Suasana akhir pekan (08/01/2023) dengan cuaca cerah, setelah agenda pengajian dan khotmil Qur'an di Medokan Ayu meluncur ke Latarombo - Sedati
Wisata kuliner di tepi tambak pemancingan bandeng menambah keinginan Abil untuk segera melempar kail.
Yang dipesan saat itu adalah menu keroyokan lobster asam manis untuk empat orang, nasi putih dan satu pitcher es teh.
Setelah disajikan, ternyata bercampur pula kerang darah, kerang hijau dalam satu talam besar sehingga menjadi keroyokan yang menyenangkan
Areal resto juga dilengkapi Playground dan kolam terapi ikan. Memanjakan pengunjung sembari menunggu menu yang sedang dimasak
Setelah menikmati sajian, dilanjutkan ke areal pemancingan di sisi baratnya. Sejurus berikutnya Abil telah melempar umpan dari tiga alat pancingnya. Sayangnya bukannya ikan yang menyambar, akan tetapi senar pancing tetangga yang menyambitnya dikarenakan ikan pancingannya lari kesana-kemari.
Sambil menunggu tetangga yang mengurai senar yang "mbuleti" ditinggal dulu menunaikan shalat ashar pada musholla dekat kolam pemancingan.
- Memancing membutuhkan kesabaran karena menunggu sampai umpan dimakan lalu cara strike agar ikan tidak lepas
- Lebih sabar lagi bila senar pancing tetangga menyambar hingga membuat kusut "mbuleti"
- Cara memancing bandeng beda dengan mujaer yang menepi, karena bandeng mengumpul di tengah kolam. Membutuhkan timbal yang besar - berat agar mata kail bisa terlempar jauh ke tengah
- Pakan disesuaikan dengan kebiasaan ikan di tempat itu, karena punya Abil bawa dari rumah ternyata tidak ditengok sama sekali oleh ikan di situ
Behind the scene :
Ayo dihabisin ya.... |
Pada kemana nich ikan.... |
Sepertinya umpan dititili |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar