Halaman

Rabu, 14 November 2018

Dialog sufi tentang ikhlas dan buang hajat



Bejo : Yai, ajarkan aku ilmu ikhlas, kenapa aku belum dapatkan.

Sufi : ikhlas itu sulit kenapa kamu mengejar ikhlas?

Bejo : saya punya harta banyak, saya kok berat menyumbangkanya, saya juga punya ilmu perdaganngan tp saya enggan berbagi karena takut  mendapatkan pesaing.

Sufi : baik aku akan ajarkan ilmu ikhlas kepada mu, dan semoga Allah memberikanya untuk mu.

Sufi : kamu sering buang besar? Apa yg kamu rasakan ?

Bejo : ya Yai sering saya buang air besar, rasanya plong seperti hilang beban, badan enak dan perut terasa lega.

Sufi : ya itulah ikhlas, berarti kamu sebetulnya bisa mendapatkan ikhlas.

Bejo : tapi Yai maksudnya ? Ada apa dengan buang hajat yg saya lakukan, apa hubunganya dengan ikhlas.

Sufi : he he he ( tertawa kecil ), ketika kamu membuang hajat di Toilet, kamu terburu buru ingin segera melaksanakanya bukan, dan kamu merasakan kenikmatanya bukan setelahnya, perutmu menjadi lega badan ringan dan kamu bersemangat lagi kembali ke aktifitasmu.

Bejo : Iya Yai, lantas?

Sufi : itulah ikhlas...! Kau lepaskan hartamu untuk berbagi tanpa ingin ada kembali balasan, dan kamu akan merasa bahagia semuanya menjadi plong setelah kamu berbagi.

Bejo : oh ya begitu maksudnya yai? Baru saya paham, tapi kenapa Yai menganalogikan dengan saya buang hajat ?

Sufi : (tertawa terpingkal pingkal)
Hua ha ha ha....
Harta mu, ilmu mu dan segala kepunyaanmu hanyalah kotoran! di hadapan Tuhan mu tidak berarti sama sekali. Sama sekali tidak bermanfaat di kehidupan kamu selanjutnya.

Mau kah kamu tidak membuang kotoran mu, atau kau simpan kotoran mu di kamar mu?

Tentu tidak bukan! Itulah dunia hanya kotoran dan sampah, tidak ada sedikitpun yg engkau akan bawa, namun apabila engkau berbagi makan ia akan bernilai, akan menjadi bekal bagi perjalananmu nanti.

Bejo : Astagfirullah....!  Ya Allah bersyukur aku kau berikan petunjuk, ternyata aku salah menyikapi atas anugrah yg engkau berikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar