yang memberikan hasil akhir dengan daya tahan dan daya sebar yang baik, namun menghasilkan emisi VOC (volatile organic compounds) yang tinggi. Sementara itu, water-based memanfaatkan air sebagai pelarut utamanya, lebih ramah lingkungan, cepat mengering, dan minim bau, meskipun umumnya kurang tahan terhadap kondisi cuaca ekstrem. Ada pula varian lain seperti high-solid solvent yang hanya mengandung sedikit pelarut untuk menekan emisi VOC, serta powder coating yang sama sekali tidak menggunakan pelarut, melainkan partikel kering yang dilelehkan untuk membentuk lapisan pelindung.


      3. Dalam proses coating, beberapa parameter kualitas yang diuji meliputi ketebalan lapisan, karena lapisan yang terlalu tipis tidak akan efektif melindungi, sementara yang terlalu tebal bisa retak atau mengelupas. Selain itu dilakukan uji kualitas lingkungan, terutama jika cat digunakan di area perkotaan. Cat di kota harus mampu bertahan terhadap tingkat keasaman yang tinggi akibat hujan asam, yang disebabkan oleh polusi seperti SOx, NOx, dan COx di udara. Maka dari itu, uji ketahanan terhadap korosi, cuaca ekstrem, dan bahan kimia juga menjadi penting agar lapisan tetap awet dan berfungsi optimal.


      4. Formulasi cat disusun dengan menyesuaikan tujuan pemakaian dan standar yang ingin dicapai. Misalnya, agar tahan cuaca, cat diberi resin khusus yang kuat terhadap sinar UV dan perubahan suhu. Untuk ketahanan luntur, digunakan pigmen yang stabil secara kimiawi dan tidak mudah terurai oleh cahaya atau air. Sementara agar cat tidak berbahaya, formulanya dibuat bebas logam berat seperti timbal dan merkuri, serta menggunakan pelarut rendah VOC yang lebih ramah lingkungan. Semua komposisi ini biasanya diuji dan disesuaikan hingga sesuai standar industri maupun regulasi keselamatan.


      5. Jenis resin berdasarkan tipe lapisan antara lain resin epoksi untuk perlindungan korosi dan daya lekat kuat, poliester untuk aplikasi umum yang ekonomis, vinil ester yang tahan bahan kimia, unsaturated polyester untuk fiberglass, serta resin akrilik yang tahan UV dan cocok untuk cat eksterior.


      6. Perbedaan antara flowchart proses coating dan pewarnaan terletak pada fungsi utama dari masing-masing proses. Coating berfokus sebagai pelapis untuk memberikan perlindungan pada permukaan, sedangkan pewarnaan bertujuan memberikan warna melalui penambahan pigmen. Karena fungsi dan tujuan keduanya berbeda, maka alur atau tahapan proses (flowchart) dari coating dan pewarnaan juga tidaklah sama.

      Hapus
  66. Nur Rahma Aziza Safitri XII TKI-2/156 Agustus 2025 pukul 14.36

    1. Karena pigmen bisa menyerap atau memantulkan sinar UV, melindungi permukaan dan mencegah pemudaran warna.
    2. White spirit, xylene, air, etanol, glikol eter, MEK (tergantung jenis cat: solvent-based atau water-based)
    3. Ketebalan, daya rekat, kilap, daya tutup, tahan gores, tahan cuaca, tahan kimia, waktu kering.
    4. Pilih resin, pigmen, aditif, dan solven yang sesuai; uji performa berdasarkan standar SNI
    5. -Top coat: Acrylic, Polyurethane
    -Primer: Epoxy, Alkyd
    -Intermediate: Polyamide
    -Pelindung logam: Zinc-rich epoxy
    6. Tidak, Coating untuk pelapisan permukaan, pewarna untuk meresap ke substrat

    BalasHapus
  67. RAGIL SENJA K/12 TKI 2/186 Agustus 2025 pukul 14.37

    1. sinar UV bisa dipantulkan dan diserap pigmen sehingga bisa melindungi permukaan dari kerusakan akibat sinar matahari dan menjaga warna tetap awet.

    2. Pelarut cat menyesuaikan jenis catnya, bisa water-based atau solvent-based. Contoh yang sering dipakai yaitu white spirit, xylene, air, etanol, glikol eter, dan MEK.

    3. Sifat yang perlu diperhatikan dari cat adalah ketebalan, daya rekat, kilap, daya tutup, ketahanan gores, ketahanan cuaca, ketahanan bahan kimia.

    4. Proses pembuatan cat dimulai dari pemilihan bahan seperti resin, pigmen, aditif, dan pelarut yang sesuai kebutuhan, lalu cat yang sudah diformulasi harus diuji performanya sesuai standar seperti SNI.

    5. Lapisan cat dibagi menjadi:
    Top coat: akrilik, polyurethane
    Primer: epoxy, alkid
    Intermediate: poliamida
    Pelindung logam: zinc-rich epoxy

    6. fungsi coating melapisi permukaan sebagai pelindung, tetapi pewarna menyerap ke dalam bahan, keduanya punya cara kerja yang berbeda.

    BalasHapus
  68. Nadia Vanesa Apriliana / 116 Agustus 2025 pukul 14.38

    1. Ini karena pigmen memiliki kemampuan untuk menyerap, memantulkan, dan menyebarkan radiasi UV yang datang. Beberapa pigmen, terutama yang berbasis oksida logam seperti titanium dioksida, sangat efektif dalam memantulkan sinar UV.
    2. a. Hidrokarbon Alifatik
    b. Alkohol (seperti Etanol, Isopropanol)
    c. Keton (seperti Aseton, MEK)
    d. Air ( water based )
    3. Untuk memastikan hasil coating berkualitas, ada banyak parameter yang diuji.
    4. proses kompleks yang melibatkan pemilihan bahan baku yang tepat untuk mencapai sifat-sifat tertentu
    5. a. Lapisan Dasar (Primer): Resin yang digunakan biasanya memiliki daya lekat sangat baik ke substrat.
    b. Lapisan Tengah (Intermediate Coat): Lapisan ini berfungsi untuk membangun ketebalan dan memberikan perlindungan tambahan.
    c. Lapisan Akhir (Top Coat): Ini adalah lapisan terluar yang paling terlihat dan harus tahan terhadap kondisi lingkungan.
    6. Tidak, flowchart coating dan pewarna tidak sama.
    Meskipun keduanya melibatkan penggunaan pigmen dan bahan kimia, tujuannya sangat berbeda.
    kalau flowchart pewarna mempunyai tujuannya yaitu agar pewarna ( dye ) menembus serat material dan menjadi bagian permanen darinya. dan kalau flowchart coating tujuannya yaitu untuk melindungi substrat ( misalnya logam, kayu, beton ) dari korosi, cuaca atau sekedar memberikan tampilan estetis.

    BalasHapus
  69. Rossi Mitha Amelia 22 (12 TKI 2)6 Agustus 2025 pukul 14.38

    1. Berpengaruh seberapa kualitas pigment tersebut, karena jika tembok yang sudah di cat terkena matahari yang terdapat sinar ultra violet
    2. Solvent tergantung pada material yang akan di cat
    - basis water yang di gunakan untuk tembok
    - basis pelarut organik di gunakan untuk kayu, besi (thiner)
    3. Uji kualitas lingkungan tahan terdap cuaca seperti panas dan hujan karena di daerah tertentu contohnya Surabaya. Mengalami hujan asam karena banyak fabrikasi industri yang akan menghasilkan udara beracun SOx, NOx, COx yang sangat berpengaruh terhadap motor, pagar yang akan menyebabkan korosi
    4. Pemilihan Resin, pigment, adictive, dan solvent yang sesuai pada cat dan juga fungsingnya
    5. • Thermoplastik resin yang apabila di panaskan maka akan menjadi lunak dan mencair
    - thermosetting resin adalah resin yang apabila di panaskan akan mengeras, dan tidak akan melunak jika di panaskan kembali
    6. Coating adalah seberapa efektif pengecatan dan akan di sesuaikan pada media yang akan di cat, misalnya tembok yang tidak rata dapat di plamir atau di dempul kemudian masuk pada proses pewarna sedangkan pewarna sendiri yang akan memberikan pigment

    BalasHapus
  70. shivany Chalingga/266 Agustus 2025 pukul 14.39

    1. Karena pigmen bisa menyerap atau memantulkan sinar UV, sehingga melindungi permukaan dan mencegah kerusakan cat.

    2. Water-based: air, glikol eter, Solvent-based: xylene, toluene, naptha, mineral spirit.

    3. Daya rekat (adhesion test), Ketahanan gores (scratch resistance), Ketebalan lapisan (dry film thickness), Kilap (gloss), Ketahanan terhadap cuaca (weathering test), Ketahanan kimia (chemical resistance), Warna dan kestabilannya (color fastness), Ketahanan terhadap UV, Waktu kering (drying time), Elastisitas dan fleksibilitas.

    4. Disesuaikan dengan tujuan, misalnya: Tahan cuaca: pakai resin silikon/akrilik, Tidak luntur: pigmen tahan UV, Ramah lingkungan: solven rendah VOC.

    5. Dekoratif: akrilik, vinil, Pelindung/industri: epoxy, poliuretan, alkyd, Khusus: fluoropolymer, silikon, bitumen.

    6. tidak sama,
    Coating: pelapisan permukaan (primer, top coat), Pewarnaan: meresapkan warna ke bahan (dyeing, fixing).

    BalasHapus
  71. Nadine Nashazka Claudia XII TKI-2/126 Agustus 2025 pukul 14.40

    1. pigmen pada cat berpengaruh terhadap sinar UV karena bisa menyerap atau memantulkan sinar UV, tergantung jenis dan warnanya. warna gelap nyerap lebih banyak UV, sedangkan warna terang mantulin UV. selain itu, kekuatan pigmennya juga penting, kalau pigmennya ga tahan UV, cat bisa cepat pudar, kusam, atau rusak. jadi, jenis dan warna pigmen ikut nentuin apakah cat bakal tahan lama di bawah sinar matahari.

    2. solven yg digunakan ada 2, water based solvent dan solven organik. kalau water based solvent contohnya cat tembok interior dan cat akrilik. kalau solven organik itu mineral spirits, tiner, xylene, acetone, dan naptha

    3. parameter kualitas hasil coating meliputi: ketebalan, daya lekat, kekerasan, ketahanan korosi, kilap, warna, ketahanan kimia, ketahanan cuaca/UV, dan waktu pengeringan.

    4. formulasi cat dikembangkan berdasarkan tujuan pemakaian, lalu disesuaikan komposisinya (resin, pigmen, solven, aditif), diuji berdasarkan standar (seperti SNI/ISO), dan disempurnakan hingga memenuhi ketahanan, keamanan, dan kualitas yang dibutuhkan.

    5. untuk lapisan dasar (pimer) = Epoxy, Alkyd, Vinyl, Zinc-rich epoxy

    untuk lapisan tengah (intermediate) = Epoxy, Polyamide epoxy, Acrylic-modified

    untuk lapisan akhir (top coat) = Polyurethane, Acrylic, Alkyd, Fluoropolymer, Silicone

    6. tidak, coating untuk pelapisan permukaan, pewarna untuk meresap ke substrat. proses dan tujuannya berbeda

    BalasHapus
  72. R Dimas Nugroho I.P XII TKI-2/166 Agustus 2025 pukul 14.42

    1. Pigmen berfungsi menyerap atau memantulkan sinar UV sehingga melindungi permukaan dan menjaga warna agar tidak cepat pudar.


    2. Pelarut cat bisa berupa white spirit, xylene, air, etanol, glikol eter, atau MEK, tergantung jenis catnya.

    Cat solvent-based menggunakan pelarut organik seperti xylene atau white spirit. Jenis ini tahan cuaca dan memiliki daya rekat tinggi, cocok untuk luar ruangan, tapi mengandung VOC tinggi dan berbau tajam.

    Cat water-based menggunakan air sebagai pelarut utama, lebih aman untuk dalam ruangan karena cepat kering, minim bau, dan ramah lingkungan.
    Pemilihan cat disesuaikan dengan aplikasi dan regulasi lingkungan.



    3. Parameter penting cat: ketebalan lapisan, daya rekat, kilap, daya tutup, ketahanan gores, ketahanan cuaca, ketahanan kimia, dan waktu pengeringan.


    4. Proses formulasi cat meliputi pemilihan resin, pigmen, aditif, dan pelarut yang sesuai, lalu diuji kinerjanya berdasarkan standar seperti SNI atau ASTM.


    5. Jenis coating berdasarkan fungsi:

    Top coat: Acrylic, Polyurethane

    Primer: Epoxy, Alkyd

    Intermediate coat: Polyamide

    Pelindung logam: Zinc-rich epoxy



    6. Coating dan pewarna berbeda fungsi. Coating melapisi permukaan, sementara pewarna meresap ke dalam substrat. Tujuan dan cara aplikasinya pun berbeda.

    BalasHapus
  73. 1. Pigmen pada cat dan coating berfungsi untuk memberikan warna dan opasitas. Selain itu, pigmen juga memiliki peran penting dalam melindungi lapisan cat dari degradasi akibat sinar UV. Pigmen bekerja sebagai penyerap, pemantul, dan penyebar radiasi UV. Pigmen bisa menyerap atau memantulkan sinar UV, melindungi permukaan dan mencegah kemudahan warna.
    2. Solvent (pelarut) adalah komponen penting dalam formulasi cat. Biasanya solvent yang sering digunakan ialah white spirit, xylene, air, dan ester.
    3. Kualitas hasil akhir coating diuji melalui berbagai parameter untuk memastikan sesuai standar. Seperti ketebalan lapisan, kekerasan, fleksibilitas, ketahanan korosi, tahan cuaca, dll.
    4. Pengembangan formulasi cat merupakan proses kompleks yang melibatkan penyesuaian berbagai komponen untuk mencapai performa yang diinginkan. Formulasi cat tersebut antara lain resin (binder), pigmen, solvent, dan bahan aditif.
    5. Jenis resin berdasarkan tipe lapisan :
    - Top coat: Acrylic, Polyurethane
    - Primer: Epoxy, Alkyd
    - Intermediate: Polyamide
    - Pelindung logam: Zinc-rich epoxy
    6. Tidak. Coating untuk pelapisan permukaan, pewarna untuk meresap ke substrat. Proses dan tujuannya berbeda.

    BalasHapus
  74. Sahnaz Alifia Ramadhani 12 TKI 2 / 246 Agustus 2025 pukul 14.43

    1. Berpengaruh seberapa kualitas pigment tersebut, karena jika tembok sudah memudar berarti sudah terkena sinar UV
    2. Solvent tergantung pada material yang akan digunakan dalam cat seperti base water untuk tembok, base pelaru organik untuk kayu, besi (thinner)
    3. Uji kualitas lingkungan (panas hujan), karena kalau di sby hujan asam karena banyak fabrikasi industri menghasilkan udara beracun seperti SOx, NOx, COx dampak nya seperti velg motor yang terdapat korosi lalu cat pagar terkelupas (itu tanda nya ada hujan asam)
    4. pemilihan pigmen additive dan solvent yang sesuai berdasarkan SNI
    5.
    - Thermoplastik resin yang apabila di panaskan maka akan menjadi lunak dan mencair
    - thermosetting resin adalah resin yang apabila di panaskan akan mengeras, dan tidak akan melunak jika di panaskan kembali
    6. Proses coating adalah seberapa efektif pengecatan yang akan disesuaikan dengan media yang akan di cat, agar tembok tidak mengelupas maka menggunakan pelamir atau dempul terlebih dahulu, kemudian di sesuaikan warna nya, pelapisan nya tidak hanya menggunakan kuas saja tapi bisa menggunakan spray

    BalasHapus
  75. yulia fitri XII TKI-2 (32)6 Agustus 2025 pukul 14.44

    1. Kenapa bahan pigmen bisa berpengaruh pada sinar UV?
    karena sinar ultraviolet memiliki energi yang cukup tinggi untuk merusak ikatan kimia dalam molekul pigmen. Kerusakan ini dapat menyebabkan pigmen memudar, berubah warna, atau bahkan hancur seiring waktu. Mekanisme ini disebut fotodegradasi. Beberapa pigmen organik lebih rentan terhadap fotodegradasi dibandingkan pigmen anorganik.
    2. Jenis solvent apa yang digunakan pada cat?
    solven dapat di bagi jadi dua yaitu basis air dan basis pelarut organik,basis air biasanya di gunakan untuk tembok lalu kalau basis pelarut organik biasa nya di gunakan untuk kayu besi yg menggunakan bahan tambahan thinner yang berfungsi untuk melarutkan dan mengencerkan cat sehingga lebih mudah untuk di aplikasikan
    3. apa saja parameter kualitas yang di uji dalam hasil akhir proses coating?
    Ketebalan, daya rekat, kilap, daya tutup, tahan gores, tahan cuaca, tahan kimia, waktu kering.
    4. Bagaimana formulasi cat dikembangkan untuk memenuhi standar tertentu (tahan cuaca, tidak luntur, tidak berbahaya)?
    Dengan menentukan jenis resin, pigmen, aditif, dan solven yang cocok, lalu melakukan pengujian performa sesuai standar seperti SNI atau ASTM.
    5. Jenis-jenis resin berdasarkan tipe lapisan
    Jenis resin utama untuk coating (berdasarkan fungsi/tipenya):
    • Alkyd resin: banyak digunakan pada cat minyak (enamel), fleksibel dan murah.
    * Epoxy resin: sangat tahan kimia, cocok untuk pelapisan lantai atau logam.
    * Polyurethane (PU): tahan abrasi dan UV, banyak dipakai untuk otomotif dan eksterior.
    * Acrylic resin: transparan, tidak menguning, ideal untuk pelapis luar (tahan cuaca).
    * Silicone resin: ketahanan panas tinggi, biasa untuk coating suhu tinggi.
    * Vinyl resin: untuk coating industri dan pelapis kayu.
    6. Apakah flowchart coating dan pewarna sama?
    tidak sama, meskipun mirip dalam beberapa tahap.
    Perbedaan utama:
    * Coating: Fokus pada pelapisan permukaan benda (besi, kayu, plastik) untuk perlindungan dan estetika.
    * Pewarnaan (dyeing): Lebih banyak diterapkan pada bahan serat (tekstil, kulit) untuk memberikan warna meresap.

    BalasHapus
  76. Ach.Rofi Subhan XII TKI-2/016 Agustus 2025 pukul 14.44

    1. kenapa bahan pigmen bisa berpengaruh pada sinar UV
    Jawaban : Pigmen sendiri adalah zat pewarna, dan tergantung pada penggunaan bahan yang biasanya di industri cat menggunakan teknologi bahan-bahan yang memantulkan sinar UV agar tembok tidak menyerap panas dan rapuh

    2. jenis solven apa yang di gunakan pada cat
    Jawaban : Ada 2 macam yaitu berbasis water/air dan pelarut organik. Adapun untuk contohnya adalah:
    - Berbasis water = Tembok
    - Berbasis pelarut organik = Kayu (Thinner)

    3. apa saja parameter kualitas yang diuji dalam hasil akhir proses coating
    Jawaban : Adapun parameter yang diperhatikan seperti uji ketebalan dan uji kualitas dari lingkungan tersebut

    4. bagaimana formulasi cat dikembangkan untuk memenuhi standar tertentu misalnya tahan cuaca, luntur atau kadar tidak berbahaya
    Jawaban : Formulasi cat dikembangkan dengan penambahan bahan menggunakan teknologi formula-formula terbaru yang mempunyai fungsi-fungsi tertentu seperti Titanium Dioksida (TiO2) yang efektif memberi perlindungan terhadap sinar UV

    5. coba sebutkan jenis jenis resin berdasarkan tipe lapisan
    Jawaban : Adapun jenis-jenis resin sebagai berikut :
    1.) Resin Epoxy
    Resin epoxy terkenal karena daya tahan, elastisitas, dan daya rekatnya yang tinggi.
    Sering digunakan untuk pelapis pelindung, seperti pembuatan kaca anti peluru, pelapis lantai, dan isolasi listrik.
    2.) Resin Vinyl Ester
    Dihasilkan dari campuran epoxy dengan asam mono karboksilat tak jenuh.
    Cocok untuk aplikasi yang membutuhkan perlindungan tinggi dari bahan kimia.
    3.) Resin Akrilik
    Dikenal juga sebagai termoplastik.
    Bahan bakunya non-metal, sehingga harganya lebih terjangkau.
    Banyak digunakan untuk pembuatan gigi palsu dan pelapis layar.

    6. apakah flowchart coating dan pewarna sama
    Jawaban :Tidak, coating bertujuan untuk melapisi permukaan, dan pewarna bekerja menyerap ke bagian dalam

    BalasHapus
  77. Tina Rahmasari TKI-2/296 Agustus 2025 pukul 14.45

    1.Kenapa bahan pigmen bisa berpengaruh pada sinar UV?
    Bahan pigmen dapat berpengaruh pada sinar UV karena pigmen dapat menyerap atau memantulkan sinar UV, yang dapat mempengaruhi warna dan stabilitas cat. Beberapa pigmen dapat menyerap sinar UV dan mengubahnya menjadi panas, yang dapat menyebabkan degradasi cat. Oleh karena itu, pemilihan pigmen yang tepat sangat penting dalam formulasi cat yang tahan terhadap sinar UV.

    2. Jenis solven apa yang digunakan pada cat?
    Jenis solven yang digunakan pada cat dapat bervariasi tergantung pada jenis cat dan aplikasinya. Beberapa contoh solven yang umum digunakan pada cat adalah:
    - Solven organik seperti toluena, xilena, dan aseton
    - Solven air seperti air dan glikol
    - Solven khusus seperti solvent berbasis ester dan keton

    3. Apa saja parameter kualitas yang diuji dalam hasil akhir proses coating?
    Parameter kualitas yang diuji dalam hasil akhir proses coating dapat meliputi:
    - Ketebalan lapisan
    - Kekerasan lapisan
    - Adhesi lapisan
    - Warna dan kilau
    - Ketahanan terhadap korosi dan cuaca
    - Ketahanan terhadap gesekan dan abrasi

    4.Bagaimana formulasi cat dikembangkan untuk memenuhi standar tertentu?
    Formulasi cat dikembangkan untuk memenuhi standar tertentu dengan mempertimbangkan beberapa faktor, seperti:
    - Jenis pigmen dan resin yang digunakan
    - Jenis solven dan aditif yang digunakan
    - Ketebalan lapisan dan metode aplikasi
    - Ketahanan terhadap cuaca, korosi, dan gesekan
    - Kadar tidak berbahaya dan keselamatan lingkungan

    5.Jenis-jenis resin berdasarkan tipe lapisan?
    Beberapa contoh jenis resin berdasarkan tipe lapisan adalah:
    - Resin alkyd untuk cat dekoratif dan pelindung
    - Resin epoxy untuk cat pelindung dan anti-korosi
    - Resin poliuretan untuk cat pelindung dan tahan gesekan
    - Resin akrilik untuk cat dekoratif dan tahan cuaca

    6.Apakah flowchart coating dan pewarna sama?
    Flowchart coating dan pewarna tidak sama, karena keduanya memiliki proses yang berbeda. Flowchart coating biasanya melibatkan proses seperti persiapan permukaan, aplikasi primer, aplikasi cat, dan pengeringan. Sementara itu, flowchart pewarna biasanya melibatkan proses seperti pemilihan pigmen, pencampuran pigmen dengan solven, dan aplikasi pewarna. Namun, keduanya dapat memiliki beberapa kesamaan dalam proses persiapan permukaan dan aplikasi.

    BalasHapus
  78. Saskia Tabina Khanza XII TKI-2/ 256 Agustus 2025 pukul 14.47

    Solvent tergantung pada material yang akan di cat
    - basis water yang di gunakan untuk tembok
    - basis pelarut organik di gunakan untuk kayu, besi (thiner)

    BalasHapus
  79. Risma Tsaltsa Nabilla6 Agustus 2025 pukul 14.49

    1. Pigmen melindungi lapisan cat dari sinar UV dengan cara menyerap, memantulkan, dan menghamburkan radiasi UV sebelum mencapai resin. Sinar UV memiliki energi tinggi yang dapat merusak ikatan kimia resin, menyebabkan cat retak atau menguning. Contoh pigmen pelindung yang efektif adalah Titanium Dioksida (TiO_2) dan Karbon Hitam.

    2. Ada dua jenis cat berdasarkan pelarutnya:
    - Cat Berbasis Air (Water-based): Menggunakan air sebagai pelarut utama. Cat ini sering dipakai untuk dinding karena mudah dibersihkan dan ramah lingkungan.
    - Cat Berbasis Pelarut Organik (Solvent-based): Menggunakan pelarut organik seperti tiner. Cat ini kuat dan tahan lama, cocok untuk permukaan seperti kayu dan besi.

    3. Ketebalan, daya rekat, kekerasan, ketahanan korosi, kilap, warna, ketahanan kimia, ketahanan cuaca atau UV, dan waktu pengeringan merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur kualitas suatu hasil pelapisan (coating).

    4. Proses pengembangan formulasi cat dimulai dari penentuan tujuan pemakaian. Setelah itu, komposisi cat, yang terdiri dari resin, pigmen, solven, dan aditif, akan disesuaikan. Selanjutnya, cat diuji sesuai standar yang berlaku, seperti SNI atau ISO, dan terus disempurnakan hingga memenuhi standar kualitas, keamanan, dan ketahanan yang dibutuhkan.

    5. Jenis coating berdasarkan tipe lapisan :
    - Top coat: Acrylic, Polyurethane
    - Primer: Epoxy, Alkyd
    - Intermediate: Polyamide
    - Pelindung logam: Zinc-rich epoxy

    6. tidak, coating (pelapisan) berfungsi untuk melapisi permukaan, sedangkan pewarna bekerja dengan cara meresap ke dalam suatu material.

    BalasHapus
  80. Syifa keysyayara putri k/XII TKI 2/286 Agustus 2025 pukul 15.05

    1.Pigment adalah bahan yang ada dalam warna,pigment berpengaruh pada sinar uv karena pigment dapat menyerap dan memntulkan sinar uv. Sinar uv sendiri berasal dari cahaya matahari, Selain mengeluarkan sinar UV matahari juga dapat membantu proses foto sintesis dan sumber vitamin D.

    2.Penggunaan solvent terbagi menjadi dua
    1) Basis water yang biasanya digunakan untuk tembok
    2) Basis pelarut organik menggunakan bahan pelarut organik seperti thinner dan biasanya digunakan untuk bahan kayu,besi.

    3.Parameter kualitas yang diuji dalam hasil akhir proses coating cat meliputi: daya rekat , ketebalan lapisan, kekerasan, ketahanan terhadap karat , tampilan visual , tidak ada cacat , dan ketahanan terhadap benturan

    4.pengembangan formulasi cat dikembangkan dengan memenuhi syarat tertentu seperti (SNI/ISO) serta penambahan bahan yang sesuai seperti(Binder,pigment,solvent,adiitif). formulasi harus disesuaikan dengan menyeimbangkan antara kinerja dan biaya sehingga memenuhi kebutuhan yang spesifik.

    5.Terdapat tiga jenis utama lapisan resin yaitu:
    1.Lapisan dasar(primer)
    •epoxy primer,acrylic primer,polyurethane primer

    2.Lapisan tengah (intermediate)
    •epoxy mortar,epoxy mortar seld leveling,polyurethane mortar

    3.Lapisan akhir (Top coat)
    •epoxy top coat,polyurethane top coat,acrylic top coat,polyester top coat

    6.Tidak sama, karena memiliki tujuan yang berbeda coating bertujuan sebagai lapisan permukan pada suatu material. sehingga proses nya berbeda

    BalasHapus
  81. Kirana Fitri Sazyuli XII TKI-2 / 036 Agustus 2025 pukul 15.14

    1) -Pigmen tertentu memiliki kemampuan menyerap atau memantulkan sinar UV, sehingga melindungi permukaan yang dilapisi dari degradasi akibat paparan sinar matahari.
    -Pigmen yang tidak tahan UV akan pudar atau rusak seiring waktu karena energi dari sinar UV dapat memutus ikatan kimia pigmen dan menyebabkan degradasi warna.

    2) Tergantung jenis cat yang digunakan
    -Based Water yang digunakan untuk tembok
    -based pelarut organik (Thinner) yang digunakan untuk kayu
    3. Kualitas hasil akhir coating diuji melalui berbagai parameter untuk memastikan sesuai standar. Seperti ketebalan lapisan, kekerasan, fleksibilitas, ketahanan korosi, tahan cuaca, dll.
    4. Formulasi cat yang dikembangkan dan memenuhi standar melibatkan penyesuaian proporsi komponen utama seperti pigmen, aditif dan solven. formula-formula terbaru yang dikembangkan mempunyai fungsi-fungsi tertentu seperti Titanium Dioksida (TiO2) yang efektif memberi perlindungan terhadap sinar UV
    5. ⁠Jenis jenis resin berdasarkan tipe lapisan :
    - Coat : Acrylic, Polyurethane
    - ⁠Primer : Epoxy, Alkyd
    - ⁠Intermediate : Polyamide
    - ⁠Pelindung Logam : Zinc rich epoxy
    6. Berbeda. Karena Flowchart pada Coating menuju untuk pelapisan permukaan, sedangkan Pewarna menuju ke peresapan ke substrat. Sehingga Proses dan tujuannya berbeda.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Naufal Azka Rabbani XII TKI 26 Agustus 2025 pukul 20.56

      1. Pigmen dalam cat memiliki pengaruh terhadap sinar UV karena dapat menyerap atau memantulkannya, tergantung pada jenis dan warna pigmen tersebut. Warna gelap cenderung menyerap lebih banyak sinar UV, sementara warna terang lebih banyak memantulkan UV. Selain itu, ketahanan pigmen juga sangat penting—jika pigmen tidak tahan terhadap sinar UV, cat akan lebih cepat pudar, terlihat kusam, atau rusak. Oleh karena itu, jenis dan warna pigmen turut menentukan seberapa lama cat dapat bertahan saat terpapar sinar matahari.

      2. Terdapat dua jenis pelarut (solven) yang umum digunakan, yaitu pelarut berbasis air (water-based solvent) dan pelarut berbasis organik. Contoh pelarut berbasis air adalah cat tembok interior dan cat akrilik. Sementara pelarut organik meliputi mineral spirits, thinner, xylene, aseton, dan naptha.

      3. Parameter yang digunakan untuk menilai kualitas hasil pelapisan (coating) meliputi: ketebalan, daya rekat, kekerasan, ketahanan terhadap korosi, tingkat kilap, warna, ketahanan terhadap bahan kimia, ketahanan terhadap cuaca atau UV, serta waktu pengeringan.

      4. Formulasi cat disusun berdasarkan tujuan penggunaannya, lalu komposisinya (seperti resin, pigmen, pelarut, dan aditif) disesuaikan. Formulasi tersebut diuji mengikuti standar tertentu (misalnya SNI atau ISO), kemudian disempurnakan agar memenuhi kriteria ketahanan, keamanan, dan mutu yang dibutuhkan.

      5. Untuk lapisan dasar (primer): menggunakan bahan seperti Epoxy, Alkyd, Vinyl, dan Zinc-rich epoxy. Untuk lapisan tengah (intermediate): biasanya memakai Epoxy, Polyamide epoxy, dan Acrylic-modified. Untuk lapisan akhir (top coat): digunakan Polyurethane, Acrylic, Alkyd, Fluoropolymer, dan Silicone.

      6. Tidak, karena pelapisan permukaan (coating) berbeda dengan pewarnaan. Coating berfungsi sebagai pelindung di permukaan, sedangkan pewarna menyerap ke dalam substrat. Tujuan dan proses keduanya berbeda.

      Hapus
  82. pertanyaan seputar industri fermentasi (kelompok 5)

    1. dalam pembuatan starter jika lebih dari ±12 jam apakah starter menjadi basi?
    2. apakah pada pembuatan starter harus menggunakan susu skim, kalau pakai fresh milk bisa ngga?
    3. brp suhu steril susu keledai sebelum diinokulasi?
    4. kenapa kandungan utama dalam pembuatan fermentasi menggunakan protein karbohidrat dan isoflavon?
    5. apa yang bisa menyebabkan yogurt memiliki rasa yg terlalu asam dan tekstur yang menggumpal secara tidak merata?
    6. syarat pH didalam yogurt, kalau ada kisaran berapa?
    7. kenapa harus menggunakan 37°C dalam melakukan inkubasi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rossi Mitha Amelia 22/ 12 TKI-227 Agustus 2025 pukul 11.54

      1. Jika ingkubasi lebih dari 12 jam maka akan mempengaruhi tekstur, sehingga jika terlalu lama maka dia akan semakin memadat atau mengumpal
      2. Pemilihan susu skim atau fresh milk akan berpengaruh pada hasil starter yang akan di buat menjadi yogurt, di lakukan pemilihan susu skim karena memiliki sifat yang jauh lebih kental dan padat berbeda dengan fresh milk yang jauh lebih cair sehingga memungkinkan bakteri untuk tumbuh dan menentukan texture yogurt tersebut
      3. Ada dua metode pada 80-90 membunuh bakteri patogen dan 90-95 membunuh patogen secara cepat
      4. Karbohidrat berpengaruh pada tekstur yang kental dan oktimal Laktosa memberikan sifat yang asam kepada yogurt tersebut, isoplafon memberikan efek yang mudah di serap oleh tubuh dan gizi yogurt akan meningkat
      5. Ph bersifat asam sekitar 4-5
      6. Berpengaruh di karbohidrat karena jika semakin tinggi karbohidrat maka semakin kental yogurt tersebut, dan semakin kental makan semakin asam
      7. 37°c adalah suhu optimal untuk bakteri starter ketika pada suhu kisaran 37°c dan jika suhu berada terlalu tinggi sekitar 50°c maka bakteri akan mati dan jika berada di suhu 30 maka hasil yogurt menjadi cair dan kurangnya rasa asam

      Hapus
    2. Ragil senja komairoh 12 TKI 2/1827 Agustus 2025 pukul 11.57

      1. Jika waktu fermentasi melebihi 12 jam, tekstur yogurt bisa menggumpal; sebaliknya bila terlalu singkat, hasilnya juga tidak optimal.

      2. Fresh milk perlu diperhatikan kualitasnya terlebih dahulu, karena jika tidak, tekstur yogurt bisa kurang kental.

      3. Pemanasan pada suhu 85–95°C selama 15–30 menit bertujuan untuk membunuh bakteri patogen.

      4. Laktosa berperan menghasilkan sifat asam pada yogurt, sehingga terbentuk tekstur yang tepat. Kandungan isoflavon dan aglikon juga dapat meningkatkan nilai gizi yogurt.

      5. Yogurt memiliki pH asam, berkisar antara 4–4,5.

      6. Kandungan karbohidrat berpengaruh terhadap kekentalan yogurt: semakin tinggi karbohidrat, semakin kental dan semakin asam hasilnya.

      7. Suhu fermentasi yang optimal berada di sekitar 37°C, karena sesuai untuk pertumbuhan bakteri starter. Jika suhu terlalu tinggi (sekitar 57°C), bakteri bisa mati; sedangkan jika terlalu rendah, tekstur yogurt menjadi encer.

      Hapus
    3. Ragil senja komairoh 18/12 TKI 227 Agustus 2025 pukul 12.02

      PEMBETULAN NO 2

      2. Pemilihan jenis susu, apakah skim atau fresh milk, sangat memengaruhi hasil starter untuk pembuatan yogurt. Susu skim dipilih karena memiliki tekstur lebih kental dan padat, berbeda dengan fresh milk yang lebih encer. Hal ini membuat bakteri starter lebih mudah tumbuh dan membentuk tekstur yogurt yang diinginkan.

      Hapus
    4. Achmad Rofi Subhan XII TKI-2/0127 Agustus 2025 pukul 12.03

      1. dalam pembuatan starter jika lebih dari ±12 jam apakah starter menjadi basi?
      Jawaban : Karena jika lebih akan memengaruhi pada tekstur yoghurt tersebut, apabila berlebih tekstur akan menggumpal dan apabila kurang dari waktu maka akan encer.

      2. apakah pada pembuatan starter harus menggunakan susu skim, kalau pakai fresh milk bisa ngga?
      Jawaban : Karena harus memperhatikan faktor viskositas dari bahan yang digunakan entah susu skim atau fresh milk, apabila menggunakan fresh milk harus ditinjau terlebih dahulu karena nanti akan memengaruhi faktor viskositas/kekentalan pada yoghurt.

      3. brp suhu steril susu keledai sebelum diinokulasi?
      Jawaban : Umumnya ada 2 metode yaitu :
      - menggunakan metode pasteurisasi dengan suhu 80-95°C (15-20 menit)
      - menggunakan metode alternatif yang lebih cepat dengan suhu 90-95°C (5-10 menit).

      4. kenapa kandungan utama dalam pembuatan fermentasi menggunakan protein karbohidrat dan isoflavon?
      Jawaban :Lactosa = memberi sifat asam dan memberi tekstur yang sesuai
      Karbohidrat = sebagai sumber energi bagi mikroorganisme fermentasi, yaitu bakteri asam laktat
      Isoplavon = meningkatkan gizi pada yoghurt dan ebih mudah diserap oleh tubuh.

      5. apa yang bisa menyebabkan yogurt memiliki rasa yg terlalu asam dan tekstur yang menggumpal secara tidak merata?
      Jawaban : pH optimal berada pada range 4-4,5, di mana koagulasi protein terjadi dan mikroba asam laktat berkembang optimal.

      6. syarat pH didalam yogurt, kalau ada kisaran berapa?
      Jawaban : Lebih mengacu pada kandungan karbohidrat, karena karbohidrat memiliki kandungan yang dapat membuat menggumpal, creamy pada yoghurt dan pada karakteristik yoghurt sendiri yang memiliki sifat asam.

      7. kenapa harus menggunakan 37°C dalam melakukan inkubasi?
      Jawaban : Karena suhu optimal untuk bakteri starter, apabila lebih dari 37°C nantinya malah akan dapat membunuh bakteri dan apabila lebih rendah maka akan memberikan sifat encer nantinya pada yhogurt.

      Hapus
    5. Risma Tsaltsa Nabilla XII TKI 2/1927 Agustus 2025 pukul 12.05

      1. karena akan mempengaruhi tekstur, semakin lama akan semakin menggumpal
      2. karena fresh milik lebih cair, jadi harus ditinjau terlebih dahulu agar yoghurtnya tidak gagal
      3. umumnya ada 2 metode, yang pertama suhu tinggi 80-95°C selama 15-30menit membunuh bakteri patogen, yang kedua suhu 90-95°C selamat 5-10menit membunuh bakteri patogen secara cepat
      4. Karbohidrat berpengaruh pada tekstur yang kental dan optimal Laktosa memberikan sifat yang asam kepada yogurt tersebut, isoplafon memberikan efek yang mudah di serap oleh tubuh dan gizi yogurt akan meningkat
      5. pH 4-4,5
      6. karena karbohidrat memiliki sifat tekstur yang lebih kental serta keasaman yang lebih optimal, jika semakin tinggi karbohidrat maka semakin kental yogurt tersebut, dan semakin kental makan semakin asam
      7. karena suhunya optimal untuk bakteri starter yang menyebabkan tekstur menjadi optimal, dan jika suhu terlalu tinggi (57°C) menyebabkan bakteri mati, lalu jika terlalu rendah (-37°C) menyebabkan tekstur lebih encer dan kurangnya rasa asam

      Hapus
    6. M Yuda Dzikri F/XII TKI-2/0827 Agustus 2025 pukul 12.08

      1.Karena jika lebih akan mempengaruhi dalam tekstur,tekstur akan lebih menggumpal dan jika semakin turun akan encer
      2.Harus memperlihatkan faktor viskositas dari susu skim karena akan mempengaruhi dari kekentalan
      3.umumnya ada ada 2 metode
      (Pasteurisasi)80°C-95°C (15-20 menit)
      (alternatif lebih cepat)90°C-95°C
      4.Ada pun protein,protein akam memberi nutrisi sehingga yogurt, lactosa memberi sifat asam dan memberi tekstur yang pas,dan juga isoplavon agar lebih mudah diserap oleh tubuh
      5.di ph 4-4,5
      6.mengacu pada karbohidrat, karena karbohidrat memiliki kandungan yang dapat menyebabkan menggumpal, creamy, pada yogurt
      7.Menjaga suhu optimal untuk bakteri starter, jika terlalu tinggi bakteri akan mati,jika suhu rendah akan memberikan sifat encer pada yogurt

      Hapus
    7. Gusti Pinayungan XII TKI 2 | 1727 Agustus 2025 pukul 12.10

      1. Jika lebih dari 12 jam teksturnya akan menggumpal sedangkan jika kurang maka menjadi encer.

      2. Susu yang digunakan berpengaruh pada starter bakteri yogurt. Susu skim lebih kental dan bisa menghasilkan tekstur yogurt yang padat, jika menggunakan fresh milk akan cair sehingga membuat pertumbuhan bakteri dan pembentukan tekstur yogurt akan berbeda

      3. Susu kedelai disterilisasi suhu tinggi 85-95 °C ±15 menit atau dengan suhu 90-95°C selama 5-10 menit

      4. Karena karbohidrat membuat lebih creamy dan tidak encer. Laktosa memberikan sifat asam ke yogurt dan membentuk tekstur khas. Isoflavon meningkatkan gizi yogurt.

      5. pH optimal yogurt adalah 4-4,5 (asam)

      6. Karbohidrat menggumpalkan, mengentalkan, dan memberikan asam. Sifat dasar kedelai sudah asam.

      7. Suhu optimal untuk bakteri starter. Jika terlalu tinggi bakteri mati 57° C keatas, sedangkan jika terlalu rendah yogurt akan encer. Pada suhu 37°C penggumpalan susu ideal (tidak pecah)

      Hapus
    8. Tria 'Abidah Ahdaa XII TKI-2/3027 Agustus 2025 pukul 12.13

      1. Karena, jika inkubasi lebih lama akan mempengaruhi tekstur (lebih menggumpal)
      2. Pemilihan susu skim atau fresh milk akan berpengaruh pada hasil starter yang akan di buat menjadi yogurt, karena kita memperlihatkan faktor dulu, takutnya ketika memakai fresh milk memungkinkan menjadi faktor dalam kekentalannya
      3. Ada dua metode pada suhu 80°C - 90°C membunuh bakteri patogen dan 90°C - 95°C membunuh patogen secara cepat
      4. Karena karbohidrat berpengaruh pada tekstur yang kental dan oktimal laktosa memberikan sifat yang asam kepada yogurt tersebut, sedangkan isoplafon memberikan efek yang mudah di serap oleh tubuh dan gizi yogurt akan meningkat
      5. pHbersifat asam sekitar 4-5, yogurt yang terlalu asam dan menggumpal tidak merata biasanya disebabkan oleh proses fermentasi yang tidak terkontrol dengan baik
      6. Kisaran pH ideal untuk yogurt adalah antara 4.0 hingga 4.5. Jika semakin tinggi karbohidrat maka semakin kental yogurt tersebut, dan semakin kental makan semakin asam
      7. 37°c adalah suhu optimal untuk bakteri starter ketika pada suhu kisaran 37°c dan jika suhu berada terlalu tinggi sekitar 50°c maka bakteri akan mati dan jika berada di suhu 30 maka hasil yogurt menjadi cair dan kurangnya rasa asam

      Hapus
    9. Muhammad Zain Ba'Dhiya'Ulhaq Hasrian XII TKI-2/0927 Agustus 2025 pukul 12.36

      1. Waktu inkubasi yang terlalu lama >12 jam bisa memengaruhi hasil yogurt. Jika dibiarkan terlalu lama, teksturnya akan semakin padat bahkan bisa menggumpal, sehingga kualitasnya tidak lagi sesuai dengan yang diharapkan.
      2. Jenis susu yang digunakan juga berpengaruh pada starter yogurt. Susu skim biasanya dipilih karena lebih kental dan bisa menghasilkan tekstur yogurt yang padat, sementara susu segar (fresh milk) sifatnya lebih cair sehingga membuat proses pertumbuhan bakteri dan pembentukan tekstur yogurt menjadi sedikit berbeda.
      3. Proses sterilisasi biasanya dilakukan pada suhu 85–95°C selama ±15 menit. Kalau mau lebih cepat, bisa juga memakai suhu 90–95°C dengan waktu 5–10 menit saja.
      4. Protein berperan penting karena selain menjadi sumber nutrisi, juga membuat yogurt lebih creamy. Laktosa membantu memberi rasa asam alami sekaligus membuat teksturnya lebih pas. Sementara itu, isoflavon lebih mudah diserap tubuh dan dapat meningkatkan nilai gizi yogurt.
      5. pH yang baik untuk yogurt berada pada kisaran 4–4,5, sehingga rasanya memang cenderung asam.
      6. Karbohidrat berperan dalam membantu proses penggumpalan, memberi tekstur yang lebih kental, sekaligus menghasilkan rasa asam. Ditambah lagi, kedelai secara alami memang sudah memiliki rasa agak asam.
      7. Suhu 37 °C merupakan kondisi paling tepat untuk pertumbuhan bakteri starter. Jika suhunya terlalu tinggi (di atas 57 °C), bakteri bisa mati, sedangkan bila terlalu rendah hasil yogurt cenderung encer. Pada suhu 37 °C inilah proses penggumpalan susu berlangsung optimal tanpa membuatnya pecah.

      Hapus
    10. Moch Ilham Kurniawan XII TKI-2/0527 Agustus 2025 pukul 12.36

      1. Jika proses fermentasi berlangsung lebih dari 12 jam, yogurt akan semakin kental hingga menggumpal, sedangkan bila kurang dari itu hasilnya cenderung encer.
      2. Jenis susu yang digunakan juga berpengaruh pada starter yogurt. Susu skim biasanya dipilih karena lebih kental dan bisa menghasilkan tekstur yogurt yang padat, sementara susu segar (fresh milk) sifatnya lebih cair sehingga membuat proses pertumbuhan bakteri dan pembentukan tekstur yogurt menjadi sedikit berbeda.
      3. Susu kedelai dipanaskan dengan suhu tinggi, yaitu 85–95 °C selama ±15 menit, atau 90–95 °C selama 5–10 menit.
      4. Karbohidrat berperan membuat yogurt lebih creamy dan tidak encer. Laktosa diubah menjadi asam sehingga memberi rasa asam khas sekaligus membentuk tekstur yogurt. Isoflavon berfungsi meningkatkan nilai gizi yogurt.
      5. pH ideal yogurt berada pada kisaran 4–4,5 yang bersifat asam.
      6. Karbohidrat membantu penggumpalan, memberikan kekentalan, sekaligus menghasilkan rasa asam. Sementara itu, sifat alami kedelai sendiri sudah cenderung asam.
      7. Suhu 37 °C merupakan kondisi optimal bagi bakteri starter. Jika suhunya terlalu tinggi (di atas 57 °C), bakteri akan mati, sedangkan bila terlalu rendah yogurt akan encer. Pada suhu 37 °C, proses penggumpalan susu berjalan ideal tanpa menyebabkan pecah.

      Hapus
    11. Valencyo bintang syalvero /31/XII TKI-227 Agustus 2025 pukul 12.39

      1. Starter tidak menjadi basi, tetapi kualitasnya akan menurun. Fermentasi yang terlalu lama akan membuat bakteri terus-menerus memproduksi asam laktat. Akibatnya, starter akan menjadi terlalu asam dan dapat membentuk gumpalan yang terlalu padat. Dan jika lebih dari 12 jam akan mempengaruhi teksturnya dan tekstur akan menggumpal sedangkan jika kurang maka menjadi encer.
      2. Susu yang digunakan berpengaruh pada starter bakteri yogurt. Susu skim lebih kental dan bisa menghasilkan tekstur yogurt yang padat, jika menggunakan fresh milk akan cair sehingga membuat pertumbuhan bakteri dan pembentukan tekstur yogurt akan berbeda.
      3. Susu kedelai disterilisasi suhu tinggi yaitu 85-95 °C ±15 menit atau dengan suhu 90-95°C selama 5-10 menit
      4. Protein memberikan asam nutrisi dan dapat menghasilkan yogurt yang lebih creamy, laktosa memberikan sifat asam pada yogurt dan tekstur yang diinginkan, isoflavon lebih mudah diserap oleh tubuh dan meningkatkan gizi pada yogurt.
      5. Karbohidrat dapat menggumpalkan, mengentalkan, dan memberikan asam. Dan Sifat dasar kedelai sendiri sudah asam.
      6. pH optimal yogurt adalah 4-4,5 (asam)
      7. Suhu optimal untuk bakteri starter. Jika terlalu tinggi bakteri mati 57° C keatas, sedangkan jika terlalu rendah yogurt akan encer. Pada suhu 37°C penggumpalan susu ideal (tidak pecah). Suhu 37°C adalah suhu yang sangat baik untuk inkubasi karena ini adalah suhu optimal bagi bakteri Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus untuk berkolaborasi secara sinergis.

      Hapus
    12. Keysha Prista XII TKI-2/0227 Agustus 2025 pukul 13.18

      1. Dalam pembuatan starter jika lebih dari ±12 jam apakah starter menjadi basi?
      Ya, jika fermentasi starter dibiarkan terlalu lama (>12 jam) biasanya bakteri asam laktat akan terus memfermentasi gula menjadi asam laktat. Akibatnya:

      pH turun terlalu rendah → rasa sangat asam, bahkan bisa tidak enak.

      Tekstur bisa pecah (curdling).

      Mikroba yang tidak diinginkan (kontaminan) berpotensi tumbuh jika tidak dijaga sterilitas.
      Jadi starter sebaiknya dipakai sebelum terlalu lama, biasanya 6–12 jam tergantung jenis kultur.

      2. Apakah pada pembuatan starter harus menggunakan susu skim, kalau pakai fresh milk bisa nggak?

      Susu skim sering dipakai karena rendah lemak → fermentasi lebih konsisten dan tekstur lebih stabil.

      Fresh milk (susu segar) tetap bisa dipakai, tapi kadar lemaknya lebih tinggi sehingga bisa mempengaruhi tekstur (lebih creamy, tapi juga risiko pemisahan whey lebih besar).
      Jadi bisa pakai keduanya, asal dipasteurisasi/sterilisasi dulu.

      3. Berapa suhu steril susu keledai sebelum diinokulasi?
      Sterilisasi/pasteurisasi susu biasanya:

      Pasteurisasi standar: 72–75°C selama ±15 detik (HTST).

      Low heat: 63–65°C selama 30 menit.
      Susu keledai kandungan proteinnya sensitif, jadi umumnya cukup 70–75°C selama ±15–20 detik agar mikroba mati tapi nutrisinya tidak terlalu rusak.

      4. Kenapa kandungan utama dalam pembuatan fermentasi menggunakan protein, karbohidrat, dan isoflavon?

      Protein → substrat bagi bakteri asam laktat untuk menghasilkan peptida bioaktif (baik untuk kesehatan).

      Karbohidrat (laktosa/glukosa) → sumber energi utama untuk bakteri, diubah jadi asam laktat.

      Isoflavon (banyak di susu nabati seperti kedelai) → senyawa fungsional dengan efek antioksidan, fitoestrogen, dan meningkatkan manfaat kesehatan produk fermentasi.

      5. Apa yang bisa menyebabkan yogurt memiliki rasa yg terlalu asam dan tekstur menggumpal secara tidak merata?

      Rasa terlalu asam: fermentasi terlalu lama → overproduction asam laktat.

      Tekstur menggumpal tidak merata:

      Pemanasan susu tidak merata (protein tidak terdenaturasi sempurna).

      Starter tidak tercampur homogen.

      Suhu inkubasi tidak stabil.

      Kualitas susu awal (lemak/protein rendah atau terlalu encer).

      6. Syarat pH di dalam yogurt, kalau ada kisaran berapa?

      Yogurt siap konsumsi biasanya memiliki pH 4,0 – 4,6.

      Di atas pH 4,6 → belum cukup asam, yogurt kurang awet.

      Di bawah pH 4,0 → terlalu asam, teksturnya bisa pecah.

      7. Kenapa harus menggunakan 37°C dalam melakukan inkubasi?

      Suhu 37°C sesuai dengan suhu optimal pertumbuhan bakteri asam laktat (misalnya Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus).

      Di suhu ini fermentasi berlangsung cepat, hasil asam laktat optimal, dan tekstur lebih stabil.

      Kalau lebih rendah → fermentasi lambat. Kalau terlalu tinggi (>45°C) → bakteri bisa mati atau metabolisme tidak stabil.

      Hapus
    13. Syifa keysyayara XII TKI 2/2827 Agustus 2025 pukul 13.18

      1. jika starter difermentasi lebih dari waktu optimum (±12 jam) kualitas nya akan menurun bukan basi tetapi busuk karena bakteri asam laktat akan terus menghasilkan asam laktat sehingga pH turun terlalu rendah <4,0.
      2. Susu skim biasanya dipakai karena lebih stabil dan rendah lemak, sehingga hasilnya lebih konsisten. Tapi susu segar juga bisa dipakai, asalkan dipanaskan dulu (pasteurisasi/sterilisasi) supaya kuman pengganggu mati.
      3. Umumnya dipanaskan pada suhu tinggi 85–95°C selama 15–20 menit. Tujuannya untuk membunuh kuman liar sekaligus mengubah protein agar tekstur yogurt lebih bagus. selain itu juga ada alternatif cepat pada suhu 90-95°C selama 5-10 menit.
      4. Protein memberi makanan untuk bakteri sekaligus membuat tekstur yogurt lebih kental. Karbohidrat (misalnya laktosa) jadi sumber energi bagi bakteri untuk menghasilkan asam. Isoflavon (misalnya dari kedelai) menambah manfaat kesehatan karena punya sifat antioksidan.
      5. Terlalu asam terjadi kalau fermentasi kelamaan atau suhunya terlalu tinggi. jika Tekstur yang tidak rata bisa karena susu tidak dipanaskan dengan benar, starter tidak tercampur rata, atau kualitas susu kurang bagus.
      6. pH kisaran pada 4-4,5. jika pH lebih dari 4,5 kurang asam dan encer, jika pH kurang dari 4,5 terlalu asam dan kurang enak.
      7. Karena suhu ini paling optimal untuk bakteri pembuat yogurt (starter)agar bisa tumbuh cepat. Kalau lebih rendah, proses jadi lama dan dapat memberikan sifat encer pada yogurt, sedangkan kalau terlalu tinggi, bakteri bisa mati dan hasil yogurt tidak bagus.

      Hapus
    14. Rony Dwi Putra Hamka Abdilla XII TKI-2/2127 Agustus 2025 pukul 13.21

      1. Akan mempengaruhi pada tekstur kalau melebihi 12 jam, tekstur akan lebih menggumpal, sedangkan kalau kurang dari 12 jam hal tersebut akan membuat bahan menjadi encer
      2. Susu yang digunakan berpengaruh pada starter bakteri yogurt. Susu skim lebih kental dan bisa menghasilkan tekstur yogurt yang padat, jika menggunakan fresh milk akan cair sehingga membuat pertumbuhan bakteri dan pembentukan tekstur yogurt akan berbeda
      3. umumnya ada 2 metode, yang pertama suhu tinggi 80-95°C selama 15-30menit membunuh bakteri patogen, yang kedua suhu 90-95°C selamat 5-10menit membunuh bakteri patogen secara cepat
      4. karena protein menyediakan nutrisi dan struktur, karbohidrat menjadi sumber energi bagi mikroba fermentasi, dan isoflavon memberikan manfaat kesehatan signifikan seperti sifat antioksidan, antikanker, dan efek penurun kolesterol melalui perubahan bentuknya menjadi lebih aktif selama proses fermentasi.
      5. Ph 4-4,5 dimana koagulasi protein, dan mikroba asam laktat berkembang optimal.
      6. Kisaran pH ideal untuk yogurt adalah antara 4.0 hingga 4.5. Jika semakin tinggi karbohidrat maka semakin kental yogurt tersebut, dan semakin kental makan semakin asam.
      7. Karena suhu nya optimal untuk bakteri starter, bakteri dalam yogurt ketika dalam suhu 37°C akan lebih optimal. Kalau suhunya terlalu tinggi maka bakteri akan mati kalau suhunya terlalu rendah maka akan memberikan sifat encer.

      Hapus
    15. Nabila Juharil Inayah / 10 - XII TKI 227 Agustus 2025 pukul 13.30

      1. Waktu fermentasi yang terlalu lama dapat memengaruhi kualitas yoghurt. Jika berlebihan, yoghurt bisa menjadi terlalu padat atau menggumpal, sedangkan jika waktunya terlalu singkat hasilnya akan lebih encer.
      2. Pemilihan bahan dasar perlu mempertimbangkan tingkat kekentalan (viskositas). Susu segar sebenarnya bisa digunakan, tetapi harus dianalisis dulu karena karakter viskositasnya dapat memengaruhi tekstur akhir yoghurt.
      3. Umumnya digunakan dua pendekatan:
      - Pasteurisasi pada suhu 80–95 °C selama 15–20 menit.
      - Metode alternatif yang lebih cepat pada suhu 90–95 °C selama 5–10 menit.
      4. Laktosa berperan memberi rasa asam sekaligus membentuk tekstur. Karbohidrat menjadi sumber energi bagi bakteri asam laktat selama fermentasi. Isoflavon meningkatkan nilai gizi yoghurt dan lebih mudah diserap tubuh.
      5. Hal ini biasanya terkait dengan pH yang melewati batas optimal 4–4,5. Pada rentang itu protein mengalami koagulasi dan bakteri asam laktat berkembang baik, jika lebih rendah, rasa terlalu asam dan tekstur bisa rusak.
      6. pH yoghurt umumnya berada di rentang 4–4,5, yang mendukung koagulasi protein, menghasilkan tekstur creamy, serta memberikan cita rasa asam khas yoghurt.
      7. Suhu 37 °C adalah kondisi optimal bagi pertumbuhan bakteri starter. Jika suhunya lebih tinggi, bakteri bisa mati, jika terlalu rendah, fermentasi melambat sehingga tekstur yoghurt menjadi encer.

      Hapus
  83. Nur Rahma Aziza Safitri XII TKI-2/1527 Agustus 2025 pukul 11.57

    1. Kalau misal lebih bakal memengaruhi tekstur, tekstur akan menggumpal jika lebih dr 12 jam begitu jg sebaliknya

    2. ⁠takutnya freshmilk tidak kental kalo freshmilk hrs ditinjau lbh dahulu

    3. ⁠85-95 selama 15-30 mnt itk membunuh bakteri patogen
    Alternatif

    4. Laktosa akan memberi sifat asam ke yogurt akan membentuk tekstur yg pas
    Isoplafon agilicon sehingga gizi yogurt akan meningkay

    5. Ph 4-4,5

    6. Berpengaruh di karbohidrat karena jika semakin tinggi karbohidrat maka semakin kental yogurt tersebut, semakin kental dan asam

    7. Krn suhunya optimal utk bakteri starter, ketika pada suhu 37 derajat dia akan memberi suhu optimal kalau terlalu tinggi (diatas 37derajat) nantinya bakterinya akan mati, kalau terlalu rendah akan memberikan sifat encer pada yogurt.

    BalasHapus
  84. Siti Aisyah XII TKI 2 / 2727 Agustus 2025 pukul 12.04

    1. Lama inkubasi lebih dari 12 jam dapat memengaruhi tekstur yogurt. Jika terlalu lama, yogurt akan semakin padat bahkan bisa menggumpal.


    2. Pemilihan jenis susu juga berpengaruh terhadap hasil starter. Susu skim cenderung menghasilkan yogurt yang lebih kental dan padat, sedangkan susu segar (fresh milk) lebih cair sehingga memengaruhi pertumbuhan bakteri serta tekstur yogurt.


    3. Proses pemanasan dilakukan dengan dua metode, yaitu pada suhu 80–90°C untuk membunuh bakteri patogen, atau pada suhu 90–95°C agar pembunuhan patogen berlangsung lebih cepat.


    4. Kandungan karbohidrat turut menentukan tekstur. Laktosa memberikan rasa asam khas yogurt, sedangkan isoflavon membantu meningkatkan nilai gizi sekaligus membuat zat gizi lebih mudah diserap tubuh.


    5. Yogurt umumnya memiliki pH asam, sekitar 4–5.


    6. Hubungan karbohidrat dan tekstur sangat erat: semakin tinggi kandungan karbohidrat, semakin kental yogurt yang dihasilkan. Kekentalan tersebut juga membuat rasa asam lebih kuat.


    7. Suhu optimal untuk pertumbuhan bakteri starter adalah sekitar 37°C. Jika suhu terlalu tinggi (±50°C) bakteri bisa mati, sedangkan jika terlalu rendah (±30°C), yogurt yang dihasilkan lebih encer dan kurang asam.

    BalasHapus
  85. Nadia Vanesa Apriliana / 1127 Agustus 2025 pukul 12.04

    1. Kalau kita biarkan yoghurt terlalu lama, lebih dari 12 jam, teksturnya jadi aneh. Semakin lama dibiarkan, yoghurtnya bakal makin menggumpal dan padat banget. Ini karena bakteri terus-terusan bekerja mengubah laktosa jadi asam.
    2. Untuk membuat starter yoghurt, kita harus hati-hati memilih susu. Susu skim itu pilihan yang bagus banget karena teksturnya lebih kental dan padat. Beda sama fresh milk yang lebih encer. Karena lebih kental, susu skim ini jadi tempat yang lebih nyaman buat bakteri tumbuh, makanya tekstur yoghurt yang dihasilkan juga lebih bagus.
    3. Ada dua cara memanaskan susu yaitu :
    a. Dipanaskan di suhu 80-90°C, tujuannya buat membunuh bakteri jahat (patogen) dan mempersiapkan susu.
    b. Kalau mau lebih cepat, panaskan di suhu 90-95°C. Ini metode yang lebih cepat untuk membunuh patogen.
    4. Karbohidrat sangat berpengaruh pada kekentalan yoghurt. Semakin tinggi kadar karbohidratnya, semakin kental yoghurt yang kita buat.
    a. Laktosa itu yang bikin yoghurt jadi asam.
    b. Isoplavon bikin yoghurt lebih gampang dicerna tubuh dan kandungan gizinya juga meningkat.
    5. Yoghurt yang bagus itu punya pH sekitar 4-5, yang artinya rasanya sedikit asam.
    6. semakin tinggi karbohidrat dalam susu, yoghurtnya bakal semakin kental. Dan kalau yoghurtnya kental, rasa asamnya juga akan semakin kuat.
    7. Suhu paling pas buat bikin yoghurt itu 37°C. Ini suhu optimal di mana bakteri starter bisa tumbuh dan bekerja dengan maksimal. Kalau suhunya terlalu panas, misalnya 50°C, bakteri bisa mati. Yoghurtnya gagal deh. Kalau suhunya terlalu rendah, sekitar 30°C, hasilnya malah encer dan kurang asam.

    BalasHapus
  86. SABRINA AURA SABILA XII TKI 2/2327 Agustus 2025 pukul 12.06

    SOAL:
    1. dalam pembuatan starter jika lebih dari ±12 jam apakah starter menjadi basi?
    2. apakah pada pembuatan starter harus menggunakan susu skim, kalau pakai fresh milk bisa ngga?
    3. brp suhu steril susu keledai sebelum diinokulasi?
    4. kenapa kandungan utama dalam pembuatan fermentasi menggunakan protein karbohidrat dan isoflavon?
    5. apa yang bisa menyebabkan yogurt memiliki rasa yg terlalu asam dan tekstur yang menggumpal secara tidak merata?
    6. syarat pH didalam yogurt, kalau ada kisaran berapa?
    7. kenapa harus menggunakan 37°C dalam melakukan inkubasi?

    JAWABAN:
    1. Kalau misal lebih bakal memengaruhi tekstur, tekstur akan menggumpal jika lebih dr 12 jam begitu jg sebaliknya
    2. ⁠takutnya freshmilk tidak kental kalo freshmilk hrs ditinjau lbh dahulu
    3. ⁠85-95 selama 15-30 mnt itk membunuh bakteri patogen Alternatif
    4. Laktosa akan memberi sifat asam ke yogurt akan membentuk tekstur yg pas Isoplafon agilicon sehingga gizi yogurt akan meningkat
    5. Ph 4-4,5
    6. berpengaruh di karbohidrat karena jika semakin tinggi karbohidrat maka semakin kental yogurt tersebut, semakin kental dan asam
    7. karena suhunya optimal untuk bakteri starter, ketika pada suhu 37°C dia akan memberi suhu optimal kalau terlalu tinggi (diatas 37°C) nantinya bakterinya akan mati,kalau terlalu rendah akan memberikan sifat encer pada yogurt

    BalasHapus
  87. Sahnaz Alifia Ramadhani XII TKI-2 / 2427 Agustus 2025 pukul 12.07

    1. karena jika lebih akan mempengaruhi tekstur yogurt, jika berlebih tekstur akan menggumpal, sebaliknya jika kurang dari 12 jam maka tekstur tersebut akan semakin cair
    2. harus di tinjau dahulu , karena harus dilihat vikositas (kekentalan) susu fresh milk terlebih dahulu
    3. umumnya ada dua yaitu metode pasteurasi pada suhu 80-85°C selama 15-20 menit, metode kedua yaitu metode alternatif pada suhu 90-95° C selama 5-10 menit
    4. protein memberikan sumber nutrisi sehingga memberikan tekstur cremmy ,laktosa memberikan sifat asam, isoplafon nanti bisa berubah bentuk cepat di serap tubuh berbentuk agilikon sehingga gizi yogurt akan meningkat
    5. pH 4-4,5 (bersifat asam)
    6. berbengaruh pada karbohidrat karena jika semakin tinggi maka semakin asam dan semakin kental tekstur nya
    7. 1. suhu menjadi optimal untuk bakteri starter, kalau terlalu tinggi bakteri nya bisa mati , kalau terlalu rendah bakal tekstur nya encer
    2. berpengaruh pada rasa

    BalasHapus
  88. M Iqbal Baihaqi S XII TKI 2/0727 Agustus 2025 pukul 12.07

    1.Tidak, starter tidak langsung basi setelah 12 jam, tetapi jika melewati masa puncaknya (mengembang dan bergelembung) dan kemudian tidak diberi makan lagi atau disimpan di kulkas, ia akan mulai rusak dan berbau tidak sedap karena aktivasi bakteri yang berlebihan
    2.Tidak harus menggunakan susu skim,bisa menggunakan fresh milk atau susu segar untuk membuat starter, tetapi penambahan susu skim bubuk dapat membantu meningkatkan kekentalan dan kepadatan yogurt yang dihasilkan karena kandungan padatan susunya lebih tinggi. 
    3.Suhu untuk mensterilkan susu kedelai sebelum inokulasi dapat bervariasi tergantung prosesnya, namun umumnya melibatkan pemanasan tinggi untuk membunuh mikroba dan kemudian didinginkan ke suhu yang sesuai untuk pertumbuhan starter atau kultur, seperti 80°C selama 15 menit dan kemudian diturunkan hingga 30°C untuk inokulasi keju kedelai atau 90°C selama 1 menit untuk pasteurisasi HTST sebelum inokulasi lainnya
    4.karena protein menjadi nutrisi esensial yang diuraikan oleh mikroba fermentasi menjadi asam amino lebih mudah diserap tubuh, sementara isoflavon berfungsi sebagai antioksidan potensial yang dapat meningkatkan sifat fungsional makanan fermentasi seperti penurunan kolesterol, dan regulasi hormon
    5.suhu inkubasi yang terlalu tinggi, fermentasi yang terlalu lama, atau pengadukan yang berlebihan setelah fermentasi
    6.Syarat pH dalam yogurt adalah berada pada kisaran 4,0 hingga 4,6 meskipun standar SNI menetapkan nilai antara 3,80 hingga 4,50 Nilai pH yang sesuai ini penting untuk mendapatkan rasa, tekstur, dan kualitas yogurt yang baik
    7.Inkubasi pada suhu 37°C sering digunakan karena itu adalah suhu optimal untuk pertumbuhan banyak bakteri yang hidup di tubuh manusia dan hewan, serta suhu tubuh mamalia yang digunakan untuk produksi antibodi

    BalasHapus
  89. Saskia Tabina Khanza XII TKI 2/2527 Agustus 2025 pukul 12.07

    1. Kalau inkubasi lebih dari 12 jam akan memengaruhi tekstur, tekstur akan menggumpal jika lebih dr 12 jam begitu jg sebaliknya

    2. ⁠karena freshmilk bersifat encer dan susu skim lebih kental sehingga memungkinkan bakteri untuk tumbuh dan memunculkan tekstur

    3. ⁠85-95 derajat selama 15-30 mnt utk membunuh bakteri patogen


    4. Laktosa berperan menghasilkan sifat asam pada yogurt, sehingga terbentuk tekstur yang tepat. Kandungan isoflavon dan aglikon juga dapat meningkatkan nilai gizi yogurt.

    5. Ph 4-4,5

    6. Berpengaruh di karbohidrat karena jika semakin tinggi karbohidrat maka semakin kental yogurt tersebut, semakin kental dan asam

    7. Krn suhunya optimal utk bakteri starter, ketika pada suhu 37 derajat dia akan memberi suhu optimal kalau terlalu tinggi (diatas 37derajat) nantinya bakterinya akan mati, kalau terlalu rendah akan memberikan sifat encer pada yogurt.

    BalasHapus
  90. Zalfa Aulia Salsabila XII TKI 2/33

    1. Dalam pembuatan starter jika lebih dari ±12 jam apakah starter menjadi basi?
    Tidak selalu.

    Starter mungkin tidak basi, tetapi kualitasnya bisa menurun setelah 12 jam karena perubahan populasi bakteri atau penumpukan asam.


    2. Apakah pada pembuatan starter harus menggunakan susu skim, kalau pakai fresh milk bisa ngga?
    Bisa.

    Susu segar (fresh milk) bisa digunakan, tetapi susu skim lebih umum karena kandungan lemaknya lebih rendah, yang dapat mempengaruhi tekstur dan stabilitas starter.

    3. Berapa suhu steril susu kedelai sebelum diinokulasi?
    121°C selama 15 menit.

    Sterilisasi susu kedelai biasanya dilakukan pada suhu 121°C selama 15 menit untuk memastikan semua mikroorganisme mati sebelum inokulasi.

    4. Kenapa kandungan utama dalam pembuatan fermentasi menggunakan protein, karbohidrat, dan isoflavon?

    Protein, karbohidrat, dan isoflavon digunakan dalam fermentasi karena:

    - Protein: Sumber nitrogen untuk pertumbuhan mikroorganisme.
    - Karbohidrat: Sumber energi untuk metabolisme mikroorganisme.
    - Isoflavon: Memiliki sifat antioksidan dan dapat memberikan manfaat kesehatan tambahan dalam produk fermentasi.

    5. Apa yang bisa menyebabkan yogurt memiliki rasa yang terlalu asam dan tekstur yang menggumpal secara tidak merata?

    Penyebab yogurt terlalu asam dan menggumpal tidak merata:

    - Fermentasi Berlebihan: Terlalu lama atau suhu terlalu tinggi.
    - Kontaminasi: Mikroorganisme selain kultur yogurt.
    - Distribusi Panas Tidak Merata: Selama inkubasi.

    6. Syarat pH di dalam yogurt, kalau ada kisaran berapa?
    4,0-4,5.

    Yogurt biasanya memiliki pH antara 4,0 dan 4,5 untuk mencapai rasa dan tekstur yang optimal.

    7. Kenapa harus menggunakan 37°C dalam melakukan inkubasi?

    Inkubasi pada 37°C penting karena:

    - Suhu Optimal: 37°C adalah suhu optimal bagi pertumbuhan bakteri yogurt (Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus).
    - Aktivitas Enzim: Memungkinkan enzim bekerja dengan efisien untuk mengubah laktosa menjadi asam laktat.

    BalasHapus
  91. Meisya Apriliani Wulandari/ Xll- TKI 2 / 0427 Agustus 2025 pukul 12.09

    1. Karena jika lebih akan memengaruhi pada tekstur yoghurt tersebut, apabila berlebih tekstur akan menggumpal dan apabila kurang dari waktu maka akan encer.
    2. Karena harus memperhatikan faktor viskositas dari bahan yang digunakan entah susu skim atau fresh milk, apabila menggunakan fresh milk harus ditinjau terlebih dahulu karena nanti akan memengaruhi faktor viskositas/kekentalan pada yoghurt.
    3. umumnya ada 2 metode, yang pertama suhu tinggi 80-95°C selama 15-30menit membunuh bakteri patogen, yang kedua suhu 90-95°C selamat 5-10menit membunuh bakteri patogen secara cepat.
    4. Laktosa akan memberi sifat asam ke yogurt akan membentuk tekstur yg pas Isoplafon agilicon sehingga gizi yogurt akan meningkay
    5. Yogurt umumnya memiliki pH asam, sekitar 4–5.
    6. Berpengaruh di karbohidrat karena jika semakin tinggi karbohidrat maka semakin kental yogurt tersebut, semakin kental dan asam.
    7. Karena suhu optimal untuk bakteri starter, apabila lebih dari 37°C nantinya malah akan dapat membunuh bakteri dan apabila lebih rendah maka akan memberikan sifat encer nantinya pada yhogurt.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Naufal Azka Rabbani27 Agustus 2025 pukul 13.24

      1. Lama waktu fermentasi sangat berpengaruh terhadap tekstur yoghurt. Jika fermentasi dilakukan terlalu lama, yoghurt akan menggumpal, sedangkan jika waktunya terlalu singkat, yoghurt akan menjadi encer.

      2. Faktor viskositas juga perlu diperhatikan, baik ketika menggunakan susu skim maupun susu segar. Terutama pada penggunaan fresh milk, perlu ditinjau terlebih dahulu karena dapat memengaruhi kekentalan yoghurt.

      3. Proses pemanasan susu umumnya dilakukan dengan dua metode. Pertama, memanaskan pada suhu 80–95°C selama 15–30 menit untuk membunuh bakteri patogen. Kedua, pada suhu 90–95°C selama 5–10 menit untuk membunuh bakteri patogen dengan lebih cepat.

      4. Kandungan laktosa dalam susu akan memberikan sifat asam pada yoghurt serta membantu membentuk tekstur yang sesuai. Proses ini juga dapat meningkatkan kandungan gizi yoghurt.

      5. Yoghurt umumnya memiliki pH asam, yaitu sekitar 4–5.

      6. Kadar karbohidrat dalam bahan juga berpengaruh. Semakin tinggi kandungan karbohidrat, maka yoghurt yang dihasilkan akan semakin kental sekaligus lebih asam.

      7. Suhu optimal untuk aktivitas bakteri starter adalah sekitar 37°C. Jika suhu fermentasi lebih tinggi dari itu, bakteri dapat mati sehingga mengganggu proses fermentasi. Sebaliknya, jika suhunya terlalu rendah, yoghurt akan cenderung encer.

      Hapus
  92. shivany Chalingga XII-TKI 2/2627 Agustus 2025 pukul 12.11

    1. jika starter difermentasi lebih dari waktu optimum (±12 jam) kualitas nya akan menurun bukan basi tetapi busuk karena bakteri asam laktat akan terus menghasilkan asam laktat sehingga pH turun terlalu rendah <4,0.
    2. Susu skim biasanya dipakai karena lebih stabil dan rendah lemak, sehingga hasilnya lebih konsisten. Tapi susu segar juga bisa dipakai, asalkan dipanaskan dulu (pasteurisasi/sterilisasi) supaya kuman pengganggu mati.
    3. Umumnya dipanaskan pada suhu tinggi 85–95°C selama 15–20 menit. Tujuannya untuk membunuh kuman liar sekaligus mengubah protein agar tekstur yogurt lebih bagus. selain itu juga ada alternatif cepat pada suhu 90-95°C selama 5-10 menit.
    4. Protein memberi makanan untuk bakteri sekaligus membuat tekstur yogurt lebih kental. Karbohidrat (misalnya laktosa) jadi sumber energi bagi bakteri untuk menghasilkan asam. Isoflavon (misalnya dari kedelai) menambah manfaat kesehatan karena punya sifat antioksidan.
    5. Terlalu asam terjadi kalau fermentasi kelamaan atau suhunya terlalu tinggi. jika Tekstur yang tidak rata bisa karena susu tidak dipanaskan dengan benar, starter tidak tercampur rata, atau kualitas susu kurang bagus.
    6. pH kisaran pada 4-4,5. jika pH lebih dari 4,5 kurang asam dan encer, jika pH kurang dari 4,5 terlalu asam dan kurang enak.
    7. Karena suhu ini paling optimal untuk bakteri pembuat yogurt (starter)agar bisa tumbuh cepat. Kalau lebih rendah, proses jadi lama dan dapat memberikan sifat encer pada yogurt, sedangkan kalau terlalu tinggi, bakteri bisa mati dan hasil yogurt tidak bagus.

    BalasHapus
  93. ROIHANATA LAIYINUN FARIL HAMRA XII TKI 2/2027 Agustus 2025 pukul 12.16

    1. Inkubasi lebih dari 12 jam membuat yogurt semakin padat/mengumpal.
    2. Susu skim dipilih karena lebih kental dibanding fresh milk, sehingga bakteri lebih mudah tumbuh dan tekstur yogurt lebih baik.
    3. Pemanasan 80–90°C membunuh patogen, 90–95°C lebih cepat membunuhnya.
    4. Karbohidrat memengaruhi kekentalan; laktosa memberi rasa asam, isoflavon meningkatkan gizi dan mudah diserap tubuh.
    5. pH yogurt asam, sekitar 4–5.
    6. Semakin tinggi karbohidrat, semakin kental dan asam yogurt.
    7. Suhu optimal bakteri 37°C; di atas 50°C bakteri mati, di 30°C yogurt jadi cair dan kurang asam.

    BalasHapus
  94. Nadine Nashazka Claudia XII TKI-2/1227 Agustus 2025 pukul 12.18

    1. Karena kalau lebih dari 12 jam akan memengaruhi tekstur, jika terlalu lama tekstur akan memadat dan menggumpal
    2. Susu skim sering dipakai karena stabil, mudah larut, rendah lemak, dan memudahkan pertumbuhan bakteri. fresh milk juga bisa dipakai, tapi biasanya perlu pemanasan/sterilisasi supaya tekstur yogurt lebih kental. kalau langsung pakai fresh milk tanpa tambahan, hasilnya biasanya lebih encer.
    3. 80°-90° untuk membunuh bakteri patogen dan 90°-95° untuk membunuh patogen secara cepat
    4. Karbohidrat berpengaruh pada kekentalan yogurt, semakin tinggi kadar karbohidrat, semakin kental juga yogurtnya. Laktosa memberikan sifat asam. Isoplavon memberikan efek yg mudah diserap oleh tubuh dan meningkatkan nilai gizi yogurt
    5. Yogurt terasa asam karena ph yogurt sekitar 4-4,5
    6. Syarat ph yogurt sekitar 4-4,5. tapi lebih mengacu pada karbohidrat, karena karbohidrat memiliki kandungan yg dapat membuat menggumpal
    7. Suhu 37 °C adalah suhu optimum bagi Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus (bakteri starter yogurt). kalau terlalu rendah, bakteri lambat tumbuh -> fermentasi lama (yogurt encer dan kurang asam). kalau terlalu tinggi, bakteri bisa stress/mati, produk gagal.

    BalasHapus
  95. Tina Rahmasari XII TKI-2/2927 Agustus 2025 pukul 12.18

    1. Dalam pembuatan starter jika lebih dari ±12 jam apakah starter menjadi basi?
    Jika fermentasi starter berlangsung lebih dari 12 jam, bakteri asam laktat akan menghasilkan asam laktat berlebih sehingga pH turun drastis. Akibatnya rasa jadi terlalu asam, tekstur bisa pecah/gumpal tidak merata, dan kualitas starter menurun. Jadi bukan "basi" dalam arti rusak oleh mikroba patogen, tapi sudah over-fermentasi sehingga kurang baik dipakai sebagai inokulum.
    2. Apakah pada pembuatan starter harus menggunakan susu skim, kalau pakai fresh milk bisa nggak? Umumnya digunakan susu skim karena:
    Kandungan lemak rendah → lebih stabil dan tidak mudah terpisah.
    Konsistensi lebih seragam → bagus untuk pertumbuhan bakteri starter.
    Kalau pakai fresh milk (susu segar) tetap bisa, tapi:Lemaknya bisa membuat tekstur kurang seragam.Lebih berisiko kontaminasi jika tidak disterilkan dengan benar.
    3. Berapa suhu steril susu keledai sebelum diinokulasi?
    Sterilisasi atau pasteurisasi susu untuk starter biasanya pada:
    85–90°C selama 30 menit atau 95°C selama 5–10 menit
    Tujuannya: membunuh mikroba liar & mengubah protein susu supaya lebih mudah menggumpal.
    4. Kenapa kandungan utama dalam pembuatan fermentasi menggunakan protein, karbohidrat, dan isoflavon?
    Karena ketiganya sangat penting untuk proses fermentasi:
    Protein → sumber nitrogen & membentuk tekstur (koagulasi).
    Karbohidrat (laktosa/glukosa) → sumber energi bakteri untuk menghasilkan asam laktat.
    Isoflavon → terutama pada susu nabati (kedelai), berfungsi sebagai senyawa bioaktif yang memberikan manfaat kesehatan (antioksidan, fitoestrogen).
    5. Apa yang bisa menyebabkan yogurt memiliki rasa yang terlalu asam dan tekstur yang menggumpal secara tidak merata?
    Waktu inkubasi terlalu lama → produksi asam laktat berlebih.
    Suhu inkubasi terlalu tinggi → bakteri tumbuh terlalu cepat.
    Starter terlalu banyak → fermentasi jadi terlalu cepat.
    Komposisi susu tidak stabil (lemak tinggi, protein rendah).
    Pengadukan/pemanasan tidak merata → tekstur jadi bergumpal.
    6. Syarat pH di dalam yogurt, kalau ada kisaran berapa?
    Umumnya pH yogurt 4,0 – 4,6.Di bawah 4,0 → terlalu asam, kurang enak.Di atas 4,6 → tekstur lemah, yogurt tidak terbentuk sempurna.
    7. Kenapa harus menggunakan 37°C dalam melakukan inkubasi? Karena suhu 37°C adalah suhu optimum pertumbuhan bakteri asam laktat (Lactobacillus bulgaricus, Streptococcus thermophilus).Pada suhu ini, metabolisme bakteri paling aktif → fermentasi berjalan cepat & seimbang.Jika lebih rendah → fermentasi lambat.Jika lebih tinggi (>45°C) → bakteri bisa mati atau hasil jadi terlalu asam.

    BalasHapus
  96. 1. Starter tidak menjadi basi, tetapi kualitasnya akan menurun drastis. Fermentasi yang terlalu lama akan membuat bakteri terus-menerus memproduksi asam laktat. Akibatnya, starter akan menjadi terlalu asam dan dapat membentuk gumpalan yang terlalu padat (mempengaruhi tekstur yogurt).

    2. Tidak harus, starter kultur dapat tumbuh baik di kedua jenis susu karena bakteri fermentasi. Namun, lebih disarankan menggunakan susu skim karena dapat membuat kultur starter lebih stabil dan mudah dipertahankan.

    3. Umumnya dipanaskan pada suhu tinggi 85–95°C selama 15–20 menit. Tujuannya untuk membunuh kuman liar sekaligus mengubah protein agar tekstur yogurt lebih bagus. selain itu juga ada alternatif cepat pada suhu 90-95°C selama 5-10 menit.

    4. Protein, Laktosa, Isoflavon
    - Protein : Memberikan nutrisi dan dapat menghasilkan yogurt yang lebih creamy.
    - Laktosa : Memberikan sifat asam pada yogurt dan memberikan tekstur yang pas.
    - Isoflavon : Lebih mudah diserap oleh tubuh dan meningkatkan gizi pada yogurt

    5. • Rasa terlalu asam : Penyebab utamanya adalah over-fermentation (fermentasi yang terlalu lama). Ini terjadi ketika yogurt diinkubasi terlalu lama atau pada suhu yang terlalu tinggi, sehingga bakteri memproduksi asam laktat secara berlebihan.
    • Tekstur menggumpal tidak Merata : Ini bisa disebabkan oleh pencampuran yang tidak sempurna dan perbedaan suhu yang signifikan di dalam wadah inkubasi.
    • Kontaminasi : Adanya bakteri lain yang tidak diinginkan.

    6. Kisaran pH 4-4,5 (asam). pH 4-4,5 adalah kondisi optimal yang memberikan rasa asam khas, tekstur yang tepat, dan juga bertindak sebagai pengawet alami yang menghambat pertumbuhan bakteri berbahaya.

    7. Suhu 37°C adalah suhu yang sangat baik untuk inkubasi karena ini adalah suhu optimal bagi bakteri Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus untuk berkolaborasi secara sinergis.

    BalasHapus
  97. yulia fitri XII TKI-2 (32)27 Agustus 2025 pukul 12.35

    1. Dalam pembuatan starter jika lebih dari ±12 jam apakah starter menjadi basi?
    Ya, jika lebih dari 12 jam starter akan terlalu asam karena pH turun terlalu rendah. Bakteri bisa melemah atau mati, sehingga kualitas starter tidak baik digunakan lagi.
    2. Apakah pada pembuatan starter harus menggunakan susu skim, kalau pakai fresh milk bisa?
    Tidak harus susu skim. Fresh milk bisa digunakan, hanya saja susu skim lebih sering dipakai karena lebih stabil dan menghasilkan tekstur yang konsisten.
    3. Berapa suhu steril susu keledai sebelum diinokulasi?
    Susu keledai dipanaskan hingga 85–90°C selama 30 menit atau 95°C selama 10 menit untuk sterilisasi/pasteurisasi, kemudian didinginkan ke suhu 37–45°C sebelum diinokulasi.
    4. Kenapa kandungan utama dalam pembuatan fermentasi menggunakan protein, karbohidrat, dan isoflavon?
    * Protein → membentuk struktur gel pada yogurt dan sebagai nutrisi bakteri.
    * Karbohidrat (laktosa)→ sumber energi bagi bakteri, difermentasi menjadi asam laktat.
    * Isoflavon → berfungsi sebagai antioksidan dan meningkatkan nilai kesehatan (bioaktif).
    5. Apa yang bisa menyebabkan yogurt terlalu asam dan teksturnya menggumpal tidak merata?
    * Inkubasi terlalu lama atau suhu terlalu tinggi.
    * Starter terlalu banyak.
    * Susu tidak dipanaskan/tercampur merata sebelum fermentasi.
    * Starter tidak aktif/terlalu tua.
    6. Syarat pH di dalam yogurt, kisaran berapa?
    pH ideal yogurt adalah 4,0 – 4,6.
    * < 4,0 → terlalu asam.
    * > 4,6 → kurang asam dan tidak awet.
    7. Kenapa harus menggunakan 37°C dalam inkubasi?
    Karena 37°C adalah suhu optimum pertumbuhan bakteri asam laktat (Streptococcus thermophilus & Lactobacillus bulgaricus).

    * Suhu rendah → fermentasi lambat.
    * Suhu tinggi (>50°C) → bakteri mati.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mochammad Daffa Ar Rosyid XII TKI-2/0627 Agustus 2025 pukul 13.31

      1. dalam pembuatan starter jika lebih dari ±12 jam apakah starter menjadi basi?
      • jawab : Lebih dari ±12 jam penyimpanan starter di atas batas waktu ideal bisa menyebabkan kultur menjadi tidak efektif atau basi, terutama jika penyimpanan tidak tepat. Pada faktor lama waktu inkubasi, dapat memberikan pengaruh terhadap tekstur yoghurt ditandai dengan nilai organoleptik. Tekstur yang baik adalah yoghurt yang memiliki struktur kental, halus dan tidak
      pecah.

      2. apakah pada pembuatan starter harus menggunakan susu skim, kalau pakai fresh milk bisa ngga?
      • jawab : Pakai fresh milk tetap bisa untuk membuat yogurt, tidak akan merusak proses fermentasi, hanya saja akan mempengaruhi tekstur, rasa, dan kekentalan yogurt.

      3. brp suhu steril susu keledai sebelum diinokulasi?
      • jawab : Tahap pemanasan sebelum inokulasi sekitar 85–90 °C lalu didinginkan ke suhu inkubasi 40–45 °C.

      4. kenapa kandungan utama dalam pembuatan fermentasi menggunakan protein karbohidrat dan isoflavon?
      • jawab : – Protein bikin tekstur yogurt kental & jadi sumber peptida/asam amino hasil fermentasi.
      – Karbohidrat sebagai sumber energi bakteri, difermentasi jadi asam laktat dan menggumpalkan protein.
      – Isoflavon bikin zat fungsional, setelah fermentasi jadi lebih mudah diserap & bermanfaat bagi kesehatan.

      5. apa yang bisa menyebabkan yogurt memiliki rasa yg terlalu asam dan tekstur yang menggumpal secara tidak merata?
      • jawab : Rasa terlalu asam disebabkan fermentasi kelamaan, suhu inkubasi terlalu tinggi, atau starter kebanyakan dan tekstur menggumpal tidak merata karena susu kurang dipanaskan, starter tidak tercampur rata, pendinginan tidak merata, atau kualitas susu kurang baik.

      6. syarat pH didalam yogurt, kalau ada kisaran berapa?
      • jawab : pH dalam yogurt berkisaran 4,0–4,6.

      7. kenapa harus menggunakan 37°C dalam melakukan inkubasi?
      • jawab : Suhu optimum pertumbuhan bakteri mesofilik ini ada di kisaran 35–45 °C.
      Pada 37 °C, bakteri bisa cepat berkembang biak, memfermentasi laktosa jadi asam laktat dengan stabil. Kalau terlalu tinggi (45°C), bakteri bisa stres atau mati, hasil yogurt gagal.

      Hapus
  98. Pertanyaan seputrar industri farmasi :
    1. Apa sifat hand sanitizer asam atau basa dan berapa pH nya dan jelaskan alasannya mengapa asam dan basa?
    2. Selain menyejukkan kulit aloe Vera berfungsi untuk apa dalam pembuatan hand sanitizer?
    3. Kenapa hand sanitizer sebelum digunakan disimpan terlebih dahulu selama 72 jam
    4. Kalau dalam hand sanitizer kalau tidak pakai pewangi apakah tidak apa"?
    5. Kenapa Hand sanitizer khusu tangan kenapa tidak ke kaki badan dan lain"
    6. Zat adiktif apa yang mempengaruhi sifat kering dalam hand sanitizer
    7. Apa bedanya hand sanitizer gel dan cair

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rossi Mitha Amelia 22 / 12 TKI-227 Agustus 2025 pukul 13.07

      1. Netral lebih ke asam dengan ph 6,5- 7,5.Dengan pH 6 – 7,5.pH < 6 → terlalu asam, bisa menyebabkan iritasi kulit. pH > 7,5 → terlalu basa, bisa membuat kulit kering/iritasi.
      2. Aloe dpt meningkatkan efektivitas denifektan karena aloe mengandung senyawa seperti saponin, flaponoid, metanin yang memiliki sifat membersihkan dan antiseptik membantu membunuh bakteri dan mikroorganisme lainnya
      3. Untuk memastikan tidak ada kontaminasi mikroorganisme pada wadah yang di gunakan, karena di gunakan untuk mengsterilkan bakteri yang tidak di inginkan
      4. Tidakpapa, karena pewangi hanya opsional jika menginginkan hasil yang harum maka menggunakan pewangi tersebut
      5. Bisa digunakan pada bagian lain namun di peruntukan untuk tangan yang lebih sering terkena kontaminasi bakteri, kuman, virus
      6. Alkohol, karena alkohol berpengaruh banyak dan dikit saat di tambahkan jika konsentrasi dan juga terlalu banyak akan membuat kulit merasa jauh lebih kering
      7. Dari tekstur: hand sanitizer cair (tekstur cair), hand sanitizer gel (tekstur sedikit kental). Dari bahan: hand sanitizer cair (tidak menggunakan bahan pengental seperti gelling agent) dan sebaliknya hand sanitizer gel (menggunakan bahan pengental seperti gelling agent)

      Hapus
    2. Tria 'Abidah Ahdaa XII TKI-2/3027 Agustus 2025 pukul 13.23

      1. Hand sanitizer umumnya bersifat netral atau sedikit asam. Dengan pH 6 – 7,5.pH < 6 → terlalu asam, bisa menyebabkan iritasi kulit. pH > 7,5 → terlalu basa, bisa membuat kulit kering/iritasi
      2. Karena, aloe vera mengandung senyawa seperti saponi kaloid, flavonoid, yang memiliki sifat membersihkan dan anti septik, membantu membunuh bakteri dn mikro organisme lainnya
      3. Untuk memastikan tidak ada kontaminasi dari mikroorganisme yang mungkin ada dari wadah yang digunakan
      4. Tidak apa
      5. Hand sanitizer dirancang khusus untuk tangan karena formula berbasis alkoholnya bekerja paling efektif untuk membunuh sebagian besar kuman pada tangan yang bersih atau sedikit kotor.
      6. Alkohol, karena alkohol bersifat volatile (mudah menguap). Proses ini menyebabkan hilangnya kelembapan alami kulit, sehingga kulit terasa kering. Oleh karena itu, diperlukan takaran konsentrasi alkohol yg sesuai
      7. Dari tekstur: hand sanitizer cair (tekstur cair), hand sanitizer gel (tekstur sedikit kental). Dari bahan: hand sanitizer cair (tidak menggunakan bahan pengental seperti gelling agent) dan sebaliknya hand sanitizer gel (menggunakan bahan pengental seperti gelling agent)

      Hapus
    3. Achmad Rofi Subhan XII TKI-2/0127 Agustus 2025 pukul 13.29

      Pertanyaan seputrar industri farmasi :
      1. Apa sifat hand sanitizer asam atau basa dan berapa pH nya dan jelaskan alasannya mengapa asam dan basa?
      Jawaban : Netral lebih ke basa dengan range pH 6-7,5

      2. Selain menyejukkan kulit aloe Vera berfungsi untuk apa dalam pembuatan hand sanitizer?
      Jawaban : Aloe vera dapat membantu meningkatkan efektifitas karena mengandung senyawa seperti saponin, flavonoid, tanin yang memiliki sifat membersihkan dan antiseptik untuk membunuh bakteri dan mikroorganisme lainnya

      3. Kenapa hand sanitizer sebelum digunakan disimpan terlebih dahulu selama 72 jam
      Jawaban: Untuk memastikan tidak ada kontaminasi dari mikroorganisme yang mungkin ada dalam wadah atau bahan-bahan yang digunakan

      4. Kalau dalam hand sanitizer kalau tidak pakai pewangi apakah tidak apa"?
      Jawaban : Tidak mengapa karena opsional, perbedaan nya pada aromatic saja jadi ketika handsanitizer digunakan tidak ada efek aromatic yang didapat dari pewangi

      5. Kenapa Hand sanitizer khusu tangan kenapa tidak ke kaki badan dan lain"
      Jawaban : Karena sesuai dengan nama nya "Handsanitizer" yang diperuntukkan untuk membunuh mikroorganisme yang terdapat pada tangan

      6. Zat adiktif apa yang mempengaruhi sifat kering dalam hand sanitizer
      Jawaban :Dari takaran penggunaan alkohol nya yang digunakan pada handsanitizer

      7. Apa bedanya hand sanitizer gel dan cair
      Jawaban : Perbedaannya dari karakteristik pada handsanitizer itu sendiri, kalau handsanitizer gel dia lebih kental dan juga dari bahan pengental yang digunakan

      Hapus
    4. Valencyo Bintang Syalvero/XII TKI 2/3127 Agustus 2025 pukul 13.33

      1. Hand sanitizer umumnya bersifat netral atau sedikit asam. Dengan pH 6 – 7,5.pH < 6 → terlalu asam, bisa menyebabkan iritasi kulit. pH > 7,5 → terlalu basa, bisa membuat kulit kering/iritasi.
      2. Aloe Vera memiliki sifat antiseptik yang membantu membersihkan kulit dari mikroba seperti bakteri dan virus. Kandungan senyawa seperti saponin, flavonoid, polifenol, dan tanin pada lidah buaya membuatnya efektif sebagai pembersih dan antiseptik.
      3. Hand sanitizer disimpan selama 72 jam untuk memastikan tidak ada kontaminasi dari mikroorganisme yang mungkin ada didalam wadah atau bahan bahan yang digunakan. Proses penyimpanan ini memberikan waktu yang cukup bagi alkohol untuk mensterilkan wadah dan membunuh sisa sisa mikroba yang tidak diinginkan
      4. Pewangi disini opsional karena kegunaanmya hanya sebagai pewangi
      5. Menurut kelompok 6 Hand sanitizer yang mereka akan buat dirancang khusus untuk tangan karena formula berbasis alkoholnya bekerja paling efektif untuk membunuh sebagian besar kuman pada tangan yang bersih atau sedikit kotor.
      6. Zat aditif yang mempengaruhi yaitu Alkohol, karena alkohol bersifat volatile (mudah menguap). Proses ini menyebabkan hilangnya kelembapan alami kulit, sehingga kulit terasa kering. Oleh karena itu, diperlukan takaran konsentrasi alkohol yg sesuai
      7. Yang paling terlihat yaitu dari teksturnya, hand sanitizer cair (tekstur cair), hand sanitizer gel (tekstur sedikit kental). Dan dari bahan yang digunakan, hand sanitizer cair (tidak menggunakan bahan pengental seperti gelling agent) dan sebaliknya hand sanitizer gel (menggunakan bahan pengental seperti gelling agent)

      Hapus
    5. Sahnaz Alifia Ramadhani XII TKI-2/2427 Agustus 2025 pukul 13.34

      1. Hand sanitizer umumnya bersifat netral atau sedikit asam. Dengan pH 6 – 7,5.pH < 6 → terlalu asam, bisa menyebabkan iritasi kulit. pH > 7,5 → terlalu basa, bisa membuat kulit kering/iritasi.
      2. memiliki sifat antiseptik yang membantu membersihkan kulit dari mikroba seperti bakteri dan virus. Kandungan senyawa seperti saponin, flavonoid, polifenol, dan tanin pada lidah buaya membuatnya efektif sebagai pembersih dan antiseptik.
      3. Karena untuk memastikan tidak ada kontaminasi dari mikroorganisme yang mungkin ada didalam wadah atau bahan bahan yang digunakan. Proses penyimpanan ini memberikan waktu bagi alkohol untuk mensterilkan wadah dan membunuh sisa sisa mikroba yang tidak diinginkan
      4. tidak memakai pewangi tidak masalah (opsional) karena kegunaannya hanya sebagai pewangi
      5. hand sanitizer dirancang khusus untuk tangan karena formula berbasis alkoholnya bekerja paling efektif untuk membunuh sebagian besar kuman pada tangan.
      6. Alkohol, karena alkohol bersifat volatile (mudah menguap). Proses ini menyebabkan hilangnya kelembapan alami kulit, sehingga kulit terasa kering. Oleh karena itu, diperlukan takaran konsentrasi alkohol yg sesuai
      7. Dari tekstur: hand sanitizer cair (tekstur cair), hand sanitizer gel (tekstur sedikit kental). Dari bahan: hand sanitizer cair (tidak menggunakan bahan pengental seperti gelling agent) dan sebaliknya hand sanitizer gel (menggunakan bahan pengental seperti gelling agent)

      Hapus
    6. Nabila Juharil Inayah / 10 - XII TKI 227 Agustus 2025 pukul 13.35

      1. Hand sanitizer biasanya memiliki pH netral hingga sedikit asam, yakni di rentang 6 – 7,5. Jika pH di bawah 6, larutan terlalu asam dan bisa menimbulkan iritasi, sedangkan pH di atas 7,5 cenderung terlalu basa sehingga dapat menyebabkan kulit kering atau perih.
      2. Produk ini memiliki sifat antiseptik yang berfungsi membasmi mikroorganisme seperti bakteri dan virus pada kulit. Senyawa aktif dalam lidah buaya, misalnya saponin, flavonoid, polifenol, serta tanin, berkontribusi terhadap efek pembersih sekaligus antiseptiknya.
      3. Tujuan penyimpanan adalah memastikan tidak ada mikroorganisme yang mencemari bahan maupun wadah. Selama proses ini, alkohol diberi waktu bekerja untuk mensterilkan wadah dan membunuh mikroba sisa yang masih mungkin ada.
      4. Penggunaan pewangi bersifat opsional meskipun tidak ditambahkan, fungsi utama hand sanitizer tidak akan berkurang karena pewangi hanya berperan memberikan aroma.
      5. Hand sanitizer diformulasikan khusus untuk penggunaan di tangan. Kandungan alkoholnya paling efektif membunuh mayoritas kuman pada tangan yang dalam kondisi bersih atau sedikit kotor.
      6. Alkohol bersifat mudah menguap (volatile), sehingga saat mengering ia juga menarik kelembapan alami dari permukaan kulit. Hal ini membuat kulit terasa kering, sehingga konsentrasi alkohol perlu disesuaikan agar efektif sekaligus aman bagi kulit.
      7. Dari segi tekstur: hand sanitizer cair berbentuk larutan encer, sedangkan hand sanitizer gel lebih kental.
      Dari segi komposisi: hand sanitizer cair biasanya tanpa penambahan bahan pengental (gelling agent), sementara hand sanitizer gel mengandung bahan pengental untuk memberikan konsistensi.

      Hapus
    7. Mohammad Iqbal Baihaqi S XII TKI 2/0727 Agustus 2025 pukul 13.39

      1.Hand sanitizer umumnya memiliki pH netral atau sedikit asam, sekitar 6 hingga 7,5. pH di bawah 6 dapat menyebabkan iritasi kulit, sementara pH di atas 7,5 dapat membuat kulit kering atau iritasi.

      2.Bahan alami seperti lidah buaya dapat digunakan karena mengandung senyawa seperti saponin, flavonoid, polifenol, dan tanin yang memiliki sifat antiseptik, membantu membersihkan kulit dari mikroba.

      3.Penyimpanan hand sanitizer penting untuk menghindari kontaminasi mikroba dari wadah atau bahan. Proses penyimpanan ini memberi waktu bagi alkohol untuk mensterilkan dan membunuh sisa-sisa mikroba.

      4.Pewangi bersifat opsional dan tidak mempengaruhi efektivitas hand sanitizer sebagai pembersih kuman.

      5.Hand sanitizer dirancang khusus untuk tangan karena formula berbasis alkohol paling efektif membunuh kuman pada tangan yang bersih atau sedikit kotor.

      6.Alkohol bersifat volatil (mudah menguap), yang dapat menghilangkan kelembapan alami kulit dan menyebabkannya terasa kering. Oleh karena itu, konsentrasi alkohol harus disesuaikan.

      7.Berdasarkan tekstur dan bahan, hand sanitizer dibedakan menjadi dua jenis:
      * Cair: Teksturnya cair karena tidak menggunakan bahan pengental.
      * Gel: Teksturnya kental karena menggunakan bahan pengental seperti gelling agent.

      Hapus
    8. M Yuda Dzikri Firlana XII TKI-2/0827 Agustus 2025 pukul 13.40


      1.ph nya berkisar 6,5 -7,5
      2.membantu dapat meningkatkan efektivitias desinfektan karena aloe vera mengandung senyawa saponin,flavonoid,tanin yang memiliki sifat memberskhkan dan antiseptik membantu membunuh bakteru dan mikroorganisme lain
      3.untuk memastikan tidak ada kontam mikroorganisme pada wadah dan bahan bahan yang digunakan
      4.Tidak apa apa dan formulasinya digunakan untuk membunuh baktei pada tangan
      5.Hand sanitizer dikhususkan untuk penggunaaan pada tangan
      6.alkohol membuat kulit menjadi kering
      7.jika cair bahan nya lebih dikit pengetal nya, jika kental menggunakan pengental yang agak lebih banyak

      Hapus
  99. shivany Chalingga XII-TKI 2/2627 Agustus 2025 pukul 12.58

    1. Hand sanitizer umumnya bersifat netral atau sedikit asam. Dengan pH 6 – 7,5. pH < 6 → terlalu asam, bisa menyebabkan iritasi kulit.pH > 7,5 → terlalu basa, bisa membuat kulit kering/iritasi.
    2. Melembapkan kulit karena kandungan polisakarida dan vitamin, Mengurangi iritasi akibat alkohol, Membantu penyembuhan luka kecil/iritasi di kulit, Bersifat antioksidan & antibakteri ringan, sehingga mendukung efek antiseptik.
    3. Proses ini disebut maturasi atau settling time. Fungsinya: Memastikan distribusi alkohol dan bahan aktif merata, Memberi waktu agar spora bakteri yang mungkin masuk saat pembuatan dapat mati oleh alkohol serta Mengurangi risiko kontaminasi.
    4. Tidak memakai pewangi tidak masalah (opsional) karena kegunaanmya hanya sebagai pewangi
    5. karena namanya hand sanitizer jadi untuk tangan
    6. Alkohol, karena alkohol bersifat volatile (mudah menguap). Proses ini menyebabkan hilangnya kelembapan alami kulit, sehingga kulit terasa kering. Oleh karena itu, diperlukan takaran konsentrasi alkohol yg sesuai
    7. Dari tekstur: hand sanitizer cair (tekstur cair), hand sanitizer gel (tekstur sedikit kental). Dari bahan: hand sanitizer cair (tidak menggunakan bahan pengental seperti gelling agent) dan sebaliknya hand sanitizer gel (menggunakan bahan pengental seperti gelling agent).

    BalasHapus
  100. Nadine Nashazka C XII TKI-2/1227 Agustus 2025 pukul 12.59

    1. Hand sanitizer umumnya bersifat netral atau sedikit asam. Dengan pH 6 – 7,5.pH < 6 → terlalu asam, bisa menyebabkan iritasi kulit. pH > 7,5 → terlalu basa, bisa membuat kulit kering/iritasi.
    2. memiliki sifat antiseptik yang membantu membersihkan kulit dari mikroba seperti bakteri dan virus. Kandungan senyawa seperti saponin, flavonoid, polifenol, dan tanin pada lidah buaya membuatnya efektif sebagai pembersih dan antiseptik.
    3. Karena untuk memastikan tidak ada kontaminasi dari mikroorganisme yang mungkin ada didalam wadah atau bahan bahan yang digunakan. Proses penyimpanan ini memberikan waktu yang cukup bagi alkohol untuk mensterilkan wadah dan membunuh sisa sisa mikroba yang tidak diinginkan
    4. Tidak memakai pewangi tidak masalah (opsional) karena kegunaanmya hanya sebagai pewangi
    5. Hand sanitizer dirancang khusus untuk tangan karena formula berbasis alkoholnya bekerja paling efektif untuk membunuh sebagian besar kuman pada tangan yang bersih atau sedikit kotor.
    6. Alkohol, karena alkohol bersifat volatile (mudah menguap). Proses ini menyebabkan hilangnya kelembapan alami kulit, sehingga kulit terasa kering. Oleh karena itu, diperlukan takaran konsentrasi alkohol yg sesuai
    7. Dari tekstur: hand sanitizer cair (tekstur cair), hand sanitizer gel (tekstur sedikit kental). Dari bahan: hand sanitizer cair (tidak menggunakan bahan pengental seperti gelling agent) dan sebaliknya hand sanitizer gel (menggunakan bahan pengental seperti gelling agent)

    BalasHapus
  101. Zalfa Aulia Salsabila XII TKI 2/33

    1. Apa sifat hand sanitizer asam atau basa dan berapa pH nya dan jelaskan alasannya mengapa asam dan basa?

    Hand sanitizer umumnya bersifat netral hingga sedikit asam, dengan pH sekitar 6-8.

    Alkohol (etanol atau isopropil alkohol) adalah bahan utama dalam hand sanitizer, dan alkohol murni bersifat netral. Namun, bahan tambahan lain seperti pelembap atau penstabil dapat mempengaruhi pH akhir produk.

     
    2. Selain menyejukkan kulit aloe vera berfungsi untuk apa dalam pembuatan hand sanitizer?

    Selain menyejukkan kulit, aloe vera berfungsi sebagai pelembap dalam pembuatan hand sanitizer.

    Alkohol dalam hand sanitizer dapat membuat kulit kering, sehingga aloe vera ditambahkan untuk menjaga kelembapan kulit.

     
    3. Kenapa hand sanitizer sebelum digunakan disimpan terlebih dahulu selama 72 jam?

    Hand sanitizer disimpan selama 72 jam sebelum digunakan untuk memastikan:

    - Efektivitas: Memastikan semua bahan tercampur sempurna dan alkohol berfungsi efektif membunuh kuman.
    - Keamanan: Memberi waktu bagi reaksi kimia yang mungkin terjadi untuk stabil, sehingga aman digunakan.


    4. Kalau dalam hand sanitizer kalau tidak pakai pewangi apakah tidak apa"?

    Tidak apa-apa.

    Pewangi ditambahkan hanya untuk memberikan aroma yang menyenangkan. Tanpa pewangi, hand sanitizer tetap efektif membunuh kuman.


    5. Kenapa hand sanitizer khusus tangan kenapa tidak ke kaki badan dan lain"?

    Hand sanitizer aman digunakan di tangan karena:

    - Formulasi: Diformulasikan untuk kulit tangan yang relatif lebih tebal dan tidak terlalu sensitif.
    - Efektivitas: Efektif membunuh kuman di tangan yang sering bersentuhan dengan benda-benda kotor.
    Asumsi: Walaupun diformulasikan khusus untuk tangan, hand sanitizer tetap bisa digunakan pada area kulit lain asalkan tidak ada luka terbuka dan tidak menimbulkan iritasi.


    6. Zat adiktif apa yang mempengaruhi sifat kering dalam hand sanitizer?

    Zat aditif yang mempengaruhi sifat kering dalam hand sanitizer adalah alkohol (etanol atau isopropil alkohol).

    Alkohol adalah bahan utama yang berfungsi sebagai antiseptik, tetapi juga dapat menghilangkan minyak alami pada kulit, menyebabkan kulit menjadi kering.


    7. Apa bedanya hand sanitizer gel dan cair?

    Perbedaan hand sanitizer gel dan cair:

    - Konsistensi: Gel lebih kental, cair lebih encer.
    - Waktu Kering: Gel cenderung lebih lama kering dibandingkan cair.
    - Kandungan: Gel biasanya mengandung zat pengental seperti carbomer, sedangkan cair tidak.

    BalasHapus
  102. Tina Rahmasari XII TKI-2/2927 Agustus 2025 pukul 13.17

    1. Hand sanitizer umumnya bersifat netral atau sedikit asam. Dengan pH 6 – 7,5.pH < 6 → terlalu asam, bisa menyebabkan iritasi kulit. pH > 7,5 → terlalu basa, bisa membuat kulit kering/iritasi.
    2. memiliki sifat antiseptik yang membantu membersihkan kulit dari mikroba seperti bakteri dan virus. Kandungan senyawa seperti saponin, flavonoid, polifenol, dan tanin pada lidah buaya membuatnya efektif sebagai pembersih dan antiseptik.
    3. Karena untuk memastikan tidak ada kontaminasi dari mikroorganisme yang mungkin ada didalam wadah atau bahan bahan yang digunakan. Proses penyimpanan ini memberikan waktu yang cukup bagi alkohol untuk mensterilkan wadah dan membunuh sisa sisa mikroba yang tidak diinginkan
    4. Tidak memakai pewangi tidak masalah (opsional) karena kegunaanmya hanya sebagai pewangi
    5. Hand sanitizer dirancang khusus untuk tangan karena formula berbasis alkoholnya bekerja paling efektif untuk membunuh sebagian besar kuman pada tangan yang bersih atau sedikit kotor.
    6. Alkohol, karena alkohol bersifat volatile (mudah menguap). Proses ini menyebabkan hilangnya kelembapan alami kulit, sehingga kulit terasa kering. Oleh karena itu, diperlukan takaran konsentrasi alkohol yg sesuai
    7. Dari tekstur: hand sanitizer cair (tekstur cair), hand sanitizer gel (tekstur sedikit kental). Dari bahan: hand sanitizer cair (tidak menggunakan bahan pengental seperti gelling agent) dan sebaliknya hand sanitizer gel (menggunakan bahan pengental seperti gelling agent)

    BalasHapus
  103. Nadia Vanesa Apriliana / 1127 Agustus 2025 pukul 13.21

    1. Hand sanitizer itu punya pH netral atau sedikit asam, sekitar 6–7,5. Jadi, aman buat kulit kita. Kalau terlalu asam (pH di bawah 6), kulit bisa iritasi. Kalau terlalu basa (pH di atas 7,5) kulit juga bisa kering dan iritasi.
    2. Selain alkohol, lidah buaya juga punya peran penting. Bahan-bahan alami di lidah buaya, kayak saponin, flavonoid, polifenol, dan tanin, bikin dia jadi antiseptik alami. Jadi, dia bantu bersihin kulit kita dari bakteri dan virus. Makanya, banyak hand sanitizer yang pakai lidah buaya.
    3. Kenapa hand sanitizer harus disimpan dulu sebelum dipakai? Ini buat memastikan nggak ada kuman atau bakteri yang tersisa dari bahan-bahan atau wadahnya. Proses ini ngasih waktu buat alkohol buat mensterilkan wadah dan bunuh semua mikroba yang mungkin masih ada. Jadi, hand sanitizer-nya benar-benar bersih dan aman.
    4. Pewangi di hand sanitizer itu sifatnya opsional atau bisa dibilang buat tambahan aja. Fungsinya cuma bikin tangan kita wangi setelah pakai hand sanitizer. Jadi, kalau nggak pakai pewangi, ya nggak masalah. Yang penting fungsi utamanya buat bersihin tangan tetap jalan.
    5. Hand sanitizer dibuat khusus buat tangan karena formula alkohol-nya paling efektif buat bunuh kuman di tangan kita. Tangan kita sering kontak sama banyak benda, jadi butuh pembersih yang ampuh.
    6. Kadang, setelah pakai hand sanitizer, tangan kita terasa kering. Itu karena alkohol itu gampang menguap (volatil). Pas alkoholnya menguap, dia juga ngambil kelembaban alami di kulit. Makanya, konsentrasi alkoholnya harus pas, biar efektif bunuh kuman tapi nggak bikin kulit terlalu kering.
    7. Ada dua jenis hand sanitizer:
    a. Hand sanitizer cair: Teksturnya cair kayak air karena nggak pakai bahan pengental.
    b. Hand sanitizer gel: Teksturnya lebih kental karena ada gelling agent atau bahan pengental yang dicampur di dalamnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Naufal Azka Rabbani27 Agustus 2025 pukul 13.23

      1. Hand sanitizer umumnya memiliki pH netral hingga sedikit asam, yaitu sekitar 6–7,5. Jika pH berada di bawah 6, produk menjadi terlalu asam sehingga berpotensi menimbulkan iritasi kulit. Sebaliknya, jika pH lebih dari 7,5, produk menjadi terlalu basa yang dapat menyebabkan kulit kering atau iritasi.

      2. Hand sanitizer memiliki sifat antiseptik yang mampu membersihkan kulit dari mikroorganisme seperti bakteri dan virus. Kandungan alami dalam lidah buaya, misalnya saponin, flavonoid, polifenol, dan tanin, mendukung efektivitasnya sebagai agen pembersih sekaligus antiseptik.

      3. Tahap penyimpanan diperlukan untuk memastikan tidak terjadi kontaminasi dari mikroba yang mungkin masih terdapat pada wadah maupun bahan yang digunakan. Selama masa penyimpanan, alkohol bekerja mensterilkan wadah dan mengeliminasi sisa mikroorganisme yang tidak diinginkan.

      4. Penambahan pewangi bersifat opsional, karena fungsinya hanya memberikan aroma dan tidak memengaruhi efektivitas hand sanitizer.

      5. Produk hand sanitizer memang diformulasikan khusus untuk penggunaan pada tangan, sebab kandungan alkoholnya paling efektif dalam membunuh sebagian besar kuman pada tangan yang bersih atau sedikit kotor.

      6. Kandungan alkohol dalam hand sanitizer bersifat mudah menguap (volatile). Proses penguapan ini mengurangi kelembapan alami kulit sehingga terasa kering. Karena itu, konsentrasi alkohol perlu diatur dengan tepat agar tetap efektif namun tidak terlalu merusak kulit.

      7. Berdasarkan teksturnya, hand sanitizer terbagi menjadi bentuk cair yang bertekstur encer dan bentuk gel yang lebih kental. Dari sisi komposisi, hand sanitizer cair umumnya tidak menggunakan zat pengental, sedangkan hand sanitizer gel ditambahkan gelling agent untuk menghasilkan tekstur kental.

      Hapus
  104. 1. Hand sanitizer umumnya bersifat netral atau sedikit asam. Dengan pH 6 – 7,5.pH < 6 → terlalu asam, bisa menyebabkan iritasi kulit. pH > 7,5 → terlalu basa, bisa membuat kulit kering/iritasi.
    2. Memiliki sifat antiseptik yang membantu membersihkan kulit dari mikroba seperti bakteri dan virus. Kandungan senyawa seperti saponin, flavonoid, polifenol, dan tanin pada lidah buaya membuatnya efektif sebagai pembersih dan antiseptik.
    3. Karena untuk memastikan tidak ada kontaminasi dari mikroorganisme yang mungkin ada didalam wadah atau bahan bahan yang digunakan. Proses penyimpanan ini memberikan waktu yang cukup bagi alkohol untuk mensterilkan wadah dan membunuh sisa sisa mikroba yang tidak diinginkan
    4. Ya, tidak apa-apa. Pewangi (fragrance) adalah bahan tambahan kosmetik yang hanya berfungsi untuk memberikan aroma yang menyenangkan dan menutupi bau alami alkohol. Pewangi tidak memiliki peran dalam efektivitas hand sanitizer untuk membunuh kuman.Bahkan, tidak menggunakan pewangi sering kali merupakan pilihan yang lebih baik bagi orang dengan kulit sensitif atau alergi, karena pewangi adalah salah satu penyebab utama iritasi kulit pada produk kosmetik.
    5. Hand sanitizer dirancang khusus untuk tangan karena formula berbasis alkoholnya bekerja paling efektif untuk membunuh sebagian besar kuman pada tangan yang bersih atau sedikit kotor.
    6. Sebenarnya, tidak ada zat aditif yang sengaja ditambahkan untuk membuat tangan kering. Justru sebaliknya, bahan utama hand sanitizer, yaitu alkohol pada konsentrasi tinggi, adalah penyebab utama tangan terasa kering. Alkohol, karena alkohol bersifat volatile (mudah menguap). Proses ini menyebabkan hilangnya kelembapan alami kulit, sehingga kulit terasa kering. Oleh karena itu, diperlukan takaran konsentrasi alkohol yg sesuai
    7. Dari tekstur: hand sanitizer cair (tekstur cair), hand sanitizer gel (tekstur sedikit kental). Dari bahan: hand sanitizer cair (tidak menggunakan bahan pengental seperti gelling agent) dan sebaliknya hand sanitizer gel (menggunakan bahan pengental seperti gelling agent).

    BalasHapus
  105. Risma Tsaltsa Nabilla XII TKI 2/1927 Agustus 2025 pukul 13.26

    1. Hand sanitizer umumnya memiliki pH netral hingga sedikit asam, yaitu antara 6 dan 7,5. Jika pH-nya terlalu asam (di bawah 6), dapat mengiritasi kulit. Sebaliknya, jika terlalu basa (di atas 7,5), bisa membuat kulit kering atau teriritasi.
    2. Lidah buaya memiliki sifat antiseptik yang efektif membersihkan kulit dari mikroba seperti bakteri dan virus. Hal ini berkat kandungan senyawa alaminya, seperti saponin, flavonoid, polifenol, dan tanin.
    ​3. ​Proses penyimpanan setelah pembuatan hand sanitizer sangat penting untuk menghilangkan kontaminasi dari mikroorganisme yang mungkin berasal dari wadah atau bahan-bahan. Proses ini memberikan waktu bagi alkohol untuk mensterilkan wadah dan membunuh sisa-sisa mikroba.
    ​4. ​Pewangi dalam hand sanitizer sifatnya opsional karena fungsinya hanya sebagai aroma. Tidak memakainya tidak akan memengaruhi efektivitas produk.
    ​5. ​Hand sanitizer dirancang khusus untuk tangan karena formula berbasis alkoholnya paling efektif membunuh kuman pada tangan yang bersih atau hanya sedikit kotor.
    ​6. ​Kulit bisa terasa kering setelah memakai hand sanitizer karena alkohol mudah menguap. Proses penguapan ini menyebabkan hilangnya kelembapan alami kulit, itulah sebabnya konsentrasi alkoholnya harus diatur dengan tepat.
    ​7. ​Perbedaan utama antara hand sanitizer cair dan gel adalah tekstur dan bahannya. Hand sanitizer cair memiliki tekstur encer karena tidak menggunakan bahan pengental. Sebaliknya, hand sanitizer gel lebih kental karena ditambahkan bahan pengental atau gelling agent.

    BalasHapus
  106. KIRANA FITRI SAZYULI XII TKI-2/0327 Agustus 2025 pukul 13.29

    Jawaban Presentasi kelompok 5

    1. dalam pembuatan starter jika lebih dari ±12 jam apakah starter menjadi basi?
    Jawab : Starter tidak menjadi basi, tetapi kualitasnya akan menurun drastis. Fermentasi yang terlalu lama akan membuat bakteri terus-menerus memproduksi asam laktat. Akibatnya, starter akan menjadi terlalu asam dan dapat membentuk gumpalan yang terlalu padat (mempengaruhi tekstur yogurt).

    2. apakah pada pembuatan starter harus menggunakan susu skim, kalau pakai fresh milk bisa ngga?
    Jawab : Jenis susu yang digunakan juga berpengaruh pada starter yogurt. Susu skim biasanya dipilih karena lebih kental dan bisa menghasilkan tekstur yogurt yang padat, sementara susu segar (fresh milk) sifatnya lebih cair sehingga membuat proses pertumbuhan bakteri dan pembentukan tekstur yogurt menjadi sedikit berbeda.

    3. brp suhu steril susu keledai sebelum diinokulasi?
    Jawab : Umumnya dipanaskan pada suhu tinggi 85–95°C selama 15–20 menit. Tujuannya untuk membunuh kuman liar sekaligus mengubah protein agar tekstur yogurt lebih bagus. selain itu juga ada alternatif cepat pada suhu 90-95°C selama 5-10 menit.

    4. kenapa kandungan utama dalam pembuatan fermentasi menggunakan protein karbohidrat dan isoflavon?
    Jawab : Karbohidrat berpengaruh pada kekentalan yogurt, semakin tinggi kadar karbohidrat, semakin kental juga yogurtnya. Laktosa memberikan sifat asam. Isoplavon memberikan efek yg mudah diserap oleh tubuh dan meningkatkan nilai gizi yogurt

    5. apa yang bisa menyebabkan yogurt memiliki rasa yg terlalu asam dan tekstur yang menggumpal secara tidak merata?
    Jawab : Rasa terlalu asam : Penyebab utamanya adalah over-fermentation (fermentasi yang terlalu lama). Ini terjadi ketika yogurt diinkubasi terlalu lama atau pada suhu yang terlalu tinggi, sehingga bakteri memproduksi asam laktat secara berlebihan.
    • Tekstur menggumpal tidak Merata : Ini bisa disebabkan oleh pencampuran yang tidak sempurna dan perbedaan suhu yang signifikan di dalam wadah inkubasi.
    • Kontaminasi : Adanya bakteri lain yang tidak diinginkan.

    6. syarat pH didalam yogurt, kalau ada kisaran berapa?
    Jawab : Kisaran pH 4-4,5 (asam). pH 4-4,5 adalah kondisi optimal yang memberikan rasa asam khas, tekstur yang tepat, dan juga bertindak sebagai pengawet alami yang menghambat pertumbuhan bakteri berbahaya.

    7. kenapa harus menggunakan 37°C dalam melakukan inkubasi?
    Jawab : Suhu 37°C adalah suhu yang sangat baik untuk inkubasi karena ini adalah suhu optimal bagi bakteri Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus untuk berkolaborasi secara sinergis.

    BalasHapus
  107. Moch Ilham Kurniawan XII TKI-2 0527 Agustus 2025 pukul 13.34

    1. Hand sanitizer biasanya memiliki pH netral hingga sedikit asam, sekitar 6 – 7,5. Jika pH < 6 maka terlalu asam dan bisa menimbulkan iritasi pada kulit, sedangkan pH > 7,5 terlalu basa sehingga dapat membuat kulit kering atau iritasi.
    2. Hand sanitizer memiliki sifat antiseptik yang efektif membasmi mikroba seperti bakteri dan virus. Lidah buaya yang sering digunakan di dalamnya mengandung saponin, flavonoid, polifenol, dan tanin yang berperan sebagai pembersih sekaligus antiseptik alami.
    3. Penyimpanan dilakukan untuk mencegah adanya kontaminasi dari mikroorganisme yang mungkin terdapat pada wadah atau bahan yang dipakai. Selama proses penyimpanan, alkohol diberi waktu cukup untuk mensterilkan wadah serta membunuh sisa mikroba yang tidak diinginkan.
    4. Penambahan pewangi sifatnya opsional, karena hanya berfungsi memberikan aroma, bukan bagian penting dari efektivitas hand sanitizer.
    5. Hand sanitizer diformulasikan khusus untuk tangan karena kandungan alkoholnya paling optimal bekerja dalam membunuh sebagian besar kuman pada tangan yang dalam kondisi bersih atau sedikit kotor.
    6. Alkohol dalam hand sanitizer bersifat mudah menguap (volatile). Hal ini membuat kelembapan alami kulit ikut hilang sehingga kulit terasa kering. Oleh karena itu, kadar konsentrasi alkohol perlu disesuaikan agar tetap aman digunakan.
    7. Dari segi tekstur: hand sanitizer cair memiliki konsistensi encer, sedangkan hand sanitizer gel lebih kental. Dari segi bahan: hand sanitizer cair tidak menggunakan bahan pengental, sementara hand sanitizer gel dibuat dengan tambahan gelling agent.

    BalasHapus
  108. KIRANA FITRI SAZYULI XII TKI-2/0327 Agustus 2025 pukul 13.40

    1. Hand sanitizer biasanya memiliki sifat netral hingga sedikit asam, dengan pH berkisar antara 6 – 7,5. Jika pH kurang dari 6, larutan akan terlalu asam dan dapat menimbulkan iritasi kulit, sedangkan bila pH melebihi 7,5, sifatnya terlalu basa sehingga berpotensi membuat kulit kering atau teriritasi.

    2. Hand sanitizer memiliki sifat antiseptik yang efektif membersihkan kulit dari berbagai mikroba, termasuk bakteri dan virus. Senyawa aktif seperti saponin, flavonoid, polifenol, dan tanin pada lidah buaya turut mendukung fungsinya sebagai pembersih dan antiseptik alami.

    3. Proses penyimpanan hand sanitizer dilakukan untuk mencegah kontaminasi mikroorganisme yang mungkin terdapat dalam wadah atau bahan baku. Waktu penyimpanan juga memberi kesempatan bagi alkohol untuk mensterilkan wadah serta membunuh mikroba yang tidak diinginkan.

    4. Penggunaan pewangi bersifat opsional, karena fungsi utamanya hanya memberikan aroma, bukan memengaruhi efektivitas hand sanitizer.

    5. Formulasi hand sanitizer memang khusus untuk tangan, sebab kandungan alkohol di dalamnya paling efektif bekerja melawan kuman pada tangan yang bersih atau sedikit kotor.

    6. Alkohol dalam hand sanitizer bersifat mudah menguap (volatile).Hal ini menyebabkan hilangnya kelembapan alami kulit, sehingga kulit terasa kering. Oleh karena itu, konsentrasi alkohol harus diatur dengan takaran yang tepat agar efektif sekaligus aman bagi kulit.

    7. Berdasarkan tekstur dan komposisi,hand sanitizer terbagi menjadi dua jenis:
    Hand sanitizer cair → berbentuk larutan tanpa bahan pengental (gelling agent)
    Hand sanitizer gel → memiliki tekstur lebih kental karena menggunakan bahan pengental.

    BalasHapus
  109. Sahnaz Alifia Ramadhani XII TKI 2 /2427 Agustus 2025 pukul 13.41

    1. Hand sanitizer umumnya bersifat netral atau sedikit asam. Dengan pH 6 – 7,5.pH < 6 → terlalu asam, bisa menyebabkan iritasi kulit. pH > 7,5 → terlalu basa, bisa membuat kulit kering/iritasi.
    2. memiliki sifat antiseptik yang membantu membersihkan kulit dari mikroba seperti bakteri dan virus. Kandungan senyawa seperti saponin, flavonoid, polifenol, dan tanin pada lidah buaya membuatnya efektif sebagai pembersih dan antiseptik.
    3. Karena untuk memastikan tidak ada kontaminasi dari mikroorganisme yang mungkin ada didalam wadah atau bahan bahan yang digunakan. Proses penyimpanan ini memberikan waktu bagi alkohol untuk mensterilkan wadah dan membunuh sisa sisa mikroba yang tidak diinginkan
    4. tidak memakai pewangi tidak masalah (opsional) karena kegunaannya hanya sebagai pewangi
    5. hand sanitizer dirancang khusus untuk tangan karena formula berbasis alkoholnya bekerja paling efektif untuk membunuh sebagian besar kuman pada tangan.
    6. Alkohol, karena alkohol bersifat volatile (mudah menguap). Proses ini menyebabkan hilangnya kelembapan alami kulit, sehingga kulit terasa kering. Oleh karena itu, diperlukan takaran konsentrasi alkohol yg sesuai
    7. Dari tekstur: hand sanitizer cair (tekstur cair), hand sanitizer gel (tekstur sedikit kental). Dari bahan: hand sanitizer cair (tidak menggunakan bahan pengental seperti gelling agent) dan sebaliknya hand sanitizer gel (menggunakan bahan pengental seperti gelling agent)

    BalasHapus