Halaman

Selasa, 11 Juni 2019

Abil Khitan

Alhamdulillah bulan Ramadhan 1440 H/ 2019 M penuh berkah dan hidayah, karena Abil tiba-tiba ingin khitan setelah hari raya Idul Fitri katanya.

(Menunggu antrian pasien klinik dr. Eko)

Kamis, 6 Juni 2019 sehari setelah lebaran bergegas ke Klinik Dokter Eko di Medokan, sesuai dengan permintaannya. Namun karena dokternya masih libur, maka disarankan untuk datang lagi hari Senin, 10 Juni 2019.

Senin selepas pulang kerja dan sholat Asar, segera mengantar Abil yang ditemani mbak Ais meluncur ke Klinik dokter Eko.

(Sensasi geli...)

Dengan pemeriksaan awal, kondisi titit-nya agak tertutup lemak sehingga nanti pasca khitan akan memerlukan ekstra khusus perawatannya.

(diperiksa titit-nya)

Setelah menyelesaikan administrasi, maka buat janji dengan dokter yang menangani khitannya. InsyaAllah dipastikan hari Kamis, 13 Juni 2019; jam 7 pagi dengan dokter Achmad. Pada pemeriksaan ini dikenai biaya dokter Rp. 20ribu, dan DP biaya khitan Rp.225ribu.

Kamis, 13 Juni 2019 (09 Syawal 1440H)
Jam 05.30 Bapak Tukiyat dan Bu Tum sudah tiba di Medokan untuk menjemput Abil. Namun diawali kondisi mobil yang kehabisan bahan bakar, akhirnya terpaksa diisi dengan 7 botol bbm di kios tetangga.

Setelah distarter bisa, akhirnya meluncur ke pom bensin untuk diisi full tangki.

Sampai di klinik, pukul 06.45, sedangkan dokter Ahmad tiba tepat pukul 07.00. Sepuluh menit berikutnya Abil diminta masuk ke ruang tindakan, yang sebelumnya disuruh untuk pipis terlebih dahulu


Dengan nama dokter yang sama dengan nama depan Abil (Achmad Dzulfiqar Sabil), dan jenggotnya yang menebal, suasananya dikondisikan agar tidak tegang dengan membaca surat Al-Fatichah dan surat-surat pendek. Abil pun mengikutinya.

Namun saat sang dokter kelihatan memegang spet jarum suntik, tangis Abil pun mulai pecah.

Raungan disertai hentakan tubuhnya, membuat Abi, bunda dan perawat harus kuat memegangnya.

Aroma sangitpun mulai tercium, mengindikasikan alat laser sudah mulai bekerja. Butuh waktu 30 menit proses khitannya.

Setelah racikan obat puyer dan tambahan biaya administrasi sebesar Rp.185ribu, segera bergegas pulang ke Kedung Asem.

Di dalam mobil, Abil tampak menikmati perjalanan sembari main gadged



Sesampai di kedung asem, langsung diminumkan obatnya. Tidak ada pantangan untuk makanan. Boleh makan ayam, bebek, maupun telur.

Yang menjadi pantangan pasca khitan untuk sementara, tidak boleh lari dan lompat.

Sementara mandi dan cebok setelah pipis cukup diusap dengan tisu basah.

Bersamaan keluarga Rungkut kidul melakukan syukuran dengan membuat dan membagikan bubur merah ke tetangga.


Bubur merah mempunyai arti untuk penghormatan juga harapan seorang yang memiliki hajat agar mendapat restu dan keselamatan saat menggelar syukuran .

Setelah dibacakan doa, bubur merah putih ini dibagikan pada tetangga dekat, agar harapannya para tetangga juga bisa ikut merasakan kebahagiaan dan ikut mendoakan untuk kesehatan bagi yang bersangkutan.

Untuk melunasi janji agar mau dikhitan, dari Abi membelikan hadiah Forklif Remote.


Dengan rasa nyeri pasca khitan, Abil mencoba forklif-nya.


Memakai kopyahnya, nampak jagoan keren "Berani Khitan"

Senin, 17 Juni 2019
Sepulang mengajar malam di kampus, segera mengantar Abil untuk kontrol ke klinik dokter Eko. Karena piket shift dokter Ahmad senin jam 10 malam hingga selasa jam 8 pagi.

Setelah diperiksa, perkembangan pasca khitan sangat baik. Dan tetap diberi obat minum dan salepnya dilanjutkan untuk dioleskan.

(Bersama dokter Ahmad)

Untuk biaya administrasi kontrol pasca khitan dikenai sebesar Rp. 98ribu.

Baca pula : Undangan Walimah Khitan

Walimah Khitan
Ahad, Bakda Shubuh 30 Juni 2019 dimulai Khotmil Qur'an 30 juz dilanjutkan dengan tahlil dan dirangkai dengan doa.

Tepat pukul 08.00 telah rampung rangkaian acaranya, dan dilanjutkan dengan sarapan pagi bersama




Alhamdulillah yang berkenan hadir :
  1. Ayah Siaman (Kakek)
  2. Bapak Tukiyat (Kakek)
  3. Bapak Huriyanto
  4. Bapak Abdul Latif
  5. Bapak Suparman
  6. Bapak Sukatno
  7. Bapak Arif
  8. Bapak Hananto
  9. Bapak Hakam
  10. Bapak Said
  11. Bapak Dwi
  12. Bapak Mardiyono
  13. Bapak Supaji
  14. Bapak Syamsi
  15. Bapak Fendik
  16. Bapak Budi Rama
  17. Bapak Tomi
Siang harinya, pukul 14.00 - 16.00 dilaksanakan walimah mengundang jamaah putri, dengan Mauidlotul Chasanah oleh Bu Nyai Hj. Elok Zulaicho dari Surabaya.


(Ceramah Agama)

(Pembacaan Sholawat Nabi)

(Mahalul Qiyam)

(Foto bersama)


(Tasyakuran dengan guru kimia stemba)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar