tag:blogger.com,1999:blog-3719473270625839008.post1852635066965221318..comments2024-03-27T20:57:14.169+07:00Comments on WARTA ONNY FAHAMSYAH: CARA MENANGANI LIMBAHONNY FAHAMSYAHhttp://www.blogger.com/profile/13541217197658608590noreply@blogger.comBlogger39125tag:blogger.com,1999:blog-3719473270625839008.post-86845434058984123482014-09-13T08:59:05.124+07:002014-09-13T08:59:05.124+07:00Terima kasih yah sudah membagikan informasi tentan...Terima kasih yah sudah membagikan informasi tentang penanganan limbah domestik.PT. RAJAWALI FIBREGLASShttps://www.blogger.com/profile/00770896648811374335noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3719473270625839008.post-72696891131300969702010-05-25T19:59:24.257+07:002010-05-25T19:59:24.257+07:00sendy priambodo/XI AV 2/23
Limbah hitam (bahasa I...sendy priambodo/XI AV 2/23<br /><br />Limbah hitam (bahasa Inggris: blackwater) adalah air limbah yang berasal dari buangan biologis seperti kakus, berbentuk tinja manusia, maupun buangan lainnya berupa cairan ataupun buangan biologis lainnya yang terbawa oleh air limbah rumah tangga bekas cuci piring, maupun limbah cairan dari dapur. <br /><br />Setiap manusia rata-rata mengeluarkan 125-250 gram limbah hitam (tinja dan air kencing) per hari, sehingga ribuan ton limbah hitam diproduksi setiap harinya. Diluar jumlahnya, limbah hitam mengandung empat komponen berbahaya[3]:<br /><br />1. Mikroba (seperti bakteri Salmonela typhi penyebab demam tifus dan bakteri Vibrio cholerae penyebab kolera, hepatitis A, dan virus penyebab polio). Tinja manusia mengandung puluhan miliar mikroba termasuk bakteri koli-tinja (E-Coli). <br />2. Materi organik berupa sisa dan ampas kmakanan yang tidak tercerna dalam bentuk karbohidrat, enzim, lemak, mikroba, dan sel-sel mati. Satu liter tinja mengandung materi organik yang setara dengan 200-300 mg BOD5. Kandungan BOD yang tinggi mengakibatkan air mengeluarkan bau tak sedap dan berwarna hitam. <br />3. Telur cacing. Prevalensi anak cacingan yang diakibatkan cacing cambuk dan cacing gelak bisa mencapai 70 persen dari balita di Indonesia <br />4. Nutrien yang umumnya merupakan senyawa nitrogen (N) dan fosfor (P) yang dibawa oleh sisa sisa protein dan sel-sel mati. Nitrogen keluar dalam bentuk senyawa amonium, sedangkan fosfor dalam bentuk fosfat. Satu liter tinja manusia mengandung amonium sekitar 25 mg dan fosfat seberat 30mg. Senyawa nutrien memacu pertumbuhan ganggang (algae). Akibatnya warna air jadi hijau. Gangang menghabiskan oksigen dalam air sehingga ikan dan hewan air lainya mati. fenomena yang disebut eutrofikasi ini mudah dijumpai, termasuk di waduk, danau, maupun balong-balong. <br /><br />Di negara-negara maju dan beberapa kota di negara Asia lainnya pengolahan limbah hitam menggunakan sistem pengolahan limbah perpipaan terpadu (sewerage system). Di Indonesia banyak pemerintah kota merasa tidak mampu untuk melakukan pembenahan kondisi sanitasinya, hal ini menjadikan warga mengatasi masalah sanitasinya sendiri-sendiri. Sebagian warga kota memilih cara termudah untuk membuang tinja dan sampahnya. Buang air besar langsung dilakukan di kali atau selokan terdekat, perilaku ini kemudian menjadi masalah bagi kelompok masyarakat yang lebih luas.<br /><br />Air kakus atau limbah hitam di Indonesia biasanya ditangani dengan menggunakan unit-unit setempat (on site unit) seperti tangki septik. Layanan ini biasanya dikembangkan dan dioperasikan sendiri oleh pemilik rumah (self service). Penggunaan jamban dengan tangki septik pada tahun 2006 secara statistik digunakan oleh 65 persen rumah yang ada di kawasan perkotaan di Indonesia sebagai teknik pengolahan air kakus yang paling banyak digunakan. <br /><br />Penggunaan jamban dengan septic tank membutuhkan layanan lanjutan seperti penyedotan lumpur tinja dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT). Air kakus juga dapat ditangani secara kolektif dengan menggunakan layanan sistem pengolahan limbah terpadu (sewerage system). Sistem ini mengalirkan air kakus dari tiap rumah oleh pipa pengumpul menuju ke suatu unit pengolahan air limbah dan biasanya dapat dikembangkan untuk kawasan pemukiman padat.Anonymoushttps://www.blogger.com/profile/12117995687274200804noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3719473270625839008.post-82383757357155355202010-05-25T13:22:25.891+07:002010-05-25T13:22:25.891+07:00PEMANFAATAN LIMBAH
Berikut adalah beberapa jenis ...PEMANFAATAN LIMBAH<br /><br />Berikut adalah beberapa jenis limbah atau material yang dapat dimanfaatkan melalui daur ulang :<br />a. Kertas<br />Semua jenis kertas dapat didaur ulang, seperti kertas Koran dan kardus.<br />b. Gelas<br />Botol kecap, botol sirup, dan gelas / piring pecah dapat digunakan untuk membuat botol, gelas, atau piring yang baru.<br />c. Plastik<br />Limbah plastic dapat dilarutkan dan diproses lagi menjadi bahan pembungkus (pengepakan) untuk berbagai keperluan. Misalnya, dijadikan tas, botol minyak pelumas, otol minuman, dan botol sampo<br />d. Bahan bangunan <br />Material bangunan bekas yang telah dikumpulkan dihancurkan dengan mesin penghancur, terkadang bersamaan dengan aspal, batu bata, tanah, dan batu. Hasil yang lebih kasar bisa dipakai menjadi pelapis jalan semacam aspal dan hasil yang lebih halus bisa dipakai untuk membuat bahan bangunan baru semacam bata.<br />e. Baterai <br />Banyaknya variasi dan ukuran baterai membuat proses daur ulang bahan ini relatif sulit. Mereka harus disortir terlebih dahulu, dan tiap jenis memiliki perhatian khusus dalam pemrosesannya. Misalnya, baterai jenis lama masih mengandung merkuri dan kadmium, harus ditangani secara lebih serius demi mencegah kerusakan lingkungan dan kesehatan manusia.<br />Baterai mobil umumnya jauh lebih mudah dan lebih murah untuk didaur ulang.<br />f. Barang Elektronik <br />Barang elektronik yang populer seperti komputer dan handphone umumnya tidak didaur ulang karena belum jelas perhitungan manfaat ekonominya. Material yang dapat didaur ulang dari barang elektronik misalnya adalah logam yang terdapat pada barang elektronik tersebut (emas, besi, baja, silikon, dll) ataupun bagian-bagian yang masih dapat dipakai (microchip, processor, kabel, resistor, plastik, dll). Namun tujuan utama dari proses daur ulang, yaitu kelestarian lingkungan, sudah jelas dapat menjadi tujuan diterapkannya proses daur ulang pada bahan ini meski manfaat ekonominya masih belum jelas.<br />g. Logam <br />Besi dan baja adalah jenis logam yang paling banyak didaur ulang di dunia. Termasuk salah satu yang termudah karena mereka dapat dipisahkan dari sampah lainnya dengan magnet. Daur ulang meliputi proses logam pada umumnya; peleburan dan pencetakan kembali. Hasil yang didapat tidak mengurangi kualitas logam tersebut.<br />Contoh lainnya adalah alumunium, yang merupakan bahan daur ulang paling efisien di dunia. Namun pada umumnya, semua jenis logam dapat didaur ulang tanpa mengurangi kualitas logam tersebut, menjadikan logam sebagai bahan yang dapat didaur ulang dengan tidak terbatas.<br /><br />Beberapa jenis limbah ada yang dapat dimanfaatkan secara langsung :<br />a. Ampas tahu<br />Ampas tahu bisa digunakan untuk makan bahan makanan ternak. Limbah tersebut biasanya mengandung gizi tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan hewan ternak.<br />b. Eceng gondok<br />Limbah ini terdapat di perairan dapat dimanfaatkan untuk bahan pembuatan kerajinan seperti tas dll.<br />c. Sampah organik<br />Contohnya daun-daunan dan kotoran ternak. Kedua jenis sampah itu dapat dimanfaatkan sebagai pupuk alami bagi pertumbuhan dan perkembangan tnaman. Keuntungan menggunakan pupuk organic yaitu tidak merusak kesuburan tanah.<br /><br />XI AV-1/DWI ASKAH TANJUNG/23Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3719473270625839008.post-21491976422711614372010-05-25T13:19:29.857+07:002010-05-25T13:19:29.857+07:00Pengolahan Limbah dengan Metode Daur-ulang
Proses...Pengolahan Limbah dengan Metode Daur-ulang<br /><br />Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang.Ada beberapa cara daur ulang , pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar utnuk membangkitkan listik. Metode metode baru dari daur ulang terus ditemukan dan akan dijelaskan dibawah.<br /><br />a) Pengolahan kemabali secara fisik<br />Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang , yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang , contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur.<br /><br />Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminum , kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET , botol kaca , kertas karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di daur ulang.Daur ulang dari produk yang komplek seperti komputer atau mobil lebih susah, karena harus bagian bagiannya harus diurai dan dikelompokan menurut jenis bahannya.<br /><br />b) Pengolahan biologis<br />Material sampah organik , seperti zat tanaman , sisa makanan atau kertas , bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan.Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.<br />Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin Program (program tong hijau) di Toronto, Kanada, dimana sampah organik rumah tangga , seperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk di komposkan.<br /><br />c) Pemulihan energi<br />Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menajdi bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara "perlakuan panas" bervariasi mulai dari menggunakannya sebakai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan gasifikasi adalah dua bentuk perlakukan panas yang berhubungan , dimana sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada Tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk berzat padat , gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma yang canggih digunakan untuk mengkonversi material organik langsung menjadi Gas sintetis (campuran antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas ini kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.<br /><br />XI AV-1/DWI ASKAH TANJUNG/23Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3719473270625839008.post-48657923798162987732010-05-21T22:18:04.674+07:002010-05-21T22:18:04.674+07:00XI AV 1/ 29 / HABIB AHMAD. D
*Limbah Organik*
Limb...XI AV 1/ 29 / HABIB AHMAD. D<br />*Limbah Organik*<br />Limbah organik adalah limbah yang mudah dimanfaatkan sebagai barang yang berguna. agar tidak menyebabkan sebuah pencemaran dan tidak membahayakan kesehatan manusia dan kelestarian lingkungan, limbah organik dapat kita manfaatkan dengan cara-cara sebagai berikut :<br />Ada beberapa Cara atau langkah untuk mengatasi Limbah diantaranya adalah :<br />1.Reduce (Mengurangi); sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.<br />2. Reuse (Memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.<br />3. Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.<br />4. Replace (Mengganti); teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai sekalai dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, misalnya, ganti kantong keresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami.<br />Dari ke empat cara diatas kita dapat memilih mana cara yang tepat untuk mengatasi limbah. Karena saat ini kita membicarakan tentang Limbah Organik, dimana limbah ini adalah limbah yang mudah untuk dimanfaatkan sebagai barang yang berguna. Maka, kita pun bisa menggunakan cara MENDAUR ULANG untuk mengolah LIMBAH ORGANIK ini.<br />*Pengolahan Limbah dengan Metode Daur-ulang*<br /> Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang.Ada beberapa cara daur ulang , pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar utnuk membangkitkan listik. Metode metode baru dari daur ulang terus ditemukan dan akan dijelaskan dibawah.<br /> a) Pengolahan kemabali secara fisik<br /> Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang , yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang , contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur.<br /> Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminum , kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET , botol kaca , kertas karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di daur ulang.Daur ulang dari produk yang komplek seperti komputer atau mobil lebih susah, karena harus bagian bagiannya harus diurai dan dikelompokan menurut jenis bahannya.<br /> b) Pengolahan biologis<br /> Material sampah organik , seperti zat tanaman , sisa makanan atau kertas , bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan.Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.<br /> Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin Program (program tong hijau) di Toronto, Kanada, dimana sampah organik rumah tangga , seperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk di komposkan.<br />Bisa juga, sampah dedaunan yangsudah kering yang banyak kita jumpai disekitar kita. Itu juga nerupakan sampah organik yang bisa kita manfaatkann kembali. Sebagaimana sampah-sampah potongan tanaman tadi, kita juga bisa mengumpulkan sampah-sampah daun yang sydah kering itu dalam satu wadah yang tertutup. Atau wadah khusus untuk dijadikan kompos.h4bib.Ahm4d@Gmail.comnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3719473270625839008.post-6858968628470071592010-05-21T12:15:53.756+07:002010-05-21T12:15:53.756+07:00cara -cara pemanfaatan limbah organik agar tidak b...cara -cara pemanfaatan limbah organik agar tidak bahaya bagi kesehatan manusia dan cara pencemaran lingkungan dapat di lakukian dengan cara sbg berikut :<br /><br />Ada beberapa cara pengurangan sampah yang lebih baik dari pembakaran yaitu seperti yang diterangkan dalam web wahli. Ada empat prinsip yang dapat digunakan dalam menangani maslah sampah ini. Ke empat prinsip tersebut lebih dikenal dengan nama 4R yang meliputi:<br /><br />1. Reduce (Mengurangi); sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.<br />2. Reuse (Memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.<br />3. Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.<br />4. Replace (Mengganti); teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai sekalai dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, misalnya, ganti kantong keresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami.<br /><br />Sedangkan menurut Syahputra pola yang dapat dipakai dalam penanggulangan sampah meliputi Reduce, Reuse, dan Recycle, dan Composting (3RC) yang merupakan dasar dari penanganan sampah secara terpadu. Reduce (mengurangi sampah) atau disebut juga precycling merupakan langkah pertama untuk mencegah penimbunan sampah.<br /><br />Reuse (menggunakan kembali) berarti menghemat dan mengurangi sampah dengan cara menggunakan kembali barang-barang yang telah dipakai. Apa saja barang yang masih bisa digunakan, seperti kertas-kertas berwarna-warni dari majalah bekas dapat dimanfaatkan untuk bungkus kado yang menarik. Menggunakan kembali barang bekas adalah wujud cinta lingkungan, bukan berarti menghina.<br /><br />Recycle (mendaur ulang) juga sering disebut mendapatkan kembali sumberdaya (resource recovery), khususnya untuk sumberdaya alami. Mendaur ulang diartikan mengubah sampah menjadi produk baru, khususnya untuk barang-barang yang tidak dapat digunakan dalam waktu yang cukup lama, misalnya kertas, alumunium, gelas dan plastik. Langkah utama dari mendaur ulang ialah memisahkar sampah yang sejenis dalam satu kelompok.<br /><br />Composting merupakan proses pembusukan secara alami dari materi organik, misalnya daun, limbah pertanian (sisa panen), sisa makanan dan lain-lain. Pembusukan itu menghasilkan materi yang kaya unsur hara, antara lain nitrogen, fosfor dan kalium yang disebut kompos atau humus yang baik untuk pupuk tanaman. Di Jakarta, pembuatan kompos dilakukan dengan menggunakan sampah organik<br /><br />Tentunya cari ini akan lebih baik digunakan dari pada dengan cara pembakaran. Karena selain mengurangi efek pemanasan global dengan mengurangi volume gas karbondioksida (CO2 ) yang dihasilkan, cara ini tidak mempunyai efek samping baik bagi masyarakat ataupun lingkungan. Seperti kata pepatah pencegahan penyakit akan lebih baik dari pada mengobatinya. Kata bijak ini juga bisa digunakan dalam strategi penanganan sampah yakni mencegah terbentuknya sampah lebih baik dari pada mengolah/memusnakan sampah. Karena bagaimanapun mengolah/ memusnahkan sampah pasti akan menghasilkan jenis sampah baru yang mungkin saja lebih berbahaya dari sampah yang dimusnakan. Jadi mari mulai sekarang kita bebenah diri untuk mengurangi hal-hal yang bisa membentuk sampah. <br /><br />ach.ridwan k p<br />XI AV 1<br />07Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3719473270625839008.post-23927284560052584532010-05-21T12:12:30.567+07:002010-05-21T12:12:30.567+07:00cara -cara pemanfaatan limbah organik agar tidak b...cara -cara pemanfaatan limbah organik agar tidak bahaya bagi kesehatan manusia dan cara pencemaran lingkungan dapat di lakukian dengan cara sbg berikut :<br /><br />Ada beberapa cara pengurangan sampah yang lebih baik dari pembakaran yaitu seperti yang diterangkan dalam web wahli. Ada empat prinsip yang dapat digunakan dalam menangani maslah sampah ini. Ke empat prinsip tersebut lebih dikenal dengan nama 4R yang meliputi:<br /><br />1. Reduce (Mengurangi); sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.<br />2. Reuse (Memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.<br />3. Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.<br />4. Replace (Mengganti); teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai sekalai dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, misalnya, ganti kantong keresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami.<br /><br />Sedangkan menurut Syahputra pola yang dapat dipakai dalam penanggulangan sampah meliputi Reduce, Reuse, dan Recycle, dan Composting (3RC) yang merupakan dasar dari penanganan sampah secara terpadu. Reduce (mengurangi sampah) atau disebut juga precycling merupakan langkah pertama untuk mencegah penimbunan sampah.<br /><br />Reuse (menggunakan kembali) berarti menghemat dan mengurangi sampah dengan cara menggunakan kembali barang-barang yang telah dipakai. Apa saja barang yang masih bisa digunakan, seperti kertas-kertas berwarna-warni dari majalah bekas dapat dimanfaatkan untuk bungkus kado yang menarik. Menggunakan kembali barang bekas adalah wujud cinta lingkungan, bukan berarti menghina.<br /><br />Recycle (mendaur ulang) juga sering disebut mendapatkan kembali sumberdaya (resource recovery), khususnya untuk sumberdaya alami. Mendaur ulang diartikan mengubah sampah menjadi produk baru, khususnya untuk barang-barang yang tidak dapat digunakan dalam waktu yang cukup lama, misalnya kertas, alumunium, gelas dan plastik. Langkah utama dari mendaur ulang ialah memisahkar sampah yang sejenis dalam satu kelompok.<br /><br />Composting merupakan proses pembusukan secara alami dari materi organik, misalnya daun, limbah pertanian (sisa panen), sisa makanan dan lain-lain. Pembusukan itu menghasilkan materi yang kaya unsur hara, antara lain nitrogen, fosfor dan kalium yang disebut kompos atau humus yang baik untuk pupuk tanaman. Di Jakarta, pembuatan kompos dilakukan dengan menggunakan sampah organik<br /><br />Tentunya cari ini akan lebih baik digunakan dari pada dengan cara pembakaran. Karena selain mengurangi efek pemanasan global dengan mengurangi volume gas karbondioksida (CO2 ) yang dihasilkan, cara ini tidak mempunyai efek samping baik bagi masyarakat ataupun lingkungan. Seperti kata pepatah pencegahan penyakit akan lebih baik dari pada mengobatinya. Kata bijak ini juga bisa digunakan dalam strategi penanganan sampah yakni mencegah terbentuknya sampah lebih baik dari pada mengolah/memusnakan sampah. Karena bagaimanapun mengolah/ memusnahkan sampah pasti akan menghasilkan jenis sampah baru yang mungkin saja lebih berbahaya dari sampah yang dimusnakan. Jadi mari mulai sekarang kita bebenah diri untuk mengurangi hal-hal yang bisa membentuk sampah.Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3719473270625839008.post-81977200209861156672010-05-20T20:07:56.505+07:002010-05-20T20:07:56.505+07:00m.iqbal/XI AV 2/06
Pengolahan limbah
Limbah pada...m.iqbal/XI AV 2/06<br /><br />Pengolahan limbah<br /><br />Limbah padat<br /><br />Sisa pembakaran abu dan debu terbang sebesar 20% dari berat semula akan diuji kandungannya apakah mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) atau tidak, di laboratorium. Jika tidak mengandung B3, dapat dijadikan sebagai bahan baku bangunan seperti batako. Namun jika mengandung B3, akan diproses dengan teknologi tertentu sesuai ketentuan yang berlaku. Untuk menampung abu ini, di lokasi PLTSa akan dibuat penampungan abu dengan kapasitas 1.400 M3, yang mampu menampung abu selama 14 hari beroperasi.<br />[sunting]<br />Limbah gas<br /><br />Sisa gas buang akan diproses melalui pengolahan yang terdiri dari :<br />Gas buang hasil pembakaran akan dilakukan pada squenching chamber. Dari sini gas buang disemprot dengan air untuk menurunkan temperatur gas dengan cepat guna mencegah dioxin terbentuk kembali dan menangkap zat pencemar udara yang larut dalam air seperti NOx, Sox, HCL, abu, debu, dan partikulat.<br />Kemudian gas yang akan dilakukan pada reaktor akan ditambahkan CaO sebanyak 12 kg/ton sampah. Tujuannya menghilangkan gas-gas asam, Sox< HCL, H2S, VOC, HAP, debu dan partikulat.<br />Pada saat gas keluar dari reaktor, pada gas akan disemburkan karbon aktif sebanyak 1 kg/ton sampah, bertujuan menyerap uap merkuri, dioksin, CO.<br />Kemudian gas akan dialirkan ke Bag Filler dengan tujuan menyaring partikel PM10 dan PM 2,5.<br />Terakhir, gas buang akan dilepaskan ke udara melalui cerobong dengan ketinggian sekitar 70 meter.<br /><br />Limbah cair<br /><br />Pada kegiatan penirisan sampah akan menghasilkan lindi dan bau. Lindi akan ditampung kemudian diolah sampai pada tingkat tertentu. Kemudian akan disalurkan ke Bojongsoang untuk diolah lebih lanjut. Rencana pembuangan hasil olahan lindi ke pengolahan air kotor Bojongsoang sesuai perjanjian kerja sama antara PT BRIL dengan PDAM Kota Bandung. Intinya, PDAM akan membangun saluran air buangan dari PLTSa dan membangun fasilitas pengolahan limbah PLTSa, sedangkan PT BRIL akan membayar jasa pengolahan ke PDAM. Sedangkan bau yang ditimbulkan berada dalam bunker bertekanan negatif sehingga tidak akan keluar tetapi tersedot dalam tungku pembakaran sehingga tidak menimbulkan bau sampah di luar bangunan.<br /><br />Manfaat<br /><br />Diperkirakan dari 500 - 700 ton sampah atau 2.000 -3.000 m3 sampah per hari akan menghasilkan listrik dengan kekuatan 7 Megawatt. Sampah sebesar itu sama dengan sampah yang dibuang ke TPA Sarimukti sekarang. Dari pembakaran itu, selain menghasilkan energi listrik, juga memperkecil volume sampah kiriman. Jika telah dibakar dengan temperatur tinggi , sisa pembakaran akan menjadi abu dan arang dan volumenya 5% dari jumlah sampah sebelumnya. Abu sisa pembakaran pun bisa dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan batu bata.Anonymoushttps://www.blogger.com/profile/12117995687274200804noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3719473270625839008.post-66713324258594142912010-05-19T19:35:22.450+07:002010-05-19T19:35:22.450+07:00syamsudin
XI AV 2/ 29
Limbah hitam (bahasa Inggri...syamsudin<br />XI AV 2/ 29<br /><br />Limbah hitam (bahasa Inggris: blackwater) adalah air limbah yang berasal dari buangan biologis seperti kakus, berbentuk tinja manusia, maupun buangan lainnya berupa cairan ataupun buangan biologis lainnya yang terbawa oleh air limbah rumah tangga bekas cuci piring, maupun limbah cairan dari dapur. <br /><br />Setiap manusia rata-rata mengeluarkan 125-250 gram limbah hitam (tinja dan air kencing) per hari, sehingga ribuan ton limbah hitam diproduksi setiap harinya. Diluar jumlahnya, limbah hitam mengandung empat komponen berbahaya[3]:<br /><br /> 1. Mikroba (seperti bakteri Salmonela typhi penyebab demam tifus dan bakteri Vibrio cholerae penyebab kolera, hepatitis A, dan virus penyebab polio). Tinja manusia mengandung puluhan miliar mikroba termasuk bakteri koli-tinja (E-Coli). <br /> 2. Materi organik berupa sisa dan ampas kmakanan yang tidak tercerna dalam bentuk karbohidrat, enzim, lemak, mikroba, dan sel-sel mati. Satu liter tinja mengandung materi organik yang setara dengan 200-300 mg BOD5. Kandungan BOD yang tinggi mengakibatkan air mengeluarkan bau tak sedap dan berwarna hitam. <br /> 3. Telur cacing. Prevalensi anak cacingan yang diakibatkan cacing cambuk dan cacing gelak bisa mencapai 70 persen dari balita di Indonesia <br /> 4. Nutrien yang umumnya merupakan senyawa nitrogen (N) dan fosfor (P) yang dibawa oleh sisa sisa protein dan sel-sel mati. Nitrogen keluar dalam bentuk senyawa amonium, sedangkan fosfor dalam bentuk fosfat. Satu liter tinja manusia mengandung amonium sekitar 25 mg dan fosfat seberat 30mg. Senyawa nutrien memacu pertumbuhan ganggang (algae). Akibatnya warna air jadi hijau. Gangang menghabiskan oksigen dalam air sehingga ikan dan hewan air lainya mati. fenomena yang disebut eutrofikasi ini mudah dijumpai, termasuk di waduk, danau, maupun balong-balong. <br /><br />Di negara-negara maju dan beberapa kota di negara Asia lainnya pengolahan limbah hitam menggunakan sistem pengolahan limbah perpipaan terpadu (sewerage system). Di Indonesia banyak pemerintah kota merasa tidak mampu untuk melakukan pembenahan kondisi sanitasinya, hal ini menjadikan warga mengatasi masalah sanitasinya sendiri-sendiri. Sebagian warga kota memilih cara termudah untuk membuang tinja dan sampahnya. Buang air besar langsung dilakukan di kali atau selokan terdekat, perilaku ini kemudian menjadi masalah bagi kelompok masyarakat yang lebih luas.<br /><br />Air kakus atau limbah hitam di Indonesia biasanya ditangani dengan menggunakan unit-unit setempat (on site unit) seperti tangki septik. Layanan ini biasanya dikembangkan dan dioperasikan sendiri oleh pemilik rumah (self service). Penggunaan jamban dengan tangki septik pada tahun 2006 secara statistik digunakan oleh 65 persen rumah yang ada di kawasan perkotaan di Indonesia sebagai teknik pengolahan air kakus yang paling banyak digunakan. <br /><br />Penggunaan jamban dengan septic tank membutuhkan layanan lanjutan seperti penyedotan lumpur tinja dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT). Air kakus juga dapat ditangani secara kolektif dengan menggunakan layanan sistem pengolahan limbah terpadu (sewerage system). Sistem ini mengalirkan air kakus dari tiap rumah oleh pipa pengumpul menuju ke suatu unit pengolahan air limbah dan biasanya dapat dikembangkan untuk kawasan pemukiman padat.Anonymoushttps://www.blogger.com/profile/12117995687274200804noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3719473270625839008.post-82825092929054042822010-05-19T11:42:15.499+07:002010-05-19T11:42:15.499+07:00Metode Daur-ulang
Proses pengambilan barang yang m...Metode Daur-ulang<br />Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang.Ada beberapa cara daur ulang , pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar utnuk membangkitkan listik. Metode metode baru dari daur ulang terus ditemukan dan akan dijelaskan dibawah.<br /><br />Pengolahan kembali secara fisik<br />Metode ini adalah aktifitas paling populer dari daur ulang , yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang , contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur.<br />Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminum , kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET , botol kaca , kertas karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di daur ulang.Daur ulang dari produk yang komplek seperti komputer atau mobil lebih susah, karena harus bagian bagiannya harus diurai dan dikelompokan menurut jenis bahannya.<br /><br />Pengolahan biologis<br />Material sampah organik , seperti zat tanaman , sisa makanan atau kertas , bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan.Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.<br />Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin Program (program tong hijau) di Toronto, Kanada, dimana sampah organik rumah tangga , seperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk di komposkan.<br /><br />Metode penghindaran dan pengurangan<br />Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah terbentuk , atau dikenal juga dengan “pengurangan sampah”. Metode pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai , memperbaiki barang yang rusak , mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali (seperti tas belanja katun menggantikan tas plastik ), mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai (contohnya kertas tissue) ,dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama (contoh, pengurangan bobot kaleng minuman) <br /><br />XI AV 1/AFRIAN YUSUF/11afrianhttps://www.blogger.com/profile/05619130403242420401noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3719473270625839008.post-42438891157958949742010-05-19T11:38:24.720+07:002010-05-19T11:38:24.720+07:00Ada beberapa cara pengurangan sampah yang lebih ba...Ada beberapa cara pengurangan sampah yang lebih baik dari pembakaran yaitu seperti yang diterangkan dalam web wahli. Ada empat prinsip yang dapat digunakan dalam menangani maslah sampah ini. Ke empat prinsip tersebut lebih dikenal dengan nama 4R yang meliputi:<br /><br />1. Reduce (Mengurangi); sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.<br />2. Reuse (Memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.<br />3. Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.<br />4. Replace (Mengganti); teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai sekalai dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, misalnya, ganti kantong keresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami.<br /><br />Sedangkan menurut Syahputra pola yang dapat dipakai dalam penanggulangan sampah meliputi Reduce, Reuse, dan Recycle, dan Composting (3RC) yang merupakan dasar dari penanganan sampah secara terpadu. Reduce (mengurangi sampah) atau disebut juga precycling merupakan langkah pertama untuk mencegah penimbunan sampah.<br /><br />Reuse (menggunakan kembali) berarti menghemat dan mengurangi sampah dengan cara menggunakan kembali barang-barang yang telah dipakai. Apa saja barang yang masih bisa digunakan, seperti kertas-kertas berwarna-warni dari majalah bekas dapat dimanfaatkan untuk bungkus kado yang menarik. Menggunakan kembali barang bekas adalah wujud cinta lingkungan, bukan berarti menghina.<br /><br />Recycle (mendaur ulang) juga sering disebut mendapatkan kembali sumberdaya (resource recovery), khususnya untuk sumberdaya alami. Mendaur ulang diartikan mengubah sampah menjadi produk baru, khususnya untuk barang-barang yang tidak dapat digunakan dalam waktu yang cukup lama, misalnya kertas, alumunium, gelas dan plastik. Langkah utama dari mendaur ulang ialah memisahkar sampah yang sejenis dalam satu kelompok.<br /><br />Composting merupakan proses pembusukan secara alami dari materi organik, misalnya daun, limbah pertanian (sisa panen), sisa makanan dan lain-lain. Pembusukan itu menghasilkan materi yang kaya unsur hara, antara lain nitrogen, fosfor dan kalium yang disebut kompos atau humus yang baik untuk pupuk tanaman. Di Jakarta, pembuatan kompos dilakukan dengan menggunakan sampah organik<br /><br />Tentunya cari ini akan lebih baik digunakan dari pada dengan cara pembakaran. Karena selain mengurangi efek pemanasan global dengan mengurangi volume gas karbondioksida (CO2 ) yang dihasilkan, cara ini tidak mempunyai efek samping baik bagi masyarakat ataupun lingkungan. Seperti kata pepatah pencegahan penyakit akan lebih baik dari pada mengobatinya. Kata bijak ini juga bisa digunakan dalam strategi penanganan sampah yakni mencegah terbentuknya sampah lebih baik dari pada mengolah/memusnakan sampah. Karena bagaimanapun mengolah/ memusnahkan sampah pasti akan menghasilkan jenis sampah baru yang mungkin saja lebih berbahaya dari sampah yang dimusnakan. Jadi mari mulai sekarang kita bebenah diri untuk mengurangi hal-hal yang bisa membentuk sampah. <br /><br />DWI RUDI 11AV1/24Anonymoushttps://www.blogger.com/profile/04039182716857422434noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3719473270625839008.post-11684048255924234172010-05-19T11:34:58.080+07:002010-05-19T11:34:58.080+07:00Definisi limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) iala...Definisi limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia.<br /><br />Terdapat banyak metode pengolahan limbah B3 di industri, tiga metode yang paling populer di antaranya ialah chemical conditioning, solidification/Stabilization, dan incineration.<br /><br />1. Chemical Conditioning<br />Salah satu teknologi pengolahan limbah B3 ialah chemical conditioning. TUjuan utama dari chemical conditioning ialah:<br />* menstabilkan senyawa-senyawa organik yang terkandung di dalam lumpur<br />* mereduksi volume dengan mengurangi kandungan air dalam lumpur<br />* mendestruksi organisme patogen<br />* memanfaatkan hasil samping proses chemical conditioning yang masih memiliki nilai ekonomi seperti gas methane yang dihasilkan pada proses digestion<br />* mengkondisikan agar lumpur yang dilepas ke lingkungan dalam keadaan aman dan dapat diterima lingkungan<br /><br />2. Solidification/Stabilization<br />Di samping chemical conditiong, teknologi solidification/stabilization juga dapat diterapkan untuk mengolah limbah B3. Secara umum stabilisasi dapat didefinisikan sebagai proses pencapuran limbah dengan bahan tambahan (aditif) dengan tujuan menurunkan laju migrasi bahan pencemar dari limbah serta untuk mengurangi toksisitas limbah tersebut. Sedangkan solidifikasi didefinisikan sebagai proses pemadatan suatu bahan berbahaya dengan penambahan aditif. Kedua proses tersebut seringkali terkait sehingga sering dianggap mempunyai arti yang sama.<br /><br />3. Incineration<br />Teknologi pembakaran (incineration ) adalah alternatif yang menarik dalam teknologi pengolahan limbah. Insinerasi mengurangi volume dan massa limbah hingga sekitar 90% (volume) dan 75% (berat). Teknologi ini sebenarnya bukan solusi final dari sistem pengolahan limbah padat karena pada dasarnya hanya memindahkan limbah dari bentuk padat yang kasat mata ke bentuk gas yang tidak kasat mata. Proses insinerasi menghasilkan energi dalam bentuk panas. Namun, insinerasi memiliki beberapa kelebihan di mana sebagian besar dari komponen limbah B3 dapat dihancurkan dan limbah berkurang dengan cepat. Selain itu, insinerasi memerlukan lahan yang relatif kecil.<br /><br />Atau dg cara 4R yaitu:<br />1.Reduce (Mengurangi); sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.<br /><br />2. Reuse (Memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.<br /><br />3. Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.<br /><br />4. Replace (Mengganti); teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai sekalai dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, misalnya, ganti kantong keresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami.<br /><br />Nah sekarang kita sudah tau bagaimana cara mengatasi limbah B3,dan merawat lingkungan kita agar terhindar dari bahan berbahatya tersebut.<br /><br />XI AV 1/ EKA FIRMANSYAH RAMADHAN/ 25Anonymoushttps://www.blogger.com/profile/03200019125120878248noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3719473270625839008.post-74811070631235707892010-05-19T11:29:49.042+07:002010-05-19T11:29:49.042+07:00Definisi limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) iala...Definisi limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia.<br /><br />Terdapat banyak metode pengolahan limbah B3 di industri, tiga metode yang paling populer di antaranya ialah chemical conditioning, solidification/Stabilization, dan incineration.<br /><br />1. Chemical Conditioning<br />Salah satu teknologi pengolahan limbah B3 ialah chemical conditioning. TUjuan utama dari chemical conditioning ialah:<br />* menstabilkan senyawa-senyawa organik yang terkandung di dalam lumpur<br />* mereduksi volume dengan mengurangi kandungan air dalam lumpur<br />* mendestruksi organisme patogen<br />* memanfaatkan hasil samping proses chemical conditioning yang masih memiliki nilai ekonomi seperti gas methane yang dihasilkan pada proses digestion<br />* mengkondisikan agar lumpur yang dilepas ke lingkungan dalam keadaan aman dan dapat diterima lingkungan<br /><br />2. Solidification/Stabilization<br />Di samping chemical conditiong, teknologi solidification/stabilization juga dapat diterapkan untuk mengolah limbah B3. Secara umum stabilisasi dapat didefinisikan sebagai proses pencapuran limbah dengan bahan tambahan (aditif) dengan tujuan menurunkan laju migrasi bahan pencemar dari limbah serta untuk mengurangi toksisitas limbah tersebut. Sedangkan solidifikasi didefinisikan sebagai proses pemadatan suatu bahan berbahaya dengan penambahan aditif. Kedua proses tersebut seringkali terkait sehingga sering dianggap mempunyai arti yang sama.<br /><br />3. Incineration<br />Teknologi pembakaran (incineration ) adalah alternatif yang menarik dalam teknologi pengolahan limbah. Insinerasi mengurangi volume dan massa limbah hingga sekitar 90% (volume) dan 75% (berat). Teknologi ini sebenarnya bukan solusi final dari sistem pengolahan limbah padat karena pada dasarnya hanya memindahkan limbah dari bentuk padat yang kasat mata ke bentuk gas yang tidak kasat mata. Proses insinerasi menghasilkan energi dalam bentuk panas. Namun, insinerasi memiliki beberapa kelebihan di mana sebagian besar dari komponen limbah B3 dapat dihancurkan dan limbah berkurang dengan cepat. Selain itu, insinerasi memerlukan lahan yang relatif kecil.<br /><br />Atau dg cara 4R yaitu:<br />1.Reduce (Mengurangi); sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.<br /><br />2. Reuse (Memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.<br /><br />3. Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.<br /><br />4. Replace (Mengganti); teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai sekalai dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, misalnya, ganti kantong keresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami.<br /><br />Nah sekarang kita sudah tau bagaimana cara mengatasi limbah B3,dan merawat lingkungan kita agar terhindar dari bahan berbahatya tersebut.<br /><br />XI AV 1/Fajar Andriyan/26Anonymoushttps://www.blogger.com/profile/04039182716857422434noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3719473270625839008.post-3924028038437873552010-05-19T11:28:04.754+07:002010-05-19T11:28:04.754+07:00Semua riset mengatakan bahwa pertambahan sampah ju...Semua riset mengatakan bahwa pertambahan sampah jumlah nya sama dengan pertambahan jumlah penduduk, jadi jika bayi kita lahir maka itu sama artinya bumi mendapat penghuni baru sekaligus ketambahan pembuang sampah baru. Nah, jika demikian krusialnya permasalan sampah ini, kenapa kita harus mempersulit penanganannya. Iya, kan?<br /><br />Cobalah berpikir cerdas..sampah adalah bagian terintim dari diri kita, bahkan petugas sampah yang kreatif bisa membuat data perilaku dan tabiat penghuni sebuah komplek perumahan hanya dengan melihat sampah yang berserakan dipemukiman itu. Dia tahu kapan nyonya A dan anak perempuannya datang bulan, keluarga B yang pelit karena sampahnya selalu berupa batang kangkung dan bungkus tempe, atau warga C yang anaknya kena narkoba dan baru saja pesta shabu.<br /><br />Sebenarnya kalau mau, kita bisa mempermudah urusan sampah-menyampah ini. Tirulah cara kerja alam yang selalu mereduksi sampahnya, misalnya di hutan tidak ada sampah, semua menyusut sehingga tidak kita jumpai menggunungnya guguran daun atau ranting atau bangkai hewan. Semua sampah itu di lahap bakteri dan mikroba lalu diurai menjadi humus, kembali ke alam sebagai material kimia organik yang bermanfaat.<br /><br />Dengan meniru cara kerja alam, seyogyanya manusia juga bisa mereduksi sampah organiknya menjadi kompos. Siapa bilang bikin kompos itu susah, menjijikkan, buang waktu dan butuh lahan luas. Tahukah kalian , sejumlah teman saya ketagihan membuat kompos setelah mereka tahu ternyata mengolah sampah dapur menjadi kompos itu sangat menyenangkan, tidak membutuhkan waktu, bersih, dan bisa mengatasi masalah sampah dapur basah.<br /><br />Kuncinya adalah niat dan komposter yang "cantik". Yuk, kita berbagi kasih kepada bumi dengan cara mereduksi sampah dapur kita sendiri. Jika belum tahu menyiasati bikin kompos yang menyenangkan, ikuti pelatihan singkatnya di Workshop Hijau Hayati, Jatiasih - Bekasi. Pada tanggal 7 Maret 2009, pukul 9 - 13.00 akan ada pelatihan mengolah sampah dapur yang basah menjadi kompos menggunakan bantuan komposter yang cantik dan menarik. Dijamin setelah mengikuti pelatihan ini kamu tidak akan jijik lagi berhadapan dengan sampah dapur. Catat tanggalnya yah..<br /><br />Teknik, Cara, Metode Pembuangan & Pengelolaan Tempat Sampah Akhir - Sanitary, Ladfill, Incineration, Kompos, Pulverisation, Dll<br /><br />Mengolah sampah dengan baik tanpa ada masalah adalah idaman setiap kota-kota di dunia. Dengan mengelola dan mengolah sampah dengan baik maka dapat mengurangi resiko timbulnya berbagai jenis penyakit yang ditimbulkan dari sampah yang tidak dikelola dan dirawat dengan sepenuh hati.<br /><br />Tehnik-teknik yang dapat digunakan untuk menajemen sampah perkotaan :<br /><br />1. Sampah menjadi Kompos<br />Sampah biologis, basah atau organik dapat dijadikan kompos dengan cara menimbun sampah tersebut di tanah untuk jangka waktu tertentu hingga membusuk.<br /><br />2. Pangan dan Makanan Ternak<br />Sampah yang berupa buah-buahan dan sayur-sayuran yang belum sepenuhnya rusak dapat dijadikan makanan ternak atau binatang lain yang dikebang biakkan. Biasanya sampah sayur dan buah banyak dijumpai di pasar-pasar tradisional berserakan di mana-mana.<br /><br />3. Landfill<br />Jenis ini adalah yang paling mudah karena hanya membuang dan menumpuk sampah di tanah yang rendah pada area yang terbuka. Metode ini sangat mengganggu estetika lingkungan.<br /><br />4. Sanitary Landfill<br />Mirip dengan metode ladfill namun sampah tersebut ditutup dan diuruk tanah. Cara ini biasanya menggunakan alat-alat berat yang berharga mahal.<br /><br />5. Pulverisation<br />Pulverisation adalah metode pembuangan sampah langsung ke laut lepas setelah dihancurkan menjadi potongan-potongan kecil.<br /><br />6. Incineration / Incinerator<br />Metode incineration adalah pembakaran sampah baik dengan cara sederhana maupun modern secara masal. Teknologi memungkinkan hasil energi pembakaran diubah menjadi energi listrik.<br /><br />XI AV 1/ANDRE EKA WARDARA/ 16KORIL DIYUhttps://www.blogger.com/profile/14102651575134113199noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3719473270625839008.post-49716486512556090502010-05-19T11:10:08.972+07:002010-05-19T11:10:08.972+07:00Cara Cerdas Mengolah Sampah : Pelatihan Membuat Ko...Cara Cerdas Mengolah Sampah : Pelatihan Membuat Kompos<br /><br />Sampah dimana-mana, kenapa bingung??<br /><br />Semua riset mengatakan bahwa pertambahan sampah jumlah nya sama dengan pertambahan jumlah penduduk, jadi jika bayi kita lahir maka itu sama artinya bumi mendapat penghuni baru sekaligus ketambahan pembuang sampah baru. Nah, jika demikian krusialnya permasalan sampah ini, kenapa kita harus mempersulit penanganannya. Iya, kan?<br /><br />Cobalah berpikir cerdas..sampah adalah bagian terintim dari diri kita, bahkan petugas sampah yang kreatif bisa membuat data perilaku dan tabiat penghuni sebuah komplek perumahan hanya dengan melihat sampah yang berserakan dipemukiman itu. Dia tahu kapan nyonya A dan anak perempuannya datang bulan, keluarga B yang pelit karena sampahnya selalu berupa batang kangkung dan bungkus tempe, atau warga C yang anaknya kena narkoba dan baru saja pesta shabu.<br /><br />Sebenarnya kalau mau, kita bisa mempermudah urusan sampah-menyampah ini. Tirulah cara kerja alam yang selalu mereduksi sampahnya, misalnya di hutan tidak ada sampah, semua menyusut sehingga tidak kita jumpai menggunungnya guguran daun atau ranting atau bangkai hewan. Semua sampah itu di lahap bakteri dan mikroba lalu diurai menjadi humus, kembali ke alam sebagai material kimia organik yang bermanfaat.<br /><br />Dengan meniru cara kerja alam, seyogyanya manusia juga bisa mereduksi sampah organiknya menjadi kompos. Siapa bilang bikin kompos itu susah, menjijikkan, buang waktu dan butuh lahan luas. Tahukah kalian , sejumlah teman saya ketagihan membuat kompos setelah mereka tahu ternyata mengolah sampah dapur menjadi kompos itu sangat menyenangkan, tidak membutuhkan waktu, bersih, dan bisa mengatasi masalah sampah dapur basah.<br /><br />Kuncinya adalah niat dan komposter yang "cantik". Yuk, kita berbagi kasih kepada bumi dengan cara mereduksi sampah dapur kita sendiri. Jika belum tahu menyiasati bikin kompos yang menyenangkan, ikuti pelatihan singkatnya di Workshop Hijau Hayati, Jatiasih - Bekasi. Pada tanggal 7 Maret 2009, pukul 9 - 13.00 akan ada pelatihan mengolah sampah dapur yang basah menjadi kompos menggunakan bantuan komposter yang cantik dan menarik. Dijamin setelah mengikuti pelatihan ini kamu tidak akan jijik lagi berhadapan dengan sampah dapur. Catat tanggalnya yah..<br /><br />Teknik, Cara, Metode Pembuangan & Pengelolaan Tempat Sampah Akhir - Sanitary, Ladfill, Incineration, Kompos, Pulverisation, Dll<br /><br />Mengolah sampah dengan baik tanpa ada masalah adalah idaman setiap kota-kota di dunia. Dengan mengelola dan mengolah sampah dengan baik maka dapat mengurangi resiko timbulnya berbagai jenis penyakit yang ditimbulkan dari sampah yang tidak dikelola dan dirawat dengan sepenuh hati.<br /><br />Tehnik-teknik yang dapat digunakan untuk menajemen sampah perkotaan :<br /><br />1. Sampah menjadi Kompos<br />Sampah biologis, basah atau organik dapat dijadikan kompos dengan cara menimbun sampah tersebut di tanah untuk jangka waktu tertentu hingga membusuk.<br /><br />2. Pangan dan Makanan Ternak<br />Sampah yang berupa buah-buahan dan sayur-sayuran yang belum sepenuhnya rusak dapat dijadikan makanan ternak atau binatang lain yang dikebang biakkan. Biasanya sampah sayur dan buah banyak dijumpai di pasar-pasar tradisional berserakan di mana-mana.<br /><br />3. Landfill<br />Jenis ini adalah yang paling mudah karena hanya membuang dan menumpuk sampah di tanah yang rendah pada area yang terbuka. Metode ini sangat mengganggu estetika lingkungan.<br /><br />4. Sanitary Landfill<br />Mirip dengan metode ladfill namun sampah tersebut ditutup dan diuruk tanah. Cara ini biasanya menggunakan alat-alat berat yang berharga mahal.<br /><br />5. Pulverisation<br />Pulverisation adalah metode pembuangan sampah langsung ke laut lepas setelah dihancurkan menjadi potongan-potongan kecil.<br /><br />6. Incineration / Incinerator<br />Metode incineration adalah pembakaran sampah baik dengan cara sederhana maupun modern secara masal. Teknologi memungkinkan hasil energi pembakaran diubah menjadi energi listrik.<br /><br />XI AV 1 / JEFRI ANGGARA / 32AUDIO VIDEO (AV)https://www.blogger.com/profile/12418431336814848662noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3719473270625839008.post-74114404068035221592010-05-15T18:50:45.415+07:002010-05-15T18:50:45.415+07:00Andika Setiawan
XI AV1 / 15
Limbah organik adala...Andika Setiawan <br />XI AV1 / 15<br /><br />Limbah organik adalah limbah yang mudah dimanfaatkan sebagai barang yang berguna. agar tidak menyebabkan sebuah pencemaran dan tidak membahayakan kesehatan manusia dan kelestarian lingkungan, limbah organik dapat kita manfaatkan dengan cara-cara sebagai berikut :<br /><br />cara pemanfaatan yang biasanya digunakan adalah yang biasanya dikenal dengan sebutan 4R, 4R meliputi sebagai berikut : <br />1.Reduce (Mengurangi); sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.<br />2. Reuse (Memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.<br />3. Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.<br />4. Replace (Mengganti); teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai sekalai dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, misalnya, ganti kantong keresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami.<br /><br /><br /><br /><br /><br />Trus juga ada 2 berdasa pengoleahan secara fisik dan biologis, yaitu sebagai berikut : <br />Pengolahan kembali secara fisik<br />Metode ini adalah aktifitas paling populer dari daur ulang , yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang , contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah t ercampur.<br />Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminum , kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET , botol kaca , kertas karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di daur ulang.Daur ulang dari produk yang komplek seperti komputer atau mobil lebih susah, karena harus bagian bagiannya harus diurai dan dikelompokan menurut jenis bahannya.<br /><br />Pengolahan biologis<br />Material sampah organik , seperti zat tanaman , sisa makanan atau kertas , bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan.Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.<br />Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin Program (program tong hijau) di Toronto, Kanada, dimana sampah organik rumah tangga , seperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk di komposkan.<br /><br />Nah sekarang kita harus menjaga lingkungan kita dengan sebaik mungkin agar bumi kita selalu terjaga kelestariannya.Andikahttps://www.blogger.com/profile/16047686272641637142noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3719473270625839008.post-85673998859443716202010-05-14T07:10:51.673+07:002010-05-14T07:10:51.673+07:00Semua riset mengatakan bahwa pertambahan sampah ju...Semua riset mengatakan bahwa pertambahan sampah jumlah nya sama dengan pertambahan jumlah penduduk, jadi jika bayi kita lahir maka itu sama artinya bumi mendapat penghuni baru sekaligus ketambahan pembuang sampah baru. Nah, jika demikian krusialnya permasalan sampah ini, kenapa kita harus mempersulit penanganannya. Iya, kan?<br /><br />Cobalah berpikir cerdas..sampah adalah bagian terintim dari diri kita, bahkan petugas sampah yang kreatif bisa membuat data perilaku dan tabiat penghuni sebuah komplek perumahan hanya dengan melihat sampah yang berserakan dipemukiman itu. Dia tahu kapan nyonya A dan anak perempuannya datang bulan, keluarga B yang pelit karena sampahnya selalu berupa batang kangkung dan bungkus tempe, atau warga C yang anaknya kena narkoba dan baru saja pesta shabu.<br /><br />Sebenarnya kalau mau, kita bisa mempermudah urusan sampah-menyampah ini. Tirulah cara kerja alam yang selalu mereduksi sampahnya, misalnya di hutan tidak ada sampah, semua menyusut sehingga tidak kita jumpai menggunungnya guguran daun atau ranting atau bangkai hewan. Semua sampah itu di lahap bakteri dan mikroba lalu diurai menjadi humus, kembali ke alam sebagai material kimia organik yang bermanfaat.<br /><br />Dengan meniru cara kerja alam, seyogyanya manusia juga bisa mereduksi sampah organiknya menjadi kompos. Siapa bilang bikin kompos itu susah, menjijikkan, buang waktu dan butuh lahan luas. Tahukah kalian , sejumlah teman saya ketagihan membuat kompos setelah mereka tahu ternyata mengolah sampah dapur menjadi kompos itu sangat menyenangkan, tidak membutuhkan waktu, bersih, dan bisa mengatasi masalah sampah dapur basah.<br /><br />Kuncinya adalah niat dan komposter yang "cantik". Yuk, kita berbagi kasih kepada bumi dengan cara mereduksi sampah dapur kita sendiri. Jika belum tahu menyiasati bikin kompos yang menyenangkan, ikuti pelatihan singkatnya di Workshop Hijau Hayati, Jatiasih - Bekasi. Pada tanggal 7 Maret 2009, pukul 9 - 13.00 akan ada pelatihan mengolah sampah dapur yang basah menjadi kompos menggunakan bantuan komposter yang cantik dan menarik. Dijamin setelah mengikuti pelatihan ini kamu tidak akan jijik lagi berhadapan dengan sampah dapur. Catat tanggalnya yah..<br /><br />Teknik, Cara, Metode Pembuangan & Pengelolaan Tempat Sampah Akhir - Sanitary, Ladfill, Incineration, Kompos, Pulverisation, Dll<br /><br />Mengolah sampah dengan baik tanpa ada masalah adalah idaman setiap kota-kota di dunia. Dengan mengelola dan mengolah sampah dengan baik maka dapat mengurangi resiko timbulnya berbagai jenis penyakit yang ditimbulkan dari sampah yang tidak dikelola dan dirawat dengan sepenuh hati.<br /><br />Tehnik-teknik yang dapat digunakan untuk menajemen sampah perkotaan :<br /><br />1. Sampah menjadi Kompos<br />Sampah biologis, basah atau organik dapat dijadikan kompos dengan cara menimbun sampah tersebut di tanah untuk jangka waktu tertentu hingga membusuk.<br /><br />2. Pangan dan Makanan Ternak<br />Sampah yang berupa buah-buahan dan sayur-sayuran yang belum sepenuhnya rusak dapat dijadikan makanan ternak atau binatang lain yang dikebang biakkan. Biasanya sampah sayur dan buah banyak dijumpai di pasar-pasar tradisional berserakan di mana-mana.<br /><br />3. Landfill<br />Jenis ini adalah yang paling mudah karena hanya membuang dan menumpuk sampah di tanah yang rendah pada area yang terbuka. Metode ini sangat mengganggu estetika lingkungan.<br /><br />4. Sanitary Landfill<br />Mirip dengan metode ladfill namun sampah tersebut ditutup dan diuruk tanah. Cara ini biasanya menggunakan alat-alat berat yang berharga mahal.<br /><br />5. Pulverisation<br />Pulverisation adalah metode pembuangan sampah langsung ke laut lepas setelah dihancurkan menjadi potongan-potongan kecil.<br /><br />6. Incineration / Incinerator<br />Metode incineration adalah pembakaran sampah baik dengan cara sederhana maupun modern secara masal. Teknologi memungkinkan hasil energi pembakaran diubah menjadi energi listrik.<br /><br />XI AV 1/ACHMAD ADITYA Q/04Unknownhttps://www.blogger.com/profile/14385824789202673683noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3719473270625839008.post-91432323089621851262010-05-13T19:30:22.184+07:002010-05-13T19:30:22.184+07:00Cara Cerdas Mengolah Sampah : Pelatihan Membuat Ko...Cara Cerdas Mengolah Sampah : Pelatihan Membuat Kompos<br /><br />Sampah dimana-mana, kenapa bingung??<br /><br />Semua riset mengatakan bahwa pertambahan sampah jumlah nya sama dengan pertambahan jumlah penduduk, jadi jika bayi kita lahir maka itu sama artinya bumi mendapat penghuni baru sekaligus ketambahan pembuang sampah baru. Nah, jika demikian krusialnya permasalan sampah ini, kenapa kita harus mempersulit penanganannya. Iya, kan?<br /><br />Cobalah berpikir cerdas..sampah adalah bagian terintim dari diri kita, bahkan petugas sampah yang kreatif bisa membuat data perilaku dan tabiat penghuni sebuah komplek perumahan hanya dengan melihat sampah yang berserakan dipemukiman itu. Dia tahu kapan nyonya A dan anak perempuannya datang bulan, keluarga B yang pelit karena sampahnya selalu berupa batang kangkung dan bungkus tempe, atau warga C yang anaknya kena narkoba dan baru saja pesta shabu.<br /><br />Sebenarnya kalau mau, kita bisa mempermudah urusan sampah-menyampah ini. Tirulah cara kerja alam yang selalu mereduksi sampahnya, misalnya di hutan tidak ada sampah, semua menyusut sehingga tidak kita jumpai menggunungnya guguran daun atau ranting atau bangkai hewan. Semua sampah itu di lahap bakteri dan mikroba lalu diurai menjadi humus, kembali ke alam sebagai material kimia organik yang bermanfaat.<br /><br />Dengan meniru cara kerja alam, seyogyanya manusia juga bisa mereduksi sampah organiknya menjadi kompos. Siapa bilang bikin kompos itu susah, menjijikkan, buang waktu dan butuh lahan luas. Tahukah kalian , sejumlah teman saya ketagihan membuat kompos setelah mereka tahu ternyata mengolah sampah dapur menjadi kompos itu sangat menyenangkan, tidak membutuhkan waktu, bersih, dan bisa mengatasi masalah sampah dapur basah.<br /><br />Kuncinya adalah niat dan komposter yang "cantik". Yuk, kita berbagi kasih kepada bumi dengan cara mereduksi sampah dapur kita sendiri. Jika belum tahu menyiasati bikin kompos yang menyenangkan, ikuti pelatihan singkatnya di Workshop Hijau Hayati, Jatiasih - Bekasi. Pada tanggal 7 Maret 2009, pukul 9 - 13.00 akan ada pelatihan mengolah sampah dapur yang basah menjadi kompos menggunakan bantuan komposter yang cantik dan menarik. Dijamin setelah mengikuti pelatihan ini kamu tidak akan jijik lagi berhadapan dengan sampah dapur. Catat tanggalnya yah..<br /><br />Teknik, Cara, Metode Pembuangan & Pengelolaan Tempat Sampah Akhir - Sanitary, Ladfill, Incineration, Kompos, Pulverisation, Dll<br /><br />Mengolah sampah dengan baik tanpa ada masalah adalah idaman setiap kota-kota di dunia. Dengan mengelola dan mengolah sampah dengan baik maka dapat mengurangi resiko timbulnya berbagai jenis penyakit yang ditimbulkan dari sampah yang tidak dikelola dan dirawat dengan sepenuh hati.<br /><br />Tehnik-teknik yang dapat digunakan untuk menajemen sampah perkotaan :<br /><br />1. Sampah menjadi Kompos<br />Sampah biologis, basah atau organik dapat dijadikan kompos dengan cara menimbun sampah tersebut di tanah untuk jangka waktu tertentu hingga membusuk.<br /><br />2. Pangan dan Makanan Ternak<br />Sampah yang berupa buah-buahan dan sayur-sayuran yang belum sepenuhnya rusak dapat dijadikan makanan ternak atau binatang lain yang dikebang biakkan. Biasanya sampah sayur dan buah banyak dijumpai di pasar-pasar tradisional berserakan di mana-mana.<br /><br />3. Landfill<br />Jenis ini adalah yang paling mudah karena hanya membuang dan menumpuk sampah di tanah yang rendah pada area yang terbuka. Metode ini sangat mengganggu estetika lingkungan.<br /><br />4. Sanitary Landfill<br />Mirip dengan metode ladfill namun sampah tersebut ditutup dan diuruk tanah. Cara ini biasanya menggunakan alat-alat berat yang berharga mahal.<br /><br />5. Pulverisation<br />Pulverisation adalah metode pembuangan sampah langsung ke laut lepas setelah dihancurkan menjadi potongan-potongan kecil.<br /><br />6. Incineration / Incinerator<br />Metode incineration adalah pembakaran sampah baik dengan cara sederhana maupun modern secara masal. Teknologi memungkinkan hasil energi pembakaran diubah menjadi energi listrik.<br /><br />XI AV 1/FERDIAN HARDIYANTO/28Cara Kerja Tape Recorderhttps://www.blogger.com/profile/09269080366496041153noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3719473270625839008.post-18386031296599391222010-05-12T15:18:21.398+07:002010-05-12T15:18:21.398+07:00kabib mahfutzaen XI AV 2/ 03
Limbah B3 (Bahan Berb...kabib mahfutzaen XI AV 2/ 03<br />Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Merupakan sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat, konsentrasinya, dan jumlahnya secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan, merusak, dan dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. Pengelolaan Limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan penimbunan limbah B3. Pengelolaan Limbah B3 ini bertujuan untuk mencegah, menanggulangi pencemaran dan kerusakan lingkungan, memulihkan kualitas lingkungan tercemar, dan meningkatan kemampuan dan fungsi kualitas lingkungan<br /><br />Pengolahan limbah<br /><br />Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah volume limbah, kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah. Untuk mengatasi limbah ini diperlukan pengolahan dan penanganan limbah. Pada dasarnya pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi:<br />pengolahan menurut tingkatan perlakuan<br />pengolahan menurut karakteristik limbah<br /><br />Untuk mengatasi berbagai limbah dan air limpasan (hujan), maka suatu kawasan permukiman membutuhkan berbagai jenis layanan sanitasi. Layanan sanitasi ini tidak dapat selalu diartikan sebagai bentuk jasa layanan yang disediakan pihak lain. Ada juga layanan sanitasi yang harus disediakan sendiri oleh masyarakat, khususnya pemilik atau penghuni rumah, seperti jamban misalnya. [1]<br />Layanan air limbah domestik: pelayanan sanitasi untuk menangani limbah Air kakus. [1]<br />Jamban yang layak harus memiliki akses air besrsih yang cukup dan tersambung ke unit penanganan air kakus yang benar. Apabila jamban pribadi tidak ada, maka masyarakat perlu memiliki akses ke jamban bersama atau MCK.[1]<br />Layanan persampahan. Layanan ini diawali dengan pewadahan sampah dan pengumpulan sampah. Pengumpulan dilakukan dengan menggunakan gerobak atau truk sampah. Layanan sampah juga harus dilengkapi dengan tempat pembuangan sementara (TPS), tempat pembuangan akhir (TPA), atau fasilitas pengolahan sampah lainnya. Dibeberapa wilayah pemukiman, layanan untuk mengatasi sampah dikembangkan secara kolektif oleh masyarakat. Beberapa ada yang melakukan upaya kolektif lebih lanjut dengan memasukkan upaya pengkomposan dan pengumpulan bahan layak daur-ulang.[1]<br />Layanan drainase lingkungan adalah penanganan limpasan air hujan menggunakan saluran drainase (selokan) yang akan menampung limpasan air tersebut dan mengalirkannya ke badan air penerima. Dimensi saluran drainase harus cukup besar agar dapat menampung limpasan air hujan dari wilayah yang dilayaninya. Saluran drainase harus memiliki kemiringan yang cukup dan terbebas dari sampah.[1]<br />Penyediaan air bersih dalam sebuah pemukiman perlu tersedia secara berkelanjutan dalam jumlah yang cukup. Air bersih ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan makan, minum, mandi, dan kakus saja, melainkan juga untuk kebutuhan cuci dan pembersihan lingkungan.Anonymoushttps://www.blogger.com/profile/15381628648956667701noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3719473270625839008.post-68730922757402590902010-05-09T07:41:36.943+07:002010-05-09T07:41:36.943+07:00Definisi limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) iala...Definisi limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia.<br /><br />Terdapat banyak metode pengolahan limbah B3 di industri, tiga metode yang paling populer di antaranya ialah chemical conditioning, solidification/Stabilization, dan incineration.<br /><br />1. Chemical Conditioning<br />Salah satu teknologi pengolahan limbah B3 ialah chemical conditioning. TUjuan utama dari chemical conditioning ialah:<br />* menstabilkan senyawa-senyawa organik yang terkandung di dalam lumpur<br />* mereduksi volume dengan mengurangi kandungan air dalam lumpur<br />* mendestruksi organisme patogen<br />* memanfaatkan hasil samping proses chemical conditioning yang masih memiliki nilai ekonomi seperti gas methane yang dihasilkan pada proses digestion<br />* mengkondisikan agar lumpur yang dilepas ke lingkungan dalam keadaan aman dan dapat diterima lingkungan<br /><br />2. Solidification/Stabilization<br />Di samping chemical conditiong, teknologi solidification/stabilization juga dapat diterapkan untuk mengolah limbah B3. Secara umum stabilisasi dapat didefinisikan sebagai proses pencapuran limbah dengan bahan tambahan (aditif) dengan tujuan menurunkan laju migrasi bahan pencemar dari limbah serta untuk mengurangi toksisitas limbah tersebut. Sedangkan solidifikasi didefinisikan sebagai proses pemadatan suatu bahan berbahaya dengan penambahan aditif. Kedua proses tersebut seringkali terkait sehingga sering dianggap mempunyai arti yang sama.<br /><br />3. Incineration<br />Teknologi pembakaran (incineration ) adalah alternatif yang menarik dalam teknologi pengolahan limbah. Insinerasi mengurangi volume dan massa limbah hingga sekitar 90% (volume) dan 75% (berat). Teknologi ini sebenarnya bukan solusi final dari sistem pengolahan limbah padat karena pada dasarnya hanya memindahkan limbah dari bentuk padat yang kasat mata ke bentuk gas yang tidak kasat mata. Proses insinerasi menghasilkan energi dalam bentuk panas. Namun, insinerasi memiliki beberapa kelebihan di mana sebagian besar dari komponen limbah B3 dapat dihancurkan dan limbah berkurang dengan cepat. Selain itu, insinerasi memerlukan lahan yang relatif kecil.<br /><br />Atau dg cara 4R yaitu:<br />1.Reduce (Mengurangi); sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.<br /><br />2. Reuse (Memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.<br /><br />3. Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.<br /><br />4. Replace (Mengganti); teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai sekalai dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, misalnya, ganti kantong keresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami.<br /><br />Nah sekarang kita sudah tau bagaimana cara mengatasi limbah B3,dan merawat lingkungan kita agar terhindar dari bahan berbahatya tersebut.<br />(MAJARI MAGAZINE)<br />XIAV1/DANI/22Unknownhttps://www.blogger.com/profile/12587843515597840507noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3719473270625839008.post-24783634113907942672010-05-07T16:37:50.044+07:002010-05-07T16:37:50.044+07:00Buyung Jofi Wahana Ardi
XI AV1 / 21
Limbah org...Buyung Jofi Wahana Ardi <br /> XI AV1 / 21<br /><br /> Limbah organik adalah limbah yang mudah dimanfaatkan sebagai barang yang berguna. agar tidak menyebabkan sebuah pencemaran dan tidak membahayakan kesehatan manusia dan kelestarian lingkungan, limbah organik dapat kita manfaatkan dengan cara-cara sebagai berikut :<br /><br /> cara pemanfaatan yang biasanya digunakan adalah yang biasanya dikenal dengan sebutan 4R, 4R meliputi sebagai berikut : <br />1.Reduce (Mengurangi); sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.<br />2. Reuse (Memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.<br />3. Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.<br />4. Replace (Mengganti); teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai sekalai dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, misalnya, ganti kantong keresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami.<br /><br /><br /><br /><br /><br /> Trus juga ada 2 berdasa pengoleahan secara fisik dan biologis, yaitu sebagai berikut : <br /> Pengolahan kembali secara fisik<br /> Metode ini adalah aktifitas paling populer dari daur ulang , yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang , contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah t ercampur.<br /> Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminum , kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET , botol kaca , kertas karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di daur ulang.Daur ulang dari produk yang komplek seperti komputer atau mobil lebih susah, karena harus bagian bagiannya harus diurai dan dikelompokan menurut jenis bahannya.<br /><br /> Pengolahan biologis<br /> Material sampah organik , seperti zat tanaman , sisa makanan atau kertas , bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan.Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.<br /> Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin Program (program tong hijau) di Toronto, Kanada, dimana sampah organik rumah tangga , seperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk di komposkan.<br /> <br /> Nah sekarang kita harus menjaga lingkungan kita dengan sebaik mungkin agar bumi kita selalu terjaga kelestariannya.Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3719473270625839008.post-83888066634680605792010-05-07T15:15:33.817+07:002010-05-07T15:15:33.817+07:00XI AV 1/13/AHMAD MUKHLASIN
Pengolahan Dan Pemanfa...XI AV 1/13/AHMAD MUKHLASIN<br /><br />Pengolahan Dan Pemanfaatan Limbah Elektroplating<br /><br />Limbah industri elektroplating berasal dari bahan-bahan kimia yang digunakan dan hasil dari proses pelapisan. Bahan-bahan kimia yang digunakan adalah bahan beracun sehingga limbah yang dihasilkan berbahaya bagi kesehatan manusia baik yang terlibat langsung dengan kegiatan industri maupun yang di sekitar perusahaan.Pelapisan logam merupakan pengendapan satu lapisan logam tipis pada suatu permukaan logam atau plastik yang dilakukan dengan tenaga listrik, tetapi bias juga bisa dilakukan dengan menggunakan reaksi kimia.<br /><br />Jenis – jenis:<br /><br />1. Limbah Asam, Asam dapat menyebabkan luka pada kulit, selaput lendir, selaput mata dan saluran pernapasan.<br /><br />2. Limbah Basa, Bahan-bahan basa seperti ammonium hidroksida, potassium hidroksida, sodium hidroksida, sodium sianida, sodium karbonat, sodium pryophospat, sodium silikat dan trisodium phispat tidak begitu bahaya bagi sistem saluran pernafasan, tetapi dapat mengiritasi kulit.<br /><br />3. Limbah Garam dan Senyawa Lainnya, Sianida sangat beracun, dan dapat mematikan bila tertelan. Menyebabkan iritasi kerongkongan, pusing-pusing, mabuk, mual, lemah dan sakit kepala dan bahkan berhenti bernafas.<br /><br />Sistem pengolahan lain yang telah diterapkan pada industri elektroplating adalah<br /><br /> 1. Elektrodialisis untuk memperoleh kembali ion logam dalam larutan pelapisan<br /> 2. Osmosis balik digunakan untuk memperoleh kembali garam pelapisan dan larutan<br /> 3. Penukaran ion adalah proses lain untuk memperoleh kembali logam yang digunakan di banyak pabrik pelapisan<br /> 4. Penguapan memerlukan modal dan biaya energi yang tinggi, tetapi telah dipakai di beberapa tempat untuk menghemat biaya logam dan biaya bahan kimia<br /> 5. Saringan pasir bekerja baik pada tahap penghalusan akhir sesudah pengendapan. <br /><br />Langkah-langkah berikut dapat digunakan untuk mengurangi limbah:<br /><br />1. Pembilasan dengan aliran berlawanan atau penyemprotan<br /><br />2. Penggunaan katup kendali aliran pada saluran penyediaan air<br /><br />3. Penundaan operasi di atas penangas atau tangki pembilas supaya penirisan tuntas<br /><br />4. Penggunaan tangki peniris dan atau tangki penarik, dan alat pengocok untuk memperbaiki penirisan<br /><br />5. Penggunaan dinding penahan percikan, bibir penahan, dan tangki penampung untuk menampung percikan, tumpahan dan bocoran<br /><br />6. Daur ulang larutan penangas yang masih pekat<br /><br />7. Pemisahan limbah yang mengandung asam, alkali, sianida dan krom<br /><br />8. Pemisahan pelarut dan minyak untuk digunakan lagi (distilasi atau penggunaan di luar pabrik), atau penggunaan alkali menggantikan pelarut untuk pembersihan<br /><br />9. Penggunaankrom bermartabat tiga menggantikan yang bermartabat enam, dengan kemungkinan penurunan mutu hasil<br /><br />10. Penggunaan tembaga sulfat atau tembaga pirofosfat untuk menggantikan tembaga sianida, jika mungkin dan<br /><br />11. Penggunaan penangas pelapis seng, yang bersifat asam dan alkali untuk menggantikan seng sianida yang lebih membahayakan lingkungan.<br /><br />1. Pemanfaatan/Penggunaan Kembali<br />Air pembilas dan larutan elektrolit dapat dimanfaatkan kembali. Sebagai contoh air keluaran dari tangki pembilas dari proses pembersihan asam dapat dipergunakan sebagai air masukan untuk tangki pembilas proses pembersihan lemak. Larutan bekas pembersihan asam dapat dipakai untuk pengaturan pH dalam proses pengolahan reduksi krom.<br /><br />2. Pengambilan Bahan Yang Berguna<br />Pengambilan bahan yang berguna dapat dilakukan jika secara ekonomis dianggap layak. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelayakan ekonomi adalah volume limbah yang mengandung logam-logam, konsentrasi logam di dalam limbah, dan kemampuan disirkulasi beberapa logam.<br />Beberapa teknologi yang digunakan untuk mengambilkembali logam dan garam logam meliputi:<br /><br />a. penguapan<br />b. osmose balik<br />c. penukar ion<br />d. elektrolitik recoveryUnknownhttps://www.blogger.com/profile/02340916669042368635noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3719473270625839008.post-34943714200694770962010-05-03T20:25:23.879+07:002010-05-03T20:25:23.879+07:00XI AV-1/ADI SUTEJO/11
Alang-alang merupakan jenis ...XI AV-1/ADI SUTEJO/11<br />Alang-alang merupakan jenis rumput-rumputan dan sebagai tanaman non produktif,sebagian orang tanaman ini di anggap salah satu tanaman pengganggu. Tapi bagi orang yang memiliki kreativitas tinggi alang-alang justru merupakan tanaman yang dapat mengasilkan pendapatan, yaitu sebagai bahan dasar dalam pembuatan kertas,tentu saja setelah mengalami proses lebih lanjut.<br />Kotak Perhiasan<br />Kotak Perhiasan ini terbuat dari kertas daur ulang, dan limbah pertanian. Sejatinya produk ini saya buat dari tanaman hasil pertanian seperti misalnya dari batang pisang, dan rumput alang-alang yang telah saya proses menjadi kertas dan dikombinasi dengan kertas daur ulang.<br />Untuk hiasannya saya menggunakan bahan rempah-rempah seperti lada, ketumbar, cengkih dll, kenapa saya memilih bahan ini ? disamping mudah di dapat juga memiliki keunikan tersendiri apalagi setelah di tempel dan disusun pada kotak perhiasan ini, ternyata hasilnya tidak mengecewakan justru tampak indah, artistik yang tentu saja unik.<br />Tempat Tissu<br />Limbah-limbah kertas maupun tanaman yang tidak produktif ternyata dapat kita manfaatkan atau kita olah menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis seperti contoh Tempat Tissu. Tempat Tissu ini terbuat dari kertas limbah / daur ulang,juga dari tanaman alang-alang yang telah diproses menjadi kertas,untuk memperindah tampilan dari tempat tissu ini saya kombinasikan dengan bahan rempah-rempah seperti kayu manis, lada, ketumbar dll, semua bahan yang di gunakan dalam pembuatan tempat tissu ini adalah murni dari bahan alam, kecuali lem sebagai alat perekatnya. Rempah-rempah tadi saya susun sedenikian rupa sehingga terbentuk sebuah hiasan yang menarik dan unik, dan terbentuk satu kesatuan yang artistik.Anonymoushttps://www.blogger.com/profile/01230424697175977311noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3719473270625839008.post-24095828264453784892010-05-03T20:24:00.126+07:002010-05-03T20:24:00.126+07:00XI AV-1/ADISUTEJO/11
Mengolah Limbah Kertas Bekas
...XI AV-1/ADISUTEJO/11<br />Mengolah Limbah Kertas Bekas<br />Kertas Bekas<br />Kertas ini dibuat dari kertas-kertas yang sudah tidak terpakai ( limbah ). Sebenarnya limbah-limbah kertas tadi masih bisa diolah dan dikombinasikan dengan berabagai bahan, yaitu pada waktu proses pembuatan kertasnya. Tujuannya untuk menimbulkan efek yang berbeda dari kertas tadi. Sehingg hasil yang di dapat menjadi lebih indah dan menarik.<br />Kertas dari Alang-alang<br />Ini salah satu contoh kertas daur ulang yang dibuat dari jenis rumput alang-alang. Ukuran kertas setara dengan ukuran kertas HVS jenis Folio atau A4.<br />Kertas dari Rumput Gajah<br />Untuk lebih lengkapnya download di link berikut :<br /><br /><br />Bahan Dasar Kertas Daur Ulang<br />Di dalam membuat kertas daur ulang, bahan-bahan yang bisa di gunakan ada dua jenis yaitu dari limbah kertas dan tanaman hasil pertanian atau tanaman-tanaman non produktif.<br />Ini merupakan salah satu contoh bahan dari limbah koran yang dapat di olah atau didaur ulang menjadi kertas dengan hasil yang berbeda. Di dalam proses pembuatan kertas daur ulang dari limbah koran maupun limbah kertas lainnya, pertama-tama yang harus dilakukan adalah kertas limbah tadi di potong kecil-kecil kemudian direndam di dalam air kurang lebih satu hari, baru kemudian setelah lunak kemudian di blender sampai menjadi bubur kertas. Setelah semua menjadi bubur, proses selanjutnya adalah di cetak dengan menggunakan alat cetak dari kawat kasa yang telah terpasang pada sebuah spanram dengan ukuran kurang lebih 21,5 cm x 33 cm.<br />Batang pisang juga dapat di olah menjadi kertas, yaitu setelah mengalami proses pengeringan dan pengolahan lebih lanjut. proses pembuatan kertas dari bahan batang pisang pertama-tama yang harus dilakukan adalah, batang pisang tadi dipotong kecil-kecil dengan ukuran berkisar 25 cm, lalu di jemur di bawah terik matahari hingga kering. Setelah batang pisang tadi kering proses berikutnya adalah dengan cara direbus sampai menjadi lunak, namun pada saat proses perebusan sebaiknya di tambah dengan formalin atau kostik soda maksudnya adalah di samping untuk mempercepat proses pelunaan juga untuk menghilangkan getah-getah yang masih menempel pada batang pisang tadi, pada proses berikutnya batang pisang yang sudah lunak tadi disaring dan dibersihkan dari zat-zat kimia tadi baru kemudian di buat bubur ( pulp) dengan cara di blender. Baru kemudian dicetak menjadi lembaran-lembaran kertas.Anonymoushttps://www.blogger.com/profile/01230424697175977311noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3719473270625839008.post-31549127474388987032010-05-03T20:20:31.748+07:002010-05-03T20:20:31.748+07:00XI AV-1/ADI SUTEJO/11
Pemanfaatan Limbah Sawit
Pem...XI AV-1/ADI SUTEJO/11<br />Pemanfaatan Limbah Sawit<br />Pemanfaatan Limbah Kelapa Sawit<br />Berbagai penelitian telah dilakukan menunjukkan bahwa limbah kelapa sawit dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan. Berikut akan dijelaskan manfaat Limbah kelapa sawit.<br />1. TKKS untuk pupuk organik<br />Tandan kosong kelapa sawit daoat dimanfaatkan sebagai sumber pupuk organik yang memiliki kandungan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanah dan tanaman. Tandan kosong kelapa sawit mencapai 23% dari jumlah pemanfaatan limbah kelapa sawit tersebut sebagai alternatif pupuk organik juga akan memberikan manfaat lain dari sisi ekonomi.<br />Ada beberapa alternatif Pemanfaatan TKKS yang dapat dilakukan sebagai berikut :<br />a. Pupuk Kompos<br />Pupuk kompos merupakan bahan organik yang telah mengalami proses fermentasi atau dekomposisi yang dilakukan oleh micro-organisme. Pada prinsipnya pengomposan TKSS untuk menurunkan nisbah C / N yang terkandung dalam tandan agar mendekati nisbah C / N tanah. Nisbah C / N yang mendekati nibah C / N tanah akan mudah diserap oleh tanaman.<br />b. Pupuk Kalium<br />Tandan kosong kelapa sawit sebagai Limbah padat dapat dibakar dan akan menghasilkan abu tandan. Abu tandan tersebut ternyata memiliki kandungan 30-40%, K2O, 7%P2O5, 9%CaO, dan 3%MgO. Selain itu juga mengandung unsur hara mikro yaitu 1.200ppmFe, 1.00 ppm Mn, 400 ppmZn, dan 100 ppmCu. Sebagai gambaran umum bahwa pabrik yang mengolah kelapa sawit dengan kapasitas 1200 ton TBS/ hari akan menghasilkan abu tandan sebesar 10,8%/hari. Setara dengan 5,8 ton KCL; 2,2 ton kiersit; dan 0,7ton TSP. dengan penambahan polimer tertentu pada abu tandan dapat dibuat pupuk butiran berkadar K2O 30-38% dengan pH 8 – 9.<br />c. Bahan Serat<br />Tandan kosong kelapa sawit juga menghasilkan serat kuat yang dapat digunakan untuk berbagai hal, diantaranya serat berkaret sebagai bahan pengisi jok mobil dan matras, polipot (pot kecil, papan ukuran kecil dan bahan pengepak industri.<br />2. Tempurung buah sawit untuk arang aktif<br />Tempurung kelapa sawit merupakan salah satu limbah pengolahan minyak kelapa sawit yang cukup besar, yaitu mencapai 60% dari produksi minyak. Arang aktif juga dapat dimanfaatkan oleh berbagai industri. Antara lain industri minyak, karet, gula, dan farmasi.<br />3. Batang dan tandan sawit untuk pulp kertas<br />Kebutuhan pulp kertas di Indonesia sampai saat ini masih dipenuhi dari impor. Padahal potensi untuk menghasilkan pulp di dalam negeri cukup besar. Salah satu alternatif itu adalah dengan memanfaatkan batang dan tandan kosong kelapa sawit untuk digunakan bahan pulp kertas dan papan serat.<br />4. Batang kelapa sawit untuk perabot dan papan artikel<br />Batang kelapa sawit yang sudah tua tidak produktif lagi, dapat dimanfaatkan menjadi produk yang bernilai tinggi. Batang kelapa sawit tersebut dapat dibuat sebagai bahan perabot rumah tangga seperti mebel, furniture,atau sebagai papan partikel. Dari setiapbatang kelapa sawit dapat diperoleh kayu sebanyak 0.34 m3.<br />5. Batang dan pelepah sawit untuk pakan ternak<br />Batang dan pelepah dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Pada prinsipnya terdapat tiga cara pengolahan batang kelapa sawit untuk dijadikan pakan ternak, yaitu pertama pengolahan menjadi silase, kedua dengan perlakuan NaOH dan yang ketiga adalah pengolahan dengan menggunakan uap.Anonymoushttps://www.blogger.com/profile/01230424697175977311noreply@blogger.com