1. Dalam k3, apabila terjadi hal yang tidak di inginkan, tindakan apa yang perlu dilakukan? 2. Jelaskan tentang lime softening unit! 3. Dalam situasi darurat, apakah boleh melakukan shutdown tanpa mengikuti prosedur? 4. Jika terjadi hal yang tidak di inginkan, pengaruh apa yang terjadi dalam filtrasi? 5. Mengapa penting menerapkan k3 start up dan shutdown peralatan?
Aqila Madu Triono (08) 1. Meminta bantuan pada unit hse(hygiene safety engineering) untuk meminta bantuan dalam membantu mengatasi permasalahan atau kecelakaan yang terjadi
2. Tentang kesadahan dlm air atau bs disebut dengan hardness yang bisa di atasi menggunakan susu kapur Ca(OH)2
3. Tidak boleh (wajib berjalan sesuai prosedur), karna apabila nnti melakukan shutdown tanpa mengikuti prosedur, nnti hasil dari prosedurnya bisa jadi berantakan atau tidak berhasil
4. Hasil dari filtrasi kurang maksimal dan bisa aja terkontaminasi dengan zat atau debu kotor
5. Penting karena menerapkan k3 bisa membuat prosedur terjalan dengan baik dan mengurangi resiko kerusakan ataupun kecelakaan yang terjadi saat proses yg sedang berlangsung
Arva Alnathan P. P (09) 1. Tetap tenang, hentikan pekerjaan, aktifkan alarm, evakuasi, laporkan ke petugas, ikuti prosedur darurat, dan beri pertolongan pertama bila perlu.
2. Unit pengolahan air yang memakai kapur (Ca(OH)₂) untuk mengurangi kesadahan (Ca²⁺ & Mg²⁺) dengan mengendapkannya sebagai CaCO₃ dan Mg(OH)₂.
3. Boleh dilakukan tanpa prosedur normal jika situasi darurat, asalkan mengikuti prosedur darurat yang ada.
4. Gangguan proses, penurunan kualitas filtrat, dan potensi kerusakan media filter.
5. Untuk mencegah kecelakaan, kerusakan peralatan, dan melindungi pekerja serta lingkungan.
1. Tindakan apa yang perlu dilakukan dalam K3 apabila terjadi hal yang tidak diinginkan?
Apabila terjadi hal yang tidak diinginkan dalam K3, tindakan yang perlu dilakukan adalah: - Memberikan pertolongan pertama: Memberikan pertolongan pertama kepada korban jika ada. - Melaporkan kejadian: Melaporkan kejadian kepada atasan atau tim K3 untuk dilakukan investigasi dan tindakan lebih lanjut. - Mengambil tindakan pencegahan: Mengambil tindakan pencegahan untuk mencegah kejadian serupa terjadi di masa depan.
2. Jelaskan tentang Lime Softening Unit!
Lime Softening Unit adalah suatu sistem pengolahan air yang menggunakan kapur (lime) untuk menghilangkan kesadahan air. Proses ini dilakukan dengan menambahkan kapur ke dalam air untuk mengendapkan ion-ion kalsium dan magnesium yang menyebabkan kesadahan air.
3. Apakah boleh melakukan shutdown tanpa mengikuti prosedur dalam situasi darurat?
Dalam situasi darurat, shutdown dapat dilakukan tanpa mengikuti prosedur normal jika memang diperlukan untuk mencegah bahaya yang lebih besar. Namun, perlu diingat bahwa shutdown harus dilakukan dengan cara yang aman dan terkendali untuk mencegah kerusakan pada peralatan
4. Pengaruh apa yang terjadi dalam filtrasi jika terjadi hal yang tidak diinginkan?
Jika terjadi hal yang tidak diinginkan dalam filtrasi, pengaruh yang dapat terjadi adalah: - Kerusakan filter: Filter dapat menjadi rusak atau tersumbat, sehingga mengurangi efisiensi filtrasi. - Kualitas air menurun: Kualitas air yang dihasilkan dapat menurun karena adanya kontaminan atau partikel yang tidak dapat dihilangkan oleh filter. - Perlu perawatan tambahan: Filter mungkin perlu perawatan tambahan atau bahkan penggantian untuk mengembalikan kinerja filtrasi.
5. Mengapa penting menerapkan K3 start up dan shutdown peralatan?
Menerapkan K3 start up dan shutdown peralatan penting karena dapat: - Mencegah kecelakaan: Mencegah kecelakaan yang dapat terjadi karena kesalahan dalam memulai atau menghentikan peralatan. - Mengurangi kerusakan peralatan: Mengurangi kerusakan peralatan yang dapat terjadi karena kesalahan dalam memulai atau menghentikan peralatan. - Menjaga keselamatan pekerja: Menjaga keselamatan pekerja dengan memastikan bahwa peralatan dioperasikan dengan aman dan terkendali.
Angkasa Bagus Sadewa (XI TKI 1/06) : 1. Segera aktifkan alarm, evakuasi area sesuai prosedur, beri pertolongan pertama jika aman, lalu laporkan ke petugas K3. Setelah itu, dokumentasikan kejadian untuk evaluasi dan pencegahan ke depan. 2. Lime softening unit adalah sistem pengolahan air yang menggunakan kapur (Ca(OH)₂) untuk mengendapkan ion kalsium dan magnesium sehingga air menjadi lebih lunak dan aman bagi peralatan industri. 3. Ya, shutdown darurat boleh dilakukan demi keselamatan, asalkan dilakukan oleh petugas terlatih. Setelahnya, wajib dilakukan pelaporan dan evaluasi. 4. Filtrasi bisa terganggu, media filter tersumbat, kualitas air menurun, dan sistem berpotensi rusak. Ini juga bisa membahayakan operator jika tidak ditangani segera. 5. Karena start-up dan shutdown adalah momen paling berisiko. Penerapan K3 mencegah kecelakaan, kerusakan alat, dan memastikan proses berjalan aman dan sesuai prosedur.
1. Tindakan harus sesuai prosedur dan dilakukan komunikasi rutin dengan tim HSE untuk menangani kecelakaan kerja. 2. Lime softening unit adalah proses mengurangi kesadahan air menggunakan campuran air dan kapur, sehingga kandungan Ca dan Mg mengendap lalu disaring. 3. Shutdown tidak boleh sembarangan, karena bisa mengganggu alat lain yang saling terhubung dan membahayakan sistem. 4. Jika ada alat rusak, maka akan diganti dengan cadangan agar proses filtrasi tetap berjalan normal. 5. Start up dan shutdown yang sesuai prosedur penting untuk melindungi mesin, menjaga keselamatan, dan memastikan kualitas produksi.
Gusti Ayu Putu K. (26) 1. melakukan pertolongan pertama, mengamankan lokasi kejadian, melaporkan insiden, melakukan investigasi, serta melakukan tindakan pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang. 2. Lime Softening Unit merupakan bagian dari sistem pengolahan air yang berfungsi untuk menurunkan tingkat kesadahan air, terutama kandungan ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg), dengan cara menambahkan larutan kapur (kalsium hidroksida). 3. Tidak boleh, karena penting untuk memahami risikonya dan melakukan tindakan yang paling aman dalam situasi tersebut. 4. menghentikan proses secara aman, mengidentifikasi penyebab masalah, serta melaporkan kejadian tersebut. 5. mencegah kecelakaan kerja, kerusakan peralatan.
khairina nasyiefa u.k(31) 1. Saat insiden (kecelakaan/darurat) terjadi dalam K3: utamakan keamanan area dan korban, laporkan, jangan ubah lokasi kejadian, lalu investigasi untuk menemukan akar masalah dan terapkan tindakan perbaikan/pencegahan 2. Lime softening unit adalah proses pengolahan air untuk menghilangkan kesadahan (ion \text{Ca}^{2+} dan \text{Mg}^{2+}). Caranya: menambahkan kapur (\text{Ca(OH)}_2) dan kadang soda abu (\text{Na}_2\text{CO}_3) agar ion kesadahan mengendap menjadi padatan yang kemudian dipisahkan 3. Dalam situasi darurat yang mengancam jiwa atau aset, boleh melakukan shutdown tanpa mengikuti prosedur standar penuh. Namun, ini harus sesuai prosedur emergency shutdown (ESD) yang telah ditetapkan dan dilakukan oleh personel berwenang. Keselamatan adalah prioritas utama 4. Jika ada masalah di filtrasi: kualitas air hasil saringan akan menurun (keruh, ada kontaminan), filter bisa rusak atau tersumbat parah, kapasitas pengolahan berkurang, tekanan diferensial meningkat, dan biaya operasional membengkak 5. K3 sangat penting saat start up (penyalaan) dan shutdown (pemadaman) peralatan karena fase ini adalah momen paling berisiko tinggi. Terjadi perubahan kondisi operasi drastis yang bisa memicu kebocoran, ledakan, kebakaran, kerusakan alat, atau kesalahan manusia. Penerapan K3 meminimalkan bahaya ini
1. Dalam industri terdapat divisi HSE ( hygiene safety engineering ) yang bertugas untuk memantau semua peralatan yang ada dimana nanti setiap alat akan dilist bagaimana tindakan jika terjadi kecelakaan bagaimana prosedurnya, jadi apabila terjadi hal yang tidak diinginkan kita sudah siap karena sudah ada prosedurnya dan yang pasti setiap industri besar memiliki alat cadangannya. 2. Lime Softening Unit adalah unit yang biasa dibilang unit pelunakan kapur bertujuan untuk mengurangi tingkat kesadahan air nanti akan ditambahkan kapur untuk menghilangkan magnesiumnya. Jika tidak dilakukan berakibat rusaknya alat seperti munculnya kerak dipanci. 3. Tidak boleh, karena jika melakukan shut down tanpa mengikuti prosedur akan berakibat fatal nanti akan mempengaruhi proses yang lain, jika terjadi situasi darurat maka ikutilah prosedurnya bisa mematikan sakelar alat itu sendiri ataupun melakukan penanganan pertama sesuai prosedur. 4. Akan menyebabkan kerusakan alat dan tidak terjadinya filtrasi, tapi jika di industri biasanya terdapat alat cadangan yang dapat digunakan. 4.Agar peralatan tetap terjaga kualitasnya, tidak terjadi trouble saat alat bekerja dan agar bisa mengetahui langkah pertama jika terjadi kecelakaan kerja.
Nama : Aulia Nabilla R. Kelas/no absen : XI TKI-1/10
1. di dalam dunia industri, terdapat HSE (hygienic, safety, engineering) yang bertugas untuk memeriksa semua peralatan berbahaya, lalu merancang peraturan dan prosedur keselamatan yang harus dilakukan ketika terjadi hal yang tidak di inginkan. jadi ketika terjadi kecelakaan kerja, bisa menerapkan dan menyesuaikan dengan prosedur keselamatan yang sudah dirancang oleh HSE. 2. lime softening unit adalah proses untuk menurunkan kesadahan air (hardness) yang dilakukan dengan menambahkan lime (kapur). 3. tidak boleh melakukan shutdown tanpa mengikuti prosedur, karena jika hal tersebut terjadi maka air yang sudah dalam proses penjernihan akan menjadi keruhkarena kotoran, debu halus, zat besi, dll akan tercampur kembali. 4. kualitas dari air yang telah di filtrasi akan menurun/buruk. 5. untuk mencegah terjadinya kerusakan pada alat dan proses filtrasi berjalan dengan lancar.
Lidya Rahmadani (33) 1. Tindakan yang harus dilakukan yaitu menghentikan aktivitas berbahaya, mengaktifkan alarm, melakukan evakuasi bila perlu, memberikan pertolongan pertama, melaporkan kejadian, serta mengamankan area hingga kondisi terkendali.
2. Lime softening unit Adalah unit pengolahan air yang menggunakan kapur (Ca(OH)₂) untuk mengurangi kesadahan air dengan cara mengendapkan ion kalsium dan magnesium. Proses ini mencegah kerak, korosi, serta meningkatkan kualitas air.
3. Shutdown dapat dilakukan tanpa mengikuti prosedur normal apabila mengancam keselamatan. Namun, harus tetap sesuai rencana tanggap darurat dan dilanjutkan dengan evaluasi setelah kondisi aman.
4. Dapat terjadi penurunan kualitas air, penyumbatan media filter, kebocoran, serta peningkatan biaya operasional akibat perbaikan atau pembersihan.
5. Untuk mencegah kecelakaan, kerusakan peralatan, serta memastikan proses berjalan aman sesuai prosedur operasional.
Dinda Nazilatul Fajri (20) 1. - Lakukan tindakan darurat sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur) - Laporkan kejadian ke atasan atau petugas K3 secepat mungkin. - Gunakan alat pelindung diri (APD) 2. Lime Softening Unit adalah unit pengolahan air yang digunakan untuk mengurangi kesadahan (hardness) air, terutama ion kalsium (Ca²⁺) dan magnesium (Mg²⁺), dengan cara menambahkan kapur (lime / Ca(OH)₂) ke dalam air. 3. Tidak boleh karena tidak mematuhi prosedur 4. - 5. - Mencegah kecelakaan kerja - Menjamin proses produksi berjalan efisien dan aman - Melindungi operator dan lingkungan
DAVIN JUNIO CAESARO JAWABAN 1. Tindakan yang perlu dilakukan dalam menyikapi suatu hal yang kurang sesuai adalah dengan mengupayakan berbagai hal yang mendorong agar situasi dapat kembali normal menurut prinsip nilai nilai K3 supaya tidak terjadi hal hal yang diinginkan di luar kontrol. 2.Lime Softening Unit adalah salah satu unit utilitas pengolahan air yang berfungsi mengurangi konsentrasi mineral terlarut tinggi pada air terutama kandungan nya seperti kalsium dan magnesium. 3.Melewatkan prosedur yang menunjukkan proses shut down bila berada di posisi secara darurat atau kebutuhan mendesak maka hal tersebut diperbolehkan dengan catatan pertimbangan secara keamanan untuk melakukan tahapan shut down sebagai antisipasi. 4.Seperti yang diketahui bahwa proses filtrasi adalah Proses yang banyak dimanfaatkan untuk menghindari partikel-partikel tidak diinginkan, kotoran, atau kontaminan dari suatu campuran atau fluida. Sehingga jika terdapat kendala atau sesuatu yang kurang seperti tahapan prosedur maka suatu zat yang di filtrasi rentan terhadap kontaminasi luar atau kurangnya keefektivan pada sistem mekanisme filtrasi. 5. Agar dalam tahapan proses start up dan shut down dapat berjalan sesuai dengan prinsip keselamatan dan kesehatan kerja yang memberi aspek perhatian dalam hal keamanan dan keberhasilan kerja.
Keyla/ 11 tki 1 (30) 1. HSE (Hygiene Safesty Engineering) yang bertanggung jawab memastikan pelaksanaan program keselamatan, kesehatan kerja, dan lingkungan berjalan sesuai standar. 2. Lime => kapur (susu kapur) Mg²+ & Ca²+ 3. Tidak boleh, karena tidak sesuai dengan prosedur kerja 4. Tercampurnya air bersih dengan zat pencema, bertemu dengan air maka air nya jika bertemu dengan panas akan menghasilkan kerak, 5. Karena risiko kecelakaan tinggi (tekanan, suhu, listrik, bahan kimia).
Cahaya Clarissa P.H (13) 1. Tindakan yang kita lakukan apabila terjadi suatu hal yang tidak kita inginkan adalah tenang terlebih dahulu, dan mengikuti prosedur HSE dalam menangani suatu masalah yang terjadi. 2. Lime softening unit adalah proses yang dilakukan untuk mengurangi kesadahan air atau hardness. 3. Tidak diperbolehkan, karena apabila melakukan shut down tanpa mengikuti prosedur maka akan membuat air yang sedang dijernihkan kembali keruh karena kotoran dan akan tercampur kembali (semakin berantakan). 4. Kualitas air yang sedang di filtrasi akan menurun atau memburuk karena kesalahan yang terjadi. 5. Untuk mencegah terjadinya kerusakan mesin, mengurangi kecelakaan saat pelaksanaan, dan mengurangi bahaya peledakan saat melakukan filtrasi.
1. Tindakan yang Perlu Dilakukan - Memberikan pertolongan pertama : Jika terjadi kecelakaan, berikan pertolongan pertama kepada korban sesuai dengan prosedur yang berlaku. - Melaporkan kejadian : Laporkan kejadian kepada atasan atau petugas K3 segera setelah terjadi kecelakaan atau insiden. - Mengisolasi area : Jika perlu, isolasi area kejadian untuk mencegah terjadinya kecelakaan atau insiden lebih lanjut.
2. Lime Softening Unit adalah suatu sistem pengolahan air yang menggunakan proses kimia untuk menghilangkan kesadahan air.
3. Ya, dalam situasi darurat, shutdown dapat dilakukan tanpa mengikuti prosedur standar jika keselamatan jiwa atau peralatan terancam. Prioritas utama adalah keselamatan dan pencegahan kerusakan lebih lanjut. Setelah shutdown, lakukan evaluasi, dokumentasi, dan perbaikan yang diperlukan.
4. - Penurunan kualitas air : Air yang dihasilkan mungkin tidak memenuhi standar kualitas yang diinginkan. - Kerusakan peralatan : Peralatan filtrasi dapat rusak atau memerlukan perawatan tambahan.
5. Karena untuk meminimalisir kerusakan mesin, gangguan kesehatan, menjaga kualitas mesin, serta untuk memastikan kualitas hasil produksi sesuai standar
Indri Indira I. (27) 1. Mencari tahu terlebih dahulu masalah apa yang sedang terjadi, lalu mencari tahu tindakan apa yang harus di lakukan untuk mengatasi masalah tersebut, dan bisa menanyakan kepada orang lain seperti senior atau orang terdekat yang tahu solusinya 2. pengolahan air yang digunakan untuk mengurangi kesadahan air (hardness) dengan menambahkan bahan kimia seperti kapur (lime) 3. Mengenali dulu situasi apa yang terjadi, lalu mematikan alat yang menjadi permasalahan secara berhati hati 4. Kualitas air yang menjadi buruk 5. Untuk mencegah terjadinya kerusakan pada alat
1. Lakukan tindakan darurat sesuai prosedur, seperti menekan tombol emergency, kemudian laporan ke atasan dan petugas K3. 2. Lime Softening adalah unit pengolahan air untuk mengurangi kesadahan dengan menambah kapur (Ca(OH) ²). 3. Tidak boleh, harus sesuai dengan prosedur, supaya dapat mencegah hal yang tidak diinginkan. 4. Dapat menyebabkan kerusakan pada media filter atau bahkan kontaminasi hasil filtrat. 5. Karena pada situasi ini, resiko kecelakaan lebih tinggi. Peran K3 disini untuk mencegah berbagai kecelakaan yang dapat membahayakan pekerja.
Intan Azka A. (28) 1) Jika terjadi hal yang tidak diinginkan di industri, seperti kecelakaan kerja atau kebocoran bahan berbahaya, maka K3 menjadi pedoman utama dalam penanganannya, misalnya dengan menerapkan prosedur tanggap darurat, evakuasi, serta pertolongan pertama yang telah dirancang sebelumnya. Semua tindakan ini merupakan bagian dari sistem HSE, yang memastikan tidak hanya keselamatan dan kesehatan pekerja (K3) 2) Lime Softening Unit adalah unit yang digunakan untuk mengurangi kesadahan air, yaitu kandungan mineral seperti kalsium dan magnesium yang terlalu tinggi. Dilakukan dengan mencampurkan kapur dengan air hingga menjadi kapur susu, lalu dimasukkan ke dalam air sadah. Kapur susu ini akan bereaksi dan membentuk endapan. Endapan tersebut kemudian disaring, sehingga air yang dihasilkan memiliki tingkat kesadahan yang lebih rendah. 3) Dalam menjalankan prosedur sebuah alat penjernih air dan apabila terjadi situasi darurat, sebenarnya tidak diperbolehkan untuk melakukan shutdown tanpa mengikuti prosedur yang ada. Dikarenakan, kemungkinan terjadi beberapa hal yang tidak diinginkan misalnya resiko dalam kerusakan sistem filtrasi sehingga mengakibatkan penurunan kualitas filtrasi. 4) Jika terjadi hal yang tidak diinginkan maka ada beberapa pengaruh bagi kualitas dan sistem filtrasi yang ada, beberapa diantaranya adalah media filter yang tidak sesuai atau berkualitas rendah dapat lebih mudah rusak atau tersumbat. Maka dari itu diperlukan untuk mempelajari langkah pencegahan dan penanganan atau yang biasa disebut dengan K3 5) Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) saat melakukan start-up dan shutdown peralatan sangat penting untuk mencegah kecelakaan kerja, kerusakan peralatan, dan gangguan operasional yang tidak perlu.
1.Segera hentikan pekerjaan, lakukan evakuasi sesuai prosedur, beri pertolongan pertama jika aman, laporkan ke petugas K3 atau atasan, dan amankan lokasi agar tidak menimbulkan bahaya tambahan. Dokumentasi kejadian juga penting untuk evaluasi
2. Lime softening unit adalah sistem pengolahan air yang menggunakan kapur (Ca(OH)₂) untuk menghilangkan ion kalsium (Ca²⁺) dan magnesium (Mg²⁺), sehingga air menjadi lunak. Proses ini menghasilkan endapan yang kemudian disaring atau diendapkan sebelum air digunakan lebih lanjut.
3. Ya, dalam kondisi darurat seperti kebakaran, ledakan, atau kebocoran bahan kimia, shutdown darurat boleh dan harus dilakukan tanpa mengikuti prosedur normal. Tindakan cepat diperlukan untuk melindungi keselamatan pekerja dan fasilitas.
4. Kejadian seperti tumpahan atau lonjakan tekanan bisa menyebabkan filter tersumbat, kebocoran, kerusakan alat, dan hasil filtrat tidak sesuai. Proses pemisahan bisa gagal, dan kualitas produk bisa menurun drastis.
5. Start-up dan shutdown adalah fase paling berisiko. Penerapan K3 penting untuk mencegah kecelakaan, ledakan, dan kerusakan alat akibat tekanan, suhu, atau kesalahan pengoperasian. Ini juga menjamin keselamatan pekerja dan lingkungan.
Aldyansyah Putra (03) : 1. Memastikan dan menyesuaikan dengan prosedur yang disesuaikan serta komunikasi berkala dengan unit Hygiene Safety Engineering (HSE) untuk mengantisipasi dan menindaklanjuti sebuah kecelakaan kerja terutama dalam skala industri. 2. Lime Safety Unit adalah prosedur dimana kita menurunkan tingkat kesadahan air menggunakan campuran air dan kapur untuk menjadi kapur susu agar bisa melakukan koagulasi dengan kandungan Mg dan Ca yang nantinya akan difilter agar mendapatkan air yang memiliki kesadahan rendah supaya tidak mengganggu proses produksi dan kesehatan. 3. Tidak boleh karena andaikata hanya terdapat satu mesin yang mengalami masalah, akan menjadi berbahaya jika dilakukan shutdown karena dapat berpengaruh buruk terhadap mesin mesin yang memiliki variabel kontrol yang harus dijaga demi keamanan industri. 4. Salah satunya jika terdapat bahan atau alat yang rusak, biasanya industri akan menggantinya dengan cadangan lain agar prosedur filtrasi tetap bisa berlanjut. 5. Karena untuk meminimalisir kerusakan mesin, gangguan kesehatan, menjaga kualitas mesin, serta untuk memastikan kualitas hasil produksi sesuai standar
Dewa Praditya pujiono (18) 1.Aktifkan tanggap darurat, evakuasi jika perlu, laporkan kejadian, beri pertolongan pertama, dan amankan area. 2.Sistem pengolahan air yang menggunakan kapur (Ca(OH)₂) untuk mengurangi kesadahan (Ca dan Mg) melalui proses pengendapan. 3.Boleh, jika untuk keselamatan. Tapi tetap harus dilaporkan dan dievaluasi setelahnya 4.Sumbatan, penurunan efisiensi, kerusakan alat, atau kontaminasi hasil filtrat. 5.Untuk mencegah kecelakaan, menjaga keselamatan, dan memastikan proses berjalan aman dan efisien.
Elya Nuraini 21 XI TKI-1 1. Tindakan harus mengikuti prosedur yang berlaku dan terus dikomunikasikan dengan tim HSE, agar kecelakaan kerja dapat ditangani cepat dan tepat, terutama di lingkungan industri. 2. Lime softening unit adalah proses pelunakan air dengan menambahkan kapur, yang bereaksi dengan ion Mg dan Ca. Hasilnya disaring untuk menghasilkan air yang lebih aman bagi proses produksi dan kesehatan. 3. Shutdown tidak bisa dilakukan sembarangan. Jika hanya satu mesin bermasalah, menghentikan seluruh sistem justru bisa membahayakan alat lain yang terhubung secara otomatis. 4. Jika ada gangguan atau kerusakan saat filtrasi, biasanya langsung diganti dengan alat cadangan agar proses tetap berjalan tanpa hambatan. 5. Penerapan K3 saat start-up dan shutdown penting untuk mencegah kerusakan alat, melindungi kesehatan pekerja, dan menjaga mutu produksi tetap stabil.
*1.* Dalam K3, apabila terjadi hal yang tidak diinginkan, tindakan apa yang perlu dilakukan?
Jika terjadi hal yang tidak diinginkan (seperti kecelakaan kerja, tumpahan bahan kimia, kebakaran, atau kerusakan peralatan), tindakan yang harus dilakukan mengikuti prosedur tanggap darurat. Langkah-langkahnya: 1. Tetap Tenang dan Jangan Panik 2. Aktifkan Sistem Darurat / Alarm 3. Lindungi Diri dan Orang Lain 4. Isolasi Area 5. Laporkan ke Atasan / Tim K3 6. Lakukan Pertolongan Pertama 7. Pencatatan dan Investigasi
*2.* Jelaskan tentang Lime Softening Unit!
Lime softening unit adalah unit pengolahan air yang menggunakan kapur (Ca(OH)₂) dan kadang-kadang soda ash (Na₂CO₃) untuk mengurangi kekerasan air (hardness), terutama yang disebabkan oleh ion kalsium (Ca²⁺) dan magnesium (Mg²⁺).
Proses Kerja:
1. Penambahan Kapur
- Kapur ditambahkan ke air mentah yang mengandung kalsium dan magnesium bikarbonat.
2. Penambahan Soda Ash (bila perlu) - Untuk mengendapkan kalsium non-karbonat seperti kalsium sulfat (CaSO₄). - CaSO₄ + Na₂CO₃ → CaCO₃ ↓ + Na₂SO₄
3. Koagulasi dan Flokulasi - Agar partikel halus bergabung dan mengendap lebih cepat.
4. Sedimentasi dan Filtrasi - Endapan kalsium karbonat dan magnesium hidroksida diendapkan dan dipisahkan melalui filtrasi.
*3.* Dalam situasi darurat, apakah boleh melakukan shutdown tanpa mengikuti prosedur?
- Jawaban: Boleh, bahkan harus, jika situasi darurat mengancam keselamatan manusia, lingkungan, atau peralatan.
- Namun, perlu diperhatikan:
- Emergency Shutdown (ESD) adalah bagian dari sistem prosedur darurat.
- ESD dapat dilakukan secara manual oleh operator atau otomatis oleh sistem proteksi.
- Contoh Situasi:
- Kebocoran gas beracun/inflamabel.
- Kebakaran atau ledakan.
- Overpressure/overheating pada sistem.
*4.* Jika terjadi hal yang tidak diinginkan, pengaruh apa yang terjadi dalam filtrasi?
- Jika terjadi hal yang tidak diinginkan (misalnya kegagalan pompa, kerusakan media filter, lonjakan tekanan, atau pencemaran bahan):
- Pengaruh yang Mungkin Terjadi:
1. Penurunan Efisiensi Penyaringan - Air yang keluar tidak lagi bersih, masih mengandung padatan tersuspensi.
2. Overload pada Filter - Padatan bisa menumpuk dan menyumbat filter → peningkatan tekanan diferensial.
3. Kerusakan Media Filter - Media bisa rusak, sobek, atau bocor → terjadi by-pass (air tidak tersaring dengan baik).
4. Kontaminasi Sistem Hilir - Air hasil filtrasi bisa mencemari sistem berikutnya (misal, RO atau boiler).
5. Shutdown Proses - Sistem harus dihentikan sementara untuk pembersihan atau perbaikan.
*5.* Mengapa penting menerapkan K3 saat start-up dan shutdown peralatan?
- Start-up dan shutdown adalah dua fase paling berisiko dalam operasi industri karena banyak perubahan kondisi terjadi.
Alasan Pentingnya Menerapkan K3:
1. Mencegah Ledakan atau Kebocoran 2. Menghindari Kesalahan Operasi 3. Melindungi Alat dan Sistem 4. Menghindari Cedera/Kecelakaan 5. Sesuai Regulasi dan Audit 6. Menjaga Keandalan Proses
Faura Faizah Alzahra/24 1. K3 Saat Insiden Saat insiden (kecelakaan/darurat) terjadi dalam K3: utamakan keamanan area dan korban, laporkan, jangan ubah lokasi kejadian, lalu investigasi untuk menemukan akar masalah dan terapkan tindakan perbaikan/pencegahan. 2. Lime Softening Unit Lime softening unit adalah proses pengolahan air untuk menghilangkan kesadahan (ion \text{Ca}^{2+} dan \text{Mg}^{2+}). Caranya: menambahkan kapur (\text{Ca(OH)}_2) dan kadang soda abu (\text{Na}_2\text{CO}_3) agar ion kesadahan mengendap menjadi padatan yang kemudian dipisahkan. 3. Shutdown Darurat Tanpa Prosedur Dalam situasi darurat yang mengancam jiwa atau aset, boleh melakukan shutdown tanpa mengikuti prosedur standar penuh. Namun, ini harus sesuai prosedur emergency shutdown (ESD) yang telah ditetapkan dan dilakukan oleh personel berwenang. Keselamatan adalah prioritas utama. 4. Pengaruh Jika Terjadi Hal Tak Diinginkan di Filtrasi Jika ada masalah di filtrasi: kualitas air hasil saringan akan menurun (keruh, ada kontaminan), filter bisa rusak atau tersumbat parah, kapasitas pengolahan berkurang, tekanan diferensial meningkat, dan biaya operasional membengkak. 5. Pentingnya K3 Saat Start Up & Shutdown K3 sangat penting saat start up (penyalaan) dan shutdown (pemadaman) peralatan karena fase ini adalah momen paling berisiko tinggi. Terjadi perubahan kondisi operasi drastis yang bisa memicu kebocoran, ledakan, kebakaran, kerusakan alat, atau kesalahan manusia. Penerapan K3 meminimalkan bahaya ini.
1. hentikan alat terlebih dahulu, lalu segera melapor ke HSE (Hygiene Safety Engineering) untuk di tindak lanjuti. 2. Lime softening unit adalah salah satu unit sistem untuk mengurangi kesadahan (hardness) dalam air. yg di sebabkan oleh ion Mg²⁺ dan Ca²⁺. 3. tidak boleh, karena takut memperburuk situasi maka dari itu harus mengikuti prosedur yang ada 4. kualitas air menurun, air hasil menjadi keruh atau tidak sesuai dengan standar 5. prosedur K3 wajib diterapkan secara ketat agar proses berjalan aman dan terkendali.
Andhin Kirana Yudha (04) 1.Segera hentikan aktivitas di area kejadian.
Lindungi diri sendiri dan orang lain dari bahaya lanjutan.
Laporkan kejadian kepada atasan atau petugas K3.
Berikan pertolongan pertama jika aman dan memungkinkan.
Evakuasi area jika ada potensi bahaya serius (seperti kebakaran atau kebocoran bahan kimia).
Setelah keadaan aman, dilakukan investigasi untuk mengetahui penyebab dan mencegah kejadian serupa
2 Lime softening unit adalah unit pengolahan air yang digunakan untuk mengurangi kesadahan (hardness) air, terutama kandungan kalsium (Ca²⁺) dan magnesium (Mg²⁺), dengan menambahkan kapur (Ca(OH)₂) ke dalam air.
3 Ya, dalam situasi darurat (seperti kebakaran, ledakan, kebocoran bahan berbahaya), shutdown dapat dilakukan meskipun tidak sesuai prosedur normal, asalkan:
Untuk menjaga keselamatan jiwa dan peralatan.
Operator tetap melakukan shutdown darurat sesuai protokol emergency.
Setelah situasi terkendali, dilaporkan dan dievaluasi oleh tim K3 dan manajemen.
4 Jika terjadi insiden (seperti tekanan berlebih, bahan asing masuk, atau kerusakan filter), dampak pada proses filtrasi bisa berupa:
Kualitas hasil filtrat menurun (air atau larutan tidak jernih).
Filter tersumbat atau rusak, sehingga proses terhenti.
Kerusakan pada pompa atau pipa akibat tekanan abnormal.
Efisiensi proses menurun dan kemungkinan produk tercemar.
5 Start-up dan shutdown adalah fase paling kritis, di mana banyak perubahan tekanan, suhu, dan aliran terjadi.
Risiko kecelakaan lebih tinggi jika prosedur tidak diikuti.
Menjaga keselamatan pekerja dan peralatan.
Menghindari kerusakan alat dan kehilangan produksi.
Memastikan sistem berjalan stabil dan aman dari awal hingga akhir operasi.
1. Dalam K3, apabila terjadi hal yang tidak diinginkan, tindakan apa yang perlu dilakukan? Jika terjadi hal yang tidak diinginkan (misalnya kecelakaan, kebocoran bahan kimia, kebakaran, dll) maka tindakan yang perlu dilakukan adalah:
Aktifkan alarm darurat untuk memberi tahu seluruh area kerja.
Amankan diri dan orang lain sesuai prosedur evakuasi yang telah ditetapkan.
Laporkan segera kepada petugas K3 atau supervisor.
Lakukan pertolongan pertama jika aman dan memungkinkan.
Tutup sumber bahaya (misalnya mematikan valve gas, listrik, dll) jika sudah dilatih dan aman untuk dilakukan.
Catat kejadian untuk investigasi dan perbaikan prosedur ke depan.
2. Jelaskan tentang lime softening unit! Lime softening unit adalah unit pengolahan air yang digunakan untuk mengurangi kesadahan (hardness) air, terutama yang disebabkan oleh ion kalsium (Ca²⁺) dan magnesium (Mg²⁺).
Bahan kimia utama: kapur tohor (Ca(OH)₂).
Proses kerja: Kapur ditambahkan ke dalam air → bereaksi dengan ion kalsium dan magnesium → membentuk endapan → endapan disaring → air menjadi lebih lunak.
Biasanya digunakan dalam pengolahan air boiler atau air industri agar tidak merusak peralatan.
3. Dalam situasi darurat, apakah boleh melakukan shutdown tanpa mengikuti prosedur? Boleh dan bahkan wajib dilakukan, asal tindakan tersebut bertujuan menyelamatkan jiwa dan mencegah kerusakan besar.
Namun, setelah kondisi aman:
Segera laporkan ke pihak terkait.
Dokumentasikan kejadian untuk evaluasi.
Prosedur darurat biasanya sudah mencakup langkah-langkah "emergency shutdown" yang berbeda dari shutdown biasa.
4. Jika terjadi hal yang tidak diinginkan, pengaruh apa yang terjadi dalam filtrasi? Jika terjadi gangguan seperti kebocoran, lonjakan tekanan, atau kerusakan mekanis, maka dapat terjadi:
Penurunan efisiensi penyaringan
Kerusakan media filter
Kontaminasi produk akhir
Tekanan diferensial meningkat
Shutdown sistem secara darurat
Hal ini dapat menyebabkan air atau fluida tidak tersaring dengan baik, bahkan bisa membahayakan proses berikutnya.
5. Mengapa penting menerapkan K3 saat start-up dan shutdown peralatan? Karena tahap start-up dan shutdown adalah momen paling rawan kecelakaan. Penerapan K3 penting untuk:
Mencegah ledakan atau kebocoran akibat perubahan tekanan atau suhu tiba-tiba.
Melindungi pekerja dari bahaya listrik, bahan kimia, atau gerakan mesin.
Menjaga stabilitas sistem agar proses berjalan aman.
Memastikan tidak ada bahan berbahaya tertinggal saat shutdown.
Meningkatkan keandalan operasional dan mencegah kerusakan alat.
Anisa Fitria (07) 1. cek terlebih dahulu sambungan dan sistemnya, pastikan semua sesuai prosedur kerja, hentikan sistem dengan aman, dan gunakan APD 2. Lime softening unit adalah proses pengolahan air untuk mengurangi kadar kesadahan (Ca & Mg) menggunakan kapur. 3. shutdown tidak boleh dilakukan sembarangan dan tetap harus mengikuti prosedur agar alat tidak rusak. 4. filtrasi bisa terganggu, air tidak tersaring maksimal. Jika ada alat yang rusak, harus segera diganti supaya proses tetap berjalan 5. Karena untuk menjaga keselamatan kerja, mencegah kerusakan alat, dan memastikan proses berjalan dengan aman.
1. 1. Segera hentikan aktivitas yang berbahaya jika memungkinkan dilakukan dengan aman.
2. Aktifkan sistem darurat (alarm, tombol emergency stop, dll).
3. Evakuasi area sesuai prosedur tanggap darurat.
4. Laporkan kejadian kepada petugas K3 atau atasan secepatnya.
5. Beri pertolongan pertama jika diperlukan dan aman untuk dilakukan.
6. Ikuti prosedur penanganan darurat sesuai SOP yang berlaku di tempat kerja.
2.Lime softening unit adalah unit pengolahan air yang menggunakan kapur (lime, biasanya Ca(OH)₂) untuk mengurangi kesadahan air (hardness). Kesadahan disebabkan oleh ion kalsium (Ca²⁺) dan magnesium (Mg²⁺).
3.Boleh dan bahkan harus dilakukan, tetapi:
Hanya jika kondisi sangat mendesak atau berisiko tinggi (misalnya kebakaran, kebocoran bahan beracun, ledakan).
4.Jika terjadi insiden seperti:
Kebocoran, tekanan tidak stabil, atau bahan kimia masuk ke filter, maka:
Dampaknya dapat berupa:
Penurunan efisiensi filtrasi (air tidak jernih).
Kerusakan media filter (misalnya pasir, karbon aktif).
Kontaminasi air hasil filtrasi.
Tersumbatnya filter akibat endapan mendadak.
Gangguan pada sistem hilir (seperti reverse osmosis atau demineralisasi).
5.Karena saat start-up dan shutdown adalah fase paling berisiko dalam pengoperasian sistem, penting menerapkan K3 karena:
Potensi tekanan berlebih, lonjakan arus, kebocoran bahan kimia.
1. yang pertama tetap utamakan keselamatan jiwa, jika ada korban segera memberikan pertolongan pertama , kemudian laporkan kejadian dan mengambil tindakan prosedur darurat serta komunikasikan dengan tim HSE 2. Lime softening unit adalah sistem pengolahan air yang mengurangi kesadahan (kalsium dan magnesium) dengan menambahkan kapur. Kapur ini bereaksi membentuk endapan padat yang kemudian dipisahkan dari air melalui pengendapan dan filtrasi, mencegah kerak dan meningkatkan kualitas air. 3. tidak boleh ,karena hal itu sangat berisiko karena dapat meningkatkan peluang kecelakaan kerja dan menyebabkan kerusakan parah pada peralatan. 4. berdampak penurunan kualitas air (jadi keruh atau ada kuman), gangguan efisiensi (filter cepat mampet, aliran lambat), serta kerusakan alat yang berujung pada peningkatan biaya operasional. 5.penting karena mencegah kecelakaan kerja, melindungi pekerja, dan menghindari kerusakan alat.
1.Tindakan pertama yang dapat dilakukan adalah pertolongan pertama, menjauhkan diri dari sumber bahaya, mengaktifkan alarm darurat, melaporkan kejadian agar dapat ditanggulangi dengan segera 2. Lime softening unit adalah sistem atau alat yang digunakan untuk mengurangi kadar kesadahan dalam air, terutama kandungan kalsium dan magnesium yang dapat membuat air terasa “keras". Proses ini biasa dipakai di instalasi pengolahan air terutama air baku dari sungai/danau 3. shutdown boleh dilakukan jika tujuannya untuk menyelamatkan jiwa karena keadaan darurat. 4. pengaruh utamanya yaitu dapat menurunkan efektivitas dan efisiensi penyaringan yang mengakibatkan partikel tidak tersaring dengan sempurna, sehungga aliran terhambat, dan kualitas filtrat menjadi buruk. 5. karena dengan adanya penerapan k3 dapat menjaga keselamatan pekerja serta mencegah kerusakan
Zahra Herlinda irfani/34 1.Tindakan pertama yang dapat dilakukan adalah pertolongan pertama, menjauhkan diri dari sumber bahaya, mengaktifkan alarm darurat, melaporkan kejadian agar dapat ditanggulangi dengan segera 2. Lime softening unit adalah sistem atau alat yang digunakan untuk mengurangi kadar kesadahan dalam air, terutama kandungan kalsium dan magnesium yang dapat membuat air terasa “keras". Proses ini biasa dipakai di instalasi pengolahan air terutama air baku dari sungai/danau 3. shutdown boleh dilakukan jika tujuannya untuk menyelamatkan jiwa karena keadaan darurat. 4. pengaruh utamanya yaitu dapat menurunkan efektivitas dan efisiensi penyaringan yang mengakibatkan partikel tidak tersaring dengan sempurna, sehungga aliran terhambat, dan kualitas filtrat menjadi buruk. 5. karena dengan adanya penerapan k3 dapat menjaga keselamatan pekerja serta mencegah kerusakan
1.melakukan pertolongan pertama,mengisolasi area terjadinya hal tersebut,dan laporkan kejadian tersebut kepada pihak berwenang seperti atasan industri pada PT tersebut.
2.pengolahan air yang digunakan untuk mengurangi kekerasan air (hardness), terutama kandungan kalsium (Ca²⁺) dan magnesium (Mg²⁺), dengan cara menambahkan bahan kimia berupa kapur (lime), yaitu kalsium hidroksida (Ca(OH)₂).
3.boleh jika situasi tersebut benar-benar darurat dan dokumentasi kan untuk mencegah kejadian serupa.
4.akan muncull beberapa pengaruh negatif seperti penyumbatan pada media filter,tekanan tidak stabil dan kebocoran sistem.
5.untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, mencegah kerusakan lingkungan dan untuk melindungi peralatan
1. Penjelasan tentang metode destilasi! 2. Bagaimana hasil akhir bentuk/tekstur yang dihasilkan dari praktikum ekstraksi Cair-Cair! 3. Bagaimana cara memastikan pemisahan fase terjadi sempurna tanpa kehilangan kandungan kafein, lalu parameter uji apa yang dilakukan? 4. Apa resiko atau bahaya penggunaaan pelarut organik dalam proses ekstraksi Cair-Cair dalam metode K3? 5. Apa tujuan dilakukannya ekstraksi Cair-Cair dalam bidang industri?
1. Destilasi adalah metode pemisahan campuran berdasarkan perbedaan titik didih komponennya. Campuran dipanaskan hingga salah satu komponen menguap, lalu uap tersebut didinginkan dalam kondensor dan dikumpulkan kembali sebagai cairan (distilat) serta menghasilkan sisa dari cairan yang tidak ikut menguap berupa rafinat. Proses ini efektif untuk memisahkan zat cair dari zat lain yang memiliki titik didih berbeda secara signifikan.
2. Fase organik yang mengandung senyawa target (misalnya kafein). Dan Fase air yang mengandung sisa senyawa lain dari larutan awal.
3. Dilakukan pengamatan visual kestabilan dua fase, diikuti dengan analisis konsentrasi kafein pada masing-masing fase menggunakan metode kuantitatif seperti HPLC atau spektrofotometri. Efisiensinya diukur melalui koefisien distribusi (Kd) dan persentase recovery, memastikan kafein terkonsentrasi optimal di fase pelarut organik dengan minimal tertinggal di fase air atau emulsi. Kita dapat melakukan proses ekstraksi berulang kali hingga menghasilkan kafein yang pekat menggunakan metode soxhlet, kemudian hasilnya akan kita lakukan destilasi hingga menghasilkan rafinat murni berisikan kafein saja serta terhindar dari kandungan n-Hexana atau Destilat.
4. Bahaya bahan pelarut organik yang memiliki sifat beracun atau semacamnya yang bisa berbahaya dalam proses ekstraksi, sehingga dapat digantikan dengan n-Hexane namun memiliki kekurangan mudah terbakar namun masih bisa diatasi dengan parameter yang dikontrol.
5. Untuk memisahkan, memurnikan, atau mengekstrak senyawa tertentu dari suatu campuran cair berdasarkan perbedaan kelarutannya dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur.
Aqila Madu Triono (08) : 1. Destilasi adalah pemisahan berdasarkan titik didih, tahapan awalnya ialah pemanasan. Destilat dan rafinat merupakan hasil dari destilasi 2. Destilat yaitu bagian yang menguap dan rafinat yaitu hasil residu nya 3. Dari estraksi menggunakan soxhletasi Ketika, kita sudah mempunyai pelarut berulang dan tidak ada alkohol dan jg ekstrat bisa dipakai pada estraksi berikutnya 4. Pelarut organik cenderung flammable (mudah terbakar) 5. Mengambil zat ekstensi yang ada di larutan
Gusti Ayu Putu K. (26) 1. Metode Destilasi adalah pemisahan berdasarkan titik didih. 2. Hsil akhir bentuk/tekstur: dua lapisan cairan yang tidak tercampur. Lapisan pertama adalah pelarut yang digunakan untuk ekstraksi, dan lapisan kedua adalah larutan hasil ekstraksi yang mengandung zat terlarut yang diinginkan. 3. Banyak faktor, salah satunya menggunakan pelarut yang tepat yaitu chloroform, mengontrol pH, Melakukan ekstraksi berulang kali, menggunakan suhu tinggi. Dan untuk Parameternya menggunakan waktu ekstraksi (suhu ruangan). 4. Resiko pelarut organik dalam proses ekstraksi cair-cair dalam metode k3, yaitu: mudah terbakar, beracun, iritasi, efek jangka panjang, dampak lingkungan (mencemari lingkungan) 5. Salah satu tujuannya ialah Mengambil zat esensi dlm bahan kimia
1.Destilasi adalah metode pemisahan campuran berdasarkan perbedaan titik didih. Komponen dengan titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu, lalu dikondensasikan menjadi cairan murni. 2.Hasil akhir berupa dua lapisan cairan (fase):
Fase air (aqueous)
Fase organik (mengandung kafein) Keduanya tidak tercampur, membentuk lapisan terpisah.
3.Gunakan corong pisah secara hati-hati dan lakukan ekstraksi berulang. Parameter uji:
Spektrofotometri UV-Vis untuk mengukur kadar kafein
pH dan volume fase organik sebagai indikator pemisahan 4.Risiko:
Uap beracun (seperti dari kloroform atau DCM)
Mudah terbakar
Iritasi kulit dan mata Tindakan K3:
Gunakan APD lengkap, kerja di lemari asam, hindari kontak langsung.
5.Untuk memisahkan dan memurnikan senyawa bernilai dari campurannya, seperti:
Kafein dari teh
Antibiotik dari kultur mikroba
Produk kimia dari reaksi Efisien, cepat, dan cocok untuk skala besar.
Arva alnathan P.P (09) 1. Metode Destilasi adalah pemisahan berdasarkan titik didih. 2. Hsil akhir bentuk/tekstur: dua lapisan cairan yang tidak tercampur. Lapisan pertama adalah pelarut yang digunakan untuk ekstraksi, dan lapisan kedua adalah larutan hasil ekstraksi yang mengandung zat terlarut yang diinginkan. 3. Banyak faktor, salah satunya menggunakan pelarut yang tepat yaitu chloroform, mengontrol pH, Melakukan ekstraksi berulang kali, menggunakan suhu tinggi. Dan untuk Parameternya menggunakan waktu ekstraksi (suhu ruangan). 4. Resiko pelarut organik dalam proses ekstraksi cair-cair dalam metode k3, yaitu: mudah terbakar, beracun, iritasi, efek jangka panjang, dampak lingkungan (mencemari lingkungan) 5. Salah satu tujuannya ialah Mengambil zat esensi dlm bahan kimia
1. Destilasi adalah proses pemisahan campuran berdasarkan perbedaan titik didih komponen-komponennya. Proses ini melibatkan pemanasan campuran sehingga komponen dengan titik didih lebih rendah akan menguap dan kemudian dikondensasikan kembali menjadi cairan destilasi digunakan dalam berbagai industri seperti industri kimia, farmasi, dan minyak bumi, untuk memisahkan dan memurnikan komponen-komponen yang diinginkan.
2. Hasil akhir dari praktikum ekstraksi Cair-Cair dapat berupa: - Larutan kafein dalam pelarut organik yang jernih atau berwarna, tergantung pada jenis pelarut dan konsentrasi kafein. - Fase air yang telah dipisahkan dari fase organik, dengan kandungan kafein yang lebih rendah. - Kafein yang telah diekstraksi dapat diisolasi dan dihasilkan dalam bentuk kristal atau serbuk, jika proses ekstraksi diikuti dengan proses penguapan atau kristalisasi.
3. Untuk memastikan pemisahan fase terjadi sempurna tanpa kehilangan kandungan kafein, beberapa cara dapat dilakukan:
1. Penggunaan pelarut yang tepat: Pilih pelarut yang memiliki perbedaan densitas yang cukup besar dengan fase air, sehingga pemisahan fase dapat terjadi dengan baik. 2. Pengaturan waktu dan suhu: Atur waktu dan suhu ekstraksi untuk memastikan bahwa kafein dapat terdistribusi secara merata dalam fase organik. 3. Penggunaan corong pemisah yang sesuai: Gunakan corong pemisah yang sesuai untuk memastikan bahwa pemisahan fase dapat terjadi dengan baik dan tidak ada gangguan.
Parameter uji yang dapat dilakukan untuk memastikan pemisahan fase sempurna adalah:
1. Pengukuran densitas: Ukur densitas fase air dan fase organik untuk memastikan bahwa pemisahan fase telah terjadi dengan baik. 2. Pengukuran konsentrasi kafein: Ukur konsentrasi kafein dalam fase air dan fase organik untuk memastikan bahwa kafein telah terdistribusi secara merata dalam fase organik. 3. Pengamatan visual: Lakukan pengamatan visual terhadap pemisahan fase untuk memastikan bahwa pemisahan fase telah terjadi dengan baik dan tidak ada gangguan.
Dengan melakukan cara-cara dan parameter uji di atas, dapat dipastikan bahwa pemisahan fase terjadi sempurna tanpa kehilangan kandungan kafein.
4. Resiko atau bahaya penggunaan pelarut organik dalam proses ekstraksi cair-cair dalam metode K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) adalah: - Iritasi kulit, mata, dan saluran pernapasan akibat paparan pelarut organik - Kerusakan lingkungan akibat pencemaran pelarut organik - Risiko kebakaran atau ledakan akibat sifat pelarut organik yang mudah terbakar - Risiko keracunan atau efek kesehatan lainnya akibat paparan pelarut organik dalam jangka panjang. Oleh karena itu, perlu dilakukan penanganan pelarut organik dengan hati-hati, menggunakan alat pelindung diri, dan mengikuti prosedur keselamatan yang ditetapkan.
5. Tujuan dilakukannya ekstraksi cair-cair dalam bidang industri adalah untuk memisahkan komponen-komponen yang diinginkan dari campuran kompleks, sehingga dapat dihasilkan produk yang lebih murni dan berkualitas. Ekstraksi cair-cair digunakan untuk memisahkan dan memurnikan produk-produk seperti kafein, obat-obatan, dan bahan kimia lainnya. Dengan demikian, ekstraksi cair-cair dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi dalam industri.
1. Destilasi adalah metode pemisahan campuran berdasarkan perbedaan titik didih melalui pemanasan, penguapan, kondensasi, dan pengumpulan uap menjadi cairan kembali. 2. Hasil akhir berupa dua lapisan cairan terpisah: lapisan air (aqueous) dan pelarut organik yang mengandung kafein. 3. Pemisahan dilakukan dengan memilih pelarut yang sesuai, mengontrol pH, ekstraksi berulang, dan menghindari suhu tinggi. 4. Pelarut organik mudah menguap, mudah terbakar, dan beracun jika terhirup atau kontak langsung 5. Tujuan ekstraksi cair-cair di industri adalah memisahkan senyawa, memurnikan produk, dan sebagai metode pemisahan yang efisien
1. Destilasi adalah proses pemisahan campuran berdasarkan perbedaan titik didih komponen-komponennya. Proses ini melibatkan pemanasan campuran sehingga komponen dengan titik didih lebih rendah akan menguap dan kemudian dikondensasikan kembali menjadi cairan destilasi digunakan dalam berbagai industri seperti industri kimia, farmasi, dan minyak bumi, untuk memisahkan dan memurnikan komponen-komponen yang diinginkan.
2. Hasil akhir dari praktikum ekstraksi Cair-Cair dapat berupa: - Larutan kafein dalam pelarut organik yang jernih atau berwarna, tergantung pada jenis pelarut dan konsentrasi kafein. - Fase air yang telah dipisahkan dari fase organik, dengan kandungan kafein yang lebih rendah. - Kafein yang telah diekstraksi dapat diisolasi dan dihasilkan dalam bentuk kristal atau serbuk, jika proses ekstraksi diikuti dengan proses penguapan atau kristalisasi.
3. Untuk memastikan pemisahan fase terjadi sempurna tanpa kehilangan kandungan kafein, beberapa cara dapat dilakukan:
1. Penggunaan pelarut yang tepat: Pilih pelarut yang memiliki perbedaan densitas yang cukup besar dengan fase air, sehingga pemisahan fase dapat terjadi dengan baik. 2. Pengaturan waktu dan suhu: Atur waktu dan suhu ekstraksi untuk memastikan bahwa kafein dapat terdistribusi secara merata dalam fase organik. 3. Penggunaan corong pemisah yang sesuai: Gunakan corong pemisah yang sesuai untuk memastikan bahwa pemisahan fase dapat terjadi dengan baik dan tidak ada gangguan.
Parameter uji yang dapat dilakukan untuk memastikan pemisahan fase sempurna adalah:
1. Pengukuran densitas: Ukur densitas fase air dan fase organik untuk memastikan bahwa pemisahan fase telah terjadi dengan baik. 2. Pengukuran konsentrasi kafein: Ukur konsentrasi kafein dalam fase air dan fase organik untuk memastikan bahwa kafein telah terdistribusi secara merata dalam fase organik. 3. Pengamatan visual: Lakukan pengamatan visual terhadap pemisahan fase untuk memastikan bahwa pemisahan fase telah terjadi dengan baik dan tidak ada gangguan.
Dengan melakukan cara-cara dan parameter uji di atas, dapat dipastikan bahwa pemisahan fase terjadi sempurna tanpa kehilangan kandungan kafein.
4. Resiko atau bahaya penggunaan pelarut organik dalam proses ekstraksi cair-cair dalam metode K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) adalah: - Iritasi kulit, mata, dan saluran pernapasan akibat paparan pelarut organik - Kerusakan lingkungan akibat pencemaran pelarut organik - Risiko kebakaran atau ledakan akibat sifat pelarut organik yang mudah terbakar - Risiko keracunan atau efek kesehatan lainnya akibat paparan pelarut organik dalam jangka panjang. Oleh karena itu, perlu dilakukan penanganan pelarut organik dengan hati-hati, menggunakan alat pelindung diri, dan mengikuti prosedur keselamatan yang ditetapkan.
5. Tujuan dilakukannya ekstraksi cair-cair dalam bidang industri adalah untuk memisahkan komponen-komponen yang diinginkan dari campuran kompleks, sehingga dapat dihasilkan produk yang lebih murni dan berkualitas. Ekstraksi cair-cair digunakan untuk memisahkan dan memurnikan produk-produk seperti kafein, obat-obatan, dan bahan kimia lainnya. Dengan demikian, ekstraksi cair-cair dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi dalam industri.
1. Destilasi adalah metode pemisahan campuran berdasarkan perbedaan titik didih melalui pemanasan, penguapan, kondensasi, dan pengumpulan uap menjadi cairan kembali. 2. Hasil akhir berupa dua lapisan cairan terpisah: lapisan air (aqueous) dan pelarut organik yang mengandung kafein. 3. Pemisahan dilakukan dengan memilih pelarut yang sesuai, mengontrol pH, ekstraksi berulang, dan menghindari suhu tinggi. 4. Pelarut organik mudah menguap, mudah terbakar, dan beracun jika terhirup atau kontak langsung 5. Tujuan ekstraksi cair-cair di industri adalah memisahkan senyawa, memurnikan produk, dan sebagai metode pemisahan yang efisien
1. distilasi ialah proses pemisahan yang dilihat berdasarkan titik didih, distilasi tersebut memiliki boiling point jika pelarutnya alkohol maka boilinh pointnya 70°C setelah itu dilakukan proses kondensasi agar hasil ekstrak bisa menghasilkan secara sempurna 2. hasil akhir dari ekstraksi cair cair menghasilkan pelarut (solven) dan terlarut (solute) yang perlu dipisahkan lagi menggunakan metode distilasi yang nanti hasil akhirnya murni ekstrak kafein 3. melakukan proses kondensasi nanti fase gas akan menguap dan menjadi embun (dew point) akan ada destilat yaitu pelarutnya dan hasil murni ekstrak maka akan menghasilkan secara sempurna 4. dalam metode k3 bersifat mudah terbakar karena pelarut ekstraksi organik mengandung unsur karbon dan hidrogen 5. untuk mengambil zat esensi dalam larutan yang digunakan untuk hal tertentu bisa digunakan untuk parfum dll
DANISH AKMAL F. (15) : 1. Destilasi adalah pemisahan berdasarkan titik didih, tahapan awalnya ialah pemanasan. Destilat dan rafinat merupakan hasil dari destilasi 2. Destilat yaitu bagian yang menguap dan rafinat yaitu hasil residu nya 3. Dari estraksi menggunakan soxhletasi Ketika, kita sudah mempunyai pelarut berulang dan tidak ada alkohol dan jg ekstrat bisa dipakai pada estraksi berikutnya 4. Pelarut organik cenderung flammable (mudah terbakar) 5. Mengambil zat ekstensi yang ada di larutan
1. Destilasi adalah suatu cara pemisahan larutan dengan perbedaan titik didih menggunakan panas sebagai pemisah. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu, kemudian uapnya dikondensasikan menjadi cairan kembali. 2.Ekstraksi cair-cair menghasilkan karakteristik bentuk seperti lapisan cairan yang tidak bercampur, yaitu lapisan pelarut organik dan lapisan air. Bentuk/tekstur yang dihasilkan akan tergantung pada jenis pelarut yang digunakan dan senyawa yang diekstraksi. 3.Pemisahan fase dapat dilakukan secara efektif melalui ekstraksi bertahap dengan pemilihan pelarut yang sesuai, serta pengaturan suhu dan durasi proses yang optimal. Beberapa parameter yang sering diuji mencakup identifikasi kandungan kafein, pengujian titik leleh. 4.Dalam konteks K3 adalah memiliki beberapa risiko dan bahaya. Bahaya utamanya adalah gangguan kesehatan akibat paparan, potensi kebakaran, dan pencemaran lingkungan. 5.Tujuan utama ekstraksi cair-cair dalam industri adalah untuk memisahkan dan memurnikan suatu komponen dari suatu campuran cair. Proses ini memanfaatkan perbedaan kelarutan zat terlarut dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur untuk memindahkan zat yang diinginkan dari satu pelarut ke pelarut lain.
DAVIN JUNIO CAESARO / 06 / XI-TKI-1 1. Destilasi adalah suatu cara pemisahan larutan dengan perbedaan titik didih menggunakan panas sebagai pemisah. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu, kemudian uapnya dikondensasikan menjadi cairan kembali. 2.Ekstraksi cair-cair menghasilkan karakteristik bentuk seperti lapisan cairan yang tidak bercampur, yaitu lapisan pelarut organik dan lapisan air. Bentuk/tekstur yang dihasilkan akan tergantung pada jenis pelarut yang digunakan dan senyawa yang diekstraksi. 3.Pemisahan fase dapat dilakukan secara efektif melalui ekstraksi bertahap dengan pemilihan pelarut yang sesuai, serta pengaturan suhu dan durasi proses yang optimal. Beberapa parameter yang sering diuji mencakup identifikasi kandungan kafein, pengujian titik leleh. 4.Dalam konteks K3 adalah memiliki beberapa risiko dan bahaya. Bahaya utamanya adalah gangguan kesehatan akibat paparan, potensi kebakaran, dan pencemaran lingkungan. 5.Tujuan utama ekstraksi cair-cair dalam industri adalah untuk memisahkan dan memurnikan suatu komponen dari suatu campuran cair. Proses ini memanfaatkan perbedaan kelarutan zat terlarut dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur untuk memindahkan zat yang diinginkan dari satu pelarut ke pelarut lain.
1. metode destilasi adalah pemisahan campuran berdasarkan titik didih. dilakukan pemanasan hingga menguap, lalu uap tersebut di dinginkan dan dikondensasi menjadi cairan. 2. hasil akhirnya terdapat 2 fase cairan terpisah, fase organik dan fase air, lalu juga terdapat hasil dari kristal kafein nya. 3. ketika kafein teh sebagai bahan pelarut dalam alkohol berwarna semakin pekat, maka proses destilasi berjalan dengan lancar. parameter yang dilakukan adalah mengatur waktu ekstraksi. 4. mudah terbakar, dapat menyebabkan keracunan, iritasi, dan efek jangka panjang seperti kerusakan organ dalam, kanker, dll. 5. tujuan dilakukan nya ekstraksi cair-cair adalah untuk memisahkan dan memurnikan suatu zat dari campuran nya
Elya Nuraini 1. Destilasi adalah metode pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih. Campuran dipanaskan hingga salah satu komponen menguap, lalu uapnya dikondensasi menjadi cairan (distilat), sementara sisanya (rafinat) tetap tertinggal. 2. Ekstraksi cair-cair menghasilkan dua fase: fase organik yang mengandung senyawa target (seperti kafein), dan fase air yang mengandung sisa senyawa lainnya. L 3. Analisis hasil dilakukan dengan pengamatan visual kestabilan fase, lalu diuji kandungan kafein menggunakan HPLC atau spektrofotometri. Efisiensi dinilai dari koefisien distribusi dan persen recovery. Proses dapat diulang (misalnya dengan metode Soxhlet), lalu dilanjutkan destilasi untuk menghasilkan kafein murni tanpa pelarut. 4. Bahaya pelarut organik seperti n-Hexane adalah sifatnya yang mudah terbakar dan beracun, namun masih bisa dikendalikan dengan pengaturan parameter kerja yang tepat. 5. Tujuan ekstraksi adalah memisahkan atau memurnikan senyawa tertentu dari campuran cair, berdasarkan perbedaan kelarutan dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur.
Cahaya Clarissa P.H (13) 1. destilasi secara sederhana prinsipnya adalah pemisahan berdasarkan titik didih. dilakukan pemanasan hingga menguap, lalu dari uap tersebut di kondensasikan menjadi cairan. 2. hasil akhir dari destilasi terdapat 2 fase terpisah, yaitu fase organik dan fase air, dan terdapat kristal kafein yang dihasilkan. 3. ketika pelarut atau kafein teh berubah warna menjadi semakin pekat, maka proses destilasi berjalan dengan lancar dan parameter yang digunakan adalah mengatur waktu ekstraksi. 4. mudah terbakar, dapat menyebabkan infeksi, iritasi, keracunan ran efek jangka panjang seperti kerusakan organ dalam, dll. 5. tujuan dilakukannya ekstraksi cair-cair yaitu untuk mengambil zat esensi yang ada di dalam suatu bahan atau sampel.
1. Destilasi adalah metode pemisahan campuran yang bekerja dengan memanfaatkan perbedaan titik didih antar zat. Proses ini dilakukan dengan cara memanaskan campuran hingga salah satu komponen menguap, kemudian uap tersebut dikondensasikan kembali menjadi cairan, sehingga diperoleh zat yang lebih murni. 2. Setelah proses berlangsung, akan terbentuk dua lapisan cairan yang terpisah secara alami: lapisan air (disebut aqueous) dan lapisan pelarut organik yang mengandung zat seperti kafein. 3. Agar proses pemisahan berjalan optimal, diperlukan pemilihan pelarut yang tepat sesuai sifat senyawa, pengaturan pH larutan, serta pengulangan proses ekstraksi beberapa kali. Selain itu, penting untuk menjaga suhu agar tidak terlalu tinggi, karena suhu ekstrem bisa merusak senyawa yang ingin diambil. 4. Pelarut organik umumnya bersifat mudah menguap dan mudah terbakar, sehingga perlu penanganan hati-hati. Jika terhirup atau bersentuhan langsung dengan kulit, pelarut ini juga bisa menimbulkan efek berbahaya bagi kesehatan. 5. Dalam skala industri, ekstraksi cair-cair banyak digunakan untuk memisahkan komponen penting dari suatu campuran, memurnikan produk akhir, dan sebagai salah satu metode yang efisien dalam proses pemisahan bahan kimia.
1. Destilasi adalah metode pemisahan campuran berdasarkan perbedaan titik didih melalui pemanasan, penguapan, kondensasi, dan pengumpulan uap menjadi cairan kembali. 2. Hasil akhir berupa dua lapisan cairan terpisah: lapisan air (aqueous) dan pelarut organik yang mengandung kafein. 3. Pemisahan dilakukan dengan memilih pelarut yang sesuai, mengontrol pH, ekstraksi berulang, dan menghindari suhu tinggi. 4. Pelarut organik mudah menguap, mudah terbakar, dan beracun jika terhirup atau kontak langsung 5. Tujuan ekstraksi cair-cair di industri adalah memisahkan senyawa, memurnikan produk, dan sebagai metode pemisahan yang efisien.
1. Dalam K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang merupakan bagian dari HSE (Hygiene, Safety, and Engineering), kalau terjadi kecelakaan atau kejadian yang tidak diinginkan, kita perlu menghentikan pekerjaan dulu, memberikan pertolongan pertama jika diperlukan, melaporkan kejadian tersebut, dan melakukan analisis untuk mengetahui penyebabnya. Ini semua bertujuan untuk menjaga keselamatan dan kesehatan pekerja.
2. Lime Softening Unit adalah proses pengolahan air yang menggunakan kapur atau "susu kapur" untuk mengurangi kesadahan air. Kesadahan air disebabkan oleh adanya ion-ion kalsium dan magnesium yang dapat menyebabkan kerak pada pipa dan peralatan. Dengan menambahkan kapur (CaO), kita dapat mengendapkan ion-ion tersebut dan mengurangi kesadahan air. Reaksi kimia yang terjadi adalah: CaO + H2O → Ca(OH)2
3. Dalam situasi darurat, tidak boleh melakukan penghentian peralatan tanpa mengikuti prosedur yang ditetapkan. Penghentian yang tidak terkendali dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan, membahayakan keselamatan pekerja, dan bahkan memperburuk situasi darurat. Oleh karena itu, penting untuk mengikuti prosedur yang telah ditetapkan.
4. Jika terjadi kecelakaan dalam proses filtrasi, dapat menyebabkan penurunan kualitas hasil filtrasi atau bahkan kerusakan pada peralatan filtrasi. Ini bisa berdampak pada keseluruhan proses produksi dan kualitas produk akhir.
5. Menerapkan K3 saat memulai dan menghentikan peralatan sangat penting karena dapat membantu mencegah kecelakaan, mengurangi risiko kerusakan peralatan, dan menjamin keselamatan pekerja. Dengan mengikuti prosedur yang ditetapkan, kita dapat memastikan bahwa peralatan beroperasi dengan aman.
Zahra Herlinda irfani/34 1. metode destilasi adalah suatu teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan titik didih komponen-komponennya. 2. Hasil akhir dari praktikum ekstraksi cair-cair berupa dua lapisan cairan yang terpisah, karena proses ini memanfaatkan perbedaan kelarutan dua zat cair yang tidak saling larut sempurna 3. 1. Gunakan corong pisah dengan benar. 2. Lakukan ekstraksi berulang 3. Diamkan sampai lapisan benar-benar terpisah. 4. Gunakan pelarut organik yang tepat 5. memastikan ph larutan netral 4. mudah terbakar, uap beracun, iritan kulit, pencemaran lingkungan 5. Untuk memisahkan komponen tertentu dari campuran cair dengan bantuan dua pelarut yang tidak saling larut
1. Destilasi => titik didih 2. Hasil akhir yg berupa dua lapis mendapat krmurniaan kafein => terlarut (deksan/alc) yg mengambil zat & warna berubah artinya ekstraksi berjalan 3. Pelarut => destilasi, ketika kita mempunyai pelarut berulang hingga 10x tidak ada alkohol dan ekstart hingga warnanya menjadi pekat 4. Bahan yang mengandung unsur C-H-O dikimia organik disebut titik didihnya rendah, timah contohnya 5. Tujuan nya untuk mengambil tensi ekstraksi minyak aciir
1. Destilasi adalah metode pemisahan yang menggunakan perbedaan titik didih antara komponen-komponen dalam suatu campuran. Dalam proses destilasi, campuran dipanaskan hingga komponen dengan titik didih lebih rendah menguap dan kemudian dikondensasikan kembali menjadi cairan. Contohnya, destilasi alkohol yang memiliki titik didih lebih rendah daripada air.
2. Hasil akhir dari praktikum ekstraksi Cair-Cair dengan contoh kafein dari teh adalah kafein yang telah dipisahkan dari komponen lain dalam teh, biasanya berupa kristal atau serbuk putih.
3. Untuk memastikan pemisahan fase terjadi sempurna tanpa kehilangan kandungan kafein, perlu dilakukan pemilihan pelarut yang tepat dan kontrol terhadap kondisi proses seperti suhu dan waktu ekstraksi. Parameter uji yang dapat dilakukan adalah analisis spektrofotometri UV-Vis untuk menentukan konsentrasi kafein dalam larutan.
4. Penggunaan pelarut organik dalam proses ekstraksi Cair-Cair dapat memiliki resiko atau bahaya seperti mudah terbakar (flammable), toksisitas, dan dampak lingkungan. Contoh pelarut organik yang digunakan dalam ekstraksi adalah n-hexane yang memiliki titik didih 70°C dan mudah terbakar.
5. Tujuan dilakukannya ekstraksi Cair-Cair dalam bidang industri adalah untuk mengambil zat esensi atau komponen yang diinginkan dari suatu bahan, seperti ekstraksi kafein dari teh atau kopi untuk menghasilkan produk kafein yang murni.
Devita Apriliana XI TKI-1 1. Destilasi adalah metode pemisahan campuran berdasarkan perbedaan titik didih antar komponen. Proses ini melibatkan pemanasan larutan hingga komponen dengan titik didih lebih rendah menguap lebih dulu, lalu uap dikondensasikan kembali menjadi cairan murni.
- Jenis-jenis destilasi:
- Destilasi Sederhana: Untuk campuran dua cairan dengan perbedaan titik didih > 25°C.
- Destilasi Fraksionasi: Untuk campuran dengan perbedaan titik didih kecil; menggunakan kolom fraksionasi.
- Destilasi Uap: Digunakan untuk bahan yang sensitif terhadap panas (misalnya minyak atsiri).
- Destilasi Vakum: Dilakukan pada tekanan rendah untuk menurunkan titik didih, cocok untuk senyawa yang mudah terurai pada suhu tinggi.
2. Ekstraksi cair-cair menghasilkan dua lapisan cairan:
- Lapisan atas atau bawah tergantung pada massa jenis pelarut (misal: pelarut organik vs air)
- Setelah ekstraksi selesai dan dilakukan pemisahan:
- Fasa hasil ekstraksi berbentuk cairan jernih atau berwarna, tergantung jenis zat terlarut
- Bisa mengandung sedikit emulsi atau partikel halus jika pemisahan kurang sempurna
3. Langkah untuk memastikan pemisahan sempurna tanpa kehilangan kafein:
- Pemilihan pelarut yang selektif terhadap kafein (misalnya diklorometana atau etil asetat)
- Pengadukan dan waktu kontak cukup lama agar kafein pindah ke pelarut
- Ekstraksi berulang (multiple extraction) untuk memaksimalkan pemindahan kafein
- Pemisahan lapisan sempurna menggunakan corong pisah
- Pengeringan pelarut menggunakan natrium sulfat anhidrat (menghilangkan sisa air)
4. Penggunaan pelarut organik menyimpan risiko besar jika tidak diikuti prosedur K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja):
- Bahaya yang umum:
- Inflamabilitas (mudah terbakar): seperti eter, kloroform, dan etil asetat
- Toksisitas (keracunan): bisa diserap melalui kulit, inhalasi, atau tertelan
- Iritasi kulit dan saluran pernapasan
- Bahaya lingkungan: jika dibuang sembarangan, mencemari air dan tanah
Anisa Fitria (07) 1. destilasi adalah metode pemisahan yang dilakukan dengan cara memanaskan campuran dua zat cair yang punya titik didih berbeda. 2. hasil akhir ekstraksi cair-cair berupa dua lapisan cairan yang terpisah, yaitu lapisan air dan lapisan pelarut organik yang mengandung kafein. 3. gunakan rasio pelarut yang tepat, aduk merata, ulang ekstraksi beberapa kali, dan atur pH supaya kafein larut sempurna ke pelarut organik. 4. Penggunaan pelarut organik dalam ekstraksi cair-cair punya risiko seperti beracun, mudah terbakar, dan bisa menyebabkan iritasi. 5. untuk memisahkan atau mengambil senyawa penting dari bahan cair, misalnya kafein.
Indri Indira (27) 1. Destilasi adalah metode pemisahan campuran berdasarkan perbedaan titik didih, dengan berbagai jenis seperti destilasi sederhana, fraksionasi, uap, dan vakum, tergantung pada sifat zat yang dipisahkan. 2. Hasil akhir ekstraksi cair-cair berupa dua fase terpisah (organik dan air), dan jika pelarutnya diuapkan, senyawa target (seperti kafein) dapat berbentuk kristal atau serbuk padat. 3. Pemisahan fase yang sempurna dipastikan dengan pengamatan visual batas fase, penghilangan emulsi (misal dengan NaCl atau sentrifugasi), dan ekstraksi berulang. 4. Risiko penggunaan pelarut organik meliputi toksisitas, mudah terbakar, dan iritasi. Pencegahan dilakukan dengan bekerja di lemari asam, menggunakan APD, dan penyimpanan yang tepat. 5. Tujuan ekstraksi cair-cair dalam industri mencakup pemurnian senyawa (seperti kafein), isolasi produk farmasi, pengolahan limbah, dan ekstraksi minyak atsiri, karena metode ini efisien, selektif, dan mudah diskalakan.
Aisyah Ratri A/02 1. metode destilasi adalah teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan titik didih 2. dihasilkan dua lapisan cairan (fase organik dan fase air), bentuk akhir tetap cair dengan warna/kejernihan berbeda. 3. terdapat banyak faktor, menggunakan pelarut yang tepat, mengontrol pH, ekstraksi berulang, dan menghindari suhu tinggi. 4. Bersifat racun dan flammable (mudah terbakar) 5. mengambil zat esensi dalam larutan
1. Metode destilasi adalah salah satu metode pemisahan yang berdasarkan dari titik didihnya. Tahapan metode ini dimulai dari pemanasan terlebih dahulu. 2. Tidak tercampurnya larutan adalah hasil akhir dari praktikum ekstraksi cair-cair. 3. Perlu melakukan pemilihan pelarut dan mengontrol kondisi prosesnya, seperti suhu dan waktu ekstraksi. Lakukan esktraksi beberapa kali dan atur pHnya. 4. Biasanya bersifat mudah terbakar. Jadi, penggunaan pelarut organik dalam proses ekstraksi cair-cair dalam metode K3 sangat berbahaya jika terhirup ataupun kontak secara langsung. 5. Dilakukannya ekstraksi cair-cair dalam bidang industri untuk mengambil zat esensi dalam larutan.
1. Destilasi adalah metode pemisahan campuran yang didasarkan pada perbedaan titik didih komponen-komponennya. 2.Hasil akhir berupa dua lapisan cairan terpisah yaitu pelarut organik yang mengandung kafein dan lapisan air 3. ketika kita mempunyai pelarut berulang dan ekstart ,bisa dipakai untuj ekstraksi selanjutnya 4. mudah terbakar (highly flammable) karena bahan yang di dalamnya mengandung c-h-o dan uapnya bisa meledak jika ada percikan api. 5. Tujuan utama dilakukannya ekstraksi cair-cair dalam skala industri adalah untuk memisahkan atau memurnikan suatu zat dari campurannya secara efisien dan ekonomis.
1.metode pemisahan campuran berdasarkan perbedaan titik didih komponen-komponennya.
2.Fase organik: Mengandung senyawa yang larut dalam pelarut organik (misalnya kafein dalam kloroform). Fase air/aqueous: Sisa larutan awal yang tidak larut dalam pelarut organik.
3.Gunakan corong pisah dengan benar dan biarkan kedua fase memisah sempurna (jangan tergesa-gesa).
Pastikan tidak terjadi emulsi (campuran tak terpisah) selama pengocokan.
Lakukan ekstraksi berulang (multiple extraction) untuk memastikan semua kafein pindah ke pelarut organik.
Jangan buang fase manapun sebelum diuji keberadaan kafein.
Spektrofotometri UV-Vis: Untuk mengukur konsentrasi kafein pada fase hasil ekstraksi.
Kromatografi (TLC atau HPLC): Untuk memastikan keberadaan dan kemurnian kafein di fase hasil ekstraksi.
Gravimetri (jika dilakukan evaporasi pelarut): Menimbang berat kafein murni hasil penguapan.
4.Volatilitas tinggi → mudah menguap dan menyebabkan pencemaran udara (inhalasi berbahaya).
Inflamabilitas → mudah terbakar (misalnya etil asetat, eter).
Toksisitas → beracun jika terhirup, terserap kulit, atau tertelan.
Reaktivitas kimia → bisa bereaksi dengan bahan lain jika tidak disimpan dengan baik.
5.memisahkan dan memurnikan senyawa tertentu, memperoleh bahan baku bernilai tinggi,efiensi proses produksi lebih cepat
1. Sebutkan & Jelaskan macam-macam fluida serta macam-macam viskositas ! 2. Apa tantangan utama dalam pengukuran fluida yang kental/berlumpur, serta alat ukur mana yang direkomendasikan! 3. Apa perbedaan utama antara aliran laminar dan turbulen, dan bagaimana cara mengetahui suatu aliran termasuk yang mana? 4. Kasih contoh soal dan cara penyelesaiannya persamaan bernoulli! 5. Faktor apa saja yabg mempengaruhi pengukuran aliran fluida? 6. Jelaskan apa itu densitas dan temperatur!
Aldyansyah Putra (03) 1. - Macam Macam Fluida Fluida Statis (Diam) Fluida yang tidak bergerak, hanya dipengaruhi tekanan dan gaya gravitasi. Contoh: air dalam gelas yang diam. Fluida Dinamis (Mengalir) Fluida yang mengalir, dipengaruhi kecepatan, tekanan, dan gesekan. Contoh: air dalam pipa, angin, minyak di saluran. Fluida Ideal Fluida teoretis, tak memiliki viskositas dan tak bisa dikompresi. Digunakan dalam penyederhanaan perhitungan. Fluida Nyata (Real) Fluida yang ada di dunia nyata, memiliki viskositas dan bisa mengalami gesekan serta turbulensi. - Viskositas Viskositas adalah ukuran kekentalan atau hambatan fluida terhadap aliran. Viskositas tinggi, fluida kental, alirannya lambat (contoh: madu) Viskositas rendah, fluida encer, alirannya cepat (contoh: air)
2. Jika terdapat fluida yang kental susah untuk mengkondisikan aliran pipa yang dapat menyebabkan kebuntuan pada pipa, dapat menggunakan alat magnetic flow meter.
3. Dengan membedakan bahwa laminar merupakan aliran yang tenang dan turbulen merupakan aliran yang tidak tenang, dalam matematika di dasarkan pada rumus NRe dari Reynolds Number, Laminar <1500 dan Turbulen 2100>.
4. Air mengalir dalam pipa horizontal yang diameternya mengecil di titik B, kecepatan air naik jadi 4m/s. Jika massa jenis air 1.000kg/m^3 berapa tekanan di titik B? Rumus : P1+1/2pv1^2+pgh1 = P2+1/2pv2^2+pgh2 Diketahui : P1 : 120.000 Pa v1 : 2m/s v2 : 4m/s pgh : 1000kg/m^3 Jawaban : 120.000+1/2(1000)(2)^2 = P2+1/2(1000)(4)^2 P2 = 122.000 - 8.000 P2 = 114.000 Pa
5. Karakteristik fluida, kondisi aliran, pemasangan alat ukur, dan bilangan Reynolds.
6. Densitas (ρ) Densitas adalah ukuran seberapa padat suatu zat, yaitu massa per satuan volume. Semakin besar densitas, semakin berat zat tersebut dalam volume yang sama. Temperatur (T) Temperatur adalah ukuran tingkat panas atau energi kinetik rata-rata partikel dalam suatu zat. Diukur dalam °C (Celcius), K (Kelvin), atau °F (Fahrenheit). Semakin tinggi temperatur, partikel bergerak lebih cepat dan zat bisa memuai atau berubah fase.
Nomor 1 - Macam-macam fluida 1.Fluida cair adalah fluida yang memiliki volume tetap namun bentuknya berubah mengikuti wadahnya. 2.Fluida gas adalah fluida yang dapat berubah volume dan bentuk sesuai dengan wadahnya. 3.Fluida statis adalah fluida yang berada dalam keadaan diam atau tidak bergerak. Materi ini dipelajari dalam cabang ilmu hidrostatika. 4.Fluida dinamis adalah fluida yang bergerak atau mengalir. Materi ini dipelajari dalam cabang ilmu hidrodinamika. - Macam-macam viskositas -Viskosits ada dua macam yaitu viskositas dinamik dan viskositas kinematik.
Nomor 2 Mengukur fluida yang kental itu sulit karena aliran tidak merata, kekentalan dapat ikut berubah jika suhunya berubah, bentuknya yang kental bisa menyumbat karena fluida bisa meninggalkan endapan. Dan alat ukur yang Direkomendasikan antara lain Coriolis Mass Flow Meter, Positive Displacement Flow Meter, Magnetic Flow Meter.
Nomor 3 -Perbedaan utama antara aliran laminar dan aliran turbulen adalah pada pola gerakan partikel fluidanya. Pada aliran laminar, partikel fluida bergerak dengan sangat rapi dan teratur dalam lapisan-lapisan yang sejajar, tanpa saling menabrak. Pola ini seperti barisan yang tenang dan lurus, dan biasanya terjadi pada kecepatan yang rendah. Sebaliknya, pada aliran turbulen, partikel fluida bergerak secara acak dan tidak beraturan, menciptakan pusaran-pusaran kecil yang kacau. Pola ini seperti arus yang bergejolak, dan umumnya terjadi pada kecepatan yang tinggi. -Untuk mengetahui suatu aliran termasuk yang mana yaitu dengan beberapa langkah antara lain : MengiIdentifikasi Bidang Aliran, kemudian perhatikan ciri-ciri khusus atau karakteristik yang mewakili, bandingkan dalam seluruh aspek.
Nomor 4 Sebuah pipa berbentuk "S" dialiri air. Luas penampang besar 10 cm² dan penampang kecil 5 cm². Apabila kecepatan aliran air pada pipa besar 2 m/s² dengan tekanan 40 kilopascal maka tekanan pada pipa kecil adalah.... (ρ air = 10³ kg/m²)
Nomor 5 faktor yang mempengaruhi pengukuran pada fluida yaitu : karakteristik fluida, kondisi aliran, dan pemasangan alat ukur
Nomor 6 Temperatur adalah ukuran derajat panas atau dingin suatu benda. Secara mikroskopis, temperatur adalah ukuran energi kinetik rata-rata dari partikel-partikel (atom atau molekul) di dalam benda tersebut. Sedangkan pengertian densitas adalah ukuran seberapa padat suatu zat. Secara sederhana, densitas menunjukkan seberapa banyak massa yang terkandung dalam setiap satuan volume.
Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan berubah bentuk ketika diberi tekanan atau gaya. Macam-macam fluida: - Fluida Newtonian (fluida yang memiliki viskositas konstan, seperti air dan udara) - Fluida non-Newtonian (fluida yang memiliki viskositas yang berubah-ubah, seperti lumpur dan darah)
Viskositas adalah ukuran ketahanan fluida terhadap aliran. Macam-macam viskositas: - Viskositas dinamis (mengukur ketahanan fluida terhadap aliran) - Viskositas kinematik (mengukur ketahanan fluida terhadap aliran dengan mempertimbangkan densitas fluida)
2. Tantangan pengukuran fluida kental/berlumpur dan alat ukur yang direkomendasikan
Tantangan utama dalam pengukuran fluida kental/berlumpur adalah: - Viskositas yang tinggi dapat menyebabkan kesalahan pengukuran - Partikel-partikel padat dapat menyumbat alat ukur
Alat ukur yang direkomendasikan: - Flow meter ultrasonik - Flow meter magnetik - Flow meter Coriolis
3. Perbedaan antara aliran laminar dan turbulen
Aliran laminar adalah aliran fluida yang stabil dan teratur, sedangkan aliran turbulen adalah aliran fluida yang tidak stabil dan bergejolak. Perbedaan utama antara keduanya adalah: - Aliran laminar memiliki kecepatan yang konstan dan arah yang teratur - Aliran turbulen memiliki kecepatan yang berubah-ubah dan arah yang tidak teratur
Cara mengetahui suatu aliran termasuk laminar atau turbulen: - Menggunakan bilangan Reynolds (Re) untuk menentukan jenis aliran - Re < 2000: aliran laminar - Re > 4000: aliran turbulen
4. Contoh soal dan cara penyelesaian persamaan Bernoulli
Contoh soal: Sebuah pipa memiliki diameter 0,1 m dan panjang 10 m. Air mengalir melalui pipa dengan kecepatan 2 m/s. Jika tekanan pada awal pipa adalah 100 kPa, berapakah tekanan pada akhir pipa?
Dengan asumsi bahwa pipa horizontal dan tidak ada perubahan ketinggian, maka gz1 = gz2 = 0.
P1 / ρ + 1/2 * v1^2 = P2 / ρ + 1/2 * v2^2
Karena diameter pipa konstan, maka v1 = v2 = 2 m/s.
P2 = P1 = 100 kPa
5. Faktor yang mempengaruhi pengukuran aliran fluida
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengukuran aliran fluida: - Viskositas fluida - Densitas fluida - Kecepatan fluida - Tekanan fluida - Suhu fluida - Geometrik pipa atau saluran
6.. Densitas dan temperatur
Densitas adalah ukuran massa per satuan volume suatu zat. Densitas biasanya dinyatakan dalam satuan kg/m³.
Temperatur adalah ukuran tingkat panas atau dingin suatu zat. Temperatur biasanya dinyatakan dalam satuan °C atau K.
DINDA NAZILATUL FAJRI/20 1. Macam-macam fluida dan viskositas
Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan berubah bentuk ketika diberi tekanan atau gaya. Macam-macam fluida: - Fluida Newtonian (fluida yang memiliki viskositas konstan, seperti air dan udara) - Fluida non-Newtonian (fluida yang memiliki viskositas yang berubah-ubah, seperti lumpur dan darah)
Viskositas adalah ukuran ketahanan fluida terhadap aliran. Macam-macam viskositas: - Viskositas dinamis (mengukur ketahanan fluida terhadap aliran) - Viskositas kinematik (mengukur ketahanan fluida terhadap aliran dengan mempertimbangkan densitas fluida)
2. Tantangan pengukuran fluida kental/berlumpur dan alat ukur yang direkomendasikan
Tantangan utama dalam pengukuran fluida kental/berlumpur adalah: - Viskositas yang tinggi dapat menyebabkan kesalahan pengukuran - Partikel-partikel padat dapat menyumbat alat ukur
Alat ukur yang direkomendasikan: - Flow meter ultrasonik - Flow meter magnetik - Flow meter Coriolis
3. Perbedaan antara aliran laminar dan turbulen
Aliran laminar adalah aliran fluida yang stabil dan teratur, sedangkan aliran turbulen adalah aliran fluida yang tidak stabil dan bergejolak. Perbedaan utama antara keduanya adalah: - Aliran laminar memiliki kecepatan yang konstan dan arah yang teratur - Aliran turbulen memiliki kecepatan yang berubah-ubah dan arah yang tidak teratur
Cara mengetahui suatu aliran termasuk laminar atau turbulen: - Menggunakan bilangan Reynolds (Re) untuk menentukan jenis aliran - Re < 2000: aliran laminar - Re > 4000: aliran turbulen
4. Contoh soal dan cara penyelesaian persamaan Bernoulli
Contoh soal: Sebuah pipa memiliki diameter 0,1 m dan panjang 10 m. Air mengalir melalui pipa dengan kecepatan 2 m/s. Jika tekanan pada awal pipa adalah 100 kPa, berapakah tekanan pada akhir pipa?
Dengan asumsi bahwa pipa horizontal dan tidak ada perubahan ketinggian, maka gz1 = gz2 = 0.
P1 / ρ + 1/2 * v1^2 = P2 / ρ + 1/2 * v2^2
Karena diameter pipa konstan, maka v1 = v2 = 2 m/s.
P2 = P1 = 100 kPa
5. Faktor yang mempengaruhi pengukuran aliran fluida
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengukuran aliran fluida: - Viskositas fluida - Densitas fluida - Kecepatan fluida - Tekanan fluida - Suhu fluida - Geometrik pipa atau saluran
6.. Densitas dan temperatur
Densitas adalah ukuran massa per satuan volume suatu zat. Densitas biasanya dinyatakan dalam satuan kg/m³.
Temperatur adalah ukuran tingkat panas atau dingin suatu zat. Temperatur biasanya dinyatakan dalam satuan °C atau K.
Nomor 1 - Macam-macam fluida 1.Fluida cair adalah fluida yang memiliki volume tetap namun bentuknya berubah mengikuti wadahnya. 2.Fluida gas adalah fluida yang dapat berubah volume dan bentuk sesuai dengan wadahnya. 3.Fluida statis adalah fluida yang berada dalam keadaan diam atau tidak bergerak. Materi ini dipelajari dalam cabang ilmu hidrostatika. 4.Fluida dinamis adalah fluida yang bergerak atau mengalir. Materi ini dipelajari dalam cabang ilmu hidrodinamika. - Macam-macam viskositas -Viskosits ada dua macam yaitu viskositas dinamik dan viskositas kinematik.
Nomor 2 Mengukur fluida yang kental itu sulit karena aliran tidak merata, kekentalan dapat ikut berubah jika suhunya berubah, bentuknya yang kental bisa menyumbat karena fluida bisa meninggalkan endapan. Dan alat ukur yang Direkomendasikan antara lain Coriolis Mass Flow Meter, Positive Displacement Flow Meter, Magnetic Flow Meter.
Nomor 3 -Perbedaan utama antara aliran laminar dan aliran turbulen adalah pada pola gerakan partikel fluidanya. Pada aliran laminar, partikel fluida bergerak dengan sangat rapi dan teratur dalam lapisan-lapisan yang sejajar, tanpa saling menabrak. Pola ini seperti barisan yang tenang dan lurus, dan biasanya terjadi pada kecepatan yang rendah. Sebaliknya, pada aliran turbulen, partikel fluida bergerak secara acak dan tidak beraturan, menciptakan pusaran-pusaran kecil yang kacau. Pola ini seperti arus yang bergejolak, dan umumnya terjadi pada kecepatan yang tinggi. -Untuk mengetahui suatu aliran termasuk yang mana yaitu dengan beberapa langkah antara lain : MengiIdentifikasi Bidang Aliran, kemudian perhatikan ciri-ciri khusus atau karakteristik yang mewakili, bandingkan dalam seluruh aspek.
Nomor 4 Sebuah pipa berbentuk "S" dialiri air. Luas penampang besar 10 cm² dan penampang kecil 5 cm². Apabila kecepatan aliran air pada pipa besar 2 m/s² dengan tekanan 40 kilopascal maka tekanan pada pipa kecil adalah.... (ρ air = 10³ kg/m²)
Nomor 5 faktor yang mempengaruhi pengukuran pada fluida yaitu : karakteristik fluida, kondisi aliran, dan pemasangan alat ukur
Nomor 6 Temperatur adalah ukuran derajat panas atau dingin suatu benda. Secara mikroskopis, temperatur adalah ukuran energi kinetik rata-rata dari partikel-partikel (atom atau molekul) di dalam benda tersebut. Sedangkan pengertian densitas adalah ukuran seberapa padat suatu zat. Secara sederhana, densitas menunjukkan seberapa banyak massa yang terkandung dalam setiap satuan volume.
1. terdapat 2 macam fluida yakni - incompressible fluids (fluida tak mampu mampat) fluida jika ditekan tidak mengalami perubahan sifat atau densitasnya - compressible fluids (fluida mampu mampat) fluida jika ditekan mengalami perubahan sifat viskositas terbagi menjadi tiga jenis mulai viskositas absolut/dinamis, viskositas spesifik, viskositas kinematis 2. dalam fluida ada yang dinamakan non newtonian (kental) dan sludge/slurry (becean) ini menjadi tantangan tersendiri dalam fluida karena tergantung partikel padatannya 3. perbedaan besarnya adalah dibilangan reynolds pada aliran laminar itu alirannya tenang dan stabil menunjukkan re 1500 dan turbulen terlihat tidak stabil, kacau, alirannya sangat cepat renya 2100 keatas 5. faktor yang mempengaruhi pengukuran diantaranya: - jenis fluida - temperatur dan tekanan - kecepatan dan jenis aliran - kondisi pipa - kalibrasi dan kualitas alat ukur - kebersihan sensor/alat 6. densitas merupakan satuan yang menunjukkan beberapa berat untuk setiap satuan volume dari suatu massa temperatur menunjukkan adanya energi panas pada suatu benda padat cair dan gas
1. Fluida Statis: Tidak bergerak, hanya dipengaruhi tekanan & gravitasi. Contoh: air diam di gelas. Fluida Dinamis: Mengalir, dipengaruhi kecepatan dan gesekan. Fluida Ideal:Fluida tanpa viskositas. Fluida Nyata: Fluida yang punya viskositas. Macam Viskositas: Viskositas Tinggi: Kental, alirannya lambat (contoh: madu). Viskositas Rendah: Encer, alirannya cepat (contoh: air).
2. Fluida kental/lumpur sulit mengalir, bisa menyumbat pipa. Solusi: Gunakan magnetic flow meter karena bisa mengukur tanpa hambatan langsung dan cocok untuk fluida non-bersih.
3. Laminar: Aliran tenang, rapi, teratur. Turbulen: Aliran kacau, tidak beraturan.
4. Soal: Air mengalir dari pipa besar ke kecil. P₁ = 120.000 Pa v₁ = 2 m/s v₂ = 4 m/s ρ = 1000 kg/m³ Jawab (pakai Bernoulli): P₁ + ½ρv₁² = P₂ + ½ρv₂² → 120.000 + ½(1000)(2)² = P₂ + ½(1000)(4)² → 120.000 + 2.000 = P₂ + 8.000 → P₂ = 122.000 – 8.000 = 114.000 Pa
5. Jenis fluida (kental/encer) Kondisi aliran (laminar/turbulen) Posisi alat ukur Bilangan Reynolds
6. Densitas (ρ): Massa per volume. Semakin besar, semakin berat zatnya. Temperatur (T): Ukuran panas/zat, makin tinggi suhu → partikel makin cepat bergerak. Bisa ubah bentuk atau volume.
Indri Indira I. (27) 1. Fluida itu ada yang ideal dan nyata. Fluida ideal tidak ada gesekan, cuma teori. Fluida nyata itu seperti air atau udara yang kita pakai sehari-hari. Kalau fluida diam, disebut statis. Kalau mengalir, disebut dinamis. Viskositas adalah ukuran kekentalan. Air itu viskositasnya rendah, mudah mengalir. Madu atau oli kental, viskositasnya tinggi. 2. Mengukur fluida kental atau berlumpur itu sulit karena bisa menyumbat alat. Selain itu, hasilnya sering berubah-ubah karena viskositasnya tidak stabil. Alat yang cocok adalah magnetic flow meter atau ultrasonic flow meter. 3. Aliran laminar itu tenang dan rapi, seperti air yang mengalir pelan. Aliran turbulen itu berantakan, seperti air yang deras dan berputar 4. Soal: Air mengalir dari pipa besar ke kecil. P₁ = 120.000 Pa v₁ = 2 m/s v₂ = 4 m/s ρ = 1000 kg/m³ Jawab (pakai Bernoulli): P₁ + ½ρv₁² = P₂ + ½ρv₂² → 120.000 + ½(1000)(2)² = P₂ + ½(1000)(4)² → 120.000 + 2.000 = P₂ + 8.000 → P₂ = 122.000 – 8.000 = 114.000 Pa 5. Yang memengaruhi pengukuran aliran antara lain: Jenis fluida, suhu, tekanan, kecepatan aliran, ukuran pipa, dan kebersihan alat 6. Densitas adalah seberapa padat suatu zat. Rumusnya massa dibagi volume. Contoh: air punya densitas 1000 kg/m³. Suhu adalah ukuran panas atau dinginnya zat. Temperatur memengaruhi kecepatan aliran dan kekentalan fluida.
Keyla Adrika R. (30) 1. Sebutkan & Jelaskan macam-macam fluida serta macam-macam viskositas !
Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan berubah bentuk ketika diberi tekanan atau gaya. Macam-macam fluida: - Fluida Newtonian (fluida yang memiliki viskositas konstan, seperti air dan udara) - Fluida non-Newtonian (fluida yang memiliki viskositas yang berubah-ubah, seperti lumpur dan darah)
Viskositas adalah ukuran ketahanan fluida terhadap aliran. Macam-macam viskositas: - Viskositas dinamis (mengukur ketahanan fluida terhadap aliran) - Viskositas kinematik (mengukur ketahanan fluida terhadap aliran dengan mempertimbangkan densitas fluida)
2. Apa tantangan utama dalam pengukuran fluida yang kental/berlumpur, serta alat ukur mana yang direkomendasikan!
Tantangan utama dalam pengukuran fluida kental/berlumpur adalah: - Viskositas yang tinggi dapat menyebabkan kesalahan pengukuran - Partikel-partikel padat dapat menyumbat alat ukur
Alat ukur yang direkomendasikan: - Flow meter ultrasonik - Flow meter magnetik - Flow meter Coriolis
3. Apa perbedaan utama antara aliran laminar dan turbulen, dan bagaimana cara mengetahui suatu aliran termasuk yang mana?
Aliran laminar adalah aliran fluida yang stabil dan teratur, sedangkan aliran turbulen adalah aliran fluida yang tidak stabil dan bergejolak. Perbedaan utama antara keduanya adalah: - Aliran laminar memiliki kecepatan yang konstan dan arah yang teratur - Aliran turbulen memiliki kecepatan yang berubah-ubah dan arah yang tidak teratur
Cara mengetahui suatu aliran termasuk laminar atau turbulen: - Menggunakan bilangan Reynolds (Re) untuk menentukan jenis aliran - Re < 2000: aliran laminar - Re > 4000: aliran turbulen
4. Kasih contoh soal dan cara penyelesaiannya persamaan bernoulli!
Contoh soal: Sebuah pipa memiliki diameter 0,1 m dan panjang 10 m. Air mengalir melalui pipa dengan kecepatan 2 m/s. Jika tekanan pada awal pipa adalah 100 kPa, berapakah tekanan pada akhir pipa?
Dengan asumsi bahwa pipa horizontal dan tidak ada perubahan ketinggian, maka gz1 = gz2 = 0.
P1 / ρ + 1/2 * v1^2 = P2 / ρ + 1/2 * v2^2
Karena diameter pipa konstan, maka v1 = v2 = 2 m/s.
P2 = P1 = 100 kPa
5. Faktor apa saja yabg mempengaruhi pengukuran aliran fluida?
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengukuran aliran fluida: - Viskositas fluida - Densitas fluida - Kecepatan fluida - Tekanan fluida - Suhu fluida - Geometrik pipa atau saluran
6. Jelaskan apa itu densitas dan temperatu
Densitas adalah ukuran massa per satuan volume suatu zat. Densitas biasanya dinyatakan dalam satuan kg/m³.
Temperatur adalah ukuran tingkat panas atau dingin suatu zat. Temperatur biasanya dinyatakan dalam satuan °C atau K.
KELOMPOK 3 1. Jelaskan tentang absorpsi kimia 2. Dalam mengolah pelarut untuk melepas gas hasil absorpsi melalui proses pemanasan metode regenerasi yang digunakan pelarut apa? 3. Fungsi absoropsi dalam industri? 4. Apa perbedaan absorben reaktif & non reaktif? 5. Apakah absorben hanya berupa cairan? 6. Bagaimana cara menangani fenomena foaming yang sering terjadi di dalam kolom absorpsi dan apa dampaknya jika tidak ditangani?
1. Proses Absorpsi Kimia H₂S dengan NaOH Absorpsi kimia H₂S dengan NaOH terjadi melalui reaksi asam-basa. H₂S yang bersifat asam bereaksi dengan NaOH sebagai basa kuat membentuk ion sulfid dan air Proses ini berlangsung dalam kolom absorpsi di mana gas H₂S dikontakkan dengan larutan NaOH. Proses ini efektif untuk menghilangkan H₂S dari gas buang atau gas alam.
2. Pelarut yang dapat diregenerasi dengan pemanasan (melalui stripping atau desorpsi) adalah amina, seperti:
MEA (Monoethanolamine) DEA (Diethanolamine) MDEA (Methyldiethanolamine)
Proses regenerasi ini umumnya dilakukan dalam reboiler pada menara desorpsi, sehingga gas yang terserap dapat dipisahkan dan pelarut digunakan kembali.
3. Fungsi utama proses absorpsi dalam industri adalah: Pemurnian gas alam dari CO₂, H₂S, NH₃ Kontrol emisi gas buang (SO₂, NOx) Produksi bahan kimia seperti HCl, Cl₂ Pengolahan biogas dan syngas Recovery solvent dan pemisahan gas dalam unit pemrosesan
4. Jenis Absorben Kimia Karakteristik dan Contoh : Reaktif, Bereaksi kimia dengan gas yang diserap MEA (dengan CO₂), NaOH (dengan H₂S) Non-Reaktif, Hanya melarutkan gas secara fisik (tanpa reaksi) Air, gliserol, pelarut organik.
5. Umumnya, absorpsi menggunakan pelarut cair karena efisiensi kontak gas–cair lebih tinggi. Namun secara prinsip, absorpsi gas juga bisa terjadi dalam fase padat atau polimer khusus, tetapi itu sudah masuk ke adsorpsi atau absorpsi padat, yang berbeda dari absorpsi cair konvensional.
6. Foaming adalah pembentukan busa berlebihan akibat kontaminan, kecepatan gas tinggi, atau sifat larutan amina.
Cara Penanganan: Gunakan antifoam agent (silikon, polimer) Kontrol pH dan suhu larutan Gunakan demister pad atau pemisah mekanik Bersihkan larutan secara berkala dari minyak/partikel
Dampak jika tidak ditangani: Penurunan efisiensi absorpsi Flooding (banjir dalam kolom) Kerusakan pompa dan kompresor Overhead carryover (larutan terbawa naik bersama gas)
Berikut jawaban singkat untuk Kelompok 3 – Materi Absorpsi:
1. Jelaskan tentang absorpsi kimia
Absorpsi kimia adalah proses penyerapan gas ke dalam cairan disertai reaksi kimia*antara gas dan cairan (absorben). Contoh: penyerapan CO₂ dengan larutan NaOH.
2. Pelarut regenerasi dalam pelepasan gas
Untuk regenerasi (pelepasan gas dari pelarut) melalui pemanasan, pelarut yang umum digunakan adalah MEA (Monoethanolamine) atau NaOH, tergantung jenis gas.
3. Fungsi absorpsi dalam industri
Menghilangkan gas beracun (misalnya H₂S, CO₂) Pemurnian gas Pengendalian emisi Pemisahan komponen campuran gas
4. Perbedaan absorben reaktif & non-reaktif
Reaktif: Bereaksi kimia dengan gas (contoh: NaOH + CO₂) Non-reaktif: Tidak bereaksi, hanya melarutkan gas secara fisik (contoh: air untuk NH₃)
5. Apakah absorben hanya berupa cairan?
Tidak. Absorben biasanya cairan, tapi juga bisa padatan (contoh: zeolit, karbon aktif) dalam sistem adsorpsi, namun dalam konteks absorpsi, dominan berupa cairan.
6. Cara menangani foaming & dampaknya
Penanganan:
Tambah antifoam agent Jaga kebersihan pelarut Kontrol pH dan suhu Gunakan desain kolom yang tepat
Dampak jika tidak ditangani:
Penurunan efisiensi penyerapan Terjadi (flooding) Kerusakan alat & penurunan kapasitas produksi
1. absorpsi kimia adalah proses penyerapan gas ke dalam cairan di mana terjadi reaksi kimia antara gas yang diserap (solute) dan cairan penyerap (absorben) berbeda dengan absorpsi fisika yang cuma mengandalkan kelarutan, kalau di absorpsi kimia, gasnya bereaksi secara kimia dengan larutan. 2. Untuk proses regenerasi (melepaskan kembali gas dari pelarut), pelarut yang digunakan biasanya adalah pelarut reaktif menggunakan metode adsorber-stripper
3. Fungsi utama absorpsi di industri adalah untuk memisahkan, memurnikan, atau menghilangkan gas tertentu dari campuran gas.
4. Reaktif Absorben yang bereaksi kimia dengan gas yang diserap. Biasanya digunakan untuk gas-gas yang sulit larut atau perlu ditangkap secara selektif. Non-Reaktif Absorben yang tidak bereaksi kimia, hanya melarutkan gas berdasarkan kelarutan fisik. Digunakan jika reaksi kimia tidak diperlukan.
5. Absorben tidak harus cairan,absorben bisa berbentuk: - Cairan: yang paling umum → contoh: air, larutan amina, asam. - Padatan: disebut adsorben, tapi sering disalahpahami sebagai absorben. - Padatan seperti zeolit atau karbon aktif menangkap gas melalui adsorpsi (bukan absorpsi). - Polimer atau material poros lainnya: bisa digunakan dalam membran absorpsi.
Absorpsi kimia adalah proses penyerapan gas ke dalam cairan disertai reaksi kimia*antara gas dan cairan (absorben). Contoh: penyerapan CO₂ dengan larutan NaOH.
2. Pelarut regenerasi dalam pelepasan gas
Untuk regenerasi (pelepasan gas dari pelarut) melalui pemanasan, pelarut yang umum digunakan adalah MEA (Monoethanolamine) atau NaOH, tergantung jenis gas.
3. Fungsi absorpsi dalam industri
Menghilangkan gas beracun (misalnya H₂S, CO₂) Pemurnian gas Pengendalian emisi Pemisahan komponen campuran gas
4. Perbedaan absorben reaktif & non-reaktif
Reaktif: Bereaksi kimia dengan gas (contoh: NaOH + CO₂) Non-reaktif: Tidak bereaksi, hanya melarutkan gas secara fisik (contoh: air untuk NH₃)
5. Apakah absorben hanya berupa cairan?
Tidak. Absorben biasanya cairan, tapi juga bisa padatan (contoh: zeolit, karbon aktif) dalam sistem adsorpsi, namun dalam konteks absorpsi, dominan berupa cairan.
6. Cara menangani foaming & dampaknya
Penanganan:
Tambah antifoam agent Jaga kebersihan pelarut Kontrol pH dan suhu Gunakan desain kolom yang tepat
Dampak jika tidak ditangani:
Penurunan efisiensi penyerapan Terjadi (flooding) Kerusakan alat & penurunan kapasitas produksi
1. Fluida Ideal Tidak punya viskositas dan tidak bisa dimampatkan. Cuma ada di teori. Contoh: digunakan dalam perhitungan hukum Bernoulli.
2. Fluida Nyata Punya viskositas dan bisa mengalami turbulensi. Contoh: air, minyak, udara.
3. Fluida Kompresibel Volumenya bisa berubah kalau ditekan. Contoh: gas.
4. Fluida Inkompresibel Volumenya dianggap tetap meskipun ditekan. Contoh: air (dalam kebanyakan kasus).
5. Fluida Newtonian Viskositasnya konstan, tidak berubah terhadap kecepatan aliran. Contoh: air, minyak goreng.
6. Fluida Non-Newtonian Viskositasnya berubah tergantung gaya yang bekerja. Contoh: lumpur, darah, saus tomat.
Macam-Macam Viskositas:
1. Viskositas Dinamis (mu) Ukuran ketahanan fluida terhadap aliran. Satuan: Pa·s atau N·s/m²
2. Viskositas Kinematik (nu) Perbandingan antara viskositas dinamis dengan densitas fluida. Rumus: nu = mu / rho Satuan: m²/s
2. Tantangan Utama: Alat mudah tersumbat oleh lumpur/partikel. Pengukuran sulit karena aliran tidak stabil. Sensor bisa rusak karena lumpur bersifat abrasif. Viskositas bisa berubah tergantung suhu.
Alat Ukur yang Direkomendasikan:
Ultrasonic Doppler Flow Meter Cocok untuk cairan berlumpur karena tidak bersentuhan langsung dengan fluida. Magnetic Flow Meter Cocok untuk fluida yang mengandung partikel dan bisa menghantarkan listrik.
3. Aliran Laminar: Aliran fluida mengalir lurus dan teratur. Terjadi pada kecepatan rendah. Tidak ada pusaran.
Aliran Turbulen: Aliran kacau, berputar, dan tidak teratur. Terjadi pada kecepatan tinggi atau pipa kasar. Banyak pusaran (vortex).
Cara Mengetahui Jenis Aliran:
Gunakan Bilangan Reynolds (Re) Rumus: Re = (rho x v x D) / mu Jika Re < 2000 → Laminar Jika Re > 4000 → Turbulen 2000–4000 → Transisi
4. Soal:
Air mengalir dari titik A ke titik B. Di A: kecepatan 2 m/s, tekanan 100 kPa, tinggi 3 m Di B: kecepatan 4 m/s, tinggi 1 m Densitas air = 1000 kg/m³, g = 9.8 m/s² Hitung tekanan di titik B.
Jawaban:
P1 + 0.5 x rho x v1² + rho x g x h1 = P2 + 0.5 x rho x v2² + rho x g x h2 100000 + 0.5 x 1000 x 2² + 1000 x 9.8 x 3 = P2 + 0.5 x 1000 x 4² + 1000 x 9.8 x 1 100000 + 2000 + 29400 = P2 + 8000 + 9800 131400 = P2 + 17800 P2 = 113600 Pa atau 113.6 kPa
5. Jenis fluida (Newtonian atau tidak) Viskositas Suhu dan tekanan Partikel padat di dalam fluida Jenis dan kalibrasi alat ukur Diameter dan bentuk pipa Kecepatan aliran (Reynolds Number)
6. Densitas (rho): Ukuran massa zat dalam satuan volume. Rumus: massa / volume Satuan: kg/m³ Contoh: air = 1000 kg/m³
Temperatur: Ukuran panas atau energi gerak partikel. Satuan: derajat Celcius (°C), Kelvin (K), Fahrenheit (°F) Temperatur mempengaruhi viskositas dan kecepatan aliran.
KHAIRINA NASYIEFA U.K 1. Macam-macam fluida dan viskositas
Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan berubah bentuk ketika diberi tekanan atau gaya. Macam-macam fluida: - Fluida Newtonian (fluida yang memiliki viskositas konstan, seperti air dan udara) - Fluida non-Newtonian (fluida yang memiliki viskositas yang berubah-ubah, seperti lumpur dan darah)
Viskositas adalah ukuran ketahanan fluida terhadap aliran. Macam-macam viskositas: - Viskositas dinamis (mengukur ketahanan fluida terhadap aliran) - Viskositas kinematik (mengukur ketahanan fluida terhadap aliran dengan mempertimbangkan densitas fluida)
2. Tantangan pengukuran fluida kental/berlumpur dan alat ukur yang direkomendasikan
Tantangan utama dalam pengukuran fluida kental/berlumpur adalah: - Viskositas yang tinggi dapat menyebabkan kesalahan pengukuran - Partikel-partikel padat dapat menyumbat alat ukur
Alat ukur yang direkomendasikan: - Flow meter ultrasonik - Flow meter magnetik - Flow meter Coriolis
3. Perbedaan antara aliran laminar dan turbulen
Aliran laminar adalah aliran fluida yang stabil dan teratur, sedangkan aliran turbulen adalah aliran fluida yang tidak stabil dan bergejolak. Perbedaan utama antara keduanya adalah: - Aliran laminar memiliki kecepatan yang konstan dan arah yang teratur - Aliran turbulen memiliki kecepatan yang berubah-ubah dan arah yang tidak teratur
Cara mengetahui suatu aliran termasuk laminar atau turbulen: - Menggunakan bilangan Reynolds (Re) untuk menentukan jenis aliran - Re < 2000: aliran laminar - Re > 4000: aliran turbulen
4. Contoh soal dan cara penyelesaian persamaan Bernoulli
Contoh soal: Sebuah pipa memiliki diameter 0,1 m dan panjang 10 m. Air mengalir melalui pipa dengan kecepatan 2 m/s. Jika tekanan pada awal pipa adalah 100 kPa, berapakah tekanan pada akhir pipa?
Dengan asumsi bahwa pipa horizontal dan tidak ada perubahan ketinggian, maka gz1 = gz2 = 0.
P1 / ρ + 1/2 * v1^2 = P2 / ρ + 1/2 * v2^2
Karena diameter pipa konstan, maka v1 = v2 = 2 m/s.
P2 = P1 = 100 kPa
5. Faktor yang mempengaruhi pengukuran aliran fluida
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengukuran aliran fluida: - Viskositas fluida - Densitas fluida - Kecepatan fluida - Tekanan fluida - Suhu fluida - Geometrik pipa atau saluran
6.. Densitas dan temperatur
Densitas adalah ukuran massa per satuan volume suatu zat. Densitas biasanya dinyatakan dalam satuan kg/m³.
Temperatur adalah ukuran tingkat panas atau dingin suatu zat. Temperatur biasanya dinyatakan dalam satuan °C atau K.
Anisa Fitria (07) 1. Fluida dibagi dua: fluida ideal tidak punya viskositas dan hanya untuk teori, sedangkan fluida nyata punya viskositas seperti air atau udara. Berdasarkan sifatnya ada fluida kompresibel yang densitasnya berubah karena tekanan (contoh: gas) dan fluida inkompresibel yang densitasnya dianggap tetap (contoh: air).
Viskositas adalah ukuran kekentalan fluida. Viskositas dinamis (µ) menunjukkan tahanan fluida terhadap geseran, sedangkan viskositas kinematis (ν) adalah viskositas dinamis yang dibagi dengan densitas fluida.
2. Fluida kental atau berlumpur susah diukur karena alirannya lambat, mudah menyumbat, dan bikin alat cepat kotor. Alat yang biasanya dipakai adalah magnetic flowmeter atau ultrasonic flowmeter karena tahan kotoran dan tidak mudah tersumbat.
3. Aliran laminar teratur dan sejajar, terjadi di kecepatan rendah. Aliran turbulen acak dan berpusar, muncul di kecepatan tinggi. Ditentukan dengan Reynolds: Re < 2000 laminar, Re > 4000 turbulen, di antaranya transisi.
4. Soal: Air mengalir dari pipa berdiameter 10 cm ke pipa 5 cm. Kecepatan aliran di pipa besar 2 m/s, tekanan di pipa besar 200 kPa. Hitung tekanan di pipa kecil! Diketahui ρ air = 1000 kg/m³, abaikan kehilangan energi.
Absorpsi kimia (juga disebut chemical absorption) adalah proses penyerapan gas ke dalam cairan di mana terjadi reaksi kimia antara gas yang diserap (solute) dan cairan penyerap (absorben). Jadi beda dengan absorpsi fisika yang cuma mengandalkan kelarutan, kalau di absorpsi kimia, gasnya bereaksi secara kimia dengan larutan.
Contoh:
Gas CO₂ diserap oleh larutan NaOH → terjadi reaksi kimia menghasilkan Na₂CO₃.
NH₃ diserap oleh larutan H₂SO₄ → menghasilkan larutan amonium sulfat.
Ciri khas absorpsi kimia:
Biasanya tidak reversibel (gas sulit dilepaskan lagi).
Kapasitas penyerapan tinggi.
Sangat selektif (hanya menangkap jenis gas tertentu).
2. Dalam Mengolah Pelarut untuk Melepas Gas Hasil Absorpsi, Pelarut Apa yang Digunakan untuk Regenerasi?
Untuk proses regenerasi (melepaskan kembali gas dari pelarut), pelarut yang digunakan biasanya adalah pelarut reaktif, seperti:
Amin (contoh: Monoethanolamine / MEA, Diethanolamine / DEA, MDEA) Pelarut ini sering digunakan untuk menyerap CO₂ atau H₂S dari gas alam.
Metodenya:
Pelarut dipanaskan dalam stripper column (kolom desorpsi), agar gas keluar dari larutan.
Setelah itu, pelarutnya bisa digunakan lagi (regenerasi).
3. Fungsi Absorpsi dalam Industri
Fungsi utama absorpsi di industri adalah untuk memisahkan, memurnikan, atau menghilangkan gas tertentu dari campuran gas. Beberapa contoh fungsinya:
Pemurnian gas alam: menghilangkan CO₂ dan H₂S.
Pengolahan limbah gas industri: menangkap gas beracun seperti SO₂, NOx, NH₃.
Industri kimia: menyerap gas seperti HCl, Cl₂, HF untuk proses produksi.
Industri minuman berkarbonasi: mengontrol kandungan CO₂.
Unit scrubber cerobong asap: menyerap polutan sebelum dilepas ke udara.
4. Apa Perbedaan Absorben Reaktif & Non-Reaktif?
Jenis Absorben Penjelasan
Reaktif Absorben yang bereaksi kimia dengan gas yang diserap. Biasanya digunakan untuk gas-gas yang sulit larut atau perlu ditangkap secara selektif. Non-Reaktif Absorben yang tidak bereaksi kimia, hanya melarutkan gas berdasarkan kelarutan fisik. Digunakan jika reaksi kimia tidak diperlukan.
Contoh:
Reaktif: Larutan amina menyerap CO₂ → membentuk senyawa karbamat.
Non-reaktif: Air menyerap gas NH₃ → hanya larut tanpa reaksi kimia besar.
5. Apakah Absorben Hanya Berupa Cairan?
Tidak. Absorben tidak harus cairan.
Absorben bisa berbentuk:
1. Cairan: yang paling umum → contoh: air, larutan amina, asam. 2. Padatan: disebut adsorben, tapi sering disalahpahami sebagai absorben. Padatan seperti zeolit atau karbon aktif menangkap gas melalui adsorpsi (bukan absorpsi). 3. Polimer atau material poros lainnya: bisa digunakan dalam membran absorpsi.
Tapi dalam konteks absorpsi kimia, yang umum digunakan memang cairan, karena lebih efisien untuk reaksi dan transfer massa.
6. Bagaimana Cara Menangani Foaming di Dalam Kolom Absorpsi & Dampaknya Jika Tidak Ditangani?
Foaming = Busa berlebihan di kolom absorpsi.
Penyebab:
Kandungan zat organik atau surfaktan dalam gas atau cairan.
Akumulasi kotoran/limbah dalam larutan.
Reaksi kimia yang menghasilkan gelembung gas cepat.
Overflooding (larutan terbawa ke bagian atas kolom).
Kerusakan pompa atau kompresor akibat cairan ikut terbawa.
Kontaminasi produk di bagian hilir.
Naiknya tekanan operasi → bahaya kebocoran atau ledakan.
Cara Menanganinya:
1. Gunakan antifoam agent (bahan kimia anti-busa). 2. Filtrasi larutan secara rutin untuk menghilangkan pengotor. 3. Desain kolom yang baik: pakai internals (tray/packing) yang tahan foaming. 4. Pengendalian suhu & kecepatan aliran untuk menghindari turbulensi berlebih. 5. Monitoring level cairan secara otomatis untuk menghindari overflow.
Absorpsi kimia (juga disebut chemical absorption) adalah proses penyerapan gas ke dalam cairan di mana terjadi reaksi kimia antara gas yang diserap (solute) dan cairan penyerap (absorben). Jadi beda dengan absorpsi fisika yang cuma mengandalkan kelarutan, kalau di absorpsi kimia, gasnya bereaksi secara kimia dengan larutan.
Contoh:
Gas CO₂ diserap oleh larutan NaOH → terjadi reaksi kimia menghasilkan Na₂CO₃.
NH₃ diserap oleh larutan H₂SO₄ → menghasilkan larutan amonium sulfat.
Ciri khas absorpsi kimia:
Biasanya tidak reversibel (gas sulit dilepaskan lagi).
Kapasitas penyerapan tinggi.
Sangat selektif (hanya menangkap jenis gas tertentu).
2. Dalam Mengolah Pelarut untuk Melepas Gas Hasil Absorpsi, Pelarut Apa yang Digunakan untuk Regenerasi?
Untuk proses regenerasi (melepaskan kembali gas dari pelarut), pelarut yang digunakan biasanya adalah pelarut reaktif, seperti:
Amin (contoh: Monoethanolamine / MEA, Diethanolamine / DEA, MDEA) Pelarut ini sering digunakan untuk menyerap CO₂ atau H₂S dari gas alam.
Metodenya:
Pelarut dipanaskan dalam stripper column (kolom desorpsi), agar gas keluar dari larutan.
Setelah itu, pelarutnya bisa digunakan lagi (regenerasi).
3. Fungsi Absorpsi dalam Industri
Fungsi utama absorpsi di industri adalah untuk memisahkan, memurnikan, atau menghilangkan gas tertentu dari campuran gas. Beberapa contoh fungsinya:
Pemurnian gas alam: menghilangkan CO₂ dan H₂S.
Pengolahan limbah gas industri: menangkap gas beracun seperti SO₂, NOx, NH₃.
Industri kimia: menyerap gas seperti HCl, Cl₂, HF untuk proses produksi.
Industri minuman berkarbonasi: mengontrol kandungan CO₂.
Unit scrubber cerobong asap: menyerap polutan sebelum dilepas ke udara.
4. Apa Perbedaan Absorben Reaktif & Non-Reaktif?
Jenis Absorben Penjelasan
Reaktif Absorben yang bereaksi kimia dengan gas yang diserap. Biasanya digunakan untuk gas-gas yang sulit larut atau perlu ditangkap secara selektif. Non-Reaktif Absorben yang tidak bereaksi kimia, hanya melarutkan gas berdasarkan kelarutan fisik. Digunakan jika reaksi kimia tidak diperlukan.
Contoh:
Reaktif: Larutan amina menyerap CO₂ → membentuk senyawa karbamat.
Non-reaktif: Air menyerap gas NH₃ → hanya larut tanpa reaksi kimia besar.
5. Apakah Absorben Hanya Berupa Cairan?
Tidak. Absorben tidak harus cairan.
Absorben bisa berbentuk:
1. Cairan: yang paling umum → contoh: air, larutan amina, asam. 2. Padatan: disebut adsorben, tapi sering disalahpahami sebagai absorben. Padatan seperti zeolit atau karbon aktif menangkap gas melalui adsorpsi (bukan absorpsi). 3. Polimer atau material poros lainnya: bisa digunakan dalam membran absorpsi.
Tapi dalam konteks absorpsi kimia, yang umum digunakan memang cairan, karena lebih efisien untuk reaksi dan transfer massa.
6. Bagaimana Cara Menangani Foaming di Dalam Kolom Absorpsi & Dampaknya Jika Tidak Ditangani?
Foaming = Busa berlebihan di kolom absorpsi.
Penyebab:
Kandungan zat organik atau surfaktan dalam gas atau cairan.
Akumulasi kotoran/limbah dalam larutan.
Reaksi kimia yang menghasilkan gelembung gas cepat.
Overflooding (larutan terbawa ke bagian atas kolom).
Kerusakan pompa atau kompresor akibat cairan ikut terbawa.
Kontaminasi produk di bagian hilir.
Naiknya tekanan operasi → bahaya kebocoran atau ledakan.
Cara Menanganinya:
1. Gunakan antifoam agent (bahan kimia anti-busa). 2. Filtrasi larutan secara rutin untuk menghilangkan pengotor. 3. Desain kolom yang baik: pakai internals (tray/packing) yang tahan foaming. 4. Pengendalian suhu & kecepatan aliran untuk menghindari turbulensi berlebih. 5. Monitoring level cairan secara otomatis untuk menghindari overflow.
Aisyah Ratri A/02 1. Macam-macam fluida: - Fluida ideal: tidak memiliki viskositas dan tidak dapat dimampatkan (tidak nyata). - Fluida nyata: memiliki viskositas dan bisa mengalami gesekan (contohnya air, minyak). - Fluida kompresibel: densitasnya bisa berubah-ubah (contohnya udara, gas). - Fluida inkompresibel: densitasnya dianggap tetap (biasanya cairan). - Fluida Newtonian: viskositasnya konstan terhadap perubahan kecepatan aliran (misalnya air, udara). - Fluida Non-Newtonian: viskositasnya berubah tergantung gaya geser atau kecepatan aliran (misalnya lumpur, darah, pasta).
Viskositas adalah ukuran ketahanan fluida terhadap aliran atau gesekan dalam. Semakin besar viskositas, semakin "kental" fluida tersebut.
Contoh: Air → viskositas rendah → mudah mengalir Madu atau oli → viskositas tinggi → mengalir lambat
2.Tantangan utama: 1. Partikel padat bisa menyumbat alat 2. Aliran tidak stabil (banyak turbulensi) 3. Fluida sulit mengalir dengan lancar 4. Rentan menyebabkan keausan alat
Alat ukur yang direkomendasikan: - Magnetic flowmeter (Electromagnetic Flow Meter) → Cocok untuk fluida kental, berlumpur, atau korosif karena tidak ada bagian bergerak. - Ultrasonic flowmeter → Cocok untuk pengukuran tanpa kontak langsung
3. Perbedaan Aliran Laminar dan Turbulen - Aliran Laminar: Aliran ini memiliki pola yang teratur, mulus, dan terorganisir. Partikel fluida bergerak dalam lapisan lapisan(lamina) yg sejajar dan tidak berpotongan - Aliran Turbulen: Aliran ini memiliki pola yang acak, tidak teratur, dan kacau. Partikel fluida bergerak dengan cepat dan tidak beraturan, menciptakan pusaran dan vorteks.
4. Contoh Soal Persamaan Bernoulli Air mengalir dalam pipa dari titik A ke B. Di titik A, kecepatan air 2 m/s, tekanan 200 kPa, dan ketinggian 5 m. Di titik B, ketinggian 2 m dan tekanan 150 kPa. Berapa kecepatan air di titik B?
Penyelesaian: Air mengalir dari titik A ke titik B. Di A: kecepatan 2 m/s, tekanan 100 kPa, tinggi 3 m Di B: kecepatan 4 m/s, tinggi 1 m Densitas air = 1000 kg/m³, g = 9.8 m/s² Hitung tekanan di titik B.
Jawaban: P1 + 0.5 x rho x v1² + rho x g x h1 = P2 + 0.5 x rho x v2² + rho x g x h2 100000 + 0.5 x 1000 x 2² + 1000 x 9.8 x 3 = P2 + 0.5 x 1000 x 4² + 1000 x 9.8 x 1 100000 + 2000 + 29400 = P2 + 8000 + 9800 131400 = P2 + 17800 P2 = 113600 Pa atau 113.6 kPa
5. 1. Jenis fluida (gas/cair, viskositas, ada partikel padat atau tidak) 2. Temperatur dan tekanan fluida 3. Kecepatan dan jenis aliran (laminar atau turbulen) 4. Kondisi pipa (diameter, kekasaran, korosi) 5. Kalibrasi dan kualitas alat ukur 6. Kebersihan sensor atau alat
6. Penjelasan Densitas dan Temperatur - Densitas (ρ): Besarnya massa per satuan volume fluida. Satuan: kg/m³ - Temperatur: Ukuran panas atau energi kinetik partikel dalam fluida. Mempengaruhi viskositas dan densitas fluida. Temperatur naik → viskositas turun (pada cairan) Temperatur naik → densitas turun
Fluida dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, seperti fluida Newtonian dan fluida non-Newtonian. Fluida Newtonian memiliki viskositas konstan, sedangkan fluida non-Newtonian memiliki viskositas yang berubah-ubah tergantung pada kondisi. Viskositas adalah ukuran ketahanan fluida terhadap aliran, dan semakin kental fluida, semakin tinggi viskositasnya.
2. Tantangan utama dalam pengukuran fluida yang kental/berlumpur
Tantangan utama dalam pengukuran fluida yang kental/berlumpur adalah kesulitan dalam mengukur laju aliran yang akurat dan risiko penyumbatan pada alat ukur. Untuk mengatasi hal ini, dapat digunakan alat ukur seperti magnetic flow meter atau ultrasonic flow meter.
3. Perbedaan antara aliran laminar dan turbulen
Aliran laminar adalah aliran fluida yang stabil dan teratur, dengan kecepatan yang konstan. Aliran turbulen adalah aliran fluida yang tidak stabil dan tidak teratur, dengan kecepatan yang berubah-ubah. Untuk mengetahui suatu aliran termasuk laminar atau turbulen, dapat digunakan bilangan Reynolds (NRe = DVρ/μ). Jika NRe < 2000, aliran laminar, jika NRe > 4000, aliran turbulen, dan jika 2000 < NRe < 4000, aliran transisi.
4. Contoh soal dan cara penyelesaian persamaan Bernoulli
contoh soal : Air mengalir dalam pipa horizontal yang diameternya mengecil di titik B, kecepatan air naik jadi 4m/s. Jika massa jenis air 1.000kg/m^3 berapa tekanan di titik B? - Diketahui: P1 = 120.000 Pa v1 = 2m/s v2 = 4m/s ρ = 1000 kg/m^3 - Penyelesaian: P1 + 1/2 ρv1^2 = P2 + 1/2 ρv2^2 120.000 + 1/2(1000)(2)^2 = P2 + 1/2(1000)(4)^2 P2 = 122.000 - 8.000 P2 = 114.000 Pa
5. Faktor yang mempengaruhi pengukuran aliran fluida
Faktor yang mempengaruhi pengukuran aliran fluida antara lain densitas fluida, viskositas fluida, kecepatan fluida, tekanan fluida, dan suhu fluida.
6. Densitas dan temperatur
Densitas adalah ukuran massa per satuan volume fluida, sedangkan temperatur adalah ukuran tingkat panas atau dinginnya suatu fluida. Semakin tinggi temperatur, semakin rendah densitas fluida.
1. Absorpsi kimia: proses penyerapan zat melalui reaksi kimia antara absorbate dan absorben.
2. Regenerasi pelarut: menggunakan pelarut seperti larutan amina atau basa untuk menyerap gas asam, kemudian diregenerasi dengan pemanasan.
3. Fungsi absorpsi: menghilangkan atau mengurangi kandungan gas tertentu dalam aliran gas, seperti CO2 dan H2S.
4. Perbedaan absorben reaktif dan non-reaktif: absorben reaktif bereaksi kimia dengan gas, sedangkan absorben non-reaktif menyerap melalui proses fisik.
5. Absorben: dapat berupa cairan, padatan, atau gas, tetapi cairan lebih umum digunakan karena kemampuan penyerapan yang lebih baik.
6. Fenomena foaming: dapat ditangani dengan anti-foaming agent atau desain kolom yang optimal. Jika tidak ditangani, dapat menyebabkan penurunan efisiensi, peningkatan tekanan, dan kerusakan peralatan.
1. Dalam k3, apabila terjadi hal yang tidak di inginkan, tindakan apa yang perlu dilakukan?
BalasHapus2. Jelaskan tentang lime softening unit!
3. Dalam situasi darurat, apakah boleh melakukan shutdown tanpa mengikuti prosedur?
4. Jika terjadi hal yang tidak di inginkan, pengaruh apa yang terjadi dalam filtrasi?
5. Mengapa penting menerapkan k3 start up dan shutdown peralatan?
Aqila Madu Triono (08)
Hapus1. Meminta bantuan pada unit hse(hygiene safety engineering) untuk meminta bantuan dalam membantu mengatasi permasalahan atau kecelakaan yang terjadi
2. Tentang kesadahan dlm air atau bs disebut dengan hardness yang bisa di atasi menggunakan susu kapur Ca(OH)2
3. Tidak boleh (wajib berjalan sesuai prosedur), karna apabila nnti melakukan shutdown tanpa mengikuti prosedur, nnti hasil dari prosedurnya bisa jadi berantakan atau tidak berhasil
4. Hasil dari filtrasi kurang maksimal dan bisa aja terkontaminasi dengan zat atau debu kotor
5. Penting karena menerapkan k3 bisa membuat prosedur terjalan dengan baik dan mengurangi resiko kerusakan ataupun kecelakaan yang terjadi saat proses yg sedang berlangsung
Arva Alnathan P. P (09)
Hapus1. Tetap tenang, hentikan pekerjaan, aktifkan alarm, evakuasi, laporkan ke petugas, ikuti prosedur darurat, dan beri pertolongan pertama bila perlu.
2. Unit pengolahan air yang memakai kapur (Ca(OH)₂) untuk mengurangi kesadahan (Ca²⁺ & Mg²⁺) dengan mengendapkannya sebagai CaCO₃ dan Mg(OH)₂.
3. Boleh dilakukan tanpa prosedur normal jika situasi darurat, asalkan mengikuti prosedur darurat yang ada.
4. Gangguan proses, penurunan kualitas filtrat, dan potensi kerusakan media filter.
5. Untuk mencegah kecelakaan, kerusakan peralatan, dan melindungi pekerja serta lingkungan.
1. Tindakan apa yang perlu dilakukan dalam K3 apabila terjadi hal yang tidak diinginkan?
HapusApabila terjadi hal yang tidak diinginkan dalam K3, tindakan yang perlu dilakukan adalah:
- Memberikan pertolongan pertama: Memberikan pertolongan pertama kepada korban jika ada.
- Melaporkan kejadian: Melaporkan kejadian kepada atasan atau tim K3 untuk dilakukan investigasi dan tindakan lebih lanjut.
- Mengambil tindakan pencegahan: Mengambil tindakan pencegahan untuk mencegah kejadian serupa terjadi di masa depan.
2. Jelaskan tentang Lime Softening Unit!
Lime Softening Unit adalah suatu sistem pengolahan air yang menggunakan kapur (lime) untuk menghilangkan kesadahan air. Proses ini dilakukan dengan menambahkan kapur ke dalam air untuk mengendapkan ion-ion kalsium dan magnesium yang menyebabkan kesadahan air.
3. Apakah boleh melakukan shutdown tanpa mengikuti prosedur dalam situasi darurat?
Dalam situasi darurat, shutdown dapat dilakukan tanpa mengikuti prosedur normal jika memang diperlukan untuk mencegah bahaya yang lebih besar. Namun, perlu diingat bahwa shutdown harus dilakukan dengan cara yang aman dan terkendali untuk mencegah kerusakan pada peralatan
4. Pengaruh apa yang terjadi dalam filtrasi jika terjadi hal yang tidak diinginkan?
Jika terjadi hal yang tidak diinginkan dalam filtrasi, pengaruh yang dapat terjadi adalah:
- Kerusakan filter: Filter dapat menjadi rusak atau tersumbat, sehingga mengurangi efisiensi filtrasi.
- Kualitas air menurun: Kualitas air yang dihasilkan dapat menurun karena adanya kontaminan atau partikel yang tidak dapat dihilangkan oleh filter.
- Perlu perawatan tambahan: Filter mungkin perlu perawatan tambahan atau bahkan penggantian untuk mengembalikan kinerja filtrasi.
5. Mengapa penting menerapkan K3 start up dan shutdown peralatan?
Menerapkan K3 start up dan shutdown peralatan penting karena dapat:
- Mencegah kecelakaan: Mencegah kecelakaan yang dapat terjadi karena kesalahan dalam memulai atau menghentikan peralatan.
- Mengurangi kerusakan peralatan: Mengurangi kerusakan peralatan yang dapat terjadi karena kesalahan dalam memulai atau menghentikan peralatan.
- Menjaga keselamatan pekerja: Menjaga keselamatan pekerja dengan memastikan bahwa peralatan dioperasikan dengan aman dan terkendali.
Angkasa Bagus Sadewa
Hapus(XI TKI 1/06) :
1. Segera aktifkan alarm, evakuasi area sesuai prosedur, beri pertolongan pertama jika aman, lalu laporkan ke petugas K3. Setelah itu, dokumentasikan kejadian untuk evaluasi dan pencegahan ke depan.
2. Lime softening unit adalah sistem pengolahan air yang menggunakan kapur (Ca(OH)₂) untuk mengendapkan ion kalsium dan magnesium sehingga air menjadi lebih lunak dan aman bagi peralatan industri.
3. Ya, shutdown darurat boleh dilakukan demi keselamatan, asalkan dilakukan oleh petugas terlatih. Setelahnya, wajib dilakukan pelaporan dan evaluasi.
4. Filtrasi bisa terganggu, media filter tersumbat, kualitas air menurun, dan sistem berpotensi rusak. Ini juga bisa membahayakan operator jika tidak ditangani segera.
5. Karena start-up dan shutdown adalah momen paling berisiko. Penerapan K3 mencegah kecelakaan, kerusakan alat, dan memastikan proses berjalan aman dan sesuai prosedur.
BRIENA RADINKA H. (12)
Hapus1. Tindakan harus sesuai prosedur dan dilakukan komunikasi rutin dengan tim HSE untuk menangani kecelakaan kerja.
2. Lime softening unit adalah proses mengurangi kesadahan air menggunakan campuran air dan kapur, sehingga kandungan Ca dan Mg mengendap lalu disaring.
3. Shutdown tidak boleh sembarangan, karena bisa mengganggu alat lain yang saling terhubung dan membahayakan sistem.
4. Jika ada alat rusak, maka akan diganti dengan cadangan agar proses filtrasi tetap berjalan normal.
5. Start up dan shutdown yang sesuai prosedur penting untuk melindungi mesin, menjaga keselamatan, dan memastikan kualitas produksi.
Gusti Ayu Putu K. (26)
Hapus1. melakukan pertolongan pertama, mengamankan lokasi kejadian, melaporkan insiden, melakukan investigasi, serta melakukan tindakan pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang.
2. Lime Softening Unit merupakan bagian dari sistem pengolahan air yang berfungsi untuk menurunkan tingkat kesadahan air, terutama kandungan ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg), dengan cara menambahkan larutan kapur (kalsium hidroksida).
3. Tidak boleh, karena penting untuk memahami risikonya dan melakukan tindakan yang paling aman dalam situasi tersebut.
4. menghentikan proses secara aman, mengidentifikasi penyebab masalah, serta melaporkan kejadian tersebut.
5. mencegah kecelakaan kerja, kerusakan peralatan.
khairina nasyiefa u.k(31)
Hapus1. Saat insiden (kecelakaan/darurat) terjadi dalam K3: utamakan keamanan area dan korban, laporkan, jangan ubah lokasi kejadian, lalu investigasi untuk menemukan akar masalah dan terapkan tindakan perbaikan/pencegahan
2. Lime softening unit adalah proses pengolahan air untuk menghilangkan kesadahan (ion \text{Ca}^{2+} dan \text{Mg}^{2+}). Caranya: menambahkan kapur (\text{Ca(OH)}_2) dan kadang soda abu (\text{Na}_2\text{CO}_3) agar ion kesadahan mengendap menjadi padatan yang kemudian dipisahkan
3. Dalam situasi darurat yang mengancam jiwa atau aset, boleh melakukan shutdown tanpa mengikuti prosedur standar penuh. Namun, ini harus sesuai prosedur emergency shutdown (ESD) yang telah ditetapkan dan dilakukan oleh personel berwenang. Keselamatan adalah prioritas utama
4. Jika ada masalah di filtrasi: kualitas air hasil saringan akan menurun (keruh, ada kontaminan), filter bisa rusak atau tersumbat parah, kapasitas pengolahan berkurang, tekanan diferensial meningkat, dan biaya operasional membengkak
5. K3 sangat penting saat start up (penyalaan) dan shutdown (pemadaman) peralatan karena fase ini adalah momen paling berisiko tinggi. Terjadi perubahan kondisi operasi drastis yang bisa memicu kebocoran, ledakan, kebakaran, kerusakan alat, atau kesalahan manusia. Penerapan K3 meminimalkan bahaya ini
1. Dalam industri terdapat divisi HSE ( hygiene safety engineering ) yang bertugas untuk memantau semua peralatan yang ada dimana nanti setiap alat akan dilist bagaimana tindakan jika terjadi kecelakaan bagaimana prosedurnya, jadi apabila terjadi hal yang tidak diinginkan kita sudah siap karena sudah ada prosedurnya dan yang pasti setiap industri besar memiliki alat cadangannya.
Hapus2. Lime Softening Unit adalah unit yang biasa dibilang unit pelunakan kapur bertujuan untuk mengurangi tingkat kesadahan air nanti akan ditambahkan kapur untuk menghilangkan magnesiumnya. Jika tidak dilakukan berakibat rusaknya alat seperti munculnya kerak dipanci.
3. Tidak boleh, karena jika melakukan shut down tanpa mengikuti prosedur akan berakibat fatal nanti akan mempengaruhi proses yang lain, jika terjadi situasi darurat maka ikutilah prosedurnya bisa mematikan sakelar alat itu sendiri ataupun melakukan penanganan pertama sesuai prosedur.
4. Akan menyebabkan kerusakan alat dan tidak terjadinya filtrasi, tapi jika di industri biasanya terdapat alat cadangan yang dapat digunakan.
4.Agar peralatan tetap terjaga kualitasnya, tidak terjadi trouble saat alat bekerja dan agar bisa mengetahui langkah pertama jika terjadi kecelakaan kerja.
Nama : Aulia Nabilla R.
HapusKelas/no absen : XI TKI-1/10
1. di dalam dunia industri, terdapat HSE (hygienic, safety, engineering) yang bertugas untuk memeriksa semua peralatan berbahaya, lalu merancang peraturan dan prosedur keselamatan yang harus dilakukan ketika terjadi hal yang tidak di inginkan. jadi ketika terjadi kecelakaan kerja, bisa menerapkan dan menyesuaikan dengan prosedur keselamatan yang sudah dirancang oleh HSE.
2. lime softening unit adalah proses untuk menurunkan kesadahan air (hardness) yang dilakukan dengan menambahkan lime (kapur).
3. tidak boleh melakukan shutdown tanpa mengikuti prosedur, karena jika hal tersebut terjadi maka air yang sudah dalam proses penjernihan akan menjadi keruhkarena kotoran, debu halus, zat besi, dll akan tercampur kembali.
4. kualitas dari air yang telah di filtrasi akan menurun/buruk.
5. untuk mencegah terjadinya kerusakan pada alat dan proses filtrasi berjalan dengan lancar.
Lidya Rahmadani (33)
Hapus1. Tindakan yang harus dilakukan yaitu menghentikan aktivitas berbahaya, mengaktifkan alarm, melakukan evakuasi bila perlu, memberikan pertolongan pertama, melaporkan kejadian, serta mengamankan area hingga kondisi terkendali.
2. Lime softening unit Adalah unit pengolahan air yang menggunakan kapur (Ca(OH)₂) untuk mengurangi kesadahan air dengan cara mengendapkan ion kalsium dan magnesium. Proses ini mencegah kerak, korosi, serta meningkatkan kualitas air.
3. Shutdown dapat dilakukan tanpa mengikuti prosedur normal apabila mengancam keselamatan. Namun, harus tetap sesuai rencana tanggap darurat dan dilanjutkan dengan evaluasi setelah kondisi aman.
4. Dapat terjadi penurunan kualitas air, penyumbatan media filter, kebocoran, serta peningkatan biaya operasional akibat perbaikan atau pembersihan.
5. Untuk mencegah kecelakaan, kerusakan peralatan, serta memastikan proses berjalan aman sesuai prosedur operasional.
Dinda Nazilatul Fajri (20)
Hapus1. - Lakukan tindakan darurat sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur)
- Laporkan kejadian ke atasan atau petugas K3 secepat mungkin.
- Gunakan alat pelindung diri (APD)
2. Lime Softening Unit adalah unit pengolahan air yang digunakan untuk mengurangi kesadahan (hardness) air, terutama ion kalsium (Ca²⁺) dan magnesium (Mg²⁺), dengan cara menambahkan kapur (lime / Ca(OH)₂) ke dalam air.
3. Tidak boleh karena tidak mematuhi prosedur
4. -
5. - Mencegah kecelakaan kerja
- Menjamin proses produksi berjalan efisien dan aman
- Melindungi operator dan lingkungan
DAVIN JUNIO CAESARO
HapusJAWABAN
1. Tindakan yang perlu dilakukan dalam menyikapi suatu hal yang kurang sesuai adalah dengan mengupayakan berbagai hal yang mendorong agar situasi dapat kembali normal menurut prinsip nilai nilai K3 supaya tidak terjadi hal hal yang diinginkan di luar kontrol.
2.Lime Softening Unit adalah salah satu unit utilitas pengolahan air yang berfungsi mengurangi konsentrasi mineral terlarut tinggi pada air terutama kandungan nya seperti kalsium dan magnesium.
3.Melewatkan prosedur yang menunjukkan proses shut down bila berada di posisi secara darurat atau kebutuhan mendesak maka hal tersebut diperbolehkan dengan catatan pertimbangan secara keamanan untuk melakukan tahapan shut down sebagai antisipasi.
4.Seperti yang diketahui bahwa proses filtrasi adalah Proses yang banyak dimanfaatkan untuk menghindari partikel-partikel tidak diinginkan, kotoran, atau kontaminan dari suatu campuran atau fluida. Sehingga jika terdapat kendala atau sesuatu yang kurang seperti tahapan prosedur maka suatu zat yang di filtrasi rentan terhadap kontaminasi luar atau kurangnya keefektivan pada sistem mekanisme filtrasi.
5. Agar dalam tahapan proses start up dan shut down dapat berjalan sesuai dengan prinsip keselamatan dan kesehatan kerja yang memberi aspek perhatian dalam hal keamanan dan keberhasilan kerja.
Keyla/ 11 tki 1 (30)
Hapus1. HSE (Hygiene Safesty Engineering) yang bertanggung jawab memastikan pelaksanaan program keselamatan, kesehatan kerja, dan lingkungan berjalan sesuai standar.
2. Lime => kapur (susu kapur) Mg²+ & Ca²+
3. Tidak boleh, karena tidak sesuai dengan prosedur kerja
4. Tercampurnya air bersih dengan zat pencema, bertemu dengan air maka air nya jika bertemu dengan panas akan menghasilkan kerak,
5. Karena risiko kecelakaan tinggi (tekanan, suhu, listrik, bahan kimia).
Cahaya Clarissa P.H (13)
Hapus1. Tindakan yang kita lakukan apabila terjadi suatu hal yang tidak kita inginkan adalah tenang terlebih dahulu, dan mengikuti prosedur HSE dalam menangani suatu masalah yang terjadi.
2. Lime softening unit adalah proses yang dilakukan untuk mengurangi kesadahan air atau hardness.
3. Tidak diperbolehkan, karena apabila melakukan shut down tanpa mengikuti prosedur maka akan membuat air yang sedang dijernihkan kembali keruh karena kotoran dan akan tercampur kembali (semakin berantakan).
4. Kualitas air yang sedang di filtrasi akan menurun atau memburuk karena kesalahan yang terjadi.
5. Untuk mencegah terjadinya kerusakan mesin, mengurangi kecelakaan saat pelaksanaan, dan mengurangi bahaya peledakan saat melakukan filtrasi.
Danish Akmal Faiz ( 15 XI TKI 1 )
Hapus1. Tindakan yang Perlu Dilakukan
- Memberikan pertolongan pertama : Jika terjadi kecelakaan, berikan pertolongan pertama kepada korban sesuai dengan prosedur yang berlaku.
- Melaporkan kejadian : Laporkan kejadian kepada atasan atau petugas K3 segera setelah terjadi kecelakaan atau insiden.
- Mengisolasi area : Jika perlu, isolasi area kejadian untuk mencegah terjadinya kecelakaan atau insiden lebih lanjut.
2. Lime Softening Unit adalah suatu sistem pengolahan air yang menggunakan proses kimia untuk menghilangkan kesadahan air.
3. Ya, dalam situasi darurat, shutdown dapat dilakukan tanpa mengikuti prosedur standar jika keselamatan jiwa atau peralatan terancam. Prioritas utama adalah keselamatan dan pencegahan kerusakan lebih lanjut. Setelah shutdown, lakukan evaluasi, dokumentasi, dan perbaikan yang diperlukan.
4.
- Penurunan kualitas air : Air yang dihasilkan mungkin tidak memenuhi standar kualitas yang diinginkan.
- Kerusakan peralatan : Peralatan filtrasi dapat rusak atau memerlukan perawatan tambahan.
5. Karena untuk meminimalisir kerusakan mesin, gangguan kesehatan, menjaga kualitas mesin, serta untuk memastikan kualitas hasil produksi sesuai standar
Indri Indira I. (27)
Hapus1. Mencari tahu terlebih dahulu masalah apa yang sedang terjadi, lalu mencari tahu tindakan apa yang harus di lakukan untuk mengatasi masalah tersebut, dan bisa menanyakan kepada orang lain seperti senior atau orang terdekat yang tahu solusinya
2. pengolahan air yang digunakan untuk mengurangi kesadahan air (hardness) dengan menambahkan bahan kimia seperti kapur (lime)
3. Mengenali dulu situasi apa yang terjadi, lalu mematikan alat yang menjadi permasalahan secara berhati hati
4. Kualitas air yang menjadi buruk
5. Untuk mencegah terjadinya kerusakan pada alat
Bilqis Salsabila Nurhidayah (11)
Hapus1. Lakukan tindakan darurat sesuai prosedur, seperti menekan tombol emergency, kemudian laporan ke atasan dan petugas K3.
2. Lime Softening adalah unit pengolahan air untuk mengurangi kesadahan dengan menambah kapur (Ca(OH) ²).
3. Tidak boleh, harus sesuai dengan prosedur, supaya dapat mencegah hal yang tidak diinginkan.
4. Dapat menyebabkan kerusakan pada media filter atau bahkan kontaminasi hasil filtrat.
5. Karena pada situasi ini, resiko kecelakaan lebih tinggi. Peran K3 disini untuk mencegah berbagai kecelakaan yang dapat membahayakan pekerja.
Intan Azka A. (28)
Hapus1) Jika terjadi hal yang tidak diinginkan di industri, seperti kecelakaan kerja atau kebocoran bahan berbahaya, maka K3 menjadi pedoman utama dalam penanganannya, misalnya dengan menerapkan prosedur tanggap darurat, evakuasi, serta pertolongan pertama yang telah dirancang sebelumnya. Semua tindakan ini merupakan bagian dari sistem HSE, yang memastikan tidak hanya keselamatan dan kesehatan pekerja (K3)
2) Lime Softening Unit adalah unit yang digunakan untuk mengurangi kesadahan air, yaitu kandungan mineral seperti kalsium dan magnesium yang terlalu tinggi. Dilakukan dengan mencampurkan kapur dengan air hingga menjadi kapur susu, lalu dimasukkan ke dalam air sadah. Kapur susu ini akan bereaksi dan membentuk endapan. Endapan tersebut kemudian disaring, sehingga air yang dihasilkan memiliki tingkat kesadahan yang lebih rendah.
3) Dalam menjalankan prosedur sebuah alat penjernih air dan apabila terjadi situasi darurat, sebenarnya tidak diperbolehkan untuk melakukan shutdown tanpa mengikuti prosedur yang ada. Dikarenakan, kemungkinan terjadi beberapa hal yang tidak diinginkan misalnya resiko dalam kerusakan sistem filtrasi sehingga mengakibatkan penurunan kualitas filtrasi.
4) Jika terjadi hal yang tidak diinginkan maka ada beberapa pengaruh bagi kualitas dan sistem filtrasi yang ada, beberapa diantaranya adalah media filter yang tidak sesuai atau berkualitas rendah dapat lebih mudah rusak atau tersumbat. Maka dari itu diperlukan untuk mempelajari langkah pencegahan dan penanganan atau yang biasa disebut dengan K3
5) Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) saat melakukan start-up dan shutdown peralatan sangat penting untuk mencegah kecelakaan kerja, kerusakan peralatan, dan gangguan operasional yang tidak perlu.
ABIEZA MASYE P.H/01
Hapus1.Segera hentikan pekerjaan, lakukan evakuasi sesuai prosedur, beri pertolongan pertama jika aman, laporkan ke petugas K3 atau atasan, dan amankan lokasi agar tidak menimbulkan bahaya tambahan. Dokumentasi kejadian juga penting untuk evaluasi
2. Lime softening unit adalah sistem pengolahan air yang menggunakan kapur (Ca(OH)₂) untuk menghilangkan ion kalsium (Ca²⁺) dan magnesium (Mg²⁺), sehingga air menjadi lunak. Proses ini menghasilkan endapan yang kemudian disaring atau diendapkan sebelum air digunakan lebih lanjut.
3. Ya, dalam kondisi darurat seperti kebakaran, ledakan, atau kebocoran bahan kimia, shutdown darurat boleh dan harus dilakukan tanpa mengikuti prosedur normal. Tindakan cepat diperlukan untuk melindungi keselamatan pekerja dan fasilitas.
4. Kejadian seperti tumpahan atau lonjakan tekanan bisa menyebabkan filter tersumbat, kebocoran, kerusakan alat, dan hasil filtrat tidak sesuai. Proses pemisahan bisa gagal, dan kualitas produk bisa menurun drastis.
5. Start-up dan shutdown adalah fase paling berisiko. Penerapan K3 penting untuk mencegah kecelakaan, ledakan, dan kerusakan alat akibat tekanan, suhu, atau kesalahan pengoperasian. Ini juga menjamin keselamatan pekerja dan lingkungan.
Aldyansyah Putra (03) :
BalasHapus1. Memastikan dan menyesuaikan dengan prosedur yang disesuaikan serta komunikasi berkala dengan unit Hygiene Safety Engineering (HSE) untuk mengantisipasi dan menindaklanjuti sebuah kecelakaan kerja terutama dalam skala industri.
2. Lime Safety Unit adalah prosedur dimana kita menurunkan tingkat kesadahan air menggunakan campuran air dan kapur untuk menjadi kapur susu agar bisa melakukan koagulasi dengan kandungan Mg dan Ca yang nantinya akan difilter agar mendapatkan air yang memiliki kesadahan rendah supaya tidak mengganggu proses produksi dan kesehatan.
3. Tidak boleh karena andaikata hanya terdapat satu mesin yang mengalami masalah, akan menjadi berbahaya jika dilakukan shutdown karena dapat berpengaruh buruk terhadap mesin mesin yang memiliki variabel kontrol yang harus dijaga demi keamanan industri.
4. Salah satunya jika terdapat bahan atau alat yang rusak, biasanya industri akan menggantinya dengan cadangan lain agar prosedur filtrasi tetap bisa berlanjut.
5. Karena untuk meminimalisir kerusakan mesin, gangguan kesehatan, menjaga kualitas mesin, serta untuk memastikan kualitas hasil produksi sesuai standar
Dewa Praditya pujiono (18)
Hapus1.Aktifkan tanggap darurat, evakuasi jika perlu, laporkan kejadian, beri pertolongan pertama, dan amankan area.
2.Sistem pengolahan air yang menggunakan kapur (Ca(OH)₂) untuk mengurangi kesadahan (Ca dan Mg) melalui proses pengendapan.
3.Boleh, jika untuk keselamatan. Tapi tetap harus dilaporkan dan dievaluasi setelahnya
4.Sumbatan, penurunan efisiensi, kerusakan alat, atau kontaminasi hasil filtrat.
5.Untuk mencegah kecelakaan, menjaga keselamatan, dan memastikan proses berjalan aman dan efisien.
Elya Nuraini 21 XI TKI-1
BalasHapus1. Tindakan harus mengikuti prosedur yang berlaku dan terus dikomunikasikan dengan tim HSE, agar kecelakaan kerja dapat ditangani cepat dan tepat, terutama di lingkungan industri.
2. Lime softening unit adalah proses pelunakan air dengan menambahkan kapur, yang bereaksi dengan ion Mg dan Ca. Hasilnya disaring untuk menghasilkan air yang lebih aman bagi proses produksi dan kesehatan.
3. Shutdown tidak bisa dilakukan sembarangan. Jika hanya satu mesin bermasalah, menghentikan seluruh sistem justru bisa membahayakan alat lain yang terhubung secara otomatis.
4. Jika ada gangguan atau kerusakan saat filtrasi, biasanya langsung diganti dengan alat cadangan agar proses tetap berjalan tanpa hambatan.
5. Penerapan K3 saat start-up dan shutdown penting untuk mencegah kerusakan alat, melindungi kesehatan pekerja, dan menjaga mutu produksi tetap stabil.
*1.* Dalam K3, apabila terjadi hal yang tidak diinginkan, tindakan apa yang perlu dilakukan?
BalasHapusJika terjadi hal yang tidak diinginkan (seperti kecelakaan kerja, tumpahan bahan kimia, kebakaran, atau kerusakan peralatan), tindakan yang harus dilakukan mengikuti prosedur tanggap darurat. Langkah-langkahnya:
1. Tetap Tenang dan Jangan Panik
2. Aktifkan Sistem Darurat / Alarm
3. Lindungi Diri dan Orang Lain
4. Isolasi Area
5. Laporkan ke Atasan / Tim K3
6. Lakukan Pertolongan Pertama
7. Pencatatan dan Investigasi
*2.* Jelaskan tentang Lime Softening Unit!
Lime softening unit adalah unit pengolahan air yang menggunakan kapur (Ca(OH)₂) dan kadang-kadang soda ash (Na₂CO₃) untuk mengurangi kekerasan air (hardness), terutama yang disebabkan oleh ion kalsium (Ca²⁺) dan magnesium (Mg²⁺).
Proses Kerja:
1. Penambahan Kapur
- Kapur ditambahkan ke air mentah yang mengandung kalsium dan magnesium bikarbonat.
- Reaksi:
- Ca(HCO₃)₂ + Ca(OH)₂ → 2CaCO₃ (endapan) + 2H₂O
- Mg(HCO₃)₂ + Ca(OH)₂ → Mg(OH)₂ (endapan) + 2CaCO₃ + H₂O
2. Penambahan Soda Ash (bila perlu)
- Untuk mengendapkan kalsium non-karbonat seperti kalsium sulfat (CaSO₄).
- CaSO₄ + Na₂CO₃ → CaCO₃ ↓ + Na₂SO₄
3. Koagulasi dan Flokulasi
- Agar partikel halus bergabung dan mengendap lebih cepat.
4. Sedimentasi dan Filtrasi
- Endapan kalsium karbonat dan magnesium hidroksida diendapkan dan dipisahkan melalui filtrasi.
*3.* Dalam situasi darurat, apakah boleh melakukan shutdown tanpa mengikuti prosedur?
- Jawaban: Boleh, bahkan harus, jika situasi darurat mengancam keselamatan manusia, lingkungan, atau peralatan.
- Namun, perlu diperhatikan:
- Emergency Shutdown (ESD) adalah bagian dari sistem prosedur darurat.
- ESD dapat dilakukan secara manual oleh operator atau otomatis oleh sistem proteksi.
- Contoh Situasi:
- Kebocoran gas beracun/inflamabel.
- Kebakaran atau ledakan.
- Overpressure/overheating pada sistem.
*4.* Jika terjadi hal yang tidak diinginkan, pengaruh apa yang terjadi dalam filtrasi?
- Jika terjadi hal yang tidak diinginkan (misalnya kegagalan pompa, kerusakan media filter, lonjakan tekanan, atau pencemaran bahan):
- Pengaruh yang Mungkin Terjadi:
1. Penurunan Efisiensi Penyaringan
- Air yang keluar tidak lagi bersih, masih mengandung padatan tersuspensi.
2. Overload pada Filter
- Padatan bisa menumpuk dan menyumbat filter → peningkatan tekanan diferensial.
3. Kerusakan Media Filter
- Media bisa rusak, sobek, atau bocor → terjadi by-pass (air tidak tersaring dengan baik).
4. Kontaminasi Sistem Hilir
- Air hasil filtrasi bisa mencemari sistem berikutnya (misal, RO atau boiler).
5. Shutdown Proses
- Sistem harus dihentikan sementara untuk pembersihan atau perbaikan.
*5.* Mengapa penting menerapkan K3 saat start-up dan shutdown peralatan?
- Start-up dan shutdown adalah dua fase paling berisiko dalam operasi industri karena banyak perubahan kondisi terjadi.
Alasan Pentingnya Menerapkan K3:
1. Mencegah Ledakan atau Kebocoran
2. Menghindari Kesalahan Operasi
3. Melindungi Alat dan Sistem
4. Menghindari Cedera/Kecelakaan
5. Sesuai Regulasi dan Audit
6. Menjaga Keandalan Proses
Faura Faizah Alzahra/24
BalasHapus1. K3 Saat Insiden
Saat insiden (kecelakaan/darurat) terjadi dalam K3: utamakan keamanan area dan korban, laporkan, jangan ubah lokasi kejadian, lalu investigasi untuk menemukan akar masalah dan terapkan tindakan perbaikan/pencegahan.
2. Lime Softening Unit
Lime softening unit adalah proses pengolahan air untuk menghilangkan kesadahan (ion \text{Ca}^{2+} dan \text{Mg}^{2+}). Caranya: menambahkan kapur (\text{Ca(OH)}_2) dan kadang soda abu (\text{Na}_2\text{CO}_3) agar ion kesadahan mengendap menjadi padatan yang kemudian dipisahkan.
3. Shutdown Darurat Tanpa Prosedur
Dalam situasi darurat yang mengancam jiwa atau aset, boleh melakukan shutdown tanpa mengikuti prosedur standar penuh. Namun, ini harus sesuai prosedur emergency shutdown (ESD) yang telah ditetapkan dan dilakukan oleh personel berwenang. Keselamatan adalah prioritas utama.
4. Pengaruh Jika Terjadi Hal Tak Diinginkan di Filtrasi
Jika ada masalah di filtrasi: kualitas air hasil saringan akan menurun (keruh, ada kontaminan), filter bisa rusak atau tersumbat parah, kapasitas pengolahan berkurang, tekanan diferensial meningkat, dan biaya operasional membengkak.
5. Pentingnya K3 Saat Start Up & Shutdown
K3 sangat penting saat start up (penyalaan) dan shutdown (pemadaman) peralatan karena fase ini adalah momen paling berisiko tinggi. Terjadi perubahan kondisi operasi drastis yang bisa memicu kebocoran, ledakan, kebakaran, kerusakan alat, atau kesalahan manusia. Penerapan K3 meminimalkan bahaya ini.
Aisyah Ratri A/02
BalasHapus1. hentikan alat terlebih dahulu, lalu segera melapor ke HSE (Hygiene Safety Engineering) untuk di tindak lanjuti.
2. Lime softening unit adalah salah satu unit sistem untuk mengurangi kesadahan (hardness) dalam air. yg di sebabkan oleh ion Mg²⁺ dan Ca²⁺.
3. tidak boleh, karena takut memperburuk situasi maka dari itu harus mengikuti prosedur yang ada
4. kualitas air menurun, air hasil menjadi keruh atau tidak sesuai dengan standar
5. prosedur K3 wajib diterapkan secara ketat agar proses berjalan aman dan terkendali.
Andhin Kirana Yudha (04)
Hapus1.Segera hentikan aktivitas di area kejadian.
Lindungi diri sendiri dan orang lain dari bahaya lanjutan.
Laporkan kejadian kepada atasan atau petugas K3.
Berikan pertolongan pertama jika aman dan memungkinkan.
Evakuasi area jika ada potensi bahaya serius (seperti kebakaran atau kebocoran bahan kimia).
Setelah keadaan aman, dilakukan investigasi untuk mengetahui penyebab dan mencegah kejadian serupa
2 Lime softening unit adalah unit pengolahan air yang digunakan untuk mengurangi kesadahan (hardness) air, terutama kandungan kalsium (Ca²⁺) dan magnesium (Mg²⁺), dengan menambahkan kapur (Ca(OH)₂) ke dalam air.
3 Ya, dalam situasi darurat (seperti kebakaran, ledakan, kebocoran bahan berbahaya), shutdown dapat dilakukan meskipun tidak sesuai prosedur normal, asalkan:
Untuk menjaga keselamatan jiwa dan peralatan.
Operator tetap melakukan shutdown darurat sesuai protokol emergency.
Setelah situasi terkendali, dilaporkan dan dievaluasi oleh tim K3 dan manajemen.
4 Jika terjadi insiden (seperti tekanan berlebih, bahan asing masuk, atau kerusakan filter), dampak pada proses filtrasi bisa berupa:
Kualitas hasil filtrat menurun (air atau larutan tidak jernih).
Filter tersumbat atau rusak, sehingga proses terhenti.
Kerusakan pada pompa atau pipa akibat tekanan abnormal.
Efisiensi proses menurun dan kemungkinan produk tercemar.
5 Start-up dan shutdown adalah fase paling kritis, di mana banyak perubahan tekanan, suhu, dan aliran terjadi.
Risiko kecelakaan lebih tinggi jika prosedur tidak diikuti.
Menjaga keselamatan pekerja dan peralatan.
Menghindari kerusakan alat dan kehilangan produksi.
Memastikan sistem berjalan stabil dan aman dari awal hingga akhir operasi.
1. Dalam K3, apabila terjadi hal yang tidak diinginkan, tindakan apa yang perlu dilakukan?
BalasHapusJika terjadi hal yang tidak diinginkan (misalnya kecelakaan, kebocoran bahan kimia, kebakaran, dll) maka tindakan yang perlu dilakukan adalah:
Aktifkan alarm darurat untuk memberi tahu seluruh area kerja.
Amankan diri dan orang lain sesuai prosedur evakuasi yang telah ditetapkan.
Laporkan segera kepada petugas K3 atau supervisor.
Lakukan pertolongan pertama jika aman dan memungkinkan.
Tutup sumber bahaya (misalnya mematikan valve gas, listrik, dll) jika sudah dilatih dan aman untuk dilakukan.
Catat kejadian untuk investigasi dan perbaikan prosedur ke depan.
2. Jelaskan tentang lime softening unit!
Lime softening unit adalah unit pengolahan air yang digunakan untuk mengurangi kesadahan (hardness) air, terutama yang disebabkan oleh ion kalsium (Ca²⁺) dan magnesium (Mg²⁺).
Bahan kimia utama: kapur tohor (Ca(OH)₂).
Proses kerja: Kapur ditambahkan ke dalam air → bereaksi dengan ion kalsium dan magnesium → membentuk endapan → endapan disaring → air menjadi lebih lunak.
Biasanya digunakan dalam pengolahan air boiler atau air industri agar tidak merusak peralatan.
3. Dalam situasi darurat, apakah boleh melakukan shutdown tanpa mengikuti prosedur?
Boleh dan bahkan wajib dilakukan, asal tindakan tersebut bertujuan menyelamatkan jiwa dan mencegah kerusakan besar.
Namun, setelah kondisi aman:
Segera laporkan ke pihak terkait.
Dokumentasikan kejadian untuk evaluasi.
Prosedur darurat biasanya sudah mencakup langkah-langkah "emergency shutdown" yang berbeda dari shutdown biasa.
4. Jika terjadi hal yang tidak diinginkan, pengaruh apa yang terjadi dalam filtrasi?
Jika terjadi gangguan seperti kebocoran, lonjakan tekanan, atau kerusakan mekanis, maka dapat terjadi:
Penurunan efisiensi penyaringan
Kerusakan media filter
Kontaminasi produk akhir
Tekanan diferensial meningkat
Shutdown sistem secara darurat
Hal ini dapat menyebabkan air atau fluida tidak tersaring dengan baik, bahkan bisa membahayakan proses berikutnya.
5. Mengapa penting menerapkan K3 saat start-up dan shutdown peralatan?
Karena tahap start-up dan shutdown adalah momen paling rawan kecelakaan. Penerapan K3 penting untuk:
Mencegah ledakan atau kebocoran akibat perubahan tekanan atau suhu tiba-tiba.
Melindungi pekerja dari bahaya listrik, bahan kimia, atau gerakan mesin.
Menjaga stabilitas sistem agar proses berjalan aman.
Memastikan tidak ada bahan berbahaya tertinggal saat shutdown.
Meningkatkan keandalan operasional dan mencegah kerusakan alat.
Anisa Fitria (07)
BalasHapus1. cek terlebih dahulu sambungan dan sistemnya, pastikan semua sesuai prosedur kerja, hentikan sistem dengan aman, dan gunakan APD
2. Lime softening unit adalah proses pengolahan air untuk mengurangi kadar kesadahan (Ca & Mg) menggunakan kapur.
3. shutdown tidak boleh dilakukan sembarangan dan tetap harus mengikuti prosedur agar alat tidak rusak.
4. filtrasi bisa terganggu, air tidak tersaring maksimal. Jika ada alat yang rusak, harus segera diganti supaya proses tetap berjalan
5. Karena untuk menjaga keselamatan kerja, mencegah kerusakan alat, dan memastikan proses berjalan dengan aman.
khanza salwa azzahra 32 Xl TKI 1
BalasHapus1. 1. Segera hentikan aktivitas yang berbahaya jika memungkinkan dilakukan dengan aman.
2. Aktifkan sistem darurat (alarm, tombol emergency stop, dll).
3. Evakuasi area sesuai prosedur tanggap darurat.
4. Laporkan kejadian kepada petugas K3 atau atasan secepatnya.
5. Beri pertolongan pertama jika diperlukan dan aman untuk dilakukan.
6. Ikuti prosedur penanganan darurat sesuai SOP yang berlaku di tempat kerja.
2.Lime softening unit adalah unit pengolahan air yang menggunakan kapur (lime, biasanya Ca(OH)₂) untuk mengurangi kesadahan air (hardness). Kesadahan disebabkan oleh ion kalsium (Ca²⁺) dan magnesium (Mg²⁺).
3.Boleh dan bahkan harus dilakukan, tetapi:
Hanya jika kondisi sangat mendesak atau berisiko tinggi (misalnya kebakaran, kebocoran bahan beracun, ledakan).
4.Jika terjadi insiden seperti:
Kebocoran, tekanan tidak stabil, atau bahan kimia masuk ke filter, maka:
Dampaknya dapat berupa:
Penurunan efisiensi filtrasi (air tidak jernih).
Kerusakan media filter (misalnya pasir, karbon aktif).
Kontaminasi air hasil filtrasi.
Tersumbatnya filter akibat endapan mendadak.
Gangguan pada sistem hilir (seperti reverse osmosis atau demineralisasi).
5.Karena saat start-up dan shutdown adalah fase paling berisiko dalam pengoperasian sistem, penting menerapkan K3 karena:
Potensi tekanan berlebih, lonjakan arus, kebocoran bahan kimia.
Andi Azahra J. /05
BalasHapus1. yang pertama tetap utamakan keselamatan jiwa, jika ada korban segera memberikan pertolongan pertama , kemudian laporkan kejadian dan mengambil tindakan prosedur darurat serta komunikasikan dengan tim HSE
2. Lime softening unit adalah sistem pengolahan air yang mengurangi kesadahan (kalsium dan magnesium) dengan menambahkan kapur. Kapur ini bereaksi membentuk endapan padat yang kemudian dipisahkan dari air melalui pengendapan dan filtrasi, mencegah kerak dan meningkatkan kualitas air.
3. tidak boleh ,karena hal itu sangat berisiko karena dapat meningkatkan peluang kecelakaan kerja dan menyebabkan kerusakan parah pada peralatan.
4. berdampak penurunan kualitas air (jadi keruh atau ada kuman), gangguan efisiensi (filter cepat mampet, aliran lambat), serta kerusakan alat yang berujung pada peningkatan biaya operasional.
5.penting karena mencegah kecelakaan kerja, melindungi pekerja, dan menghindari kerusakan alat.
1.Tindakan pertama yang dapat dilakukan adalah pertolongan pertama, menjauhkan diri dari sumber bahaya, mengaktifkan alarm darurat, melaporkan kejadian agar dapat ditanggulangi dengan segera
BalasHapus2. Lime softening unit adalah sistem atau alat yang digunakan untuk mengurangi kadar kesadahan dalam air, terutama kandungan kalsium dan magnesium yang dapat membuat air terasa “keras". Proses ini biasa dipakai di instalasi pengolahan air terutama air baku dari sungai/danau
3. shutdown boleh dilakukan jika tujuannya untuk menyelamatkan jiwa karena keadaan darurat.
4. pengaruh utamanya yaitu dapat menurunkan efektivitas dan efisiensi penyaringan yang mengakibatkan partikel tidak tersaring dengan sempurna, sehungga aliran terhambat, dan kualitas filtrat menjadi buruk.
5. karena dengan adanya penerapan k3 dapat menjaga keselamatan pekerja serta mencegah kerusakan
Zahra Herlinda irfani/34
Hapus1.Tindakan pertama yang dapat dilakukan adalah pertolongan pertama, menjauhkan diri dari sumber bahaya, mengaktifkan alarm darurat, melaporkan kejadian agar dapat ditanggulangi dengan segera
2. Lime softening unit adalah sistem atau alat yang digunakan untuk mengurangi kadar kesadahan dalam air, terutama kandungan kalsium dan magnesium yang dapat membuat air terasa “keras". Proses ini biasa dipakai di instalasi pengolahan air terutama air baku dari sungai/danau
3. shutdown boleh dilakukan jika tujuannya untuk menyelamatkan jiwa karena keadaan darurat.
4. pengaruh utamanya yaitu dapat menurunkan efektivitas dan efisiensi penyaringan yang mengakibatkan partikel tidak tersaring dengan sempurna, sehungga aliran terhambat, dan kualitas filtrat menjadi buruk.
5. karena dengan adanya penerapan k3 dapat menjaga keselamatan pekerja serta mencegah kerusakan
Fitri Nikita Rachmawaty (25)
BalasHapus1.melakukan pertolongan pertama,mengisolasi area terjadinya hal tersebut,dan laporkan kejadian tersebut kepada pihak berwenang seperti atasan industri pada PT tersebut.
2.pengolahan air yang digunakan untuk mengurangi kekerasan air (hardness), terutama kandungan kalsium (Ca²⁺) dan magnesium (Mg²⁺), dengan cara menambahkan bahan kimia berupa kapur (lime), yaitu kalsium hidroksida (Ca(OH)₂).
3.boleh jika situasi tersebut benar-benar darurat dan dokumentasi kan untuk mencegah kejadian serupa.
4.akan muncull beberapa pengaruh negatif seperti penyumbatan pada media filter,tekanan tidak stabil dan kebocoran sistem.
5.untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, mencegah kerusakan lingkungan dan untuk melindungi peralatan
1. Penjelasan tentang metode destilasi!
BalasHapus2. Bagaimana hasil akhir bentuk/tekstur yang dihasilkan dari praktikum ekstraksi Cair-Cair!
3. Bagaimana cara memastikan pemisahan fase terjadi sempurna tanpa kehilangan kandungan kafein, lalu parameter uji apa yang dilakukan?
4. Apa resiko atau bahaya penggunaaan pelarut organik dalam proses ekstraksi Cair-Cair dalam metode K3?
5. Apa tujuan dilakukannya ekstraksi Cair-Cair dalam bidang industri?
Aldyansyah Putra (03) :
Hapus1. Destilasi adalah metode pemisahan campuran berdasarkan perbedaan titik didih komponennya. Campuran dipanaskan hingga salah satu komponen menguap, lalu uap tersebut didinginkan dalam kondensor dan dikumpulkan kembali sebagai cairan (distilat) serta menghasilkan sisa dari cairan yang tidak ikut menguap berupa rafinat. Proses ini efektif untuk memisahkan zat cair dari zat lain yang memiliki titik didih berbeda secara signifikan.
2. Fase organik yang mengandung senyawa target (misalnya kafein). Dan Fase air yang mengandung sisa senyawa lain dari larutan awal.
3. Dilakukan pengamatan visual kestabilan dua fase, diikuti dengan analisis konsentrasi kafein pada masing-masing fase menggunakan metode kuantitatif seperti HPLC atau spektrofotometri. Efisiensinya diukur melalui koefisien distribusi (Kd) dan persentase recovery, memastikan kafein terkonsentrasi optimal di fase pelarut organik dengan minimal tertinggal di fase air atau emulsi. Kita dapat melakukan proses ekstraksi berulang kali hingga menghasilkan kafein yang pekat menggunakan metode soxhlet, kemudian hasilnya akan kita lakukan destilasi hingga menghasilkan rafinat murni berisikan kafein saja serta terhindar dari kandungan n-Hexana atau Destilat.
4. Bahaya bahan pelarut organik yang memiliki sifat beracun atau semacamnya yang bisa berbahaya dalam proses ekstraksi, sehingga dapat digantikan dengan n-Hexane namun memiliki kekurangan mudah terbakar namun masih bisa diatasi dengan parameter yang dikontrol.
5. Untuk memisahkan, memurnikan, atau mengekstrak senyawa tertentu dari suatu campuran cair berdasarkan perbedaan kelarutannya dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur.
Aqila Madu Triono (08) :
Hapus1. Destilasi adalah pemisahan berdasarkan titik didih, tahapan awalnya ialah pemanasan. Destilat dan rafinat merupakan hasil dari destilasi
2. Destilat yaitu bagian yang menguap dan rafinat yaitu hasil residu nya
3. Dari estraksi menggunakan soxhletasi Ketika, kita sudah mempunyai pelarut berulang dan tidak ada alkohol dan jg ekstrat bisa dipakai pada estraksi berikutnya
4. Pelarut organik cenderung flammable (mudah terbakar)
5. Mengambil zat ekstensi yang ada di larutan
Gusti Ayu Putu K. (26)
Hapus1. Metode Destilasi adalah pemisahan berdasarkan titik didih.
2. Hsil akhir bentuk/tekstur: dua lapisan cairan yang tidak tercampur. Lapisan pertama adalah pelarut yang digunakan untuk ekstraksi, dan lapisan kedua adalah larutan hasil ekstraksi yang mengandung zat terlarut yang diinginkan.
3. Banyak faktor, salah satunya menggunakan pelarut yang tepat yaitu chloroform, mengontrol pH, Melakukan ekstraksi berulang kali, menggunakan suhu tinggi. Dan untuk Parameternya menggunakan waktu ekstraksi (suhu ruangan).
4. Resiko pelarut organik dalam proses ekstraksi cair-cair dalam metode k3, yaitu: mudah terbakar, beracun, iritasi, efek jangka panjang, dampak lingkungan (mencemari lingkungan)
5. Salah satu tujuannya ialah Mengambil zat esensi dlm bahan kimia
Dewa praditya .P(18)
Hapus1.Destilasi adalah metode pemisahan campuran berdasarkan perbedaan titik didih. Komponen dengan titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu, lalu dikondensasikan menjadi cairan murni.
2.Hasil akhir berupa dua lapisan cairan (fase):
Fase air (aqueous)
Fase organik (mengandung kafein)
Keduanya tidak tercampur, membentuk lapisan terpisah.
3.Gunakan corong pisah secara hati-hati dan lakukan ekstraksi berulang.
Parameter uji:
Spektrofotometri UV-Vis untuk mengukur kadar kafein
pH dan volume fase organik sebagai indikator pemisahan
4.Risiko:
Uap beracun (seperti dari kloroform atau DCM)
Mudah terbakar
Iritasi kulit dan mata
Tindakan K3:
Gunakan APD lengkap, kerja di lemari asam, hindari kontak langsung.
5.Untuk memisahkan dan memurnikan senyawa bernilai dari campurannya, seperti:
Kafein dari teh
Antibiotik dari kultur mikroba
Produk kimia dari reaksi
Efisien, cepat, dan cocok untuk skala besar.
Arva alnathan P.P (09)
Hapus1. Metode Destilasi adalah pemisahan berdasarkan titik didih.
2. Hsil akhir bentuk/tekstur: dua lapisan cairan yang tidak tercampur. Lapisan pertama adalah pelarut yang digunakan untuk ekstraksi, dan lapisan kedua adalah larutan hasil ekstraksi yang mengandung zat terlarut yang diinginkan.
3. Banyak faktor, salah satunya menggunakan pelarut yang tepat yaitu chloroform, mengontrol pH, Melakukan ekstraksi berulang kali, menggunakan suhu tinggi. Dan untuk Parameternya menggunakan waktu ekstraksi (suhu ruangan).
4. Resiko pelarut organik dalam proses ekstraksi cair-cair dalam metode k3, yaitu: mudah terbakar, beracun, iritasi, efek jangka panjang, dampak lingkungan (mencemari lingkungan)
5. Salah satu tujuannya ialah Mengambil zat esensi dlm bahan kimia
Lidya rahmadani (33)
Hapus1. Destilasi adalah proses pemisahan campuran berdasarkan perbedaan titik didih komponen-komponennya. Proses ini melibatkan pemanasan campuran sehingga komponen dengan titik didih lebih rendah akan menguap dan kemudian dikondensasikan kembali menjadi cairan destilasi digunakan dalam berbagai industri seperti industri kimia, farmasi, dan minyak bumi, untuk memisahkan dan memurnikan komponen-komponen yang diinginkan.
2. Hasil akhir dari praktikum ekstraksi Cair-Cair dapat berupa:
- Larutan kafein dalam pelarut organik yang jernih atau berwarna, tergantung pada jenis pelarut dan konsentrasi kafein.
- Fase air yang telah dipisahkan dari fase organik, dengan kandungan kafein yang lebih rendah.
- Kafein yang telah diekstraksi dapat diisolasi dan dihasilkan dalam bentuk kristal atau serbuk, jika proses ekstraksi diikuti dengan proses penguapan atau kristalisasi.
3. Untuk memastikan pemisahan fase terjadi sempurna tanpa kehilangan kandungan kafein, beberapa cara dapat dilakukan:
1. Penggunaan pelarut yang tepat: Pilih pelarut yang memiliki perbedaan densitas yang cukup besar dengan fase air, sehingga pemisahan fase dapat terjadi dengan baik.
2. Pengaturan waktu dan suhu: Atur waktu dan suhu ekstraksi untuk memastikan bahwa kafein dapat terdistribusi secara merata dalam fase organik.
3. Penggunaan corong pemisah yang sesuai: Gunakan corong pemisah yang sesuai untuk memastikan bahwa pemisahan fase dapat terjadi dengan baik dan tidak ada gangguan.
Parameter uji yang dapat dilakukan untuk memastikan pemisahan fase sempurna adalah:
1. Pengukuran densitas: Ukur densitas fase air dan fase organik untuk memastikan bahwa pemisahan fase telah terjadi dengan baik.
2. Pengukuran konsentrasi kafein: Ukur konsentrasi kafein dalam fase air dan fase organik untuk memastikan bahwa kafein telah terdistribusi secara merata dalam fase organik.
3. Pengamatan visual: Lakukan pengamatan visual terhadap pemisahan fase untuk memastikan bahwa pemisahan fase telah terjadi dengan baik dan tidak ada gangguan.
Dengan melakukan cara-cara dan parameter uji di atas, dapat dipastikan bahwa pemisahan fase terjadi sempurna tanpa kehilangan kandungan kafein.
4. Resiko atau bahaya penggunaan pelarut organik dalam proses ekstraksi cair-cair dalam metode K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) adalah:
- Iritasi kulit, mata, dan saluran pernapasan akibat paparan pelarut organik
- Kerusakan lingkungan akibat pencemaran pelarut organik
- Risiko kebakaran atau ledakan akibat sifat pelarut organik yang mudah terbakar
- Risiko keracunan atau efek kesehatan lainnya akibat paparan pelarut organik dalam jangka panjang.
Oleh karena itu, perlu dilakukan penanganan pelarut organik dengan hati-hati, menggunakan alat pelindung diri, dan mengikuti prosedur keselamatan yang ditetapkan.
5. Tujuan dilakukannya ekstraksi cair-cair dalam bidang industri adalah untuk memisahkan komponen-komponen yang diinginkan dari campuran kompleks, sehingga dapat dihasilkan produk yang lebih murni dan berkualitas. Ekstraksi cair-cair digunakan untuk memisahkan dan memurnikan produk-produk seperti kafein, obat-obatan, dan bahan kimia lainnya. Dengan demikian, ekstraksi cair-cair dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi dalam industri.
ANGKASA BAGUS S. (06)
Hapus1. Destilasi adalah metode pemisahan campuran berdasarkan perbedaan titik didih melalui pemanasan, penguapan, kondensasi, dan pengumpulan uap menjadi cairan kembali.
2. Hasil akhir berupa dua lapisan cairan terpisah: lapisan air (aqueous) dan pelarut organik yang mengandung kafein.
3. Pemisahan dilakukan dengan memilih pelarut yang sesuai, mengontrol pH, ekstraksi berulang, dan menghindari suhu tinggi.
4. Pelarut organik mudah menguap, mudah terbakar, dan beracun jika terhirup atau kontak langsung
5. Tujuan ekstraksi cair-cair di industri adalah memisahkan senyawa, memurnikan produk, dan sebagai metode pemisahan yang efisien
Dimas syaiful (20)
Hapus1. Destilasi adalah proses pemisahan campuran berdasarkan perbedaan titik didih komponen-komponennya. Proses ini melibatkan pemanasan campuran sehingga komponen dengan titik didih lebih rendah akan menguap dan kemudian dikondensasikan kembali menjadi cairan destilasi digunakan dalam berbagai industri seperti industri kimia, farmasi, dan minyak bumi, untuk memisahkan dan memurnikan komponen-komponen yang diinginkan.
2. Hasil akhir dari praktikum ekstraksi Cair-Cair dapat berupa:
- Larutan kafein dalam pelarut organik yang jernih atau berwarna, tergantung pada jenis pelarut dan konsentrasi kafein.
- Fase air yang telah dipisahkan dari fase organik, dengan kandungan kafein yang lebih rendah.
- Kafein yang telah diekstraksi dapat diisolasi dan dihasilkan dalam bentuk kristal atau serbuk, jika proses ekstraksi diikuti dengan proses penguapan atau kristalisasi.
3. Untuk memastikan pemisahan fase terjadi sempurna tanpa kehilangan kandungan kafein, beberapa cara dapat dilakukan:
1. Penggunaan pelarut yang tepat: Pilih pelarut yang memiliki perbedaan densitas yang cukup besar dengan fase air, sehingga pemisahan fase dapat terjadi dengan baik.
2. Pengaturan waktu dan suhu: Atur waktu dan suhu ekstraksi untuk memastikan bahwa kafein dapat terdistribusi secara merata dalam fase organik.
3. Penggunaan corong pemisah yang sesuai: Gunakan corong pemisah yang sesuai untuk memastikan bahwa pemisahan fase dapat terjadi dengan baik dan tidak ada gangguan.
Parameter uji yang dapat dilakukan untuk memastikan pemisahan fase sempurna adalah:
1. Pengukuran densitas: Ukur densitas fase air dan fase organik untuk memastikan bahwa pemisahan fase telah terjadi dengan baik.
2. Pengukuran konsentrasi kafein: Ukur konsentrasi kafein dalam fase air dan fase organik untuk memastikan bahwa kafein telah terdistribusi secara merata dalam fase organik.
3. Pengamatan visual: Lakukan pengamatan visual terhadap pemisahan fase untuk memastikan bahwa pemisahan fase telah terjadi dengan baik dan tidak ada gangguan.
Dengan melakukan cara-cara dan parameter uji di atas, dapat dipastikan bahwa pemisahan fase terjadi sempurna tanpa kehilangan kandungan kafein.
4. Resiko atau bahaya penggunaan pelarut organik dalam proses ekstraksi cair-cair dalam metode K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) adalah:
- Iritasi kulit, mata, dan saluran pernapasan akibat paparan pelarut organik
- Kerusakan lingkungan akibat pencemaran pelarut organik
- Risiko kebakaran atau ledakan akibat sifat pelarut organik yang mudah terbakar
- Risiko keracunan atau efek kesehatan lainnya akibat paparan pelarut organik dalam jangka panjang.
Oleh karena itu, perlu dilakukan penanganan pelarut organik dengan hati-hati, menggunakan alat pelindung diri, dan mengikuti prosedur keselamatan yang ditetapkan.
5. Tujuan dilakukannya ekstraksi cair-cair dalam bidang industri adalah untuk memisahkan komponen-komponen yang diinginkan dari campuran kompleks, sehingga dapat dihasilkan produk yang lebih murni dan berkualitas. Ekstraksi cair-cair digunakan untuk memisahkan dan memurnikan produk-produk seperti kafein, obat-obatan, dan bahan kimia lainnya. Dengan demikian, ekstraksi cair-cair dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi dalam industri.
ABIEZA MASYEH P.H.(01)
Hapus1. Destilasi adalah metode pemisahan campuran berdasarkan perbedaan titik didih melalui pemanasan, penguapan, kondensasi, dan pengumpulan uap menjadi cairan kembali.
2. Hasil akhir berupa dua lapisan cairan terpisah: lapisan air (aqueous) dan pelarut organik yang mengandung kafein.
3. Pemisahan dilakukan dengan memilih pelarut yang sesuai, mengontrol pH, ekstraksi berulang, dan menghindari suhu tinggi.
4. Pelarut organik mudah menguap, mudah terbakar, dan beracun jika terhirup atau kontak langsung
5. Tujuan ekstraksi cair-cair di industri adalah memisahkan senyawa, memurnikan produk, dan sebagai metode pemisahan yang efisien
1. distilasi ialah proses pemisahan yang dilihat berdasarkan titik didih, distilasi tersebut memiliki boiling point jika pelarutnya alkohol maka boilinh pointnya 70°C setelah itu dilakukan proses kondensasi agar hasil ekstrak bisa menghasilkan secara sempurna
Hapus2. hasil akhir dari ekstraksi cair cair menghasilkan pelarut (solven) dan terlarut (solute) yang perlu dipisahkan lagi menggunakan metode distilasi yang nanti hasil akhirnya murni ekstrak kafein
3. melakukan proses kondensasi nanti fase gas akan menguap dan menjadi embun (dew point) akan ada destilat yaitu pelarutnya dan hasil murni ekstrak maka akan menghasilkan secara sempurna
4. dalam metode k3 bersifat mudah terbakar karena pelarut ekstraksi organik mengandung unsur karbon dan hidrogen
5. untuk mengambil zat esensi dalam larutan yang digunakan untuk hal tertentu bisa digunakan untuk parfum dll
DANISH AKMAL F. (15) :
Hapus1. Destilasi adalah pemisahan berdasarkan titik didih, tahapan awalnya ialah pemanasan. Destilat dan rafinat merupakan hasil dari destilasi
2. Destilat yaitu bagian yang menguap dan rafinat yaitu hasil residu nya
3. Dari estraksi menggunakan soxhletasi Ketika, kita sudah mempunyai pelarut berulang dan tidak ada alkohol dan jg ekstrat bisa dipakai pada estraksi berikutnya
4. Pelarut organik cenderung flammable (mudah terbakar)
5. Mengambil zat ekstensi yang ada di larutan
1. Destilasi adalah suatu cara pemisahan larutan dengan perbedaan titik didih menggunakan panas sebagai pemisah. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu, kemudian uapnya dikondensasikan menjadi cairan kembali.
Hapus2.Ekstraksi cair-cair menghasilkan karakteristik bentuk seperti lapisan cairan yang tidak bercampur, yaitu lapisan pelarut organik dan lapisan air. Bentuk/tekstur yang dihasilkan akan tergantung pada jenis pelarut yang digunakan dan senyawa yang diekstraksi.
3.Pemisahan fase dapat dilakukan secara efektif melalui ekstraksi bertahap dengan pemilihan pelarut yang sesuai, serta pengaturan suhu dan durasi proses yang optimal. Beberapa parameter yang sering diuji mencakup identifikasi kandungan kafein, pengujian titik leleh.
4.Dalam konteks K3 adalah memiliki beberapa risiko dan bahaya. Bahaya utamanya adalah gangguan kesehatan akibat paparan, potensi kebakaran, dan pencemaran lingkungan.
5.Tujuan utama ekstraksi cair-cair dalam industri adalah untuk memisahkan dan memurnikan suatu komponen dari suatu campuran cair. Proses ini memanfaatkan perbedaan kelarutan zat terlarut dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur untuk memindahkan zat yang diinginkan dari satu pelarut ke pelarut lain.
DAVIN JUNIO CAESARO / 06 / XI-TKI-1
Hapus1. Destilasi adalah suatu cara pemisahan larutan dengan perbedaan titik didih menggunakan panas sebagai pemisah. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu, kemudian uapnya dikondensasikan menjadi cairan kembali.
2.Ekstraksi cair-cair menghasilkan karakteristik bentuk seperti lapisan cairan yang tidak bercampur, yaitu lapisan pelarut organik dan lapisan air. Bentuk/tekstur yang dihasilkan akan tergantung pada jenis pelarut yang digunakan dan senyawa yang diekstraksi.
3.Pemisahan fase dapat dilakukan secara efektif melalui ekstraksi bertahap dengan pemilihan pelarut yang sesuai, serta pengaturan suhu dan durasi proses yang optimal. Beberapa parameter yang sering diuji mencakup identifikasi kandungan kafein, pengujian titik leleh.
4.Dalam konteks K3 adalah memiliki beberapa risiko dan bahaya. Bahaya utamanya adalah gangguan kesehatan akibat paparan, potensi kebakaran, dan pencemaran lingkungan.
5.Tujuan utama ekstraksi cair-cair dalam industri adalah untuk memisahkan dan memurnikan suatu komponen dari suatu campuran cair. Proses ini memanfaatkan perbedaan kelarutan zat terlarut dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur untuk memindahkan zat yang diinginkan dari satu pelarut ke pelarut lain.
Aulia Nabilla R (10)
Hapus1. metode destilasi adalah pemisahan campuran berdasarkan titik didih. dilakukan pemanasan hingga menguap, lalu uap tersebut di dinginkan dan dikondensasi menjadi cairan.
2. hasil akhirnya terdapat 2 fase cairan terpisah, fase organik dan fase air, lalu juga terdapat hasil dari kristal kafein nya.
3. ketika kafein teh sebagai bahan pelarut dalam alkohol berwarna semakin pekat, maka proses destilasi berjalan dengan lancar. parameter yang dilakukan adalah mengatur waktu ekstraksi.
4. mudah terbakar, dapat menyebabkan keracunan, iritasi, dan efek jangka panjang seperti kerusakan organ dalam, kanker, dll.
5. tujuan dilakukan nya ekstraksi cair-cair adalah untuk memisahkan dan memurnikan suatu zat dari campuran nya
Elya Nuraini
Hapus1. Destilasi adalah metode pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih. Campuran dipanaskan hingga salah satu komponen menguap, lalu uapnya dikondensasi menjadi cairan (distilat), sementara sisanya (rafinat) tetap tertinggal.
2. Ekstraksi cair-cair menghasilkan dua fase: fase organik yang mengandung senyawa target (seperti kafein), dan fase air yang mengandung sisa senyawa lainnya.
L
3. Analisis hasil dilakukan dengan pengamatan visual kestabilan fase, lalu diuji kandungan kafein menggunakan HPLC atau spektrofotometri. Efisiensi dinilai dari koefisien distribusi dan persen recovery. Proses dapat diulang (misalnya dengan metode Soxhlet), lalu dilanjutkan destilasi untuk menghasilkan kafein murni tanpa pelarut.
4. Bahaya pelarut organik seperti n-Hexane adalah sifatnya yang mudah terbakar dan beracun, namun masih bisa dikendalikan dengan pengaturan parameter kerja yang tepat.
5. Tujuan ekstraksi adalah memisahkan atau memurnikan senyawa tertentu dari campuran cair, berdasarkan perbedaan kelarutan dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur.
Cahaya Clarissa P.H (13)
Hapus1. destilasi secara sederhana prinsipnya adalah pemisahan berdasarkan titik didih. dilakukan pemanasan hingga menguap, lalu dari uap tersebut di kondensasikan menjadi cairan.
2. hasil akhir dari destilasi terdapat 2 fase terpisah, yaitu fase organik dan fase air, dan terdapat kristal kafein yang dihasilkan.
3. ketika pelarut atau kafein teh berubah warna menjadi semakin pekat, maka proses destilasi berjalan dengan lancar dan parameter yang digunakan adalah mengatur waktu ekstraksi.
4. mudah terbakar, dapat menyebabkan infeksi, iritasi, keracunan ran efek jangka panjang seperti kerusakan organ dalam, dll.
5. tujuan dilakukannya ekstraksi cair-cair yaitu untuk mengambil zat esensi yang ada di dalam suatu bahan atau sampel.
Intan Azka A. (28)
Hapus1. Destilasi adalah metode pemisahan campuran yang bekerja dengan memanfaatkan perbedaan titik didih antar zat. Proses ini dilakukan dengan cara memanaskan campuran hingga salah satu komponen menguap, kemudian uap tersebut dikondensasikan kembali menjadi cairan, sehingga diperoleh zat yang lebih murni.
2. Setelah proses berlangsung, akan terbentuk dua lapisan cairan yang terpisah secara alami: lapisan air (disebut aqueous) dan lapisan pelarut organik yang mengandung zat seperti kafein.
3. Agar proses pemisahan berjalan optimal, diperlukan pemilihan pelarut yang tepat sesuai sifat senyawa, pengaturan pH larutan, serta pengulangan proses ekstraksi beberapa kali. Selain itu, penting untuk menjaga suhu agar tidak terlalu tinggi, karena suhu ekstrem bisa merusak senyawa yang ingin diambil.
4. Pelarut organik umumnya bersifat mudah menguap dan mudah terbakar, sehingga perlu penanganan hati-hati. Jika terhirup atau bersentuhan langsung dengan kulit, pelarut ini juga bisa menimbulkan efek berbahaya bagi kesehatan.
5. Dalam skala industri, ekstraksi cair-cair banyak digunakan untuk memisahkan komponen penting dari suatu campuran, memurnikan produk akhir, dan sebagai salah satu metode yang efisien dalam proses pemisahan bahan kimia.
BRIENA RADINKA H. (12)
BalasHapus1. Destilasi adalah metode pemisahan campuran berdasarkan perbedaan titik didih melalui pemanasan, penguapan, kondensasi, dan pengumpulan uap menjadi cairan kembali.
2. Hasil akhir berupa dua lapisan cairan terpisah: lapisan air (aqueous) dan pelarut organik yang mengandung kafein.
3. Pemisahan dilakukan dengan memilih pelarut yang sesuai, mengontrol pH, ekstraksi berulang, dan menghindari suhu tinggi.
4. Pelarut organik mudah menguap, mudah terbakar, dan beracun jika terhirup atau kontak langsung
5. Tujuan ekstraksi cair-cair di industri adalah memisahkan senyawa, memurnikan produk, dan sebagai metode pemisahan yang efisien.
Cecillia salsabila (14)
BalasHapus1. Dalam K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang merupakan bagian dari HSE (Hygiene, Safety, and Engineering), kalau terjadi kecelakaan atau kejadian yang tidak diinginkan, kita perlu menghentikan pekerjaan dulu, memberikan pertolongan pertama jika diperlukan, melaporkan kejadian tersebut, dan melakukan analisis untuk mengetahui penyebabnya. Ini semua bertujuan untuk menjaga keselamatan dan kesehatan pekerja.
2. Lime Softening Unit adalah proses pengolahan air yang menggunakan kapur atau "susu kapur" untuk mengurangi kesadahan air. Kesadahan air disebabkan oleh adanya ion-ion kalsium dan magnesium yang dapat menyebabkan kerak pada pipa dan peralatan. Dengan menambahkan kapur (CaO), kita dapat mengendapkan ion-ion tersebut dan mengurangi kesadahan air. Reaksi kimia yang terjadi adalah:
CaO + H2O → Ca(OH)2
3. Dalam situasi darurat, tidak boleh melakukan penghentian peralatan tanpa mengikuti prosedur yang ditetapkan. Penghentian yang tidak terkendali dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan, membahayakan keselamatan pekerja, dan bahkan memperburuk situasi darurat. Oleh karena itu, penting untuk mengikuti prosedur yang telah ditetapkan.
4. Jika terjadi kecelakaan dalam proses filtrasi, dapat menyebabkan penurunan kualitas hasil filtrasi atau bahkan kerusakan pada peralatan filtrasi. Ini bisa berdampak pada keseluruhan proses produksi dan kualitas produk akhir.
5. Menerapkan K3 saat memulai dan menghentikan peralatan sangat penting karena dapat membantu mencegah kecelakaan, mengurangi risiko kerusakan peralatan, dan menjamin keselamatan pekerja. Dengan mengikuti prosedur yang ditetapkan, kita dapat memastikan bahwa peralatan beroperasi dengan aman.
Zahra Herlinda irfani/34
BalasHapus1. metode destilasi adalah suatu teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan titik didih komponen-komponennya.
2. Hasil akhir dari praktikum ekstraksi cair-cair berupa dua lapisan cairan yang terpisah, karena proses ini memanfaatkan perbedaan kelarutan dua zat cair yang tidak saling larut sempurna
3.
1. Gunakan corong pisah dengan benar.
2. Lakukan ekstraksi berulang
3. Diamkan sampai lapisan benar-benar terpisah.
4. Gunakan pelarut organik yang tepat
5. memastikan ph larutan netral
4. mudah terbakar, uap beracun, iritan kulit, pencemaran lingkungan
5. Untuk memisahkan komponen tertentu dari campuran cair dengan bantuan dua pelarut yang tidak saling larut
Keyla Adrika XI TKI 1
BalasHapus1. Destilasi => titik didih
2. Hasil akhir yg berupa dua lapis mendapat krmurniaan kafein => terlarut (deksan/alc) yg mengambil zat & warna berubah artinya ekstraksi berjalan
3. Pelarut => destilasi, ketika kita mempunyai pelarut berulang hingga 10x tidak ada alkohol dan ekstart hingga warnanya menjadi pekat
4. Bahan yang mengandung unsur C-H-O dikimia organik disebut titik didihnya rendah, timah contohnya
5. Tujuan nya untuk mengambil tensi ekstraksi minyak aciir
cecillia salsabila (14)
BalasHapus1. Destilasi adalah metode pemisahan yang menggunakan perbedaan titik didih antara komponen-komponen dalam suatu campuran. Dalam proses destilasi, campuran dipanaskan hingga komponen dengan titik didih lebih rendah menguap dan kemudian dikondensasikan kembali menjadi cairan. Contohnya, destilasi alkohol yang memiliki titik didih lebih rendah daripada air.
2. Hasil akhir dari praktikum ekstraksi Cair-Cair dengan contoh kafein dari teh adalah kafein yang telah dipisahkan dari komponen lain dalam teh, biasanya berupa kristal atau serbuk putih.
3. Untuk memastikan pemisahan fase terjadi sempurna tanpa kehilangan kandungan kafein, perlu dilakukan pemilihan pelarut yang tepat dan kontrol terhadap kondisi proses seperti suhu dan waktu ekstraksi. Parameter uji yang dapat dilakukan adalah analisis spektrofotometri UV-Vis untuk menentukan konsentrasi kafein dalam larutan.
4. Penggunaan pelarut organik dalam proses ekstraksi Cair-Cair dapat memiliki resiko atau bahaya seperti mudah terbakar (flammable), toksisitas, dan dampak lingkungan. Contoh pelarut organik yang digunakan dalam ekstraksi adalah n-hexane yang memiliki titik didih 70°C dan mudah terbakar.
5. Tujuan dilakukannya ekstraksi Cair-Cair dalam bidang industri adalah untuk mengambil zat esensi atau komponen yang diinginkan dari suatu bahan, seperti ekstraksi kafein dari teh atau kopi untuk menghasilkan produk kafein yang murni.
Devita Apriliana
BalasHapusXI TKI-1
1. Destilasi adalah metode pemisahan campuran berdasarkan perbedaan titik didih antar komponen. Proses ini melibatkan pemanasan larutan hingga komponen dengan titik didih lebih rendah menguap lebih dulu, lalu uap dikondensasikan kembali menjadi cairan murni.
- Jenis-jenis destilasi:
- Destilasi Sederhana: Untuk campuran dua cairan dengan perbedaan titik didih > 25°C.
- Destilasi Fraksionasi: Untuk campuran dengan perbedaan titik didih kecil; menggunakan kolom fraksionasi.
- Destilasi Uap: Digunakan untuk bahan yang sensitif terhadap panas (misalnya minyak atsiri).
- Destilasi Vakum: Dilakukan pada tekanan rendah untuk menurunkan titik didih, cocok untuk senyawa yang mudah terurai pada suhu tinggi.
2. Ekstraksi cair-cair menghasilkan dua lapisan cairan:
- Lapisan atas atau bawah tergantung pada massa jenis pelarut (misal: pelarut organik vs air)
- Setelah ekstraksi selesai dan dilakukan pemisahan:
- Fasa hasil ekstraksi berbentuk cairan jernih atau berwarna, tergantung jenis zat terlarut
- Bisa mengandung sedikit emulsi atau partikel halus jika pemisahan kurang sempurna
3. Langkah untuk memastikan pemisahan sempurna tanpa kehilangan kafein:
- Pemilihan pelarut yang selektif terhadap kafein (misalnya diklorometana atau etil asetat)
- Pengadukan dan waktu kontak cukup lama agar kafein pindah ke pelarut
- Ekstraksi berulang (multiple extraction) untuk memaksimalkan pemindahan kafein
- Pemisahan lapisan sempurna menggunakan corong pisah
- Pengeringan pelarut menggunakan natrium sulfat anhidrat (menghilangkan sisa air)
4. Penggunaan pelarut organik menyimpan risiko besar jika tidak diikuti prosedur K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja):
- Bahaya yang umum:
- Inflamabilitas (mudah terbakar): seperti eter, kloroform, dan etil asetat
- Toksisitas (keracunan): bisa diserap melalui kulit, inhalasi, atau tertelan
- Iritasi kulit dan saluran pernapasan
- Bahaya lingkungan: jika dibuang sembarangan, mencemari air dan tanah
- Tindakan K3 yang perlu dilakukan:
- Gunakan lemari asam saat bekerja
- Pakai APD (Alat Pelindung Diri): sarung tangan, masker, kacamata pelindung
- Hindari sumber api terbuka
- Simpan pelarut di tempat tertutup dan berlabel
- Lakukan pengelolaan limbah kimia berbahaya sesuai prosedur
5. Dalam industri, ekstraksi cair-cair digunakan untuk memisahkan, memurnikan, atau mengkonsentrasikan senyawa tertentu dari campuran kompleks.
- Tujuan utamanya:
1. Pemisahan senyawa bernilai: seperti alkaloid, kafein, vitamin, atau logam
2. Pemurnian produk akhir: menghilangkan impuritas dari produk utama
3. Pengolahan limbah: memisahkan zat berbahaya dari limbah cair
4. Pemulihan pelarut atau bahan baku: agar dapat digunakan kembali
5. Proses skala besar di industri farmasi, pertambangan, makanan, kosmetik
Anisa Fitria (07)
BalasHapus1. destilasi adalah metode pemisahan yang dilakukan dengan cara memanaskan campuran dua zat cair yang punya titik didih berbeda.
2. hasil akhir ekstraksi cair-cair berupa dua lapisan cairan yang terpisah, yaitu lapisan air dan lapisan pelarut organik yang mengandung kafein.
3. gunakan rasio pelarut yang tepat, aduk merata, ulang ekstraksi beberapa kali, dan atur pH supaya kafein larut sempurna ke pelarut organik.
4. Penggunaan pelarut organik dalam ekstraksi cair-cair punya risiko seperti beracun, mudah terbakar, dan bisa menyebabkan iritasi.
5. untuk memisahkan atau mengambil senyawa penting dari bahan cair, misalnya kafein.
Indri Indira (27)
BalasHapus1. Destilasi adalah metode pemisahan campuran berdasarkan perbedaan titik didih, dengan berbagai jenis seperti destilasi sederhana, fraksionasi, uap, dan vakum, tergantung pada sifat zat yang dipisahkan.
2. Hasil akhir ekstraksi cair-cair berupa dua fase terpisah (organik dan air), dan jika pelarutnya diuapkan, senyawa target (seperti kafein) dapat berbentuk kristal atau serbuk padat.
3. Pemisahan fase yang sempurna dipastikan dengan pengamatan visual batas fase, penghilangan emulsi (misal dengan NaCl atau sentrifugasi), dan ekstraksi berulang.
4. Risiko penggunaan pelarut organik meliputi toksisitas, mudah terbakar, dan iritasi. Pencegahan dilakukan dengan bekerja di lemari asam, menggunakan APD, dan penyimpanan yang tepat.
5. Tujuan ekstraksi cair-cair dalam industri mencakup pemurnian senyawa (seperti kafein), isolasi produk farmasi, pengolahan limbah, dan ekstraksi minyak atsiri, karena metode ini efisien, selektif, dan mudah diskalakan.
Aisyah Ratri A/02
BalasHapus1. metode destilasi adalah teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan titik didih
2. dihasilkan dua lapisan cairan (fase organik dan fase air), bentuk akhir tetap cair dengan warna/kejernihan berbeda.
3. terdapat banyak faktor, menggunakan pelarut yang tepat, mengontrol pH, ekstraksi berulang, dan menghindari suhu tinggi.
4. Bersifat racun dan flammable (mudah terbakar)
5. mengambil zat esensi dalam larutan
Bilqis Salsabila Nurhidayah (11)
BalasHapus1. Metode destilasi adalah salah satu metode pemisahan yang berdasarkan dari titik didihnya. Tahapan metode ini dimulai dari pemanasan terlebih dahulu.
2. Tidak tercampurnya larutan adalah hasil akhir dari praktikum ekstraksi cair-cair.
3. Perlu melakukan pemilihan pelarut dan mengontrol kondisi prosesnya, seperti suhu dan waktu ekstraksi. Lakukan esktraksi beberapa kali dan atur pHnya.
4. Biasanya bersifat mudah terbakar. Jadi, penggunaan pelarut organik dalam proses ekstraksi cair-cair dalam metode K3 sangat berbahaya jika terhirup ataupun kontak secara langsung.
5. Dilakukannya ekstraksi cair-cair dalam bidang industri untuk mengambil zat esensi dalam larutan.
Andi Azahra J. /05
BalasHapus1. Destilasi adalah metode pemisahan campuran yang didasarkan pada perbedaan titik didih komponen-komponennya.
2.Hasil akhir berupa dua lapisan cairan terpisah yaitu pelarut organik yang mengandung kafein dan lapisan air
3. ketika kita mempunyai pelarut berulang dan ekstart ,bisa dipakai untuj ekstraksi selanjutnya
4. mudah terbakar (highly flammable) karena bahan yang di dalamnya mengandung c-h-o
dan uapnya bisa meledak jika ada percikan api.
5. Tujuan utama dilakukannya ekstraksi cair-cair dalam skala industri adalah untuk memisahkan atau memurnikan suatu zat dari campurannya secara efisien dan ekonomis.
Fitri Nikita Rachmawaty (25)
BalasHapus1.metode pemisahan campuran berdasarkan perbedaan titik didih komponen-komponennya.
2.Fase organik: Mengandung senyawa yang larut dalam pelarut organik (misalnya kafein dalam kloroform).
Fase air/aqueous: Sisa larutan awal yang tidak larut dalam pelarut organik.
3.Gunakan corong pisah dengan benar dan biarkan kedua fase memisah sempurna (jangan tergesa-gesa).
Pastikan tidak terjadi emulsi (campuran tak terpisah) selama pengocokan.
Lakukan ekstraksi berulang (multiple extraction) untuk memastikan semua kafein pindah ke pelarut organik.
Jangan buang fase manapun sebelum diuji keberadaan kafein.
Spektrofotometri UV-Vis: Untuk mengukur konsentrasi kafein pada fase hasil ekstraksi.
Kromatografi (TLC atau HPLC): Untuk memastikan keberadaan dan kemurnian kafein di fase hasil ekstraksi.
Gravimetri (jika dilakukan evaporasi pelarut): Menimbang berat kafein murni hasil penguapan.
4.Volatilitas tinggi → mudah menguap dan menyebabkan pencemaran udara (inhalasi berbahaya).
Inflamabilitas → mudah terbakar (misalnya etil asetat, eter).
Toksisitas → beracun jika terhirup, terserap kulit, atau tertelan.
Reaktivitas kimia → bisa bereaksi dengan bahan lain jika tidak disimpan dengan baik.
5.memisahkan dan memurnikan senyawa tertentu, memperoleh bahan baku bernilai tinggi,efiensi proses produksi lebih cepat
1. Sebutkan & Jelaskan macam-macam fluida serta macam-macam viskositas !
BalasHapus2. Apa tantangan utama dalam pengukuran fluida yang kental/berlumpur, serta alat ukur mana yang direkomendasikan!
3. Apa perbedaan utama antara aliran laminar dan turbulen, dan bagaimana cara mengetahui suatu aliran termasuk yang mana?
4. Kasih contoh soal dan cara penyelesaiannya persamaan bernoulli!
5. Faktor apa saja yabg mempengaruhi pengukuran aliran fluida?
6. Jelaskan apa itu densitas dan temperatur!
Aldyansyah Putra (03)
Hapus1. - Macam Macam Fluida
Fluida Statis (Diam)
Fluida yang tidak bergerak, hanya dipengaruhi tekanan dan gaya gravitasi.
Contoh: air dalam gelas yang diam.
Fluida Dinamis (Mengalir)
Fluida yang mengalir, dipengaruhi kecepatan, tekanan, dan gesekan.
Contoh: air dalam pipa, angin, minyak di saluran.
Fluida Ideal
Fluida teoretis, tak memiliki viskositas dan tak bisa dikompresi.
Digunakan dalam penyederhanaan perhitungan.
Fluida Nyata (Real)
Fluida yang ada di dunia nyata, memiliki viskositas dan bisa mengalami gesekan serta turbulensi.
- Viskositas
Viskositas adalah ukuran kekentalan atau hambatan fluida terhadap aliran.
Viskositas tinggi, fluida kental, alirannya lambat (contoh: madu)
Viskositas rendah, fluida encer, alirannya cepat (contoh: air)
2. Jika terdapat fluida yang kental susah untuk mengkondisikan aliran pipa yang dapat menyebabkan kebuntuan pada pipa, dapat menggunakan alat magnetic flow meter.
3. Dengan membedakan bahwa laminar merupakan aliran yang tenang dan turbulen merupakan aliran yang tidak tenang, dalam matematika di dasarkan pada rumus NRe dari Reynolds Number, Laminar <1500 dan Turbulen 2100>.
4. Air mengalir dalam pipa horizontal yang diameternya mengecil di titik B, kecepatan air naik jadi 4m/s. Jika massa jenis air 1.000kg/m^3 berapa tekanan di titik B?
Rumus : P1+1/2pv1^2+pgh1 = P2+1/2pv2^2+pgh2
Diketahui :
P1 : 120.000 Pa
v1 : 2m/s
v2 : 4m/s
pgh : 1000kg/m^3
Jawaban :
120.000+1/2(1000)(2)^2 = P2+1/2(1000)(4)^2
P2 = 122.000 - 8.000
P2 = 114.000 Pa
5. Karakteristik fluida, kondisi aliran, pemasangan alat ukur, dan bilangan Reynolds.
6. Densitas (ρ)
Densitas adalah ukuran seberapa padat suatu zat, yaitu massa per satuan volume.
Semakin besar densitas, semakin berat zat tersebut dalam volume yang sama.
Temperatur (T)
Temperatur adalah ukuran tingkat panas atau energi kinetik rata-rata partikel dalam suatu zat.
Diukur dalam °C (Celcius), K (Kelvin), atau °F (Fahrenheit).
Semakin tinggi temperatur, partikel bergerak lebih cepat dan zat bisa memuai atau berubah fase.
DAVIN JUNIO CAESARO / 16 / X-TKI-1
HapusNomor 1
- Macam-macam fluida
1.Fluida cair adalah fluida yang memiliki volume tetap namun bentuknya berubah mengikuti wadahnya.
2.Fluida gas adalah fluida yang dapat berubah volume dan bentuk sesuai dengan wadahnya.
3.Fluida statis adalah fluida yang berada dalam keadaan diam atau tidak bergerak. Materi ini dipelajari dalam cabang ilmu hidrostatika.
4.Fluida dinamis adalah fluida yang bergerak atau mengalir. Materi ini dipelajari dalam cabang ilmu hidrodinamika.
- Macam-macam viskositas
-Viskosits ada dua macam yaitu viskositas dinamik dan viskositas kinematik.
Nomor 2
Mengukur fluida yang kental itu sulit karena aliran tidak merata, kekentalan dapat ikut berubah jika suhunya berubah,
bentuknya yang kental bisa menyumbat karena fluida bisa meninggalkan endapan. Dan alat ukur yang Direkomendasikan antara lain Coriolis Mass Flow Meter, Positive Displacement Flow Meter, Magnetic Flow Meter.
Nomor 3
-Perbedaan utama antara aliran laminar dan aliran turbulen adalah pada pola gerakan partikel fluidanya.
Pada aliran laminar, partikel fluida bergerak dengan sangat rapi dan teratur dalam lapisan-lapisan yang sejajar, tanpa saling menabrak. Pola ini seperti barisan yang tenang dan lurus, dan biasanya terjadi pada kecepatan yang rendah. Sebaliknya, pada aliran turbulen, partikel fluida bergerak secara acak dan tidak beraturan, menciptakan pusaran-pusaran kecil yang kacau. Pola ini seperti arus yang bergejolak, dan umumnya terjadi pada kecepatan yang tinggi.
-Untuk mengetahui suatu aliran termasuk yang mana yaitu dengan beberapa langkah antara lain :
MengiIdentifikasi Bidang Aliran, kemudian perhatikan ciri-ciri khusus atau karakteristik yang mewakili, bandingkan dalam seluruh aspek.
Nomor 4
Sebuah pipa berbentuk "S" dialiri air. Luas penampang besar 10 cm² dan penampang kecil 5 cm². Apabila kecepatan aliran air pada pipa besar 2 m/s² dengan tekanan 40 kilopascal maka tekanan pada pipa kecil adalah....
(ρ air = 10³ kg/m²)
Jawaban
1.Rumus debit (A1.v1 = A2.v2)
10 × 2 = 5 × v²
v2 = 4 m/s
2.hukum Bernoulli
- P1 + ρ . g . h1 + 1/2 ρ . v²1 = P2 + ρ . g . h2 + 1/2 ρ . v²2
- 4 × 10⁴ + 10³ × 10 × 0 + 1/2 × 10³ × 2² = P2 + 10³ × 10 × 0,6 + 1/2 × 10³ ×4²
- 40.000 + 2.000 = P2 + 6.000 + 8.000
- 42.000 = P2 + 14.000
- P2 = 28.000
Nomor 5
faktor yang mempengaruhi pengukuran pada fluida yaitu : karakteristik fluida, kondisi aliran, dan pemasangan alat ukur
Nomor 6
Temperatur adalah ukuran derajat panas atau dingin suatu benda. Secara mikroskopis, temperatur adalah ukuran energi kinetik rata-rata dari partikel-partikel (atom atau molekul) di dalam benda tersebut. Sedangkan pengertian densitas adalah ukuran seberapa padat suatu zat. Secara sederhana, densitas menunjukkan seberapa banyak massa yang terkandung dalam setiap satuan volume.
1. Macam-macam fluida dan viskositas
HapusFluida adalah zat yang dapat mengalir dan berubah bentuk ketika diberi tekanan atau gaya. Macam-macam fluida:
- Fluida Newtonian (fluida yang memiliki viskositas konstan, seperti air dan udara)
- Fluida non-Newtonian (fluida yang memiliki viskositas yang berubah-ubah, seperti lumpur dan darah)
Viskositas adalah ukuran ketahanan fluida terhadap aliran. Macam-macam viskositas:
- Viskositas dinamis (mengukur ketahanan fluida terhadap aliran)
- Viskositas kinematik (mengukur ketahanan fluida terhadap aliran dengan mempertimbangkan densitas fluida)
2. Tantangan pengukuran fluida kental/berlumpur dan alat ukur yang direkomendasikan
Tantangan utama dalam pengukuran fluida kental/berlumpur adalah:
- Viskositas yang tinggi dapat menyebabkan kesalahan pengukuran
- Partikel-partikel padat dapat menyumbat alat ukur
Alat ukur yang direkomendasikan:
- Flow meter ultrasonik
- Flow meter magnetik
- Flow meter Coriolis
3. Perbedaan antara aliran laminar dan turbulen
Aliran laminar adalah aliran fluida yang stabil dan teratur, sedangkan aliran turbulen adalah aliran fluida yang tidak stabil dan bergejolak. Perbedaan utama antara keduanya adalah:
- Aliran laminar memiliki kecepatan yang konstan dan arah yang teratur
- Aliran turbulen memiliki kecepatan yang berubah-ubah dan arah yang tidak teratur
Cara mengetahui suatu aliran termasuk laminar atau turbulen:
- Menggunakan bilangan Reynolds (Re) untuk menentukan jenis aliran
- Re < 2000: aliran laminar
- Re > 4000: aliran turbulen
4. Contoh soal dan cara penyelesaian persamaan Bernoulli
Contoh soal:
Sebuah pipa memiliki diameter 0,1 m dan panjang 10 m. Air mengalir melalui pipa dengan kecepatan 2 m/s. Jika tekanan pada awal pipa adalah 100 kPa, berapakah tekanan pada akhir pipa?
Cara penyelesaian:
Menggunakan persamaan Bernoulli:
P1 / ρ + 1/2 * v1^2 + gz1 = P2 / ρ + 1/2 * v2^2 + gz2
Dengan asumsi bahwa pipa horizontal dan tidak ada perubahan ketinggian, maka gz1 = gz2 = 0.
P1 / ρ + 1/2 * v1^2 = P2 / ρ + 1/2 * v2^2
Karena diameter pipa konstan, maka v1 = v2 = 2 m/s.
P2 = P1 = 100 kPa
5. Faktor yang mempengaruhi pengukuran aliran fluida
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengukuran aliran fluida:
- Viskositas fluida
- Densitas fluida
- Kecepatan fluida
- Tekanan fluida
- Suhu fluida
- Geometrik pipa atau saluran
6.. Densitas dan temperatur
Densitas adalah ukuran massa per satuan volume suatu zat. Densitas biasanya dinyatakan dalam satuan kg/m³.
Temperatur adalah ukuran tingkat panas atau dingin suatu zat. Temperatur biasanya dinyatakan dalam satuan °C atau K.
DINDA NAZILATUL FAJRI/20
Hapus1. Macam-macam fluida dan viskositas
Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan berubah bentuk ketika diberi tekanan atau gaya. Macam-macam fluida:
- Fluida Newtonian (fluida yang memiliki viskositas konstan, seperti air dan udara)
- Fluida non-Newtonian (fluida yang memiliki viskositas yang berubah-ubah, seperti lumpur dan darah)
Viskositas adalah ukuran ketahanan fluida terhadap aliran. Macam-macam viskositas:
- Viskositas dinamis (mengukur ketahanan fluida terhadap aliran)
- Viskositas kinematik (mengukur ketahanan fluida terhadap aliran dengan mempertimbangkan densitas fluida)
2. Tantangan pengukuran fluida kental/berlumpur dan alat ukur yang direkomendasikan
Tantangan utama dalam pengukuran fluida kental/berlumpur adalah:
- Viskositas yang tinggi dapat menyebabkan kesalahan pengukuran
- Partikel-partikel padat dapat menyumbat alat ukur
Alat ukur yang direkomendasikan:
- Flow meter ultrasonik
- Flow meter magnetik
- Flow meter Coriolis
3. Perbedaan antara aliran laminar dan turbulen
Aliran laminar adalah aliran fluida yang stabil dan teratur, sedangkan aliran turbulen adalah aliran fluida yang tidak stabil dan bergejolak. Perbedaan utama antara keduanya adalah:
- Aliran laminar memiliki kecepatan yang konstan dan arah yang teratur
- Aliran turbulen memiliki kecepatan yang berubah-ubah dan arah yang tidak teratur
Cara mengetahui suatu aliran termasuk laminar atau turbulen:
- Menggunakan bilangan Reynolds (Re) untuk menentukan jenis aliran
- Re < 2000: aliran laminar
- Re > 4000: aliran turbulen
4. Contoh soal dan cara penyelesaian persamaan Bernoulli
Contoh soal:
Sebuah pipa memiliki diameter 0,1 m dan panjang 10 m. Air mengalir melalui pipa dengan kecepatan 2 m/s. Jika tekanan pada awal pipa adalah 100 kPa, berapakah tekanan pada akhir pipa?
Cara penyelesaian:
Menggunakan persamaan Bernoulli:
P1 / ρ + 1/2 * v1^2 + gz1 = P2 / ρ + 1/2 * v2^2 + gz2
Dengan asumsi bahwa pipa horizontal dan tidak ada perubahan ketinggian, maka gz1 = gz2 = 0.
P1 / ρ + 1/2 * v1^2 = P2 / ρ + 1/2 * v2^2
Karena diameter pipa konstan, maka v1 = v2 = 2 m/s.
P2 = P1 = 100 kPa
5. Faktor yang mempengaruhi pengukuran aliran fluida
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengukuran aliran fluida:
- Viskositas fluida
- Densitas fluida
- Kecepatan fluida
- Tekanan fluida
- Suhu fluida
- Geometrik pipa atau saluran
6.. Densitas dan temperatur
Densitas adalah ukuran massa per satuan volume suatu zat. Densitas biasanya dinyatakan dalam satuan kg/m³.
Temperatur adalah ukuran tingkat panas atau dingin suatu zat. Temperatur biasanya dinyatakan dalam satuan °C atau K.
DEWA PRADITYA.P/18/X-TKI-1
HapusNomor 1
- Macam-macam fluida
1.Fluida cair adalah fluida yang memiliki volume tetap namun bentuknya berubah mengikuti wadahnya.
2.Fluida gas adalah fluida yang dapat berubah volume dan bentuk sesuai dengan wadahnya.
3.Fluida statis adalah fluida yang berada dalam keadaan diam atau tidak bergerak. Materi ini dipelajari dalam cabang ilmu hidrostatika.
4.Fluida dinamis adalah fluida yang bergerak atau mengalir. Materi ini dipelajari dalam cabang ilmu hidrodinamika.
- Macam-macam viskositas
-Viskosits ada dua macam yaitu viskositas dinamik dan viskositas kinematik.
Nomor 2
Mengukur fluida yang kental itu sulit karena aliran tidak merata, kekentalan dapat ikut berubah jika suhunya berubah,
bentuknya yang kental bisa menyumbat karena fluida bisa meninggalkan endapan. Dan alat ukur yang Direkomendasikan antara lain Coriolis Mass Flow Meter, Positive Displacement Flow Meter, Magnetic Flow Meter.
Nomor 3
-Perbedaan utama antara aliran laminar dan aliran turbulen adalah pada pola gerakan partikel fluidanya.
Pada aliran laminar, partikel fluida bergerak dengan sangat rapi dan teratur dalam lapisan-lapisan yang sejajar, tanpa saling menabrak. Pola ini seperti barisan yang tenang dan lurus, dan biasanya terjadi pada kecepatan yang rendah. Sebaliknya, pada aliran turbulen, partikel fluida bergerak secara acak dan tidak beraturan, menciptakan pusaran-pusaran kecil yang kacau. Pola ini seperti arus yang bergejolak, dan umumnya terjadi pada kecepatan yang tinggi.
-Untuk mengetahui suatu aliran termasuk yang mana yaitu dengan beberapa langkah antara lain :
MengiIdentifikasi Bidang Aliran, kemudian perhatikan ciri-ciri khusus atau karakteristik yang mewakili, bandingkan dalam seluruh aspek.
Nomor 4
Sebuah pipa berbentuk "S" dialiri air. Luas penampang besar 10 cm² dan penampang kecil 5 cm². Apabila kecepatan aliran air pada pipa besar 2 m/s² dengan tekanan 40 kilopascal maka tekanan pada pipa kecil adalah....
(ρ air = 10³ kg/m²)
Jawaban
1.Rumus debit (A1.v1 = A2.v2)
10 × 2 = 5 × v²
v2 = 4 m/s
2.hukum Bernoulli
- P1 + ρ . g . h1 + 1/2 ρ . v²1 = P2 + ρ . g . h2 + 1/2 ρ . v²2
- 4 × 10⁴ + 10³ × 10 × 0 + 1/2 × 10³ × 2² = P2 + 10³ × 10 × 0,6 + 1/2 × 10³ ×4²
- 40.000 + 2.000 = P2 + 6.000 + 8.000
- 42.000 = P2 + 14.000
- P2 = 28.000
Nomor 5
faktor yang mempengaruhi pengukuran pada fluida yaitu : karakteristik fluida, kondisi aliran, dan pemasangan alat ukur
Nomor 6
Temperatur adalah ukuran derajat panas atau dingin suatu benda. Secara mikroskopis, temperatur adalah ukuran energi kinetik rata-rata dari partikel-partikel (atom atau molekul) di dalam benda tersebut. Sedangkan pengertian densitas adalah ukuran seberapa padat suatu zat. Secara sederhana, densitas menunjukkan seberapa banyak massa yang terkandung dalam setiap satuan volume.
1. terdapat 2 macam fluida yakni
Hapus- incompressible fluids (fluida tak mampu mampat) fluida jika ditekan tidak mengalami perubahan sifat atau densitasnya
- compressible fluids (fluida mampu mampat) fluida jika ditekan mengalami perubahan sifat
viskositas terbagi menjadi tiga jenis mulai viskositas absolut/dinamis, viskositas spesifik, viskositas kinematis
2. dalam fluida ada yang dinamakan non newtonian (kental) dan sludge/slurry (becean) ini menjadi tantangan tersendiri dalam fluida karena tergantung partikel padatannya
3. perbedaan besarnya adalah dibilangan reynolds pada aliran laminar itu alirannya tenang dan stabil menunjukkan re 1500 dan turbulen terlihat tidak stabil, kacau, alirannya sangat cepat renya 2100 keatas
5. faktor yang mempengaruhi pengukuran diantaranya:
- jenis fluida
- temperatur dan tekanan
- kecepatan dan jenis aliran
- kondisi pipa
- kalibrasi dan kualitas alat ukur
- kebersihan sensor/alat
6. densitas merupakan satuan yang menunjukkan beberapa berat untuk setiap satuan volume dari suatu massa
temperatur menunjukkan adanya energi panas pada suatu benda padat cair dan gas
BRIENA RADINKA H. (12) TKI1
Hapus1. Fluida Statis: Tidak bergerak, hanya dipengaruhi tekanan & gravitasi. Contoh: air diam di gelas.
Fluida Dinamis: Mengalir, dipengaruhi kecepatan dan gesekan.
Fluida Ideal:Fluida tanpa viskositas.
Fluida Nyata: Fluida yang punya viskositas.
Macam Viskositas:
Viskositas Tinggi: Kental, alirannya lambat (contoh: madu).
Viskositas Rendah: Encer, alirannya cepat (contoh: air).
2. Fluida kental/lumpur sulit mengalir, bisa menyumbat pipa.
Solusi: Gunakan magnetic flow meter karena bisa mengukur tanpa hambatan langsung dan cocok untuk fluida non-bersih.
3. Laminar: Aliran tenang, rapi, teratur.
Turbulen: Aliran kacau, tidak beraturan.
4. Soal:
Air mengalir dari pipa besar ke kecil.
P₁ = 120.000 Pa
v₁ = 2 m/s
v₂ = 4 m/s
ρ = 1000 kg/m³
Jawab (pakai Bernoulli):
P₁ + ½ρv₁² = P₂ + ½ρv₂²
→ 120.000 + ½(1000)(2)² = P₂ + ½(1000)(4)²
→ 120.000 + 2.000 = P₂ + 8.000
→ P₂ = 122.000 – 8.000 = 114.000 Pa
5. Jenis fluida (kental/encer)
Kondisi aliran (laminar/turbulen)
Posisi alat ukur
Bilangan Reynolds
6. Densitas (ρ): Massa per volume. Semakin besar, semakin berat zatnya.
Temperatur (T): Ukuran panas/zat, makin tinggi suhu → partikel makin cepat bergerak. Bisa ubah bentuk atau volume.
Indri Indira I. (27)
Hapus1. Fluida itu ada yang ideal dan nyata. Fluida ideal tidak ada gesekan, cuma teori. Fluida nyata itu seperti air atau udara yang kita pakai sehari-hari. Kalau fluida diam, disebut statis. Kalau mengalir, disebut dinamis. Viskositas adalah ukuran kekentalan. Air itu viskositasnya rendah, mudah mengalir. Madu atau oli kental, viskositasnya tinggi.
2. Mengukur fluida kental atau berlumpur itu sulit karena bisa menyumbat alat. Selain itu, hasilnya sering berubah-ubah karena viskositasnya tidak stabil. Alat yang cocok adalah magnetic flow meter atau ultrasonic flow meter.
3. Aliran laminar itu tenang dan rapi, seperti air yang mengalir pelan. Aliran turbulen itu berantakan, seperti air yang deras dan berputar
4. Soal:
Air mengalir dari pipa besar ke kecil.
P₁ = 120.000 Pa
v₁ = 2 m/s
v₂ = 4 m/s
ρ = 1000 kg/m³
Jawab (pakai Bernoulli):
P₁ + ½ρv₁² = P₂ + ½ρv₂²
→ 120.000 + ½(1000)(2)² = P₂ + ½(1000)(4)²
→ 120.000 + 2.000 = P₂ + 8.000
→ P₂ = 122.000 – 8.000 = 114.000 Pa
5. Yang memengaruhi pengukuran aliran antara lain: Jenis fluida, suhu, tekanan, kecepatan aliran, ukuran pipa, dan kebersihan alat
6. Densitas adalah seberapa padat suatu zat. Rumusnya massa dibagi volume. Contoh: air punya densitas 1000 kg/m³. Suhu adalah ukuran panas atau dinginnya zat. Temperatur memengaruhi kecepatan aliran dan kekentalan fluida.
Keyla Adrika R. (30)
BalasHapus1. Sebutkan & Jelaskan macam-macam fluida serta macam-macam viskositas !
Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan berubah bentuk ketika diberi tekanan atau gaya. Macam-macam fluida:
- Fluida Newtonian (fluida yang memiliki viskositas konstan, seperti air dan udara)
- Fluida non-Newtonian (fluida yang memiliki viskositas yang berubah-ubah, seperti lumpur dan darah)
Viskositas adalah ukuran ketahanan fluida terhadap aliran. Macam-macam viskositas:
- Viskositas dinamis (mengukur ketahanan fluida terhadap aliran)
- Viskositas kinematik (mengukur ketahanan fluida terhadap aliran dengan mempertimbangkan densitas fluida)
2. Apa tantangan utama dalam pengukuran fluida yang kental/berlumpur, serta alat ukur mana yang direkomendasikan!
Tantangan utama dalam pengukuran fluida kental/berlumpur adalah:
- Viskositas yang tinggi dapat menyebabkan kesalahan pengukuran
- Partikel-partikel padat dapat menyumbat alat ukur
Alat ukur yang direkomendasikan:
- Flow meter ultrasonik
- Flow meter magnetik
- Flow meter Coriolis
3. Apa perbedaan utama antara aliran laminar dan turbulen, dan bagaimana cara mengetahui suatu aliran termasuk yang mana?
Aliran laminar adalah aliran fluida yang stabil dan teratur, sedangkan aliran turbulen adalah aliran fluida yang tidak stabil dan bergejolak. Perbedaan utama antara keduanya adalah:
- Aliran laminar memiliki kecepatan yang konstan dan arah yang teratur
- Aliran turbulen memiliki kecepatan yang berubah-ubah dan arah yang tidak teratur
Cara mengetahui suatu aliran termasuk laminar atau turbulen:
- Menggunakan bilangan Reynolds (Re) untuk menentukan jenis aliran
- Re < 2000: aliran laminar
- Re > 4000: aliran turbulen
4. Kasih contoh soal dan cara penyelesaiannya persamaan bernoulli!
Contoh soal:
Sebuah pipa memiliki diameter 0,1 m dan panjang 10 m. Air mengalir melalui pipa dengan kecepatan 2 m/s. Jika tekanan pada awal pipa adalah 100 kPa, berapakah tekanan pada akhir pipa?
Cara penyelesaian:
Menggunakan persamaan Bernoulli:
P1 / ρ + 1/2 * v1^2 + gz1 = P2 / ρ + 1/2 * v2^2 + gz2
Dengan asumsi bahwa pipa horizontal dan tidak ada perubahan ketinggian, maka gz1 = gz2 = 0.
P1 / ρ + 1/2 * v1^2 = P2 / ρ + 1/2 * v2^2
Karena diameter pipa konstan, maka v1 = v2 = 2 m/s.
P2 = P1 = 100 kPa
5. Faktor apa saja yabg mempengaruhi pengukuran aliran fluida?
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengukuran aliran fluida:
- Viskositas fluida
- Densitas fluida
- Kecepatan fluida
- Tekanan fluida
- Suhu fluida
- Geometrik pipa atau saluran
6. Jelaskan apa itu densitas dan temperatu
Densitas adalah ukuran massa per satuan volume suatu zat. Densitas biasanya dinyatakan dalam satuan kg/m³.
Temperatur adalah ukuran tingkat panas atau dingin suatu zat. Temperatur biasanya dinyatakan dalam satuan °C atau K.
KELOMPOK 3
BalasHapus1. Jelaskan tentang absorpsi kimia
2. Dalam mengolah pelarut untuk melepas gas hasil absorpsi melalui proses pemanasan metode regenerasi yang digunakan pelarut apa?
3. Fungsi absoropsi dalam industri?
4. Apa perbedaan absorben reaktif & non reaktif?
5. Apakah absorben hanya berupa cairan?
6. Bagaimana cara menangani fenomena foaming yang sering terjadi di dalam kolom absorpsi dan apa dampaknya jika tidak ditangani?
Anisa Fitria (07)
Hapus1. Proses penyerapan gas ke dalam cairan yang disertai reaksi kimia, misalnya CO₂ diserap larutan amina.
2. Pelarut untuk Regenerasi Biasanya memakai larutan amina seperti MEA, DEA, atau MDEA karena bisa menyerap dan melepas gas saat dipanaskan.
3. Digunakan untuk memurnikan gas, menghilangkan gas beracun, dan menangkap gas bernilai ekonomi.
4. Absorben Reaktif & Non-Reaktif, Reaktif bereaksi dengan gas yang diserap (contoh amina–CO₂), sedangkan non-reaktif hanya melarutkan tanpa reaksi.
5. Bentuk Absorben Tidak selalu cairan; bisa juga padat seperti karbon aktif atau zeolit.
6. Foaming mengganggu aliran dan menurunkan efisiensi. Dicegah dengan anti-foam, menjaga kebersihan pelarut, dan kontrol kontaminasi.
Aldyansyah Putra (03)
Hapus1. Proses Absorpsi Kimia H₂S dengan NaOH
Absorpsi kimia H₂S dengan NaOH terjadi melalui reaksi asam-basa. H₂S yang bersifat asam bereaksi dengan NaOH sebagai basa kuat membentuk ion sulfid dan air
Proses ini berlangsung dalam kolom absorpsi di mana gas H₂S dikontakkan dengan larutan NaOH. Proses ini efektif untuk menghilangkan H₂S dari gas buang atau gas alam.
2. Pelarut yang dapat diregenerasi dengan pemanasan (melalui stripping atau desorpsi) adalah amina, seperti:
MEA (Monoethanolamine)
DEA (Diethanolamine)
MDEA (Methyldiethanolamine)
Proses regenerasi ini umumnya dilakukan dalam reboiler pada menara desorpsi, sehingga gas yang terserap dapat dipisahkan dan pelarut digunakan kembali.
3. Fungsi utama proses absorpsi dalam industri adalah:
Pemurnian gas alam dari CO₂, H₂S, NH₃
Kontrol emisi gas buang (SO₂, NOx)
Produksi bahan kimia seperti HCl, Cl₂
Pengolahan biogas dan syngas
Recovery solvent dan pemisahan gas dalam unit pemrosesan
4. Jenis Absorben Kimia Karakteristik dan Contoh :
Reaktif, Bereaksi kimia dengan gas yang diserap MEA (dengan CO₂), NaOH (dengan H₂S)
Non-Reaktif, Hanya melarutkan gas secara fisik (tanpa reaksi) Air, gliserol, pelarut organik.
5. Umumnya, absorpsi menggunakan pelarut cair karena efisiensi kontak gas–cair lebih tinggi.
Namun secara prinsip, absorpsi gas juga bisa terjadi dalam fase padat atau polimer khusus, tetapi itu sudah masuk ke adsorpsi atau absorpsi padat, yang berbeda dari absorpsi cair konvensional.
6. Foaming adalah pembentukan busa berlebihan akibat kontaminan, kecepatan gas tinggi, atau sifat larutan amina.
Cara Penanganan:
Gunakan antifoam agent (silikon, polimer)
Kontrol pH dan suhu larutan
Gunakan demister pad atau pemisah mekanik
Bersihkan larutan secara berkala dari minyak/partikel
Dampak jika tidak ditangani:
Penurunan efisiensi absorpsi
Flooding (banjir dalam kolom)
Kerusakan pompa dan kompresor
Overhead carryover (larutan terbawa naik bersama gas)
Berikut jawaban singkat untuk Kelompok 3 – Materi Absorpsi:
Hapus1. Jelaskan tentang absorpsi kimia
Absorpsi kimia adalah proses penyerapan gas ke dalam cairan disertai reaksi kimia*antara gas dan cairan (absorben). Contoh: penyerapan CO₂ dengan larutan NaOH.
2. Pelarut regenerasi dalam pelepasan gas
Untuk regenerasi (pelepasan gas dari pelarut) melalui pemanasan, pelarut yang umum digunakan adalah MEA (Monoethanolamine) atau NaOH, tergantung jenis gas.
3. Fungsi absorpsi dalam industri
Menghilangkan gas beracun (misalnya H₂S, CO₂)
Pemurnian gas
Pengendalian emisi
Pemisahan komponen campuran gas
4. Perbedaan absorben reaktif & non-reaktif
Reaktif: Bereaksi kimia dengan gas (contoh: NaOH + CO₂)
Non-reaktif: Tidak bereaksi, hanya melarutkan gas secara fisik (contoh: air untuk NH₃)
5. Apakah absorben hanya berupa cairan?
Tidak.
Absorben biasanya cairan, tapi juga bisa padatan (contoh: zeolit, karbon aktif) dalam sistem adsorpsi, namun dalam konteks absorpsi, dominan berupa cairan.
6. Cara menangani foaming & dampaknya
Penanganan:
Tambah antifoam agent
Jaga kebersihan pelarut Kontrol pH dan suhu
Gunakan desain kolom yang tepat
Dampak jika tidak ditangani:
Penurunan efisiensi penyerapan
Terjadi (flooding)
Kerusakan alat & penurunan kapasitas produksi
1. absorpsi kimia adalah proses penyerapan gas ke dalam cairan di mana terjadi reaksi kimia antara gas yang diserap (solute) dan cairan penyerap (absorben)
Hapusberbeda dengan absorpsi fisika yang cuma mengandalkan kelarutan, kalau di absorpsi kimia, gasnya bereaksi secara kimia dengan larutan.
2. Untuk proses regenerasi (melepaskan kembali gas dari pelarut), pelarut yang digunakan biasanya adalah pelarut reaktif menggunakan metode adsorber-stripper
3. Fungsi utama absorpsi di industri adalah untuk memisahkan, memurnikan, atau menghilangkan gas tertentu dari campuran gas.
4. Reaktif Absorben yang bereaksi kimia dengan gas yang diserap. Biasanya digunakan untuk gas-gas yang sulit larut atau perlu ditangkap secara selektif.
Non-Reaktif Absorben yang tidak bereaksi kimia, hanya melarutkan gas berdasarkan kelarutan fisik. Digunakan jika reaksi kimia tidak diperlukan.
5. Absorben tidak harus cairan,absorben bisa berbentuk:
- Cairan: yang paling umum → contoh: air, larutan amina, asam.
- Padatan: disebut adsorben, tapi sering disalahpahami sebagai absorben.
- Padatan seperti zeolit atau karbon aktif menangkap gas melalui adsorpsi (bukan absorpsi).
- Polimer atau material poros lainnya: bisa digunakan dalam membran absorpsi.
DEWA PRADITYA PUJIONO/18/X-TKI-1
Hapus1. Jelaskan tentang absorpsi kimia
Absorpsi kimia adalah proses penyerapan gas ke dalam cairan disertai reaksi kimia*antara gas dan cairan (absorben). Contoh: penyerapan CO₂ dengan larutan NaOH.
2. Pelarut regenerasi dalam pelepasan gas
Untuk regenerasi (pelepasan gas dari pelarut) melalui pemanasan, pelarut yang umum digunakan adalah MEA (Monoethanolamine) atau NaOH, tergantung jenis gas.
3. Fungsi absorpsi dalam industri
Menghilangkan gas beracun (misalnya H₂S, CO₂)
Pemurnian gas
Pengendalian emisi
Pemisahan komponen campuran gas
4. Perbedaan absorben reaktif & non-reaktif
Reaktif: Bereaksi kimia dengan gas (contoh: NaOH + CO₂)
Non-reaktif: Tidak bereaksi, hanya melarutkan gas secara fisik (contoh: air untuk NH₃)
5. Apakah absorben hanya berupa cairan?
Tidak.
Absorben biasanya cairan, tapi juga bisa padatan (contoh: zeolit, karbon aktif) dalam sistem adsorpsi, namun dalam konteks absorpsi, dominan berupa cairan.
6. Cara menangani foaming & dampaknya
Penanganan:
Tambah antifoam agent
Jaga kebersihan pelarut Kontrol pH dan suhu
Gunakan desain kolom yang tepat
Dampak jika tidak ditangani:
Penurunan efisiensi penyerapan
Terjadi (flooding)
Kerusakan alat & penurunan kapasitas produksi
Bilqis Salsabila Nurhidayah / 11
BalasHapus1. Macam-Macam Fluida & Macam-Macam Viskositas
Macam-Macam Fluida:
1. Fluida Ideal
Tidak punya viskositas dan tidak bisa dimampatkan. Cuma ada di teori.
Contoh: digunakan dalam perhitungan hukum Bernoulli.
2. Fluida Nyata
Punya viskositas dan bisa mengalami turbulensi.
Contoh: air, minyak, udara.
3. Fluida Kompresibel
Volumenya bisa berubah kalau ditekan.
Contoh: gas.
4. Fluida Inkompresibel
Volumenya dianggap tetap meskipun ditekan.
Contoh: air (dalam kebanyakan kasus).
5. Fluida Newtonian
Viskositasnya konstan, tidak berubah terhadap kecepatan aliran.
Contoh: air, minyak goreng.
6. Fluida Non-Newtonian
Viskositasnya berubah tergantung gaya yang bekerja.
Contoh: lumpur, darah, saus tomat.
Macam-Macam Viskositas:
1. Viskositas Dinamis (mu)
Ukuran ketahanan fluida terhadap aliran.
Satuan: Pa·s atau N·s/m²
2. Viskositas Kinematik (nu)
Perbandingan antara viskositas dinamis dengan densitas fluida.
Rumus: nu = mu / rho
Satuan: m²/s
2. Tantangan Utama:
Alat mudah tersumbat oleh lumpur/partikel.
Pengukuran sulit karena aliran tidak stabil.
Sensor bisa rusak karena lumpur bersifat abrasif.
Viskositas bisa berubah tergantung suhu.
Alat Ukur yang Direkomendasikan:
Ultrasonic Doppler Flow Meter
Cocok untuk cairan berlumpur karena tidak bersentuhan langsung dengan fluida.
Magnetic Flow Meter
Cocok untuk fluida yang mengandung partikel dan bisa menghantarkan listrik.
3. Aliran Laminar:
Aliran fluida mengalir lurus dan teratur.
Terjadi pada kecepatan rendah.
Tidak ada pusaran.
Aliran Turbulen:
Aliran kacau, berputar, dan tidak teratur.
Terjadi pada kecepatan tinggi atau pipa kasar.
Banyak pusaran (vortex).
Cara Mengetahui Jenis Aliran:
Gunakan Bilangan Reynolds (Re)
Rumus:
Re = (rho x v x D) / mu
Jika Re < 2000 → Laminar
Jika Re > 4000 → Turbulen
2000–4000 → Transisi
4. Soal:
Air mengalir dari titik A ke titik B.
Di A: kecepatan 2 m/s, tekanan 100 kPa, tinggi 3 m
Di B: kecepatan 4 m/s, tinggi 1 m
Densitas air = 1000 kg/m³, g = 9.8 m/s²
Hitung tekanan di titik B.
Jawaban:
P1 + 0.5 x rho x v1² + rho x g x h1 = P2 + 0.5 x rho x v2² + rho x g x h2
100000 + 0.5 x 1000 x 2² + 1000 x 9.8 x 3 = P2 + 0.5 x 1000 x 4² + 1000 x 9.8 x 1
100000 + 2000 + 29400 = P2 + 8000 + 9800
131400 = P2 + 17800
P2 = 113600 Pa atau 113.6 kPa
5. Jenis fluida (Newtonian atau tidak)
Viskositas
Suhu dan tekanan
Partikel padat di dalam fluida
Jenis dan kalibrasi alat ukur
Diameter dan bentuk pipa
Kecepatan aliran (Reynolds Number)
6. Densitas (rho):
Ukuran massa zat dalam satuan volume.
Rumus: massa / volume
Satuan: kg/m³
Contoh: air = 1000 kg/m³
Temperatur:
Ukuran panas atau energi gerak partikel.
Satuan: derajat Celcius (°C), Kelvin (K), Fahrenheit (°F)
Temperatur mempengaruhi viskositas dan kecepatan aliran.
KHAIRINA NASYIEFA U.K
BalasHapus1. Macam-macam fluida dan viskositas
Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan berubah bentuk ketika diberi tekanan atau gaya. Macam-macam fluida:
- Fluida Newtonian (fluida yang memiliki viskositas konstan, seperti air dan udara)
- Fluida non-Newtonian (fluida yang memiliki viskositas yang berubah-ubah, seperti lumpur dan darah)
Viskositas adalah ukuran ketahanan fluida terhadap aliran. Macam-macam viskositas:
- Viskositas dinamis (mengukur ketahanan fluida terhadap aliran)
- Viskositas kinematik (mengukur ketahanan fluida terhadap aliran dengan mempertimbangkan densitas fluida)
2. Tantangan pengukuran fluida kental/berlumpur dan alat ukur yang direkomendasikan
Tantangan utama dalam pengukuran fluida kental/berlumpur adalah:
- Viskositas yang tinggi dapat menyebabkan kesalahan pengukuran
- Partikel-partikel padat dapat menyumbat alat ukur
Alat ukur yang direkomendasikan:
- Flow meter ultrasonik
- Flow meter magnetik
- Flow meter Coriolis
3. Perbedaan antara aliran laminar dan turbulen
Aliran laminar adalah aliran fluida yang stabil dan teratur, sedangkan aliran turbulen adalah aliran fluida yang tidak stabil dan bergejolak. Perbedaan utama antara keduanya adalah:
- Aliran laminar memiliki kecepatan yang konstan dan arah yang teratur
- Aliran turbulen memiliki kecepatan yang berubah-ubah dan arah yang tidak teratur
Cara mengetahui suatu aliran termasuk laminar atau turbulen:
- Menggunakan bilangan Reynolds (Re) untuk menentukan jenis aliran
- Re < 2000: aliran laminar
- Re > 4000: aliran turbulen
4. Contoh soal dan cara penyelesaian persamaan Bernoulli
Contoh soal:
Sebuah pipa memiliki diameter 0,1 m dan panjang 10 m. Air mengalir melalui pipa dengan kecepatan 2 m/s. Jika tekanan pada awal pipa adalah 100 kPa, berapakah tekanan pada akhir pipa?
Cara penyelesaian:
Menggunakan persamaan Bernoulli:
P1 / ρ + 1/2 * v1^2 + gz1 = P2 / ρ + 1/2 * v2^2 + gz2
Dengan asumsi bahwa pipa horizontal dan tidak ada perubahan ketinggian, maka gz1 = gz2 = 0.
P1 / ρ + 1/2 * v1^2 = P2 / ρ + 1/2 * v2^2
Karena diameter pipa konstan, maka v1 = v2 = 2 m/s.
P2 = P1 = 100 kPa
5. Faktor yang mempengaruhi pengukuran aliran fluida
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengukuran aliran fluida:
- Viskositas fluida
- Densitas fluida
- Kecepatan fluida
- Tekanan fluida
- Suhu fluida
- Geometrik pipa atau saluran
6.. Densitas dan temperatur
Densitas adalah ukuran massa per satuan volume suatu zat. Densitas biasanya dinyatakan dalam satuan kg/m³.
Temperatur adalah ukuran tingkat panas atau dingin suatu zat. Temperatur biasanya dinyatakan dalam satuan °C atau K.
Anisa Fitria (07)
BalasHapus1. Fluida dibagi dua: fluida ideal tidak punya viskositas dan hanya untuk teori, sedangkan fluida nyata punya viskositas seperti air atau udara. Berdasarkan sifatnya ada fluida kompresibel yang densitasnya berubah karena tekanan (contoh: gas) dan fluida inkompresibel yang densitasnya dianggap tetap (contoh: air).
Viskositas adalah ukuran kekentalan fluida. Viskositas dinamis (µ) menunjukkan tahanan fluida terhadap geseran, sedangkan viskositas kinematis (ν) adalah viskositas dinamis yang dibagi dengan densitas fluida.
2. Fluida kental atau berlumpur susah diukur karena alirannya lambat, mudah menyumbat, dan bikin alat cepat kotor. Alat yang biasanya dipakai adalah magnetic flowmeter atau ultrasonic flowmeter karena tahan kotoran dan tidak mudah tersumbat.
3. Aliran laminar teratur dan sejajar, terjadi di kecepatan rendah.
Aliran turbulen acak dan berpusar, muncul di kecepatan tinggi.
Ditentukan dengan Reynolds: Re < 2000 laminar, Re > 4000 turbulen, di antaranya transisi.
4. Soal:
Air mengalir dari pipa berdiameter 10 cm ke pipa 5 cm.
Kecepatan aliran di pipa besar 2 m/s, tekanan di pipa besar 200 kPa.
Hitung tekanan di pipa kecil!
Diketahui ρ air = 1000 kg/m³, abaikan kehilangan energi.
1) Kontinuitas
(A1 × v1 = A2 × v2)
A1 = π × (0,1)² / 4
A2 = π × (0,05)² / 4
v2 = (A1 × v1) / A2
v2 = (0,00785 × 2) / 0,00196
v2 ≈ 8 m/s
2) Bernoulli
(P1 + ½ ρ v1² = P2 + ½ ρ v2²)
200000 + 0,5 × 1000 × 2² = P2 + 0,5 × 1000 × 8²
200000 + 2000 = P2 + 32000
202000 = P2 + 32000
P2 = 170000 Pa = 170 kPa
5. Jenis fluida, suhu, tekanan, ada tidaknya partikel, pola aliran, dan pemasangan alat ukur semuanya memengaruhi akurasi pengukuran.
6. Densitas adalah massa per volume fluida. Temperatur adalah tingkat panas dan memengaruhi viskositas serta densitas fluida.
Bilqis Salsabila Nurhidayah / 11
BalasHapus1. Jelaskan Tentang Absorpsi Kimia
Absorpsi kimia (juga disebut chemical absorption) adalah proses penyerapan gas ke dalam cairan di mana terjadi reaksi kimia antara gas yang diserap (solute) dan cairan penyerap (absorben). Jadi beda dengan absorpsi fisika yang cuma mengandalkan kelarutan, kalau di absorpsi kimia, gasnya bereaksi secara kimia dengan larutan.
Contoh:
Gas CO₂ diserap oleh larutan NaOH → terjadi reaksi kimia menghasilkan Na₂CO₃.
NH₃ diserap oleh larutan H₂SO₄ → menghasilkan larutan amonium sulfat.
Ciri khas absorpsi kimia:
Biasanya tidak reversibel (gas sulit dilepaskan lagi).
Kapasitas penyerapan tinggi.
Sangat selektif (hanya menangkap jenis gas tertentu).
2. Dalam Mengolah Pelarut untuk Melepas Gas Hasil Absorpsi, Pelarut Apa yang Digunakan untuk Regenerasi?
Untuk proses regenerasi (melepaskan kembali gas dari pelarut), pelarut yang digunakan biasanya adalah pelarut reaktif, seperti:
Amin (contoh: Monoethanolamine / MEA, Diethanolamine / DEA, MDEA)
Pelarut ini sering digunakan untuk menyerap CO₂ atau H₂S dari gas alam.
Metodenya:
Pelarut dipanaskan dalam stripper column (kolom desorpsi), agar gas keluar dari larutan.
Setelah itu, pelarutnya bisa digunakan lagi (regenerasi).
3. Fungsi Absorpsi dalam Industri
Fungsi utama absorpsi di industri adalah untuk memisahkan, memurnikan, atau menghilangkan gas tertentu dari campuran gas. Beberapa contoh fungsinya:
Pemurnian gas alam: menghilangkan CO₂ dan H₂S.
Pengolahan limbah gas industri: menangkap gas beracun seperti SO₂, NOx, NH₃.
Industri kimia: menyerap gas seperti HCl, Cl₂, HF untuk proses produksi.
Industri minuman berkarbonasi: mengontrol kandungan CO₂.
Unit scrubber cerobong asap: menyerap polutan sebelum dilepas ke udara.
4. Apa Perbedaan Absorben Reaktif & Non-Reaktif?
Jenis Absorben Penjelasan
Reaktif Absorben yang bereaksi kimia dengan gas yang diserap. Biasanya digunakan untuk gas-gas yang sulit larut atau perlu ditangkap secara selektif.
Non-Reaktif Absorben yang tidak bereaksi kimia, hanya melarutkan gas berdasarkan kelarutan fisik. Digunakan jika reaksi kimia tidak diperlukan.
Contoh:
Reaktif: Larutan amina menyerap CO₂ → membentuk senyawa karbamat.
Non-reaktif: Air menyerap gas NH₃ → hanya larut tanpa reaksi kimia besar.
5. Apakah Absorben Hanya Berupa Cairan?
Tidak. Absorben tidak harus cairan.
Absorben bisa berbentuk:
1. Cairan: yang paling umum → contoh: air, larutan amina, asam.
2. Padatan: disebut adsorben, tapi sering disalahpahami sebagai absorben. Padatan seperti zeolit atau karbon aktif menangkap gas melalui adsorpsi (bukan absorpsi).
3. Polimer atau material poros lainnya: bisa digunakan dalam membran absorpsi.
Tapi dalam konteks absorpsi kimia, yang umum digunakan memang cairan, karena lebih efisien untuk reaksi dan transfer massa.
6. Bagaimana Cara Menangani Foaming di Dalam Kolom Absorpsi & Dampaknya Jika Tidak Ditangani?
Foaming = Busa berlebihan di kolom absorpsi.
Penyebab:
Kandungan zat organik atau surfaktan dalam gas atau cairan.
Akumulasi kotoran/limbah dalam larutan.
Reaksi kimia yang menghasilkan gelembung gas cepat.
Dampak Foaming Jika Tidak Ditangani:
Turunnya efisiensi penyerapan (kontak gas-cairan terganggu).
Overflooding (larutan terbawa ke bagian atas kolom).
Kerusakan pompa atau kompresor akibat cairan ikut terbawa.
Kontaminasi produk di bagian hilir.
Naiknya tekanan operasi → bahaya kebocoran atau ledakan.
Cara Menanganinya:
1. Gunakan antifoam agent (bahan kimia anti-busa).
2. Filtrasi larutan secara rutin untuk menghilangkan pengotor.
3. Desain kolom yang baik: pakai internals (tray/packing) yang tahan foaming.
4. Pengendalian suhu & kecepatan aliran untuk menghindari turbulensi berlebih.
5. Monitoring level cairan secara otomatis untuk menghindari overflow.
Kelompok 3
BalasHapusKeyla Adrika R. (30)
1. Jelaskan Tentang Absorpsi Kimia
Absorpsi kimia (juga disebut chemical absorption) adalah proses penyerapan gas ke dalam cairan di mana terjadi reaksi kimia antara gas yang diserap (solute) dan cairan penyerap (absorben). Jadi beda dengan absorpsi fisika yang cuma mengandalkan kelarutan, kalau di absorpsi kimia, gasnya bereaksi secara kimia dengan larutan.
Contoh:
Gas CO₂ diserap oleh larutan NaOH → terjadi reaksi kimia menghasilkan Na₂CO₃.
NH₃ diserap oleh larutan H₂SO₄ → menghasilkan larutan amonium sulfat.
Ciri khas absorpsi kimia:
Biasanya tidak reversibel (gas sulit dilepaskan lagi).
Kapasitas penyerapan tinggi.
Sangat selektif (hanya menangkap jenis gas tertentu).
2. Dalam Mengolah Pelarut untuk Melepas Gas Hasil Absorpsi, Pelarut Apa yang Digunakan untuk Regenerasi?
Untuk proses regenerasi (melepaskan kembali gas dari pelarut), pelarut yang digunakan biasanya adalah pelarut reaktif, seperti:
Amin (contoh: Monoethanolamine / MEA, Diethanolamine / DEA, MDEA)
Pelarut ini sering digunakan untuk menyerap CO₂ atau H₂S dari gas alam.
Metodenya:
Pelarut dipanaskan dalam stripper column (kolom desorpsi), agar gas keluar dari larutan.
Setelah itu, pelarutnya bisa digunakan lagi (regenerasi).
3. Fungsi Absorpsi dalam Industri
Fungsi utama absorpsi di industri adalah untuk memisahkan, memurnikan, atau menghilangkan gas tertentu dari campuran gas. Beberapa contoh fungsinya:
Pemurnian gas alam: menghilangkan CO₂ dan H₂S.
Pengolahan limbah gas industri: menangkap gas beracun seperti SO₂, NOx, NH₃.
Industri kimia: menyerap gas seperti HCl, Cl₂, HF untuk proses produksi.
Industri minuman berkarbonasi: mengontrol kandungan CO₂.
Unit scrubber cerobong asap: menyerap polutan sebelum dilepas ke udara.
4. Apa Perbedaan Absorben Reaktif & Non-Reaktif?
Jenis Absorben Penjelasan
Reaktif Absorben yang bereaksi kimia dengan gas yang diserap. Biasanya digunakan untuk gas-gas yang sulit larut atau perlu ditangkap secara selektif.
Non-Reaktif Absorben yang tidak bereaksi kimia, hanya melarutkan gas berdasarkan kelarutan fisik. Digunakan jika reaksi kimia tidak diperlukan.
Contoh:
Reaktif: Larutan amina menyerap CO₂ → membentuk senyawa karbamat.
Non-reaktif: Air menyerap gas NH₃ → hanya larut tanpa reaksi kimia besar.
5. Apakah Absorben Hanya Berupa Cairan?
Tidak. Absorben tidak harus cairan.
Absorben bisa berbentuk:
1. Cairan: yang paling umum → contoh: air, larutan amina, asam.
2. Padatan: disebut adsorben, tapi sering disalahpahami sebagai absorben. Padatan seperti zeolit atau karbon aktif menangkap gas melalui adsorpsi (bukan absorpsi).
3. Polimer atau material poros lainnya: bisa digunakan dalam membran absorpsi.
Tapi dalam konteks absorpsi kimia, yang umum digunakan memang cairan, karena lebih efisien untuk reaksi dan transfer massa.
6. Bagaimana Cara Menangani Foaming di Dalam Kolom Absorpsi & Dampaknya Jika Tidak Ditangani?
Foaming = Busa berlebihan di kolom absorpsi.
Penyebab:
Kandungan zat organik atau surfaktan dalam gas atau cairan.
Akumulasi kotoran/limbah dalam larutan.
Reaksi kimia yang menghasilkan gelembung gas cepat.
Dampak Foaming Jika Tidak Ditangani:
Turunnya efisiensi penyerapan (kontak gas-cairan terganggu).
Overflooding (larutan terbawa ke bagian atas kolom).
Kerusakan pompa atau kompresor akibat cairan ikut terbawa.
Kontaminasi produk di bagian hilir.
Naiknya tekanan operasi → bahaya kebocoran atau ledakan.
Cara Menanganinya:
1. Gunakan antifoam agent (bahan kimia anti-busa).
2. Filtrasi larutan secara rutin untuk menghilangkan pengotor.
3. Desain kolom yang baik: pakai internals (tray/packing) yang tahan foaming.
4. Pengendalian suhu & kecepatan aliran untuk menghindari turbulensi berlebih.
5. Monitoring level cairan secara otomatis untuk menghindari overflow.
Aisyah Ratri A/02
BalasHapus1. Macam-macam fluida:
- Fluida ideal: tidak memiliki viskositas dan tidak dapat dimampatkan (tidak nyata).
- Fluida nyata: memiliki viskositas dan bisa mengalami gesekan (contohnya air, minyak).
- Fluida kompresibel: densitasnya bisa berubah-ubah (contohnya udara, gas).
- Fluida inkompresibel: densitasnya dianggap tetap (biasanya cairan).
- Fluida Newtonian: viskositasnya konstan terhadap perubahan kecepatan aliran (misalnya air, udara).
- Fluida Non-Newtonian: viskositasnya berubah tergantung gaya geser atau kecepatan aliran (misalnya lumpur, darah, pasta).
Viskositas adalah ukuran ketahanan fluida terhadap aliran atau gesekan dalam. Semakin besar viskositas, semakin "kental" fluida tersebut.
Contoh:
Air → viskositas rendah → mudah mengalir
Madu atau oli → viskositas tinggi → mengalir lambat
2.Tantangan utama:
1. Partikel padat bisa menyumbat alat
2. Aliran tidak stabil (banyak turbulensi)
3. Fluida sulit mengalir dengan lancar
4. Rentan menyebabkan keausan alat
Alat ukur yang direkomendasikan:
- Magnetic flowmeter (Electromagnetic Flow Meter) → Cocok untuk fluida kental, berlumpur, atau korosif karena tidak ada bagian bergerak.
- Ultrasonic flowmeter → Cocok untuk pengukuran tanpa kontak langsung
3. Perbedaan Aliran Laminar dan Turbulen
- Aliran Laminar: Aliran ini memiliki pola yang teratur, mulus, dan terorganisir. Partikel fluida bergerak dalam lapisan lapisan(lamina) yg sejajar dan tidak berpotongan
- Aliran Turbulen: Aliran ini memiliki pola yang acak, tidak teratur, dan kacau. Partikel fluida bergerak dengan cepat dan tidak beraturan, menciptakan pusaran dan vorteks.
4. Contoh Soal Persamaan Bernoulli
Air mengalir dalam pipa dari titik A ke B. Di titik A, kecepatan air 2 m/s, tekanan 200 kPa, dan ketinggian 5 m. Di titik B, ketinggian 2 m dan tekanan 150 kPa. Berapa kecepatan air di titik B?
Penyelesaian:
Air mengalir dari titik A ke titik B.
Di A: kecepatan 2 m/s, tekanan 100 kPa, tinggi 3 m
Di B: kecepatan 4 m/s, tinggi 1 m
Densitas air = 1000 kg/m³, g = 9.8 m/s²
Hitung tekanan di titik B.
Jawaban:
P1 + 0.5 x rho x v1² + rho x g x h1 = P2 + 0.5 x rho x v2² + rho x g x h2
100000 + 0.5 x 1000 x 2² + 1000 x 9.8 x 3 = P2 + 0.5 x 1000 x 4² + 1000 x 9.8 x 1
100000 + 2000 + 29400 = P2 + 8000 + 9800
131400 = P2 + 17800
P2 = 113600 Pa atau 113.6 kPa
5.
1. Jenis fluida (gas/cair, viskositas, ada partikel padat atau tidak)
2. Temperatur dan tekanan fluida
3. Kecepatan dan jenis aliran (laminar atau turbulen)
4. Kondisi pipa (diameter, kekasaran, korosi)
5. Kalibrasi dan kualitas alat ukur
6. Kebersihan sensor atau alat
6. Penjelasan Densitas dan Temperatur
- Densitas (ρ):
Besarnya massa per satuan volume fluida.
Satuan: kg/m³
- Temperatur:
Ukuran panas atau energi kinetik partikel dalam fluida.
Mempengaruhi viskositas dan densitas fluida.
Temperatur naik → viskositas turun (pada cairan)
Temperatur naik → densitas turun
Cecillia salsabila (14)
BalasHapus1. Macam-macam fluida dan viskositas
Fluida dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, seperti fluida Newtonian dan fluida non-Newtonian. Fluida Newtonian memiliki viskositas konstan, sedangkan fluida non-Newtonian memiliki viskositas yang berubah-ubah tergantung pada kondisi. Viskositas adalah ukuran ketahanan fluida terhadap aliran, dan semakin kental fluida, semakin tinggi viskositasnya.
2. Tantangan utama dalam pengukuran fluida yang kental/berlumpur
Tantangan utama dalam pengukuran fluida yang kental/berlumpur adalah kesulitan dalam mengukur laju aliran yang akurat dan risiko penyumbatan pada alat ukur. Untuk mengatasi hal ini, dapat digunakan alat ukur seperti magnetic flow meter atau ultrasonic flow meter.
3. Perbedaan antara aliran laminar dan turbulen
Aliran laminar adalah aliran fluida yang stabil dan teratur, dengan kecepatan yang konstan. Aliran turbulen adalah aliran fluida yang tidak stabil dan tidak teratur, dengan kecepatan yang berubah-ubah. Untuk mengetahui suatu aliran termasuk laminar atau turbulen, dapat digunakan bilangan Reynolds (NRe = DVρ/μ). Jika NRe < 2000, aliran laminar, jika NRe > 4000, aliran turbulen, dan jika 2000 < NRe < 4000, aliran transisi.
4. Contoh soal dan cara penyelesaian persamaan Bernoulli
contoh soal : Air mengalir dalam pipa horizontal yang diameternya mengecil di titik B, kecepatan air naik jadi 4m/s. Jika massa jenis air 1.000kg/m^3 berapa tekanan di titik B?
- Diketahui:
P1 = 120.000 Pa
v1 = 2m/s
v2 = 4m/s
ρ = 1000 kg/m^3
- Penyelesaian:
P1 + 1/2 ρv1^2 = P2 + 1/2 ρv2^2
120.000 + 1/2(1000)(2)^2 = P2 + 1/2(1000)(4)^2
P2 = 122.000 - 8.000
P2 = 114.000 Pa
5. Faktor yang mempengaruhi pengukuran aliran fluida
Faktor yang mempengaruhi pengukuran aliran fluida antara lain densitas fluida, viskositas fluida, kecepatan fluida, tekanan fluida, dan suhu fluida.
6. Densitas dan temperatur
Densitas adalah ukuran massa per satuan volume fluida, sedangkan temperatur adalah ukuran tingkat panas atau dinginnya suatu fluida. Semakin tinggi temperatur, semakin rendah densitas fluida.
Cecillia salsabila (14)
BalasHapus1. Absorpsi kimia: proses penyerapan zat melalui reaksi kimia antara absorbate dan absorben.
2. Regenerasi pelarut: menggunakan pelarut seperti larutan amina atau basa untuk menyerap gas asam, kemudian diregenerasi dengan pemanasan.
3. Fungsi absorpsi: menghilangkan atau mengurangi kandungan gas tertentu dalam aliran gas, seperti CO2 dan H2S.
4. Perbedaan absorben reaktif dan non-reaktif: absorben reaktif bereaksi kimia dengan gas, sedangkan absorben non-reaktif menyerap melalui proses fisik.
5. Absorben: dapat berupa cairan, padatan, atau gas, tetapi cairan lebih umum digunakan karena kemampuan penyerapan yang lebih baik.
6. Fenomena foaming: dapat ditangani dengan anti-foaming agent atau desain kolom yang optimal. Jika tidak ditangani, dapat menyebabkan penurunan efisiensi, peningkatan tekanan, dan kerusakan peralatan.