Halaman

Rabu, 15 Mei 2019

Bukber : Fairfield Marriott, Surabaya


(Dok. Instagram Love Surabaya)

Melepas kelelahan setelah seharian kerja (Rabu,15/05/2019) lalu mengantar nyonya bukber dengan rekan kerjanya.

(Keluarga rekan kerja nyonya)

Sepulang Ais mengaji, bertiga menyusuri protokol Surabaya yang padat kendaraan ke Mayjend Sungkono.


Adzan Maghrib masih diperjalanan menuju Hotel Fairfield Marriott, setiba di lokasi menyempatkan sholat maghrib sebelum menikmati hidangan di Kava Resto lantai 5.


Dengan mengawali seteguk air mineral dingin pembuka takjil puasa, dilanjut dengan menikmati nasi goreng rawon.


Mencicipi bakso dan aneka minuman dingin es teh dan es jeruk menambah kesejukan melepas dahaga karena seharian Surabaya cerah dan panas. Dessertnya kue berlapis kacang kenari, keju dan beberapa butir kurma.

(Lemari kue)

Bolehlah menikmati berbuka puasa di tempat yang menjadi salah satu ciri metropolisnya Surabaya, namun setidaknya dapat mengambil hikmah :
  1. Surabaya telah berkembang kian maju, ditandai berdirinya site yang menjadi tempat komunal bagi warga kota dengan kelas "sosial" nya tersendiri.
  2. Mengarah ke kosmopolit, di sudut tertentu nampak ekspatriat dari eropa menikmati suasana ruang terbuka seperti balkon yang di lengkapi kolam renang beratapkan langit. Namun kearifan lokal tetap tersaji dengan menu penyetan sambel ikan asin, rujak cingur dan gorengan ote-ote serta jajan pasar.
  3. Memandang ke atas, tampak gedung hotel berdampingan yang terhubung sebuah bangunan seperti jembatan, melukiskan kesan sentuhan arsitektur modern yang kokoh tapi unik.
  4. Dalam kegelapan menjelang malam, nampak jelas awan putih beriringan menuju pusaran yang lebih besar dan saling bersambung, sebuah kontur alam yang menginspirasi bahwa kehidupan itu harus tetap bergerak dan dinamis
  5. Dengan mengajak keluarga masing-masing, seakan menghidupkan suasana gathering family. Yang anak saling bermain di playground, sedangkan orang tuanya saling bercengkrama.
  6. Bilapun ada perbedaan penilaian terhadap sudut pandang di tempat seperti ini, sah-sah saja. Namun harus tetap obyektif dalam melihat perwajahan kota Surabaya saat ini. Inilah capaian kerja keras semua sektor yang mengharapkan kota Pahlawan sejajar dengan kota-kota elit di dunia. Dan kitapun seyogyanya bangga menjadi bagian insan di dalamnya.
  7. Dan bila tempat ini dipilih sebagai destinasi ifthar/berbuka puasa bersama, tetap ibadah sholat  maghrib harus diutamakan, pihak manajemenpun telah menyediakan musholla yang representatif dekat dengan resto Kava.

(Di bawah "Petronas")

(Gubug desa)

(depan kolam)

(Nyantai dulu)

(Terbang tinggi)

(Senyumnya mana Ais)


(Mulut masih ada makanan)








Tidak ada komentar:

Posting Komentar