Halaman

Rabu, 30 Juli 2025

Resume kelas PIK XII KI 2

 


Dari presentasi setiap kelompok, maka tuliskan kembali jawaban dari pertanyaan pada kolom komentar di bawah ini

72 komentar:

  1. Pertanyaan seputar materi Edible Oil Industry (kelompok 1)

    1. Berapa suhu pada tangki deodorized untuk menghilangkan FFA (free fatty acid/asam lemak bebas)
    2. Kenapa minyak harus dipucatkan
    3. Kenapa pada saat praktikum ekstraksi kacang tanah harus menggunakan kacang tanah yang kering
    4. Utility apa yang diperlukan dalam skala industri
    5. Apa hasil samping dari proses bleaching (pemucatan) dan deodorizing (penghilangan bau) beserta fungsinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Keysha Prista XII KI-2/0230 Juli 2025 pukul 11.37

      1. Pada proses deodorizing, suhu dalam tangki biasanya dijaga sangat tinggi untuk menguapkan FFA dan senyawa bau:

      Suhu: berkisar antara 180°C – 270°C

      Umumnya digunakan 240°C – 260°C dalam industri minyak goreng

      Proses dilakukan di bawah vakum agar FFA bisa diuapkan tanpa merusak minyak
      2. Minyak harus dipucatkan (bleaching) untuk alasan berikut:

      Menghilangkan warna dari pigmen alami seperti karotenoid dan klorofil

      Menghilangkan pengotor seperti sisa sabun, logam berat, oksida, dan sisa gum

      Meningkatkan kualitas sensorik, menjadikan minyak lebih menarik dan jernih

      Menstabilkan minyak agar tidak cepat tengik saat penyimpanan


      Bleaching dilakukan menggunakan bahan penyerap seperti bleaching earth atau activated carbon.
      3. Penggunaan kacang tanah yang kering sangat penting karena:

      Meningkatkan efisiensi ekstraksi minyak, karena air bisa menghambat pelarut organik (misalnya heksana)

      Mencegah emulsi, air dapat membentuk emulsi dengan minyak dan pelarut sehingga sulit dipisahkan

      Mencegah pembusukan atau fermentasi

      Meningkatkan konsentrasi minyak per berat bahan
      4. Beberapa utility penting dalam industri minyak dan lemak antara lain:

      Utility Fungsi
      Uap (steam) Pemanasan dalam proses degumming, bleaching, dan deodorizing
      Air (water) Pendinginan, pencucian, pelarut, dan utilitas umum
      Vakum (vacuum system) Untuk deodorizing agar FFA bisa menguap pada suhu lebih rendah
      Udara bertekanan (compressed air) Menggerakkan alat pneumatik
      Listrik (electricity) Menjalankan motor, pompa, sensor, dan kontrol sistem
      Pendingin (cooling water/chiller) Untuk menurunkan suhu minyak sebelum pengemasan
      5. Proses Hasil Samping Fungsi / Pemanfaatan

      Bleaching Spent bleaching earth (tanah pemucat bekas) Bisa digunakan untuk bahan bakar padat, pupuk, atau adsorben bila diolah ulang
      Deodorizing Distillate deodorizer (destilat deodorizer) Mengandung FFA, tocopherol (vitamin E), sterol → bisa dimanfaatkan dalam industri kosmetik, farmasi, atau sebagai bahan baku biodiesel

      Hapus
    2. Naufal Azka Rabbani XII TKI 230 Juli 2025 pukul 11.39

      1. Suhu pada prosesnya berkisar 260°C - 275°C. proses ini dilakukan secara bertahap dengan pemanasan bertingkat dalam 4 tray yang berbeda. Suhu tersebut dipilih karena dapat menghilangkan kadar FFA dalam CPO tanpa menghilangkan kandungan alaminya.
      2. Minyak dilakukan pemucatan pada proses bleaching dengan bahan tambahan bleaching earth. Tujuan proses bleaching yakni untuk menghilangkan warna yang tidak diinginkan dari minyak sawit mentah Dan menghilangkan kontaminan yang terkandung dalam CPO.
      3. Pada proses ekstraksi minyak kacang tanah digunakan biji kacang tanah kering yang telah dihilangkan kandungan airnya. pengeringan ini bertujuan untuk menghindari kontak pelarut dengan air yang dikhawatirkan mengganggu proses ekstraksi dengan sokhlet. biji kacang tanah yang kering akan diekstrak dengan pelarut hexana menggunakan metode sokletasi, yakni metode pengekstrakan berulang.
      4. utilitas yang dibutuhkan dalam industri minyak sawit antara lain Steam, Air Proses, Service Udara, Power Generator, cooling tower. utilitas yang digunakan sangat berdampak Dan berkesinambungan satu dengan lainnya. misal air Proses yang digunakan sebagai umpan boiler dalam menghasilkan steam. steam yang tersedia digunakan sebagai pemanas ataupun pembangkit listrik. listrik yang dihasilkan digunakan sebagai tenaga penunjang kebutuhan proses produksi.
      5. hasil samping dari proses deodorizing yakni PFAD yang dapat digunakan sebagai pupuk alami ataupun bahan tambahan pada industri sabun dan lilin. untuk proses bleaching sendiri menghasilkan hasil samping yakni Spent Bleaching Earth atau SBE yang dapat digunakan sebagai pupuk alami Dan campuran beton

      Hapus
    3. Rossi Mitha Amelia (22) TKI 230 Juli 2025 pukul 11.39

      1. Suhu di atur secara bertahap 160°C -275°C

      2. Agar warna minyak menjadi kuning sempurna dan layak untuk di konsumsi dan apabila tidak di pucatkan warnanya akan menjadi gelap sehingga akan sedikit aneh jika kita menggoreng makanan dengan minyak bewarna hitam, selain itu di pucatkan agar menarik konsumen menarik

      3. Moisture content untuk menghilangkan kadar air, karena jika menggunakan kacang yang basah atau kadar air tinggi akan mempengaruhi prosesnya dan membuat proses jadi lebih lama

      4. Boiler, heat exchanger, cooling tower


      5. Untuk menghilangkan warna gelap dan untuk menarik konsumen dan juga untuk menghilangkan bau cpo ( crude plam oil)

      Hapus
    4. Gusti Pinayungan XII TKI 2 | 1730 Juli 2025 pukul 11.53

      1. FFA dapat menguap pada suhu 260-275°C sehingga tidak menyebabkan bau tengik pada minyak.
      2. Jika tidak dibleaching (dipucatkan) maka pengotor2 masih terikut ke dalam minyak, selain itu pemucatan warna dapat memikat konsumen karena bila warna tetap seperti CPO (kuning kemerahan), konsumen akan berpikir bahwa minyak tersebut bekas.
      3. Karena berhubungan dengan moisture content, sebetulnya bisa saja dalam keadaan basah namun prosesnya akan lebih lama.
      4. Utilitas yang diperlukan antara lain penyediaan uap (steam) sebagai pemanas maupun peralatan dari boiler, air proses untuk boiler (air ini harus bebas mineral, karena mineral akan menimbulkan kerak pada boiler sehingga menurunkan kinerja) maupun reaksi kimia dalam proses, udara bertekanan untuk instrumenasi pneumatik, cooling tower untuk mendinginkan air proses, dan power generator untuk kebutuhan listrik pabrik.
      5. Hasil berupa Spent Bleaching Earth yang merupakan golongan limbah B3 dapat diangkut oleh pihak ketiga, sedangkan minyak rework diolah kembali.

      Hapus
    5. M Iqbal Baihaqi S XII TKI 2/0730 Juli 2025 pukul 11.56

      1.suhunya yaitu 260⁰C-270⁰C
      2.pemucatan adalah langkah penting dalam proses pemurnian minyak untuk mendapatkan minyak jadi yang memenuhi standar kualitas, penampilan, dan stabilitas yang tinggi.
      3.kacang tanah harus kering saat diekstraksi minyak karena air akan menghambat proses, mengurangi jumlah minyak yang didapat, menyebabkan emulsi (campuran sulit pisah), dan menurunkan kualitas minyak.
      Kacang yang kering memastikan pelarut bisa menarik minyak dengan maksimal dan hasilnya lebih murni.
      4.utilitas yang diperlukan dalam skala industri meliputi:
      * Uap
      * Listrik
      * Air
      * Udara Bertekanan
      * Bahan Bakar
      * Sistem Pengolahan Limbah
      Semua utilitas ini adalah fondasi agar pabrik bisa beroperasi dengan efisien dan aman.
      5.hasil samping dari proses bleaching (pemucatan) adalah Spent Bleaching Earth (SBE), yaitu tanah bekas pakai yang mengandung sisa minyak dan kotoran. SBE bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar, bahan bangunan, atau adsorben lain.
      Sedangkan hasil samping dari proses deodorizing (penghilangan bau) adalah Deodorizer Distillate (DD), yaitu sulingan kaya akan asam lemak bebas dan senyawa berharga seperti Vitamin E serta Fitosterol. DD ini bernilai tinggi untuk industri farmasi, kosmetik, dan bahan bakar.

      Hapus
    6. R. Dimas Nugroho Indra Putra /1630 Juli 2025 pukul 12.05


      1. Proses pemanasan dilakukan secara bertahap dengan suhu sekitar 260°C – 275°C secara bertahap. Suhu ini dipilih karena bisa mengurangi kadar asam lemak bebas (FFA) dalam minyak sawit mentah (CPO) tanpa merusak zat alami yang baik di dalamnya.

      2. Minyak sawit diputihkan Tujuannya adalah supaya warna minyak yang keruh atau gelap bisa hilang, dan juga untuk membersihkan minyak dari kotoran atau zat-zat yang tidak diinginkan.

      3. Untuk mengambil minyak dari kacang tanah, digunakan biji kacang yang sudah dikeringkan dulu supaya tidak ada air. Ini penting agar tidak mengganggu proses ekstraksi dengan pelarut hexana. Proses pengambilannya dilakukan pakai metode soxhlet, yaitu teknik mengekstrak minyak secara berulang-ulang dengan pelarut.

      4. Dalam industri minyak sawit, dibutuhkan beberapa fasilitas penunjang atau utilitas, seperti: uap panas (steam), air proses, udara tekan, listrik, dan menara pendingin (cooling tower). Semuanya saling berhubungan—contohnya, air digunakan untuk menghasilkan uap, uap dipakai sebagai pemanas atau pembangkit listrik, lalu listrik digunakan untuk menjalankan proses produksi.

      5. Proses deodorizing menghasilkan sisa bernama PFAD, yang bisa dimanfaatkan untuk pupuk atau bahan tambahan sabun dan lilin. Sedangkan proses bleaching menghasilkan sisa SBE (Spent Bleaching Earth), yang juga bisa digunakan untuk pupuk atau dicampur ke bahan bangunan seperti beton

      Hapus
    7. Risma Tsaltsa Nabilla XII TKI 2/1930 Juli 2025 pukul 12.06

      1. 250°C
      2. Bertujuan untuk menghilangkan warna yang tidak diinginkan, menghilangkan kotoran dan kontaminan, serta meningkatkan kestabilan penyimpanan.
      3. Pengeringan dilakukan mengurangi kadar air pada kacang, yang penting agar proses ekstraksi menjadi lebih efisien serta menghasilkan minyak dengan kualitas yang baik.
      4. Cooling tower, Steam, Air Proses, Service Udara, Power Generator
      5. Hasil samping bleaching:
      Spent Bleaching Earth (SBE): tanah pemucat bekas yang masih mengandung 1–30% minyak.
      Fungsi: minyaknya bisa diekstrak kembali, dijadikan bahan bakar padat (setelah dikeringkan), atau bahan baku pupuk kompos.

      Hasil samping deodorizing:
      Deodorizer Distillate (DD): hasil kondensasi uap FFA dan senyawa volatil.
      Fungsi: FFA bisa disuling untuk sabun/biodiesel, sedangkan tokoferol & sterol dapat diekstrak untuk vitamin E, farmasi, dan kosmetik.

      Hapus
    8. Tria 'Abidah A XII TKI-2 / 3030 Juli 2025 pukul 12.07

      1. 250°C
      2. Untuk menghilangkan warna yang tidak diinginkan, menghilangkan kotoran dan kontaminan, Meningkatkan kestabilan penyimpanan
      3. Pengeringan mengurangi kadar air dalam kacang, yang penting untuk efisiensi proses ekstraksi dan kualitas minyak yang dihasilkan
      4. Steam, Air proses, Service udara, Power generator, Cooling tower
      5. Hasil samping bleaching : Spent bleaching earth (SBE): tanah pemucat yang digunakan.
      Fungsi:
      • Mengandung minyak sisa (1-30%) bisa diekstrak kembali.
      • Digunakan sebagai bahan bakar padat setelah dikeringkan.
      • Bahan baku pupuk kompos (jika dimodifikasi secara biologis).

      Hasil samping deodorizing : Deodorizer Distillate (DD): Uap yang terkondensasi dari FFA dan senyawa volatil lain.
      Mengandung:
      • Free Fatty Acids (FFA)
      • Sterol (fitosterol)
      • Tokoferol (Vitamin E)
      • Trigliserida terlarut
      Fungsi:
      FFA dapat disuling ulang untuk dijadikan:
      • Bahan sabun
      • Biodiesel
      • Tokoferol dan sterol dapat diekstrak untuk:
      • Suplemen vitamin E
      • Bahan farmasi / kosmetik

      Hapus
    9. M Yuda Dzikri Firlana XII TKI-230 Juli 2025 pukul 12.08

      1. Suhu dalam tangki deodorized biasanya sangat tinggi, namun prosesnya dilakukan secara bertahap mulai dari suhu 260°c hingga suhu 275°c.
      2. Untuk menghilangkan warna yang tidak diinginkan, menghindari adanya kontaminan.
      3. Agar tidak terjadi kontaminasi dari air yang menyebabkan hasil mousture contentnya tinggi. Kadar air yang rendah akan lebih menghasilkan kualitas yang lebih baik dan efisien.
      4. Penyediaan (Steam) yang digunakan sebagai pemanas maupun untuk boiler, (Cooling water)untuk mendinginkn air proses, (Air proses), digunakan dalam proses,air ini tidak boleh mengandung mineral karena bisa menurunkan kinerja dari proses, (power generator)Sebagai kebutuhan listrik industri karena jika menggunakan listrik dari kota/kabupaten para warga tidak akan kebagian listrik negara
      5. Uap yang terkondenasasi dari ffa dan senyawa volatil lain yang mengandung Free Fatty Acid, sterol, tokoferol,trigeliserida terlarut,senyawa B dan flavor yang dihilangkan FFA dapat disuling ulang untuk dijadikan
      -bahan sabun
      -biodiesel
      -tokeferol dan sterol dapat diekstrak menjadi :
      -suplemen vitamin e
      -Bahan farmasi / kosmetik

      Hapus
    10. Mochammad Daffa Ar Rosyid XII TKI-2/0630 Juli 2025 pukul 12.19

      Jawaban dari pertanyaan di atas :

      1. Suhu pada tangki deodorized untuk menghilangkan FFA (free fatty acid / asam lemak bebas) dalam proses pemurnian minyak biasanya berkisar antara: 180°C – 270°C, tergantung jenis minyak dan tujuan proses deodorisasi.

      2. Pemucatan minyak dalam industri edible oil bertujuan untuk menghilangkan pigmen warna seperti karotenoid dan klorofil, serta zat-zat pengotor seperti sisa sabun, logam berat, dan senyawa oksidasi. Proses ini penting agar minyak menjadi lebih jernih, stabil, dan tahan lama. Pemucatan juga membantu mengurangi senyawa-senyawa yang bisa mengganggu atau menurunkan kualitas akhir minyak.

      3. Karena air dapat mengganggu proses ekstraksi minyak. Jika kacang masih basah atau mengandung kadar air tinggi, pelarut (seperti heksana) akan sulit menembus jaringan sel kacang dan melarutkan minyak secara efisien.

      4. Utility yang diperlukan dalam skala industri edible oil:
      – Uap (Steam): untuk pemanasan pada berbagai tahap, seperti degumming, deacidifikasi (netralisasi), bleaching, dan deodorisasi.
      – Air (Water): untuk pencucian, netralisasi, pendinginan (cooling tower), serta sebagai media dalam boiler untuk menghasilkan uap.
      – Listrik (Electricity): untuk menggerakkan motor pompa, agitator, conveyor, sistem kontrol otomatis (PLC/SCADA), serta penerangan dan peralatan lab.
      – Vakum (Vacuum System): untuk menurunkan titik didih senyawa volatil agar mudah dihilangkan tanpa merusak minyak karena suhu tinggi.
      – Pendingin (Cooling System): untuk menurunkan suhu produk setelah proses pemanasan, terutama setelah deodorisasi, dan untuk mengatur suhu tangki penyimpanan minyak akhir.
      – Bahan Bakar (Fuel): untuk mengoperasikan boiler atau burner.

      5. ~ Hasil samping dari proses bleaching meliputi :
      Tanah Bleaching yang digunakan untuk menyerap kotoran dan pigmen, serta pigmen yang dihilangkan, yang dapat dimanfaatkan dalam industri lain. ~ Hasil samping dari proses deodorizing mencakup :
      Uap air dan senyawa volatil yang menyebabkan bau, serta sebagian asam lemak bebas (FFA) yang dapat digunakan dalam pembuatan sabun.

      Hapus
    11. Achmad Rofi Subhan XII TKI-2/0130 Juli 2025 pukul 12.53

      Resume materi presentasi Edible Oil (Kelompok 1)

      1. Berapa suhu pada tangki deodorized untuk menghilangkan FFA (free fatty acid/asam lemak bebas)
      Jawaban : Suhu yang digunakan dalam tangki proses deodorizing yaitu berkisar antara 260-275°C dengan tujuan menghilangkan komponen yang tidak diinginkan seperti bau, rasa, dan zat zat volatil lainnya dari minyak sehingga minyak lebih bersih.

      2. Kenapa minyak harus dipucatkan
      Jawaban : Dalam hal ini proses pemucatan CPO (Crude Palm Oil) menggunakan bahan pembantu yaitu Bleaching Earth (BE) dengan tujuan menghilangkan zat-zat warna dan zat organik yang menyebabkan minyak kelapa sawit mentah atau CPO berwarna coklat kemerahan.

      3. Kenapa pada saat praktikum ekstraksi kacang tanah harus menggunakan kacang tanah yang kering
      Jawaban : Menggunakan kacang tanah kering dengan tujuan menghilangkan kadar air/moisture content pada kacang tanah dan juga efisiensi waktu kacang tanah ketika nanti diekstraksi agar tidak memakan waktu terlalu lama.
      4. Utility apa yang diperlukan dalam skala industri
      Jawaban : Dalam hal industri minyak utility yang digunakan untuk menunjang proses produksi ada :
      1.) Cooling Tower = Adalah alat penukar kalor yang berfungsi membuang panas dari air proses yang telah digunakan dalam proses industri ke udara bebas melalui proses evaporasi.
      2.) Chiller = Adalah alat yang digunakan untuk menurunkan suhu air dengan proses menghilangkan panas dari sistem dan mentransfer di tempat lain.
      3.) Boiler = Adalah alat penghasil uap panas bertekanan tinggi atau steam guna menunjang proses produksi.

      5. Apa hasil samping dari proses bleaching (pemucatan) dan deodorizing (penghilangan bau) beserta fungsinya
      Jawab :
      • Hasil samping proses bleaching adalah Spent Bleaching Earth (SBE) yang termasuk kategori limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). karena termasuk limbah B3 maka tidak ada fungsinya dan nantinya akan dibuang di tempat pembuangan limbah khusus limbah B3
      • Hasil samping proses deodorizing ada Palm Fatty Acid Distillate (PFAD). PFAD sendiri adalah minyak samping dari hasil penyulingan minyak kelapa sawit mentah (CPO). Fungsi PFAD sendiri dapat digunakan sebagai :
      1.) Pakan ternak
      2.) Industri Olekimia, digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun, deterjen.
      3.) Industri Kosmetik dan Farmasi, digunakan dalam pembuatan produk seperti vitamin E dan stearat magnesium.

      Hapus
    12. Syifa keysyayara XII TKI - 230 Juli 2025 pukul 13.14

      1. Suhu pada Deodorisasi (T.deodorized)
      Suhu pada T.dedorized yaitu sekitar 260-275°C untuk proses deodorisasi menggunakan rentang suhu berkala yang terdiri dari 4 tray dari suhu 260-275°C umumnya digunakan dalam deodorisasi minyak nabati, terutama untuk minyak kelapa sawit yang akan diolah menjadi minyak goreng dan juga untuk meghilangkan kadar FFA dalam CPO.

      2. Kenapa Minyak Harus Dipucatkan (Bleaching)
      Karena untuk menghilangkan Pigmen Warna Minyak mentah, (misalnya Crude Palm Oil/CPO) memiliki warna yang pekat (misalnya merah-jingga pada CPO) karena mengandung pigmen alami seperti karotenoid dan klorofil. Pemucatan menggunakan bleaching earth (tanah pemucat/adsorben) berfungsi menyerap pigmen-pigmen ini, menghasilkan minyak dengan warna yang lebih cerah dan jernih (kuning pucat). Warna cerah ini lebih disukai konsumen untuk minyak goreng atau bahan baku produk pangan lainnya.

      3. Kenapa Kacang Tanah Harus Kering
      Kacang tanah harus memiliki kadar air (moisture content) yang rendah sebelum proses pengolahan (ekstraksi minyak). Kacang tanah yang terlalu basah akan lebih sulit diproses baik dengan metode pengepresan maupun ekstraksi pelarut sehingga menyebabkan ketidak efisienan.


      4. Utility yang Diperlukan dalam Industri Pengolahan Minyak
      "Utility" dalam industri ini mengacu pada fasilitas penunjang yang tidak menjadi bagian langsung dari produk akhir.
      Steam (uap panas),Boiler,air proses,cooling tower, power generator.

      5. Hasil Samping Proses Bleaching dan Deodorizing dan Fungsinya
      Proses bleaching (pemucatan) dan deodorizing (penghilangan bau)
      Hasil Samping Proses Bleaching adalah Spent Bleaching Earth (SBE) / Limbah SBE adalah limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) karena masih mengandung sisa minyak dan berpotensi terbakar spontan. Jika tidak dimanfaatkan, harus dibuang ke tempat pembuangan limbah B3 yang sesuai.
      Hasil Samping Proses Deodorizing adalah Palm Fatty Acid Distillate (PFAD)
      dimana hasil utama dari proses deodorisasi minyak sawit.

      Hapus
    13. Muhammad Zain Ba'Dhiya'Ulhaq Hasrian XII TKI-2/0930 Juli 2025 pukul 13.34

      1. Suhu dalam tangki deodorized memang cukup tinggi, dan prosesnya dilakukan secara bertahap mulai dari 260°C hingga 275°C. Suhu tersebut mampu mengurangi kadar FFA dalam CPO tanpa merusak kandungan alami minyak, sehingga kualitasnya tetap terjaga.
      2. Minyak perlu dipucatkan untuk menghilangkan warna yang tidak diinginkan, mengurangi kemungkinan kontaminasi, serta membuat minyak lebih stabil saat disimpan, agar tidak mudah tengik atau rusak.
      3. Kacang tanah yang digunakan harus dalam kondisi kering agar tidak tercampur air, karena air bisa menyebabkan kadar moisture (kelembapan) menjadi tinggi. Kadar air yang rendah akan menghasilkan minyak dengan kualitas lebih baik dan proses ekstraksi yang lebih efisien.
      4. Di industri minyak sawit, utilitas penting seperti steam, air proses, udara servis, generator listrik, dan cooling tower saling mendukung. Misalnya, air proses digunakan di boiler untuk menghasilkan steam, lalu steam dipakai untuk pemanas atau pembangkit listrik. Listriknya sendiri dipakai untuk mendukung proses produksi. Semua saling terhubung dan penting agar produksi berjalan lancar.
      5. Proses deodorizing menghasilkan PFAD, yang bisa dimanfaatkan sebagai pupuk alami, bahan sabun, dan lilin. Sedangkan dari proses bleaching dihasilkan Spent Bleaching Earth (SBE), yang bisa digunakan sebagai pupuk organik atau campuran beton.

      Hapus
    14. SITI AISYAH XII TKI 2 / 2730 Juli 2025 pukul 13.42

      1. Pada tahap deodorizing, suhu tinggi yang digunakan—berkisar antara 260°C hingga 275°C—memegang peran penting dalam menurunkan kadar FFA pada CPO. Proses ini dilakukan secara terkendali agar kandungan gizi alami minyak tetap terjaga tanpa mengalami kerusakan.


      2. Pemucatan minyak bertujuan untuk menghilangkan warna yang tidak diinginkan dan mengurangi kandungan zat pengotor. Dengan begitu, minyak akan lebih tahan terhadap oksidasi dan tidak mudah rusak selama masa penyimpanan.


      3. Sebelum proses ekstraksi minyak dari kacang tanah dilakukan, bahan baku harus benar-benar kering. Jika terdapat air, kadar kelembapan akan meningkat dan bisa menurunkan efisiensi ekstraksi serta mempengaruhi mutu minyak yang dihasilkan.


      4. Dalam industri pengolahan minyak nabati, sistem utilitas seperti uap, air proses, listrik, dan udara tekan saling berkaitan. Contohnya, uap dihasilkan dari air proses yang dipanaskan di boiler dan digunakan untuk memanaskan unit produksi maupun menggerakkan turbin listrik yang menopang jalannya operasional.


      5. Sisa hasil proses deodorizing berupa PFAD memiliki nilai guna tinggi sebagai bahan baku pembuatan sabun, pupuk, hingga lilin. Sementara residu dari pemucatan seperti SBE dapat dimanfaatkan kembali sebagai kompos atau material tambahan dalam konstruksi.

      Hapus
  2. Shivany Chalingga/2630 Juli 2025 pukul 11.43

    1. Suhu pada T. deodorized untuk hilangkan FFA yaitu Sekitar 260–275°C supaya asam lemak bebas (FFA) bisa menguap dan terpisah dari minyak serta dapat menghilangkan bau tidak sedap dari minyak.
    2. minyak dipucatkan supaya warna minyak menjadi lebih cerah dan bersih, serta menghilangkan kotoran, logam, dan zat warna alami yang bisa menggangu kualitas minyak.
    3. Karena kalau kacang tanah basah kualitas minyak menjadi jelek dan hasil minyaknya sedikit bisa cepat busuk, tengik atau berjamur.
    4. Air (pendingin atau proses), uap (steam) untuk pemanasan, listrik buat alat-alat, udara tekan (compressed air) untuk sistem otomatis.
    5. Spenton bleaching earth : bekas tanah pemucat, bisa jadi bahan bakar padat dan Fatty acid (FFA) : bisa dipakai buat sabun.

    BalasHapus
  3. Zalfa Aulia Salsabila XII TKI 2/33

    1. Suhu pada tangki deodorized untuk menghilangkan FFA (asam lemak bebas)

    bervariasi tergantung jenis minyak dan tingkat FFA yang ingin dihilangkan. Secara umum, suhu berkisar antara 200-260°C.

     

    2. Minyak harus dipucatkan (bleaching)

    untuk menghilangkan pigmen, kotoran, dan senyawa lain yang dapat mempengaruhi warna, aroma, dan stabilitas minyak. Pemucatan menghasilkan minyak yang lebih jernih, tahan lama, dan lebih menarik secara estetika.

     

    3. Pada praktikum ekstraksi kacang tanah, penggunaan kacang tanah kering

    penting karena: a) kacang tanah kering lebih mudah dihancurkan dan diekstraksi; b) kadar air yang rendah mengurangi risiko pertumbuhan mikroorganisme dan hidrolisis lemak selama proses ekstraksi; c) meningkatkan efisiensi ekstraksi minyak.

     

    4. Utilitas yang diperlukan dalam skala industri

    untuk proses ekstraksi dan pemurnian minyak meliputi: uap panas (untuk pemanasan dan deodorisasi), listrik (untuk pengoperasian mesin dan peralatan), air (untuk pendinginan dan pembersihan), dan nitrogen (untuk mencegah oksidasi). Selain itu, dibutuhkan juga sistem pengolahan limbah untuk menangani limbah cair dan padat yang dihasilkan selama proses.

     

    5. Hasil samping dari proses bleaching (pemucatan) adalah lumpur pemucat (bleaching earth) yang mengandung pigmen, kotoran, dan senyawa lain yang telah dihilangkan dari minyak. Fungsi lumpur pemucat adalah sebagai media untuk menyerap zat-zat tersebut. Hasil samping dari proses deodorisasi adalah asam lemak bebas (FFA) yang telah dihilangkan dari minyak. FFA dapat digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan sabun atau produk lainnya.

    BalasHapus
  4. Tina Rahmasari/2930 Juli 2025 pukul 11.51

    1.Pada proses deodorizing, suhu dalam tangki biasanya dijaga sangat tinggi untuk menguapkan FFA dan senyawa bau:
    Suhu: berkisar antara 180°C – 270°C
    Umumnya digunakan 240°C – 260°C dalam industri minyak goreng
    Proses dilakukan di bawah vakum agar FFA bisa diuapkan tanpa merusak minyak

    2.Pemucatan (bleaching) minyak bertujuan untuk menghilangkan pigmen warna, bau, dan zat-zat lain yang tidak diinginkan dari minyak, sehingga menghasilkan minyak yang lebih jernih, stabil, dan sesuai untuk berbagai aplikasi, terutama dalam industri makanan.

    3.Kacang tanah kering memiliki kandungan air yang lebih rendah dibandingkan kacang tanah segar. Hal ini penting karena:
    Mencegah pertumbuhan jamur atau bakteri selama proses ekstraksi.
    Memudahkan proses ekstraksi karena pelarut (seperti heksana) dapat lebih efektif melarutkan minyak dari kacang tanah kering.
    Meningkatkan efisiensi ekstraksi karena tidak ada air yang ikut terekstraksi dan bercampur dengan minyak.

    4.Dalam skala industri, berbagai utility diperlukan untuk menunjang proses produksi, antara lain:
    Sumber energi: Listrik, gas, uap, atau bahan bakar lainnya untuk mengoperasikan mesin dan peralatan.
    Air bersih: Untuk berbagai keperluan seperti pendinginan, pembersihan, dan proses produksi.
    Sistem pendingin: Untuk menjaga suhu proses produksi dan produk.
    Sistem perpipaan: Untuk mengalirkan bahan baku, produk, dan limbah.
    Sistem pengolahan limbah: Untuk mengolah limbah cair dan padat yang dihasilkan selama proses produksi.

    5. Bleaching: Hasil sampingnya adalah tanah pemucat (bleaching clay) yang sudah jenuh dengan pigmen dan zat-zat lain yang dihilangkan dari minyak. Tanah ini dapat dibuang atau diolah lebih lanjut untuk diambil kembali sisa minyak yang terperangkap. Deodorizing: Hasil sampingnya adalah fraksi volatil (bau) yang terkondensasi dan terpisah dari minyak. Fraksi ini dapat diolah lebih lanjut untuk diambil kembali senyawa aromatik yang berguna atau dibuang dengan aman setelah diproses.

    BalasHapus
  5. Rony Dwi Putra Hamka Abdilla XII TKI-2/2130 Juli 2025 pukul 11.51

    1. Secara bertahap dalam 4 tray, sekitar 260-275°C untuk menghilangkan bau pada CPO
    2. Menghilangkan warna gelap yang mengandung bakteri kuman kotoran, dan juga untuk menarik konsumen bila warna minyak bagus
    3. Menghilangkan air. Kadar air yang tinggi menyebabkan proses nya lebih lama.
    4. Boiler, lime softening water, cooling tower, power generator
    5. hasil samping dari proses deodorizing yakni PFAD yang dapat digunakan sebagai pupuk alami ataupun bahan tambahan pada industri sabun dan lilin. untuk proses bleaching sendiri menghasilkan hasil samping yakni Spent Bleaching Earth atau SBE yang dapat digunakan sebagai pupuk alami Dan campuran beton.

    BalasHapus
  6. RAGIL SENJA K/XII.TKI 2/1830 Juli 2025 pukul 11.52

    1. suhu pada tangki deodorized ntuk menghilangkan ffa adalah sekitar 260-275°C
    2. Proses ini dilakukan untuk menghilangkan warna gelap minyak, mengurangi atau menghilangkan bau tidak sedap dari CPO (Crude Palm Oil), dan meningkatkan kualitas visual dan aroma produk agar lebih menarik dan layak dikonsumsi oleh konsumen
    3. supaya prosesnya tidak lama,kadar air perlu dikurangi karena bisa mempengaruhi kecepatan proses
    4. boiler,heat exchanger,steam,cooling tower
    5. hasil samping dari proses be biasanya diperjualbelikan oleh orang pabrik sebagai bahan pupuk sedangkan hasil samping dari deodrizing biasanya digunakan untuk lilin dan sabun

    BalasHapus
  7. yulia fitri XII TKI-2 (32)30 Juli 2025 pukul 11.54

    1. Berapa suhu pada tangki deodorized untuk menghilangkan FFA (Free Fatty Acid / Asam Lemak Bebas)?
    Suhu pada tangki deodorized biasanya berada di kisaran:
    * 180–260°C, tergantung jenis minyak dan kondisi proses.
    * Suhu ideal umumnya sekitar 220–240°C.
    Proses ini menggunakan Vacuum (hampa udara) untuk mencegah oksidasi dan membantu menguapkan senyawa volatil seperti FFA dan bau tidak sedap.

    2. Kenapa minyak harus dipucatkan (Bleaching)?
    Tujuan pemucatan minyak:
    * Menghilangkan pigmen seperti klorofil dan karotenoid yang memberi warna hijau, kuning, atau merah pada minyak.
    * Menghilangkan pengotor seperti sabun, logam berat, sisa fosfatida, dan oksidasi awal.
    * Meningkatkan kestabilan minyak terhadap oksidasi.
    * Menyiapkan minyak untuk proses deodorizing.

    3. Kenapa pada saat praktikum ekstraksi kacang tanah harus menggunakan kacang tanah yang kering?
    Kacang tanah harus dikeringkan karena:
    * Kandungan air rendah meningkatkan efisiensi ekstraksi minyak.
    * Air menghambat pelarut (biasanya heksana) dalam menembus jaringan sel biji.
    * Mengurangi emulsi antara air dan minyak yang menyulitkan pemisahan.
    * Menghindari pertumbuhan mikroorganisme dan mencegah kerusakan minyak akibat hidrolisis.

    4. Utility apa yang diperlukan dalam skala industri (ekstraksi & pengolahan minyak)?
    Beberapa utility penting di industri pengolahan minyak:
    * Steam (uap panas) : untuk pemanasan, sterilisasi, dan deodorizing.
    * Vacuum system : untuk proses deodorizing dan pemurnian.
    * Cooling water : untuk pendinginan produk akhir atau alat.
    * Compressed air : untuk pneumatik (alat bantu mekanik).
    * Listrik : untuk menggerakkan mesin, pompa, motor.
    * Pelarut organik (contoh: heksana): untuk ekstraksi minyak.

    5. Apa hasil samping dari proses bleaching dan deodorizing beserta fungsinya?
    a. Hasil samping bleaching:
    * Spent bleaching earth (tanah pemucat bekas)
    Fungsi: Menyerap pigmen dan pengotor.
    Pemanfaatan: Bahan bakar padat, bahan baku semen, atau diregenerasi.
    b. Hasil samping deodorizing:
    Distillate deodorizer (DD): Kondensat dari uap minyak (mengandung FFA, tokoferol, sterol, dan aldehida).
    •> Fungsi:
    FFA : bisa digunakan untuk membuat sabun.
    Tokoferol (Vitamin E): bisa diekstrak untuk suplemen.
    Sterol: bisa dimanfaatkan dalam industri farmasi.

    BalasHapus
  8. 1. Suhu pada tahap deodorized untuk menghilangkan FFA di minyak yaitu 260°C - 275°C
    2. Minyak perlu dipucatkan untuk menghilangkan zat-zat yang tidak diinginkan dan meningkatkan kualitasnya. Proses pemurnian ini menghilangkan kotoran, air, asam lemak bebas, pigmen, dan zat lain yang dapat mempengaruhi warna, bau, rasa, dan stabilitas minyak. Setelah dipucatkan, minyak akan mengalami perubahan warna, menjadi lebih jernih atau kuning muda, sehingga para konsumen juga lebih tertarik pada minyak dan siap pakai.
    3. Kacang tanah harus dikeringkan dalam pembuatan edible oil untuk mengurangi kadar airnya. Selain itu, kacang tanah yang kering lebih mudah diekstraksi minyaknya. Serta dapat mempercepat proses ekstraksi pada kacang tanah tersebut.
    4. Utility edible oil :
    - Cooling tower
    - Steam
    - Air proses
    - Serve udara
    - Power generation
    5. Hasil samping proses bleaching yaitu Spent Bleaching Earth, berfungsi sebagai sumber energi/bahan bakar alternatif, recovery minyak, dan dapat digunakan sebagai bahan baku kompos. Sedangkan hasil samping proses deodorazing ialah Deodorizer Fatty Acid Distillate (DFAD), dapat berfungsi sebagai bahan baku biodiesel.

    BalasHapus
  9. Nadine Nashazka C XII TKI-2/1230 Juli 2025 pukul 11.58

    1. Suhu yg diperlukan dalam proses menghilangkan ffa pada tangki deodorized yaitu 260-275 °C dengan suhu yg bertahap.
    2. Untuk menghilangkan warna yg tidak diinginkan, menghilangkan bau, menghilangkan kotoran dan pengotor, dan persiapan untuk proses deodorizing
    3. Pengeringan mengurangi kadar air dalam kacang yg penting untuk efisiensi proses ekstraksi dan kualitas minyak yg dihasilkan, dengan tujuan agar tidak mengganggu saat proses sokhletasi.
    4. Utilitas yg digunakan antara lain ada steam, air proses, serve udara, power generator, dan cooling tower.
    5. Hasil samping dari proses bleaching yaitu Spent Bleaching Earth (Tanah Bleaching Bekas) yg dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif (jika mengandung cukup minyak). Hasil samping dari proses deodorizing yaitu PFAD yg dapat digunakan sebagai pupuk alami.

    BalasHapus
  10. Moch Ilham Kurniawan XII TKI-2/0530 Juli 2025 pukul 12.03

    Nama: Moch Ilham Kurniawan
    Kelas: XII TKI-2
    ABSEN: 05

    1. Kalau berdasarkan jawaban oleh kelompok 1 bahwasanya untuk proses deodarisasi dilakukan dengan suhu yang bertahap yang di mana mulai dari 260 hingga akhir 275 derajat Celcius. Fungsi untuk dilakukan deodarisasi adalah untuk menghilangkan FFA dan dapat memecah bau serta warna berupa beta karoten (warna kuning alami pada CPO) sehingga minyak yang akan didistribusikan kepada konsumen sudah memiliki warna kuning yang lebih murni dan dapat memberikan warna yang sesuai dengan psikologi makanan kepada konsumen.
    2. Agar pigmen warna pada CPO yang berupa warna awal merah kecoklatan akan terpucatkan serta menjadi pro oksidan sehingga minyak tidak gampang tengik.
    3. Karena untuk mengefisiensikan produksi karena kacang tidak mengandung air atau moisture content tidak besar sehingga dalam proses produksi untuk tahap memanaskan akan lebih cepat atau tidak perlu untuk menghilangkan kadar air terlebih dahulu, serta kacang tanah pada proses ekstraksi melalui sokletasi yang di mana menggunakan solven berupa n heksan sebagai pelarut akan lebih murni untuk dilakukan ekstraksi secara berulang, serta ketika dilakukan destilasi tidak ada kontaminan yang berdasarkan titik didihnya lebih tinggi adalah air.
    4. Berdasarkan jawaban dari kelompok 1 bahwasanya utilitas yang akan dipakai dalam produksinya ada 3 yakni suling Tower, boiler, ciller. Akan tetapi sesuai dengan yang dijabarkan oleh pak Onny bahwasanya utilitas yang umum ada berupa colling tower, steam, air proses, servle udara, broiler, power generator. Untuk pembuatan steam diusahakan agar air yang digunakan merupakan air demin atau air yang memiliki tingkat kesadahan yang rendah sehingga boiler ketika rusak sedikit tidak langsung meledak.
    5. Kalau berdasarkan magangnya Rofi hasil dari spent bleaching earth tidak digunakan lagi setelah perlakuan proses akan langsung disimpan pada TPS khusus karena bleaching earth merupakan salah satu jenis limbah B3

    BalasHapus
  11. Nabila Juharil Inayah / 10 - XII TKI 230 Juli 2025 pukul 12.03

    1. Untuk menghilangkan kadar FFA yang terkandung dalam minyak (DBPO) dengan cara dipanaskan menggunakan suhu yang tinggi secara bertahap antara 260°C hingga 275°C
    2. Pemucatan minyak dilakukan agar menghilangkan warna pada CPO yang mengandung Beta-Karotene dengan penambahan Bleaching Earth sebagai adsorben. Sehingga hasil minyak memiliki warna yang bagus dan menarik.
    3. Kacang tanah harus di keringkan terlebih dahulu karena pada saat proses pembuatan tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menghilangkan kadar air (Moisture content) yang ada pada kacang tanah.
    4. Utility pada pabrik minyak:
    • Steam / uap panas yang dihasilkan dari boiler dengan bahan bakar seperti: batu bara, solar, ataupun gas alam.
    • Cooling tower adalah air pendingin pada proses produksi.
    • WWT adalah salah satu unit pengolahan limbah pabrik, baik yang berasal dari limbah produksi hingga limbah kamar mandi.
    • Air proses adalah air yang digunakan selama proses produksi tersebut berlangsung.
    • Genset digunakan untuk distribusi listrik pada proses produksi sebagai antisipasi jika listrik PLN terdapat gangguan.
    5. Hasil samping pada proses Bleaching yaitu Spent Bleaching Earth (SBE) yang merupakan limbah B3 dan kemudian di olah oleh pihak ketiga. Sedangkan pada proses Deodorizing menghilangkan hasil samping berupa PFAD (Palm Fatty Acid Distilate) yang dapat diolah menjadi bahan pembuatan sabun, lilin, bahan baku untuk biodiesel dan pakan ternak.

    BalasHapus
  12. Saskia Tabina Khanza XII TKI 2/ 2530 Juli 2025 pukul 12.03

    Nama: Saskia Tabina Khanza
    Kelas: XII TKI 2 (25)

    1. 260°c - 275°c untuk menghilangkan FFA dan menghilangkan bau tidak sedap pada minyak
    2. untuk menghilangkan warna gelap/ membuat warna minyak menjadi jernih serta menghilangkan kotoran yang mengganggu kualitas minyak
    3. Moisture content untuk menghilangkan kadar air karena kadar air yang tinggi membuat prosesnya akan menjadi lebih lama
    4. Proses bleaching: untuk menghilangkan bau tidak sedap dari minyak proses deodorizing: untuk menghilangkan warna gelap pada minyak/ menjadikan minyak menjadi jernih serta menghilangkan kotoran
    5. Boiler, Steam, Cooling tower, heat exchanger

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Saskia Tabina Khanza
      Kelas: XII TKI 2 (25)

      1. 260°c - 275°c untuk menghilangkan FFA dan menghilangkan bau tidak sedap pada minyak
      2. untuk menghilangkan warna gelap/ membuat warna minyak menjadi jernih serta menghilangkan kotoran yang mengganggu kualitas minyak
      3. Moisture content untuk menghilangkan kadar air karena kadar air yang tinggi membuat prosesnya akan menjadi lebih lama
      4. Boiler, Steam, Cooling tower, heat exchanger, serve udara
      5. Proses bleaching: untuk menghilangkan bau tidak sedap dari minyak proses deodorizing: untuk menghilangkan warna gelap pada minyak/ menjadikan minyak menjadi jernih serta menghilangkan kotoran

      Hapus
  13. Sabrina Aura Sabila XII TKI 2/ 2330 Juli 2025 pukul 12.06

    Nama : Sabrina Aura Sabila
    Kelas/Absen : XII TKI 2/23

    1. 260°c - 275°c
    2. agar warna minyak menjadi kuning sempurna dan layak untuk di konsumsi dan juga menarik konsumen
    3. agar tidak terpengaruhi kadar air, karena kadar air yang tinggi membuat prosesnya akan menjadi lebih lama
    4. boiler, heat exchanger, cooling tower
    5. untuk menghilangkan warna gelap warna gelap dan untuk menarik konsumen dan juga untuk menghilangkan bau cpo

    BalasHapus
  14. Sahnaz Alifia Ramadhani 12 TKI-2 / 2430 Juli 2025 pukul 12.08

    1. Berapa suhu pada tangki deodorized untuk menghilangkan FFA (free fatty acid/asam lemak bebas)
    * 260-275° C
    2. Kenapa minyak harus dipucatkan
    - Minyak dipucatkan menggunakan bleaching earth untuk menghilangkan warna gelap akibat pigmen dan memperbaiki penampilan serta meningkatkan daya tarik konsumen.
    3. Kenapa pada saat praktikum ekstraksi kacang tanah harus menggunakan kacang tanah yang kering
    - Karena kadar air tinggi bisa menyebabkan emulsi, menyulitkan pemisahan minyak dan pelarut sehingga membuat proses lebih lama.
    4. Utility apa yang diperlukan dalam skala industri
    - Boiler, Heat exchanger, Cooking Water
    5. Apa hasil samping dari proses bleaching (pemucatan) dan deodorizing (penghilangan bau) beserta fungsinya
    - Hasil samping dari spent bleaching earth (SBE) : tanah bleaching bekas digunakan sebagai bahan bakar alternatif
    - Hasil samping dari proses deodorizing (PFAD) dapat di gunakan sebagai bahan bakar biodiesel

    BalasHapus
  15. Kirana Fitri Sazyuli XII TKI-2 / 0330 Juli 2025 pukul 12.08

    1. Suhu pada Tanki Deodorized untuk menghilangkan FFA adalah suhu 260°-275° karena suhu tersebut sempurna menghilangkan asam lemak bebas. Di bawah suhu tersebut, asam lemak bebas kurang menguap juga jika di atas suhu tersebut, menyebabkan degradasi pada minyak.

    2. karena CPO (Crude Palm Oil) memiliki warna merah kecoklatan yang dimana warnanya sesuai untuk digunakan dalam masak memasak sehari hari.
    example : jika menggoreng ayam, tapi menggunakan minyak yang warnanya bukan kuning (seperti hijau), maka ayam goreng tersebut akan berwarna yang tidak disukai oleh masyarakat.
    Juga dalam CPO warnanya masih terdapat kontaminasi berlebih sehingga harus di bleach (pucatkan).

    3. ⁠Karena kacang tanah yang digunakan apabila kurang kering (alias masih terdapat moisture content/kadar air yang tinggi) maka akan mempengaruhi lama prosesnya saat praktikum.

    4. Utility yang diperlukan pada industri minyak kelapa sawit terdapat beberapa yakni :
    • Steam -> steam yang dihasilkan merupakan uap dari air boiler yang dipanaskan oleh bahan bakar (biasanya batu bara)
    • ⁠Air Proses -> air proses yang digunakan pada industri (contoh industri saya magang adalah WWT) merupakan air yang di proses dalam industri yang dimulai dari waduk dan di proses, sehingga menghasilkan air untuk pemanasan boiler dan cooling tower.
    • ⁠cooling tower -> merupakan air pendingin pada proses fraksinasi yang didapat juga dari WWT

    5. Hasil samping dari proses bleaching adalah spent earth & PFAD.
    • Spent earth sebetulnya tidak terdapat fungsi karena merupakan limbah B3 dan dibawa oleh pihak ketiga
    • ⁠PFAD (Palm Fatty Acid Distillate) juga hasil samping dari proses bleaching, hasil samping ini berguna untuk beberapa industri seperti pakan ternak, lilin dll.

    BalasHapus
  16. Nadia Vanesa Apriliana / 11 / 12 - TKI 230 Juli 2025 pukul 12.37

    1. Suhu pada tangki deodorized untuk menghilangkan FFA (Free Fatty Acid/Asam Lemak Bebas) bervariasi tergantung pada jenis minyak dan kualitas yang diinginkan, tetapi umumnya berada dalam kisaran 260-275 °C.
    2. a. Menghilangkan Warna yang Tidak Diinginkan
    b. Mengurangi Asam Lemak Bebas (FFA)
    c. Menghilangkan Senyawa Pengotor Lainnya
    d. Senyawa yang Menyebabkan Bau dan Rasa Tidak Enak
    3. kacang tanah harus kering sempurna agar minyak bisa terekstrak secara efisien dan murni.
    Jika kacang tanah masih mengandung air akan menghambat ekstraksi minyak, mengotori hasil ektsraksi, membuat data tidak akurat
    4. a. Uap: untuk pemanasan dan penggerak.
    b. Listrik: untuk mengoperasikan semua peralatan.
    c. Air: untuk proses, pendingin, dan kebutuhan lainnya.
    d. Udara Bertekanan: untuk otomatisasi dan alat bantu.
    e. Bahan Bakar: sumber energi untuk boiler dan genset.
    f. Pengolahan Limbah: untuk memastikan operasi ramah lingkungan.
    Tanpa utilitas ini, pabrik industri tidak bisa beroperasi sama sekali. Mereka adalah nyawa dari setiap fasilitas produksi.
    5. dari proses pemurnian minyak (bleaching dan deodorizing), ada dua hasil samping utama:
    a. Spent Bleaching Earth (SBE): Ini adalah tanah liat bekas yang sudah menyerap pengotor dari minyak. Fungsinya bisa jadi bahan bakar alternatif (karena masih mengandung minyak), bahan baku untuk ekstraksi kembali senyawa berharga, atau tambahan pada bahan konstruksi.
    b. Palm Fatty Acid Distillate (PFAD): Ini adalah campuran asam lemak bebas yang diuapkan saat proses penghilangan bau. PFAD sangat berharga sebagai bahan baku utama untuk industri sabun, oleokimia (untuk menghasilkan gliserin atau asam lemak murni), biodiesel, atau bahkan pakan ternak.
    kedua hasil samping ini bukan sekadar limbah, melainkan sumber daya bernilai tinggi yang dapat dimanfaatkan kembali untuk mengurangi limbah dan menciptakan produk lain.

    BalasHapus
  17. Meisya Apriliani Wulandari / 04 / 12 - TKI 230 Juli 2025 pukul 12.45

    1. Suhu pada tangki deodorized untuk menghilangkan FFA (Free Fatty Acid/Asam Lemak Bebas) bervariasi tergantung pada jenis minyak dan kualitas yang diinginkan, tetapi umumnya berada dalam kisaran 260-275 °C.
    2. a. Menghilangkan Warna yang Tidak Diinginkan
    b. Mengurangi Asam Lemak Bebas (FFA)
    c. Menghilangkan Senyawa Pengotor Lainnya
    d. Senyawa yang Menyebabkan Bau dan Rasa Tidak Enak
    3. agar tidak terpengaruhi kadar air, karena kadar air yang tinggi membuat prosesnya akan menjadi lebih lama.
    4. Beberapa utility penting di industri pengolahan minyak:
    * Steam (uap panas) : untuk pemanasan, sterilisasi, dan deodorizing.
    * Vacuum system : untuk proses deodorizing dan pemurnian.
    * Cooling water : untuk pendinginan produk akhir atau alat.
    * Compressed air : untuk pneumatik (alat bantu mekanik).
    * Listrik : untuk menggerakkan mesin, pompa, motor.
    * Pelarut organik (contoh: heksana): untuk ekstraksi minyak
    5. dari proses pemurnian minyak (bleaching dan deodorizing), ada dua hasil samping utama:
    a. Spent Bleaching Earth (SBE): Ini adalah tanah liat bekas yang sudah menyerap pengotor dari minyak. Fungsinya bisa jadi bahan bakar alternatif (karena masih mengandung minyak), bahan baku untuk ekstraksi kembali senyawa berharga, atau tambahan pada bahan konstruksi.
    b. Palm Fatty Acid Distillate (PFAD): Ini adalah campuran asam lemak bebas yang diuapkan saat proses penghilangan bau. PFAD sangat berharga sebagai bahan baku utama untuk industri sabun, oleokimia (untuk menghasilkan gliserin atau asam lemak murni), biodiesel, atau bahkan pakan ternak.
    kedua hasil samping ini bukan sekadar limbah, melainkan sumber daya bernilai tinggi yang dapat dimanfaatkan kembali untuk mengurangi limbah dan menciptakan produk lain.

    BalasHapus
  18. NUR RAHMA AZIZA SAFITRI XII TKI-2 1530 Juli 2025 pukul 13.40

    1. 260°c - 275°c
    2. agar warna minyak menjadi kuning sempurna dan layak untuk di konsumsi dan juga menarik konsumen
    3. agar tidak terpengaruhi kadar air, karena kadar air yang tinggi membuat prosesnya akan menjadi lebih lama
    4. boiler, heat exchanger, cooling tower
    5. untuk menghilangkan warna gelap warna gelap dan untuk menarik konsumen dan juga untuk menghilangkan bau cpo

    BalasHapus
  19. SITI AISYAH XII TKI 2 / 2730 Juli 2025 pukul 13.45

    1. Pada tahap deodorizing, suhu tinggi yang digunakan—berkisar antara 260°C hingga 275°C—memegang peran penting dalam menurunkan kadar FFA pada CPO. Proses ini dilakukan secara terkendali agar kandungan gizi alami minyak tetap terjaga tanpa mengalami kerusakan.


    2. Pemucatan minyak bertujuan untuk menghilangkan warna yang tidak diinginkan dan mengurangi kandungan zat pengotor. Dengan begitu, minyak akan lebih tahan terhadap oksidasi dan tidak mudah rusak selama masa penyimpanan.


    3. Sebelum proses ekstraksi minyak dari kacang tanah dilakukan, bahan baku harus benar-benar kering. Jika terdapat air, kadar kelembapan akan meningkat dan bisa menurunkan efisiensi ekstraksi serta mempengaruhi mutu minyak yang dihasilkan.


    4. Dalam industri pengolahan minyak nabati, sistem utilitas seperti uap, air proses, listrik, dan udara tekan saling berkaitan. Contohnya, uap dihasilkan dari air proses yang dipanaskan di boiler dan digunakan untuk memanaskan unit produksi maupun menggerakkan turbin listrik yang menopang jalannya operasional.


    5. Sisa hasil proses deodorizing berupa PFAD memiliki nilai guna tinggi sebagai bahan baku pembuatan sabun, pupuk, hingga lilin. Sementara residu dari pemucatan seperti SBE dapat dimanfaatkan kembali sebagai kompos atau material tambahan dalam konstruksi.

    BalasHapus
  20. ROIHANATA LAIYINUN FARIL HAMRA XII TKI 2/2030 Juli 2025 pukul 13.46

    1. 260°C - 275°C
    2. karena, untuk menghilangkan warna yang tidak diinginkan dari minyak sawit mentah & mengurangi asam lemak bebas (FFA)
    3. agar tidak membutuhkan waktu yang lama dalam proses nya
    4. Heat exchanger, Cooking Water, Boiler
    5. • Spent Bleaching Earth (SBE)
    SBE, hasil dari proses bleaching, bisa jadi sumber energi alternatif atau bahan bakar, untuk memulihkan minyak, dan sebagai bahan baku kompos.
    • Deodorizer Fatty Acid Distillate (DFAD)
    DFAD, hasil samping dari proses deodorizing, berfungsi sebagai bahan baku utama untuk biodiesel.

    BalasHapus
  21. VALENCYO BINTANG SYALVERO/XII TKI 2/3130 Juli 2025 pukul 13.51

    1. Berapa suhu pada tangki deodorized untuk menghilangkan FFA (free fatty acid/asam lemak bebas)

    Jawab: Suhu yang dibutuhkan pada tangki deodorized untuk menghilangkan FFA yaitu 260-275⁰C.

    2. Kenapa minyak harus dipucatkan

    Jawab:

    Pada proses ini dilakukan penambahan
    karbon aktif dan tanah pemucat atau bleaching earth yang berfungsi untuk
    menjernihkan dan membersihkan minyak karena dapat mengendapkan atau
    mengadsorpsi semua komponen polar pada crude palm oil, yaitu moisture,
    impurities, logam berat, ß-karoten, fosfor, dan bisa menghilangkan antioksidan,
    keton, aldehid, gum, dan klorofil

    Semakin banyak jumlah bleaching
    earth yang ditambahkan, semakin banyak pengotor yang diadsorpsi sehingga minyak
    goreng akan semakin bagus kualitasnya.

    Minyak harus dipucatkan karena untuk:

    a. Untuk menghilangkan warna yang tidak diinginkan
    b. Untuk menghilangkan kotoran dan kontaminan
    c. Meningkatkan kestabilan penyimpanan

    3. Kenapa pada saat praktikum ekstraksi kacang tanah harus menggunakan kacang tanah yang kering

    Jawab: Untuk efisiensi proses ekstraksi dan kualitas minyak yang dihasilkan. Karena jika kacang tanah memiliki kandungan air yang cukup banyak maka akan lebih lama pada proses ekstraksi

    4. Utility apa yang diperlukan dalam skala industri

    Jawab:

    Utility yang diperlukan ada 3:

    a. Cooling tower
    b. Chiller
    c. Boiler


    5. Apa hasil samping dari proses bleaching (pemucatan) dan deodorizing (penghilangan bau) beserta fungsinya

    Jawab:

    a. Hasil samping proses bleaching adalah Spent Bleaching Earth (SBE) yang termasuk limbah (B3). Maka dari itu SBE sendiri tidak ada fungsinya dan akan dibuang ditempat khusus limbah B3.

    b. Hasil samping proses deodorizing ada Palm Fatty Acid Distillate (PFAD). PFAD merupakan minyak samping dari hasil penyulingan minyak kelapa sawit mentah (CPO). Fungsinya sendiri dapat digunakan dalam pembuatan kosmetik dan bisa juga sebagai pakan ternak

    BalasHapus
  22. Pertanyaan seputar materi industri sabun dan deterjen
    (Kelompok 2)

    1. Apa perbedaan sabun dan deterjen dari segi komposisi?
    2. Apa pengawet di deterjen bubuk tidak diperlukan?
    3. Apa sabun bisa dibuat untuk memutihkan kulit
    4. Jelaskan reaksi kimia proses produksinya secara sistem matika!
    5. Apakah sampo proses produksinya sama dengan sabun?

    BalasHapus
    Balasan
    1. M Yud'a Dzikri Firlana XII TKI-2/0830 Juli 2025 pukul 14.39

      1.sabun deterjen bisa menggunakan pengawet sabun biasa tidak menggunakan pengawet
      2.deterjen padat/bubuk tidak menggunakan bahan padat, tetapi jika dibuat dengan cair menggunakan pengawet
      3.Hanya bisa digunakan untuk menyerahkan kulit tetapi jika ingin memutihkan kulit menggunakan sabun harus menambahkan bahan kimia tertentu
      4.Jika sabun, hanya bereaksi antara lemak dan NaOH (reaksi saponifikasi),Jika Deterjen menggunakan surfaktan khsusnya texapon
      5.Tidak sama karena sabun menggunakan reaksi saponifikasi sedangkan sampo tidak menggunakan reaksi saponifikasi

      Hapus
    2. Rony Dwi Putra Hamka Abdilla XII TKI-2/2130 Juli 2025 pukul 14.41

      1.Sabun umumnya terbuat dari bahan alami seperti lemak atau minyak nabati yang direaksikan dengan basa (alkali), sedangkan deterjen terbuat dari bahan sintetis yang dibuat melalui proses kimia.
      2.Kalau deterjen bubuk tidak menggunakan pengawet
      3.Hanya bisa digunakan untuk mencerahkan kulit, kalau ingin memutihkan harus menggunakan bahan kimia tambahan
      4.Reaksi kimia utama dalam pembuatan sabun disebut saponifikasi, yaitu reaksi antara lemak atau minyak dengan basa kuat seperti natrium hidroksida (NaOH) atau kalium hidroksida (KOH). Reaksi ini menghasilkan sabun (garam asam lemak) dan gliserol. Untuk deterjen, prosesnya melibatkan reaksi kimia pada hidrokarbon dari minyak bumi, kemudian dinetralkan dengan alkali untuk menghasilkan deterjen.
      5.Tidak sama, sabun memiliki bahan baku lemak dan NaOH yang membentuk reaksi saponifikasi, kalau shampo hanya pencampuran bahan-bahan aktif tanpa ada reaksi kimia

      Hapus
    3. M Iqbal Baihaqi S XII TKI 2/0730 Juli 2025 pukul 14.44

      1.Sabun dibuat dari lemak atau minyak nabati/hewan yang direaksikan dengan alkali, sedangkan deterjen adalah senyawa sintetis yang seringkali berbasis petrokimia
      2.Tidak semua deterjen bubuk memerlukan pengawet. Deterjen bubuk, yang pada dasarnya adalah produk kering, tidak rentan terhadap pertumbuhan mikroorganisme seperti deterjen cair yang mengandung air.
      3.Fungsi sabun adalah untuk mengangkat daki kalau untuk membuat kulit putih harus ada perawatan yg lebih lanjut
      4.Dari lemak nabati lalu di tambahkan NaOH lalu melewati proses saponifikasi
      5.Berbeda karena sabun melewati proses saponifikasi sedangkan sampo tidak

      Hapus
    4. Gusti Pinayungan XII TKI 2 | 1730 Juli 2025 pukul 14.44

      1. Deterjen dapat menggunakan pengawet, jika sabun tergantung merk sabun tersebut.
      2. Tak semua deterjen bubuk menggunakan pengawet, hanya yang cair untuk menghindari pembusukan.
      3. Hanya dibisa digunakan untuk mencerahkan kulit, jika ingin memutihkan harus ada bahan kimia tambahan.
      4. Reaksi antara lemak dan NaOH atau KOH pada sabun, sedangkan pada sampp dan deterjen menggunakan surfaktan ALS dan Texapon.
      5. Proses produksi sampo tidak sama dengan sabun, sabun memerlukan proses saponifikasi, namun jika sampo hanya percampuran bahan-bahan

      Hapus
    5. Rossi Mitha Amelia (22) TKI 230 Juli 2025 pukul 14.53

      1. Sabun di gunakan untuk kulit dengan bahan menggunakan lemak + NaOH yang menjadi proses saponifikasi

      Detergen di gunakan untuk kain dengan menggunakan bahan teraxpon + compospen yang menghasilkan proses surfaktan

      2. Tidak, hanya detergen cair karena lebih rentan terhadap kontaminasi, dan mudah berubah texture apabila terkontaminasi dengan air dan udara

      3. Bisa tergantung seberapa banyak bahan aktif yang dicampurkan dan juga persentasenya salah satu bahan aktif yg memutihkan kulit adalah niacenamide, vitamin c dan juga glutatione.

      4. Secara singkat reaksi kimia sabun terbentuk karena lemak + NaOH yang membentuk proses saponifikasi

      5. Sampho proses produksinya sama dengan detergen hanyan memerlukan proses pencampuran bahan dan juga bahan aktif dan tidak memerlukan proses saponifikasi seperti sabun yang terbentuk karena percampuran lemak dan NaOH

      Hapus
    6. Nama: Moch Ilham Kurniawan XII TKI-2/0530 Juli 2025 pukul 14.56

      1. Perbedaan sabun& deterjen dari segi komposisi
      Jawab:
      Berdasarkan jawaban dari kelompok 2 dan penambahan dari pak Onny. perbedaan secara signifikan mengenai komposisi pada proses pembuatan sabun dan juga deterjen terletak pada penambahan pereaksi jikalau untuk sabun yang diperuntukkan pada umumnya untuk kulit dengan reaksi yang terjadi yakni antara lemak dan juga pereaksi basa kuat berupa natrium hidroksida ataupun kalium hidroksida, berbeda dengan deterjen bahan yang ditambahkan yakni seperti surfaktan sebagai bahan aktif yang seperti halnya contohnya adalah texapon.

      2. Apa pengawet di deterjen bubuk tidak pakai atau diperlukan
      Jawab:
      Jika ditinjau dari teori bahwasanya bahan berupa solid tidak mudah rusak ketimbang bahan cair Hal ini mempertegaskan bahwasanya bahan cair lebih mudah teroksidasi dikarenakan adanya proses hidrolisis dan juga adanya kontaminan yang terjadi berupa bakteri-bakteri sehingga dapat menyebabkan terjadinya oksidasi ataupun terjadinya pembusukan atau rusaknya bahan. Maka dari itu untuk pertanyaan apakah pengawet di deterjen bubuk diperlukan jawabannya adalah tidak. Karena sesungguhnya yang perlu untuk diberikan pengawet adalah bahan sabun yang terbuat atau memiliki bentuk yang cair.

      3. Apa sabun bisa dibuat memutihkan kulit
      Jawab: sabun bisa memutihkan badan ketika sabun tersebut ditambahkan oleh bahan aktif bahan aktif lain yang memiliki situs atau sifat khusus untuk dapat memutihka seperti halnya yang saya ketahui untuk mencerahkan kulit yaitu dengan menambahkan komponen seperti vitamin c, niacinamide, Glutathione yang ada pada komposisi sabun saya. Dengan hal ini sesuai dengan pernyataan bahwasanya ketika terdapat gaya gosok pada suatu bahan atau material maka hal tersebut akan memberikan tegangan sehingga dapat membersihkan suatu kotoran pada material tersebut dengan diberikan bahan aktif yang memberikan zat aditif.

      4. Bisa dijelaskan reaksi kimia secara sistematika
      Jawab: pada dasarnya dalam pembuatan sabun reaksi yang terjadi adalah antara lemak dan juga NaOH sehingga terjadinya saponifikasi

      5. Apakah shampoo proses produksinya sama dengan sabun
      Jawab:
      Berbeda, sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh pak Onny, bahwasanya sesuai dengan komposisi bahan yang ditambahkan sabun terdapat penambahan pereaksi berupa NaOH jika laut shampo hanya lemak dan juga diberikan bahan aktif yang dapat meninjau dari kualitas.

      Hapus
    7. Muhammad Zain Ba'Dhiya'Ulhaq Hasrian XII TKI-2/0930 Juli 2025 pukul 14.57

      1. Sabun dan deterjen memiliki perbedaan dalam komposisi penyusunnya. Perbedaan utamanya terletak pada bahan aktif yang digunakan di masing-masing produk.
      2. Pengawet umumnya tidak diperlukan pada deterjen bubuk karena bentuknya yang padat tidak mudah ditumbuhi bakteri. Namun, jika deterjen berbentuk cair, penggunaan pengawet tetap dibutuhkan untuk menjaga kestabilan dan daya simpannya.
      3. Sabun tidak dapat atau kurang efektif digunakan untuk memutihkan kulit secara signifikan, namun tergantung kandungan yang ada di dalamnya.
      4. Pada dasarnya dalam pembuatan sabun reaksi yang terjadi adalah antara lemak dan juga NaOH sehingga terjadinya proses saponifikasi.
      5. Proses produksi sampo dan sabun memang memiliki kemiripan karena sama-sama melibatkan pencampuran bahan aktif pembersih, namun tidak sepenuhnya sama. Sabun biasanya dibuat melalui proses saponifikasi antara lemak atau minyak dengan alkali, sedangkan sampo menggunakan surfaktan sintetis yang lebih lembut dan dilengkapi bahan tambahan seperti kondisioner, pewangi, dan pengatur pH agar cocok untuk rambut dan kulit kepala.

      Hapus
    8. R. Dimas Nugroho Indra Putra |XII KI 2 / 1630 Juli 2025 pukul 14.58

      1. perbedaan signifikan yang terjadi terletak pada sabun dan dertejen ada di bahannya, dimana sabun bereaksi antara lemak dan NaOH jika deterjen berbahan baku surfaktan
      2. ya benar deterjen bubuk tidak memerlukan prngawet karena perlakuannya berbeda dengan deterjen cair yang memerlukan prngawet, untuk signifikannya karena deterjen bubuk tidak mengandung air sama sekali (kelembapan)
      3. bisa tapi tergantung bahan aktif apa yang di gunakan
      4. pada dasarnya dalam pembuatan sabun reaksi yang terjadi adalah saponifikasi (percampuran antara lemak dan NaOH)
      5. berbeda jika sabun dibuat melalui reaksi saponifikasi jika shampo di buat melalui bahan aktif tanpa reaksi kimia utama

      Hapus
    9. Tria 'Abidah A XII TKI-2 / 3030 Juli 2025 pukul 14.58

      1. • Sabun untuk kulit dengan menggunakan bahan lemak + NaOH yang menjadi proses saponifikasi
      • Detergen untuk kain dengan menggunakan bahan teraxpon + compospen yang menghasilkan proses surfaktan
      2. Tidak, karena detergen cair lebih rentan terhadap kontaminasi
      3. Tergantung seberapa banyak bahan aktif yang dibutuhkan untuk memutihkan
      4. Secara singkat reaksi kimia sabun terbentuk karena lemak + NaOH yang membentuk proses saponifikasi
      5. Sampo proses produksinya sama dengan detergen hanya memerlukan proses pencampuran bahan dan tidak memerlukan proses saponifikasi seperti sabun

      Hapus
    10. VALENCYO BINTANG SYALVERO/XII TKI 2/3130 Juli 2025 pukul 14.59

      1. Perbedaan sabun& deterjen dari segi komposisi
      Jawab:

      Sabun dibuat dari reaksi antara lemak/minyak alami dengan basa (NaOH atau KOH) melalui proses saponifikasi.
      Deterjen dibuat dari bahan sintetis, terutama surfaktan buatan seperti Texapon, bukan dari lemak.

      2. Apa pengawet di deterjen bubuk tidak pakai atau diperlukan
      Jawab:

      Tidak diperlukan karena deterjen berbentuk padatan (serbuk). Tapi diperlukan jika deterjen dengan bentuk sediaan cair

      3. Apa sabun bisa dibuat memutihkan kulit
      Jawab:

      Tidak bisa atau kurang efektif, namun setahu saya sabun dapat memutihkan atau mencerahkan jika mengandung Niacinamide, AHA (Alpha Hydroxy Acids), Vitamin C.

      4. Bisa dijelaskan reaksi kimia secara sistematika
      Jawab:

      Dalam pembuatan sabun reaksi yang terjadi adalah antara lemak dan juga NaOH sehingga terjadinya saponifikasi.

      5. Apakah shampoo proses produksinya sama dengan sabun
      Jawab:

      Tidak sama, shampoo prosesnya hampir sama dengan deterjen hanya mencampurkan bahan aktifnya seperti ALS ( Ammonium Laurate Sulfat), Texapon.
      Jika sabun sendiri ada proses saponifikasi
      Seperti, antara lemak dengan NaOH. Jika proses saponifikasi gagal/tidak sempurna maka sabun tersebut memiliki kualitas yang jelek atau bahkan tidak jadi.

      Hapus
    11. Syifa keysyayara putri K./ XII TKI-2/2830 Juli 2025 pukul 15.00

      1. sabun terbuat dari bahan alami seperti minyak atau lemak hewani/nabati yang bereaksi dengan alkali(basa kuat) seperti NaOH proses ini disebut saponifikasi. Sedangkan detergen terbuat dari bahan aktif seperti surfaktan,texapone yang saling bereaksi.

      2. Secara umum Pengawet pada detergen bubuk tidak terlalu banyak digunakan daripada detergen cair. Hal tersebut karena aktivitas air dalam deterjen bubuk jauh lebih rendah sehingga pertumbuhan mikroorganisme sangat lambat.Pengawet yang digunakan biasanya adalah natrium benzoat.

      3. Fungsi sabun sendiri adalah membantu mengangkat kotoran pada kulit, untuk memutihkan sabun dapat di tambah kan bahan aktif seperti Niacinamide,Glutathione tetapi biasanya dalam rentan waktu yang lama sehingga dapat di bantu dengan lotion supaya lebih efektif.

      4. Proses reaksi kimia pada sabun terjadii ketika:
      asam lemak bereaksi dengan NaOH sehingga terjadi saponofikasi
      sedangkan pada shampo dan deterjen terjadi ketika :
      bahan aktif yang bereaksi satu sama lain seperti surfaktan dan texapon.

      5. Proses produksinya berbeda karena sabun diprodukai melalui proses saponifikasi.
      Sedangkan shampo diproduksi memggunakan bahan aktif surfaktan seperti SLS

      Hapus
    12. Risma Tsaltsa Nabilla XII TKI 2/1930 Juli 2025 pukul 15.03

      1. Sabun digunakan untuk membersihkan kulit dengan bahan dasar lemak yang direaksikan dengan NaOH melalui proses saponifikasi. Sedangkan deterjen digunakan untuk mencuci kain dengan memanfaatkan bahan aktif seperti terakson dan kompospen yang menghasilkan proses pembentukan surfaktan.
      2. Tidak semua deterjen bubuk mengandung pengawet, hanya deterjen cair yang memerlukannya untuk mencegah pembusukan.
      3. Hanya dapat digunakan untuk mencerahkan kulit, sedangkan untuk memutihkan diperlukan tambahan bahan kimia.
      4. Secara singkat reaksi kimia sabun terbentuk karena lemak + NaOH yang membentuk proses saponifikasi
      5. Sampo proses produksinya sama dengan detergen hanyan memerlukan proses pencampuran bahan dan tidak memerlukan proses saponifikasi seperti sabun

      Hapus
    13. Keysha Prista XII TKI-2/0230 Juli 2025 pukul 15.03

      1. • Sabun berasal dari reaksi alami antara lemak dan basa.

      • Deterjen merupakan produk sintetis dari berbagai bahan kimia industri.

      Dari segi komposisi, deterjen lebih kompleks dan lebih tahan terhadap kondisi air yang bervariasi.
      2. Secara umum, deterjen bubuk tidak perlu pengawet karena sifat kering dan kimianya sudah cukup stabil. Tapi pada formula khusus, terutama yang mengandung enzim, pengawet bisa saja ditambahkan untuk menjaga kualitas produk selama penyimpanan.
      3. Ya, sabun bisa dibuat untuk memutihkan atau mencerahkan kulit, asalkan menggunakan bahan yang aman dan sesuai aturan. Seperti: glutathione, kojic acid, niacinamite, vit C
      4. • Reaksi kimia sabun adalah reaksi saponifikasi → lemak/minyak bereaksi dengan basa kuat menghasilkan sabun + gliserol
      • Sabun adalah garam dari asam lemak

      • Reaksi ini bisa berlangsung panas atau dingin, tergantung metode pembuatan sabunnya
      5. Tidak sama.
      Meskipun sama-sama produk pembersih, proses pembuatan sampo dan sabun berbeda secara prinsip kimia dan cara produksinya.
      • Sabun dibuat melalui reaksi kimia (saponifikasi) antara minyak/lemak dan basa.

      • Sampo dibuat melalui proses pencampuran bahan-bahan kimia, tanpa reaksi saponifikasi.

      Keduanya punya fungsi pembersih, tapi formulasi, pH, dan cara pembuatannya berbeda.

      Hapus
    14. Achmad Rofi Subhan XII TKI-2/0130 Juli 2025 pukul 15.07

      Pertanyaan seputar materi industri sabun dan deterjen
      (Kelompok 2)

      1. Apa perbedaan sabun dan deterjen dari segi komposisi?
      Jawaban : Perbedaan yang mendasar antara sabun dan deterjen adalah dari bahan baku utama serta bahan pembantu dalam pembuatan sabun dan deterjen tersebut.

      2. Apa pengawet di deterjen bubuk tidak diperlukan?
      Jawaban : Deterjen bubuk tidak memerlukan bahan pengawet, bahan pengawet digunakan umumnya pada yang bersifat cair seperti deterjen cair. Adapun bahan pengawet yang digunakan pada deterjen cair dan shampo adalah surfaktan.

      3. Apa sabun bisa dibuat untuk memutihkan kulit
      Jawaban : Bisa, apabila ditambahkan lebih zat aktif yang mempunyai fungsi dapat mencerahkan kulit seperti kojic acid.

      4. Jelaskan reaksi kimia proses produksinya secara sistematika!
      Jawaban : Reaksi saponifikasi, atau reaksi penyabunan, adalah proses pembuatan sabun. Reaksi ini melibatkan pemecahan trigliserida (lemak atau minyak) dengan basa kuat (seperti NaOH atau KOH) menghasilkan sabun.
      • Reaksi yang terjadi :
      Lemak/minyak + Basa kuat (NaOH/KOH) = Reaksi Saponifikasi

      5. Apakah sampo proses produksinya sama dengan sabun?
      Jawaban : Tidak, karena shampo memerlukan treatment/perlakuan yang berbeda dengan proses pembuatan sabun. Shampo sendiri tidak terdapat reaksi kimia seperti hal nya proses membuat sabun, karena proses pembuatan shampo hanya tinggal mencampurkan bahan-bahan pembuat shampo.

      Hapus
    15. Nabila Juharil Inayah/10 - XII TKI 230 Juli 2025 pukul 15.07

      1. Yang membedakan komposisi pembuatan sabun dan deterjen adalah dari bahan yang di gunakan karena untuk pembuatan sabun menggunakan NaOH sedangkan untuk pembuatan deterjen menggunakan Surfaktan.
      2. Tergantung jenis deterjen nya, apabila deterjen nya berupa liquid maka diperlukan pengawet di bahannya (misalnya, Natrium Benzoat). Dan sebaliknya apabila deterjen berupa padatan tidak diperlukan pengawet.
      3. Banyak jenis macam sabun, apabila sabun cuci piring ataupun deterjen sudah di pastikan tidak dapat digunakan untuk memutihkan kulit, sedangkan jika sabun mandi tergantung juga dengan formulasi bahan yang digunakan apakah terdapat kandungan vitamin C, whitening, brightening, niacinamide, dll yang dapat memulihkan kulit.
      4. Reaksi dari pembuatan sabun yang terpenting adalah karena adanya reaksi alkali (lemak + NaOH -> Saponifikasi)
      5. Tidak, karena apabila dilihat dari bahan yang digunakan untuk sabun menggunakan NaOH, sedangkan sampo menggunakan Surfaktan maka untuk proses produksinya tentu berbeda. Karena juga sabun melalui reaksi kimia (saponifikasi), sedangkan sampo dicampur dengan bahan aktif tanpa reaksi kimia.

      Hapus
    16. Naufal Azka Rabbani30 Juli 2025 pukul 15.18

      1. Sabun dibuat dari bahan alami seperti lemak hewani atau minyak nabati yang direaksikan dengan zat basa (alkali) melalui proses yang dikenal sebagai saponifikasi. Sementara itu, deterjen merupakan bahan sintetis yang berasal dari produk turunan minyak bumi dan bahan kimia lainnya. Komponen utama deterjen adalah surfaktan.


      2. Pengawet diperlukan dalam produk deterjen untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri dan jamur serta menjaga kestabilan campuran bahan selama penyimpanan. Baik deterjen cair maupun bubuk memerlukan pengawet, namun dalam jumlah berbeda. Deterjen cair lebih rentan terhadap kontaminasi karena kandungan airnya lebih tinggi, sehingga membutuhkan pengawet lebih banyak. Sedangkan deterjen bubuk, meskipun lebih kering dan memiliki risiko kontaminasi lebih rendah, tetap memerlukan pengawet untuk menjaga kualitas produk selama masa simpan, terutama jika terpapar kelembapan.


      3. Sabun memang dapat membantu mencerahkan kulit, namun perlu ditambahkan bahan aktif tertentu seperti kojic acid, arbutin, vitamin C, atau ekstrak licorice yang diketahui memiliki efek pencerah. Tanpa bahan-bahan tersebut, sabun biasa tidak memiliki kemampuan memutihkan secara signifikan.


      4. Reaksi kimia pembuatan sabun melibatkan reaksi antara lemak atau minyak dengan basa kuat disebut saponifikasi, menghasilkan gliserol dan garam dari asam lemak (sabun).
      Rumus reaksi:
      Lemak/minyak + Alkali → Gliserol + Sabun

      5. Proses pembuatan sampo tidak sepenuhnya sama dengan sabun. Meskipun keduanya digunakan sebagai pembersih, sampo dirancang khusus dengan formulasi dari surfaktan sintetis agar lembut di rambut dan kulit kepala. Sebaliknya, sabun umumnya dibuat dari campuran minyak nabati dan NaOH, dan lebih ditujukan untuk membersihkan kulit atau permukaan tubuh lainnya.

      Hapus
  23. Zalfa Aulia Salsabila XII TKI 2/33

    1. Perbedaan Sabun dan Deterjen dari Segi Komposisi

    Sabun dibuat dari reaksi saponifikasi antara asam lemak (biasanya dari minyak nabati atau lemak hewan) dan basa (seperti natrium hidroksida atau kalium hidroksida). Hasilnya adalah garam asam lemak. Deterjen, di sisi lain, dibuat secara sintetis dari bahan-bahan petrokimia dan biasanya mengandung surfaktan (surface active agents) seperti alkilbenzena sulfonat. Deterjen juga sering mengandung builder (pembantu pencuci), enzim, dan pewangi.

     

    2. Pengawet di Deterjen Bubuk

    Pengawet diperlukan dalam deterjen bubuk untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Kelembapan dan nutrisi dalam deterjen bubuk menciptakan lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan mikroba, yang dapat merusak produk dan menyebabkan bau tidak sedap.

     

    3. Sabun Pemutih Kulit

    Beberapa sabun memang dipasarkan dengan klaim memutihkan kulit. Namun, efek pemutihan ini biasanya bersifat sementara dan disebabkan oleh bahan-bahan pemutih kimia yang ditambahkan, bukan oleh sifat dasar sabun itu sendiri. Penggunaan sabun pemutih kulit jangka panjang dapat merusak kulit.

     

    4. Reaksi Kimia Produksi Sabun (Saponifikasi)

    Reaksi saponifikasi adalah reaksi hidrolisis basa dari lemak atau minyak. Secara sederhana, dapat ditulis sebagai berikut:

    Lemak/Minyak + 3NaOH \rightarrow Gliserol + 3Sabun

    Reaksi ini melibatkan pemecahan ikatan ester dalam lemak atau minyak oleh basa kuat (NaOH), menghasilkan gliserol dan garam asam lemak (sabun). Persamaan kimia yang lebih detail akan bergantung pada jenis lemak atau minyak yang digunakan. Proses produksi deterjen jauh lebih kompleks dan melibatkan banyak reaksi kimia yang berbeda, tergantung pada jenis deterjen yang dihasilkan.

     

    5. Proses Produksi Sampo dan Sabun

    Proses produksi sampo dan sabun berbeda. Meskipun keduanya menggunakan surfaktan untuk membersihkan, sampo dirancang khusus untuk rambut dan kulit kepala, dan biasanya mengandung bahan-bahan tambahan seperti kondisioner, pelembab, dan anti-ketombe. Sabun, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dibuat melalui reaksi saponifikasi. Sampo dibuat melalui proses pencampuran dan formulasi berbagai bahan kimia, tanpa melalui reaksi saponifikasi.

    BalasHapus
  24. Shivany Chalingga/2630 Juli 2025 pukul 14.46

    1. Sabun dibuat dari minyak + basa (alami), sedangkan detergen dari bahan kimia minyak bumi + zat aktif buatan.
    2. Detergen Bubuk tidak perlu menggunakan pengawet, karena bentuk bubuk tidak mudah ditumbuhi mikroba kecuali pada deterjen cair.
    3. Bisa, jika ditambah bahan pencerah seperti kojic acid atau ekstrak bengkoang.
    4. Reaksi Kimia Sabun (Saponifikasi)
    Minyak + NaOH → Sabun + Gliserin.
    5. Proses Sabun dan Sampo Berbeda. Sabun lewat reaksi kimia (saponifikasi), sampo dicampur bahan aktif tanpa reaksi kimia sama seperti detergen.

    BalasHapus
  25. SITI AISYAH XII TKI 2 / 2730 Juli 2025 pukul 14.52

    1. Sabun biasanya dibuat dari bahan-bahan alami seperti minyak hewani atau nabati yang bereaksi dengan zat basa kuat, sedangkan deterjen berasal dari bahan kimia sintetis hasil rekayasa industri.

    2. Deterjen bubuk umumnya tidak membutuhkan tambahan bahan pengawet.

    3. Produk ini hanya berfungsi mencerahkan warna kulit secara alami, namun untuk efek memutihkan diperlukan zat kimia khusus yang bekerja lebih intensif.

    4. Reaksi penting dalam pembuatan sabun disebut saponifikasi, yakni ketika minyak atau lemak direaksikan dengan alkali kuat seperti NaOH atau KOH, yang kemudian menghasilkan sabun dan gliserin. Sedangkan pada deterjen, reaksi dimulai dari senyawa turunan minyak bumi yang diolah dan dinetralkan dengan basa sehingga membentuk zat pembersih sintetis.

    5. Keduanya tidak serupa, sabun terbentuk lewat reaksi antara lemak dan basa (saponifikasi), sedangkan sampo merupakan hasil pencampuran berbagai bahan aktif tanpa melibatkan reaksi kimia seperti pada sabun.

    BalasHapus
  26. yulia fitri XII TKI-2 3230 Juli 2025 pukul 14.52

    1. Perbedaan Sabun dan Deterjen dari Segi Komposisi:
    deterjen merupakan produk sintetis dari berbagai bahan kimia industri. dari segi komposisi, teteh aja ngetik kompleks dan lebih tahan terhadap kondisi air yang bervariasi.
    2. Pengawet di Deterjen Bubuk:
    Pengawet diperlukan dalam deterjen bubuk untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur, yang dapat merusak produk dan menyebabkan bau tidak sedap. Meskipun deterjen itu sendiri bersifat antimikroba sampai batas tertentu, pengawet tambahan memastikan stabilitas dan kualitas produk selama penyimpanan.
    3. Sabun Pemutih Kulit:
    Beberapa sabun memang mengandung bahan pemutih, seperti hidrokuinon atau asam kojic, yang dapat membantu mencerahkan kulit. Namun, perlu diingat bahwa penggunaan bahan-bahan ini harus hati-hati dan sesuai petunjuk, karena dapat menyebabkan iritasi atau efek samping lainnya jika digunakan secara berlebihan.
    4. Reaksi Kimia Produksi Sabun (Saponifikasi):
    Reaksi kimia pembuatan sabun disebut saponifikasi. Secara sederhana, reaksi ini dapat digambarkan sebagai berikut:
    Lemak/Minyak + 3NaOH \rightarrow Gliserol + 3Sabun
    Lebih spesifik, reaksi saponifikasi melibatkan hidrolisis ester (lemak/minyak) dalam suasana basa. Asam lemak dalam lemak/minyak bereaksi dengan basa (misalnya, NaOH) untuk membentuk garam asam lemak (sabun) dan gliserol.
    5. Proses Produksi Sampo dan Sabun:
    Proses produksi sampo dan sabun berbeda. Meskipun keduanya melibatkan proses pembersihan, sampo dirancang untuk membersihkan rambut dan kulit kepala, sementara sabun dirancang untuk membersihkan tubuh. Sampo mengandung surfaktan yang dirancang untuk membersihkan rambut dan kulit kepala tanpa menyebabkan iritasi, serta bahan-bahan tambahan seperti kondisioner dan pengawet. Proses pembuatannya lebih kompleks dan melibatkan lebih banyak tahapan daripada pembuatan sabun.

    BalasHapus
  27. Meisya Apriliani Wulandari 04/12 TKI 230 Juli 2025 pukul 14.55

    1.Sabun deterjen bisa menggunakan pengawet sabun biasa tidak menggunakan pengawet
    2.Deterjen padat/bubuk tidak menggunakan bahan padat, tetapi jika dibuat dengan cair menggunakan pengawet
    3.Bisa, jika ditambah bahan pencerah seperti kojic acid atau ekstrak bengkoang.
    4.Dari lemak nabati lalu di tambahkan NaOH lalu melewati proses saponifikasi
    5.Proses produksi sampo dan sabun berbeda. Meskipun keduanya melibatkan proses pembersihan, sampo dirancang untuk membersihkan rambut dan kulit kepala, sementara sabun dirancang untuk membersihkan tubuh. Sampo mengandung surfaktan yang dirancang untuk membersihkan rambut dan kulit kepala tanpa menyebabkan iritasi, serta bahan-bahan tambahan seperti kondisioner dan pengawet. Proses pembuatannya lebih kompleks dan melibatkan lebih banyak tahapan daripada pembuatan sabun.

    BalasHapus
  28. Nur Rahma Aziza Safitri XII TKI-2/1530 Juli 2025 pukul 14.56

    1. • Sabun di gunakan untuk kulit dengan bahan menggunakan lemak + NaOH yang menjadi proses saponifikasi
    • Detergen di gunakan untuk kain dengan menggunakan bahan teraxpon + compospen yang menghasilkan proses surfaktan
    2. Tidak, hanya detergen cair karena lebih rentan terhadap kontaminasi, dan mudah berubah texture apabila terkontaminasi dengan air dan udara
    3. Bisa tergantung seberapa banyak bahan aktif yang dicampurkan dan juga persentasenya salah satu bahan aktif yg memutihkan kulit adalah niacenamide, vitamin c dan juga glutatione.
    4. Secara singkat reaksi kimia sabun terbentuk karena lemak + NaOH yang membentuk proses saponifikasi
    5. Sampo proses produksinya sama dengan detergen hanyan memerlukan proses pencampuran bahan dan tidak memerlukan proses saponifikasi seperti sabun

    BalasHapus
  29. ROIHANATA LAIYINUN FARIL HAMRA XII TKI 2 / 2030 Juli 2025 pukul 14.56

    1. • Sabun: Garam asam lemak (dari lemak alami).
    • Deterjen: Surfaktan sintetik (buatan kimia).
    2. Tidak terlalu perlu, karena kadar air rendah menghambat mikroba.
    3. Hanya bisa mencerahkan, jika ditambahkan bahan pencerah kulit baru bisa memutihkan.
    4. Minyak + NaOH → Sabun + Gliserin.
    5. Tidak sama. Sampo modern umumnya pakai surfaktan sintetik, bukan saponifikasi seperti sabun.

    BalasHapus
  30. Nadine Nashazka C XII TKI-2/1230 Juli 2025 pukul 14.56

    1. Perbedaan sabun dan deterjen dari segi komposisi terletak pada perbedaan bahan baku utama, untuk sabun padat menggunakan NaOH dan untuk sabun cair menggunakan KOH. untuk deterjen menggunakan bahan baku surfaktan
    2. Ya benar, detergen bubuk tidak memerlukan pengawet karena perlakuannya berbeda dengan detergen cair yg memerlukan pengawet. contoh pengawet yg bisa digunakan yakni natrium benzoat.
    3. Tidak bisa, karena fungsi sabun sendiri adalah untuk mengangkat kotoran dengan tegangan permukaan. Jika untuk memutihkan kulit, maka bisa ditambahkan bahan lain seperti kojic acid, arbutin, niacinamide, vitamin C, dll.
    4. Reaksi kimia yg terjadi yaitu lemak + NaOH = saponifikasi. Kalau detergen texapon + camperlan = surfaktan
    5. Beda, karena sabun dibuat lewat reaksi kimia (saponifikasi), lemak + NaOH (basa kuat) yg menghasilkan garam asam lemak (sabun) dan gliserol. Sedangkan sampo dibuat lewat pencampuran bahan aktif tanpa reaksi kimia utama (tidak ada saponifikasi)

    BalasHapus
  31. Nasya Naura Aqeela (XII TKI-2/13)30 Juli 2025 pukul 14.57

    1. Perbedaan nya yaitu sabun terbuat dari bahan alami seperti lemak atau minyak nabati yang direaksikan dengan alkali (basa). Proses ini dikenal sebagai saponifikasi. Sedangkan deterjen adalah bahan sintetis yang dibuat dari produk minyak bumi dan bahan kimia lainnya. Komponen utamanya adalah surfaktan.
    2. Pengawet diperlukan dalam deterjen untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur, serta menjaga stabilitas produk. Tetapi pada detergen bubuk tidak diperlukan karena untuk proses pembusukan sangat minim. Meskipun deterjen bubuk lebih tahan lama dibandingkan deterjen cair, tetapi detergen cair diperlukan pengawet untuk menjaga kualitas dan keamanannya selama penyimpanan.
    3. Bisa. Sabun bisa digunakan memutihkan kulit tetapi harus ditambahkan bahan aktif lainnya selain lemak dan NaOH, seperti kojic acid, arbutin, vitamin C, atau ekstrak licorice yang dikenal dapat mencerahkan kulit.
    4. Reaksi kimia :
    Bahan: Lemak/minyak + Alkali (NaOH atau KOH)
    Reaksi: Lemak/minyak + Alkali → Gliserol + Garam asam lemak (sabun)
    5. Tidak, proses produksi sampo tidak sepenuhnya sama dengan sabun, meskipun keduanya berfungsi sebagai pembersih. Sampo umumnya diformulasikan dari campuran surfaktan sintetis sebagai bahan pembersih utamanya. Sedangkan sabun dirancang terutama untuk membersihkan kotoran dan minyak dari kulit dan permukaan dari bahan minyak nabati dengan campuran NaOH.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Keysha Prista XII TKI-2/0230 Juli 2025 pukul 15.00

      1. • Sabun berasal dari reaksi alami antara lemak dan basa.

      • Deterjen merupakan produk sintetis dari berbagai bahan kimia industri.

      Dari segi komposisi, deterjen lebih kompleks dan lebih tahan terhadap kondisi air yang bervariasi.
      2. Secara umum, deterjen bubuk tidak perlu pengawet karena sifat kering dan kimianya sudah cukup stabil. Tapi pada formula khusus, terutama yang mengandung enzim, pengawet bisa saja ditambahkan untuk menjaga kualitas produk selama penyimpanan.
      3. Ya, sabun bisa dibuat untuk memutihkan atau mencerahkan kulit, asalkan menggunakan bahan yang aman dan sesuai aturan. Seperti: glutathione, kojic acid, niacinamite, vit C
      4. • Reaksi kimia sabun adalah reaksi saponifikasi → lemak/minyak bereaksi dengan basa kuat menghasilkan sabun + gliserol
      • Sabun adalah garam dari asam lemak

      • Reaksi ini bisa berlangsung panas atau dingin, tergantung metode pembuatan sabunnya
      5. Tidak sama.
      Meskipun sama-sama produk pembersih, proses pembuatan sampo dan sabun berbeda secara prinsip kimia dan cara produksinya.
      • Sabun dibuat melalui reaksi kimia (saponifikasi) antara minyak/lemak dan basa.

      • Sampo dibuat melalui proses pencampuran bahan-bahan kimia, tanpa reaksi saponifikasi.

      Keduanya punya fungsi pembersih, tapi formulasi, pH, dan cara pembuatannya berbeda.

      Hapus
  32. Kirana Fitri Sazyuli XII TKI-2 / 0330 Juli 2025 pukul 15.01

    1. Dari segi komposisi, sabun dan deterjen memiliki komposisi yang berbeda. Sabun memiliki komposisi berupa lemak dan NaOH (basa) namun deterjen menggunakan komposisi Surfaktan (untuk membersihkan kain dari kotoran, terutama minyak/lemak)

    2. Dalam deterjen bubuk, pengawet tidak perlu digunakan karena kandungan air yang minimal dan formulanya yang kering, sehingga tidak ada pertumbuhan bakteri dan jamur. Namun jika pertanyaannya adalah deterjen cair, maka ia butuh pengawet untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme, pengawet berupa bahan kimia yakni Natrium Benzoat.

    3. Tidak. Sabun secara umum digunakan manusia untuk mengangkat kotoran/daki di permukaan kulit, jadi tidak bisa untuk memutihkan. Tetapi lain lagi jika sabun tersebut ditambahkan bahan kimia yang berfungsi untuk memutihkan kulit.

    4. Reaksi kimia pada pembuatan sabun terjadi antara lemak dan NaOH sehingga terjadi Reaksi Saponifikasi

    5. Proses Produksi atara Sampo dengan sabun berbeda, terletak pada komposisinya. Sabun menggunakan bahan lemak dan NaOH, sedangkan Sampo menggunakan bahan Surfaktan (untuk membersihkan rambut)

    BalasHapus
  33. Nadia Vanesa Apriliana / 11 / 12 TKI - 230 Juli 2025 pukul 15.02

    1. a. Sabun : Terbuat dari bahan alami (minyak/lemak) yang direaksikan dengan alkali (NaOH/KOH). Surfaktan utamanya adalah garam asam lemak.
    b. Deterjen : Terbuat dari bahan kimia sintetis (turunan minyak bumi). Surfaktan utamanya adalah sulfonat atau sulfat, ditambah berbagai bahan aditif (builder, filler, pemutih, pewangi) untuk meningkatkan daya cuci, stabilitas, dan fungsi lainnya, terutama di air sadah.
    2. a. Kandungan airnya sangat rendah : Mikroorganisme (bakteri, jamur) membutuhkan air untuk tumbuh. Deterjen bubuk yang kering mencegah pertumbuhan ini.
    b. pH tinggi: Kebanyakan deterjen bubuk memiliki pH basa tinggi yang juga tidak disukai mikroorganisme.
    3. Sabun secara langsung tidak bisa memutihkan kulit. Tetapi produk yang mengatakan dapat memutihkan kulit biasanya mengandung bahan aktif pencerah, seperti kojic acid, arbutin, niacinamide, atau vitamin
    4. Secara singkat reaksi kimia sabun terbentuk karena lemak + NaOH yang membentuk proses saponifikasi
    5. Tidak, proses produksi sampo dan sabun tidak sama, meskipun keduanya berfungsi sebagai agen pembersih dan mengandung surfaktan.

    BalasHapus
  34. Saskia Tabina Khanza XII TKI 230 Juli 2025 pukul 15.04

    Saskia Tabina Khanza
    XII TKI 2/ 25
    1. perbedaan terletak pada sabun dan dertejen (bahan) sabun bereaksi antara lemak dan NaOH, Deterjen menggunakan bahan texopon
    dan compospen sehingga menghasilkan proses surfaktan
    2. deterjen bubuk tidak memerlukan pengawet karena perlakuannya berbeda dengan deterjen cair, karena deterjen cair lebih rentan terhadap kontaminasi
    3. bisa, dengan tambahan bahan yang aman untuk kulit seperti niacinamide, vitamin c, kojic acid
    4. Reaksi kimia pada pembuatan sabun terjadi antara lemak dan NaOH sehingga terjadi Reaksi Saponifikasi
    5. Sampo tidak memerlukan proses saponifikasi seperti sabun, sampo hanya menggunakan bahan surfaktan

    BalasHapus
  35. RAGIL SENJA KOMAIROH XII.TKI 2/1830 Juli 2025 pukul 15.05

    1. Sabun digunakan untuk membersihkan kulit, dibuat dari lemak dan NaOH melalui proses yang disebut saponifikasi.
    Detergen digunakan untuk mencuci kain/pakaian, dibuat dari bahan kimia sintetis seperti teraxpon dan compospen, yang berfungsi sebagai surfaktan (zat aktif pembersih).

    2. Perlu terutama detergen cair, karena detergen cair lebih mudah terkontaminasi, karena dapat berubah tekstur jika terkena air atau udara, sedangkan sabun batang lebih tahan.

    3. Sabun bisa mencerahkan kulit jika mengandung bahan aktif tertentu seperti niacinamide, vitamin C, dan glutathione, tergantung jumlah dan persentasenya.

    4. Sabun terbentuk dari reaksi antara lemak dan NaOH, disebut reaksi saponifikasi, yang menghasilkan sabun dan gliserol.

    5. Sampo dibuat hanya dengan mencampur bahan-bahan, tanpa proses saponifikasi seperti sabun.

    BalasHapus
  36. Sahnaz Alifia Ramadhani 12 TKI-2 / 2430 Juli 2025 pukul 15.05

    1. Sabun terbuat dari minyak + basa (alami) sedangkan deterjen menggunakan bahan kimia sintetis dengan penambahan zat adiktif
    2. Umumnya tidak membutuhkan deterjen, hanya deterjen cair yang menggunakan pengawet untuk menghindari pembusukan
    3. Sabun hanya bisa membersihkan kulit jika ingin memutihkan maka di beri penambahan bahan seperti kojic acid alpha arbutin dll
    4. Reaksi pada sabun antara lemak dan NaOH atau KOH, sedangkan pada deterjen dan shampoo menggunakan surfaktan ALS dan Texapon.
    5. Proses sabun melalui proses saponifikasi, sedangkan Shampoo dicampur bahan aktif tanpa reaksi kimia sama seperti detergen

    BalasHapus
  37. Mochammad Daffa Ar Rosyid XII TKI-2/0630 Juli 2025 pukul 15.13

    jawaban dari pertanyaan di atas :

    1. Nah, dari segi komposisi sabun dibuat dari lemak atau minyak nabati dan hewani yang mengalami proses saponifikasi, yaitu reaksi antara lemak dan alkali, seperti natrium hidroksida atau kalium hidroksida. Sedangkan deterjen, biasanya dibuat dari bahan sintetis, seperti surfaktan yang berasal dari petroleum.

    2. Dari penjelasan kelompok 2, pengawet di deterjen bubuk tidak diperlukan karena deterjen sering mengandung bahan aktif yang memiliki sifat antibakteri, sehingga dapat mencegah pertumbuhan mikroorganisme.

    3. Sabun dapat membantu mencerahkan kulit, tetapi hasil yang signifikan biasanya memerlukan penggunaan yang konsisten dan kombinasi dengan produk perawatan kulit lainnya. Sabun secara umum hanya bisa membersihkan dan menghilangkan daki dalam kulit.

    4. Pembuatan sabun melibatkan reaksi kimia yang disebut saponifikasi. Reaksi ini terjadi antara lemak dan minyak basa kuat yang disebut NaOH. Sementara itu, deterjen umumnya dibuat dari bahan kimia yang berasal dari petroleum, dan salah satu reaksi utama yang terlibat adalah reaksi antara alkil sulfat atau alkil benzena sulfonat dengan basa.

    5. Sabun proses produksinya tidak sama dengan shampo, dikarenakan sabun dibuat dengan proses yang namanya saponifikasi, sedangkan shampo tidak perlu melakukan proses saponifikasi.

    BalasHapus
  38. Tina Rahmasari/2930 Juli 2025 pukul 15.43

    1. •Sabun berasal dari reaksi alami antara
    lemak dan basa
    • Deterjen merupakan produk sintetis dari
    berbagai bahan kimia industri.
    Dari segi komposisi, deterjen lebih kompleks dan lebih tahan terhadap kondisi air yang bervariasi.
    2. Secara umum, deterjen bubuk tidak perlu pengawet karena sifat kering dan kimianya sudah cukup stabil. Tapi pada formula khusus, terutama yang mengandung enzim, pengawet bisa saja ditambahkan untuk menjaga kualitas produk selama penyimpanan.
    3. Ya, sabun bisa dibuat untuk memutihkan atau mencerahkan kulit, asalkan menggunakan bahan yang aman dan sesuai aturan. Seperti: glutathione, kojic acid, niacinamite, vit C
    4. • Reaksi kimia sabun adalah reaksi saponifikasi → lemak/minyak bereaksi dengan basa kuat menghasilkan sabun + gliserol
    • Sabun adalah garam dari asam lemak

    • Reaksi ini bisa berlangsung panas atau dingin, tergantung metode pembuatan sabunnya
    5. Tidak sama.
    Meskipun sama-sama produk pembersih, proses pembuatan sampo dan sabun berbeda secara prinsip kimia dan cara produksinya.
    • Sabun dibuat melalui reaksi kimia (saponifikasi) antara minyak/lemak dan basa.

    • Sampo dibuat melalui proses pencampuran bahan-bahan kimia, tanpa reaksi saponifikasi.

    Keduanya punya fungsi pembersih, tapi formulasi, pH, dan cara pembuatannya berbeda.

    BalasHapus
  39. Nama : Sabrina Aura Sabila
    Kelas/Absen : XII TKI 2/23

    1. perbedaan signifikan yang terjadi yaitu terletak pada sabun dan dertejen (bahan) sabun bereaksi antara lemak dan NaOH
    2. benar, deterjen bubuk tidak memerlukan pengawet karena perlakuannya berbeda dengan deterjen cair yang memerlukan pengawet,
    3. Ya, sabun bisa dibuat untuk memutihkan atau mencerahkan kulit, asalkan menggunakan bahan yang aman dan sesuai aturan. Seperti: glutathione, kojic acid, niacinamite, vit C
    4. Secara singkat reaksi kimia sabun terbentuk karena lemak + NaOH yang membentuk proses saponifikasi
    5. Sampo proses produksinya sama dengan detergen hanyan memerlukan proses pencampuran bahan dan tidak memerlukan proses saponifikasi seperti sabun

    BalasHapus